Anda di halaman 1dari 11

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

ISSN
IJIBEC Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam
Tersedia di http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/IJIBEC
2599-3216
E-ISSN
Vol 4 Tidak 2 2020 2615-420X

MENYELIDIKI NIAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KEUANGAN SYARIAH DI NEW


ERA NORMAL

Rosana Eri Puspita1, Puput Yanita Senja2, Imanda Firmantyas Putri Pertiwi3

1Program Manajemen dan Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga.
Jalan Tentara Pelajar No.2 Salatiga
rosana.eri.p@iainsalatiga.ac.id
2Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Jalan Grafika No. Sleman Yogyakarta
puput.yanita.s@mail.ugm.ac.id
3Program Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga.
Jalan Tentara Pelajar No.2 Salatiga
imanda.putri@iainsalatiga.ac.id

Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel:
Era new normal membuat industri berbasis digital memiliki prospek yang lebih baik,
Diterima : 09 Juli 2020 termasuk industri fintech syariah. Penelitian ini menyelidiki pengaruh pengetahuan
Diterima : 13 Des 2020 terhadap produk, sikap, dan niat penggunaan terkait dengan Teknologi Finansial
Syariah. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari pengetahuan tentang
Diterbitkan : Des 2020
produk, sikap, dan niat. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan
uji regresi. Pengumpulan data dilakukan dengan survei online terhadap 60 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Fintech Syariah berpengaruh
terhadap sikap dan niat menggunakan Fintech Syariah. Pengetahuan tentang produk
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan sikap dan niat. Belum
banyak kajian yang dilakukan mengenai kondisi new normal, termasuk industri fintech
syariah. Untuk praktisi, penelitian ini mungkin berguna sebagai referensi untuk
memetakan pasar Muslim di industri fintech. Kajian ini menyoroti pentingnya fintech di
era new normal untuk menekan penyebaran virus covid-19.

Kata kunci:

Pengetahuan, sikap, perilaku,


syariah, financial technology

DOI:
doi.org/10.28918/ijibec.v4i1.1980

JEL: G 21, G 23

116
Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126 117

1. Perkenalan
Inovasi di bidang teknologi berkembang pesat di era ini (Duffett & Duffett, 2015).
Saat ini, perkembangan inovasi fintech menjadi pesaing berat sektor perbankan di
dunia (Vives, 2019). Pesatnya pertumbuhan inovasi teknologi telah memicu
tumbuhnya inovasi teknologi di industri keuangan. Di Indonesia, financial
technology mulai marak dengan munculnya banyak start-up financial technology
yang mulai meramaikan pasar.
Era new normal yang dihadapi dunia turut memicu perkembangan industri fintech lebih
cepat. Pencegahan penularan COVID-19 menyebabkan banyak sektor industri mengubah cara dalam
melayani pelanggan dan memilih platform digital sebagai pilihan yang paling tepat. Physical
distancing yang dicanangkan pemerintah membuat bisnis dengan platform digital menjadi peluang
besar untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan cepat. Industri fintech syariah yang
menggunakan layanan digital juga memiliki peluang yang sama baiknya.
Di Indonesia, saat ini terdapat 51 penyedia layanan pinjam meminjam uang (fintech)
berbasis Teknologi Informasi yang terdaftar di OJK per Mei 2018 (OJK, 2018a). Data yang
dihimpun Mayoritas Jasa Keuangan juga menyebutkan pertumbuhan fintech terjadi di
Indonesia dengan melihat peningkatan jumlah pengguna, mulai dari pemberi pinjaman,
peminjam, dan jumlah pinjaman (OJK, 2018b). Perkembangan financial technology juga
terlihat dari antisipasi insentif pemerintah untuk menghadapi kemungkinan permasalahan
di industri financial technology, seperti keluarnya peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
77/POJK.01/2016.
Berbagai macam fintech sangat membantu di masa pandemi hingga era new normal.
Untuk contoh, layanan Pinjaman yang ditawarkan oleh perusahaan fintech
SukaInvestasikan danTunaikita dapat membantu perusahaan kecil ini untuk mendapatkan pinjaman
dengan biaya lebih rendahlayanan ramah digital yang melebihi bank konvensional (Wardhani & Bohman,
2020). Platform pembayaran digital LinkAja bekerja sama dengan Kementerian TI meluncurkan solusi
pembayaran belanja online di 18 pasar tradisional di seluruh Jakarta. Lazada bekerja sama dengan startup
fintech Indonesia Alumak untuk memberikan pinjaman cepat dan kecil bagi pedagang agar bisnis mereka
tetap bertahan selama pandemi COVID-19 (Mulia, 2020).
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam menurut data yang
dikeluarkan oleh BPS, keuangan syariah dengan konsep halal dalam bertransaksi menjadi daya
tarik tersendiri (BPS, 2018). Tak pelak, kemunculan star up Fintech Syariah tentu meramaikan
pasar financial technology belakangan ini. Dua puluh enam start-up telah terdaftar di asosiasi
teknologi keuangan syariah Indonesia.
Jumlah yang berimbang antara fintech syariah dan konvensional untuk memperebutkan
pasar yang sama membuat fintech syariah harus menyusun strategi pemasaran untuk menguasai
konsumen muslim di Indonesia. Perkembangan keuangan konvensional pada masa masyarakat
muslim disebabkan kurangnya pengetahuan tentang teknologi keuangan syariah.
Pengetahuan konsumen tentang produk diperlukan untuk membangkitkan niat dalam
penggunaannya, bahkan dalam teknologi keuangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi niat konsumen
untuk menggunakan produk dipengaruhi oleh sikap, sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi
sikap adalah pengetahuan tentang produk (Wang et al., 2020).
Penelitian ini menganalisis seberapa besar pengetahuan tentang produk akan
mempengaruhi niat menggunakan teknologi keuangan syariah. Riset ini bisa menjadi dasar
pemasaran, seperti menentukan strategi pemasaran financial technology syariah, mengecilkan
program pemasaran financial technology syariah, dll. Riset ini bermanfaat dalam menghadapi
era new normal yang memaksa industri keuangan bermigrasi ke digital. platform. Pembaruan
118 Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126

yang ditawarkan dalam penelitian ini merupakan objek penelitian yang segar untuk dikaji karena fintech
syariah merupakan objek yang muncul di era disrupsi ekonomi saat ini.
Hal baru dalam penelitian ini adalah masa berlakunya era normal baru. Belum
banyak penelitian di era normal baru. Meneliti niat menggunakan financial technology
syariah penting untuk menentukan perilaku konsumen di era new normal.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penyusunan hipotesis dalam penelitian ini didasarkan
pada konstruk yang dibangun dari literatur yang sudah mapan. Dua hipotesis disusun dalam pengujian.
Karena modelnya linier dan memungkinkan adanya hubungan mediasi, maka pengujian mediasi dilakukan
setelah pengujian hipotesis.
Dalam pengujian hipotesis, pengumpulan data dilakukan melalui survei online. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini tidak memiliki kerangka sampling, sehingga dikategorikan dalam nonprobability sampling.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dengan jenis judgment sampling.
Pengambilan sampel penilaian adalah metode pengambilan sampel non-probabilitas. Partisipan dipilih
berdasarkan pengalaman keyakinan individu bahwa mereka akan lolos dalam penelitian (Hair, Celsi, Oritinau, &
Bush, 2013). Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah responden yang berusia di atas tujuh belas
tahun, beragama Islam, dan belum pernah menggunakan layanan fintech syariah. Total kuesioner yang disebar
sebanyak 60 kuesioner.
Pengembangan Hipotesis
Banyak penelitian yang meneliti tentang pengaruh pengetahuan terhadap pembentukan sikap.
Pengetahuan tentang produk mempengaruhi sikap konsumen (Teng, Wang, & Wang, 2015). Perbedaan
pengetahuan akan menghasilkan perubahan sikap, sehingga pengetahuan yang positif akan menghasilkan
sikap yang positif pula (Agüeria, Terni, Baldovino, & Civit, 2018). Pengetahuan individu tentang informasi
berkorelasi dengan sikap yang terbentuk (Hinduan, Suherman, Pinxten, Alisjahbana, & Hospers, 2013).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian ini juga mencoba untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan tentang financial technology syariah terhadap sikap, sehingga dibangun hipotesis sebagai
berikut.
H1: Pengetahuan financial technology berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan syariah
teknologi keuangan
Kajian tentang pengaruh sikap terhadap niat telah dilakukan sebelumnya. Niat
menjelaskan sikap itu (Mohaidin, Wei, & Ali Murshid, 2017; Rahman, A.A, 2017; Teng et al., 2015).
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini
adalah.
H2: Sikap terhadap tekhnologi keuangan syariah berpengaruh terhadap intensi penggunaan tekhnologi
keuangan syariah
Data Demografi Responden
Tabel 1 menyajikan informasi demografi responden. Sepertiga dari responden adalah laki-laki, dan
dua pertiganya adalah perempuan. Mayoritas responden berusia 21-30 tahun dengan prosentase
58%, sedangkan responden minimal berusia 17-20 tahun sebanyak 2%. Responden yang berusia
31-40 tahun sebanyak 28%, dan responden yang berusia > 40 tahun sebanyak 12%.

Tabel 1. Informasi Demografi Responden


Jenis Kelamin Demografi Persentase
Jenis kelamin

Pria 33,33%
Perempuan 66,67%
Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126 119

Usia
17-20 2%
21-30 58%
31-40 28%
> 40 12%
Pengeluaran per Bulan
Rp 1.000.000 13%
Rp1.000.000 – Rp2.000.000 37%
Rp2.000.001 - Rp3.000.000 7%
Rp3.000.001 – Rp4.000.000 7%
Rp4.000.001 - Rp5.000.000 3%
> Rp 5.000.000 33%
Pendidikan terakhir

SMA 17%
Sarjana 33%
Menguasai 48%
Dokter 2%

Tabel menyajikan informasi demografi responden. Sepertiga dari responden adalah laki-laki, dan
dua pertiganya adalah perempuan. Mayoritas responden berusia 21-30 tahun dengan prosentase
58%, sedangkan responden minimal berusia 17-20 tahun sebanyak 2%. Responden yang berusia
31-40 tahun sebanyak 28%, dan responden yang berusia > 40 tahun sebanyak 12%.
Dari data yang diperoleh, jumlah pengeluaran responden terbanyak berkisar Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 37% sedangkan jumlah pengeluaran responden terkecil
adalah Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000 sebanyak 3%. Dari data tersebut juga dapat diperoleh
informasi bahwa pengeluaran responden < Rp1.000.000 sebanyak 13%, pengeluaran pada
kisaran Rp3.000.001,00-Rp4.000.000,00 dan Rp4.000.001 – Rp5.000.000 sebanyak 7%, dan
responden membelanjakan > Rp 5.000.000 sebanyak 33%.
Tabel tersebut juga mengungkapkan data responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Responden terbanyak adalah lulusan S2 dengan proporsi 48%, sedangkan yang paling sedikit
berpendidikan S3 sebanyak 2%. Responden dengan gelar sarjana adalah 33%, dan SMA adalah 17%.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Uji validitas dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat ketepatan dalam pengukuran.
Konstruksi yang memiliki validitas yang baik adalah konstruksi yang tidak memiliki kesalahan
dalam pengukurannya (Hair et al., 2013). Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan analisis faktor. Uji analisis faktor dilakukan dengan uji Keizer-Meyer-Olkin
(KMO) dan Bartlett of sphericity. Nilai KMO dikategorikan menjadi empat kategori. Nilai KMO
0,5-0,7 dikategorikan sedang, 0,7 dikategorikan baik, dan nilai di atas 0,9 dikategorikan sangat
baik (Li, Zhang, Tong, Tong, & Liu, 2011)
Nilai KMO pada penelitian ini adalah 0,903 yang dikategorikan sangat baik dalam kecukupan sampel.
Bartlett nilai sphericity pada penelitian ini adalah 0,000. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa matriks
tersebut bukan merupakan matriks identitas karena α = 0,05 > 0,000. Nilai Bartlett of sphericity berarti
bahwa analisis faktor dapat digunakan.
120 Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126

Reliabilitas diukur dengan menghitung nilai cronbach alpha. Reliabilitas dibangun dengan menguji konsistensi
dan stabilitas (Sekaran & Bougie, 2016). Konsistensi ditunjukkan dengan seberapa baik item-item untuk
mengukur konsep digunakan bersama-sama dalam sebuah perangkat.
Dari hasil pengujian diperoleh tiga nilai cronbach alpha untuk masing-masing variabel. Nilai
cronbach alpha untuk variabel product knowledge adalah 0,882. Untuk variabel sikap sebesar 0,965,
dan variabel niat sebesar 0,969. Semua nilai cronbach alpha lebih tinggi dari 0,7 sehingga dapat
dianalisis sebagai instrumen penelitian yang reliabel.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil
Ada dua uji pengaruh yang dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian pertama dalam penelitian ini
adalah menguji apakah pengetahuan fintech syariah berpengaruh positif terhadap sikap terhadap
financial technology syariah. Sementara itu, uji kedua untuk menguji apakah sikap terhadap
tekhnologi keuangan syariah berpengaruh positif terhadap niat menggunakan tekhnologi keuangan
syariah. Hasil pengujian ini disajikan pada Tabel 2.
Pada pengujian pertama, nilai R sebesar 0,795 merupakan korelasi antara variabel
pengetahuan fintech syariah dengan sikap terhadap fintech syariah. Nilai korelasi dikategorikan
sebagai nilai yang kuat, dan nilai positif menunjukkan bahwa arah hubungannya adalah positif.
Dari nilai-nilai tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan fintech syariah berhubungan erat
dan positif dengan sikap terhadap financial technology syariah.
Nilai R pada pengujian kedua adalah 0,631 dan positif. Nilai ini dikategorikan sebagai
hubungan yang kuat. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa nilai sikap terhadap fintech
syariah sangat erat kaitannya dan memiliki arah positif dengan niat menggunakan fintech
syariah.
R2adalah persentase variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen.
Jika R2nilainya 1, maka variabel bebas digunakan seluruhnya dalam memprediksi variabel terikat.
Dalam pengujian hipotesis pertama, R2diperoleh pada 0,631, dan R yang disesuaikan2adalah
0,625. Dari nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel pengetahuan tentang financial
technology menjelaskan 62,5% sikap terhadap fintech syariah, dan variabel lain selain
pengetahuan menjelaskan 37,5%. Dalam menguji hipotesis kedua, R2diperoleh pada 0,399, dan
disesuaikan R2adalah 0,388. Dari nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sikap terhadap
fintech syariah menjelaskan 38,8% niat menggunakan fintech syariah, dan variabel lain selain
sikap menjelaskan 61,2%.

Tabel 2. Koefisien Determinan dan Adjusted R Square, Hasil Uji-t, dan Uji-F
Pengetahuan tentang syariah
Fintech Sikap
Penentu Koefisien dan
R Square yang disesuaikan

R 0,795 0,631
R2 0,631 0,399
R Square yang disesuaikan 0,625 0,388
Hasil Uji-t
Koefisien Beta Standar t 0,795 0,631
9.967 6.202
Sig. 0,000* 0,000*
Anotasi Makna Makna
Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126 121

Hasil Uji F F
99.347 38.468
Sig. 0,000* 0,000*
Anotasi Makna Makna
* Signifikan (Sig.<0,05)
Uji-t dilakukan dalam dua pengujian hipotesis. Pada pengujian hipotesis pertama nilai
koefisien regresi sebesar 0,795, dengan t hitung 9,967 dan Sig. sebesar 0,000 pada tingkat
signifikansi 5% (0,05). Karena Sig. nilai t adalah 0,000 < 0,05; dapat diartikan bahwa pengetahuan
tentang fintech syariah didasarkan pada sikap terhadap fintech syariah. Nilai 0,795 menunjukkan
bahwa besarnya pengaruh variabel pengetahuan tentang fintech syariah terhadap sikap
terhadap fintech syariah sebesar 0,795.
Pada pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,631, dengan t hitung
sebesar 6,202, dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Sikap terhadap fintech syariah mempengaruhi niat
menggunakan fintech syariah; hal ini karena nilai Sig. t adalah 0,000 <0,05. Besarnya pengaruh sikap
terhadap fintech syariah terhadap niat menggunakan fintech syariah adalah sebesar 0,631.

Uji F juga dilakukan dalam pengujian hipotesis. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Rasio F adalah pembagian mean square dan
mean square residual. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai F untuk uji regresi variabel
pengetahuan tentang fintech syariah memiliki nilai 99,374 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,005. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan fintech syariah akan
mempengaruhi sikap. Hasil uji F untuk variabel sikap memiliki nilai 38,468 dengan nilai
signifikansi 0,000 yaitu lebih kecil 0,005. Dari hasil pengujian tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa sikap berpengaruh terhadap niat menggunakan fintech syariah.

Tes Mediasi
Penelitian ini mengkaji apakah terdapat indikasi hubungan mediasi dari ketiga variabel
yang ada. Pengujian mediasi dilakukan dengan mengestimasi tiga persamaan regresi.
Pertama, menguji pengaruh pengetahuan tentang fintech syariah dan sikap. Dengan
melihat koefisien beta terlihat bahwa pengetahuan fintech syariah memiliki koefisien
regresi sebesar 0,713 dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,005.
Pada syarat pertama tercapainya mediasi, variabel bebas diharapkan dapat
mempengaruhi mediator dengan koefisien ≠ 0 secara signifikan, sehingga hasil perhitungan
ini dinyatakan memenuhi syarat pertama tercapainya mediasi (Baron & Kenny, 1986).
Kedua, menguji pengaruh variabel sikap terhadap niat menggunakan fintech syariah. Dari
nilai koefisien beta terlihat bahwa variabel sikap memiliki nilai 0,752 dengan nilai signifikansi
0,000 lebih kecil dari 0,05. Ketiga, menguji pengaruh variabel pengetahuan fintech syariah
terhadap niat menggunakan fintech syariah. Dari hasil pengujian diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,761 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005.
Kondisi kedua tercapainya mediasi yaitu variabel independen diharapkan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen dengan koefisien regresi ≠ 0. Dengan
demikian hasil perhitungan ini dinyatakan memenuhi syarat kedua tercapainya mediasi
(Baron & Kenny, 1986). .
Hasil uji mediasi yang menguji pengaruh pengetahuan fintech syariah terhadap
sikap, sikap terhadap niat menggunakan, dan pengetahuan fintech syariah terhadap
niat menggunakan disajikan pada lampiran. Keempat, menguji multiple effect variabel
product knowledge dan sikap terhadap niat. Hasil uji pengaruh tersebut
122 Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126

diberikan dalam Tabel 6 pada lampiran juga.


Variabel pengetahuan tentang produk dan sikap berpengaruh positif dan signifikan
terhadap niat menggunakan dengan koefisien beta sebesar 0,150 untuk variabel pengetahuan
produk dan 0,534 untuk variabel sikap.
Pada syarat ketiga untuk mencapai mediasi, variabel mediasi harus berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen dengan koefisien regresi ≠ 0 (Baron & Kenny, 1986).
Selain itu, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen harus lebih rendah
daripada variabel perantara terhadap variabel dependen. Maka dari hasil perhitungan tersebut,
variabel sikap dinyatakan memenuhi syarat mediasi.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mediasi dalam penelitian
ini karena pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat lebih rendah pada persamaan
ketiga (c') dibandingkan dengan persamaan kedua (c'). Mediasi dalam persamaan ini
dikategorikan sebagai mediasi parsial karena koefisien c' berkurang tetapi tetap signifikan (c' ≠
0)

Diskusi
Penelitian ini mengusulkan dan mengkaji pengetahuan dan sikap sebagai faktor yang memprediksi
niat menggunakan fintech syariah—serta menyelidiki adanya hubungan mediasi antara pengetahuan
fintech syariah dengan niat menggunakan fintech syariah. Pengaruh positif pengetahuan responden
tentang fintech syariah terhadap sikap mereka terhadap fintech syariah menunjukkan bahwa pengetahuan
berpengaruh terhadap pembentukan sikap. Semakin banyak pengetahuan tentang fintech Syariah,
semakin baik sikap mereka terhadap fintech Syariah.
Hasil penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa
pengetahuan tentang produk berpengaruh positif terhadap pembentukan sikap (Agüeria et al.,
2018; Jørgensen, 2017; Mohaidin et al., 2017; Rios, Riquelme, & Abdelaziz, 2014; Williams, Rana, &
Dwivedi, 2015). Dengan era new normal akibat pandemi, prospek industri keuangan digital
meningkat drastis. Semua perusahaan keuangan memanfaatkan peluang ini, sehingga industri
fintech syariah juga harus ikut berpartisipasi karena era new normal merupakan peluang besar
bagi sektor digital.
Pengayaan pengetahuan nasabah dapat dilakukan melalui promosi dan edukasi.
Dengan dua langkah tersebut, customer akan memiliki product knowledge. Peningkatan
tingkat pengetahuan akan mempengaruhi peningkatan variabel lain yang berkontribusi
terhadap perilaku (Wang et al., 2020). Edukasi tidak hanya dilakukan di pasar fintech yang
potensial, yaitu generasi muda. Generasi muda merupakan pasar fintech yang baik karena
karakteristik generasi muda yang merupakan digital natives (Hawkin & Mothersbough,
2014). Pemasaran fintech ke generasi tua perlu lebih gencar karena generasi ini lebih sulit
beradaptasi dengan teknologi padahal generasi tua merupakan pasar yang potensial
karena jumlah yang besar dan kemampuan finansial yang baik.
Dibutuhkan pembentukan sikap konsumen dengan memberikan pengetahuan tentang fintech
syariah. Pengetahuan yang diberikan dapat berupa pengetahuan tentang karakteristik yang
membedakan fintech syariah dengan yang tidak syariah, pengetahuan tentang fitur-fitur layanan
yang disediakan oleh fintech syariah, pengetahuan tentang proses operasional fintech syariah, dan
pengetahuan tentang fintech syariah dapat membantu dalam memecahkan masalah keuangan. Era
normal baru juga dapat dijadikan alasan untuk mengintensifkan pentingnya keuangan digital dalam
program pemasaran melalui transfer pengetahuan.
Sikap memiliki efek positif pada niat untuk menggunakan. Hasil penelitian ini,
sikap responden berpengaruh positif terhadap niat menggunakan fintech syariah. Itu
Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126 123

semakin baik sikap responden maka semakin tinggi intensi menggunakan fintech syariah. Hasil ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan hal yang sama. Yaitu sikap yang dibentuk
oleh calon konsumen akan mempengaruhi niat untuk menggunakan suatu produk (Abd Rahman,
Asrarhaghighi, & Ab Rahman, 2015; Kuciapski, 2017; Mohaidin et al., 2017; Rahman, A.A, 2017; Spacey,
Goulding , & Murray, 2004; Teng et al., 2015; Weerasinghe & Hindagolla, 2018).

Perubahan perilaku konsumen tidak hanya dilakukan pada level individu karena pada level
kelompok berpengaruh signifikan terhadap perubahan perilaku. Niat untuk melakukan sesuatu
dalam kelompok akan berdampak pada perubahan perilaku individu dalam kelompok tersebut
(Valleman, 2015).
Menciptakan niat untuk menggunakan fintech syariah dapat dilakukan dengan membentuk sikap
konsumen. Sikap yang terbentuk meliputi kesadaran bahwa fintech syariah bermanfaat, baik, bernilai, dan
menyenangkan saat digunakan. Dengan adanya sikap positif maka intensi menggunakan fintech syariah juga
akan baik. Niat menggunakan terbentuk dalam bentuk kesediaan untuk menggunakan, perasaan tulus untuk
menggunakan, keinginan untuk menggunakan, dan keinginan untuk mempertimbangkan untuk menggunakan.
Kajian ini mengindikasikan adanya mediasi sehingga dilakukan uji mediasi terhadap
model penelitian. Hasil survei menunjukkan adanya indikasi mediasi parsial. Parsial mediasi yang
terjadi memberikan arti bahwa pengetahuan tentang fintech akan membuat calon nasabah
berniat untuk menggunakan fintech syariah. Namun, niat untuk menggunakan fintech syariah
akan terbentuk semakin kuat ketika calon konsumen memiliki sikap positif terhadap fintech
syariah.
Studi tersebut, beserta temuannya, telah memberikan wawasan tambahan tentang niat untuk
menggunakan Fintech Syariah. Meskipun Indonesia telah menjadi salah satu pelopor dalam perkembangan
Fintech di Asia Tenggara, tidak semua individu yang menggunakan sistem perbankan konvensional
memiliki persepsi yang sama terhadap Fintech Syariah. Studi ini menunjukkan niat untuk menggunakan
Fintech Syariah ditentukan oleh pengetahuan tentang produk dan sikap. Hasilnya menyiratkan niat
pelanggan untuk menggunakan Fintech Syariah masih bergantung pada opini dari orang terdekat dan tren
sosial.
Fintech menciptakan cara-cara baru yang memberi mereka kelincahan yang dibutuhkan untuk
menciptakan dan memberikan solusi baru dengan cepat selama era pandemi Covid-19. Fintech Syariah
telah mengembangkan penawaran baru dan membuat platform tertentu lebih mudah diakses untuk
membantu individu mengatasi dampak Covid-19. Kolaborasi antara Fintech Firm, perbankan dan
pemerintah diperlukan untuk mendukung penggunaan Fintech Syariah di masa pandemi dan new normal

4. Kesimpulan

Studi ini mengusulkan dan menyelidiki niat untuk menggunakan fintech syariah. Dengan
melihat teori dan analisis data tentang pengetahuan tentang fintech syariah, sikap, dan niat
menggunakan fintech syariah, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang produk memiliki
kontribusi yang cukup untuk membantu membentuk niat konsumen menggunakan fintech
syariah. Sikap konsumen penting dalam membentuk niat untuk menggunakan. Dalam penelitian
ini, sikap berpengaruh positif terhadap niat menggunakan layanan fintech syariah. Dari hasil uji
mediasi diperoleh hasil mediasi parsial. Pengetahuan tentang fintech syariah secara langsung
mempengaruhi niat untuk menggunakan fintech syariah. Namun, niat menggunakan fintech
syariah akan semakin kuat jika sikap calon konsumen juga positif.
Beberapa rekomendasi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah memasarkan fintech syariah
124 Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126

usaha yaitu meningkatkan upaya pemasaran melalui edukasi tentang produk yang ditawarkan kepada calon
konsumen. Dengan promosi tentang Fintech Syariah, layanan yang ditawarkan, bedanya dengan layanan yang
bersifat fintech Syariah dan kepercayaan fintech Syariah dimaksudkan untuk membentuk sikap positif terhadap
layanan fintech syariah. Dengan demikian niat untuk menggunakan fintech syariah dengan sendirinya akan
terbentuk. Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang Fintech Syariah sebaiknya melakukan kajian lebih
lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap.
Di era new normal, sejumlah program promosi online bisa dilakukan pelaku bisnis
financial technology syariah. Promosi secara online akan membantu konsumen untuk
mengetahui lebih jauh segala hal tentang financial technology syariah. Momentum Covid -19
berpotensi untuk meningkatkan fintech lebih cepat karena keunggulan teknologi
Rekomendasi penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian selanjutnya sebaiknya
dapat menggunakan variabel lain atau menambahkan variabel bebas dalam menyelidiki niat penggunaan.
Studi lain juga dapat mengkaji seberapa besar niat menggunakan layanan fintech syariah dalam
pembentukan perilaku konsumen.

Pengakuan

Penulis ingin menjadi penyelenggara simposium tahunan ke-2 Ekonomi Islam dan
Industri Halal di Universitas Gadjah Mada. Karena saat ini ide penelitian ini dipresentasikan dan
mendapat banyak masukan. Selain itu, penelitian ini berkesempatan mendapatkan penghargaan
presenter terbaik pada acara tersebut.

Referensi

Abd Rahman, A., Asrarhaghighi, E., & Ab Rahman, S. (2015). Konsumen dan kosmetik halal
Produk: Pengetahuan, Religiusitas, Sikap dan Niat.Jurnal Pemasaran Islami, 6(1),
148–163. https://doi.org/10.1108/JIMA-09-2013-0068 Agüeria, DA, Terni, C.,
Baldovino, VM, & Civit, D. (2018). SC.Kontrol Makanan.
https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2018.03.028
Baron, RM, & Kenny, D.a. (1986). Perbedaan Variabel Moderator-Mediator dalam Sosial
Perbedaan Variabel Moderator-Mediator dalam Penelitian Psikologi Sosial:
Pertimbangan Konseptual, Strategis, dan Statistik.Jurnal Kepribadian dan Psikologi
Sosial,51(6), 1173–1182. https://doi.org/10.1037/0022-3514.51.6.1173 BPS. (2018).
Penduduk menurut Wilayah dan Agama yang Dianut. Diakses 2 Oktober,
2018, dari https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321
Duffett, RG, & Duffett, RG (2015).Pengaruh iklan Facebook pada niat-untuk-
pembelian dan pembelian di kalangan Milenial. https://doi.org/10.1108/IntR-01-2014- 0020

Rambut, FJ, Celsi, WM, Oritinau, JF, & Bush, PR (2013).Penelitian pemasaran. New York:
Bukit Mc Graw.
Hawkin, DI, & Mothersbough, D. (2014).Perilaku konsumen. New York: Bukit Mc Graw.
Hinduan, ZR, Suherman, H., Pinxten, WJL, Alisjahbana, B., & Hospers, HJ (2013).HIV-
terkait pengetahuan dan sikap di antara petugas penjara Indonesia.9(2), 92–102.
https://doi.org/10.1108/17449201311326961
Jørgensen, MT (2017). Membingkai ulang distribusi pariwisata - Teori Aktivitas dan Jaringan Aktor
Teori.Manajemen Pariwisata,62, 312–321.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2017.05.007
Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126 125

Kuciapski, M. (2017). Model penerimaan teknologi seluler untuk transfer pengetahuan oleh
para karyawan.Jurnal Manajemen Pengetahuan,21(5), 1053–1076.
https://doi.org/10.1108/JKM-03-2016-0136
Li, H., Zhang, Y., Tong, H., Tong, Q., & Liu, D. (2011). Kajian Evaluasi Krisis Psikologis
Menggabungkan Analisis Faktor dan Neural Networks.Psikologi,02(02), 138–142.
https://doi.org/10.4236/psych.2011.22022
Mohaidin, Z., Wei, KT, & Ali Murshid, M. (2017). Faktor yang mempengaruhi niat wisatawan
untuk memilih destinasi pariwisata berkelanjutan: studi kasus Penang, Malaysia. Jurnal
Internasional Kota Pariwisata,3(4), 442–465. https://doi.org/10.1108/IJTC-11- 2016-0049

Mulia, K. (2020). Covid-19 di Indonesia : Bagaimana perusahaan teknologi beradaptasi di masa krisis.
Diakses pada 19 Juni 2020, dari https://kr-asia.com/covid-19-in-indonesia-how-
techcompanies-are-adapting-in-a-time-of-crisis
OJK. (2018a). Ikhtisar Data Keuangan Fintech (Peer To Peer Lending) Periode Mei 2018.
Diakses pada 2 Oktober 2018, dari https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-
danstatistik/fintech/Pages/Ikhtisar-Data-Keuangan-Fintech-(Peer-To-Peer-Lending) -
Periode-Mei-2018.aspx
OJK. (2018b). Penyelenggara Fintech Terdaftar di OJK per Mei 2018. Diakses tanggal 2 Oktober
2018, dari https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/-
Penyelenggara-Fintech-Terdaftar-di-OJK-per-Mei-2018.aspx
Rahman, A.A,F. (2017). intensi Konsumen dan produk kosmetik Halal : pengetahuan ,
religiusitas,.Jurnal Pemasaran Islami,6(1), 148–1. https://doi.org/10.1108/JIMA-09-
2013-0068
Rios, RE, Riquelme, HE, & Abdelaziz, Y. (2014). Melakukan sertifikasi halal negara asal dan
masalah keakraban nama merek?Jurnal Pemasaran dan Logistik Asia Pasifik,26(5), 665–
686. https://doi.org/10.1108/APJML-03-2014-0046
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016).Metode Penelitian untuk Bisnis(edisi ke-7). Suseks Barat:
Willey.
Spacey, R., Goulding, A., & Murray, I. (2004). Menjelajahi sikap staf perpustakaan umum untuk
internet menggunakan TAM.Jurnal Dokumentasi,60(5), 550–564.
Teng, C., Wang, Y., & Wang, Y. (2015).Faktor penentu yang mendorong konsumsi makanan organik
Generasi niat beli konsumen. https://doi.org/10.1108/BFJ-12-2013- 0361

Valleman, JD (2015). Cara Membagi Niat'.Filsafat dan Fenomenologis


Riset,57(1), 29–50.
Vives, X. (2019). Persaingan dan stabilitas dalam perbankan modern: Perspektif pasca krisis.
Jurnal Internasional Organisasi Industri,64, 55–69.
https://doi.org/10.1016/j.ijindog.2018.08.011
Wang, Y., Guo, F., Wei, J., Zhang, Y., Liu, Z., & Huang, Y. (2020). Pengetahuan, sikap dan
praktik dalam kaitannya dengan resistensi antimikroba di kalangan sarjana
kesehatan masyarakat Cina.Jurnal Resistensi Antimikroba Global,23, 9–15.
https://doi.org/10.1016/j.jgar.2020.07.023
Wardhani, N. ., & Bohman, M. (2020). Bagaimana fintech dapat membantu usaha kecil dan menengah di Indonesia
perusahaan selamat dari pandemi COVID-19. Diakses pada 5 November 2020 dari
https://theconversation.com/how-fintech-can-help-indonesias-small-and-
mediumenterprises-survive-the-covid-19-pandemic-148528
Weerasinghe, S., & Hindagolla, MCB (2018). Model penerimaan teknologi dan sosial
126 Jurnal Internasional Bisnis dan Ekonomi Islam (IJIBEC), 4(2) Desember 2020, 116-126

situs jaringan (SNS): tinjauan literatur yang dipilih.Pengetahuan Global, Memori dan
Komunikasi,67(3), 142–153. https://doi.org/10.1108/GKMC-09-2017-0079 Williams,
MD, Rana, NP, & Dwivedi, YK (2015). Teori penerimaan terpadu dan
penggunaan teknologi (UTAUT): Tinjauan pustaka.Jurnal Manajemen Informasi
Perusahaan,28(3), 443–448. https://doi.org/10.1108/JEIM-09-2014-0088

Anda mungkin juga menyukai