“ JERAWAT “
Dosen Pengampu : Siti Aisyah,S.Si,M.Farm,Apt
Disusun oleh :
SF 20-2A
PRODI SARJANA FARMASI
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) IKIFA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... iii
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..... 1
A. DEFINISI PENYAKIT………………………………………………….. 1
B. GEJALA PENYAKIT…………………………………………………... 3
C. PENYEBAB PENYAKIT……………………………………………….. 4
D. TERAPI PENYAKIT……………………………………………………. 6
a) TERAPI FARMAKOLOGI……………………………………... 6
b) TERAPI NON-FARMAKOLOGI……………………………… 11
E. SWAMEDIKASI……………………………………………………….... 12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 12
A. KESIMPULAN…………………………………………………………... 12
B. SARAN……………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah swamedikasi sendiri berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri
dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotek atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter.
Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan
yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada
keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat
yang jauh dari pelayanan kesehatan. Alasan pengobatan sendiri adalah kepraktisan waktu,
kepercayaan pada obat tradisional, masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasaan terhadap
pelayanan kesehatan.
Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat,
karena dapat mengurangi kepercayaaan diri seseorang . Jerawat adalah penyakit kulit
yang terjadi akibat peradangan menahun kelenjar polisebasea yang ditandai dengan
adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksi. Jerawat
merupakan kelainan kulit yang bersifat umum, menyerang hampir pada semua remaja
yang berusia16-19 tahun, bahkan dapat berlanjut hingga usia 30 tahun.
Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas, tubuh mengalami perubahan
hormonal disertai peningkatan jumlah kelenjar minyak. Peningkatan produksi minyak
mengakibatkan muara kelenjar tersumbat dan timbul bintil-bintil kasar pada kulit
(komedo). Penyumbatan dapat pula akibat sisa kulit mati, sisa kosmetik atau kotoran pada
kulit yang disebabkan oleh peningkatan hormon. Kadar hormon androgen yang disebut
sebagai penyebab jerawat, sepanjang masa kehidupan perempuan, kadarnya relatif tidak
turun secara drastis. Ini memungkinkan jerawat muncul dalam masa kehidupan
perempuan. Hormon androgen ini berasal dari suatu mekanisme perubahan lemak,
khususnyakolesterol
iii
BAB II
PEMBAHASAN
iv
jerawat biasanya hilang setelah mencapai usia dua puluhan. Bagi beberapa orang,
penderitaan terus melampaui tahun-tahun remaja, dibentuk bekas luka. Jerawat juga
dapat terjadi karena genetic dan make-up.
Klasifikasi Jerawat
Jerawat terbagi menjadi menjadi empat tingkatan yaitu ringan, sedang, agak
berat dan berat. Tingkatan tersebut ditentukan berdasarkan jumlah jerawat yang ada
pada wajah, dada dan punggung, serta ukuran besar kecil jerawat atau kondisi
peradangan jerawat. Selain itu, di bawah ini juga termasuk dalam perbedaan jenis
jerawat:
1. Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini menyerang
sekitar 20 persen bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan.
2. Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 3–6 bulan juga ditumbuhi
jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja.
3. Jerawat vulgaris (Acne vulgaris): Jerawat jenis ini adalah yang paling umum
terjadi pada remaja dan kaum muda yang beranjak dewasa, sekitar 12 – 24
tahun.
4. Jerawat konglobata (cystic acne): Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria muda,
tergolong serius namun jarang terjadi.
1. Gula
Gula menjadi faktor bagi jerawat jika sudah berubah kebentuk yang lebih
sederhana,melalui proses pengolahan.Gula pasir adalah bentuk gula sederhana yang
dapat memicu jerawat dan banyak digunakan dalam permen dan berbagai jenis kue.
2. Susu
Kandungan yang terdapat didalam susu dan produk olahannya sangat tinggi
sehingga efeknya terhadap jerawat sama seperti makanan berlemak.Es krim,keju dan
sejenisnya termasuk produk olahan susu yang sebaiknya dihindari bagi wajah yang
berjerawat.Selain itu,ada beberapa jenis susu yang diperah dari sapi betina yang
v
hamil. Jenis susu mengandung hormon tertentu yang ada didalam tubuh manusia akan
diubah menjadi hormon dihydrotestosterone (DHT) penyebab jerawat.
3. Caffeine
Caffeine bisa memperparah jerawat.Kopi,teh,minuman bersoda dan
beberapa jenis obat penghilang rasa nyeri merupakan sumber-sumber dari
caffeine.Salah satu faktor caffeine adalah merangsang kelenjar adrenalin,sehingga
dapat meningkatkan kadar stress yang merupakan salah satu faktor penyebab
jerawat.Caffeine juga dapat menyebabkan gangguan tidur,yang juga bisa
menyebabkan jerawat.Selain meningkatkan stress,kurangnya tidur juga dapat
menghambat proses pemulihan kondisi dan mekanisme pembuangan racun yang
terjadi didalam tubuh.
B. GEJALA PENYAKIT
vi
Kulit wajah dengan jerawat juvenil dirawat dengan menggunakan sabun ber-pH
seimbang atau sabun bayi transculent.
2. Jerawat Vulgaris
Jerawat berbentuk komedo yang banyak terdapat pada kulit berminyak.
Perawatan tipe jerawat ini dengan penguapan hingga kulit cukup kenyal dan
lembab. Kemudianjerawat diambil dengan sendok una, dan olesi dengan krim
jerawat / acne lotion. Biarkan semalaman baru dibilas dengan air hangat
keesokan harinya.
3. Jerawat Rosacea
Biasanya terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun.
Kulit yang terkena jenis jerawat ini perlu pengobatan secara serius pada dokter
kulit.
Mula-mula jerawat akan tampak kemerahan yang dapat menjadi radang hingga
menimbulkan sisik di lipatan hidung.
Perawatan kulit yang terkena jenis jerawat ini biasanya dengan penguapan,
kompres air panas, atau penyinaran dengan lampu infra merah
agar jerawat cepat kering.
4. Jerawat Nitrosica
Tipe Jerawat ini termasuk sangat berbahaya karena akan menimbulkan
lubang / bopeng. Tahap yang terjadi sudah termasuk tahap akhir yang memerlukan
penanganan khusus dari dokter ahli kulit.
Berikut adalah gejala-gejalah saat menjelang timbulnya jerawat
Timbulnya bintik merah walupun tidak membahayakan namun mengganggu
Terkadang bintik merah disertai peradangan yang terasa gatal pada waktu
mulai timbul dan terasa sakit bila ditekan
Peradangan juga bias disebabkan oleh kuman tertentu yang membentuk
kantong kecil (kista) bila pecah mengeluarkan nanah dan darah tetapi tidak
berbau.
Biasanya timbul dibagian wajah akan tetapi dapat juga timbul dibagian kulit
kepala, leher, punggung dan dada bagian atas.
Timbulnya bintik putih / hitam yang menonjol dan tidak sakit (komedo).
vii
C. PENYEBAB PENYAKIT
Penyebab terjadinya akne belum pasti, namun faktor penyebabnya bersifat
multifaktorial. Pada masa remaja diketahui bahwa adanya kenaikan hormonandrogen
menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi glandula sebasea yang dapat menyebabkan
timbulnya akne (Widjaya, 2000). Gejala klinis akne yang terjadi pada remaja
umumnya berupa lesi yang ringan yaitu komedo, dan jarang timbul lesi berupa nodul
ataupun skar (James, Berger, dan Elston, 2011).
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa : Jerawat
adalah kondisi kulit yang abnormal dikarenakan gangguan produksi dari kelenjar
minyak yang berlebihan. Kelebihan produksi kelenjar minyak ini atau sebaceous
gland akan menyebabkan penyumbatan pada saluran folikel rambut dan pada pori-
pori kulit. Jerawat dapat timbul di karenakan beberapa faktor penyebab. Seperti :
Produksi kelenjar minyak yang berlebih
penyumbatan pori-pori pada wajah
Infeksi dari bakteri akibat kurangnya perhatian terhadap kebersihan wajah
Akibat kurangnya pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab acne, seperti
faktor makanan, stres, kebersihan wajah, ataupun pemakaian bahan-bahankosmetika
tanpa tahu akibat yang ditimbulkan, serta kurangnya pengetahuantentang cara
pengobatan ataupun pencegahannya.
D. TERAPI PENYAKIT
a) Terapi Farmakologi
viii
g. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan benzoyl peroxide jika Anda
sedang menggunakan obat lain atau produk herbal yang dioleskan ke kulit,
untuk menghindari terjadinya interaksi obat.
h. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan
benzoyl peroxide.
Untuk mengatasi jerawat, oleskan gel benzoyl peroxide 1–2 kali sehari.
Dianjurkan untuk menggunakan benzoyl peroxide dengan kadar paling rendah
pada awal-awal pemakaian.
1. Baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan benzoyl peroxide atau
ikuti anjuran dokter. Jangan menggunakan obat ini lebih banyak atau lebih
sering daripada yang dianjurkan.
2. Benzoyl peroxide dapat menyebabkan iritasi. Jika Anda baru pertama kali
menggunakan obat ini, disarankan untuk mengoleskannya pada jerawat yang
kecil terlebih dahulu, 1 kali sehari selama 3 hari. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah timbul reaksi yang tidak nyaman pada kulit Anda.
3. Jika tidak timbul reaksi alergi pada kulit, Anda bisa mulai menggunakan
benzoyl peroxide sesuai petunjuk dan aturan pakai yang terdapat pada
kemasan. Namun, jika timbul rasa tidak nyaman, jangan melanjutkan
pemakaian obat dan konsultasikan ke dokter.
4. Benzoyl peroxide hanya untuk pemakaian luar pada kulit. Bersihkan dan
keringkan permukaan kulit yang berjerawat sebelum menggunakan benzoyl
peroxide. Setelah itu, oleskan tipis-tipis gel benzoyl peroxide pada kulit yang
berjerawat.
5. Hindari menyentuh kulit yang telah diolesi obat ini, setidaknya 1 jam setelah
pemakaian. Jangan menutup area kulit yang diolesi obat dengan perban,
kecuali dokter menganjurkannya.
6. Hindari kontak dengan mata, mulut atau bagian dalam hidung, saat
menggunakan benzoyl peroxide. Segera bilas dengan air bersih jika obat ini
mengenai bagian tersebut.
7. Dianjurkan untuk menggunakan tabir surya dan menghindari paparan sinar
matahari terlalu lama saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, karena
kandungan benzoyl peroxide dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap
cahaya matahari.
8. Simpan benzoyl peroxide di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari.
Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
ix
2. Penurunan efektivitas obat tretinoin, tazarotene, dan isotretinoin, serta
peningkatan risiko terjadinya iritasi kulit.
3. Perubahan sementara pada warna kulit dan bulu wajah jika digunakan bersama
produk perawatan yang mengandung sulfonamida
x
Simpan Medi-Klin dalam wadah tertutup di ruangan dengan suhu yang
sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau terkena paparan
sinar matahari secara langsung. Jauhkan Medi-Klin dari jangkauan anak-
anak.
xi
Contoh Obat OTC :
Acne Feldin® ( B ) ( ISO INDONESIA, 2007; 275)
Komposisi : Sulfur Prespitat 6,6 %
Indikasi : Akne Vulgaris
Dosis : Oleskan 2 x sehari pada kulit berjerawat yang telah
dibersihkan
Acnomel® ( B ) ( ISO INDONESIA, 2007; 275)
Komposisi : Resorsinol 2%, sulfur 8 %
Indikasi : Pengobatan Jerawat
Bioacne® ( B )
Komposisi : Per g Cetrimide 5 mg, resorsinol 5 mg, sulfur 50 mg.
Indikasi : Jerawat
Dosis : Oleskan 2-3x/hari
xii
c. Menggunakan Obat Yang mengandung Resorsinol
Cara kerja obat : Mempunyai efek anti fungi, anti bakteri dan keratolitik.
Hal yang perlu diperhatikan : Tidak dianjurkan pemakaian jangka lama
karena dapat menggangu fungsi tiroid
Efek yang tidak diinginkan : Iritasi, reaksi alergi pada kulit
Contoh Obat OTC :
Acnomel® ( B )
Komposisi : Resorsinol 2%, sulfur 8 %
Indikasi : Pengobatan Jerawat
Rosal® ( B ) ( ISO INDONESIA, 2007; 275 )
Komposisi : Asam Salisilat 0,2 %, Resorsinol 0,5 %
Indikasi : Menghilangkan minyak yang berlebih pada kulit yang
berjerawat, mencegah timbulnya jerawat
Dosis : Tuangkan pada kapas, oleskan pada bagian yang
berjerawat, digunakan sesudah mandi atau sesudah
membersihkan muka (Botol 100 mL)
Verile® ( B ) ) ( ISO INDONESIA, 2007; 307 )
Komposisi : Asam Salisilat 0,5 %,Asam Borak 1 %, Resorsinol 2
%, aloe vera 0,1 %,triklosan 0,1 %, alkohol 25 %.
Indikasi : Akne Vulgaris
xiii
Contoh Obat OTC :
Feldixid® ( B ) ( ISO INDONESIA, 2007;300 )
Komposisi : Benzoil Peroksida 5 %, Sulfur Presipitat 2%
Indikasi : Akne Vulgaris
Dosis : Oleskan 2x sehari pada kulit berjerawat yang telah
dibersihkan
Pimplex® ( T ) ( ISO INDONESIA, 2007;304 )
Komposisi : Benzoil Peroksida 2,5 % / Krim
Indikasi : Akne Vulgaris
Polybenza AQ® ( B) ( ISO INDONESIA, 2007;275 )
Komposisi : Benzoyl Peroxide 2,5 % / 20 g
Indikasi : Akne Vulgaris
Dosis : Oleskan 1 atau 2 x sehari pada area yang terkena
xiv
b) Terapi Non-Farmakologi
1. Spirulina
xv
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa : Jerawat
adalah kondisi kulit yang abnormal dikarenakan gangguan produksi dari
kelenjar minyak yang berlebihan. Kelebihan produksi kelenjar minyak ini atau
sebaceous gland akan menyebabkan penyumbatan pada saluran folikel rambut
dan pada pori-pori kulit. Jerawat dapat timbul di karenakan beberapa faktor
penyebab. Seperti :
Produksi kelenjar minyak yang berlebih
penyumbatan pori-pori pada wajah
Infeksi dari bakteri akibat kurangnya perhatian terhadap kebersihan
wajah
2. Saran
Bagi mahasiswa/ Remaja yang berjerawat dengan banyak nya Tips Tips cara
menghilangkan jerawat, terlebih lagi yang berbahan kimia perlu diwaspadai
terkadang dalam produk yang para mahasiswa gunakan untuk penghilang
jerawat mengandung merkuri (raksa) dan formalin sangat membahayakan bagi
kesehatan kulit tubuh diri kita. Jangan sampai keinginan menghilangkan jerawat
di wajah justru dapat merusak wajah.
Dan bagi mahasiswa / Remaja yang tidak berjerawat mempercantik wajah
adalah hal yang positif. Dengan merawat dan selalu menjaga kebersihan wajah.
Pemilihan yang selektif dalam memilih cara yang cocok untuk perawatan wajah
dan bahan-bahan yang di gunakan.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Info POM; Regulasi tentang Klaim Gizi dan Klaim Kesehatan pada Produk
Pangan; Seri Swamedikasi 1 Obat Jerawat, Biro Hukum dan Humas Badan POM RI,
Jakarta.
Anonim, 2007, ISO Indonesia, Volume 43, PT. Isfi Penerbitan, Jakarta.
Mutschler E., Dinamika Obat, Edisi V, diterjemahkan oleh M.B. Widianto & A.S. Ranti,
Penerbit ITB, Bandung, 1991.
xvii