Assalamualaikum Wr Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami ucapkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
innayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yaitu “Laporan Akhir:
Perencanaan Kawasan National Hub Kecamatan Jenu-TambakboyoKabupaten Tuban”.
Laporan akhir ini disusun sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Praktek Perencanaan Pesisir
di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan
Kebumian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini
tersusun dengan peran dari berbagai pihak telah membantu dalam penyelesaian laporan akhir
ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T sebagai dosen pembimbing dan pengampu
dalam mata kuliah Praktek Perencanaan Pesisir.
2. Rekan rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang selalu memberikan
dorongan dan bantuan selama proses penyusunan laporan akhir ini.
Akhir kata semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat secara luas bagi perkembangan ilmu
perencanaan wilayah dan koya maupun bidang. Penulis sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan lautan yang batasnya
dapat didefinisikan baik dalam konteks struktur administrasi pemerintah maupun secara
ekologis. Sebagai negara kepulauan, laut dan wilayah pesisir memiliki nilai strategis dengan
berbagai keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga berpotensi menjadi prime mover
pengembangan wilayah nasional. Agar pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir dapat
dimanfaatkan secara optimal, maka diperlukan upaya penataan ruang sebagai salah satu bentuk
intervensi kebijakan dan penanganan khusus dari pemerintah dengan memperhatikan
kepentingan stakeholders yaitu masyarakat termasuk dunia usaha.
Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten yang terletak di daerah pinggiran
utara Pulau Jawa yang berbatasan dengan Laut Jawa, sehingga menjadikan bagian utara
Kabupaten Tuban sebagai wilayah pesisir dengan banyak potensi dan sumber daya. Dua
diantara kawasan administrasinya adalah Kecamatan Jenu dan Kecamatan Tambakboyo.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban, Kecamatan Jenu memiliki arah
pengembangan sebagai kawasan industri pertambangan. Hal ini didukung dengan masuknya
kawasan tersebut pada East Java Industrial Integrated Zone yang dihubungkan antar wilayah
dengan akses jalan pantai utara. Ada pula rencana pengembangan Kecamatan Jenu sebagai
pelabuhan pengumpan. Fakta eksisting pada wilayah terdapat beberapa pelabuhan swasta di
Kecamatan Jenu dan Tambakboyo, khususnya pelabuhan milik perusahaan swasta. Pada
Kecamatan Tambakboyo memiliki arah pengembangan sebagai wilayah minapolitan, sehingga
memiliki potensi besar dalam pengembangan kawasan perikanan
Tuban digadang akan menjadi Texas in East Java karena potensi kedepan wilayah
tersebut akan didominasi oleh komplek industri khususnya pada bagian pesisir. Terkenal pula
Kabupaten Tuban sebagai lumbung energi, hal ini disebabkan banyak industri migas. Pada
wilayah perencanaan, terdapat kilang minyak PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI)
dan Terminal BBM (TBBM) di Kecamatan Jenu. Terdapat pula PLTU Tanjung Awar Awar di
Kecamatan Jenu yang memasok hingga luar wilayah yaitu Gresik, Lamongan, dan Bojonegoro,
sampai juga dapat memasok listrik wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat bertegangan 500 kV.
Selain hal tersebut, Tuban memiliki potensi akan lumbung pangan yang didominasi oleh
komoditas padi dan jagung. Akan tetapi distribusi panen komoditas tersebut masih belum dapat
dioptimalkan karena alur pasar yang masih cenderung melayani lokal dan wilayah berdekatan
kabupaten Tuban, yaitu Provinsi Jawa Tengah. Tentu apabila ingin dikembangkan, produksi
akan pangan ini dapat pula diekspor pada lain pulau ataupun lain daerah. Lokasi Kabupaten
Tuban yang strategis, karena merupakan simpul yang dekat dengan Kota Surabaya maupun
Kota Semarang, memiliki potensi besar menunjang pengembangan kawasan.
Berdasarkan deskripsi tersebut maka diusulkan konsep pengembangan kawasan
perencanaan kawasan National Hub yang mengintegrasikan antara kawasan pelabuhan,
pertambangan, perikanan, dan permukiman. Hal ini diupayakan dalam segi pelabuhan dapat
menjadi penggerak ekonomi dalam distribusi komoditas pertanian, sebagai alternatif distribusi
barang dan perpindahan penumpang (orang) dengan memanfaatkan keunggulan konektivitas
dan aksesibitas jalan pantai utara, pendukung sektor industri dalam distribusi barang. Selain
itu, akibat adanya bangkitan tersebut akan berpengaruh pada permukiman, dalam hal pelebaran
wilayah permukiman. Selain hal tersebut, pada aspek perikananpun, sesuai dengan
pengembangan wilayah sebagai minapolitan, dalam konsep national hub, tentu diharapkan
tidak terjadi kerusakan ekologi dan dapat berdampak pada distribusi dari komoditas
minapolitan yang ada.
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun rencana pengembangan kawasan pesisir
Kecamatan Jenu-Tambakboyo, Kabupaten Tuban dengan konsep pengembangan National
Hub. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Arahan pemanfaatan ruang pesisir dan mengalokasikan wilayah pesisir dan laut
wilayah pesisir Kecamatan Jenu-Tambakboyo dalam zona zona sesuai dengan
peruntukkan dan kegiatan yang saling mendukung.
b. Membagi tiap kawasan menjadi zona dan subzona pemanfaatan sesuai dengan prioritas
pembangunan kawasan tersebut dengan memperhatikan kepentingan ekologi, kegiatan
sosial, dan ekonomi serta sosial masyarakat.
c. Mewujudkan perencanaan pengelolaan pesisir secara terpadu di pesisir Kecamatan
Jenu dan Tambakboyo, kabupaten Tuban.
Sasaran dari penyusunan dokumen ini adalah melakukan penyusunan master plan
sesuai dengan tahapan dan ketentuan RZWP3K Provinsi Jawa Timur yakni:
a. Teridentifikasinya potensi sumberdaya meliputi sumberdaya hayati non hayati, buatan
dan jasa lingkungan,
b. Teridentifikasinya kondisi sosial, ekonomi, dan budaya,
c. Teridentifikasi isu-isu strategis pemanfaatan di kawasan,
d. Tersusunnya peta dasar dan peta peta tematik di kawasan,
e. Terformulasikannya tujuan, kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan,
f. Tersusunnya rencana alokasi ruang dan kawasan pemanfaatan umum, kawasan
konservasi, KSNT, dan alur laut,
g. Tersusunnya arahan pemanfaatan kawasan,
h. Tersusunnya rencana kawasan prioritas kawasan laut untuk tujuan pelabuhan,
permukiman, pertambangan dan perikanan,
i. Tersusunnya peraturan pemanfaatan ruang kawasan,
j. Terformulasikannya indikasi program RZWP3K.
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup perencanaan pada kawasan perencanaan meliputi Kecamatan Jenu dan
Tambak Boyo, dimana Kecamatan Jenu terdiri dari 17 desa dan Kecamatan Tambakboyo
terdiri dari 18 desa. Berikut merupakan rincian dari desa yang ada di wilayah perencanaan.
Tabel 1Rincian Administrasi Perencanaan
Kecamatan Kelurahan
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
Meskipun memiliki potensi sumber daya yang berlimpah ternyata di Kabupaten Tuban
masih memiliki beberapa konflik yang disebabkan oleh tumpang tindihnya pengelolaan sumber
daya. Beberapa isu terkait pemanfaatan wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Tuban hadir,
antara lain konflik kepentingan antar sektor dalam pemanfaatan ruang, kurang optimalnya
penataan zonasi wilayah pesisir dan laut, belum adanya alokasi pemanfaatan yang tegas dalam
pemanfaatan ruang wilayah, kurangnya koordinasi dan keterbukaan dalam menempatkan
sektor dan wilayah dalam penataan ruang. Terlebih dengan semakin berkembangnya sektor
industri di jalur PANTURA (pantai utara) termasuk Kabupaten Tuban. Perkembangan sektor
industri dan pertumbuhan investasi di Kabupaten Tuban yang sangat cepat karena didukung
oleh sumber daya alam sebagai bahan baku industri, letak geografis yang strategis yaitu terletak
di jalur arteri primer dan relatif dekat dengan pelabuhan Gresik – Surabaya.
Maka dari itu diperlukan akselerasi penyusunan revisi RZWP-3-K di daerah, dimana
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur memfasilitasi implementasi UU 27 tahun
2007. UU No. 1 tahun 2014. Salah satu program yang dilaksanakan menyangkut hal tersebut
adalah memfasilitasi daerah dalam penyusunan revisi RZWP-3-K. Kegiatan fasilitasi revisi
dokumen RZWP-3-K 16 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur ini diharapkan dapat
mempercepat pembangunan wilayah pesisir dan pulau‐pulau kecil secara optimal. Serta juga
mengupayakan dalam membagi kelembagaan pesisir di Kabupaten Tuban menjadi
kelembagaan instansi pemerintah, komunitas masyarakat, dan CSR di Bidang Pesisir dan
Kelautan. Berikut merupakan profil wilayah pesisir di Kabupaten Tuban.
No Aspek Keterangan
Kecamatan Bancar (11.236 ha)
Lingkup Kecamatan Tambakboyo (7.297 ha)
1 Administrasi WP3K Kecamatan Jenu (8.161 ha)
Kabupaten Tuban Kecamatan Tuban (2.129 ha)
Kecamatan Palang (7.270)
2 Panjang Garis Pantai 88,99 km
Jenis tanah yang mendominasi adalah alluvial kelabu
3 Jenis Tanah
kekuningan dan grumosol.
Pola bathimetri di perairan Kabupaten Tuban pada umumnya
4 Bathimetri sejajar garis pantai dengan kerapatan garis kontur bervariasi
yaitu 0-40 meter.
Nilai suhu permukaan laut selama 12 bulan tahun 2016 di
pesisir utara Kabupaten Tuban berkisar 28,5oC-31oC dengan
Suhu Permukaan
5 rata rata 29,75oC. Nilai suhu permukaan laut maksimum terjadi
Laut
pada Bulan Nopember-Desember sedangkan minimum terjadi
pada Bulan Agustus.
Derajat keasaman rata rata Tuban adalah 8,5 dimana perairan
6 pH ini masih nyaman sebagai habitat biota akuatik akan tetapii
kurang sesuai untuk kegiatan perikanan budidaya.
Kisaran salinitas di perairan Tuban berkisar antara 27‰
(promil) sampai dengan 33‰ (pro mil). Pesisir Kecamatan
7 Salinitas
Palang memiliki salinitas paling rendah dan semakin ke barat
yaitu di Kecamatan Bancar saliitas semakin tinggi.
Sebaran klorofi-a di perairan Tuban berada pada klasifikasi
8 Klorofil
sangat tinggi pada Bulan Agustus mencapai 4 mg/m3
Kecarahan perairan rata rata pesisir utara Kabupaten Tuban
9 Kecerahan
yaitu 0-6 meter
Konsentrasi DO di perairan Kabupaten Tuban berkisar antara
10 Oksigen Terlarut
10-10,5 mg/L
Jenis substrat di perairan Tuban terdiri atas pasir dan pasir
lanauan. Substrat berupa pesisir mendominasi di sepanjang
bibir pantai memanjang ke timur hingga ke Lamongan. Sbstrat
11 Substrat
pasir lanauan berada pada daerah semenanjung yaitu Tanjung
Awar Awar, Kecamatan Jenu memanjang ke barat laut menuju
perairan jawa Tengah.
Di dasar laut pada perairan pesisir utara Kabupaten Tuban
12 Deposit Pasir
terdapat potensi galian minyak dan gas alam.
Bakau kurap (Rhizophora stylosa) dengan kerapatan 300
tegakan/Ha, Bakau (R. mucronata) dan Api-api putih
(Avicennia marina) dengan kerapatan 100 tegakan/Hektar.
Api api (Avicennia alba) dengan kerapatan 33,33
tegakan/Hektar, Teruntun (Lumnitzera racemosa), Bruguiera
gymnorrhiza, Tinjang B. gymnorrhiza dengan kerapatan
266,67 tegakan/ Hektar, dan Waru Laut (Thespesia populnea)
13 Mangrove dengan kerapatan 233,33 tegakan/Hektar. Tegakan pancang
dan semaian juga hampir sepenuhnya didominasi oleh Bakau,
dengan kerapatan sebesar 800 dan 1600 tegakan/Hektar. Jenis
mangrove asosiasi yang dominan antara lain Keranji
(Clerodendrum inerme), Cemara laut (Casuarina
equisetifolia), Babakoan (Scaevola taccada), Teracak
kambing (Ipomoea pes-caprae) dan Alur (Sesuvium
portulacastrum).
• Area Pantai Sowan, Kec. Bancar: tipe terumbu karang tepi
(fringing reef), koloni-koloni karang massif dari famili
14 Terumbu Karang Poritidae dan Faviidae pada kedalaman antara 0,5 hingga 4
meter (persentase penutupan < 10%).
• Desa Glondonggede, Kec. Tambakboyo: jenis-jenis soft
coral (karang lunak) seperti Nephtya spp, Sinularia spp,
Xenia spp dan Juncea spp. (persentase penutupan < 20%)
Terdapat di sekitar pantai Sowan, Kec. Bancar dengan
luasan sekitar 2 Hektar dan didominasi oleh jenis Thalassia
15 Lamun hemprichii (kerapatan mencapai 25-45 tegakan/m²). Jenis
lamun lain adalah Cymodocea rotundata dan Halophila
uninervis
Cemara udang di area Mangrove Center Tuban, Pantai
Cemara Desa Sugihwaras dan Pantai Pasir Putih di Desa
Remen di Kecamatan Jenu. Kemudian di area industri PT.
16 Cemara
Semen Indonesia di Desa Glondonggede dan Desa Gadon,
Kec. Tambakboyo, serta pantai perbatasan dengan Jawa
Tengah di Desa Sukolilo, Kec. Bancar
Sumber: RZWP3K Jatim 2018-2038
Berikut merupakan isu strategis dan permasalahan yang ada di pesisir Kecamatan Jenu dan
Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, sebagai berikut:
Tabel 3 Isu dan Permasalahan
2 Isu Bencana Alam Abrasi pantai seluas 1,3 hektar terjadi di Kecamatan Besuki
dan Kecamatan Tanggunggunung. Hal ini berakibat pada
perubahan ekosistem ikan. sedimentasi pantai seluas 7,4 hektar
terjadi di Kecamatan Besuki dan Kecamatan Tanggunggunung
yang menyebabkan tempat mencari ikan
semakin mundur jauh dari garis pantai.
3 Isu Marjinalisasi dan 1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat berkaitan
Kemiskinan dengan mitigasi habitat
Masyarakat Pesisir 2. Kurang berkualitasnya sumberdaya manusia untuk
mengolah potensi perikanan
3. Sarana dan prasarana yang terbatas
4. Rendahnya taraf pendidikan pengguna sumberdaya pesisir
dibandingkan dengan rata-rata pendidikan masyarakat
pada umumnya
5. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan
6. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga
sebagian besar masyarakat tidak mampu melanjutkan
pendidikan ke tingkat lebih tinggi
7. Rendahnya pengetahuan tentang kebaharian
8. Kurikulum di tingkat pendidikan kurang bermuatan
substansi kebaharian
9. Keterbatasan kapasitas pengetahuan berbasis, perikanan,
kelautan dan pengelolaannya;
10. Rendahnya penguasaan teknologi pengelolaan
sumberdaya laut
11. Masih kurangnya prioritas pemerintah untuk memacu
peningkatan kualitas SDM masyarakat pesisir.
12. Minimnya pendampingan dalam kegiatan pelatihan
berbasis kelautan, perikanan dan pengelolaan pesisir
13. Kurangnya pelatihan berkaitan dengan perencanaan
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
14. Rendahnya kepatuhan masyarakat pesisir pada produk
hukum;
15. Masyarakat masih bersifat anthroposentrisme, dimana
memandang sumberdaya pesisir merupakan obyek
ekonomi bukan ekosistem.
Hierarki Pelabuhan
No Kabupaten/Kota Pelabuhan
2017 2022 2027 2037
1 Tuban Jenu PL PL PL PL
4 Tuban Tuban PL PL PL PL
PL : Pelabuhan Lokal
Pengertian Tol Laut yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo merupakan suatu
konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan pada Indonesia bagian Timur.
Konsep tersebut selain untuk mengkoneksikan jalur pelayaran dari barat ke timur Indonesia
juga akan mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke negara
Asia bagian Timur. Ide dari konsep Tol Laut tersebut akan membuka akses regional dengan
cara membuat dua pelabuhan besar berskala hub international yang dapat melayani kapal
kapal niaga besar diatas 3.000 TEUs atau sekelas kapal panamax 6000 TEUs.
Dengan posisi pelabuhan hub internasional di wilayah depan maka kapal yang
melakukan ekspor/impor dengan Indonesia akan berlabuh di wilayah depan.
Untuk melanjutkan distribusi logistik ke wilayah dalam akan menggunakan
kapal berbendera Indonesia/lokal. Konsep tersebut tidak hanya akan
meminimalisir pergerakan kapal dagang internasional (saat ini masih
didominasi kapal berbendera asing) di wilayah dalam Indonesia, namun juga
meminimalisir penetrasi produk asing hingga wilayah dalam Indonesia.
Model TOD dalam pelabuhan adalah model tata ruang yang mengintegrasikan
pertemuan angkutan laut dan angkutan darat pada dermaga pelabuhan. Salah satu
pelabuhan yang menerapkan konsep TOD di Indonesia adalah Pelabuhan kayu Bangkoa,
yang mana bentuk fasilitasnya adalah sebagai berikut:
Dermaga pelabuhan dapat dimanfaatkan sebagai (1) ruang parkir kendaraan darat (2)ruang
pertemuan antara komuter dari laut dan darat (3) ruang stasiun pengisian bahan bakar untuk
kendaraan bermotor di darat dan di laut (4) ruang bongkar muat barang dari laut dan dari
darat. Di atas dermaga secara vertikal berturut turut dari lantai pertama hingga lantai akhir,
digunakan sebagai (1) pasar tradisional (2) toko meubuler, (3) ritel (4) mall, (5) kuliner, (6)
perkantoran (7) kesehatan (8) pendidikan dasar (9)tempat peribadatan (10) olahraga dan
seni.
Pengembangan infrastruktur lain yang sedang dibangun dan penting dilakukan adalah
kawasan industri, seperti gambar diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten tubaan sudah
memiliki rencana untuk membangun sebuah kawasan industri. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 tentang kawasan industri bahwa usaha industri wajib
berlokasi di kawasan industri. Plot kawasan industri telah diatur pad RTRW tahun 2012-
2032 tepatnya d Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012. Untuk luasannya sendiri Kawasan
Industri Tuban akan seluas 12.832 hektare. Dengan terintegrasinya industri-industri yang
berada di tuban maka manajemen sarana dan prasarana pendukung industri dapat dilakukan
dengan baik. Dengan baiknya manajemen sarana dan prasarana maka penggunaan energi
untuk industri serta limbah yang dihasilkan akan lebih efisien pemanfaatannya.
2.12 Konsep Integrated Port
Trend integrated telah berhasil meningkatkan efisiensi pelayanan hingga 33-50%
pada pelabuhan dunia, konsep integrated pada pelabuhan tujuan utamanya adalah
sebagai Efisiensi, yaitu;
a. Pelabuhan melakukan aktivitas bongkar muat kontainer dari kapal untuk keperluan
impor maupun ekspor
b. Dengan integrasi antara pelabuhan dan kawasan industri, kontainer bisa langsung
dikirim ke area kawasan industri yang terintegrasi atau dekat dengan otoritas bea
cukai sehingga bisa mengurangi waktu untuk pengiriman barang
c. Barang dari kawasan industri bisa langsung dikirimkan untuk tahap produksi
selanjutnya atau bahkan bisa langsung dikirim pada pelanggan di luar kawasan
industri
d. Lapangan penumpukan bisa tetap menjadi tempat lanjutan dalam proses
pemindahan kontainer setelah aktivitas bongkar muat, namun waktu penumpukan
bisa relatif lebih pendek karena kontainer siap dibawa ke kawasan industri yang
terintegrasi dengan pelabuhan
1. Pelabuhan
2. Kawasan Industri
3. Distribusi
• Pengelolaan freight forwarding services untuk distribusi muatan lebih lanjut
• Akses kepada jaringan distribusi yang lebih efisien
4. Pergudangan
METODOLOGI
Dilihat dari konsep dimensinya, ICZM dapat dipandang dari berbagai segi, antara lain:
- Dimensi Ekologis
a) Mengelola segala kegiatan pembangunan yang terdapat pada suatu wilayah
yang berhubungan dengan wilayah pesisir agar total dampaknya tidak
melebihi kapasitas fungsional yang ada.
b) Misalnya pada wilayah pesisir yang diggunakan sebagai area pembuangan
limbah harus mendapatkan jaminan bahwa total pembuangan limbah tidak
melebihi batas asimilasi yang ada.
- Dimensi sosio-ekonomi
Pola dan laju pembangunan harus dikelola sedemikian rupa sehingga total demand terhadap
sumber daya alam dan jasa lingkungan tidak melampaui kemampuan suplay yang ada.
- Dimensi sosial-politik
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (strenght) dan kelemahan
(weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (opportunity) dan
tantangan (threats). Alat yang dipakai untuk menyusun faktor – faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif
strategis (Freddy Rangkuti, 2006: 31)
b. Analisis Ekonomi
- Analisis Location Qoetient (LQ)
Analisis yang dapat menentukan suatu sektor sebagai sektor basis atau
non basis adalah analisis Location Quotient (LQ). Menurut Arsyad (2005)
teknik location quotient (LQ) dapat membagi kegiatan ekonomi menjadi
dua golongan yaitu :
1. Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri
maupun diluar daerah yang bersangkutan. Sektor ekonomi seperti ini
dinamakan sektor ekonomi potensial (basis).
2. Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah tersebut
dinaakan sektor tidak potensial (sektor non basis).
Terdapat dua macam LQ yaitu static dan dynamic.Statistic Location
Qoetiont (SLQ) merupakan suatu indeks yang digunakan untuk mengukur
suatu sektor yang merupakan sektor unggulan (sektor basic) atau tidak bagi
suatu daerah. Pendekatan ini memerlukan data yang berasal dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) baik yang berasal dari kabupaten ataupun
tingkat provinsi. Modelnya dapat dinyatakan melalui persamaan sebagai
berikut :
Dimana:
Apabila SLQ > 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah lebih menonjol
daripada peranan sektor secara nasional.
Apabila SLQ < 1 artinya maka peranan sektor itu di daerah tersebut lebih
kecil daripada peranan sektor tersebut secara nasional.
Dimana:
𝑁𝑖𝑛,𝑡 = Nasional growth Effect
𝐸𝑖𝑟𝛼−1= PDRB Sektor tingkat regional pada tahun awal
𝐸𝑛,𝑡 = PDRB Provinsi tahun akhir
𝐸𝑛,𝑡−1 = PDRB Provinsi tahun awal
- Propotional Share
Keterangan :
P : Proportional shift
R : region atau wilayah analisis
E : Employment atau banyaknya lapangan kerja
N : National atau wilayah nasional yang lebih tinggi jenjangnya
I : Sektor industri
t : tahun
t – n : tahun awal
- Differential Shift
Keterangan:
D : Differential shift
r: region atau wilayah analisis
i : sektor industri
t : tahun
E : Employment atau banyaknya lapangan kerja
n : National atau wilayah nasional yang lebih tinggi jenjangnya
t-n : tahun awal
Tabel 9 Penjelasan jenis tanah dan sifat sifat tanah dalam SKL Kemudahan Dikerjakan
1. Alluvial 5
2. Andosol 3
3. Glelsol 4
4. Grumosol 2
5. Latosol 2
6. Litosol 4
7. Mediteran 1
8. Non Cal 3
9. Regosol 4
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Tabel 11 Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat Sifat Tanah dalam SKL Kestabilan lereng
1. Alluvial 2
2. Andosol 1
3. Gleysol 2
4. Grumosol 3
5. Latosol 5
6. Litosol 4
7. Mediteran 3
8. Non Cal 3
9. Regosol 2
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007
3. Kestabilan 3
lereng
sedang
Tabel 13 Penjelasan jenis Tanah dan Sifat Sifat tanah dalam SKL Kestabilan Pondasi
1. Alluvial 1
2. Andosol 2
3. Gleysol 2
4. Grumosol 3
5. Latosol 5
6. Litosol 4
7. Mediteran 3
8. Non Cal 3
9. Regosol 2
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Tabel 15 Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat Sifat tanah dalam SKL ketersediaan Air
1. Alluvial 2
2. Andosol 5
3. Gleysol 4
4. Grumosol 2
5. Latosol 1
6. Litosol 3
7. Mediteran 3
8. Non Cal 2
9. Regosol 3
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Tabel 17 Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat Sifat Tanah dalam SKL untuk Drainase
1. Alluvial 1
2. Andosol 4
3. Gleysol 2
4. Grumosol 1
5. Latosol 5
6. Litosol 3
7. Mediteran 5
8. Non Cal 2
9. Regosol 2
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007
1. Alluvial 5
2. Andosol 2
3. Gleysol 5
4. Grumosol 2
5. Latosol 4
6. Litosol 1
7. Mediteran 3
8. Non Cal 3
9. Regosol 1
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Tabel 21 Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat Sifat Tanah dalam SKL Pembuangan Limbah
1. Alluvial 5
2. Andosol 2
3. Gleysol 5
4. Grumosol 2
5. Latosol 4
6. Litosol 1
7. Mediteran 3
8. Non Cal 3
9. Regosol 1
No. Morfologi Kelerengan Ketinggalan Jenis Curah Rawan Rawan Kerentanan SKL Nilai
Tanah Hujan Banjir Gunung Gerakan Bencana
Berapi Tanah
3 Perbukitan 15-25% 500-1500 m 1000- Zona III Zona III Zona III (Agak Potensi 3
landai 2000 (Agak (Agak Rawan) bencana alam
mm/tahun Rawan) Rawan) cukup
1. Alluvial 5
2. Andosol 2
3. Gleysol 5
4. Grumosol 2
5. Latosol 4
6. Litosol 1
7. Mediteran 3
8. Non Cal 3
9. Regosol 1
1 SKL Morfologi 5
KLOROFIL KLASIFIKASI
Rendah 0,01 – 0,50 mg/l3
Sedang 0,501 – 1,00 mg/l3
Tinggi 1,01 – 1,50 mg/l3
Sangat Tinggi 1,501 – 1,80 mg/l3
Sumber : Menurut Septiawan (2006)
Data diambil dari citra NOAA, kemudian di analisa dengan arcgis. Digunakan
tools raster calculator dalam penentuan zona ikan tangkap yang sesuai dari
kedua indikator tersebut.
e. Analisis Bencana
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
Bencana Pesisir adalah kejadian karena peristiwa alam atau karena
perbuatan orangyang menimbulkan perubahan sifat fisik dan/atau hayati pesisir
dan mengakibatkan korban jiwa, harta, dan/atau kerusakan di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil. Bencana yang diakibatkan karena peristiwa alam seperti
tsunami, gelombang ekstrim, gelombang laut berbahaya, letusan gunung api
bawah laut, kenaikan muka air laut, dan erosi pantai. Peta Risiko Bencana dan
Kajian Risiko Bencana harus disusun untuk setiap jenis ancaman bencana yang
ada pada daerah kajian. Rumus dasar umum untuk analisis risiko yang diusulkan
dalam 'Pedoman Perencanaan Mitigasi Risiko Bencana' yang telah disusun oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (Peraturan Kepala BNPB
Nomor 4 Tahun 2008) adalah sebagai berikut:
dimana:
R = H*V/C
Keterangan:
R : Disaster Risk ; Risiko Bencana
H : Hazard Threat : Frekuensi (kemungkinan) bencana tertentu cenderung
terjadi dengan intensitas tertentu pada lokasi tertentu.
V : Vulnerability : Kerugian yang diharapkan (dampak) di daerah tertentu dalam
sebuah kasus bencana tertentu terjadi dengan intensitas tertentu. Perhitungan
variabel ini biasanya didefinisikan sebagai pajanan (penduduk, aset, dll)
dikalikan sensitivitas untuk intensitas spesifik bencana
C : Adaptive Capacity : Kapasitas yang tersedia di daerah itu untuk pulih dari
bencana tertentu
BAB IV
PROFIL WILAYAH PESISIR
4.1 Letak Geografis dan Administratif
Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berada di
wilayah paling Barat dengan luas wilayah 183.994,561 Ha. Secara Geografis
Kabupaten Tuban terletak pada koordinat 111º30’-112º35’BT dan 6º40’-7º18’LS.
Terdiri dari 20 kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah perkotaan dan perdesaan.
Panjang wilayah pantai di Kabupaten Tuban adalah 65 km dari arah Timur mulai
Kecamatan Palang sampai Barat Kecamatan Bancar, dengan luas wilayah lautan
meliputi 22.608 km2. Secara administrasi Kabupaten Tuban terbagi menjadi 20
kecamatan dan 328 desa/kelurahan. Sedangkan secara administrasi batas-batas wilayah
Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro
Sebelah Barat : Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Ruang lingkup perencanaan pada kawasan perencanaan meliputi Kecamatan Jenu dan
Tambak Boyo, dimana Kecamatan Jenu terdiri dari 17 desa dan Kecamatan
Tambakboyo terdiri dari 18 desa. Berikut merupakan rincian dari desa yang ada di
wilayah perencanaan
Peta 1 Administrasi Desa Perencanaan
Tabel 28 Ruang Lingkup Perencanaan
Kecamatan Kelurahan
Disamping itu, lingkup wilayah perencanaan juga mencakup daerah laut yang
diukur sepanjang kurang lebih 4 mil diukur dari garis pantai dan menggunakan batas
administrasi untuk batas wilayah perencanaan. Batas wilayah dari kawasan studi adalah
sebagai berikut:
Batas Utara : Laut Jawa
Batas Timur : Kecamatan Tuban
Batas Selatan : Kecamatan Merakurak, Kecamatan Kerek
Batas Barat : Kecamatan Bancar, Kecamatan Jatirogo
4.2.1 Ketinggian
Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban antara 0-500 meter diatas permukaan laut
(dpl). Wilayah perencanaan dalam studi ini berada pada Tuban bagian selatan tepatnya
barat daya. Pada wilayah ini ketinggian berkisar pada 0 hingga mencapai 250 lebih
sedikit di atas permukaan laut. Dalam klasifikasinya dibagi menjadi 5 kategori dan
berikut luasan dari ketinggian pada wilayah perencanaan, dapat dilihat pada Peta
Tabel 29 Ketinggian Wilayah Perencanaan
0 - 2% Datar 12.878
2 - 5% Landai 2.067
4.2.4 Geomorfologi
Kondisi geomorfologi yang ada pada wilayah perencanan terbagi menjadi 4 jenis
yaitu dataran alluvial, daratan pasir, perbukitan karst, dan perbukitan struktural. Daerah
Tuban memang didominasi oleh kenampakan karst pada wilayah bagian tengahnya.
Untuk kenampakan karst yaitu perbukitan kapur menyebar pada seluruh kecamatan,
akan tetapi dengan luasan yang rendah. Dalam wilayah perencanaan, bentuk
geomorfologi yang paling mendominasi yaitu perbukitan struktural yang tersebar pada
keseluruhan kecamatan pada wilayah perencanaan. Terdapat pula daratan alluvial yang
hanya tersebar pada 2 kecamatan, Jenu dan Tambakboyo, yang menandakan pula
bahwa wilayah ini memiliki kecenderungan ketinggian dan kelerengan lebih rendah
dibanding geomorfologi lain.
Tabel 32 Morfologi Wilayah Perencanaan
Alluvium 2.857
Grumosol 1.234
Mediteran 11.592
Regosol 219.
4.2.7 Klimatologi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban merupakan kawasan yang beriklim
kering yaitu 94,73% dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai dengan sangat
kering pada 19 kecamatan, sedangkang sisanya kurang lebih 5,27% merupakan
kawasan yang cukup basah yang berada di Kecamatan Singgahan. Hal ini tentu
memberi informasi bahwa pada keempat kecamatan pada wilayah perencanaan yaitu
Jenu dan Tambakboyo terklasifikasikan pada iklim kering. Untuk musim, seperti
dengan musim yang ada di wilayah negara Indonesia, terdapat 2 musim yang ada pada
wilayah perencanaan yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Peta 8 Klimatologi
4.2.8 Curah Hujan
Berdasarkan dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Tuban
dipaparkan informasi bahwa rata rata curah hujan harian yang ada yaitu <13,6
mm/hari. Hal ini tersebar menyeluruh pada wilayah Tuban yang meliputi 20
kecamatan.
Bathimetri (dari bahasa Yunani: βαθυς, berarti “kedalaman”, dan μετρον, berarti
“ukuran”) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi
lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief lantai atau
dataran dengan garis-garis kontor (contour lines) yang disebut kontor kedalaman (depth
contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi
permukaan.
Batimetri merupakan unsur serapan yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
kedalaman laut. Dari Kamus Hidrografi yang dikeluarkan oleh Organisasi Hidrografi
Internasional (International Hydrographic Organization, IHO) tahun 1994, Batimetri adalah
penentuan kedalaman laut dan hasil yang diperoleh dari analisis data kedalaman merupakan
konfigurasi dasar laut.
Informasi kedalaman laut sangat penting untuk menentukan kesesuaian pemanfaatan ruang
wilayah laut sebagai dasar untuk alokasi pola ruang laut. Setiap peruntukan di laut memiliki
karakteristik masing-masing sesuai dengan kriteria kesesuaian pemanfaatannya, seperti untuk
kegiatan perikanan budidaya, perikanan tangkap (lokasi ikan demersal dan kedalaman
penempatan alat tangkap ikan) dan kegiatan pelabuhan (kedalaman minimal untuk sandar
kapal). Selain itu, informasi bathimetri juga dapat digunakan untuk meningkatkan eksplorasi
dan memanfaatkan sumber daya perikanan dan kelautan. adapun kedalaman laut wilayah
perencanaan di rentan 5 m - 25 m.
Peta 17 Bathimeti Laut
1 Februari 2020 5 10 1
10 Februari 2020 4 70 1
11 Februari 2020 4 70 2
12 Februari 2020 4 10 2
14 Februari 2020 4 30 1
15 Februari 2020 4 20 1
Istilah suhu permukaan laut secara umum sering digunakan dalam bidang kelautan
maupun perikanan, yang merupakan bagian dari suhu perairan secara keseluruhan. Dalam
bidang perikanan, suhu permukaan laut adalah salah satu parameter fisik oseanografi yang
digunakan untuk menganalisis daerah penangkapan ikan (fishing ground), dan merupakan
faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan. Suhu permukaan laut
mempengaruhi aktifitas metabolisme maupun pekembangbiakan dari organisme-organisme
yang ada di perairan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika banyak dijumpai barmacam-
macam jenis hewan yang terdapat di berbagai tempat perairan di dunia (Hutabarat dan Evans,
2000).
Ilahude (1999), menjelaskan bahwa salah satu parameter oseanografi yang mencirikan
massa air di lautan ialah suhu. Massa air yang terdapat di laut berbeda-beda karakteristiknya
dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menandai berbagai macam karakteristik massa air
tersebut dipakai parameter suhu sebagai indikator, karena itu karakter sebaran suhu dipakai
untuk mengetahui adannya sebaran massa air. Pada saat ini informasi tentang SPL (suhu
permukaan laut) dapat dilihat dan ditelaah dengan menggunakan citra suhu permukaan laut
telah banyak diaplikasikan untuk perikanan dan pemanfaatan sumberdaya hayati laut. Untuk
penentuan suhu permukaan laut dari satelit pengukuran dilakukan dengan radiasi infra merah
pada panjang gelombang 3-14 µm. Pengukuran spektrum inframerah yang dipancarkan oleh
permukaan laut hanya dapat memberikan informasi suhu pada lapisan permukaan sampai
kedalaman tertentu.
Dari pola distribusi citra suhu permukaan laut dapat dilihat fenomena oseanografi seperti
upwelling, front dan pola arus permukaan. Daerah yang mempunyai fenomena tersebut
umumnya merupakan perairan yang subur. Dengan diketahuinya daerah perairan yang subur
tersebut maka daerah penangkapan ikan dapat diketahui, karena migrasi ikan cenderung ke
perairan yang subur.
Suhu sangat penting bagi organisme yang hidup di perairan. Suhu air dipengaruhi
komposisi substrat, kecerahan, kekeruhan, air tanah dan pertukaran air, panas udara akibat
respirasi dan naungan dari kondisi perairan. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air
mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stress pernafasan pada ikan
berupa menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan
pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen. pada laut perencanaan terdapat rata - rata
suhu 22°C – 34°C pada bulan januari - desember. Jenis ikan yang dapat hidup adalah ikan-ikan
pelagis.
Peta 21 Suhu Januari Laut Perencanaan
Sumber : Kecamatan Jenu dalam Angka Tahun 2015-2019, Kecamatan Tambakboyo dalam
Angka Tahun 2015-2019, Kabupaten Tuban dalam Angka Tahun 2016-2020, dan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tuban
Grafik 1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Tambakboyo Tahun 2015-
2019
100000
60000
40000
57482 58267 56768 57686 58724
20000
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Kecamatan Jenu dalam Angka Tahun 2015-2019, Kecamatan Tambakboyo dalam
Angka Tahun 2015-2019, Kabupaten Tuban dalam Angka Tahun 2016-2020, dan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tuban
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu dari tahun
2015 hingga tahun 2019 jumlah penduduk di Kecamatan Jenu dan Kecamatan
Tambakboyo cenderung mengalami peningkatan. Dari tahun 2015 hingga tahun 2016
dan tahun 2017 hingga tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah penduduk. Namun dari
tahun 2016 hingga tahun 2017 terjadi penurunan jumlah penduduk. Penurunan jumlah
penduduk yang terjadi di Kelurahan Jenu dan Kelurahan Tambakboyo pada tahun 2017
sebesar 2.944 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Jenu dan
Kecamatan Tambakboyo terjadi di tahun 2019 yaitu dengan peningkatan sebanyak 1.472
jiwa. Sedangkan peningkatan jumlah penduduk terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu
sebanyak 1.184 jiwa. Berdasarkan tabel diatas, rata-rata peningkatan jumlah penduduk
di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Tambakboyo yaitu sejumlah 1.343 jiwa atau sebesar
1,32% (jika tahun 2017 tidak disertakan) dan sebesar 271 jiwa atau 0,28% (jika tahun
2017 disertakan). Penduduk desa pesisir merupakan penduduk yang bertempat tinggal di
desa yang dekat di wilayah pesisir (dekat dengan laut) atau jika dilihat dari wilayah
administrasi desa tersebut terletak bersebelahan dengan garis pantai. Sedangkan
penduduk desa non pesisir merupakan penduduk yang bertempat tinggal di desa yang
jika dilihat dari wilayah administrasi, desa tersebut tidak terletak bersebelahan dengan
garis pantai. Berikut tabel jumlah penduduk desa pesisir di Kecamatan Tambakboyo
Tahun 2015 hingga 2019.
Tabel 38 Jumlah Penduduk Desa Pesisir Kecamatan Tambakboyo Tahun 2015-2019
Kecamatan Jenu
Tahun Jumlah Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan
Kecamatan Tambakboyo
Tahun Jumlah Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan
Kecamatan Jenu
Agama/Kepercayaan
2016 2017 2018 2019
Islam 58042 56552 57460 58498
Kristen 116 115 125 124
Katholik 63 61 61 63
Hindu 16 16 16 18
Buddha 23 17 17 16
Khonghuchu 7 7 7 5
Kepercayaan Lainnya 0 0 0 0
TOTAL 58267 56768 57686 58724
Sumber : Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabbupaten Tuban Tahun 2016-2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan Jenu menganut
agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Khonghuchu. Jika diurutkan berdasarkan
mayoritas agama yang dianut, maka urutan jumlah penduduk dengan agama yang dianut
mayoritas yaitu agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, lalu Khonghuchu. Komposisi
penduduk dengan jumlah terbanyak menganut agama Islam. Sedangkan komposisi penduduk
dengan jumlah paling sedikit menganut agama Khonghuchu.
Selain data komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut di Kecamatan Jenu,
terdapat data terkait komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut di Kecamatan
Tambakboyo. Berikut data komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut di Kecamatan
Tambakboyo Tahun 2016-2019.
Tabel 49 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut di Kecamatan Tambakboyo
Kecamatan Tambakboyo
Agama/Kepercayaan
2016 2017 2018 2019
Islam 44895 43466 43915 44364
Kristen 132 119 125 113
Katholik 46 44 43 41
Hindu 1 1 1 1
Buddha 13 12 12 11
Khonghuchu 0 0 0 0
Kepercayaan Lainnya 0 0 0 0
TOTAL 45087 43642 44096 44530
Sumber : Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabbupaten Tuban Tahun 2016-2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan
Tambakboyo menganut agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Buddha. Jika
diurutkan berdasarkan mayoritas agama yang dianut, maka urutan jumlah penduduk
dengan agama yang dianut mayoritas yaitu agama Islam, Kristen, Katholik, Buddha, lalu
Hindu. Komposisi penduduk dengan jumlah terbanyak menganut agama Islam.
Sedangkan komposisi penduduk dengan jumlah paling sedikit menganut agama Hindu.
NAMA DESA
Belum / Mengurus Pelajar / Nelayan/
Perdag Petani / Indus
Tidak Rumah Maha- Perikan
angan Pekebun tri
Bekerja Tangga siswa an
Dikir 337 559 282 6 606 3 0
Ngulahan 213 334 167 5 329 0 0
Plajan 164 169 112 0 365 0 0
Mander 676 1,004 572 20 1,340 5 0
Belikanget 305 497 270 18 467 2 2
Cokrowati 575 952 459 27 899 6 4
Pulogede 399 369 347 50 547 26 4
Gadon 234 426 351 26 20 342 0
Sotang 186 321 187 11 291 5 1
Pabeyan 473 587 503 60 10 531 0
Klutuk 508 816 515 7 930 8 1
Tambakboyo 624 599 639 176 26 495 7
Dasin 571 946 455 16 817 9 0
Kenanti 245 318 256 13 18 232 1
Sawir 451 635 430 15 672 4 16
Sobontoro 441 680 513 38 240 172 4
Merkawang 397 442 354 17 596 3 4
Glondonggede 604 759 567 89 249 280 16
TOTAL 7,403 10,413 6,979 594 8,422 2,123 60
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan atau mata pencaharian penduduk di
Kecamatan Tambakboyo didominasi mengurus rumah tangga, petani/pekebun, dan pelajar/
mahasiswa. Sedangkan mata pencaharian dengan jumlah paling sedikit yaitu buruh nelayan/
perikanan. Jumlah penduduk yang belum/tidak bekerja di Kecamatan Tambakboyo sebanyak
7.403 orang. Persentase penduduk yang belum/tidak bekerja di Kecamatan Tambakboyo
sebesar 16,6% dari total jumlah penduduk di Kecamatan Tambakboyo.
Tabel 53 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Jenu 2019
Administrasi
Pemerintahan,
O 22172.14 22932.27 24630.01 25411.98 26452.05
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tuban ADHB Tahun 2014-2018 (Juta Rupiah)
Kate
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
gori
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian, Kehutanan,
A 9084763.64 10276549.97 11089151.24 11799446.77 12210971.09
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 4103309.81 4390886.46 4705271.53 5156942.17 5623912.55
Penggalian
C Industri Pengolahan 12490707.20 13651835.55 14389023.70 15640674.98 17594578.54
Pengadaan Listrik dan
D 43330.49 48904.99 51069.86 58096.78 62683.76
Gas
E Pengadaan Air 26550.96 28675.80 31099.24 32408.59 34018.51
F Konstruksi 6126893.08 6492134.20 6999155.18 7224631.07 7312846.59
Perdagangan Besar dan
G Eceran, dan Reparasi 5490233.47 5981040.72 6848742.85 7588085.58 8278959.87
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan
H 245307.97 292432.25 348105.10 390373.11 432223.08
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 362911.21 426268.45 493155.12 548014.87 598330.39
dan Makan Minum
Informasi dan
J 1900029.14 2086501.51 2352601.79 2573601.54 2764861.72
Komunikasi
K Jasa Keuangan 872766.00 1000493.92 1132575.33 1225115.30 1303872.84
L Real Estate 576579.28 670495.10 746904.92 804853.27 879543.76
M,N Jasa Perusahaan 85664.44 96518.05 108960.15 119316.69 133212.71
Administrasi
Pemerintahan,
O 976198.27 1070717.37 1200176.38 1278196.41 1412214.05
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 705630.12 804087.16 882206.38 949571.56 1005792.19
Jasa Kesehatan dan
Q 207249.15 236179.01 268380.03 296028.10 322266.10
Kegiatan Sosial
R,S,
Jasa Lainnya 503420.74 584019.84 660463.85 715709.72 781756.10
T,U
Total PDRB 43801544.98 48137740.35 52307042.65 56401066.51 60752043.85
Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jenu ADHB Tahun 2014-2018 (Juta Rupiah)
Kate
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
gori
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian, Kehutanan,
A 582742.64 659189.84 711355.28 757152.91 785895.51
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 62527.44 66909.61 72576.19 79071.11 86040.25
Penggalian
C Industri Pengolahan 190346.75 208041.27 219308.49 237859.49 275178.42
D Pengadaan Listrik, Gas 4080.61 4605.59 4809.46 5471.38 5902.66
E Pengadaan Air 1344.88 1452.51 1575.26 1641.58 1723.84
F Konstruksi 679567.79 720078.72 769993.05 801321.87 812892.98
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi
G 242941.23 264659.31 303054.87 340192.95 374871.13
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 10706.74 12763.54 15193.44 17037.88 19752.23
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 21982.75 25820.51 29872.06 33194.95 37299.00
dan Makan Minum
Informasi dan
J 95619.01 105003.23 118394.73 129515.77 147536.94
Komunikasi
K Jasa Keuangan 32631.26 37406.80 42345.10 45804.73 48818.22
L Real Estate 38907.07 45244.42 50467.97 54382.60 59654.53
M,N Jasa Perusahaan 2913.43 3282.56 3705.72 4057.79 4554.24
Administrasi
Pemerintahan,
O 21387.13 23457.91 26294.17 28002.51 30975.30
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 30874.25 35182.16 38600.20 41546.44 43940.03
Jasa Kesehatan dan
Q 9068.01 10333.81 11742.74 12952.90 14807.29
Kegiatan Sosial
R,S,
Jasa Lainnya 15762.29 18285.88 20679.37 22408.23 24572.62
T,U
Produk Domestik Regional
2043403.28 2241717.67 2439968.10 2611615.09 2774415.19
Bruto (PDRB)
Sumber : Bappeda Kabupaten Tuban, 2020
Setelah mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi skala kabupaten berdasarkan
nilai PDRB ADHB Kabupaten Tuban, selanjutnya mengetahui kemampuan sumber daya
ekonomi dengan menggunakan data yang lebih detail yaitu pada skala kecamatan. Berdasarkan
data PDRB ADHB Kecamatan Jenu dapat diketahui bahwa kemampuan sumber daya ekonomi
tertinggi yang ada di Kecamatan Jenu berada di sektor konstruksi. Nilai PDRB sektor
konstruksi di Kecamatan Jenu dari tahun 2014 hingga tahun 2018 sebesar 679-812 milyar
rupiah. Nilai PDRB dengan peringkat tertinggi kedua terdapat pada sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan yaitu dengan nilai sebesar 582-785 milyar rupiah. Sedangkan sektor
ekonomi dengan nilai PDRB terendah di Kecamatan Jenu terdapat pada sektor pengadaan air,
pengelolaan sampah, dan daur ulang. Nilai PDRB sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,
dan daur ulang di Kecamatan Jenu dari tahun 2014 hingga tahun 2018 sebesar 1,3-1,7 milyar
rupiah.
Tabel 60 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Tambakboyo Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (juta rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tambakboyo ADHB Tahun 2014-2018 (Juta
Rupiah)
Kate
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
gori
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian, Kehutanan,
A 206022.67 233049.79 251492.35 267683.63 276974.91
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 3525.41 3772.48 4091.97 4458.17 4813.27
Penggalian
C Industri Pengolahan 77960.46 85207.61 89822.34 97420.28 111330.29
Pengadaan Listrik dan
D 1145.83 1293.24 1350.49 1536.36 1657.88
Gas
E Pengadaan Air 575.93 622.02 674.58 702.99 738.25
F Konstruksi 145436.85 154106.75 164789.10 171493.90 174033.82
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi
G 244651.69 266522.67 305188.57 342588.12 371668.49
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 8441.68 10063.35 11979.20 13433.44 14503.33
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 13976.97 16417.08 18993.12 21105.86 22956.17
dan Makan Minum
Informasi dan
J 74528.21 81842.54 92280.27 100948.32 108170.65
Komunikasi
K Jasa Keuangan 36938.24 42344.09 47934.20 51850.45 55627.99
L Real Estate 17898.25 20813.60 23216.56 25017.39 27192.60
M,N Jasa Perusahaan 1662.74 1873.41 2114.91 2315.84 2576.14
Administrasi
Pemerintahan,
O 26335.48 28885.38 32377.88 34481.47 38092.91
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 27565.68 31411.93 34463.69 37094.20 39283.61
Jasa Kesehatan dan
Q 8096.26 9226.41 10484.36 11564.83 12579.38
Kegiatan Sosial
R,S,
Jasa Lainnya 15179.06 17609.27 19914.20 21579.08 23476.71
T,U
Produk Domestik Regional
909941.41 1005061.62 1111167.79 1205274.33 1285676.40
Bruto (PDRB)
Sumber : Bappeda Kabupaten Tuban, 2020
Berdasarkan data PDRB ADHB Kecamatan Tambakboyo yang terdapat pada tabel
diatas, maka dapat diketahui bahwa kemampuan sumber daya ekonomi tertinggi di Kecamatan
Tambakboyo terdapat pada sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan
sepeda motor. Sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor
memiliki nilai PDRB tertinggi di Kecamatan Tambakboyo dari tahun 2014 hingga tahun 2018
yaitu sebesar 244-371 milyar rupiah. Kategori sektor ekonomi dengan nilai PDRB tertinggi
kedua di Kecamatan Tambakboyo terdapat pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Nilai PDRB di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dari tahun 2014 hingga tahun 2018
memiliki nilai sebesar 206-276 milyar rupiah. Urutan tertinggi ketiga dalam nilai PDRB di
Kecamatan Tambakboyo terdapat pada sektor konstruksi dengan nilai sebesar 145-174 milyar
rupiah. Sedangkan kategori sektor ekonomi yang memiliki nilai PDRB yang paling rendah di
Kecamatan Tambakboyo terdapat pada sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, dan daur
ulang. Nilai PDRB yang didapatkan sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, dan daur ulang
tahun 2014-2018 di Kecamatan Tambakboyo sebesar 575-739 juta rupiah.
Kecamatan
Pendapatan Per Kapita Kecamatan Jenu
Tambakboyo
Tahun 2014
PDRB (juta rupiah) 1565554.28 737488.72
Jumlah Penduduk 56415 44288.00
Pendapatan Per Kapita Rp 27.750.674,11 Rp 16.652.111,63
Tahun 2015
PDRB (juta rupiah) 1641639.39 776122.66
Jumlah Penduduk 57482.00 44688.00
Pendapatan Per Kapita Rp 28.559.190,53 Rp 17.367.585,48
Tahun 2016
PDRB (juta rupiah) 1711178.72 812429.53
Jumlah Penduduk 58267.00 45087.00
Pendapatan Per Kapita Rp 29.367.887,83 Rp 18.019.152,53
Tahun 2017
PDRB (juta rupiah) 1797640.19 853719.11
Jumlah Penduduk 56768.00 43642.00
Pendapatan Per Kapita Rp 31.666.435,14 Rp 19.561.869,53
Tahun 2018
PDRB (juta rupiah) 1876534.70 891571.35
Jumlah Penduduk 57686.00 44096.00
Pendapatan Per Kapita Rp 32.530.158,10 Rp 20.218.871,33
Sumber : Perhitungan penulis, 2020
Tabel diatas merupakan data pendapatan per kapita di Kecamatan Jenu dan Kecamatan
Tambakboyo. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan data PDRB ADHK dan
data jumlah penduduk setiap kecamatan maka didapatkan pendapatan per kapita di Kecamatan
Jenu dan Kecamatan Tambakboyo. Perhitungan pendapatan per kapita kecamatan didapatkan
dari hasil pembagian dari PDRB ADHK kecamatan dengan jumlah penduduk kecamatan.
Pendapatan per kapita di Kecamatan Jenu Tahun 2014 sebesar 27,7 juta rupiah, Tahun 2015
sebesar 28,5 juta rupiah, Tahun 2016 sebesar 29,3 juta rupiah, Tahun 2017 sebesar 31,6 juta
rupiah, dan Tahun 2018 sebesar 32,5 juta rupiah. Sedangkan pendapatan per kapita di
Kecamatan Tambakboyo Tahun 2014 sebesar 16,6 juta rupiah, Tahun 2015 sebesar 17,3 juta
rupiah, Tahun 2016 sebesar 18,0 juta rupiah, Tahun 2017 sebesar 19,5 juta rupiah, dan Tahun
2018 sebesar 20,2 juta rupiah. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa setiap
tahunnya pendapatan per kapita di masing-masing kecamatan terus mengalami peningkatan.
Pendapatan per kapita di Kecamatan Jenu lebih besar dibandingkan pendapatan per kapita di
Kecamatan Tambakboyo.
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (dalam persen) Kabupaten Tuban
Kategori Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian, Kehutanan, dan
A 3.67 4.35 3.70 3.13 -0.08
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 13.33 6.71 3.87 5.61 3.09
C Industri Pengolahan 3.72 5.56 4.48 5.78 9.71
D Pengadaan Listrik, Gas 6.99 0.81 1.03 0.86 3.47
E Pengadaan Air 2.23 2.68 3.99 2.51 3.97
F Konstruksi 3.36 0.90 1.21 1.08 0.41
Perdagangan Besar dan
G Eceran, dan Reparasi Mobil 6.68 3.57 7.98 7.74 5.84
dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 12.50 8.91 9.17 7.49 9.15
Penyediaan Akomodasi dan
I 9.51 9.18 9.05 8.57 7.73
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 8.95 8.79 9.16 7.40 7.40
K Jasa Keuangan 7.64 7.30 7.05 3.86 4.22
L Real Estate 9.77 7.99 8.22 4.61 5.91
M,N Jasa Perusahaan 9.95 8.72 7.27 5.76 7.25
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 0.33 4.28 6.53 3.19 4.10
Wajib
P Jasa Pendidikan 8.96 7.31 6.78 4.73 4.84
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 10.77 8.72 6.98 6.21 7.78
Sosial
R,S, T,U Jasa Lainnya 7.12 5.41 6.92 5.26 5.70
Produk Domestik Regional Bruto 5.47 4.89 4.90 4.98 5.17
Sumber : BPS Kabupaten Tuban, 2020
Tabel diatas menunjukkan persentase laju pertumbuhan setiap sektor ekonomi di
Kabupaten Tuban setiap tahunnya yaitu dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui bahwa setiap tahunnya sektor perekonomian di Kabupaten Tuban terus
mengalami peningkatan persentase laju pertumbuhan ekonomi kecuali pada tahun 2015. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan pada tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar 0,58 persen. Peningkatan persentase laju pertumbuhan ekonomi terbesar
dari tahun 2014-2018 di Kabupaten Tuban berada pada tahun 2018 dengan peningkatan sebesar
0,19 persen.
Tabel 70 Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jenu Menurut Lapangan Usaha (dalam
persen) Tahun 2014-2018
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.04 8.81 6.89 6.94 13.18
R,S,
Jasa Lainnya 6.08 5.97 6.35 6.14 6.11
T,U
Produk Domestik Regional Bruto 4.75 4.86 4.24 5.05 4.39
Sumber : Bappeda Kabupaten Tuban, 2020
Tabel diatas menunjukkan persentase laju pertumbuhan sektor ekonomi di
Kecamatan Jenu dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa persentase laju pertumbuhan sektor ekonomi di Kecamatan Jenu
cenderung mengalami peningkatan walaupun masih di tahun tertentu masih terdapat
penurunan persentase laju pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2016 dan tahun 2018 di Kecamatan Jenu mengalami penurunan
persentase laju pertumbuhan sektor ekonomi jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan
tahun 2017. Pada tahun 2016 persentase laju pertumbuhan sektor ekonomi Kecamatan
Jenu sebesar 4,24 persen sedangkan pada tahun 2015 persentase laju pertumbuhan sektor
ekonomi Kecamatan Jenu sebesar 4,86 persen. Sehingga penurunan persentase laju
pertumbuhan sektor ekonomi di Kecamatan Jenu pada tahun 2016 sebesar 0,62 persen.
Pada tahun 2018 persentase laju pertumbuhan sektor ekonomi sebesar 4,39 persen sedangkan
pada tahun 2017 persentase laju pertumbuhan sektor ekonomi di Kecamatan Jenu sebesar 5,05
persen. Sehingga penurunan persentase laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Jenu di tahun
2018 sebesar 0,66 persen. Angka persentase laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017
dengan angka sebesar 5,05 persen. Pada tahun 2017 juga merupakan peningkatan persentase
laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 0,81 persen.
Tabel 71 Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Tambakboyo Menurut Lapangan Usaha
(dalam persen) Tahun 2014-2018
Gambar 7. Berita Sektor Ekonomi yang Menopang Perekonomian Kabupaten Tuban, 2017
Sumber : Laman Berita / Website Blok Tuban (bloktuban.com)
Gambar diatas merupakan berita terkait sektor-sektor ekonomi yang dapat menopang
perekonomian Kabupaten Tuban Tahun 2017. Terdapat lima sektor yang termasuk dalam
penopang ekonomi Kabupaten Tuban, yaitu : sektor industri pengolahan (industri manufaktur);
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; sektor jasa konstruksi; sektor perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; serta sektor pertambangan dan penggalian.
Kelima sektor tersebut dapat membantu dalam menopang perekonomian di Kabupaten Tuban.
Alamat Serapan
NO Nama Aset Omset Tenaga Intervensi OPD
Desa Kecamatan Kerja
Peningkatan Paket
Pokdakan 50 76,5
1 Jenggolo Jenu 3 orang Budidaya Air Tawar
Mitra Sa'dah juta juta
Tahun 2017
Pokdakan
50 76,5
2 Pemuda Beji Jenu 3 orang
juta juta
Harapan
Pokmas Hijau 200
3 Beji Jenu 70 juta 3 orang
Daun Makmur juta
Bantuan Perbaikan
300 144 Kualitas Benih Hetceri
4 HSRT Anjani Jenu Jenu 4 orang
juta juta Udang Vaname Tanu
2017
HSRT Ksatria 250 220
5 Jenu Jenu 3 orang
Mas juta juta
Pokdakan 300 150
6 Purworejo Jenu 2 orang
Mbak Pereng juta juta
Pokdakan 2,4 250
7 Temaji Jenu 10 orang
Udang Perkasa M juta
Rehabilitasi Saluran
Pokdakan Tani 1,2 500
8 Temaji Jenu 8 orang Tambak Tersier Tahun
Manunggal M juta
2017
Pokdakan 1,5 500 Pembinaan dan
9 Sugihwaras Jenu 10 orang Pelatihan
Tirto Mujur M juta
Keterampilan Kerja
Pokdakan 125 300 Bagi Tenaga Kerja dan
10 Jenggolo Jenu 15 orang Masyarakat melalui
Prima Makmur juta juta
Pelatihan dan Bantuan
Sarana Produksi -
Bantuan Sarana
Produksi Benih Ikan
dan Bahan Baku
Mandiri (DBHCHT)
HSRT Mustofa 150 43,2
11 Sobontoro Tambakboyo 2 orang
Benur juta juta
Kegiatan Bantuan
Pokdakan 50
12 Kenanti Tambakboyo 60 juta 1 orang Calon Induk Lele
Kenanti Jaya juta
Tahun 2018
Pokdakan 900
13 Sobontoro Tambakboyo 20 juta 5 orang
Wahyu Jaya juta
50 250
14 Kugar Uyah Dasin Tambakboyo 10 orang
juta juta
50 250
15 Kugar Karung Dasin Tambakboyo 10 orang
juta juta
50 250
16 Kugar Kristal Dasin Tambakboyo 10 orang
juta juta
50 250
17 Kugar Yodium Dasin Tambakboyo 10 orang
juta juta
Kugar Garam 50 250
18 Dasin Tambakboyo 10 orang
Lumintu juta juta
Koperasi
Pugar 3,5 250
19 Dasin Tambakboyo 5 orang
Ronggolawe M juta
Makmur
Koperasi
50
20 Pugar Tambakboyo Tambakboyo -
juta
Ronggolawe 4
25
21 Alam Sejati 1 Sobontoro Tambakboyo 6M 2 orang Perorangan
M
25
22 Alam Sejati 2 Sobontoro Tambakboyo 6M 2 orang Perorangan
M
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tuban, 2020
Tabel diatas merupakan data-data UMKM bidang perikanan budidaya di Kecamatan
Jenu dan di Kecamatan Tambakboyo. Total UMKM bidang perikanan budidaya di wilayah
perencanaan sebanyak 22 UMKM, yang terdiri dari 10 UMKM di Kecamatan Jenu dan 12
UMKM di Kecamatan Tambakboyo. Jumlah UMKM bidang perikanan budidya di Kecamatan
Tambakboyo sedikit lebih banyak jika dibandingkan jumlah UMKM bidang perikanan
budidaya di Kecamatan Jenu.
Tabel 73 Tabel 4.46. Data UMKM Bidang Perikanan Tangkap di Wilayah Perencanaan
Hasil
Harga per
No Jenis Ikan Tangkapan
Kg
(ton)
1 Ikan Layang Biru (Decapterus sp) 1,075 Rp 30.000
2 Ikan Tongkol Komo (Mackarel) 41 Rp 21.000
3 Ikan Tenggiri (Narrow barred) 163,45 Rp 80.000
4 Ikan Belanak (Otomebora mullet) 4,275 Rp 36.000
Ikan Petek/Peperek/Pepetek
5 177,725 Rp 26.000
(Leiognathus equulus)
6 Ikan Selar Komo (Caranx mate) 60,9 Rp 35.000
7 Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) 128,05 Rp 45.000
Diketahui bahwa nelayan mulai melaut pada waktu pagi hari antara jam 02.00
WIB hingga jam 04.00 WIB. Kemudian akan kembali ke darat sekitar pukul 10.00
WIB – 12.00 WIB. Hasil tangkapan ikan kemudian langsung dibawa ke Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Gelondonggede yang berada di Desa Gelondonggede,
Kecamatan Tambakboyo.
Hasil
Harga per
No Jenis Ikan Tangkapan
Kg
(ton)
1 Ikan Manyung (Arius Thalassinus) 21,12 Rp 50.000
2 Ikan Kuniran (Upeneus moluccensis) 458,47 Rp 30.000
3 Ikan Layur (Trichiurus lepturus) 43,825 Rp 20.000
Ikan Kakap Merah/Bambangan
4 4 Rp 75.000
(Lutjanus malabaricus)
5 Ikan Bawal Hitam (Parastromateus niger) 93,95 Rp 25.000
Ikan Swanggi/Mata Besar
6 292,15 Rp 20.000
(Priacanthus tayenus)
Ikan Kerapu Lumpur
7 8,525 Rp 150.000
(Epinephelus coioides)
Berikut adalah kelompok ikan demersal yang ada di perairan Kecamatan Jenu
dan Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban.
Tabel 77 Deskripsi Ikan Demersal di Wilayah Perencanaan
Hasil
No Jenis Biota Tangkapan Harga per Kg
(Ton)
1 Udang Putih (Litopenaeus vannamei) 20,4 Rp 45.000
2 Cumi – Cumi (Teuthida) 215,2 Rp 55.000
3 Kepiting (Brachyura) 4,1 Rp 88.000
4 Rajungan (Portunidae) 736,375 Rp 90.000
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tuban, 2019
Berikut adalah kelompok biota lainnya yang ada di perairan Kecamatan Jenu
dan Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban.
Tabel 79 Deskripsi Biota Lainnya di Wilayah Perencanaan
Gambar 10 Kapal 5 – 10 GT
WUJUD/INDIKATOR SATUAN
INDUSTRI/KOMODITAS 2019
No. PRODUKSI PRODUKSI
Ikan Darat/Kolam
1 Mas Produksi Perikanan ton 1.100,26
2 Nila Produksi Perikanan ton 1.460,65
3 Nilem Produksi Perikanan ton -
4 Mujair Produksi Perikanan ton -
5 Gurami Produksi Perikanan ton 4,97
6 Tawes Produksi Perikanan ton 943,54
7 Patin Produksi Perikanan ton 429,62
8 Lele Produksi Perikanan ton 6.512,27
9 Sidat Produksi Perikanan ton -
10 Sepat Siam Produksi Perikanan ton -
11 Bawal Tawar Produksi Perikanan ton 412,40
12 Gabus Produksi Perikanan ton 14,59
13 Ikan Lain Produksi Perikanan ton 202,00
14 Udang Galah Produksi Perikanan ton -
Jumlah 11.080,32
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Tuban, 2019
Tabel 84 Produksi Perikanan Budidaya Zona Sawah Tambak
WUJUD/INDIKATOR SATUAN
INDUSTRI/KOMODITAS 2019
No. PRODUKSI PRODUKSI
Ikan Darat/Sawah Tambak
1 Mas Produksi Perikanan ton 1.343,12
2 Nila Produksi Perikanan ton 1.536,34
3 Mujahir Produksi Perikanan ton -
4 Tawes Produksi Perikanan ton 1.781,82
5 Patin Produksi Perikanan ton 51,83
6 Lele Produksi Perikanan ton 297,30
7 Gabus Produksi Perikanan ton -
8 Bawal Produksi Perikanan ton -
9 Gurame Produksi Perikanan ton -
10 Kerapu Produksi Perikanan ton -
11 Belut Produksi Perikanan ton 1,48
12 Bandeng Produksi Perikanan ton 5.052,91
13 Udang Windu Produksi Perikanan ton -
14 Udang Vannamei Produksi Perikanan ton 2.153,33
15 Ikan Lain Produksi Perikanan ton 153,28
16 Udang Lain Produksi Perikanan ton 53,31
Jumlah 12.424,73
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Tuban, 2019
WUJUD/INDIKATOR SATUAN
INDUSTRI/KOMODITAS 2019
No. PRODUKSI PRODUKSI
Ikan Darat/Karamba
1 Mas Produksi Perikanan ton 527,34
2 Nila Produksi Perikanan ton 680,61
3 Mujair Produksi Perikanan ton -
4 Gurami Produksi Perikanan ton -
5 Tawes Produksi Perikanan ton -
6 Patin Produksi Perikanan ton 152,61
7 Lele Produksi Perikanan ton 787,97
8 Bawal Produksi Perikanan ton 92,22
Jumlah 2.240,75
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Tuban, 2019
4.7.1 Mangrove
Hutan mangrove tumbuh di sepanjang garis pantai tropis seperti muara, delta atau
laguna di sepanjang pantai berlumpur. Daerah ini terlindung dari gelombang dan angin yang
kuat, terutama pada area yang terdapat suplai sedimen halus dan air tawar yang melimpah. di
daerah pesisir mangrove tumbuh di pantai bersubstrat lumpur. Luas mangrove di Kabupaten
Tuban kurang lebih 4,74 Ha dengan luas kategori rapat sekitar 1,23 Ha dan kerapatan sedang
0,72 Ha. Tingkat kerapatan mangrove di Kabupaten Tuban berada di kategori sedang-rapat.
Berdasarkan Surat Keputusan Drektorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian No
60/Kpts/DJ/I/1978 tentang silvikurtur hutan payau, hutan mangrove didefinisikan sebagai tipe
hutan yang terdapat di sepanjang pantai dan sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan noomor P.03/MENHUTV/2004, hutan
mangrove didefinisikan sebagai hutan yang tumbuh pada tanah alluvial di daerah pantai di
sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut dan dicirikan oleh jenis-jenis pohon
Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Lumnitzera, Xylocarpus dan Nypa. Sehingga
definisi ekosistem mangrove adalah suatu kawasan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut
dan dicirikan dengan tanaman mangrove.
Tabel 86 Kerapatan Mangrove
Kabupaten Tuban memiliki berbagai jenis mangrove. jenis mangrove yang dominan di
Kabupaten Tuban ada Bakau Kurap (Rhizophora stylosa) dengan kerapatan 300 tegakan/Ha,
Bakau (R. mucronata) dan Api-ap (Avicennia alba) dengan kerapatan 33,33 tegakan/Ha,
Teruntun (Lumnitzera racemosa), Bruguiera gymnorhiza, Tinjang B. gymnorrhiza dengan
kerapatan 266,67 tegakan/Ha, dan Waru Laut (Thespesia populnea) dengan kerapatan 233,33
tegakan/Ha. Tegakan pancang dan semaian juga hampir sepenuhnya didominasi oleh Bakau,
dengan kerapatan sebesar 800 dan 1600 tegakan/Ha. Jenis Mangrove asoiasi yang dominan
antara lain Keranji (Clerodendrum ineme), Cemara laut (Casuarina equisetifolia), Babakoan
(Scaevola taccada), Teracak kambing (Ipomea pes-caprae) dan Alur (Sesuvium
portulacastrum). Pada wilayah studi kami kondisi dari mangrove sendiri memiliki kerapatan
sedang hingga rapat. Kondisi seperti ini masih cukup baik untuk menahan abrasi dari air laut
meski gelombang pada daerah pesisir di wilayah studi tidak besar. Berikut merupakan gambar
mangrove yang kami temukan pada wilayah studi.
Gambar 20 Mangrove
5 Hutan Rakyat 56 Ha
Sumber: Data Diolah Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim Tahun 2015 dan Ground
Check (2016)
Hutan mangrove tumbuh di sepanjang garis pantai tropis seperti muara, delta
atau laguna di sepanjang pantai berlumpur. Daerah ini terlindung dari gelombang dan
angin yang kuat, terutama pada area yang terdapat suplai sedimen halus dan air tawar
yang melimpah. Kawasan mangrove sendiri terdapat di desa Jenu yaitu Mangrove
center.
Jenis mangrove yang ditanam adalah api-api atau dalam bahasa latin disebut Avicennia
marina. Mangrove jenis api-api ini berupa semak belukar atau pohon yang tumbuh
tegak atau menyebar. Ketinggian pohon bisa mencapai 30 meter. Memiliki sistem
perakaran horizontal berbentuk pensil dengan akar nafas tegak dengan sejumlah lentisel
(atau disebut penumatophore). Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan
terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda dan tangkai daun berwarna
kuning, tidak berbulu. Bibit Avicennia marina siap tanam setelah tinggi tanaman
mencapai minimal 30cm atau berumur 5-6 bulan.
b. Perikanan Tangkap
Perikanan merupakan salah satu kegiatan utama di Kecamatan Paciran . Sumber
daya ikan yang ada di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Tambakboyo berasal dari
perikanan tangkap. Komoditas utama pada sektor perikanan tangkap yaitu berupa ….
. Namun, tidak hanya jenis ikan tersebut yang ditangkap, setiap desa yang ada di pesisir
pun jenis ikan yang ditangkap pun berbeda tergantung musimnya. Banyaknya hasil laut
nelayan pada setiap melaut dapat berubah-ubah setiap harinya. Jika cuaca sedang bagus
nelayan bisa membawa hingga 5 ton di setiap kapalnya.
c. Pipa bawah laut
pipa darat dan bawah laut yang dioperasikan oleh PT. Kriss Energy menyalurkan hasil
disalinasi air laut dari perairan utara Bancar ke Bojonegoro.
d. Pelabuhan
Terdapat 4 pelabuhan yang terdapat pada wilayah perencanaan, yaitu Pelabuhan
Khusus PT. Semen Indo, Pelabuhan Trans Pasific Petro Indotama Tuban, Pelabuhan
Pertamina Santa Fee Tuban, dan Pelabuhan PLTU Tanjung Awar- awar.
• Pelabuhan barang
Pelabuhan barang memiliki dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat
barang seperti kran (derek) untuk mengangkut barang, fasilitas reparasi dan gudang
penyimpanan dalam skala yang memadai. Contohnya adalah pelabuhan Jamrud
yang merupakan bagian dari kawasan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
• Pelabuhan penumpang
Sesuai dengan namanya, pelabuhan ini berperan sebagai prasarana transportasi
moda transportasinya bermuatan manusia (penumpang). Pelabuhan penumpang
umumnya dilengkapi dengan terminal penumpang sebagai stasiun yang melayani
berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian,
seperti kantor imigrasi, administrasi pelabuhan, dan kantor maskapai pelayaran.
Untuk mendukung kelancaran sirkulasi penumpang dan barang, sebaiknya alur
masuk-keluar dipisahkan.Penumpang dapat melalui lantai atas yang dihubungkan
langsung dengan kapal sedangkan barang melalui dermaga.
e. Alur Pelayaran
Terdapat alur pelayaran nasional, akan tetapi tidak termasuk kedalam wilayah laut
Kecamatan Jenu dan Kecamatan Tambakboyo.
Antar kabupaten/kota menuju ke arah Pulau Bawean dan Pulau Madura (Peta Dishidros
TNI AL, 2015). Selain itu perairan utara juga terdapat alur pelayaran untuk kegiatan
perikanan tangkap dan pelabuhan khusus. Kapal ikan yang ada di wilayah pesisir utara
termasuk variatif dari 5 GT hingga di atas 50 GT. Kapal dengan tonase besar umumnya
berlayar dari pusat-pusat Pelabuhan Perikanan di seluruh wilayah pesisir utara
utamanya PPN Brondong, Lamongan. Selain itu kapal-kapal tonase lebih kecil juga
berlayar dari pelabuhan-pelabuhan kecil lainnya di sepanjang kecamatan pesisir. Alur
pelayaran khusus berada pada pelabuhan-pelabuhan khusus di sepanjang pesisir utara
antara lain di perairan Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya dan Bangkalan.
Peta 47 Pemanfaatan Ruang Laut
4.9 Bencana
Dalam Rencana Tata Ruang WIlayah Kabupaten Tuban, diketahui bahwa ancaman
bencana yang ada di wilayah perencanaan yaitu abrasi dan rawan gelombang pasang. Selain
hal tersebut adanya perubahan iklim juga perlulah diwaspadai dengan upaya mitigasi agar
mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan. Paparan terhadap bencana yang adapun pada
Rencana Zona Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Provinsi Jawa Timur, mengindikasikan bahwa
bencana alam yang terjadi adalah gelombang pasang. Selain itu terdapat abrasi menyebabkan
tempat mencari ikan semakin mundur jauh dari garis pantai.
4.9.1 Data Kejadian Bencana
Berdasarkan data kejadian bencana yang didapati dari Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tuban, dari tahun 2016 hingga 2018 didapati bahwa jenis bencana yang
melanda pada wilayah perencanaan yaitu Kecamatan Jenu dan Kecamatan Tambakboyo adalah
kegagalan teknologi, kebakaran huttan, gelombang tinggi/abrasi, dan laka laut. Untuk kejadian
detail per jenis bencana tertera dalam tabel berikut.
Tabel 89 Data Kejadian Bencana
Kecamatan Jenu
Kecamatan Tambakboyo
Nilai Klasifikasi
0-0,333 Rendah
0,333-0,667 Sedang
0,667-1 Tinggi
Indeks Kerentanan :
• Banjir
IKB = (IKS x 40%)+(IKF x 25%)+(IKE x 25%) + (IKL x 10%)
• Cuaca Ekstrem
IKCE = (IKS x 40%)+(IKF x 30%)+(IKE x 30%)
• Gelombang Ekstrem dan Abrasi
IKGEA = (IKS x 40%)+(IKF x 25%)+(IKE x 25%) + (IKL x 10%)
SD 22 26
SDN Tambakboyo II
SDN Temaji 1
SMP 4 2
SMA - - 1
SMAN 1 Tambakboyo
Jumlah 26 29
Sumber : Kecamatan Jenu Dalam Angka (2019) & Kecamatan Tambakboyo Dalam Angka (2017)
Peta 60 Sebaran Sarana Pendidikan di Wilayah Perencanaan
Apotek 2 1
Posyandu 17 3
Puskesmas
2 1
Pembantu
Puskesmas 1 1
• Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
• Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
• Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
• Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
rendah.
Berdasarkan hasil survei primer dan data dari RTRW Kabupaten Tuban
Tahun 2012-2032, sistem jaringan jalan pada wilayah perencanaan tergolong
menjadi jalan arteri, lokal, lingkungan, dan setapak. Berikut adalah peta
persebarannya pada wilayah perencanaan.
Peta 66 Peta Sistem Jaringan Jalan di Wilayah Perencanaan
ANALISIS
5.1 Kependudukan
5.1.1 Aspek Kependudukan
Berdasarkan rumus tersebut maka selanjutnya akan dihitung laju pertumbuhan pada
masing-masing kecamatan yang terdapat pada wilayah studi. Berikut merupakan tabel laju
pertumbuhan penduduk pada Kecamatan Jenu,Kecamatan Tambakboyo.
Tabel 98 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Jenu
Laju
Desa 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
Karang Asem 3060 3117 3156 1729 3146 0,55%
Socorejo 3623 3720 3788 3808 3860 1,27%
Temaji 4616 4673 4732 4603 4676 0,26%
Purworejo 2424 2491 2508 2442 2455 0,25%
Tasikharjo 2451 2529 2573 2510 2568 0,93%
Remen 3853 3932 3991 3914 3969 0,59%
Mentoso 2689 2739 2804 2757 2762 0,54%
Rawasan 2885 2972 3012 2862 2932 0,32%
Sumurgeneng 3463 3443 3472 3336 3384 1,43%
Wadung 2411 2513 2560 2550 2613 1,61%
Kaliuntu 2477 2512 2548 2508 2541 0,51%
Beji 6077 6183 6227 5941 6061 2,00%
Siwalan 3173 3254 3282 3138 3218 0,28%
Jenggolo 4026 4035 4090 3912 3975 1,60%
Sekardadi 1429 1481 1518 1546 1585 2,07%
Jenu 1839 1864 1908 1905 1901 0,66%
Sugihwaras 5919 6014 6098 5930 6040 0,40%
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Laju
Desa 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
>75
65-69
55-59
45-49
35-39 Laki-laki
Perempuan
25-29
15-19
5-9
<1
-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000
Sumber : Hasil Analisis, 2020
>75
65-69
55-59
45-49
35-39 Laki-laki
Perempuan
25-29
15-19
5-9
<1
-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000
Pada piramida penduduk diatas dapat dilihat bahwa sex ratio pada kecamatan pada
wilayahstudi terbilang seimbang.
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 𝑒 𝑟.𝑛
Keterangan :
Pn : Jumlah penduduk tahun ke-n n : Jangka waktu dalam tahun (selisih tahun)
Po : Jumlah penuduk tahun awal e : Bilangan eksponensial 2,7182818
r : angka pertumbuhan penduduk (laju pertumbuhan penduduk)
Desa 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
Karang Asem 3163 3181 3199 3217 3234 3252 3270 3289 3307 3325
Socorejo 3909 3959 4010 4061 4113 4165 4218 4272 4326 4382
Temaji 4688 4700 4712 4725 4737 4749 4761 4774 4786 4798
Purworejo 2461 2468 2474 2480 2486 2493 2499 2505 2512 2518
Tasikharjo 2592 2616 2641 2666 2691 2716 2741 2767 2793 2819
Remen 3993 4016 4040 4064 4088 4113 4137 4162 4187 4212
Mentoso 2777 2792 2807 2822 2837 2852 2868 2883 2898 2914
Rawasan 2941 2951 2961 2970 2980 2989 2999 3009 3019 3028
Sumurgeneng 3433 3482 3532 3583 3635 3687 3740 3794 3848 3904
Wadung 2655 2698 2742 2787 2832 2878 2925 2972 3020 3069
Kaliuntu 2554 2567 2580 2593 2607 2620 2633 2647 2660 2674
Beji 6183 6308 6436 6566 6698 6834 6972 7112 7256 7403
Siwalan 3227 3236 3245 3254 3264 3273 3282 3291 3301 3310
Jenggolo 4039 4104 4170 4237 4306 4375 4445 4517 4590 4664
Sekardadi 1618 1652 1687 1722 1758 1795 1832 1871 1910 1950
Jenu 1914 1926 1939 1952 1965 1978 1991 2005 2018 2031
Sugihwaras 6064 6089 6114 6139 6163 6188 6214 6239 6264 6289
Sumber: Analisa Penulis, 2020.
Desa 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039
Karang Asem 3344 3362 3381 3400 3419 3438 3457 3476 3495 3515
Socorejo 4437 4494 4551 4609 4668 4728 4788 4849 4911 4974
Temaji 4811 4823 4836 4848 4861 4873 4886 4899 4911 4924
Purworejo 2525 2531 2537 2544 2550 2557 2563 2570 2576 2583
Tasikharjo 2845 2872 2899 2926 2954 2981 3009 3037 3066 3095
Remen 4237 4262 4287 4313 4338 4364 4390 4416 4443 4469
Mentoso 2930 2945 2961 2977 2993 3009 3025 3042 3058 3074
Rawasan 3038 3048 3058 3068 3078 3088 3098 3108 3118 3128
Sumurgeneng 3960 4017 4075 4133 4193 4253 4314 4376 4439 4503
Wadung 3119 3170 3221 3273 3326 3380 3435 3491 3547 3605
Kaliuntu 2688 2701 2715 2729 2743 2757 2771 2785 2800 2814
Beji 7552 7705 7860 8019 8181 8346 8515 8687 8862 9041
Siwalan 3319 3329 3338 3347 3357 3366 3376 3385 3395 3404
Jenggolo 4739 4815 4893 4971 5051 5133 5215 5299 5385 5471
Sekardadi 1991 2032 2075 2118 2163 2208 2254 2302 2350 2399
Jenu 2045 2058 2072 2086 2100 2114 2128 2142 2156 2171
Sugihwaras 6315 6341 6366 6392 6418 6444 6470 6496 6523 6549
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Desa 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
Ngulahan 1294 1352 1412 1475 1540 1609 1680 1755 1833 1915
Dikir 2119 2154 2189 2226 2263 2300 2338 2377 2417 2457
Mander 4199 4230 4260 4291 4322 4354 4385 4417 4449 4481
Plajan 890 899 908 917 926 936 945 954 964 974
Belikanget 1874 1902 1930 1959 1988 2018 2048 2078 2109 2140
Cokrowati 3490 3587 3687 3789 3895 4003 4115 4230 4347 4468
Sotang 1271 1289 1306 1324 1343 1361 1380 1399 1418 1437
Pulogede 2376 2393 2411 2428 2446 2464 2482 2500 2518 2536
Gadon 1642 1647 1653 1659 1664 1670 1676 1682 1688 1693
Pabeyan 2539 2574 2610 2646 2682 2719 2756 2794 2833 2872
Tambakboyo 3677 3715 3753 3792 3831 3870 3910 3950 3991 4032
Klutuk 3342 3370 3397 3425 3453 3482 3510 3539 3568 3597
Dasin 3275 3326 3379 3432 3486 3541 3597 3653 3711 3769
Kenanti 1416 1419 1421 1424 1426 1429 1431 1433 1436 1438
Sobontoro 2669 2673 2678 2683 2687 2692 2697 2701 2706 2711
Sawir 2847 2868 2890 2912 2933 2955 2977 3000 3022 3045
Merkawang 2391 2414 2436 2459 2482 2505 2529 2553 2577 2601
Glondonggede 3299 3323 3348 3373 3397 3422 3448 3473 3499 3524
Desa 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039
Ngulahan 2000 2089 2182 2279 2380 2486 2597 2712 2833 2959
Dikir 2497 2539 2581 2624 2667 2711 2756 2802 2849 2896
Mander 4514 4546 4579 4613 4646 4680 4714 4748 4782 4817
Plajan 984 993 1003 1014 1024 1034 1044 1055 1066 1076
Belikanget 2172 2204 2237 2270 2304 2338 2372 2408 2443 2480
Cokrowati 4593 4721 4852 4987 5126 5269 5416 5567 5722 5881
Sotang 1457 1477 1497 1518 1539 1560 1582 1603 1625 1648
Pulogede 2554 2573 2592 2610 2629 2648 2668 2687 2706 2726
Gadon 1699 1705 1711 1717 1723 1729 1735 1741 1747 1753
Pabeyan 2911 2951 2992 3033 3075 3117 3160 3204 3248 3292
Tambakboyo 4073 4115 4157 4200 4243 4286 4330 4375 4420 4465
Klutuk 3627 3657 3687 3717 3748 3778 3809 3841 3872 3904
Dasin 3829 3889 3950 4013 4076 4140 4205 4272 4339 4407
Kenanti 1441 1443 1446 1448 1451 1453 1456 1458 1461 1463
Sobontoro 2715 2720 2725 2729 2734 2739 2744 2748 2753 2758
Sawir 3068 3091 3114 3137 3161 3184 3208 3232 3256 3281
Merkawang 2625 2650 2674 2700 2725 2750 2776 2802 2828 2855
Glondonggede 3550 3577 3603 3629 3656 3683 3710 3738 3765 3793
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Dari jumlah penduduk hasil proyeksi pada tahun mendatang dapat dilihat bahwa
kenaikan jumlah penduduk berbeda-beda pada masing-masing desa dikarenakan perbedaan
dari laju pertumbuhan yang sudah dihitung sebelumnya. Proyeksi jumlah penduduk ini juga
bukan merupakan hasil yang pasti terjadi karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi
baik dari dalam seperti angka kelahiran yang menurun dan angka kematian yang
meningkat, atau dari luar seperti perpindahan penduduk, bencana, dan sebagainya. Namun
bukan berarti proyeksi penduduk ini tidak dapat digunakan, proyeksi penduduk ini
digunakan hanya sebagai acuan guna pembangunan kedepannya berdasarkan jumlah
warga yang akan dilayani.
Luas
Desa Wilayah 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
(Km2)
Karang Asem 4,46 709 713 717 721 725 729 733 737 741 746
Socorejo 5,47 715 724 733 742 752 761 771 781 791 801
Temaji 11,45 409 410 412 413 414 415 416 417 418 419
Purworejo 4,43 556 557 558 560 561 563 564 566 567 568
Tasikharjo 5,45 476 480 485 489 494 498 503 508 512 517
Remen 5,49 727 732 736 740 745 749 754 758 763 767
Mentoso 3,5 793 798 802 806 811 815 819 824 828 833
Rawasan 4,1 717 720 722 724 727 729 731 734 736 739
Sumurgeneng 7 490 497 505 512 519 527 534 542 550 558
Wadung 4,68 567 577 586 595 605 615 625 635 645 656
Kaliuntu 3,21 796 800 804 808 812 816 820 825 829 833
Beji 3,47 1782 1818 1855 1892 1930 1969 2009 2050 2091 2133
Siwalan 6,3 512 514 515 517 518 519 521 522 524 525
Jenggolo 2,74 1474 1498 1522 1546 1571 1597 1622 1649 1675 1702
Sekardadi 2,54 637 650 664 678 692 707 721 737 752 768
Jenu 2,09 916 922 928 934 940 946 953 959 966 972
Sugihwaras 5,23 1160 1164 1169 1174 1178 1183 1188 1193 1198 1203
Sumber: Hasil Analisa, 2020.
Luas
Desa Wilayah 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039
(Km2)
Karang Asem 4,46 750 754 758 762 767 771 775 779 784 788
Socorejo 5,47 811 822 832 843 853 864 875 886 898 909
Temaji 11,45 420 421 422 423 425 426 427 428 429 430
Purworejo 4,43 570 571 573 574 576 577 579 580 582 583
Tasikharjo 5,45 522 527 532 537 542 547 552 557 563 568
Remen 5,49 772 776 781 786 790 795 800 804 809 814
Mentoso 3,5 837 842 846 851 855 860 864 869 874 878
Rawasan 4,1 741 743 746 748 751 753 756 758 760 763
Sumurgeneng 7 566 574 582 590 599 608 616 625 634 643
Wadung 4,68 666 677 688 699 711 722 734 746 758 770
Kaliuntu 3,21 837 842 846 850 855 859 863 868 872 877
Beji 3,47 2176 2220 2265 2311 2358 2405 2454 2503 2554 2606
Siwalan 6,3 527 528 530 531 533 534 536 537 539 540
Jenggolo 2,74 1729 1757 1786 1814 1844 1873 1903 1934 1965 1997
Sekardadi 2,54 784 800 817 834 852 869 888 906 925 944
Jenu 2,09 978 985 991 998 1005 1011 1018 1025 1032 1039
Sugihwaras 5,23 1207 1212 1217 1222 1227 1232 1237 1242 1247 1252
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Luas
Desa Wilayah 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
(Km2)
Ngulahan 13,09 99 103 108 113 118 123 128 134 140 146
Dikir 10,61 200 203 206 210 213 217 220 224 228 232
Mander 6,26 671 676 681 685 690 695 701 706 711 716
Plajan 4,08 218 220 223 225 227 229 232 234 236 239
Belikanget 2,77 677 687 697 707 718 728 739 750 761 773
Cokrowati 6,2 563 579 595 611 628 646 664 682 701 721
Sotang 2,01 632 641 650 659 668 677 686 696 705 715
Pulogede 2,09 1137 1145 1153 1162 1170 1179 1187 1196 1205 1213
Gadon 0,68 2414 2423 2431 2439 2448 2456 2465 2473 2482 2490
Pabeyan 0,46 5521 5597 5674 5752 5831 5911 5992 6075 6158 6243
Tambakboy
0,59 6233 6297 6362 6427 6493 6560 6627 6695 6764 6833
o
Klutuk 2,55 1311 1321 1332 1343 1354 1365 1377 1388 1399 1411
Dasin 7,93 413 419 426 433 440 447 454 461 468 475
Kenanti 0,18 7869 7882 7896 7909 7923 7936 7950 7963 7977 7991
Sobontoro 1,41 1893 1896 1899 1903 1906 1909 1912 1916 1919 1922
Sawir 6,61 431 434 437 440 444 447 450 454 457 461
Merkawang 3,97 602 608 614 619 625 631 637 643 649 655
Glondongge
1,48 2229 2246 2262 2279 2296 2312 2329 2347 2364 2381
de
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Luas
Desa Wilayah 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039
(Km2)
Ngulahan 13,09 153 160 167 174 182 190 198 207 216 226
Dikir 10,61 235 239 243 247 251 256 260 264 268 273
Mander 6,26 721 726 732 737 742 748 753 758 764 769
Plajan 4,08 241 243 246 248 251 253 256 259 261 264
Belikanget 2,77 784 796 807 819 832 844 856 869 882 895
Cokrowati 6,2 741 761 783 804 827 850 874 898 923 949
Sotang 2,01 725 735 745 755 766 776 787 798 809 820
Pulogede 2,09 1222 1231 1240 1249 1258 1267 1276 1286 1295 1304
Gadon 0,68 2499 2508 2516 2525 2534 2543 2551 2560 2569 2578
Pabeyan 0,46 6329 6416 6504 6594 6685 6777 6870 6964 7060 7157
Tambakboy
0,59 6903 6974 7046 7118 7191 7265 7340 7415 7491 7568
o
Klutuk 2,55 1422 1434 1446 1458 1470 1482 1494 1506 1519 1531
Dasin 7,93 483 490 498 506 514 522 530 539 547 556
Kenanti 0,18 8004 8018 8032 8045 8059 8073 8087 8100 8114 8128
Sobontoro 1,41 1926 1929 1932 1936 1939 1943 1946 1949 1953 1956
Sawir 6,61 464 468 471 475 478 482 485 489 493 496
Merkawang 3,97 661 667 674 680 686 693 699 706 712 719
Glondongge
1,48 2399 2417 2434 2452 2470 2489 2507 2525 2544 2563
de
Sumber : Hasil Analisis, 2020
5.2 Ekonomi
Tabel 110 Analisis SLQ Kecamatan Jenu
ANALISIS SLQ
Kategori Uraian
Rata-
2014 2015 2016 2017 2018 Keterangan
(1) (2) Rata
Pertanian,
Kehutanan,
A 1.4774 1.4712 1.4881 1.4982 1.5133 1.4896 Basis
dan
Perikanan
Pertamban
B gan dan 0.3248 0.3359 0.3510 0.3613 0.3628 0.3472 Non Basis
Penggalian
Industri
C
Pengolahan 0.3364 0.3422 0.3435 0.3539 0.3666 0.3485 Non Basis
Pengadaan
D
Listrik, Gas 2.1661 2.1538 2.1556 2.1548 2.1706 2.1602 Basis
Pengadaan
E 1.1464 1.1512 1.1540 1.1539 1.1630 1.1537 Basis
Air
F Konstruksi 2.3970 2.4287 2.4340 2.4334 2.4581 2.4302 Basis
Perdaganga
n Besar dan
Eceran, dan
G Reparasi 1.0026 1.0083 1.0093 1.0269 1.0452 1.0185 Basis
Mobil dan
Sepsseda
Motor
Transportas
i dan
H
Pergudanga 0.9853 1.0699 1.1239 1.1598 1.2466 1.1171 Basis
n
Penyediaan
Akomodasi
I 1.3115 1.3845 1.3853 1.3883 1.4374 1.3814 Basis
dan Makan
Minum
J Informasi
1.1442 1.1731 1.1518 1.1547 1.2326 1.1713 Basis
dan
Komunikas
i
Jasa
K 0.8514 0.8573 0.8570 0.8581 0.8657 0.8579 Non Basis
Keuangan
L Real Estate 1.5310 1.5314 1.5412 1.5508 1.5682 1.5445 Basis
Jasa
M,N 0.7716 0.7777 0.7768 0.7740 0.7839 0.7768 Non Basis
Perusahaan
Administra
si
Pemerintah
an,
O Pertahanan 0.4990 0.4922 0.5023 0.5025 0.5068 0.5006 Non Basis
dan
Jaminan
Sosial
Wajib
Jasa
P 0.9857 0.9868 0.9922 0.9909 0.9967 0.9904 Non Basis
Pendidikan
Jasa
Kesehatan
Q dan 0.9857 0.9868 0.9922 0.9985 1.0563 1.0039 Basis
Kegiatan
Sosial
Jasa
R,S,T,U 0.7039 0.7078 0.7086 0.7142 0.7223 0.7114 Non Basis
Lainnya
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Tabel 111 Analisis DLQ Kecamatan Jenu
Jasa
K 1.0839 0.8935 0.8900 0.9234 0.8291 0.9240 Lebih Lambat
Keuangan
L Real Estate 1.0314 0.8222 0.9761 1.0016 0.8537 0.9370 Lebih Lambat
Jasa
M,N 1.0314 0.8924 0.8805 0.8483 0.8616 0.9028 Lebih Lambat
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan 1.1477 0.5980 1.1679 0.9096 0.8264 0.9299 Lebih Lambat
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
P 0.9569 0.8311 0.9648 0.8765 0.7852 0.8829 Lebih Lambat
Pendidikan
Jasa
Kesehatan
Q 0.9674 0.8298 0.9651 0.9806 1.3015 1.0089 Lebih Cepat
dan Kegiatan
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.8993 0.8940 0.9058 1.0156 0.8552 0.9140 Lebih Lambat
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Tabel 112 Shift Share Kecamatan Jenu
Pertambangan
B dan -
0.1043 10.43% -0.0155 0.0288 2.88% 0.1176 11.76% 0.0133 Progresif
Penggalian 1.55%
Industri
C 0.1043 10.43% 0.0562 5.62% 0.0695 6.95% 0.2299 22.99% 0.1256 Progresif
Pengolahan
Pengadaan -
D 0.1043 10.43% -0.0607 0.0000 0.00% 0.0435 4.35% -0.0607 Mundur
Listrik, Gas 6.07%
Pengadaan -
E 0.1043 10.43% -0.0385 0.0009 0.09% 0.0667 6.67% -0.0376 Mundur
Air 3.85%
F Konstruksi -
0.1043 10.43% -0.0893 0.0029 0.29% 0.0179 1.79% -0.0864 Mundur
8.93%
Perdagangan
Besar dan
Eceran, dan
G 0.1043 10.43% 0.0360 3.60% 0.0324 3.24% 0.1727 17.27% 0.0684 Progresif
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
H dan 0.1043 10.43% 0.0468 4.68% 0.1169 11.69% 0.2680 26.80% 0.1637 Progresif
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
I 0.1043 10.43% 0.0654 6.54% 0.0356 3.56% 0.2052 20.52% 0.1010 Progresif
dan Makan
Minum
Informasi dan
J 0.1043 10.43% 0.0492 4.92% 0.0725 7.25% 0.2260 22.60% 0.1217 Progresif
Komunikasi
Jasa -
K 0.1043 10.43% -0.0218 0.0034 0.34% 0.0859 8.59% -0.0184 Mundur
Keuangan 2.18%
L Real Estate 0.1043 10.43% 0.0037 0.37% 0.0116 1.16% 0.1196 11.96% 0.0153 Progresif
Jasa
M,N 0.1043 10.43% 0.0300 3.00% 0.0025 0.25% 0.1368 13.68% 0.0325 Progresif
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan -
0.1043 10.43% -0.0300 0.0022 0.22% 0.0765 7.65% -0.0278 Mundur
dan Jaminan 3.00%
Sosial Wajib
Jasa -
P 0.1043 10.43% -0.0063 -0.0026 -0.26% 0.0954 9.54% -0.0089 Mundur
Pendidikan 0.63%
Jasa
Kesehatan
Q 0.1043 10.43% 0.0405 4.05% 0.0655 6.55% 0.2103 21.03% 0.1060 Progresif
dan Kegiatan
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.1043 10.43% 0.0083 0.83% 0.0138 1.38% 0.1263 12.63% 0.0220 Progresif
B Pertambangan dan Penggalian 1.1061 1.5188 2.3016 1.3258 0.7730 1.4050 Lebih Cepat
C Industri Pengolahan 1.8520 0.7014 1.5354 1.2512 1.2078 1.3096 Lebih Cepat
D Pengadaan Listrik, Gas 0.9456 1.5158 2.8279 0.9544 1.0355 1.4558 Lebih Cepat
E Pengadaan Air 1.0863 1.1708 0.8269 0.9290 1.0436 1.0113 Lebih Cepat
F Konstruksi 0.9048 1.3447 1.4700 1.0915 1.2310 1.2084 Lebih Cepat
G Perdagangan Besar dan Eceran,
dan Reparasi Mobil dan Sepeda 0.8675 1.0377 0.6145 0.7611 0.9607 0.8483 Lebih Lambat
Motor
H Transportasi dan Pergudangan 0.9345 0.7183 0.5783 0.9629 0.7522 0.7892 Lebih Lambat
I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0.9321 0.6261 1.0330 0.9577 0.9846 0.9067 Lebih Lambat
J Informasi dan Komunikasi 0.9478 1.4937 0.4667 0.9131 0.9987 0.9640 Lebih Lambat
K Jasa Keuangan 0.9073 0.9621 0.9876 1.5437 1.1994 1.1200 Lebih Cepat
L Real Estate 1.0141 0.9428 1.0089 1.0542 0.9494 0.9939 Lebih Lambat
M,N Jasa Perusahaan 1.0141 1.0233 0.9101 0.8942 0.9843 0.9652 Lebih Lambat
O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 1.0293 0.7910 1.1254 0.9298 1.0311 0.9814 Lebih Lambat
Wajib
P Jasa Pendidikan 1.0670 0.9281 1.0257 0.9212 1.0314 0.9947 Lebih Lambat
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1.0598 0.9292 1.0253 0.9524 1.0226 0.9979 Lebih Lambat
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.7693 1.0987 0.8726 0.8417 0.9684 0.9101 Lebih Lambat
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 116 Shift Share Kecamatan Tambakboyo
C Industri Pengolahan 0.1043 10.43% 0.0562 5.62% 0.0449 4.49% 0.2053 20.53% 0.1010 Progresif
D Pengadaan Listrik, Gas 0.1043 10.43% -0.0607 -6.07% 0.0005 0.05% 0.0441 4.41% -0.0602 Mundur
E Pengadaan Air 0.1043 10.43% -0.0385 -3.85% 0.0003 0.03% 0.0661 6.61% -0.0382 Mundur
F Konstruksi 0.1043 10.43% -0.0893 -8.93% 0.0062 0.62% 0.0212 2.12% -0.0831 Mundur
G Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi -
0.1043 10.43% 0.0360 3.60% -2.22% 0.1181 11.81% 0.0138 Progresif
Mobil dan Sepeda Motor 0.0222
H Transportasi dan -
Pergudangan 0.1043 10.43% 0.0468 4.68% -0.47% 0.1464 14.64% 0.0421 Progresif
0.0047
I Penyediaan Akomodasi -
dan Makan Minum 0.1043 10.43% 0.0654 6.54% -0.18% 0.1678 16.78% 0.0635 Progresif
0.0018
J Informasi dan -
Komunikasi 0.1043 10.43% 0.0492 4.92% -0.50% 0.1485 14.85% 0.0442 Progresif
0.0050
K Jasa Keuangan 0.1043 10.43% -0.0218 -2.18% 0.0420 4.20% 0.1245 12.45% 0.0202 Progresif
L Real Estate 0.1043 10.43% 0.0037 0.37% 0.0016 0.16% 0.1096 10.96% 0.0053 Progresif
M,N Jasa Perusahaan -
0.1043 10.43% 0.0300 3.00% -0.72% 0.1271 12.71% 0.0228 Progresif
0.0072
O Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan -
0.1043 10.43% -0.0300 -3.00% -0.03% 0.0740 7.40% -0.0303 Mundur
dan Jaminan Sosial Wajib 0.0003
P Jasa Pendidikan -
0.1043 10.43% -0.0063 -0.63% -0.10% 0.0970 9.70% -0.0072 Mundur
0.0010
Q Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 0.1043 10.43% 0.0405 4.05% 0.0005 0.05% 0.1453 14.53% 0.0410 Progresif
Jumlah Jumlah
Tahun Fasilitas
Penduduk KK Rumah Industri & Fasilitas Penerangan
Sosial & Cadangan Total
Tangga Perdagangan Perkantoran Jalan
Ekonomi
2020 101.783 20.357 15.267,75 10.687,43 2.290,16 1.526,78 152,68 763,39 30.688,18
2040 101.816 20.363 15.272,40 10.690,68 2.290,86 1.527,24 152,72 763,62 30.697,52
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Berdasarkan hasil analisis proyeksi kebutuhan listrik pada tahun 2040 di wilayah perencanaan, kenaikan kebutuhan listrik tidak naik
secara signifikan. Hal ini disebabkan bertambahan jumlah penduduk pada tahun 2040 yang juga diproyeksikan hanya mengalami kenaikan
yang sedikit. Sehingga dengan kenaikan jumlah kebutuhan listrik yang tidak signifikan alternative dalam optimalisasi fungsi jaringan listrik
pada wilayah perencanaan dapat berupa pengawasan serta perawatan kondisi jaringan listrik yang telah tersedia.
f. Jaringan Jalan
Dalam menentukan standar lebar jalan pada setiap fungsi jalan telah diatur dalam
UU No. 38 Tahun 2004 dan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan dan kondisi lalu
lintasnya. Analisis kesesuaian standarisasi jalan perlu dilakukan guna menilai potensi
peningkatan aktivitas di tiap kawasan sesuai dengan kondisi jalan yang sesuai atau
tidak. Optimalisasi fungsi jual juga sangat dibutuhkan guna mendorong sektor ekonomi
baru serta meningkatkan aksesibilitas kawasan. Berikut adalah hasil analisis kesesuaian
jaringan jalan pada wilayah perencanaan.
Tabel 124 Kesesuaian Jaringan Jalan di Wilayah Perencanaan
Lebar Jalan
No Nama Jalan Fungsi Jalan Standar (m) Kesesuaian
(m)
1 Jalan Raya Pantura Arteri Primer 12 > 11 Sesuai
Jalan Raya Kolektor
2 5 >9 Tidak Sesuai
Merakurak Jenu Sekunder
Kolektor
3 Jalan Raya Glondong 6 >9 Tidak Sesuai
Sekunder
Lokal
4 Jalan Kalipang 4 > 7,5 Tidak Sesuai
Sekunder
Jalan Raya Desa Lokal
5 4 > 7,5 Tidak Sesuai
Remen Sekunder
Jalan Telogo Alang- Lokal
6 4 > 7,5 Tidak Sesuai
Alang Sekunder
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Isu potensi sumber daya pesisir dilihat dari beberapa indikator, yaitu terkait pengelolaan
transportasi laut dan alur pelayaran; pengembangan ekonomi, wisata bahari, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat; pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya laut; pengembangan
industri kelautan dan perikanan; dan pengelolaan pertambangan dan migas. Berikut adalah
rekapitulasi isu strategis yang berkaitan dengan wilayah perencanaan.
6.3 Isu Bencana Alam Dan Atau Bencana Akibat Tindakan Manusia
o Berdasarkan fakta eksisting diketahui bahwa bencana yang terjadi di wilayah
perencanaan adalah abrasi dan gelombang pasang
o Adanya industri besar yang dapat berpengaruh terhadap ancaman kegagalan industri
Strength Weakness
(S1) (W1)
• Kawasan Perencanaan terhubung • Adanya bencana abrasi dan
langsung dengan jalan nasional gelombang pasang
• Termasuk dalam Gerbang • Belum adanya early warning
Kertasusila Plus(Gresik-Bangkalan- system yang menunjang pada
Mojokerta-Surabaya-Sidoarjo- wilayah pesisir
Lamongan dan Tuban)
• Belum adanya jalur evakuasi
• Keuntungan lokasi Kabupaten bencana
Tuban yang diapit oleh 2 kota besar
(W2)
yaitu Surabaya dan Semarang
dengan akses jalan pantai utara • Maraknya penggunaan alat
tangkap ikan ilegal berupa pukat
ikat sesuai NOMOR
(S2) 71/PERMEN-KP/2016
• Peran masyarakat dalam • Nelayan mengeluh adanya kapal
POKWASMAS yang bekerja sama besar yang mengambil ikan
dengan stakeholder terkait dalam
• Tren produksi ikan yang
upaya terhadap hal pengawasan dan
fluktuatif
pemberdayaan potensi pesisir
(W3)
• Adanya kelembagaan tingkat desa
berupa BUMDES • Ada banyak sampah pada area
pesisir
• Adanya degradasi lahan yaitu
(S3)
rusaknya terumbu karang yang
• Adanya aglomerasi industri dengan ada di wilayah pesisir khususnya
dibangunnya Kawasan Industri yang lokasinya dekat dengan
Tuban pelabuhan dan industri eksisting
• Sektor industri merupakan PDRB • Pencemaran udara hasil debu
tertinggi di Kabupaten Tuban dan dari industri semen
merupakan lumbung energi
(W4)
nasional
• Sumber daya alam yang cukup • Belum adanya administrasi satu
mendukung bahan industri di pintu di pelabuhan
Kabupaten Tuban
• Tumpang tindihnya pengelolaan
• Pada industri besar, terdapat sumber daya (zonasi
program Corporate Social pemanfaatan ruang)
Responsibility
(W5)
• Berdasarkan analisis kemampuan
• Kurangnya penyerapan tenaga
lahan, wilayah perencanaan ada
kerja masyarakat lokal
pada klasifikasi agak tinggi
• Kurang tepat sasaran dari
program CSR yang dilakukan
(S4) oleh industri kepada masyarakat
sekitar perusahaan
• Adanya mangrove center sebagai
area konservasi dan edukasi • Pemanfaatan teknologi oleh
masyarakat pesisir yang kurang
optimal dan melemahkan daya
(S5) saing dalam pengolahan hingga
pemasaran hasil tangkapan
• Berdasarkan analisis zona maupun hasil tanaman pangan
kesesuaian tangkapan ikan, laut
pada wilayah perencanaan memiliki (W6)
luasan yang cukup luas sesuai
• Belum ada green belt atau buffer
dengan zona tangkap ikan
zone industri
(W7)
(S6)
• Tingkat pendidikan masyarakat
• Banyak lahan kosong atau area non rendah sehingga belum terserap
terbangun yang ada pada wilayah di industri
perencanaan
(S7)
• Pertanian, perikanan, dan
kehutanan merupakan sektor basis
pada kedua wilayah
kecamatan/lumbung pangan
(S8)
• Usia produktif pada wilayah
perencanaan tinggi
Opportunities Threat
(O1) (T1)
• Pengembangan Pelabuhan di Jenu • Investasi yang melemah
masuk prioritas Pemerintah
(T2)
Kabupaten Tuban
• Sumber daya manusia atau
• Akan dikembangkan jalan tol/jalan
tenaga ahli yang diambil oleh
bebas hambatan pada Kabupaten
industri diambil dari luar
Tuban yang terhubung dengan
wilayah Kabupaten Tuban
wilayah lain
(T3)
(O2)
• Bahan baku ikan segar industri
• Dalam perda no. 1 thn 2018
pengolahan ikan yang masih
tertuang bahwa Kecamatan Jenu
memasok dari Brondong,
akan menjadi Kawasan Strategis
Lamongan, Rembang, Pemalang,
Nasional Industri
dan Lampung. (Kurang punya
• Adanya industri berpotensi daya saing)
membangkitkan kawasan dengan
timbulnya permukiman
(O3)
• Adanya hasil produksi tanaman
pangan yang besar dari Kecamatan
yang ada di Kabupaten Tuban
(O4)
• Dapat tumbuhnya sosio ekonomi
yang mengikuti jalan arteri (jalur
PANTURA
Strength Weakness
(S1,O2) (W1,O1)
Opportunities Optimalisasi kawasan industri Mengembangkan pelabuhan
yang didukung lokasi strategis yang resilient terhadap bencana
(S1,S7,O1, O3) (W3,O2)
Meningkatkan kualitas Mengembangkan kawasan
pengelolaan produksi dan industri yang ramah lingkungan
distribusi komoditas unggulan
guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan daya saing (W4,O1)
wilayah
Merumuskan kepastian hukum
dan regulasi terkait
administrasi dan zonasi wilayah
(S2, S7, O2)
yang mengoptimalkan
Adanya kelembagaan di tingkat konektivitas kegiatan
desa mendukung sektor ekonomi
masyarakat
(W6,O2)
Mengadakan area konservasi
(S3, O2, O4)
sebagai buffer zone industri
Mengendalikan bangkitan dari
adanya kawasan industri yang
strategis (W7,O2)
Meningkatkan sumber daya
masyarakat lokal melalui
(S6, O2)
sekolah informal sektor industri
Optimalisasi lahan non terbangun agar berdaya saing
sebagai kawasan pendukung
industri
(S1,T1) (W1,T1)
Mengembangkan mitigasi
Berkoordinasi dengan Pemprov
bencana untuk jaminan
dalam percepatan investasi
investasi
terutama pada sektor unggulan
(W5,T2)
Threat (S3,T2)
Koordinasi antar stakeholder
Memperketat regulasi terkait
guna mengoptimalkan kapasitas
ketenagakerjaan
masyarakat lokal yang berdaya
saing
(S5,S7, T3)
(W2,T3)
Mengoptimalkan penangkapan Penyuluhan tentang
berbasis teknologi untuk memasok penggunaan alat tangkap sesuai
industri pengelolaan ikan NOMOR 71/PERMEN-KP/2016
dan legalitas penggunaan kapal
perikanan
(S6,T1)
Menyediakan Sarana dan
Prasarana dasar maupun
pendukung untuk menarik
investasi yang strategis
(S8,T2)
Meningkatkan kemampuan
generasi milenial lokal agar
mampu bersaing
Mengacu pada visi atas, dapat digaris bawahi bahwa fokus pengembangan kawasan ini antara
lain adalah mengembangkan pelabuhan yang saling berhubungan dengan kawasan sektor
perikanan, permukiman, dan industri.
7.3.2 Misi :
1. Optimalisasi konektivitas sektor unggulan dengan pelabuhan
• Mengendalikan bangkitan dari adanya kawasan industri yang strategis
• Merumuskan kepastian hukum dan regulasi terkait administrasi dan zonasi wilayah
yang me
• ngoptimalkan konektivitas kegiatan
• Menyediakan Sarana dan Prasarana dasar maupun pendukung untuk
menarik investasi yang strategis
2. Mengembangkan sektor unggulan di wilayah studi sehingga memiliki daya saing tinggi
• Optimalisasi kawasan industri yang didukung lokasi strategis
• Meningkatkan kualitas pengelolaan produksi dan distribusi komoditas unggulan
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing wilayah
• Optimalisasi lahan non terbangun sebagai kawasan pendukung industri
•
Berkoordinasi dengan Pemprov dalam percepatan investasi terutama pada sektor
unggulan
• Penyuluhan tentang penggunaan alat tangkap sesuai NOMOR 71/PERMEN-
KP/2016 dan legalitas penggunaan kapal perikanan
3. Mengembangkan nasional hub dengan konsep yang berwawasan lingkungan
• Mengembangkan kawasan national hub yang resilient terhadap bencana
• Mengembangkan kawasan industri yang ramah lingkungan
• Mengadakan area konservasi sebagai buffer zone industri
• Memperketat regulasi terkait ketenagakerjaan
• Mengoptimalkan penangkapan berbasis teknologi untuk memasok industri
pengelolaan ikan
Integrated yaitu mengintegrasikan antara sektor yang digadang dengan pelabuhan sebagai
katalisator pengembangan sektor tersebut
Eco yaitu konsep yang mengacu pada ekologi, lebih kepada bagaimana mengembangkan
pelabuhan tanpa merusak lingkungan dan memperhatikan zona tangkapan ikan
Sebagai salah satu prasarana transportasi, pelabuhan memiliki peran strategis untuk
mendukung sistem transportasi karena menjadi titik simpul hubungan antardaerah/negara.
Selain itu, pelabuhan menjadi tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi (Oblak
dkk., 2013, 84). Dengan demikian, pelabuhan memiliki fungsi sosial dan ekonomi. Secara
ekonomi, pelabuhan berfungsi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian karena
menjadi fasilitas yang memudahkan distribusi hasil-hasil produksi. Secara sosial, pelabuhan
menjadi fasilitas publik tempat berlangsungnya interaksi antar pengguna (masyarakat),
termasuk interaksi yang terjadi karena adanya aktivitas perekonomian (Berkoz & Tekba, 1999,
11; Derakhshan, 2005, 66)
Persyaratan pada Pelabuhan Agar dapat berfungsi dengan baik, maka pelabuhan harus
memenuhi beberapa persyaratan berikut antara lain:
a) Harus adanya hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat, seperti jalan
raya,kereta api, dsb, sehingga distribusi barang dan penumpang dapat dilakukan dengan
cepat.
b) Adanya kedalamanan dan lebar alur yang cukup.
c) Berada pada wilayah yang memiliki daerah belakang yang subur atau memiliki populasi
tinggi
d) Adanya tempat untuk membuang sauh selama menunggu untuk merapat ke dermaga
atau mengisi bahan bakar
e) Tersedianya tempat reparasi kapal
f) Tersedianya fasilitas bongkar muat barang/penumpang, serta fasilitas pendukungnya.
Bangunan dan Fasilitas pada Pelabuhan Fasilitas dan bangunan yang pada umumnya terdapat
pada suatu pelabuhan meliputi:
a) Pemecah gelombang Digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.Pemecah gelombang ini tidak diperlukan bila pelabuhan telah
terlindungi secara alamiah.
b) Alur pelayaran Berfungsi mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar masuk pelabuhan
c) Kolam pelabuhan Merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan
bongkar muat dan gerakan memutar.
d) Dermaga Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatkan pada waktu bongkar muat. Dalam pertimbangan dimensi dermaga,
hendaknya perlu diperhatikan jenis dan ukuran kapal yang akan merapat dan bertambat
di dermaga itu, sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga maupun
melakukan bongkar muat barang dengan lancer, cepat, dan aman.
e) Alat penambat Digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di dermaga
maupun saat menunggu di perairan.Alat ini bisa digunakan diletakkan pada dermaga
maupun pada laut sebagai pelampung penambat.
f) Gudang
g) Gedung terminal
h) Fasilitas bahan bakar kapal
i) Fasilitas pandu kapal Meliputi fasilitas untuk kapal tunda dan perlengkapan lain yang
diperlukan kapal masuk keluar pelabuhan.
Tabel 128 Konsep Integrated Port
Sektor Pelabuhan
Industri Gudang
Gedung terminal
reparasi kapal
Fasilitas bahan bakar kapal
Infrastruktur atau aksesibilitas
b. Zona Industri
Zona Perdagangan dan jasa di wilayah studi ditetapkan atas dasar;
• Jarak ke Pusat Kota
• Jarak terhadap permukiman
• jaringan jalan yang melayani
• Sistem Jaringan yang melayani
• Prasarana angkutan
• Topografi/kemiringan tanah
• Jarak terhadap jaringan air
• Daya dukung lahan
• Kesuburan tanah
• Peruntukan lahan
• Ketersediaan lahan
• Orientasi lokasi
c. Zona Perikanan
d. Zona Pertambangan
e. Zona Pelayanan: Misal terminal, rusun
Peta 126 Rencana Pola Ruang
7.5.1 Rencana Pola Ruang Darat
Terdapat Zona:
a) Zona Perlindungan Setempat (PS)
Zona Perlindungan setempat meliputi sub zona sempandan pantai (SP) dan
sempadan sungai (SS).
b) Zona Konservasi (KS)
Pada wilayah perencanaan terdapat zona konservasi pada tumbuhan mangrove
yaitu terletak di mangrove center yang berarti masuk dalam sub zona
konservasi taman wisata alam (KS-5) berupa hutan mangrove.
c) Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penetapan zona ini adalah untuk melindungi kawasan lainnya yaitu dengan
konservasi berupa ruang terbuka hijau hutan kota yaitu hutan lindung (RTH-
1).
d) Zona Perumahan (R)
Dalam wilayah perencanaan terdapat eksisting wilayah dengan permukiman
jenis kepadatan tinggi yaitu pada wilayah kampung nelayan yang langsung
berhadapan dengan laut. Hal ini dikategorikan sebagai rumah dengan
kepadatan tinggi (R-2). Selain itu, juga terdapat zona yang menetapkan rumah
dengan kepadatan sedang yaitu (R-3) pada bagian yang dekat dengan industri
maupun perdagangan dan jasa.
e) Zona Perdagangan dan Jasa (K)
Zona Perdagangan dan jasanya ditetapkan berdasarkan zona yang nantinya
akan mengalami bangkitan tinggi, yaitu wilayah yang berada di pinggir jalan
pantura. Pada wilayah perencanaan klasifikasi sub zona dari perdagangan dan
jasa adalah skala kota (K-1).
f) Zona Pertambangan (T)
Penetapan zona pertambangan dengan kode T-1.
g) Zona Industri ditetapkan menjadi dua yaitu kawasan Industri (KI) dan Sentra
Industri Kecil dan Menengah (SIKM).
h) Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU)
Zona ini ditetapkan dalam upaya memberikan pelayanan di wilayah
perencanaan dengan jenis pelayanan umum skala kota (SPU-1).
i) i. Zona Peruntukan Lainnya (PL)
j) Zona peruntukan lainnya yaitu pertanian (PL-1) dan sub zona pergudangan
dan pelabuhan (PL-12).
Peta 127 Rencana Alokasi Ruang Darat
7.5.2 Rencana Pola Ruang Laut
Peta 128 Rencana Alokasi Ruang Laut
7.6 Rencana Struktur Ruang
Tahap Tahap
Tahap I Tahap II III IV
Sumber
Klasifikasi Strategi Indikasi Program Lokasi Instansi Pelaksanaan 2020 - 2026 - 2031 - 2036 -
Dana
2025 2030 2035 2040
Pendidikan terkait nonformal Kawasan Rencana Dinas Kelautan dan Perikanan &
terkait pengolahan produksi Pengembangan APBD Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten
perikanan Perikanan Tangkap Tuban
dan Perikanan dan
Budidaya
Di seluruh desa di
Pelatihan keterampilan Wilayah APBD Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tuban
Perencanaan
Redesign Mengembangkankawasan national hub Penanaman dan rehabilitasi Desa Remen, Desa
APBD
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Strategy yang resilient terhadap bencana mangrove Jenu, Desa Socorejo Tuban
Di seluruh desa di
Pembuatan jalur evakuasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Wilayah APBD
bencana Kabupaten Tuban
Perencanaan
Pembuatan tanggul pantai Desa Tasikharjo APBD Dinas PUPR Kabupaten Tuban
Mengadakan area konservasi sebagai Pemetaan lokasi industri dan Zona Rencana
APBD Dinas PUPR Kabupaten Tuban
buffer zone industri pelabuhan yang sinergis Industri
Zona
Zona
Zona Perlindungan Zona Perdagangan Zona Sarana Zona Peruntukan
Konservas Zona RTH Zona Perumahan
Setempat dan Jasa Industri Pelayanan Lainnya
KEGIATAN i
Umum
SP SS R-2 R-3 K KI SPU PL-12 PL-13
I T X I T X I T X I T X I T X I T X I T X I T X I T X I T X I T X
Sempadan pantai I I I I X X X X X X X
Sempadan sungai I I I I X X X X X X X
Ruang Terbuka Hijau I I I I X X X X X X X
Hutan kota X I I I X X X X I X X
Konservasi I I I I X X X X X X X
Rumah tunggal X X X X I I T X T X
Rumah kopel X X X X I I T X T X X
Rumah deret X X X X I I T X T X X
Rumah sederhana X X X X I I T X T X X
Rumah menengah X X X X I I T X T X
Rumah mewah X X X X I I T X T X X
Rumah susun X X X X I I T X T X X
Rumah dinas X X X X I I T X T T T
Asrama X X X X I I T X I T T
Rumah kost X X X X I I I X T T T
Homestay X X X X I I I X T T T
Guest house X X X X I I I X T T T
Panti sosial (asuhan, jompo, X X I X
X X I I X I X
rehabilitasi, dan sejenisnya)
Warung (kios kecil,sedang dan X X I T
X X I I T I T
sejenisnya)
Toko swalayan skala lingkungan (RW) X X X X I I I T I T T
Toko swalayan skala kelurahan- X X I T
X X I I T I T
kecamatan
Toko (fotocopy, laundry, toko X X I T
peralatan, toko makanan, studio foto,
galeri, toko fashion, apotik, percetakan
X X I T I T
/ digital printing, show room, dealer,
suku cadang, warnet, toko kelontong
dan sejenisnya)
Agen (kanntor jasa ekspedisi, bank, X X I T
leasing, asuransi, money changer,
kantor pengacara, notaris, akuntan,
X X I I T I T
konsultan, kontraktor, biro perjalanan
wisata, distributor, pemasaran
expor/import, dan sejenisnya)
Kompleks pertokoan/tempat usaha X X X X I I I T I T T
Pusat perbelanjaan (mall, plaza, X X I T
X X I I X I
departement store dan sejenisnya)
Usaha pendidikan (bimbingan belajar, X X I T
X X I I T I T
les musik dan sejenisnya)
Usaha restoran (restoran,rumah X X I T
makan, café, warung makan, depot dan X X I I T I T
sejenisnya)
Usaha kecantikan (salon kecantikan, X X I T
X X I I X I T
spa, panti pijat/refleksi dan sejenisnya)
Usaha workshop (bengkel kendaraan, X X I T
bengkel las, cucu mobil/motor,
pengolahan barang bekas, X X I I I I T
merchandise, percetakan dan
sejenisnya)
Jasa transportasi (garasi/pool, rent car, X X I T
X X I I I I T
travel dan sejenisnya)
Hotel (hotel bintang, melati, dan X X T X
X T I X I X
sejenisnya)
Jasa pengisian bahan bakar (SPBU, X X T T
X T T X I X
SPBE, SPBG dan sejenisnya)
Pasar rakyat (pasar tradisional, pasar X X X X
ikan, pasar burung, pasar bunga dan X X I X I X
sejenisnya)
Usaha informal (PKL dan sejenisnya) X X X X X I X I X X
Kawasan Industri X X X X X X I X X X
PAUD X X X I I X X X X X
TK/sederajat X X X I I X X X X X
SD/sederajat X X X I I X X X X X
SMP/sederajat X X X I I X X X X X
SMA/SMK/sederajat X X X I I X X X X X
SLB/YPAC/sederajat X X X I I X X X X X
Perguruan tinggi (universitas, akademi, X X T X
X T X X X X
sekolah tinggi dan sejenisnya)
Pondok pesantren X X X T T X X X X X
Terminal/sub terminal X X X X X X X X I X
Terminal bongkar muat X X X X X X X X I X
Pelabuhan X X X X X X X X I X
Rumah sakit tipe A X X X T T X X I X X
Rumah sakit tipe B X X X T T X X I X X
Rumah sakit tipe C X X X T T X X I X X
Rumah sakit tipe D X X X T T X X I X X
Rumah sakit bersalin X X X T T X X I X X
Instalasi gawat darurat (IGD) X X X T T X X I X X
Puskesmas X X X T T X X I X X
Puskesmas pembantu X X X I I X X I X X
Posyandu X X X I I X X I X X
Praktek dokter umum X X X I I X X I X X
Praktek dokter spesialis X X X I I X X I X X
Praktek Bidan X X X I I X X I X X
Lapangan olahraga X X X I I X X I X X
Gedung olahraga (indoor sport) X X X T T X X I X X
Stadion X X X X I I X X T X X
Gedung serba guna X X X X I I X X I X X
Masjid X X X X I I X X T X X
Musholla X X X X I I X X T X X
Gereja X X X X I I X X T X X
Pura X X X X I I X X T X X
Vihara X X X X I I X X T X X
Klenteng X X X X I I X X T X X
Pertanian irigasi teknis I I I I I I X X I X X
Pertanian irigasi non teknis I I I I I I X X I X X
Perkebunan I I I I I I X X X X X
Tambak garam T T X X X X X X X X X
Perikanan tambak T T X X X X X X X X X
Kolam ikan budidaya T T X X X X X X X X X
Peternakan T T X X X X X X X X X
Pertambangan (galian c seperti batu, T T X X
X X X X X X X
pasir dan sejenisnya)
Tempat parkir X X X X I I X X I X X
Taman bermain dan rekreasi (dengan T T I X
X X I X X I X
perkerasan)
Tempat evakuasi bencana sementara T T X X I I X X I X X
Tempat evakuasi bencana akhir T T X X X X X X I X X
IPAL X X X X X X T I X X X
TPS X X X X X X X X X X X
TPA X X X X X X X X X X X
Pembangkit listrik X X X X X X X T X X X
Pergudangan X X X X X X T X X X X
Terminal BBM X X X X X X T X X X X
Wisata alam (pantai, danau, gunung X X X X
X X T X X X X
dan sejenisnya)
Perumahan dan perdagangan jasa X X X X
X X X X X X X
(ruko)
Rumah dan kantor (rukan) X X X X X X X X X X X
Kantor dan perdagangan jasa X X X X X X X X X X X
- Alhamdulillah -