Anda di halaman 1dari 5

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

KEJAKSAAN NEGERI
PEKANBARU
SEKSI PENGELOLAAN BARANG BUKTI
DAN BARANG RAMPASAN

PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG BUKTI DAN BARANG RAMPASAN

o Barang Bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang
telah dilakukan penyitaan oleh penyidik untuk keperluan ; pemeriksaan dalam tingkat
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan;

o Pengelolaan Barang Bukti adalah tata cara atau proses penerimaan, penyimpanan,
pengamanan, perawatan, pengeluaran, dan pemusnahan benda sitaan dari ruang atau tempat
khusus penyimpanan barang bukti;

o Pejabat Pengelola Barang Bukti mempunyai tugas dan wewenang untuk menerima, menyimpan,
mengamankan, merawat, mengeluarkan, dan memusnahkan benda sitaan dari ruang atau
tempat khusus penyimpanan barang bukti;

o Tempat Penyimpanan Barang Bukti adalah ruangan atau tempat khusus yang disiapkan dan
ditetapkan berdasarkan surat ketetapan oleh Kepala Satuan Kerja (Kasatker) untuk menyimpan
benda-benda sitaan penyidik berdasarkan sifat dan jenisnya;

 PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Dalam melaksanakan tugas pengelolaan barang bukti yang dilakukan oleh Petugas Barang Bukti
Kejaksaan Negeri Pekanbaru standar kerja sebagai pedoman di dalam melaksanakan tugas pokok.
Standar kerja ini sekaligus dapat digunakan untuk menilai kinerja secara internal maupun eksternal.
Standar internal yang bersifat prosedural ini yang diinterpretasikan sebagai Standar Operasional
Prosedur (SOP). Pembuatan SOP menjadi relevan karena sebagai tolak ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja dalam melaksanakan program kerjanya. Secara konseptual prosedur
diartikan sebagai langkah-langkah sejumlah intruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang
dikehendaki.

Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem dan mekanisme tata kerja
internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan.

1. PROSEDUR PENERIMAAN BARANG BUKTI

 Meneliti Surat Perintah Penyitaan dan Berita Acara Penyitaan serta penetapan hakim;
 Mengecek, mengidentifikasi dan mencocokkan jumlah dan jenis barang bukti;
 Melebel dan membungkus (melak);
 Mencatat barang bukti yang diterima ke dalam buku register Daftar Barang Bukti ;
 Melakukan pemotretan terhadap barang bukti untuk dokumentasi;
 Melaporkan kepada Pimpinan.

2. PROSEDUR PENYIMPANAN BARANG BUKTI

 Pemeriksaan dan pengawasan secara berkala paling lama 2 (dua) minggu sekali dan
melaporkan kepada Pimpinan;
 Mengecek barang bukti yang berbahaya, berharga, atau yang memerlukan pengawetan;
 Menjaga dan mencegah agar barang bukti tidak dicuri, rusak, atau menguap;
 Mencatat dan melaporkan kepada Jaksa Penuntut Umum apabila terjadi kerusakan dan
penyusutan terhadap barang bukti yang disimpan.
3. PROSEDUR PENGELUARAN BARANG BUKTI UNTUK PERSIDANGAN

 Jaksa Penuntut Umum sehari sebelum sidang memberitahukan rencananya secara terlulis
Nota Dinas (Nodis) untuk mengambil Barang Bukti guna keperluan sidang kepada Kasi
Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan, Kasubsi Barang Bukti.
 Kasi Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan, Kasubsi Barang Bukti segera
memberitahukan kepada Petugas barang bukti untuk mempersiapkan barang bukti yang
akan dibawa kemuka sidang.
 Pengeluaran barang bukti untuk keperluan sidang diberikan oleh Petugas barang bukti
kepada Jaksa Penuntut Umum dengan membuat tanda terima dicatat pada papan kontrol
dan Kartu Barang Bukti (B-4).
 Terhadap barang bukti yang sekiranya tidak mungkin seluruhnya dibawa kedepan
persidangan karena wujud atau jumlahnya terlalu banyak. atau karena berbahaya seperti
bahan peledak diusahakan pendekatan dengan Hakim agar cukup contohnya saja yang
diajukan. Sedangkan untuk barang bukti yang karena sifat physiknya tidak mungkin dibawa
kedepan sidang agar cukup diajukan surat-surat tanda milik barang bukti tersebut.
 Terhadap barang bukti sebagaimana tersebut diatas, Jaksa Penuntut Umum harus
menyiapkan barang bukti tersebut ditempat penyimpanan untuk sewaktu-waktu dapat
diperiksa oleh Hakim. Pengambilan dan pengembalian harang bukti yang dititipkan pada
Bank atau Lembaga Keuangan lainnya disesuaikan dengan prosedur pengambilan pada Bank
dengan diketahui oleh Kajari/Kacabjari.
 Barang Bukti wajib dikembalikan Jaksa Penuntut Umum setelah selesai sidang. Pemegang
barang bukti selelah menerima kembali barang bukti wajib meneliti sifat, ciri khas dan segel
barang bukti, apakah masih tetap seperti keadaan semula. Jika keadaannya berubah supaya
dalam kartu tanda bukti dan papan kontrol dibuatkan catatan tentang itu pada kolom
keterangan serta dilaporkan kepada Kajari / Kacabjari.

4. PROSEDUR UNTUK MENGETAHUI STATUS BARANG BUKTI

 Pemilik/calon penerima barang bukti dapat langsung menanyakan kepada petugas barang
bukti di Kantor Kejaksaan Negeri Pekanbaru atau menghubungi Petugas Barang Bukti
Kejaksaan melalui Pesan Whatsap (WA) / SMS dengan format ( #Jaksa Penuntut Umum#,
#Jenis Barang Bukti, #Jenis Barang Bukti, #Jenis Perkara) ke Nomor 0812-6828-9977.
 Petugas Barang Bukti akan memberikan status Hukum Barang Bukti apakah masih
dipergunakan untuk proses persidangan atau masih digunakan dalam perkara lain, maka
petugas akan memberitahukan kepada pemilik dan apabila telah incraht, petugas akan
memberitahukan kepada pemilik Barang Bukti, agar melengkapi Dokumen yang diperlukan
melalui pesan WA/SMS atau petugas akan mengirimkan surat kepada pemilik/penerima
barang bukti.

5. PROSEDUR PENGEMBALIAN BARANG BUKTI KEPADA YANG BERHAK

 Memberi salam kepada Pemilik/penerima barang bukti.


 Petugas barang bukti menyerahkan formulir pengembalian barang bukti kepada
pemilik/penerima barang bukti.
 Pemilik/penerima barang bukti mengisi formulir pengembalian barang bukti.
 Petugas meminta dokumen yang perlukan untuk pengembalian barang bukti berupa :
- Dokumen dari Jaksa Penuntut Umum
 Petikan Putusan Pengadilan
 P-48 (surat perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan)
 BA-17 (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan)
- Dokumen dari pemilik/penerima barang bukti
 Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/Identitas lainnya
 Fotocopy BPKB/Surat Keterangan Finance/Surat Pernyataan BPKB
 Fotocopy STNK/Surat Kehilangan dari Kepolisian
Apabila barang buktinya berupa kendaraan bermotor
 Surat Kuasa ber materai 6000 (apabila yang mengambil bukan atas nama
Kendaraan, apabila bunyi dari petikan putusan pengadilan, dikembalikan kepada
terdakwa atau orang lain)
 Setelah dokumen-dokumen dilengkapi oleh pemilik/penerima barang bukti kemudian
petugas barang bukti menerbitkan dokumen-dokumen berupa Nota pendapat dan BA-20
(Berita Acara Pengembalian Barang Bukti) yang ditandatangani oleh kasubsi Barang Bukti
dan Kasi Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan serta Surat Pengembalian Barang
Bukti kepada kepala Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Pekanbaru
apabila barang bukti dititipkan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negera (Rupbasan)
Pekanbaru.
 Setelah dokumen-dokumen tersebut ditandatangani oleh kasubsi Barang Bukti dan Kasi
Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan, Penerima barang Bukti dapat mengambil
barang bukti langsung di Kantor Kejaksaan Negeri Pekanbaru atau di Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Pekanbaru, apabila penerima barang bukti tidak dapat
melakukan pengambilan barang bukti maka petugas barang bukti akan memberikan
pelayanan pengantaran barang bukti langsung ke alamat penerima/pemilik barang bukti
secara gratis;
 Petugas barang bukti membuat Berita Acara Serah Terima Barang Bukti;
 Mencatat dalam buku mutasi atau buku register;
 Melaporkan setiap kegiatan kepada Pimpinan atau Atasan.
HAKIM

PUTUSAN / VONIS
PERKARA INKRACHT PENETAPAN HAKIM

JPU JPU

BERITA ACARA PELAKSANAAN PETIKAN PUTUSAN


DAN BERITA ACARA PENGEMBALIAN BARANG BUKTI
BERITA ACARA PELAKSANAAN PETIKAN PUTUSAN
DAN BERITA ACARA PENGEMBALIAN BARANG BUKTI

ORANG / PIHAK YANG DI JELASKAN MEMENUHI


PERSYARATAN / PENETAPAN HAKIM

PETUGAS MENYERAHKAN BARANG BUKTI

6. PROSEDUR BARANG RAMPASAN

 Barang rampasan yang telah diputus oleh Pengadilan dilimpahkan penanganannya kepada
Bidang yang berwenang menyelesaikan barang rampasan sesegera mungkin setelah
keputusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, dengan menyertakan salinan
vonnis atau extract vonnis dan pendapat hukum.
 Setelah menerima barang rampasan, bidang yang berwenang menyelesaikan barang
rampasan mengajukan permohonan kepada Kepala Kejaksaan Negeri atau Kepala Kejaksaan
Tinggi atau Jaksa Agung Muda yang berwenang menyelesaikan barang rampasan .
 Setiap barang rampasan yang akan dijuallelang oleh Kejaksaan terlebih dahulu mendapat
izin.
 Izin menjual lelang barang rampasan diberikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri atau Kepala
Kejaksaan Tinggi atau Jaksa Agung Muda yang berwenang menyelesaikan barang rampasan,
menurut harga dasar barang rampasan yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang.
 Barang rampas an yang termasuk dalam satu putusan Pengadilan tidak diperkenankan
dijuallelang secara terpisah-pisah kecuali dalam keadaan yang mendesak.
 Izin untuk menjual lelang barang rampasan yang dipisah-pisahkan diberikan oleh Kepala
Kejaksaan Negeri atau Kepala Kejaksaan Tinggi atau Jaksa Agung Muda yang berwenang
menyelesaikan barang rampasan,menurut harga dasar.
 Barang rampasan dalam beberapa putusan Pengadilan dapat dijual lelang secara bersama-
sama.
 Setelah diterbitkan Keputusan Izin Lelang barang rampasan segera dilaksanakan
pelelangannya dengan perantaraan Kantor Lelang Negara sesuaiperaturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Terhadap barang-barang rampasan dengan harga tertentu yang ditetapkan Instansi yang
berwenang dapat di jual tanpa melalui Kantor Lelang Negara.
 Penjualan lelang barang rampasan segera disetor ke Kas Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Pelaksanaan penjualan lelang barang rampasan segera dilaporkan kepada Jaksa Agung
Muda yang berwenang menyelesaikan barang rampasan.
7. PROSEDUR PEMUSNAHAN BARANG BUKTI

 Putusan Pengadilan (incrht) Barang Bukti di Rampas untuk di Musnahkan;


 Membuat berita acara pemusnahan atas barang bukti tersebut.
 Menyiapkan tempat pemusnahan dengan bergantung atas sifat, jumlah, kualitas, dan
kuantitas barang bukti yang dimaksud.
 Ada persetujuan dari atasan penyidik, jaksa penuntut, dan pengadilan tempat barang bukti
yang terkait tindak pidana tersebut disidangkan.

Anda mungkin juga menyukai