Hermiyetti
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
Erlinda Katlanis
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
e-mail: jurica.lucyanda@bakrie.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme good corporate governance sebagai variabel independen
diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan komite
audit. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen diukur dengan return on
assets dan return on equity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2012. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan
keuangan tahunan perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan komite audit memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan..
Kata kunci: mekanisme good corporate governance, return on assets dan return on equity.
Abstract
The purpose of this research is to examine the effect of good corporate governance mechanism
toward firm’s financial performance. Good corporate governance, as the independent variable in this
research is proxied by managerial ownership, institutional ownership, foreign ownership, and audit
committee. Meanwhile, firm’s financial performance as dependent variable is measured by return on
assets (ROA) and return on equity (ROE). The population in this research is manufacturing firms
listed on Indonesia Stock Exchange for the period of 2009-2012. Purposive judgement sampling is the
sampling method used for the selected samples in this research and analyzed by multiple regressions
method. This research uses secondary data, namely the annual financial statements of firms. The
result of this study indicate that managerial ownership, institutional ownership, foreign ownership,
and audit committee has a positive and significant effect on firm’s financial performance.
25
PENDAHULUAN institusional, kepemilikan keluarga,
Konflik keagenan dapat kepemilikan Negara, kepemilikan asing,
diminimalisir dengan penerapan tata kelola dan kepemilikan publik. Kepemilikan
perusahaan yang baik, yang disebut keluarga tidak digunakan dalam penelitian
dengan Good Corporate Governance ini karena kepemilikan keluarga pada
(GCG). GCG merupakan seperangkat perusahaan yang terdaftar pada BEI tidak
aturan yang mendefinisikan hubungan lebih dari 5%. Kepemilikan publik
antara pemegang saham, manajer, kreditor merupakan kepemilikan individu yang
pemerintah, karyawan, dan pemangku tidak wajib dicatat yang besarnya kurang
kepentingan internal dan eksternal lainnya dari 5%. Kepemilikan Negara juga tidak
yang berkaitan dengan tanggung jawab digunakan karena hanya terbatas pada
mereka (Cadbury Committee, 2003). GCG BUMN saja. Menurut Chai (2010),
ini berperan dalam memastikan bahwa persentase lebih dari 5% merupakan
manajemen perusahaan dilaksanakan indikator yang sesuai dalam melakukan
dengan baik dan manajemen perusahaan penelitian mengenai kepemilikan saham di
yang baik tersebut dapat mengembangkan perusahaan. Kepemilikan manajerial
bisnis perusahaan sesuai dengan target merupakan kepemilikan saham oleh
yang telah direncanakan. Perusahaan yang manajemen perusahaan, misalnya
baik harus memiliki nilai-nilai integritas, kepemilikan saham dari anggota Dewan
kejujuran, dan keseimbangan yang Direksi. Kepemilikan institusional adalah
dijadikan sebagai dasar untuk memahami kepemilikan saham oleh institusi yang
dalam menerapkan GCG sehingga bergerak di bidang keuangan,
manajemen dapat memiliki kinerja yang nonkeuangan, atau badan hukum lainnya.
optimal dan perusahaan mampu Kepemilikan asing adalah kepemilikan
memberikan nilai kepada masyarakat. saham oleh pihak-pihak asing atau dari
Menurut Bernhart dan Rosenstein (1998) luar negeri, baik individu maupun
dalam Siallagaan dan Machfoedz (2006), institusional.
GCG memiliki beberapa mekanisme yang Selain struktur kepemilikan, ada
digunakan untuk mengatasi konflik satu komponen lagi yang penting juga
keagenan, antara lain kepemilikan dalam penerapan GCG yakni komite audit.
manajerial, kepemilikan institusional, Komite audit merupakan komite yang
dewan komisaris, dan komite audit. dibentuk oleh Dewan Komisaris yang
Struktur kepemilikan dapat terdiri tugasnya berkaitan dengan audit eksternal,
dari kepemilikan manajerial, kepemilikan audit internal, dan pengendalian internal.
26
Konflik keagenan yang terjadi di membatasi keputusan-keputusan yang
perusahaan dapat memengaruhi kinerja dilakukan oleh manajemen perusahaan.
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan Kepemilikan institusional akan mendorong
perusahaan memperlihatkan kemampuan peningkatan pengawasan yang lebih
perusahaan untuk memberikan keuntungan optimal terhadap kinerja manajemen.
dari aset, ekuitas, dan utang, serta Tingkat kepemilikan institusional yang
mencerminkan prestasi kerja yang telah tinggi akan menimbulkan usaha
dicapai oleh suatu perusahaan dalam pengawasan yang lebih besar oleh pihak
waktu tertentu untuk tetap bertahan sesuai investor institusional, sehingga
dengan prinsip going concern, yakni kepemilikan institusional menjadi
perusahaan diasumsikan beroperasi secara mekanisme yang handal dan mampu
terus-menerus sehingga kinerja keuangan memotivasi manajer dalam meningkatkan
harus baik (Fahrudin, 2011). Kinerja kinerja perusahaan. Mollah, Farooque, dan
keuangan perusahaan dapat diukur melalui Karim (2010) justru menunjukan bahwa
banyak metode pengukuran kinerja, antara kepemilikan institusional berpengaruh
lain cash ratio, quick ratio, current ratio, negatif terhadap kinerja keuangan yang
net working capital ratio, debt to equity diukur dengan ROA dan ROE. Semakin
ratio, debt to total assets, time interest tinggi persentase kepemilikan saham oleh
earned, fixed charge coverage, inventory institusi maka semakin rendah nilai ROA
turnover, fixed assets turnover, total assets dan ROE.
turnover, average receivables collection Kepemilikan asing dan
period, gross profit margin (GPM), kepemilikan institusional lebih mampu
operating profit margin (OPM), net profit mengendalikan kebijakan manajemen
margin (NPM), return on assets (ROA), karena memiliki kemampuan dan
return on equity (ROE), return on pengalaman yang baik di bidang keuangan
investment (ROI), earning per share, price dan bisnis (Sanghoon, 2008). Hasil
earnings ratio (PER), dividend yield, penelitian dari Umalomwa dan Olamide
dividend payout ratio (DPR), price to book (2012) juga menunjukan bahwa
value (PBV), economic value added kepemilikan asing berpengaruh positif
(EVA), dan market value added (MVA). signifikan terhadap kinerja perusahaan
Pengaruh kepemilikan institusional yang diukur dengan ROA. Semakin tinggi
dalam pengelolaan perusahaan cenderung persentase kepemilikan asing, maka
pasif dibandingkan dengan kepemilikan semakin tinggi ROA yang dihasilkan
manajerial karena hanya berfungsi untuk perusahaan.
27
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
28
Terdapat beberapa alasan bagi
Kepemilikan Institusional perusahaan yang memiliki kepemilikan
Struktur kepemilikan lainnya saham asing memberikan pengungkapan
adalah kepemilikan institusional. yang lebih dibandingkan yang tidak.
Kepemilikan institusional merupakan Alasan yang pertama, perusahaan asing
jumlah saham yang dimiliki oleh lembaga mendapatkan pelatihan yang lebih baik
atau institusi lain. Pemegang saham dalam bidang akuntansi dari perusahaan
institusional biasanya berbentuk entitas, induk di luar negeri. Kedua, perusahaan
seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, tersebut mungkin mempunyai sistem
dan reksadana. Investor institusional informasi yang lebih efisien untuk
memiliki kapabilitas untuk menganalisis memenuhi kebutuhan internal dan
laporan keuangan secara langsung kebutuhan perusahaan induk. Ketiga,
dibandingkan dengan investor individual. kemungkinan permintaan yang lebih besar
Menurut Potter (1991), laporan keuangan pada perusahaan berbasis asing dari
periodik merupakan laporan yang pelanggan, pemasok dan masyarakat
diterbitkan manajemen sebagai sumber umum.
informasi bagi investor institusional dalam
melakukan aktivitas monitoring. Komite Audit
Kepemilikan Asing Berikut ini pengertian komite audit
Kepemilikan saham asing (foreign yang didefinisikan oleh beberapa ahli,
shareholding) adalah jumlah saham yaitu: (1) Komite audit adalah suatu
perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing. komite yang berpandangan tentang
Dengan tersebarnya mayoritas masalah akuntansi, laporan keuangan dan
kepemilikan saham kepada kepemilikan penjelasannya, sistem pengawasan internal
asing (foreign ownership) maka serta auditor independen (Collier, 1999;
pelaksanaan monitoring para pemegang Forum for Corporate Governance in
saham kepada pihak manajemen Indonesia/ FCGI, 2002; dalam Zarkasyi,
perusahaan menjadi lemah karena 2008). (2) Komite audit adalah suatu
pemegang saham tidak mempunyai komite yang anggotanya merupakan
insentif dan kemampuan untuk memonitor anggota Dewan Komisaris yang terpilih
manajemen. Kurangnya monitoring yang pertanggungjawabannya adalah
pemegang saham juga berkaitan dengan membantu menetapkan auditor independen
adanya masalah freerider (Zhuang, dkk., terhadap usulan manajemen. Kebanyakan
2000 dalam Gunarsih, 2003). komite audit terdiri dari 3 sampai 5
29
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
kadang-kadang sampai 7 orang yang rupiah modal dari pemilik. Rasio ini
bukan merupakan bagian manajemen dipengaruhi oleh besar kecilnya utang
perusahaan (Arens et al. 2007). perusahaan. Semakin besar proporsi utang
maka rasio ini juga akan semakin besar.
Kinerja Keuangan Perusahaan ROE dihitung berdasarkan perbandingan
Return On Assets (ROA) laba sebelum pajak dan total ekuitas.
ROA adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat profitabilitas
Kepemilikan Manajerial dan Kinerja
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
Keuangan
mengukur seberapa besar laba bersih yang
Bos, Pendleton, dan Toms (2011)
dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang
menunjukan bahwa kepemilikan
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi laba
manajerial berpengaruh signifikan
yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula
terhadap kinerja perusahaan yang diukur
ROA. Hal ini berarti bahwa perusahaan
dengan ROE, Tobin’s Q Ratio, dan
semakin efektif dalam penggunaan aset
CSARR. Pembagian kepemilikan
untuk menghasilkan keuntungan. ROA
manajerial itu penting karena masing-
dihitung berdasarkan perbandingan laba
masing kelompok pemegang saham
sebelum pajak dan total aktiva. ROA ini
memiliki insentif keuangan yang berbeda-
mengukur kemampuan aktiva perusahaan
beda. Hasil penelitian dari Umalomwa dan
dalam memperoleh laba dari operasi
Olamide (2012) menunjukan bahwa
perusahaan (Husnan dan Pujiastuti, 2002).
kepemilikan manajerial berpengaruh
Laba yang digunakan dalam pengukuran
positif signifikan terhadap kinerja
merupakan laba sebelum bunga dan pajak
perusahaan yang diukur dengan ROA.
karena hasil operasi yang ingin diukur.
Kepemilikan manajerial meningkatkan
Aktiva yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan karena manajer
kemampuan memperoleh laba operasi
termotivasi untuk menggandakan
adalah aktiva operasional.
upayanya sebagai bagian dari pemegang
30
menyatakan bahwa kepemilikan kepemilikan institusional menjadi
manajerial berpengaruh positif signifikan mekanisme yang handal dan mampu
terhadap kinerja keuangan perusahaan memotivasi manajer dalam meningkatkan
yang diukur dengan pertumbuhan kinerja perusahaan. Brickley et al., (1998)
penjualan dan ROA. Perusahaan yang dalam Kartikawati (2009) menemukan
memiliki tingkat kepemilikan manajerial bahwa kepemilikan institusional
yang tinggi akan menghasilkan berpengaruh positif terhadap kinerja
profitabilitas yang tinggi. Hal ini berbeda perusahaan. Hasil penelitian dari Mollah,
dengan hasil penelitian Herawaty (2008) Farooque, dan Karim (2010) justru
yang membuktikan bahwa kepemilikan menunjukan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap institusional berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan kinerja keuangan yang diukur dengan
Tobin’s Q Ratio. Berdasarkan penjelasan ROA dan ROE. Pound (1998) dalam
di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis Kartikawati (2009) juga menyatakan
sebagai berikut: bahwa kepemilikan institusional
H1: kepemilikan manajerial berpengaruh berpengaruh negatif terhadap kinerja
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ardianingsih dan Ardiani
perusahaan (2010) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh secara
Kepemilikan Institusional dan Kinerja signifikan terhadap kinerja perusahaan
Keuangan yang diukur dengan Tobin’s Q Ratio.
Kepemilikan institusional akan Kepemilikan pemegang saham
mendorong peningkatan pengawasan yang institusional dengan klaim kecil itu hanya
lebih optimal terhadap kinerja manajemen. memiliki kesempatan yang kecil untuk
Dengan adanya keberadaan investor memonitor manajemen perusahaan
institusional dianggap mampu menjadi sehingga kepemilikan institusional
mekanisme monitoring yang efektif dalam tersebut tidak mampu untuk mendorong
setiap keputusan yang diambil oleh peningkatan kinerja perusahaan.
manajer sehingga manajemen akan lebih H2: kepemilikan institusional berpengaruh
berhati-hati dalam mengambil keputusan. positif terhadap kinerja keuangan
Tingkat kepemilikan institusional yang perusahaan
tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak
investor institusional, sehingga
31
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
32
Kepemilikan Institusional variabel dummy, jika perusahaan memiliki
Kepemilikan institusional (X2)
komite audit maka akan diberi angka 1 dan
menurut Madura (2006) adalah
jika sebaliknya akan diberi angka 0.
kepemilikan yang dimiliki oleh lembaga
atau institusi lain yang biasanya memiliki Variabel Dependen
Variabel dependen dalam
nilai substansial, sehingga dapat meminta
penelitian ini adalah kinerja keuangan
pertanggungjawaban dan kontrol dari
perusahaan dengan menggunakan
manajer perusahaan. Kepemilikan
indikator Return On Assets (ROA)/ Y1 dan
institusional diukur dengan menggunakan
Return On Equity (ROE)/ Y2. ROA (Y1)
indikator persentase jumlah saham yang
menurut M. Hanafi dan Abdul Halim
dimiliki institusi dari seluruh modal saham
(2004) adalah rasio yang mengukur
yang beredar
kemampuan perusahaan dalam
Kepemilikan Asing menghasilkan laba dengan menggunakan
Kepemilikan asing (X3) menurut
total aset (kekayaan) yang dipunyai
Zhuang, dkk (2000) dalam Gunarsih
perusahaan setelah disesuaikan dengan
(2003) adalah jumlah saham perusahaan
biaya-biaya untuk menandai aset tersebut.
yang dimiliki oleh pihak asing.
ROA (Y1) diukur menggunakan
Kepemilikan asing diukur menggunakan
perbandingan net profit dengan total
persentase kepemilikan saham asing dari
assets.
seluruh saham yang beredar.
Sedangkan ROE (Y2) menurut
Sutrisno (2005) adalah rasio yang
Komite Audit
Komite audit (D1) menurut FCGI menggambarkan kemampuan perusahaan
(2002) adalah komite yang beranggotakan dalam menghasilkan keuntungan dari
Komisaris Independen dan terlepas dari modal sendiri yang dimiliki. ROE (Y2)
kegiatan manajemen sehari-hari dan diukur menggunakan perbandingan net
mempunyai tanggung jawab utama untuk profit dengan total equity
membantu Dewan Komisaris dalam
menjalankan tanggung jawabnya terutama METODE ANALISIS DATA
dengan masalah yang berhubungan dengan Uji Asumsi Klasik
kebijakan akuntansi perusahaan. Dalam Dalam melakukan analisis data,
penelitian ini, komite audit diukur langkah awal yang dilakukan adalah
berdasarkan keberadaannya di dalam melakukan uji asumsi klasik untuk
perusahaan. Variabel ini merupakan memastikan model regresi yang digunakan
33
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
34
< R2< 1. Nilai R2 yang kecil berarti manajerial, institusional, dan asing,
kemampuan variabel-variabel independen sehingga jumlah akhir sampel adalah 88
dalam menjelaskan variasi variabel perusahaan.
independen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel Statistik Deskriptif
independen memberikan hampir semua Statistik deskriptif variabel
informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan :
memprediksi variasi variabel independen. 1. Rata-rata KM adalah 22,14% dalam
rentang minimum dan maksimum yaitu
Uji Statistik F 0% sampai dengan 96%. KM ini
Uji statistik F digunakan untuk merupakan persentase jumlah saham yang
menunjukan apakah semua variabel dimiliki pihak manajemen dari seluruh
independen yang dimaksud dalam modal saham perusahaan yang beredar.
penelitian mempunyai pengaruh secara Perusahaan yang memiliki nilai KM diatas
simultan terhadap variabel dependen rata-rata yaitu sejumlah 116 perusahaan
(Ghozali, 2006). atau 32,95% dari jumlah sampel secara
keseluruhan. Deviasi standar dari variabel
Uji Statistik t KM ini adalah sebesar 0,28707.
Menurut Ghozali (2006) uji 2. Rata-rata nilai KI adalah sebesar
statistik t digunakan untuk menunjukan 23,47%. Nilai ini berada dalam rentang
seberapa jauh pengaruh satu variabel minimum 0% sampai dengan 91%. KI ini
independen secara individual dalam merupakan persentase jumlah saham yang
menerangkan variabel dependen. dimiliki pihak lembaga atau institusi lain
dari seluruh modal saham perusahaan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN beredar. Perusahaan yang memiliki nilai
Gambaran Umum Objek Penelitian dan
KI diatas rata-rata yaitu sebesar 150
Statistik Deskriptif
Berdasarkan kriteria, jumlah perusahaan atau 42,61% dari jumlah
sampel masih tetap 125 perusahaan. sampel secara keseluruhan. Deviasi
Kriteria selanjutnya adalah perusahaaan standar dari KI ini adalah 0,18783.
memiliki data mengenai komite audit. 3. Rata-rata nilai KA adalah sebesar
Berdasarkan kriteria tersebut, total sampel 26,58% dengan deviasi standar sebesar
yang tersisa masih tetap 125 perusahaan. 0,29812. KA ini merupakan persentase
Kriteria terakhir adalah perusahaan jumlah saham yang dimiliki pihak asing
memiliki sebagian modal sahamnya dari dari seluruh modal saham perusahaan yang
35
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
beredar. Perusahaan yang memiliki nilai Sig. lebih kecil dari 0,01 (0,000 < 0,01)
diatas rata-rata yaitu berjumlah 137 yang menunjukan signifikan. Artinya,
perusahaan atau sebesar 38,92% dari total kepemilikan manajerial, kepemilikan
keseluruhan sampel. Nilai KA terendah institusional, kepemilikan asing, dan
adalah sebesar 0% dan nilai tertinggi komite audit berpengaruh secara signifikan
adalah sebesar 99%. terhadap Return On Assets.
4. Rata-rata nilai komite audit adalah Melalui analisis regresi linier
sebesar 0,99 dengan deviasi standar 0,075. berganda, variabel kepemilikan
5. Rata-rata nilai ROA adalah sebesar manajerial, kepemilikan institusional,
9,51%. Perusahaan yang memiliki nilai kepemilikan asing, dan komite audit
ROA diatas rata-rata adalah sebanyak 114 terbukti signifikan memengaruhi ROA
perusahaan atau sebesar 32,29% dari dengan kontribusi sebesar 75,8%; R2 =
keseluruhan sampel. Deviasi standar dari 0,758; F(4.347) = 87,66
variabel ROA ini adalah sebesar 0,53184. Berdasarkan pengujian terhadap
6. Rata-rata nilai ROE adalah sebesar variabel dependen ROE, didapat hasil nilai
16,84%. Perusahaan yang memiliki nilai Sig. lebih kecil dari 0,01 (0,000 < 0,01)
ROE diatas rata-rata adalah sebanyak 126 yang menunjukan signifikan. Artinya,
perusahaan atau sebesar 35,79% dari kepemilikan manajerial, kepemilikan
keseluruhan sampel. Deviasi standar dari institusional, kepemilikan asing, dan
variabel ROE ini adalah sebesar 0,98399. komite audit berpengaruh secara signifikan
Uji Asumsi Klasik terhadap Return On Equity.
Uji Normalitas Data Berdasarkan hasil pengujian
Uji One-Sample Kolmogorov- tersebut maka dapat dianalisis mengenai
Smirnov Test menunjukan hasil semua pengujian hipotesis yang telah dibuat
Asymp. Sig (2-tailed) signifikan (nilai sig sebelumnya sebagai berikut :
lebih besar dari 0,05; 0,670 > 0,05; 0,652 1. Hipotesis 1: kepemilikan manajerial
> 0,05). Oleh karena itu, berdasarkan uji berpengaruh positif terhadap kinerja
tersebut dinyatakan bahwa model regresi keuangan perusahaan. Berdasarkan
dalam penelitian ini memenuhi asumsi pengujian hipotesis 1 dari uji t untuk
normalitas. variabel KM adalah 0,000 lebih kecil dari
α = 5%. Sehingga berdasarkan hasil
Analisis Regresi Linier Berganda tersebut maka hipotesis 1 diterima. Jadi,
Berdasarkan pengujian terhadap berdasarkan penelitian ini kepemilikan
variabel dependen ROA, didapat hasil nilai
36
manajerial berpengaruh positif terhadap Pembahasan Hasil Penelitian
kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini variabel KM
2. Hipotesis 2: kepemilikan institusional (kepemilikan manajerial) terbukti
berpengaruh positif terhadap kinerja berpengaruh positif dan signifikan
keuangan perusahaan. Berdasarkan terhadap kinerja keuangan perusahaan
pengujian hipotesis 2 tersebut dari uji t yang diukur dengan Return On Assets
untuk variabel KI adalah 0,000 lebih kecil (ROA) dan Return On Equity (ROE). Nilai
dari α = 5%. Sehingga berdasarkan hasil signifikan ini menunjukan perubahan
tersebut maka hipotesis 2 diterima. Jadi, proporsi kepemilikan manajerial akan
berdasarkan penelitian ini kepemilikan memengaruhi perubahan kinerja keuangan
institusional berpengaruh positif terhadap perusahaan. Pada tahun 2010, 2011, dan
kinerja keuangan perusahaan. 2012 rata-rata perusahaan sampel
3. Hipotesis 3: kepemilikan asing mengalami kenaikan proporsi kepemilikan
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial sebesar 1,9%, 3%, dan 1,8%;
keuangan perusahaan. Berdasarkan ROA sebesar 5,3%, 2,21%, dan 7,7%;
pengujian hipotesis 3 dari uji t untuk serta ROE sebesar 17,5%, 48,8%, dan
variabel KA adalah 0,000 lebih kecil dari 31,2%. Data tersebut menunjukan bahwa
α = 5%. Sehingga berdasarkan hasil semakin besar proporsi kepemilikan
tersebut maka hipotesis 3 diterima. Jadi, manajerial, maka semakin meningkat
berdasarkan penelitian ini kepemilikan kinerja keuangan perusahaan. Hasil
asing berpengaruh positif terhadap kinerja penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang
keuangan perusahaan. diajukan. Hasil penelitian
4. Hipotesis 4: komite audit berpengaruh mengindikasikan bahwa penerapan
positif terhadap kinerja keuangan kepemilikan manajerial dalam perusahaan
perusahaan. Berdasarkan pengujian sampel sudah berjalan efektif sehingga
hipotesis 4 dari uji t untuk variabel KAu berpengaruh dalam membantu penyatuan
adalah 0,000 lebih kecil dari α = 5%. kepentingan antara manajer dan pemilik
Sehingga berdasarkan hasil tersebut maka yang dapat memotivasi manajer dalam
hipotesis 4 diterima. Jadi, berdasarkan melakukan tindakan guna meningkatkan
penelitian ini kepemilikan manajerial kinerja keuangan perusahaan. Para
berpengaruh positif terhadap kinerja manajer secara aktif ikut dalam
keuangan perusahaan. pengambilan keputusan perusahaan yang
keputusannya tersebut berpengaruh besar
terhadap peningkatan keuntungan
37
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
38
yang menemukan bahwa kepemilikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan
institusional berpengaruh positif terhadap sampel memiliki pengaruh yang besar
kinerja perusahaan. Namun, hasil dalam pengambilan keputusan perusahaan
penelitian ini bertentangan dengan untuk menaikan keuntungan perusahaan
penelitian dari Mollah, Farooque, dan yang dapat meningkatkan kinerja
Karim (2010) yang justru menunjukan keuangan perusahaan. Pemilik asing
bahwa kepemilikan institusional mampu menyuarakan kepentingan pemilik
berpengaruh negatif terhadap kinerja secara luas jika terdapat kebijakan
keuangan yang diukur dengan ROA dan manajemen yang merugikan karena
ROE. Pound (1998) dalam Kartikawati adanya benturan kepentingan antara
(2009) juga menyatakan bahwa manajemen dan pemilik. Kepemilikan
kepemilikan institusional berpengaruh asing juga mengawasi secara aktif
negatif terhadap kinerja perusahaan. Hasil perkembangan perusahaan dengan
penelitian ini mendukung penelitian melakukan konfirmasi langsung kepada
sebelumnya yang dilakukan Ardianingsih manajemen atas setiap tindakannya yang
dan Ardiyani (2010). dilakukan untuk perusahaan. Penelitian ini
Variabel KA (kepemilikan asing) mendukung penelitian dari Umalomwa
berpengaruh positif dan signifikan dan Olamide (2012) yang menunjukan
terhadap ROA dan ROE. Hal ini sesuai bahwa kepemilikan asing berpengaruh
dengan hipotesis yang diajukan dalam positif signifikan terhadap kinerja
penelitian ini. Nilai signifikan menunjukan perusahaan.
perubahan proporsi kepemilikan asing Variabel KAu (komite audit)
akan memengaruhi perubahan kinerja terbukti berpengaruh positif dan signifikan
keuangan perusahaan. Pada tahun 2010, terhadap kinerja perusahaan yang
2011, dan 2012 rata-rata perusahaan diproksikan dengan ROA dan ROE.
sampel mengalami kenaikan proporsi Pengaruh komite audit terhadap ROA dan
kepemilikan asing sebesar 3,5%, 4,6%, ROE berhasil membuktikan hipotesis
dan 4,4%; ROA sebesar 5,3%, 2,21%, dan dalam penelitian ini. Nilai signifikan
7,7%; serta ROE sebesar 17,5%, 48,8%, menunjukan keberadaan komite audit akan
dan 31,2%. Data tersebut menunjukan memengaruhi perubahan kinerja keuangan
bahwa semakin besar proporsi perusahaan. Mayoritas perusahaan sampel
kepemilikan asing, maka semakin memiliki data mengenai komite audit
meningkat kinerja keuangan perusahaan. kecuali dua perusahaan yaitu PT Sorini
Hasil penelitian ini mengindikasikan Agro Asia Corporindo, Tbk dan PT
39
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
40
(ROA dan ROE). Semakin besar jumlah yang mewakili masing-masing industri.
proporsi kepemilikan institusional, Sehingga semakin memperkuat hasil
semakin meningkat juga kinerja keuangan penelitian dan hasil penelitian tidak
perusahaan. terbatas pada industri tertentu.
3. Kepemilikan Asing (KA) berpengaruh 2. Menambahkan variabel lain yang
positif dan signifikan terhadap kinerja memiliki pengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan (ROA dan ROE). keuangan perusahaan. Variabel yang dapat
Kepemilikan asing memiliki pengaruh ditambahkan adalah Dewan Komisaris.
yang besar dalam pengambilan keputusan Serta menambah variabel lain sebagai
perusahaan untuk meningkatkan kinerja proksi dari kinerja keuangan perusahaan
keuangan perusahaan. yaitu Economic Value Added (EVA).
4. Komite Audit (KAu) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja DAFTAR PUSTAKA
keuangan perusahaan (ROA dan ROE). Almudehki N, & Zeitun R. (2012).
Ownership Structure and Corporate
Penerapan komite audit sudah efektif
Performance: Evidence from Qatar.
dalam penentuan kebijakan akuntansi Retrieved March 15, 2013, from
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cf
perusahaan untuk meningkatkan kinerja
m?abstract_id=2154289
keuangan perusahaan. Hasil penelitian
Ardianingsih A, & Ardiyani K. (2010).
mendukung teori Bernhart & Roseinstein Analisis Pengaruh Struktur
(1998) yang menyatakan bahwa komite Kepemilikan terhadap Kinerja
Perusahaan. Jurnal Pena, 19(2).
audit merupakan salah satu mekanisme
Amin A. (2007). Pendeteksian Earnings
Good Corporate Governance (GCG) yang
Management, Underpricing dan
dapat mengatasi konflik kepentingan yang Pengukuran Kinerja Perusahaan yang
Melakukan Kebijakan Initial Public
bisa meningkatkan kinerja perusahaan.
Offering (IPO) di Indonesia.
Kumpulan Makalah SNA X.
Saran Arens, Alvin A, Ekder J. R, & Beasley.
Merujuk pada hasil dan (2007). Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach
keterbatasan penelitian, maka dapat (12th Ed.). Englewood New Jersey:
diberikan beberapa masukan bagi Prentice Hall.
penelitian selanjutnya agar menjadi lebih Bos S, Pendleton A, & Toms S. (2011).
Governance thresholds, managerial
baik, adalah sebagai berikut : ownership and corporate
1. Pengambilan sampel dapat diperbanyak performance: Evidence from the UK.
Retrieved March 15, 2013, from
dengan mengubah kriteria pemilihan http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cf
sampel tetapi tetap mengambil perusahaan m?abstract_id=1776303
41
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016
42
Sutrisno. (2005). Manajemen Keuangan
Teori Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Penerbit Ekonosia.
Umalomwa U, & Olamide O. (2012). An
Empirical of the Relationship
between Ownership Structure and
the Performance of Firms in Nigeria.
International Business Research,
5(1).
Wahidahwati. (2002). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional Pada
Kebijakan Hutan Perusahaan :
Sebuah Perspektif Agency Theory.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
5(1).
43