Implementasi Metode 5S Pada Bengkel Tanker Truck (Studi Kasus: CV. XYZ)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN : 2528-3561

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123


e-ISSN : 2541-1934

Implementasi Metode 5S Pada Bengkel Tanker Truck


(Studi Kasus: CV. XYZ)

Rama Raka Madani1*, Fahriza Nurul Azizah2


1,2
Jurusan Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
*Koresponden Email: 1910631140209@student.unsika.ac.id

Diterima: 16 Januari 2023 Disetujui: 3 Februari 2023

Abstract
CV. XYZ is a service company engaged in the repair of fuel tanker trucks. There are several types of
services provided by CV. XYZ includes Corrective Maintenance and Preventive Maintenance. From the
results of observations made in the field, several CV XYZ Warehouse units found that the 5S culture was
minimally implemented so there was a need for evaluation and improvement for better working
environment conditions. In this study the aim was to provide solutions and suggestions, direct examples
and evaluations to the working environment conditions at CV XYZ so that it becomes an effective and
efficient work environment, especially in the maintenance section. The application of the 5S culture or
concept can be used on an ongoing basis. evaluate the failures that arise in the company. 5S is a method of
implementing a work attitude that emphasizes managing the physical conditions of an organized workplace.
The 5S process is one of the fundamental components with a broader form of application but in its
implementation, it has not taken place optimally.
Keywords: 5S method, tanker truck, fuel oil, corrective maintenance, preventive maintenance

Abstrak
CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang menawarkan jasa yang bergerak di bagian perbaikan truk
tangki bahan bakar minyak. Terdapat beberapa jenis pelayanan yang disediakan oleh CV. XYZ diantaranya
adalah Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di
lapangan maka terdapat beberapa pada unit Gudang CV XYZ ditemukan bahwa budaya 5S sangat minim
diterapkan sehingga perlu adanya evaluasi dan peningkatan untuk kondisi lingkungan kerja lebih baik,
Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan solusi dan saran, contoh langsung serta evaluasi
terhadap kondisi lingkungan kerja di CV XYZ agar menjadi lingkungan kerja yang efektif dan efisien
terlebih pada bagian maintenance. Penerapan budaya atau konsep 5S ini dapat dipergunakan secara
berkelanjutan. mengevaluasi kegagalan yang timbul di perusahaan. 5S adalah solusi yang tepat untuk
digunakan dalam penerapan metode sikap kerja yang berperan besar dalam hal pengelolaan kondisi secara
fisik di tempat kerja yang diorganisir dengan baik. Proses 5S merupakan salah satu komponen fundamental
dengan bentuk yang lebih luas dalam penerapannya, akan tetapi pada perusahaan CV.XYZ ini pada proses
pelaksanaannya belum berlangsung secara maksimal.
Kata Kunci: metode 5S, tanker truck, bahan bakar minyak, corrective maintenance, preventive
maintenance

1. Pendahuluan
Perkembangan dalam dunia industri manufaktur maupun pada bidang jasa yang setiap saat semakin
meningkat secara pesat, maka dari itu setiap individu dalam dunia industri harus sigap dan mampu untuk
berkompetisi sehingga kinerja ikut meningkat serta produktivitas juga dapat meningkat. Produktivitas yang
sulit untuk meningkat merupakan sebuah permasalahan serius yang berkaitan dengan faktor manusia yang
dapat diperbaiki, diamati, di analisis dan diteliti, dari langkah-langkah tersebut dapat menjadi sebuah usaha
alternatif dalam dunia kerja yang dapat dilakukan dengan baik dan juga efektif serta efisien [1]. Pemahaman
yang kurang terhadap budaya kerja yang baik mengakibatkan rendahnya tenaga kerja yang diserap dalam
dunia industri manufaktur. Sebagai contoh di sekitar industri manufaktur maupun perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa, diantara beberapa orang masih minim pengetahuan tentang perilaku maupun
sikap kerja yang berkaitan dengan tempat kerja, ketelitian, manajemen waktu, disiplin, target kerja, kualitas
kerja dan lain-lain yang kemudian menjadi kendala untuk bekerja secara benar dan baik [2].
Perusahaan atau industri manufaktur memerlukan sebuah prinsip atau iklim kerja yang baik dan
sesuai [3]. Dalam suatu bidang industri manufaktur, gudang atau tempat penyimpanan haruslah memiliki
5115
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

sistem yang baik karena hal tersebut merupakan hal yang paling krusial/penting. Hal ini juga berlaku pada
penataan yang teratur dan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang dalam suatu
perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memudahkan segala proses penyimpanan ini
adalah dengan menggunakan metode 5S. 5S merupakan salah satu program atau metode yang diberlakukan
dalam penerapan perilaku dan sikap kerja dalam suatu pengelolaan kondisi tempat kerja secara fisik
sehingga dapat terorganisir dengan maksimal [4]. Bengkel mesin otomotif di CV XYZ sudah memiliki
fasilitas yang cukup memadai yang mana akan terus meningkatkan fasilitas baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Bengkel mesin otomotif dalam hal ini adalah mobil tangki dengan muatan bahan bakar
minyak yang belum memiliki sistem penataan serta terawat dengan baik dan juga belum terdapat aktivitas
yang dilakukan secara khusus mengenai sosialisasi tentang bagaimana melakukan perawatan serta penataan
bengkel secara tepat dan sesuai.
Maka dari itu peneliti hendak mengaplikasikan sebuah metode dalam manajemen bengkel yang
ditinjau dari konsep 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke) dalam Bahasa Indonesia dapat berubah
menjadi singkatan 5R yang terdiri dari (Rapi, Rawat, Ringkas, Resik dan Rajin). [5] Tujuannya adalah agar
bengkel mesin otomotif dapat meningkatkan kualitasnya. [6] Penataan serta perawatan di sebuah
perusahaan terutama bengkel harus selalu diperhatikan untuk dirawat dan menerapkan metode 5S agar
memperoleh hasil yang optimal dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di CV XYZ [7] Metode 5S
merupakan sebuah persiapan dalam segala hal agar tetap berada dalam kondisi yang terbaik. [8] dan juga
merupakan dasar atau fondasi dari semua elemen, Penerapan 5S sangat penting untuk mendapatkan hasil
yang maksimal [9] dipergunakan pada sebuah perusahaan untuk dapat diberikan usulan perbaikan melalui
metode 5S ini sehingga dapat menciptakan area kerja yang aman dan nyaman [10].
CV XYZ adalah salah satu perusahaan yang menawarkan jasa yang bergerak di bagian perbaikan
truk tangki bahan bakar minyak. Terdapat beberapa jenis pelayanan yang disediakan oleh CV XYZ
diantaranya adalah Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance [11]. Proses implementasi dalam
menggunakan metode 5S diharapkan menjadi sebuah kebiasaan serta menjadi kesadaran bersama untuk
melaksanakan pekerjaan di bidangnya masing-masing [12] serta menjadi sebuah perbaikan dalam proses
penataan maupun menjaga sikap disiplin serta kebersihan dalam lingkungan tempat kerja.[13] yang akan
berdampak peningkatan produktivitas maupun efisiensi dalam bekerja di lingkungan CV XYZ [14]. Proses
dalam metode 5S menjadi sebuah komponen fundamental dengan bentuk penerapan yang lebih luas akan
tetapi dalam pelaksanaannya belum berlangsung secara maksimal [15] perlunya penerapan dan pelaksanaan
yang senantiasa diawasi sehingga mampu menciptakan sebuah keteraturan yang positif baik dilihat dari
segi siklus produksi maupun dari tenaga kerjanya sendiri. [11] Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kualitas SDM pada CV XYZ [16].

2. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat dilihat pada flowchart Gambar 1. Penjabaran dari flowchart yaitu sebagai
berikut:
1. Studi Literatur atau Studi Pustaka
Dilakukan dengan mengidentifikasi landasan teoritis mengenai metode 5S yang dapat digunakan
untuk mendukung penerapan analisis dalam literatur, jurnal ilmiah maupun publikasi lainnya.
2. Studi Lapangan
Dilakukan dengan observasi atau mengamati langsung ke lingkungan kerja atau bengkel CV XYZ
3. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan observasi secara langsung ke lapangan maka didapat permasalahan yang terjadi
adalah pada area worksheet di bengkel CV XYZ sangat minim kebersihan dan juga kerapian, maka
dari itu kebersihan pada area ini menjadi prioritas dalam pengerjaannya. Karena pada dasarnya
apabila wilayah kerja yang kurang bersih atau rapi bias membuat para pekerja tidak nyaman dan
mempengaruhi kinerja dari karyawan.
4. Pengumpulan Data
a. Data Primer: Kondisi lingkungan kerja terutama pada bagian penyimpanan spare-part
b. Data Sekunder: Profil mengenai CV XYZ dan Visi Misi CV XYZ

5116
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

Studi Literatur/Studi
Pustaka
Jurnal tentang 5S

Identifikasi Masalah Pengumpulan Data


Mulai Data Primer: Kondisi lingkungan kerja
Permasalahan yang terjadi
adalah mengenai terutama pada bagian penyimpanan
situasi/kondisi di tempat spare-part
Data Sekunder: Profil CV XYZ, Visi dan
kerja Misi CV XYZ

Studi Lapangan/Observasi
Pengamatan langsung ke
lapangan (CV XYZ)
Pengolahan Data
Proses Penerapan 5S

Kesimpulan Analisis dan Pembahasan


Hasill yang diperoleh dari Dampak dari penerapan 5S di CV XYZ
penelitian Solusi atau usulan terhadap konsep 5S

Gambar 1. Flowchart penelitian

5. Pengolahan Data
Dilakukan dengan pengolahan data mengenai penerapan 5S dengan memberikan usulan perbaikan
secara berkala, secara rinci penerapan 5S yaitu sebagai berikut:
a. Seiri atau Ringkas
Seiri adalah sebuah kegiatan yang memiliki tujuan untuk memisahkan antara peralatan atau
material yang masih diperlukan/digunakan dengan yang tidak digunakan lagi sehingga akan
terdapat sebuah ruang yang lebih besar dan cukup digunakan sebagai tempat penyimpanan yang
baru. Aktivitas ini berfokus pada peralatan atau material yang dibahas yaitu “tidak ada benda
yang tidak diperlukan” dan juga “Semua barang yang tidak perlukan tidak terlihat”.

Gambar 2. Barang setelah proses pemisahan sesuai fungsi


Sumber: Data penelitian, 2022

b. Seiton atau Rapi


Seiton adalah sebuah kegiatan yang memiliki tujuan agar semua barang yang ada dapat tersusun
rapi, sesuai fungsinya masing-masing sehingga dapat ditemukan dengan mudah saat ingin
5117
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

digunakan. Barang yang tersusun secara rapi akan memudahkan pekerja untuk mencarinya
sehingga dapat mengefisienkan waktu. Konsep rapi yang dimaksud yaitu peralatan yang
digunakan apakah ditempatkan sesuai dengan tempatnya atau tidak atau sudah ditempatkan pada
tempat yang sudah diletakkan atau tidak.

Gambar 3. Kondisi setelah dirapikan


Sumber: Data penelitian, 2022

c. Seiso atau Resik


Seiso adalah proses melakukan pembersihan yaitu dengan cara membersihkan segala sesuatu
agar terlihat bersih. Secara istilah seiso merupakan sebuah cara untuk menyingkirkan sampah
maupun kotoran dan sebagainya agar semuanya tampak bersih. Membersihkan merupakan
bentuk pemeriksaan seperti contoh membersihkan serta menciptakan tempat kerja yang layak
dan indah untuk digunakan secara bersama-sama. Pentingnya melakukan pemeriksaan secara
berkala untuk membersihkan segala hal terutama pada bagian material maupun fasilitas di tempat
kerja dalam hal ini bengkel CV. XYZ yang bebas dari sampah dan kotoran.

Gambar 4. Kondisi barang melalui proses resik


Sumber: Data penelitian, 2022

d. Seiketsu atau Rawat


Seiketsu dapat diartikan sebagai pemantapan. Pada bagian ini adalah hasil pemantapan dari
langkah sebelumnya yaitu 3S, Konsep yang digunakan adalah untuk memastikan apakah sudah
terlaksana dengan tepat dan sesuai yakni konsep ringkas, rapi, dan resik. Tujuannya adalah untuk
memberikan instruksi di lingkungan kerja mengenai meringkas, merapikan barang dan
membersihkan dari kotoran. Setelah semua dilaksanakan dengan saksama maka saatnya merawat
semua fasilitas atau barang material tersebut dengan baik sehingga akan lebih tahan lama dan
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Tujuan lain dari seiketsu ini adalah sebagai
pengontrolan dari para pekerja untuk dilihat seberapa besar tanggung jawabnya dalam bekerja
sehingga mampu untuk menerapkan salah satu 5S ini.

5118
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

Gambar 5. Kondisi barang setelah dirawat secara intensif


Sumber: Data penelitian, 2022

e. Shitsuke atau Rajin


Shitsuke merupakan salah satu langkah yang digunakan untuk menjaga tempat kerja agar
selalu stabil dan juga sebuah proses yang terus menerus dilakukan peningkatan yang
berkesinambungan. Shitsuke disebut juga dengan pembiasaan, melakukan sebuah
pembiasaan dari 4S sebelumnya. Para pekerja memiliki peran yang sangat besar dalam
menerapkan dan melaksanakan 5S ini, sehingga tujuan yang nantinya akan dicapai dapat
terlaksana dengan hasil yang maksimal serta optimal. Kebermanfaatan metode 5S sangat
diuntungkan oleh pihak perusahaan maupun industri manufaktur baik di tempat seperti toko,
bengkel maupun gudang. Shitsuke dapat diartikan sebagai sebuah pelatihan dimana diberikan
kemampuan untuk melakukan sebuah pekerjaan walaupun sulit dalam pelaksanaannya.
Shitsuke memiliki sebuah arti lain yaitu kemampuan dalam melakukan pekerjaan
sebagaimana mesti yang dilakukan. Dengan penerapan tingkah laku yang baik seperti
disiplin dan tepat waktu ketika datang ke tempat kerja sebagaimana peraturan yang telah
ditetapkan dan menjadikan hal tersebut sebuah kebiasaan baik di lingkungan kerja.

Gambar 6. Contoh penerapan shitsuke/Pekerja yang rajin


Sumber: Data penelitian, 2022

Proses penerapan 5S dilakukan secara bertahap serta dilakukan pemantauan secara langsung di
lapangan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari penerapan 5S ini berhasil atau
tidak, kemudian dilakukan pembinaan seperti mendidik atau melatih pekerja menghilangkan
kebiasaan buruk, menumbuhkan kebiasaan positif, karena akan menimbulkan sebuah kebiasaan baru
yang baik pula serta mematuhi aturan yang ada.
6. Analisis dan Pembahasan
Pada bagian ini terdapat dua hal utama yang dibahas dalam penelitian ini yaitu:
a. Dampak dari penerapan 5S di CV XYZ
b. Solusi atau usulan terhadap konsep 5S

5119
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

7. Kesimpulan
Dilihat dari hasil analisis serta pembahasan yang telah ada maka dibuatlah sebuah kesimpulan.

3. Hasil dan Pembahasan


Pada penilaian yang sudah dilakukan dan ditentukan sesuai dengan fakta dan data yang digunakan
pada analisanya dapat dilakukan perbaikan dan evaluasi mengenai penerapan konsep 5S guna
meningkatkan produktivitas dalam kinerja pekerja dan memberikan evaluasi dalam penerapan produksi
yang lebih baik dan sesuai. Adapun sebab akibat sebelum dan sesudah penerapan konsep 5S. Dalam
melakukan penelitian ini, tentu saja peneliti mengevaluasi mengenai sebab akibat yang terjadi dalam
penerapan konsep 5S pada tempat studi kasus, Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan konsep 5S ini
adalah sebagai berikut;

a. Man
Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Man ini adalah karena tidak adanya briefing dan
pembagian tugas serta banyaknya tugas yang harus dilakukan yang mengakibatkan rendahnya
koordinasi dan juga rendahnya manpower. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa
“Dari hasil analisis maka ditemukan beberapa hal yang menyebabkan koordinasi dalam sebuah tim
penyimpanan barang rendah yaitu dari tidak adanya pembagian tugas yang pasti maupun tertulis, dan
juga tidak adanya komunikasi tentang pembagian tugas yang akan dilakukan.”
b. Material
Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Material ini ialah belum dilakukannya pemilihan
barang dan belum adanya standar peletakan material serta tidak adanya keterangan pada rak spare-
part yang mengakibatkan terjadinya peletakan spare-part tidak pada tempatnya dan terdapat barang
yang tidak diperlukan dan tidak sejenis serta peletakan spare-part pada sembarang tempat. Terkait hal
ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Hasil analisis menunjukkan bahwa di CV.XYZ belum
melakukan pemilihan barang yang terkait dengan yang dibutuhkan dengan yang sudah terpakai lagi
sehingga mengakibatkan banyak barang yang bertumpuk di area penyimpanan atau gudang.”
c. Environment
Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Environment ini adalah belum dilakukannya
penataan pada area penyimpanan spare-part belum adanya standar peletakan untuk spare-part yang
mengakibatkan tidak adanya area khusus barang tidak terpakai dan juga area penyimpanan yang tidak
tersusun dengan baik. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Adanya area khusus
untuk barang tidak terpakai yang saat ini belum dilakukan sebuah penataan ruang dalam penyimpanan
dan belum terdapat sebuah standar peletakan barang atau produk yang sesuai sehingga mengakibatkan
di lingkungan kerja gudang atau rak tidak terlihat rapi.”
d. Equipment
Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Equipment ini adalah kurangnya rak untuk spare-
part yang mengakibatkan tidak adanya lokasi penyimpanan peralatan yang mengakibatkan. Terkait
hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Tidak terdapat sebuah lokasi khusus penyimpanan
barang atau peralatan sehingga barang terlihat berantakan.”
e. Method
Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Method ini adalah sistem penataan spare-part pada
rak kurang tepat dan dikarenakan belum adanya briefing atau istilahnya persiapan serta belum terdapat
sebuah petunjuk kerja secara tertulis atau alur kerja yang kurang teratur mengakibatkan pekerjaan tidak
berjalan dengan baik dan proses kerja terhambat. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta
bahwa “Pekerjaan berjalan dengan kurang maksimal dengan alasan bahwa sistem penataan sparepart
pada rak penyimpanan yang tidak sesuai dengan fungsinya masing-masing mengakibatkan proses
kerja yang terhambat karena kurangnya persiapan atau pemberitahuan sebelum melakukan pekerjaan
di area kerja, hal ini sangat berkaitan dengan dibutuhkannya sebuah pedoman atau petunjuk kerja
secara tertulis sehingga membuat para pekerja dimudahkan dan dapat mematuhi SOP yang ada dan
melaksanakan 5S dengan maksimal dan optimal juga membuat alur kerja yang lebih teratur dan sesuai
jobdesk masing-masing”.

5120
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

Sebelum Sesudah

Pada area gudang terdapat spare-part- Setelah dilakukannya penataan pada


spare-part yang tidak digunakan juga gudang, maka terlihat perbedaan yang
kardus yang tidak tersusun dengan rapi. signifikan, barang-barang tersusun agar
memudahkan pekerja memilah spare-
part yang dibutuhkan.

Gambar 7. Kondisi aktual bengkel di CV XYZ sebelum dan sesudah 5S


Sumber: Data penelitian, 2022

1. Usulan Konsep Seiri atau Ringkas


Solusi Konsep Seiri atau Ringkas yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;
a. Pada area kerja harusnya ada suatu ketegasan bahwasanya dalam bekerja untuk
meningkatkan produktivitas kerja agar sesuai diusahakan pada dilingkungan kerja.
b. Bahan atau komponen yang tidak dibutuhkan dapat dilakukan suatu pemindahan barang
agar memberikan space tempat dalam melakukan perbaikan dengan baik.
c. Dalam pengumuman dan informasi-informasi terkait perlu adanya papan pengumuman
untuk memudahkan dalam kegiatan kerja agar tidak adanya informasi yang terlewat.
2. Usulan Konsep Seiton atau Rapi
Solusi Konsep Seiton atau Rapi yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;
a. Label Spare-part dalam aktivitas perbaikan sangat dibutuhkan maka dari itu perlu
adanya sebuah evaluasi maupun perbaikan dalam menerapkan konsep rapi ini.
b. Meletakan peralatan sesuai dengan tempatnya masing-masing sehingga tidak ada
barang yang berserakan.
3. Usulan Konsep Seiso atau Resik
Solusi Konsep Seiso atau Resik yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;
a. Merawat seluruh peralatan dan melakukan sebuah aktivitas maintenance yang
ditingkatkan secara rutin.
b. Menjaga kebersihan dengan menyediakan tempat sampah disetiap area kerja serta
5121
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

menciptakan dan menerapkan lingkungan tempat kerja yang bersih.


c. Menjaga kebersihan tempat kerja dengan memperbanyak peralatan kebersihan di bagian
produksi.
d. Membuat jadwal atau piket kebersihan dengan memanfaatkan SDM yang ada di
lingkungan kerja CV. XYZ.
4. Usulan Konsep Seiketsu atau Rawat
Solusi Konsep Seiketsu atau Rawat yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;
a. Melakukan pengecekan peralatan dengan aktivitas perbaikan dengan cara melakukan
peningkatan untuk meminimalisir kerusakan barang-barang yang telah ada.
b. Menggunakan pakaian yang sesuai SOP yang telah ditentukan di CV. XYZ dan
disarankan menggunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang dan untuk
menghindari kecelakaan dilingkungan kerja.
c. Meningkatkan kondisi lingkungan kerja dengan pengecekan kesehatan SDM yang ada
dilingkungan kerja sekitar.
5. Solusi Konsep Shitsuke atau Rajin
Solusi Konsep Shitsuke atau Rajin yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;
a. Kebijakan dan peraturan yang diterapkan perusahaan harus selalu ditaati oleh para
pekerja dan perlu untuk melakukan evaluasi secara rutin.
b. Hubungan personal antar pekerja dapat dikatakan baik perlu untuk dipertahankan
seterusnya agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan terhindar dari
konflik.
c. Menjaga kebersihan di lingkungan kerja adalah sebuah kewajiban para pekerja dan
menjadi sebuah kesadaran serta kebiasaan yang harus dilakukan dimana saja, hal ini
perlu untuk ditingkatkan dengan saling meningkatkan antar pekerja untuk menciptakan
kondisi kerja yang nyaman.
d. Produktivitas dalam kerja dianggap sudah baik akan tetapi perlu untuk ditingkatkan lagi
serta perlu untuk diawasi terutama mengenai jadwal kerja maupun pengisian daftar
hadir di tempat kerja.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada unit Gudang CV.
XYZ ditemukan bahwa budaya 5S sangat minim diterapkan sehingga perlu adanya evaluasi dan
peningkatan untuk kondisi lingkungan kerja lebih baik, berdasarkan hasil observasi tersebut maka peneliti
memberikan solusi dan saran, contoh langsung serta evaluasi terhadap kondisi lingkungan kerja di CV.
XYZ agar menjadi lingkungan kerja yang efektif dan efisien terlebih pada bagian maintenance. Penerapan
budaya atau konsep 5S ini dapat dipergunakan secara berkelanjutan.

5. Referensi
[1] V. Devani and A. Fitra, “Analisis Penerapan Konsep 5S di Bagian Proses Maintenance PT. Traktor
Nusantara,” Jurnal Teknik Industri, vol. 2, no. 2, 2016.
[2] P. Patrianagara and D. Riandadari, “Evaluasi Penerapan Seiri, Seiton, Seiketsu dan Shitsuke (5S) di
Bengkel Honda Graha PT. Supreme Surabaya Motor Service,” JPTM, vol. 10, no. 01, pp. 87–96,
2020.
[3] A. Eka Endiarni, “Terapan 5S dalam Peningkatan Produktivitas berdasarkan Permenaker Nomor 5
Tahun 2018,” Journal HIGEIA, vol. 4, no. 2, pp. 201–211, 2020, doi: 10.15294/higeia/v4i2/31040.
[4] M. Kartika and D. Ika Rinawati, “Analisa Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiketsu, Shitsuke) Pada Area
Warehouse CV Sempurna Boga Makmur Semarang,” Industrial Engineering Online Journal, vol. 4,
no. 5, 2016.
[5] T. Priyasmanu, I. Bagus Suardika, and H. Raras Mumpuni, “Pengkajian Penerapan 5S di PT. Conbloc
Indotama Surya,” Industri Inovatif, vol. 6, no. 1, pp. 26–30, 2016.
[6] A. N. Syarief, “Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel Berbasis 5-S di Bengkel Mesin
Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut,” Jurnal Humaniora Teknologi, vol. 3, no. 1, 2017.
[7] M. Hudori, “Penerapan Prinsip 5S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Gudang Zat Kimia
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit,” Industrial Engineering Journal, vol. 6, no. 2, pp. 45–52,
2017.

5122
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5115 - 5123
e-ISSN : 2541-1934

[8] N. kevin M. Christoforus, “Rancangan 5S (Seiri, Seiton,Seiso,Seiketsu, dan Shitsuke) Pada UD.
Guna Wijaya Motor Balikpapan,” Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya , vol.
6, no. 2, pp. 1105–1118, 2017.
[9] F. Dzulkifli and Ernawati Dira, “Analisa Penerapan Lean Warehousing Serta 5S Pada Pergudangan
PT. Sier untuk Meminimasi Pemborosan,” Juminten: Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi, vol.
02, no. 03, pp. 35–46, 2021.
[10] A. S. Nugraha, A. Desrianty, and L. Irianti, “Usulan Perbaikan Berdasarkan Metode 5S (Seiri, Seiton,
Seiketsu, Shitsuke) Untuk Area Kerja Lantai Produksi di PT.X*,” Jurnal Online Institusi Teknologi
Nasional, vol. 03, no. 04, pp. 219–229, 2015.
[11] M. Siska and M. A. Azizi, “Analisa 5s Pada Lantai Produksi Pt. Sutra Benta Perkasa (Studi Kasus :
Pt. Sutra Benta Perkasa),” Jurnal Teknik Industri, vol. 4, no. 2, 2018.
[12] N. P. Kurniawati and N. Susanto, “Analisis Penerapan Metode 5S pada Warehouse fast Moving PT.
Indonesia Power UBP Mrica Kabupaten Banjarnegara,” Performa: Media Ilmiah Teknik Industri,
vol. 18, no. 1, pp. 28–33, Jul. 2019, doi: 10.20961/performa.18.1.19078.
[13] D. P. Restuputri and D. Wahyudin, “Penerapan 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Sebagai
Upaya Pengurangan Waste Pada PT X,” Jurnal Sistem Teknik Industri (JSTI), vol. 21, no. 1, pp. 51–
63, 2019.
[14] M. Reza and H. H. Azwir, “Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Pada Area Kerja
Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja (Studi Kasus Di CV Widjaya Presisi),” Journal of
Industrial Engineering, Scientific Journal on Research and Application of Industrial System, vol. 4,
no. 2, pp. 72–81, 2019.
[15] N. M. Rahman and G. A. Nurhusna, “Implementasi Metodologi 5S sebagai Upaya Meningkatkan
Produktivitas Karyawan Kantor Pelayanan Publik XYZ,” Seminar dan Konferensi Nasional IDEC,
2019.
[16] M. Siska and L. F. Sari, “Analisis Prinsip Kerja 5S dan Motivasi Karyawan di PT. Jasa Barutama
Perkasa Pekanbaru Riau,” Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, vol. 14, no. 1, pp. 57–65, 2016,
[Online]. Available: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin

5123

Anda mungkin juga menyukai