Anda di halaman 1dari 4

Puisi Kelompok 3

#1 "Rasa Sakit"

Ketika mereka mulai menjauhi diriku

Aku hanya bisa menatap punggungnya

Lalu berkata, “Bertahanlah”

berapa lama lagi aku bisa bertahan?

Sebab semakin lama membuatku semakin sakit

Semakin sulit untuk ku sembunyikan

Layaknya ditarik hingga ke dasar samudera

Hingga nafasku pun habis sudah

Terpikir, untuk ku menyerah

Sebab seberapa pun besar usaha yang ku lakukan

Tetap mereka tak akan lagi memandang ku

Diriku layaknya udara

Yang ada namun tak dapat terlihat

#2 "Merindukanmu"

Tahukah Kamu ombak yang deras itu bisa apa?

Ya, dapat menghapus segala benih-benih cinta bersama serpihan rindunya….

Namun, ternyata tak denganku

Sebab, disini aku tetap merindukanmu yang jauh disana

Sehingga ku tak yakin, bila ombak deras itu dapat menghapus serpihan rindu ini
#3 "Hujan di sore itu”

Kala hujan di sore itu..

Ketika kita sedang bersama

Tertawa dengan riang, serta menikmati rintikan demi rintikannya

Hingga membuat perasaan ini menjadi tenang

Hujan di sore itu….

Mampu menghapus air mata yang jatuh pada kita

Hingga mengubahnya menjadi kebahagiaan

Kebahagiaan yang sangat indah

Pada setiap rintikannya begitu sangat bermakna

Maknanya begitu dalam

Hingga sangat sulit untuk dikatakan

#4 "Risau”

Saat sang angin mulai membisikkan tentangnya

Namun aku tak pernah tahu apa maksudnya

Seakan menyentuh, sampai menusuk relung kalbu

Hingga membuat hati ini menjadi bisu

Namun, entah apa isi bisikan angin itu

Yang ku harap hanyalah berita kesenangan

Tanpa disertai dengan kedukaan dalam hati

Namun, nyatanya bukan itu maksud dari sang angin

Hingga rasa gelisah pun mulai tertanam pada hati dengan seketika
Dan membuat penat bertanya
#5 "Penyesalan”

Bagaikan angin malam yang berhembus dengan kencangnya…

Seakan telah menyapa diriku yang tengah kesepian..

Dimana dia, dia yang sungguh aku cinta..

Ku sangat merindukannya, meski kini kita tak bersama..

Maafkanlah diriku, semua ini memang salahku..

Salahku yang tak mampu menjaga dirimu…

Kuatkanlah hatiku, sebab suatu hari mungkin Kamu kembali…

Bila semua ini memang takdirnya,

Jarak diantara kita, kurelakan

Namun, asal Kamu bahagia

#6 "Hati yang Menunggu”

jang hariku
Sebab kau menutup hati untuk diriku

Untukmu yang selalu menemani

Namun, saatku tersadar, semua itu hanya suatu mimpi

Aku yang tak pernah tau

Tahu tentang isi hati dirimu

Hatimu yang selalu membeku

Padaku yang hanya bisa menunggu

Lalu, sampai kapan lagi aku perlu menunggu

Menunggu akan hadirnya dirimu disini


Disini, di dalam hatiku
#8 Kamu sudah bersamanya

Bila besok pagi terbangun

Lihatlah ke arah kaca jendelamu..

Ia akan nampak basah…

Namun, itu bukan karena embun

Sebab yang turun adalah air mataku

Yang tumpah karena dirimu

Dirimu yang telah bersamanya

#9 "Menerkam Asa”

Aku sungguh rela…

Bila harus memandangimu,

meski tak pernah melihat sedikitpun senyum di sudut bibirmu.

Aku sungguh sanggup..

Bila harus berkali-kali tertampar

Tertampar oleh kata-kata mu

yang sedikitpun mau menerimaku..

Aku sungguh terima..

Bila Kamu harus terus-menerus menyuruh ku

Menyuruh agar pergi meninggalkanmu

Bahkan tak pernah kembali lagi

Anda mungkin juga menyukai