Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DEFINISI BIDAN INDONESIA DAN PERKEMBANGAN PELAYANAN


KEBIDANAN

Dosen Pengampu:
Nurwinda Saputri S.ST, Mkeb
Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Nadzheva Kaela Qurrota A’yun 2023206206128


2. Nabilah Rahmawati 2023206206073
3. Septiana 2023206206132
4. Siti Khoiriyah 2023206206156
5. Siti Apriliani 2023206206024
6. Sonia Anjani 2023206206122

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Berkat


limpahan nikmat dan karunia Nya. Penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
pengantar praktik kebidanan dengan materi “definisi bidan Indonesia dan
perkembangan pelayanan kebidanan”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Nurwinda Saputri


S.ST, M.Keb. sebagai dosen mata kuliah pengantar praktik kebidanan yang
telah menjadi pembimbing dalam penyelesaian makalah.

Dalam pembuatan makalah penulis sudah berusaha semaksimal


mungkin dalam pembuatan dan penyusunannya, tetapi penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, sebab kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. Namun selaku manusia penulis menginginkan yang
terbaik. Karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah diharapkan demi kebaikan dan pembuatan makalah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua Aamiin.

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang…………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Pendidikan Kebidanan Pada Fase Penjajahan...................
2.2 Pendidikan Kebidanan Pada Zaman Kemerdekaan sampai saat ini..........
2.3 Pelayanan Kebidanan di Indonesia..........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………....
3.2 Saran…………………………………………………………………..

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bidan merupakan seorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di
negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa
hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan (post partum period).

Bidan sendiri bisa berpartraktik dirumah sakit, klinik, unit kesehatan,


rumah perawatan atau unit kesehatan yang lainnya. Dengan
memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia maka ikatan Bidan
Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk deregister sertifikasi dan secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

2. Bagai mana perkembangan pendidikan kebidanan pada fase


penjajahan di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan kebidanan pada fase
kemerdekaan?

1.3 TUJUAN

2. Mengetahui perkembangan pendidikan kebidanan di Indonesia


pada fase penjajahan di Indonesia
3. Mengetahui perkembangan pendidikan kebidanan pada fase
kemerdekaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembahangan pendidikan bidan berhubungan dengan


perkembangan pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dalam
pendidikan ini adalah pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
bidan ini sendiri dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda sampai
saat ini.

2.1 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEBIDANAN PADA


FASE PENJAJAHAN

Di indonesi pendidikan kebidanan mulai masuk pada saat


maraknya penjajahan yang dilakukan oleh Belanda terhadap
Indonesia. Pada saat itu persalinan pada ibu hamil masih
mengikuti kebiasaan lama, dengan dibantu oleh dukun. Dan
pada penjajahan jepang bidan sudah mulai berkembang
tetapi tidak dengan alat-alat yang belum memadai, tenaga
kesehatan yang masih minim, serta obat -obatan yang masih
belum banyak di produksi.

 Pada tahun 1851 ada seorang dokter militer Belanda


(Dr.W.Boseh) beliau membuka pendidikan bidan di
Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama.
 Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi
wanita dirumah sakit di Batavia.
 Pada tahun 1904 pendidikan bidan bagi indonesia dibuka
di Makasar.
 Tahun 1911-1912 dimulai pendidikan tenaga keperawatan
secara terencana di RSUP Semarang dan Batavia. Calon
yang diterima dari HS (SD 7 tahun) dengan pendidikan
keperawatan 4 tahun dilanjutkan pendidikan bidan 2 tahun.
 Pada thun 1914 telah diterima peserta didik wanita pertama
dan bagi perawat wanita yang lulus dapat meneruskan
kependidikan kebidanan selama dua tahun.
 Pada tahun 1918 Budi Kemuliaan membuka RS Bersalin
dan pendidikam bidan.
 Pada tahun 1935-1938 pemerintah Kolonial Belanda mulai
mendidik bidan lulusan MULO (Setingkat SLTP bagian B)
dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan dibebrapa di
beberapa kota besar yaitu Jakarta di RSB Budi Kemuliaan,
RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Di
tahun yang sama di keluarkan peraturan yang membedakan

2
lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan Bidan
dengan dasar pendidikannya Mulo dan pendidikan
Kebidanan selama tiga tahun disebut Bidan Kekas Satu
(Vreodrouweerste Klas) dan bidan dari lulusan perawat
(mantri) disebut Bidan Kelas 2 (Vreodrouw tweede klas).
Perbedaan ini menyangkut ketentuan gaji pokok dan
tunjangan bagi bidan.

2.2 PENDIDIKAN KEBIDANAN PADA ZAMAN


KEMERDEKAAN SAMPAI SAAT INI
 Pada tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan dari lulusan
SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun dan lama
pendidikan tiga tahun. Pendidikan ini di lanjutkan sampai
tahun 1976 dan setelah itu ditutup. Pada tahun 1960 KTB
(Kursus Tambahan Bidan) dipindahkan ke Jakrta. Tujuan
dari KTB yaitu untuk memperkenalkan kepada lulusan
bidan mengenai perkembangan program KIA dalam
pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1967 KTB
ditutup (discountinued).
 Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara
bersamaan dengan guru perawat dan perawat kesehatan
masyarakat di Bandung. Pada awal tahun 1972 institusi
pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat
( SGP). Pendidikan ini menerima calon dari lulusan
sekolah perawat sekolah bidan.
 Pada tahun 1974 meningkat jenis tenaga kesehatan
menengah sangat banyak . Departemen Kesehatan
(Depkes) melakukan penyerdehanaan pendidikan tenaga
kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup dan dibuka
Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dengan tujuan adanya
tenaga multi porpuse di lapangan di mana salah satu
tugasnya adalah menolong persalinan normal.
 Pada tahun 1975-1984 institusi pendidikan bidan ditutup,
sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan.
 Pada tahun 1981 untuk meningkatkan kemampuan perawat
kesehatan (SPK) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk kebidanan, dibuka Diploma I pendidikan ini
hanya berlangsung satu tahun.
 Pada tahun 1985 dibuka lagi program pendidikan bidan
yang disebut (PPB) yang hanya menerima lulusan SPR dan
SPK.
 Pada tahun 1989 dibuka crash program pendidikan bidan.
Program ini dikenal sebagai Program Pendidikan Bidan A
(PPB/A).

3
 Mulai tahun tahun 1996 status bidan di desa sebagai
pegawai tidak tetap (BidanPPT) dengan kontrak selama tiga
tahun dengan pemerintah, yang kemudian dapat
diperpanjang 2x3 tahun lagi. Diharapkan pada tahun ini
sebagian besar desa sudah memiliki kemampuan dan
keterampilan yang diharapkan seorang bidan profesional.
 Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan
Program B yang peserta didiknya dari lulusan Akademik
Perawat (Akper) dengan lama pendidikan satu tahun.
Pendidikan ini hanya berlangsung selama dua angkatan
(1995 dan 1996) kemudian ditutup.
 Pada tahun 1993 dibuka pendidikan bidan Program C (PPB
C). Pendidikan ini dilakukan di 11 provinsi yaitu; Aceh,
Bengkulu, Lampung, dan Riau (Wilayah Sumatera),
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Selatan (Wilayah Kalimantan), Nusa Tenggara Timur,
Maluku dan Irian Jaya.
 Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji
coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh (Distance learning) di
tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan.
 Pada tahun 1996 dibuka pendidikan Diploma III
Kebidanan. Diterapkan melalui surat keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan RI No 009/U/1996 di enam
provinsi dengan menerima calon peserta SMA. Saat ini
kurikulum DIII kebidanan telah direvisi mengacau pada
Kep.Mendiknas 32 tahun 2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan hasil revisi
tersebut telah diserahkan dengan keputusan menteri
kesehatan RI.No.HK.00.06.2.4.1583.
 Pada tahun 1994 juga dilaksanakan pelatihan pelayanan
kegawat daruratan maternal dan neoternal.
 Pada tahun 1995-1998 (IBI) bekerja sama langsung dengan
mother care melakukan pelatihan bidan Rumah Sakit dan
bidan puskesmas serta bidan didesa di Provinsi Kalimantan
Selatan.
 Pada tahun 2000 ada pelatihan Asuhan Persalinan Normal
(APN) yang dikoordinasi oleh Maternal Neonatal bealth
(MNH) yang sampai saat ini telah melatih APN di beberapa
provinsi/kabupaten. Selain melalui pendidikan formal dan
pelatihan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan juga diadakan seminar dan Lokarya organisasi
dilaksanakan setiap tahunsebanyakmdua kali mulai dari
tahun 1996-2000 dengan biaya dari UNICEP.

4
 Tahun 2000 dibuka program D-IV bidan pendidik di FK UGM
Yogyakarta, dengan lama pendidikan 2 semester. Saat ini
terdapat juga di UNPAD (2002) di USU (2004), STIKES Ngudi
Waluyo Semarang, STIKIM Jakarta (2003). Akhir-akhir ini minat
masyarakat untuk membuka program D.IV bidan pendidik
dengan masastudi 1 tahun terdiri dari beban materi profesi
kurang lebih dari 60% dan 40% beban materi kependidikan. Hal
ini sebelumnya belum memenuhi ketentuan yang ditetapkan
Depdiknas bahwa kualifikasi dosen minimal D.IV kebidanan
atau SI kebidanan. Dengan memperhatikan permasalahan
tersebut mungkin sudah waktunya untuk mulai memikirkan dan
membuat rancangan D.IV kebidanan klinik dan SI kebidanan.
Tidak kemungkinan pula untuk mengembangkan jenjang S2
maupun SPI dan SP2. Penyusunan kompotensi ini dilakukan oleh
IBI bersama-sama dengan unsur terkait lainnya seperti
Departemen Kesehatan, orgnisasi profesi. Adapun pembinaan
dan pengawasan yang telah diupayakan oleh pusdiknaskesantara
lain mulai dari penyususan dan penetapan standar kompotensi
bidan, penilaian ijin institusi baru, seleksi mahasiswa baru,
penyusunan kurikulum, akreditasi pendidikan. Sehubungan
dengan hal tersebut, kedepan kita sudah waktunya untuk
meninjau ulang dan menata kembali pola pendidikan berjenjang
dan berkelanjutan bagi bidan.
 Tahun 2006 dibuka S2 Kebidanan di UNPAD Bandung.

3.3 PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA

Pelayanan kebidanan merupakan kegiatan dalam


memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang memiliki
masalah atau kebutuhan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi, bayi baru lahir, dan KB.

Pelayanan kesehatan ibu yang meliputi:


 Konseling pada masa sebelum kehamilan
 Antenatal pada kehamilan normal
 Persalinan normal
 Ibu nifas normal
 Ibu menyusui
 Konseling pada masa antara dua kehamilan

Pelayanan kesehatan anak yang meliputi :


 Pelayanan neonatal essensial
 Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan
perujukan

5
 Pemantauan tumbuh kembang bayi,anak balita,dan anak
prasekolah
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB yang diberikan
meliputi :
 Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan KB
 Pelayanan kontrasepsi oral, kondom,dan suntikan.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perkembangan pendidikan kebidanan di Indonesia mulai ada di
zaman penjajahan Belanda pada tahun 1851, dengan adanya seorang
dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch) yang membuka pendidikan bidan
bagi wanita di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung karena kurangnya
peserta didik yang disebabkan karena adanya larangan ataupun
pembatasan bagi wanita untuk keluar.
Dari tahun-ketahun perkembangan pendidikan kebidanan di
Indonesia terus meningkat, mulai dari tahun 1950-1953 dibuka sekolah
bidan lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun dan lama
pendidikan 3 tahun. Tahun 1996 dibuka Pendidikan Diploma III kebidanan
dengan input dari SMA .Adapun pembinaan yang telah diupayakan oleh
Pusdiknaskesantara lain mulai dari penyusunan dan penetapa potensi
bidan, penilaian izin institusi baru, seleksi mahasiswa baru, penyusunan
kurikulum, akreditas pendidikan.

3.2 SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan baik


itu dari segi penulisan maupun dari isi. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun untuk perbaikan
makalah yang akan dating agar lebih relevan serta dapat membantu kita dalam
referensi pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Yunie, Chanty, S. ST, and Gina Ringganis. "KOMUNIKASI KONSELING DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA (LITERATURE
REVIEW)." JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI 2.13 (2022): 22-
28

Purwandari,A, A. (2008). Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme.


Jakarta: EGC.
Septina, & Yona. (2020). Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan. Lindan Bestari.

hati, & Eka, E. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Media Wineka.


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1062/3/BAB%20II-ilovepdf-
compressed.pdf

Anda mungkin juga menyukai