Anda di halaman 1dari 4

C.

Proses Wahyu al-Qur'an Turun

Tanggal 17 Ramadan di Gua Hira' pada malam Senin ketika Rasulullah berusia 41
tahun bertepatan dengan 16 Agustus 610 M adalah waktu awal ayat al-Qur'an turun dan
sebelum wafat beberapa saat, yaitu antara 10 sampai dengan 81 hari, adalah waktu
terakhirnya turunnya ayat. Masa turunnya al-Qur'an kurang lebih 21 tahun atau kurang lebih
18 tahun karena turunnya al-Qur'an pernah terhenti selama 3 tahun. Mayoritas ulama
berpendapat, al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah selama kurang lebih 23 tahun. Ayat al-
Qur'an yang pertama turun adalah surat al-'Alaq ayat 1-5. Wahyu kemudian berhenti selama
tiga tahun. Setelah itu, surat Nũn turun dan dilanjutkan surat al-Muzzammil, kemudian al-
Muddatstsir.

Masa turunnya al-Qur'an dibagi atas dua periode. Pertama, periode Makkiyah, yaitu
masa ayat-ayat yang turun ketika Rasulullah bermukim di Mekah selama 12 tahun 5 bulan 13
hari, yakni 17 Ramadan tahun 41 dari kelahiran Rasulullah sampai permulaan Rabi' al-
Awwal tahun 54 dari kelahiran Rasulullah. Kedua, periode Madanīyah, yaitu masa ayat-ayat
yang turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, yakni
dari permulaan Rabi al-Awwal tahun 54 dari kelahiran Rasulullah sampai 9 Dzulhijah tahun
63 dari kelahiran Rasulullah atau tahun 10 H.

Rasulullah menerima wahyu al-Qur'an tidak sekaligus tapi berangsur-angsur.


Turunnya wahyu al-Qur'an secara berangsur-angsur dapat memperbaiki sikap dan perilaku
umat dan memunculkan kesadaran. Proses turun wahyu al-Qur'an secara berangsur-angsur
terdapat dalam surat al-Isra' [17] ayat 106:

Dan al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar cngkau membacakan
perlahan –lahan kepada manusia dan Kami (juga) menurunkannya bagian demi bagian.

Turunnya al-Qur'ān secara berangsur-angsur merupakan jawaban terhadap orang-


orang kafir yang mengiginkan al-Qur'an diturunkan sekaligus. Tahapan ini merupakan hal
baru bagi mereka dan memerlukan proses perkembangan. Olch karena itu, mercka menolak
turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur. Didalam al-Qur'an surat al-Furqan [25] ayat 32
Allah berfirman:
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali
turun?" Demikian itu supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya
sccara tartil (urut dan benar).

Ayat al-Qur'an turun kepada Rasulullah melalui proses dan tidak datang dengan sekali
tetapi berangsur-angsur mengikuti satu peristiwa ke peristiwa yang lain. Ayat dhihar turun
tentang Salamah bint Shakhr, ayat li'an turun tentang Hilal bin 'Umayyah, qadzaf turun
tentang orang yang menuduh ‘A'isyah berbuat zina, ayat kiblat turun sesudah hijrah
Rasulullah dan sesudah umat Islam menghadap ke Bait al-Maqdis sclama sepulah bulan
lebih, demikian juga turunnya ayat tentang penggunaan maqām Ibrahim scbagai mushalla.
Ayat tentang hijäb, tawanan perang Badar, dan lain-lain juga turun setelah adanya peristiwa.
Sclain itu, sebagian ayat al-Qur'ān turun kepada Rasulullah tanpa sebab. Dengan demikian,
turunnya al-Qur'än tidak semuanya ada pertanyaan atau peristiwa.

Ayat al-Qur'an turun sedikit demi sedikit berdasarkan kebutuhan; terkadang turun
satu-dua atau beberapa ayat, antara 5 sampai 10 ayat, bahkan pernah terjadi satu ayat al-
Qur'ān diturunkan beberapa kali.Misalnya, dalam surat al-Nisa' [4] ayat 95 dan dalam surat
al-Taubah [10] ayat 28. Di antara ayat al-Qur'an yang diturunkan sepuluh ayat sekaligus
adalah ayat-ayat tentang hadits al-ifk dalam surat al-Nur[24] dan ayat 1 sampai 10 surat al-
Mu'minün [23].' Selain itu, meskipun jumlahnya sedikit, ada juga surat al-Qur'an yang
diturunkan sekaligus, misalnya surat al-Fătihah [1] dan surat al-Insan [76]. Al-Qur'an
diturunkan secara berangsur-angsur mengindikasikan bahwa al-Qur'an mempunyai hubungan
secara dialektifdengan situasi dan tempat ketika ia diturunkan. Al-Qur'an bukan hanya
memberi petunjuk bagi masyarakat tempat ia diturunkan, tetapi juga untuk masyarakat secara
universal. Oleh karena itu, al-Qur'ān diturunkan mempunyai beberapa hikmah, di antaranya:

1. Untuk meneguhkan hati Rasulullah. Turunnya al-Qur'an sccara berangsur-


angsur dapat memperkuat hati Rasuluilah menghadapi masyarakat Arab yang
berwatak kcras. Tidak sedikit ayat yang secara langsung meminta Rasulullah
unt uk bersabar dalam mengembangkan misinya.
2. Sebagai mukjizat. Banyaknya tantangan yang dihadapi Rasulullah dari orang-
oang kafir, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan seperti tentang
hal yang ghaib, Rasulullah merasa terbantu dengan turunnya ayat yang
menjelaskan pertanyaan tersebut.
3. Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman terhadap al- Qur'ān. Jika al-
Qur'ān turun sekaligus, isinya sulit dihafal dan dipahami.
4. Untuk menerapkan hukum secara bertahap. Penghapusan beberapa tradisi
masyarakat Arab secara serentak sangat sulit. Dengan proses dan pentahapan,
sccara bertahap masyarakat lebih bisa menerima hukum-hukum baru dari al-
Qur'an.
5. Scbagai bukti bahwa al-Qur'an adalah bukan rekayasa Rasulullah. Meskipun
rangkaian ayat-ayatnyaturun selama 23 tahun, tetapi kandungannya tetap
konsisten secara keseluruhan." Konkretisasi penerapan hukum di dalam al-
Qur'ān didasarkan pada empat prinsip, yaitu bertahap dalam pembentukan
hukum (al-tadrīj li al-tasyri), meminimalkan beban (taqlil al- taklif), dan
menghilangkan kesulitan ('adam al-hara). Misalnya, pengharaman khamer
yang dilakukan secara bertahap. Di dalam al-Qur'än surat al-Baqarah [2] ayat
219 Allah berfirman:

Mercka bertanya kepadamu Muhammad tentang khamer dan judi.


Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada
manfaatnya."

Ayat di atas belum melarang minum khamer tetapi hanya memberikan


pertimbangan hakikat minum khamer. Oleh karena itu, surat al-Nisā' [4] ayat
43 memberi batasan berupa larangan minum khamer pada saat tertent u. Allah
berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengerjakan salat


scdang kalian dalam keadaan mabuk, schingga kalian mengerti apa
yang kalian ucapkan.
Tahap akhir Allah melarang secara totalitas terhadap berbagai
minuman keras dengan menurunkan surat al-Ma'idah [5]ayat 90. Allah
berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) minuman


khamer, berjudi (bcrkorban unt uk) berhala, mengundi nasib dengan
panah adalah perbuatan keji. Jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kalian mendapatkan kebcrun ungan.

Anda mungkin juga menyukai