KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan
baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep kebidanan,
Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah
ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
b. Arantius
Seorang guru besar dari Italia menemukan suatu ductus/pembuluh darah sementara
pada janin yang menghubungkan vena umbilicalis dan vena cava inferior. Ductus itu
tertutup bila anak sudah lahir dan kemidian menjadi jaringan. Ductus itru bernama
sesuai dengan yang menemukannya yaitu Ductus Arabtii/ ductus yang ditemukan oleh
Arantius
c. Fallopius
Juga seorang guru besar dari Italia. Menemukan saluran sel telur yang terletak
antara uterus dan ovarium. Saluran itu dinamakan Tuba Fallopii
e. Hugh L. Hodge
Menemukan bidang-bidang dalam panggul untuk mengetahui sampai dimana
turunnya kepala anak, bidang itu juga dinamkan bidang Hodge, kecuali itu beliau juga
memberikan pelajaran kebidanan yang antara lain sebagai berikut :
a. Letak vertex/ belakang kepala anak, di belakang bisa disebabkan kerena putaran
yang salah
b. Mekanisme letak sungsang sesuai dengan yang diajarkan sekarang
c. Pemasangan forcep harus disamping kepala anak, kecuali bila kepala masih tinggi
atau bila anak melintang
d. Mengubah letak kepala dengan tangan (inwendige correctie) sebelum memasang
cunam
e. Membagi turunnya kepala dengan bidang-bidang dalam panggul.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan kebidanan di Indonesia perlu ditingkatkan mengingat masih tingginya angka
kematian ibu dan anak (AKIA). Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan zaman dahulu dengan pelayana kebidanan zaman sekarang merupakan wujud
peningkatan pelayanan kebidanan. Tetepi dalam melakukan perubahan tersebut tidaklah
mudah, butuh proses dan waktu yang tidak singkat untuk mewujudkan pelayanan kebidanan
yang berkualitas.
Dari uraian di atas pula, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah perkembangan di
masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan,
maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita
pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan : Sejarah & Profesionalisme. Jakarta: EGC.