Anda di halaman 1dari 160

PENGARUH INDUSTRY 4.

0 ADOPTION DAN LEAN MANUFACTURING


PRACTICES TERHADAP MANUFACTURING PERFORMANCE

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh
MIFTAH SAFIRA
170403097

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS

Judul : PENGARUH INDUSTRY 4.0 ADOPTION DAN LEAN

MANUFACTURING PRACTICES TERHADAP MANUFACTURING

PERFORMANCE

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2021

MIFTAH SAFIRA

NIM. 170403097
ABSTRAK

Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan manufaktur adalah


meningkatnya produktivitas yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di suatu
daerah tersebut. Tujuan utama dari industry 4.0 adoption adalah menghasilkan
proses produksi yang lebih efisien sehingga mampu mereduksi pemborosan biaya
produksi. Untuk dapat memaksimalkan potensi dan manfaat industri 4.0,
perusahaan manufaktur sebaiknya lebih dulu menerapkan lean manufacturing
practices secara benar. Aplikasi dari konsep lean manufacturing yaitu mengurangi
lead time dan meningkatkan output dengan menghilangkan pemborosan (waste)
yang terjadi di sebuah perusahaan. Industry 4.0 adoption dan lean manufacturing
practices dapat mengarahkan perusahaan menuju manufacturing performance yang
lebih optimal. Dalam hal ini, penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif,
dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation Modelling – Partial Least
Square (SEM-PLS) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh industry 4.0
adoption dan lean manufacturing practices terhadap manufacturing performance
dengan bantuan software SmartPLS 3.0. Pengumpulan data menggunakan data
primer dengan menyebar kuesioner ke 35 perusahaan manufaktur di Sumatera
Utara. Dari 35 perusahaan tersebut, data dikumpulkan dari 135 responden yang
bersedia mengisi kuesioner tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industry
4.0 adoption dan lean manufacturing practices berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap manufacturing performance dengan t-statistic berturut-turut
sebesar 3,594 dan 10,861. Selain itu, industry 4.0 adoption dapat memediasi
hubungan lean manufacturing practices terhadap manufacturing performance
dengan t-statistic sebesar 11,224, yang menunjukkan bahwa implementasinya
secara bersamaan akan mengarah ke peningkatan kinerja yang lebih baik untuk
mencapai sasaran pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan.

Kata kunci: Industry 4.0 Adoption, Lean Manufacturing Practices, Manufacturing


Performance, Produktivitas, SEM-PLS
ABSTRACT

One indicator of the success of a manufacturing company is the increase in


productivity which has an impact on economic growth in an area. The main goal of
industry 4.0 adoption is to produce a more efficient production process so as to
reduce waste of production costs. To be able to maximize the potential and benefits
of industry 4.0, manufacturing companies should first implement lean
manufacturing practices correctly. The application of the Lean Manufacturing
concept is to reduce lead time and increase output by eliminating waste that occurs
in a company. Implementation of Industry 4.0 adoption and lean manufacturing
practices can lead companies towards more optimal manufacturing performance.
In this case, the research was conducted with a quantitative approach, using the
Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM-PLS) analysis
technique with the aim of knowing the effect of industry 4.0 adoption and lean
manufacturing practices on manufacturing performance with the help of SmartPLS
3.0 software. Collecting data using primary data by distributing questionnaires to
35 manufacturing companies in North Sumatra. Of the 35 companies, data were
collected from 135 respondents who were willing to fill out the questionnaire. The
results showed that industry 4.0 adoption and lean manufacturing practices had a
positive and significant effect on manufacturing performance with t-statistics of
3.594 and 10.861 respectively. In addition, industry 4.0 adoption can mediate the
relationship of lean manufacturing practices to manufacturing performance with a
t-statistic of 11.224, which indicates that its implementation simultaneously will
lead to better performance improvements to achieve the company's growth and
sustainability goals.

Keywords: Industry 4.0 Adoption, Lean Manufacturing Practices, Manufacturing


Performance, Productivity, SEM-PLS
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini

dengan baik.

Penulisan tugas sarjana ini merupakan langkah bagi penulis untuk

menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan dan ditujukan untuk

memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam mengikuti kurikulum Departemen

untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas sarjana ini memaparkan tentang “Pengaruh Industry 4.0 Adoption

dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance”.

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih

terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan

penelitian ini dapat bermanfaat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, AGUSTUS 2021 MIFTAH SAFIRA


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan

Rahmat Kasih-Nya, Penulis berkesempatan menyelesaikan Tugas Sarjana ini tepat

pada waktunya. Penulisan Tugas Sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik

jika Penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak

sehingga Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua Penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

kepada Penulis selama menempuh perkuliahan baik dari segi moril, doa,

maupun materil.

2. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT., IPM sebagai Ketua Departemen

Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.

3. Bapak Buchari, ST., M. Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitia pada

Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE. dan Bapak Ir. Aulia Ishak, MT.,

Ph. D. sebagai Koordinator Tugas Sarjana yang telah memberi saran dan

masukan untuk laporan tugas sarjana.

5. Bapak Ir. Nazaruddin, MT., Ph.D., IPU selaku Dosen Pembimbing I penulis

yang telah memberikan kesediaan baik waktu maupun ilmu, nasihat, saran,

semangat dan masukan yang membangun untuk penulis agar penulis dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana.


6. Ibu Indah Rizkya Tarigan, ST., MT selaku Dosen Pembimbing II atas

ketersediaan baik waktu maupun ilmu, nasihat, saran, semangat dan masukan

yang membangun untuk penulis agar penulis dapat menyelesaikan penulisan

Tugas Sarjana.

7. Bapak Ir. Khawarita Siregar, MT., sebagai pimpinan Kepala Laboratorium

Pengukuran dan Statistik.

8. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan bimbingan kepada

Penulis selama perkuliahan.

9. Bang Nurmansyah, Bang Edi, Bu Ester, Bu Lince, Kak Rahmaini, Kak Mia, dan

Kak Neneng sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah membantu pengurusan administrasi dan

peminjaman buku di perpustakaan.

10. Kakak Penulis Norisa Zuhra yang selalu membantu dan mendukung serta

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

11. Teman-teman Penulis (Nur), yaitu Nisa, Arini, Melva, Rahel Ulina, Paskayani,

Tasya, Rahel Facella, dan Sandra yang telah menemani Penulis melewati masa-

masa perkuliahan dan senantiasa mendukung Penulis dalam menyelesaikan

laporan tugas sarjana.

12. Asisten Laboratorium Pengukuran dan Statistik 2016, Bang Michael, Bang

Richard, Kak Dinda, Kak Sara dan Kak Afri yang telah memberikan dukungan

motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Tugas

Sarjana Ini.
13. Asisten Laboratorium Pengukuran dan Statistik 2017, Fernando, Jamichael,

Afif, Latifa, Lyly, Marcel dan Christine yang telah memberikan dukungan

motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Tugas

Sarjana.

14. Teman-teman seperdopingan, Chelia, Hana, Manda, Aulia, Chintia, Fionna,

Ridho dan Rifky yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada

penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

15. Sahabat-sahabat penulis, Stefry, Vika, Nazira yang telah memberikan dukungan

penuh kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

16. Teman-teman Stambuk 2017, ATLANTIS, yang merupakan teman-teman

Penulis di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara.

17. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis dalam

penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, AGUSTUS 2021 MIFTAH SAFIRA


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................. ii

SURAT KEPUTUSAN SIDANG TUGAS SARJANA ...... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................... iv

ABSTRAK ............................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................. xviii

DAFTAR GAMBAR ............................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ xxi

I PENDAHULUAN ................................................................. I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................ I-1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................... I-6

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... I-7

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ I-7

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian....................... I-8

1.6. Sistematika Penulisan ................................................... I-9


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II LANDASAN TEORI ............................................................ II-1

2.1. Revolusi Industri 4.0 ..................................................... II-1

2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri

4.0 ...................................................................... II-1

2.1.2. Era Revolusi Industri 4.0 ................................... II-5

2.1.3. Karakteristik Industri 4.0................................... II-10

2.2. Lean Manufacturing ...................................................... II-14

2.2.1. Sejarah dan Perkembangan Lean Manufacturing II-14

2.2.2. Konsep Lean Manufacturing ............................. II-15

2.3. Manufacturing Performance ......................................... II-19

2.4. Review Literatur Penelitian ........................................... II-20

2.5. Kerangka Konseptual Penelitian ................................... II-25

III METODOLOGI PENELITIAN.......................................... III-1

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... III-1

3.2. Jenis Penelitian .............................................................. III-1

3.3. Objek Penelitian ............................................................ III-1

3.4. Variabel Penelitian ........................................................ III-2

3.4.1. Variabel Independen Industry 4.0 (X1) ............. III-2

3.4.2. Variabel Independen Lean Manufacturing (X2) III-2

xii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.4.3. Variabel Dependen Manufacturing

Performance (Y) ............................................... III-3

3.4.4. Hubungan Antar Variabel ................................. III-3

3.5. Definisi Operasional...................................................... III-3

3.6. Tahapan Penelitian ........................................................ III-5

3.7. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... III-6

3.7.1. Populasi ............................................................. III-6

3.7.2. Sampel ............................................................... III-7

3.8. Jenis Sumber Data ......................................................... III-8

3.8.1. Data Primer ....................................................... III-8

3.8.2. Data Sekunder ................................................... III-9

3.10. Metode Pengumpulan Data ........................................... III-9

3.10.1. Kuesioner .......................................................... III-9

3.10.2. Studi Literatur ................................................... III-9

3.11. Metode Analisis Data .................................................... III-10

3.11.1. Analisis Deskriptif............................................. III-10

3.11.2. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) III-11

3.11.3. Partial Least Square (PLS) ............................... III-11

3.11.4. Uji Hipotesis ...................................................... III-16

xiii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............. IV-1

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. IV-1

4.2. Analisis Deskriptif ........................................................ IV-2

4.2.1. Data Responden Pra Penelitian ......................... IV-2

4.2.1.1. Karakteristik Responden Pra Penelitian

berdasarkan Jenis Kelamin .................. IV-2

4.2.1.2. Karakteristik Responden Pra Penelitian

berdasarkan Usia ................................. IV-3

4.2.1.3. Karakteristik Responden Pra Penelitian

berdasarkan Jabatan ............................. IV-4

4.2.1.4. Karakteristik Responden Pra Penelitian

berdasarkan Lingkup Usaha ................ IV-5

4.2.2. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra Penelitian IV-6

4.2.2.1. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra

Penelitian pada Variabel Industry 4.0

Adoption (X1) ....................................... IV-6

4.2.2.2. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra

Penelitian pada Variabel Lean

Manufacturing Practices (X2) ............ IV-7

xiiii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.2.2.3. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra

Penelitian pada Variabel Manufacturing

Performance (Y) .................................. IV-9

4.2.3. Data Responden Penelitian................................ IV-10

4.2.3.1. Karakteristik Responden berdasarkan

Jenis Kelamin ...................................... IV-10

4.2.3.2. Karakteristik Responden berdasarkan

Usia ...................................................... IV-11

4.2.3.3. Karakteristik Responden berdasarkan

Jabatan ................................................. IV-12

4.2.3.4. Karakteristik Responden berdasarkan

Lingkup Usaha..................................... IV-13

4.3. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ......................... IV-14

4.3.1. Variabel Industry 4.0 (X1) ................................ IV-15

4.3.2. Variabel Lean Manufacturing (X2)................... IV-17

4.3.3. Variabel Manufacturing Performance (Y) ........ IV-21

4.4. Hasil Analisis Data ........................................................ IV-23

4.4.1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) ..... IV-25

4.4.1.1. Validitas Konvergen ............................ IV-25

4.4.1.2. Validitas Diskriminan .......................... IV-28

xivi
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.4.1.3. Composite Reliability .......................... IV-30

4.4.2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ......... IV-32

4.4.2.1. R Square .............................................. IV-32

4.4.2.2. Q2 Predictive Relevance ...................... IV-33

4.4.2.3. Uji Signifikansi (Bootstraping) ........... IV-34

4.5. Uji Hipotesis ................................................................. IV-36

V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... V-1

5.1. Analisis Pengujian Hipotesis ........................................ V-1

5.1.1. Pengaruh Industry 4.0 terhadap Manufacturing

Performance ...................................................... V-1

5.1.2. Pengaruh Lean Manufacturing terhadap

Manufacturing Performance ............................. V-3

5.1.3. Pengaruh Lean Manufacturing terhadap

Manufacturing Performance dengan dimediasi

Industry 4.0........................................................ V-4

5.2. Analisis Regresi ............................................................ V-5

5.2.1. Regresi Industry 4.0 Adoption terhadap

Manufacturing Performance ............................. V-6

xvi
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2. Regresi Lean Manufacturing Practices terhadap

Manufacturing Performance ............................. V-6

5.2.3. Regresi Lean Manufacturing Practices terhadap

Manufacturing Performance dimediasi

Industry 4.0 Adoption ........................................ V-7

VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. VI-1

6.1. Kesimpulan ................................................................... VI-1

6.2. Saran ........................................................................... VI-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvii
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga

Konstan Menurut Lapangan Usaha Industri Pengolahan

(Milyar Rupiah) ................................................................. I-4

3.1. Operasionalisasi Variabel .................................................. III-3

4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada

Variabel Industry 4.0 Adoption ......................................... IV-6

4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada

Variabel Lean Manufacturing Practices ........................... IV-7

4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada

Variabel Manufacturing Performance .............................. IV-9

4.4. Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner ............... IV-10

4.5. Variabel Industry 4.0 Adoption ......................................... IV-16

4.6. Variabel Lean Manufacturing Practices ........................... IV-20

4.7. Variabel Manufacturing Performance .............................. IV-23

4.8. Hasil Nilai Outer Loading Factor ..................................... IV-27

4.9. Nilai Cross Loadings......................................................... IV-28

4.10. Nilai Composite Reliability ............................................... IV-30

4.11. R Square ............................................................................ IV-33

4.12. Q2 Predictive Relevance .................................................... IV-34

4.13. Path Coefficient ................................................................. IV-35


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

4.14. Indirect Effect .................................................................... IV-36

4.15. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis ....................................... IV-38

xix
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Sejarah Revolusi 1.0-4.0 .................................................................. II-2

2.2. Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ........................ II-8

2.3. Teknologi Pendukung Industri 4.0 ................................................... II-13

2.4. Kerangka Konseptual Penelitian ...................................................... II-26

3.1. Tahapan Penelitian ........................................................................... III-6

4.1. Jenis Kelamin Responden Pra Penelitian ......................................... IV-3

4.2. Usia Responden Pra Penelitian ........................................................ IV-3

4.3. Jabatan Responden Pra Penelitian ................................................... IV-4

4.4. Lingkup Usaha Responden Pra Penelitian ....................................... IV-5

4.5. Jenis Kelamin Responden ................................................................ IV-11

4.6. Usia Responden ............................................................................... IV-12

4.7. Jabatan Responden ........................................................................... IV-13

4.8. Lingkup Usaha Responden .............................................................. IV-14

4.9. Kerangka Model............................................................................... IV-25

4.10. Hasil Uji Outer Model ..................................................................... IV-26

4.11. Diagram Cronbach’s Alpha ............................................................. IV-31

4.12. Diagram Composite Reliability ........................................................ IV-31

4.13. Diagram AVE .................................................................................. IV-32

4.14. Nilai T-Statistic ................................................................................ IV-35


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penelitian .................................................................... L-1

2. Rekapitulasi Pra Penelitian Jawaban Responden ......................... L-2

3. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden ....................................... L-3

4. Hasil Uji Outer dan Inner Model ................................................. L-4

5. Tabulasi Data Mentah Pra Penelitian ........................................... L-5

6. Tabulasi Data Mentah .................................................................. L-6

7. Formulir Permohonan Tugas Sarjana........................................... L-7

8. Formulir Penetapan Tugas Sarjana .............................................. L-8

9. Surat Keputusan Tugas Sarjana ................................................... L-9

10. Lembar Asistensi Laporan Tugas Sarjana.................................... L-10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era industri yang berkembang pesat ini, perusahaan di seluruh dunia

mengalami tingkat persaingan yang sangat ketat. Perkembangan usaha pada saat ini

perusahaan harus dapat beradaptasi dengan industri 4.0. World Economic Forum

(WEF) menyebut revolusi industri 4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical

System yang secara garis besar merupakan gabungan tiga domain yaitu digital,

fisik, dan biologi. Dampak era revolusi industri 4.0 akan luas dan mempengaruhi

segala aspek kehidupan manusia dan menentukan perkembangan ekonomi ke

depan secara global (Menristekdikti, 2019).

Dalam menyongsong era industri digital, Kementerian Perindustrian akan

meluncurkan indikator penilaian untuk tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam

menerapkan teknologi era industri 4.0 atau disebut Indonesia Industry 4.0

Readiness Index (INDI 4.0). Indeks tersebut akan menjadi acuan yang digunakan

industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan menuju industri digital.

Terdapat tujuh sektor prioritas berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, yaitu

industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, kimia,

farmasi, serta alat kesehatan. “Penerapan industri 4.0 merupakan salah satu major

project dalam Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 (Kemenperin, 2020).

I-1
I-2

Tujuan utama dari industry 4.0 adoption adalah menghasilkan proses

produksi yang lebih efisien sehingga mampu mereduksi pemborosan biaya

produksi. Teknologi industri 4.0 memungkinkan perusahaan mengakses informasi

penting tentang alur kerja secara real time sehingga dapat memahami kelemahan

produk dan proses, dan mengurai permasalahan yang kompleks sampai di akarnya.

Hasilnya, pabrikan dapat memproses produk jauh lebih cepat dengan waste lebih

sedikit, sehingga proses leadtime di seluruh rangkaian jauh lebih cepat. Untuk dapat

memaksimalkan potensi dan manfaat industri 4.0, perusahaan manufaktur

sebaiknya lebih dulu menerapkan prinsip Lean Manufacturing secara benar

(Sanders et al, 2016).

Lean manufacturing merupakan suatu konsep yang awalnya dikembangkan

oleh Toyota, kemudian dikenal sebagai just-in-time manufacturing. Konsep lean

manufacturing bertujuan untuk mengubah suatu organisasi di perusahaan menjadi

lebih efisien dan kompetitif. Aplikasi dari konsep lean Manufacturing yaitu

mengurangi lead time dan meningkatkan output dengan menghilangkan

pemborosan yang terjadi di sebuah perusahaan. Industry 4.0 adoption dan lean

manufacturing practices dapat mengarahkan perusahaan menuju manufacturing

performance yang lebih optimal (Tortorella dan Fetterman, 2017).

Ukuran manufacturing performance terdiri dari tiga dimensi kinerja utama:

quality performance, production flexibility dan operations cost (Adebanjo, 2020).

Penerapan industri 4.0 dan lean manufacturing yang baik akan mendukung kinerja

manufaktur yang baik pula. Manufacturing performance yang baik akan

mendorong perusahaan agar dapat meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga


I-3

kerja dan perluasan pasar bagi seluruh aspek industri, sehingga industri manufaktur

semakin produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan

ekonomi nasional.

Industri manufaktur merupakan cabang industri yang mengoperasikan

mesin, alat dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengolah bahan baku dan

komponen lain untuk diproduksi menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual

(Ghobakhloo, 2018).

Pada tahun 2018, jumlah usaha industri besar dan sedang di Sumatera Utara

tercatat sebanyak 1.256 perusahaan, dengan jumlah perusahaan terbanyak berada

di Kabupaten Deli Serdang, disusul Kota Medan, dan Asahan. Nilai tambah

terbesar pada tahun 2018 terdapat pada golongan industri industri makanan dan

minuman yaitu sebesar Rp47,95 triliun dan industri logam dasar sebesar Rp16,62

triliun. Nilai tambah terkecil pada tahun yang sama terdapat pada golongan industri

tekstil, pakaian jadi, dan kulit sebesar Rp741,59 miliar, serta barang dari logam,

mesin dan peralatannya sebesar Rp1,47 triliun (BPS, 2021).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro dari kinerja

suatu perekonomian. Dalam kaitan ini, maka pemerintah selalu berusaha

mendorong peningkatan dan percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Setiap negara

pada umumnya menginginkan pertumbuhan ekonomi yang pesat agar dapat

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator

keberhasilan suatu perusahaan manufaktur adalah meningkatnya produktivitas

yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tersebut. Industri

manufaktur berkontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)


I-4

Nasional (Kemenperin, 2020). Untuk melihat produktivitas ekonomi, maka

digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

Tabel 1.1. PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha Industri Pengolahan (Milyar Rupiah)

Tahun
No. Industri Pengolahan
2018 2019 2020
1 Industri batubara - - -
2 Industri makanan dan minuman 69.182,16 69.975,69 69.901,90
3 Pengolahan tembakau 1.652,57 1.617,52 1.525,84
4 Industri tekstil 235,74 239,50 228,17
5 Industri kulit 274,26 279,38 262,67
6 Industri kayu 1.215,39 1.236,15 1.270,40
7 Industri kertas 1.322,57 1.416,41 1.442,98
8 Industri kimia 2.572,44 2.621,03 2.654,36
9 Industri karet 6.289,47 6.378,50 5.956,87
10 Industri barang galian bukan 1.669,00 1.756,87 1.752,42
logam
11 Industri logam dasar 9.991,61 10.046,36 9.838,94
12 Industri barang dari logam 865,70 894,09 837,05
13 Industri mesin 303,47 304,63 296,57
14 Industri alat angkutan 55,70 56,61 52,82
15 Industri furnitur 479,63 470,35 463,06
16 Industri pengolahan lainnya 64,90 69,00 64,25
Sumber: Badan Pusat Statistik

Dapat dilihat pada tabel di atas, lima penyumbang PDRB ADHK Provinsi

Sumatera Utara pada tiap industri pengolahan terbesar berasal dari industri

makanan, dan minuman, logam dasar, karet, kimia dan barang galian bukan logam.
I-5

Namun, sebagian besar industri mengalami penurunan di tahun 2020. Salah satu

faktor yang dianggap menjadi pemicu penurunan PDRB adalah munculnya

pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian di beberapa wilayah kian

melemah. Sementara itu, sejumlah negara mitra dagang Indonesia ikut pula

terkontraksi sebagai akibat adanya pembatasan aktivitas dan lockdown untuk

mengendalikan penyebaran Covid-19. China yang pertumbuhan ekonominya

merosot hingga -6,8 persen pada kuartal I-2020. Selanjutnya, Amerika Serikat

(0,3%), Singapura (-2,2%), Korea Selatan (1,3%), Hongkong (-8,9%), dan Uni

Eropa (-2,7%) (Kemenperin, 2020).

Untuk menganalisis variabel yang dapat menentukan peningkatan kinerja

manufaktur perusahaan di Provinsi Sumatera Utara, pengukuran akan dilakukan

dengan menggunakan metode SEM-PLS pada 6 indikator industry 4.0 adoption

(Chauhan et al, 2020) dan 4 dimensi lean manufacturing practices yang terdiri dari

supplier factors, customer factors, process factors dan control and human factors

(Sanders et al, 2016).

Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan kajian tentang kinerja

manufaktur menggunakan metode yang terkait, dengan menggunakan variabel

industry 4.0 adoption dan praktik lean manufacturing untuk melihat pengaruhnya

terhadap kinerja di beberapa perusahaan manufaktur. Hasil penelitian yang

diperoleh mengalami sedikit perbedaan, salah satu penelitian menghasilkan

kesimpulan bahwa terdapat efek langsung dan tidak langsung yang signifikan dari

penerapan industri 4.0 dan lean manufacturing practices terhadap kinerja

manufaktur. Penelitian lain menyebutkan bahwa lean manufacturing practices


I-6

bukanlah suatu prasyarat untuk menerapkan teknologi industri 4.0 (Kamble et al,

2019; Angappa dan Sachin, 2020).

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, terdapat variabel industry 4.0

adoption dan lean manufacturing practices sebagai faktor yang dapat memengaruhi

kinerja manufaktur pada beberapa perusahaan di suatu wilayah tertentu. Penelitian

ini bertujuan untuk mengidentifikasi pilar apa saja yang menjadi faktor kesuksesan

dan hambatan terhadap kinerja manufaktur perusahaan di Sumatera Utara. Dengan

mengkaji faktor kesuksesan, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan

implementasi pilar tersebut demi memacu produktivitas dan peningkatan efisiensi

yang setinggi-tingginya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka

permasalahan yang akan dicari pemecahannya adalah mengevaluasi industry 4.0

adoption dan lean manufacturing practices terhadap manufacturing performance

di perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara dengan

menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) berbasis Partial Least

Square (PLS). Maka, rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh industry 4.0 adoption terhadap manufacturing

performance pada perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara?

2. Bagaimana pengaruh lean manufacturing practices terhadap manufacturing

performance pada perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara?


I-7

3. Bagaimana pengaruh lean manufacturing practices terhadap manufacturing

performance dengan dimediasi oleh industry 4.0 adoption pada perusahaan

industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan industry 4.0

adoption dan lean manufacturing practices terhadap kinerja manufaktur agar

tercipta proses produksi secara efisien di perusahaan industri manufaktur di

Sumatera Utara. Sasaran penelitian untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh industry 4.0 adoption terhadap manufacturing

performance pada perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui pengaruh lean manufacturing practices terhadap

manufacturing performance pada perusahaan industri manufaktur di Provinsi

Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui pengaruh lean manufacturing practices terhadap

manufacturing performance dengan dimediasi oleh industry 4.0 adoption pada

perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:
I-8

1. Manfaat untuk perusahaan industri manufaktur di Sumatera Utara

Hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi pada pengukuran kinerja manufaktur

perusahaan sebagai upaya untuk menyempurnakan pengukuran kinerja

manufaktur sebelumnya.

2. Manfaat untuk mahasiswa

Bagi mahasiswa dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan analisis dan

logika berfikir yang sistematis, menambah pemahaman tentang cara melakukan

penelitian dalam menghasilkan karya ilmiah serta dapat mengaplikasikan ilmu

perkuliahan yang terjadi di lapangan pekerjaan.

3. Manfaat untuk Departemen Teknik Industri USU

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian mahasiswa untuk

penelitian selanjutnya dan sebagai tambahan literatur yang dapat dimanfaatkan

oleh para peneliti di bidang industri sejenis.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah agar tetap sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Batasan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini ditujukan ke perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera

Utara yang telah menerapkan industry 4.0 adoption dan lean manufacturing

practices berdasarkan data yang diperoleh dari platform LinkedIn.

2. Data yang di ambil merupakan data hasil sebaran kuesioner yang disebar ke

perusahaan industri manufaktur di Provinsi Sumatera Utara.

Asumsi dalam penelitian ini adalah:


I-9

1. Perusahaan yang telah menerapkan industry 4.0 adoption dan lean

manufacturing practices yang berada di Sumatera Utara dianggap telah

memenuhi syarat untuk menjadi sampel pada penelitian ini.

2. Responden memahami kuesioner yang diberikan saat observasi dilakukan.

3. Data yang digunakan merepresentasikan kondisi aktual dari objek penelitian.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab

I hingga Bab VI. Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika

penulisan tugas sarjana.

Bab II Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang teori-teori dan hasil

pemikiran dari ahli yang digunakan sebagai landasan untuk menyelesaikan

permasalahan penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan

dalam penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, objek penelitian,

jenis penelitian, prosedur penelitian, sumber data, variabel penelitian, metode

penelitian, kerangka konseptual, serta metode analisis dan pemecahan masalah

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi tentang pengumpulan

data yang dilakukan, sebagaimana data-data tersebut diolah untuk memperoleh

hasil yang menjadi dasar pemecahan masalah penelitian.


I-10

Bab V Analisis dan Pembahasan, menjelaskan mengenai analisa dan

pembahasan terhadap hasil pengolahan data dan hasil pemecahan masalah

penelitian.

Bab VI Kesimpulan dan Saran, memuat rangkuman dari hasil penelitian

serta saran yang bermanfaat untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Revolusi Industri 4.0

2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri 4.0

Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara

cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Sedangkan

Revolusi Industri merupakan perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari

kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam

mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah

mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan

mesin (Ningsih, 2018).

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat yang

diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab, ekonom terkenal asal Jerman yang

menulis dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution, bahwa konsep itu telah

mengubah hidup dan kerja manusia. European Parliamentary Research Service

menyampaikan bahwa sejarah revolusi industri merupakan fenomena yang terjadi

di inggris pada abad 18 yang mendorong pertumbuhan industri dimulai dari industri

1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari

perubahan yang ada (Sabri et al. 2019).

Sejarah revolusi industri dapat dilihat pada Gambar 2.1.

II-1
II-2

Sumber: Ningsih, M. 2018. Pengaruh Perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Dunia Teknologi

di Indonesia. Fakultas Komputer, Universitas Mitra Indonesia. Bandar Lampung.

Gambar 2.1. Sejarah Revolusi 1.0-4.0

Revolusi industri 1.0 berlangsung sekitar tahun 1750-1850 ditandai dengan

mekanisasi produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia,

yaitu ketika ditemukan mesin - mesin bertenaga uap, lokomotif, kereta api

penumpang, kapal perang dengan mesin uap dan lain-lain yang membuat manusia

beralih dari mengandalkan tenaga manusia dan hewan ke mesin-mesin produksi

mekanis. Tenaga penggerak dalam era ini awalnya masih ditentukan oleh seberapa

besar otot, seberapa besar tenaga kuda, seberapa besar tenaga angin, dan seberapa

besar tenaga uap yang dimiliki oleh suatu negara serta seberapa besar kreativitas

untuk memanfaatkannya. Kemunculan mesin uap pada abad ke-18 telah berhasil

mengakselerasi perekonomian secara drastis dimana dalam jangka waktu dua abad

telah mampu meningkatkan penghasilan perkapita negara-negara di dunia menjadi

enam kali lipat. Peningkatan produktifitas akan mempengaruhi biaya produksi

menjadi semakin murah, sehingga banyak sekali perusahaan tenun dengan tangan

yang tutup, karena sudah tidak dapat bersaing lagi dengan pabrik tenun yang
II-3

menggunakan tenaga uap sehingga hal ini juga mengakibatkan meningkatnya

pengangguran. Revolusi perubahan pertama terjadi berkaitan dengan revolusi

pertanian yang terjadi pada sekitar 8.000 tahun sebelum masehi sampai sekitar

tahun 1700-an. Sebelum terjadinya revolusi pertanian, sistem sosial masyarakat

masih berbentuk dalam kelompok kecil, sering berpindah pindah, kelompok ini

mencari makan dengan berburu, mencari ikan dan mencari makanan yang tersedia

di alam (Ningsih, 2018).

Revolusi industri kedua berlangsung di sekitar 1870-1900 ketika

perindustrian dunia beralih ke tenaga listrik, alat komunikasi, kimia dan minyak

yang mampu menciptakan produksi massal dan standarisasi mutu. Revolusi ini

mengakhiri dominasi peradaban pertanian dan mengawali industrialisasi

masyarakat. Teknologi yang diperkenalkan pada gelombang ini umumnya

berdasarkan pada mesin elektromekanik yang digerakkan oleh bahan bakar fosil

yang tidak terbarukan, menyebabkan perubahan secara luas dalam meningkatkan

masyarakat. Kondisi ini membuat keluarga menjadi lebih kecil, beralih pekerjaan

dari lahan-lahan pertanian ke pabrik-pabrik, dan pendidikan beralih dari pendidikan

di rumah menjadi pendidikan yang terorganisir di dalam kelas. Revolusi industri

kedua dikenal sebagai revolusi teknologi. Revolusi ini ditandai dengan penggunaan

dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga uap

dan mesin telegraf. Selain itu minyak bumi mulai ditemukan, digunakan secara luas

dan periode awal digunakannya listrik.

Revolusi industri ketiga terjadi di era 1960-an ditandai dengan penggunaan

elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produksi. Sistem otomatisasi


II-4

berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak lagi dikendalikan manusia.

Penemuan komputer, internet, dan telepon genggam dengan penyesuaian massal

dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. Pada revolusi industri

ketiga, industri manufaktur telah beralih menjadi bisnis digital. Teknologi digital

telah menguasai industri media dan ritel. Revolusi industri ketiga mengubah pola

relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer. Revolusi ini telah mempersingkat

jarak dan waktu, revolusi ini mengedepankan sisi real time. Perkembangan yang

pesat dari teknologi sensor, interkoneksi dan analisis data memunculkan gagasan

untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang

industri.

Perubahan teknologi sebagai suatu revolusi yang dialami masyarakat dalam

kehidupannya karena perkembangan teknologi. Mulai dari masyarakat sebelum

bertani yang ditandai oleh budaya berbicara atau tradisi oral (spoken words) di

mana masyarakat pada masa ini berkelompok dan hidup dari berburu dan bercocok

tanam. Namun pergeseran terjadi ketika ditemukan alat untuk mencari ikan

(fishing), mengumpulkan kayu di hutan (logging), hingga penggalian bahan

tambang (mining) merubah cara manusia berinteraksi. Pada tahap ini tradisi oral

menjadi tradisi membaca. Tradisi membaca masih sangat terbatas hanya pada

kalangan rohaniwan Katolik saja dan belum menjangkau masyarakat kebanyakan

lainnya (Straubhaar dan Rose dalam Rohida, 2018).

Munculnya revolusi industri merubah pula wajah tradisi membaca yang

sebelumnya hanya terbatas menjadi ke lebih banyak orang yang bisa membaca ide

atau pemikiran karena produksi massal dari penemuan mesin cetak. Kemudian
II-5

pergeseran terjadi lagi ketika masyarakat mampu untuk konsumsi dan produksi

pesan dengan melakukan adopsi terhadap teknologi digital. Tahap inilah yang

menandakan perubahan besar dari cara manusia melakukan interaksi dengan

manusia lainnya, karena teknologi digital telah menciptakan suatu media yang

sangat interaktif yaitu internet. Internet telah mengubah cara manusia melakukan

interaksi sehari-hari dari lisan menjadi interaksi secara tertulis.

Lompatan besar terjadi dalam sektor industri di era revolusi industri 4.0

yang dimulai pada tahun 2000an hingga saat ini merupakan era penerapan modern,

antara lain teknologi fiber (fiber technology) dan sistem jaringan terintegrasi

(integrated network), yang bekerja di setiap aktivitas ekonomi, dari produksi

hingga konsumsi, dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan

sepenuhnya. Revolusi industri keempat dimulai pada tahun 2011 di Jerman dengan

proyek pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi dan inovasi

konseptual produksi. Pada era ini model bisnis mengalami perubahan besar, tidak

hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai industri.

Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan

cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Saat ini industri mulai menyentuh dunia

virtual berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data semua sudah mudah

ditemukan di mana-mana (Rini, 2019).

2.1.2. Era Revolusi Industri 4.0

Definisi mengenai industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap

penelitian dan pengembangan. Industri 4.0 menjadikan proses produksi berjalan


II-6

dengan internet sebagai penopang utama, dimana semua obyek dilengkapi

perangkat teknologi yang dibantu sensor dan mampu berkomunikasi sendiri dengan

sistem teknologi informasi (Kemenperin, 2020).

Industri 4.0 adalah sebuah konsep yang muncul di beberapa tahun terakhir

karena kemajuan teknologi dan perkembangan mengganggu di sektor industri

global. Istilah Industri 4.0 muncul pertama di sebuah artikel yang diterbitkan pada

bulan November 2011 oleh pemerintah Jerman yang dihasilkan dari inisiatif

mengenai strategi teknologi tinggi untuk tahun 2020 (Barreto et al, 2017).

Revolusi Industri 4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical System yang

secara garis besar merupakan gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi.

Ditandai dengan munculnya fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial

intelligence), mobile supercomputing, intelligent robot, self-driving cars, neuro-

technological brain enhancements, era big data yang membutuhkan kemampuan

cybersecurity, era pengembangan biotechnology dan genetic editing (manipulasi

gen) (WEF, 2015).

Industri 4.0 adalah manufaktur yang terhubung secara digital, mencakup

berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik, jenis material baru

serta sistem produksi. Perkembangan industri ini memiliki manfaat yang sangat

besar karena dapat mengoptimalkan serta menyederhanakan rantai suplai bisnis

dengan cara mengintegrasikan secara digital sistem manufaktur. Industri 4.0

merupakan transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri

melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional

dan menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu
II-7

sebuah lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu

berbagi informasi satu dengan yang lain (GE Report, 2016 dalam Prasetyo, 2018).

Industri 4.0 merupakan integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan

Internet of Things and Services (IoT dan IoS) ke dalam proses industri meliputi

manufaktur dan logistik serta proses lainnya. CPS adalah teknologi untuk

menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Penggabungan ini dapat

terwujud melalui integrasi antara proses fisik dan komputasi (teknologi embedded

computers dan jaringan) secara close loop dimana terdapat enam prinsip desain

Industri 4.0 yaitu interoperability, virtualisasi, desentralisasi, kemampuan real

time, berorientasi layanan dan bersifat modular (Prasetyo, 2018).

Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa Industri 4.0 merupakan

era industri di mana seluruh entitas yang ada didalamnya yaitu digital, fisik, dan

biologi saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan berlandaskan

pemanfaatan teknologi internet, material canggih, mesin cerdas, mesin otomatis,

dan teknologi lainnya. Industri 4.0 merupakan kombinasi dari beberapa teknologi

maju terbaru seperti: teknologi informasi dan komunikasi, sistem cyber-fisik

(cyber-physical system), komunikasi jaringan (network communication), big data

dan cloud computing, pemodelan, virtualisasi, dan simulasi yang dikembangkan

untuk kemudahan interaksi manusia dengan komputer.

Di Indonesia, perkembangan Industri 4.0 sangat didorong oleh Kementerian

Perindustrian, hal ini dilakukan agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain

di bidang industri. Salah satu upaya yang dilakukan yakni menyiapkan sektor

manufaktur prioritas untuk bertransformasi menuju industri 4.0. Penerapan peta


II-8

jalan Making Indonesia 4.0 telah berjalan lebih kurang satu tahun. Selama waktu

itu, Kementerian Perindustrian telah meluncurkan Industry 4.0 Readiness Index

(Indi 4.0) sebagai indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur

tingkat kesiapan industri bertransformasi menuju industri 4.0.

INDI 4.0 terdiri atas lima pilar, yaitu manajemen dan organisasi

(management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk

dan layanan (product and services), teknologi (technology), dan operasi pabrik

(factory operation). Adapun level dalam INDI 4.0 mulai dari level 0 yang artinya

belum siap bertransformasi ke industri 4.0. Kemudian, level 1 industri masih pada

tahap kesiapan awal, level 2 adalah industri pada tahap kesiapan sedang, level 3

industri sudah pada tahap kesiapan matang, dan level 4 menandakan industri

sudah menerapkan industri 4.0. Penjelasan lima pilar INDI 4.0 dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Sumber: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Gambar 2.2. Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0)

Menteri perindustrian terus memacu perkembangan Revolusi Industri 4.0,

sebanyak 328 perusahaan industri sudah melakukan self-assesment INDI 4.0 secara
II-9

online melalui akun SIINas (Sistem Informasi Industri Nasional). Jumlah ini

meliputi 39 perusahaan industri makanan dan minuman, 10 perusahaan industri

tekstil, serta 30 perusahaan industri kimia, 198 perusahaan industri otomotif, 28

perusahaan industri elektronika, 11 perusahaan industri logam, 11 perusahaan

industri aneka, dan 1 perusahaan industri EPC. Dari hasil self- assesment INDI 4.0,

industri di Indonesia cukup siap untuk bertransformasi menuju indsutri 4.0. hasil

verifikasi dan validasi self-assesment INDI 4.0, roadmap dan journey implementasi

industri 4.0 di perusahaan industri dijadikan sebagai kriteria pemberian

penghargaan dan apresiasi kepada perusahaan industri yang bertransformasi

menuju industri 4.0.

Kemenperin menetapkan sebanyak lima industri penerima penghargaan

tersebut dinilai sebagai perusahaan percontohan yang sudah menerapkan industri

4.0. Kelima perusahaan industri tersebut adalah PT Indolakto (sektor industri

makanan dan minuman), PT Pupuk Kaltim (sektor industri kimia), PT Pan

Brothers, Tbk (sektor industri tekstil), PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia

(sektor industri otomotif), serta PT Hartono Istana Teknologi (sektor industri

elektronika).

Selanjutnya, Kemenperin menunjuk PT Schneider Electric Manufacturing

Batam (PT SEMB) sebagai lighthouse industri 4.0 di Indonesia. Penunjukan ini

berdasarkan Program Batam Digital Tranformation Journey yang dimulai tahun

2017 meliputi 4 pilar, yaitu cyber security, people and leadership, product life cycle

and data management dan data analytics. Keberhasilan PT. SEMB dalam

melakukan transformasi digital dilakukan melalui beberapa tahap antara lain : (1)
II-10

Pendefinisian komitmen dari manajemen puncak ke level paling bawah dan

perumusan target perusahaan secara jelas, (2) Pengembangan kompetensi digital

dan mengubah mindset, budaya kerja dan organisasi menuju digital attitude, (3)

Scalling up melalui pengembangan kemampuan dan adopsi model operasional

yang baru dan efisien untuk diterapkan di perusahaan. Dengan adanya lighthouse

ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi industri lain dalam bertransformasi

menuju industri 4.0.

2.1.3. Karakteristik Industri 4.0

Karakteristik industri 4.0 ditandai dengan berbagai teknologi terapan

(applied technology), seperti advanced robotics, artificial intelligence, internet of

things, virtual and augmented reality, additive manufacturing, serta distributed

manufacturing yang secara keseluruhan mampu mengubah pola produksi dan

model bisnis di berbagai sektor industri (Ningsih, 2018). Adapun pengertian dari

istilah-istilah tersebut adalah:

1. Advanced Robotics

Advanced Robotics merupakan peralatan yang digunakan secara mandiri, yang

mampu berinteraksi secara langsung dengan manusia, serta menyesuaikan

perilaku berdasarkan sensor data yang diberikan. Fungsi utamanya adalah untuk

memperpendek waktu tunggu dan waktu layanan, sehingga menghasilkan

efisiensi.

2. Artificial Intelligence (AI)

AI adalah sistem mesin berteknologi komputer yang mampu mengadopsi


II-11

kemampuan manusia. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan

produktivitas, sekaligus meminimalisir risiko kesalahan yang bisa dilakukan

oleh tenaga kerja manusia.

3. Internet of Things (IoT)

IoT merupakan teknologi yang memungkinan setiap instrumen terkoneksi satu

sama lain secara virtual, sehingga mampu mendukung kinerja operasioanal

usaha, pengawasan terhadap perfoma manajemen, serta peningkatan nilai guna

output.

4. Virtual and Augmented Reality

Virtual Reality merupakan simulasi yang dilakukan oleh komputer dalam

membentuk sebuah realitas rekaan. Teknologi ini mampu memanipulasi

penglihatan manusia sehingga seolah-olah berada di tempat atau lingkungan

yang berbeda dari kenyataan sesungguhnya. Sementara Augmented Reality

adalah teknologi yang mampu menghasilkan informasi dari kondisi lingkungan

sebenarnya, lalu diproses secara digital dan digunakan untuk tujuan tertentu.

5. Additive Manufacturing

Teknologi ini merupakan otomatisasi proses produksi melalui teknologi 3D

(three dimensional). Hal ini memberi pengaruh positif pada kecepatan

pengolahan dan transportasi produk.

6. System Integration

Integrasi horizontal adalah keadaan dimana sebuah perusahaan

mengintegrasikan produksi dari barang atau jasa yang masih ada di dalam satu

tahap produksi di dalam rantai suplai. Baik melalui ekspansi internal, akuisisi,
II-12

ataupun merger. Integrasi ini dapat mengarah ke monopoli, jika barang atau jasa

yang mereka integrasikan, berhasil menguasai sebagian besar pangsa pasar.

Integrasi horizontal berbeda dengan integrasi vertikal, dimana perusahaan

mengintegrasikan berbagai tahap produksi di dalam satu rantai suplai.

7. Cyber Security

Cyber Security adalah teknologi, proses dan praktik yang dirancang untuk

melindungi jaringan, komputer, program dan data dari serangan, kerusakan atau

akses yang tidak sah. Istilah “Cyber Security” mengacu pada fungsi bisnis dan

alat teknologi yang digunakan untuk melindungi aset informasi. Data

perusahaan yang bertransformasi menjadi data berbasis digital digunakan untuk

menyimpan, mengakses dan mengambil informasi penting. Melindungi

informasi dan data sudah bukan lagi prioritas tetapi sudah menjadi kebutuhan

sebagian besar perusahaan dan instansi pemerintah di seluruh dunia.

8. Cloud Computing

Cloud Computing (komputasi awan) adalah sebuah teknologi penyimpanan

data digital yang memanfaatkan adanya server virtual sebagai media

penyimpanan. Tidak seperti media penyimpanan perangkat keras pada

umumnya seperti CD atau hard disk, teknologi Cloud Storage tidak

membutuhkan perangkat tambahan apapun. Yang diperlukan untuk mengakses

file digital adalah perangkat komputer atau gadget yang telah dilengkapi

layanan internet. Cyber Security adalah teknologi, proses dan praktik yang

dirancang untuk melindungi jaringan, komputer, program dan data dari

serangan, kerusakan atau akses yang tidak sah. Istilah “Cyber Security”
II-13

mengacu pada fungsi bisnis dan alat teknologi yang digunakan untuk

melindungi aset informasi. Data perusahaan yang bertransformasi menjadi data

berbasis digital digunakan untuk menyimpan, mengakses dan mengambil

informasi penting. Melindungi informasi dan data sudah bukan lagi prioritas

tetapi sudah menjadi kebutuhan sebagian besar perusahaan dan instansi

pemerintah di seluruh dunia.

9. Big Data Analytics

Big data adalah istilah khusus yang digunakan untuk data yang melebihi

kapasitas pemrosesan database konvensional karena berjumlah terlalu besar,

bergerak terlalu cepat, dan tidak sesuai dengan kemampuan struktural dari

arsitektur database tradisional. Sehingga dilakukan suatu proses dengan sistem

terintegrasi yang mampu menangani big data yang disebut big data analytics.

Sembilan teknologi pendukung (enabler) industri 4.0 dapat dilihat pada

Gambar 2.3. dibawah ini:

Sumber: Ningsih, M. 2018. Pengaruh Perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Dunia Teknologi

di Indonesia. Fakultas Komputer, Universitas Mitra Indonesia. Bandar Lampung.

Gambar 2.3. Teknologi Pendukung Industri 4.0


II-14

2.2. Lean Manufacturing

2.2.1. Sejarah dan Perkembangan Lean Manufacturing

Setelah Perang Dunia II, perusahaan manufaktur di Jepang menghadapi

masalah berupa kekurangan material, keuangan, dan sumber daya manusia. Selama

beberapa dasawarsa, Amerika mengurangi biaya manufaktur dengan menggunakan

sistem produksi massal yang memproduksi output dengan variasi yang lebih sedikit,

sementara itu masalah yang dihadapi Jepang adalah bagaimana mengurangi biaya

untuk memproduksi output yang memiliki banyak variasi namun dalam jumlah

yang sedikit (Ohno, 1991 dalam Amrizal, 2009).

Sejarah lean kembali timbul pada tahun 1940 ketika pekerja Jerman

memproduksi tiga kali lebih banyak daripada pekerja Jepang dan seorang pekerja

Amerika memproduksi tiga kali lebih banyak daripada seorang pekerja Jerman.

Sehingga rasio produksi Amerika dan Jepang menjadi 9:1. Oleh karena itu, direktur

Toyota di Jepang (Kiichiro) merencanakan untuk mengurangi gap dengan Amerika

dalam waktu 3 tahun, yang akhirnya melahirkan Lean manufacturing. Eiji Toyoda

dan Taiichi Onho di Toyota Motor Company di Jepang mempelopori konsep lean

production yang aslinya disebut dengan Kanban dan Just-In-Time (JIT). Sistem ini

berusaha untuk mencapai kesempurnaan dengan pengurangan biaya secara terus-

menerus, tidak ada cacat, tidak ada persediaan, dan inovasi yang tiada akhir untuk

menghasilkan variasi produk yang baru (Ohno, 1991 dalam Amrizal, 2009).

Taiichi Ohno di Toyota Motor Company mengembangkan strategi lean di

tahun 1950-an. Model bisnis ini berfokus pada identifikasi secara sistematis dan

penghapusan waste dari suatu proses dan melibatkan perubahan dan meningkatkan
II-15

proses, sementara memberikan produk bermutu kepada produsen dan konsumen

pada biaya terendah. Lean telah mengubah persaingan dan telah menyebabkan

“kedewasaan” fase pertumbuhan dalam organisasi yang telah diimplementasikan.

Telah dibuktikan bahwa strategi lean menghasilkan kualitas tingkat lebih tinggi dan

produktifitas dan daya tanggap pelanggan yang lebih baik. Dampak pada strategi

lean ini sebagian besar didasarkan pada bukti empiris bahwa meningkatkan daya

saing perusahaan tersebut (Ohno, 1995 dalam Amrizal, 2009).

Lean manufacturing sepertinya suatu proses inovasi yang radikal tidak

terbatas kepada asal-muasal, tetapi mempunyai aplikabilitas luas di dalam beraneka

negara dan industri. Lean dihubungkan dengan mengurangi lead time yang

menunjukkan bahwa struktur kegiatan atau proses dalam dan antar perusahaan

adalah penting untuk mencapai daya saing unggul dan profitabilitas. Menerima

supplier, tepat waktu, jadwal yang stabil sehingga bahan-bahan dan part dapat

diamankan dan dikirim.

2.2.2. Konsep Lean Manufacturing

Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan

(Waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang/jasa) agar

memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Lean merupakan filosofi

bisnis yang berlandaskan minimasi penggunaan sumber-sumber daya (termasuk

waktu) dalam berbagai aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada identifikasi dan

eliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah (non-value-adding activities)

dalam desain, produksi (untuk bidang manufaktur) atau operasi (untuk bidang jasa),
II-16

dan supply chain management, yang berkaitan langsung dengan pelanggan (APICS

Dictionary, 2005 dalam Gaspersz, 2011).

Lean yang diterapkan pada keseluruhan perusahaan disebut sebagai lean

enterprise. Lean yang diterapkan pada manufacturing disebut sebagai lean

manufacturing, dan lean yang diterapkan dalam bidang jasa disebut sebagai lean

service, lean yang diterapkan pada bank disebut sebagai lean banking, lean dalam

bidang retail disebut lean retailing, lean dalam bidang pemerintahan disebut

sebagai lean government dan lain-lain (Gaspersz, 2011).

Terdapat lima prinsip dasar penerapan konsep Lean (Womack dan Jones,

2003) yaitu:

1. Specifying Value

Mengidentifikasi nilai produk berdasarkan perspektif pelanggan, dimana

pelanggan menginginkan produk dengan kualitas superior, harga kompetitif,

dan penyerahan tepat waktu.

2. Identify Whole Value Stream

Mengidentifikasi value stream process mapping (pemetaan proses pada value

stream) yang meliputi semua langkah yang diperlukan untuk mendesain

memesan dan memproduksi barang atau produk, untuk mencari non added

value activity.

3. Flow Process

Membuat value flow, yaitu semua aktivitas yang memberi nilai tambah disusun

ke dalam satu aliran yang tidak terputus, dan menghilangkan non added value

acitivities.
II-17

4. Pull System

Mengatur agar material, informasi, dan produk dapat mengalir dengan lancar

dan efisien sepanjang value stream dengan menggunakan pull system.

5. Perfection

Perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus sehingga waste yang terjadi

dapat dihilangkan dari proses produksi yang berlangsung.

Lean manufacturing dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk

mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas

yang tidak memiliki nilai tambah (non-value-adding activities) melalui

peningkatan terus-menerus secara radikal (radical continous inprovement) dengan

cara mengalirkan produk (material, work-in-process, output) dan informasi

menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal untuk

mengejar keunggulan dan kesempurnaan (Gaspersz, 2011).

Lean Manufacturing merupakan eliminasi waste yang terstruktur dimana

pada metode ini berfokus pada bagaimana cara melakukan upaya lean pada

aktivitas produksi. Metode ini dapat diaplikasikan pada kegiatan engineering dan

administratif dengan baik. Dalam lean juga dikenal dengan istilah 3M yang berasal

dari bahasa Jepang yaitu Muda (waste), Mura (consistency), dan Muri

(unreasonableness) (Womack, 1999 dalam Thangarajoo, 2015).

Terdapat empat faktor pada praktek Lean Manufacturing yang terdiri dari

supplier factors yang terdiri dari supplier feedback, just in time dan supplier

development, process factors yang terdiri dari pull system, continuous flow dan

setup time reduction, control and human factors yang terdiri dari total preventive
II-18

maintenance, statistical process control dan employee involvement dan customer

factor yang terdiri dari customer involvement. Faktor pemasok berkaitan dengan

aliran produk dan informasi antara pemasok dan organisasi dan ditujukan untuk

mengintegrasikan pemasok yang ada (Sanders et al, 2016).

1. Supplier Feedback

Mengacu pada umpan balik kinerja yang diterima dari pelanggan yang

dikomunikasikan kembali kepada para pemasok.

2. Just In Time

Hal ini menguraikan tentang pasokan produk oleh pemasok dalam jumlah

tertentu, pada waktu tertentu dan lokasi tertentu.

3. Supplier Development

Terjadinya pencocokan tingkat kompetensi pemasok dan produsen.

4. Customer Involvement

Hal ini menjelaskan mengenai pemahaman kebutuhan pelanggan dan cara

memuaskan mereka.

5. Pull Systems

Ini mengacu pada inisiasi jadwal produksi oleh departemen atau pelanggan

berikutnya melalui Kanban, daripada pabrikan yang memulai produksi sendiri.

6. Continuous Flow

Hal ini menjelaskan tentang adanya aliran produk yang disederhanakan tanpa

jeda dan waktu henti yang signifikan.

7. Setup time Reduction

Hal ini mengacu pada pengurangan waktu setup sebelum memulai produksi
II-19

sehingga proses beradaptasi dengan variasi sumber daya.

8. Total Preventive Maintenance

Penerapan Langkah untuk menghindari kerusakan mesin dan peralatan melalui

pemeliharaan aktif.

9. Statistical Process Control

Ini mengacu pada pengembangan budaya berkualitas tinggi di mana cacat dari

satu proses tidak boleh meresap ke operasi, jadwal dan prosedur berikutnya.

10. Employee Involvement

Hal ini mengacu pada komitmen, partisipasi, dan pemberdayaan karyawan

terhadap pengembangan organisasi.

2.3. Manufacturing Performance

Performance merupakan hasil atau tingkat keberhasilan manufaktur secara

keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Manufacturing Performance diklasifikasikan menjadi tiga dimensi yang terdiri

dari:

1. Quality Performance

Quality performance merupakan suatu pengukuran numerik kinerja organisasi

atau proses yang dinilai melalui pengukuran produk fisik dan pengambilan

sampel statistik dari output proses (Adebanjo, 2020).


II-20

2. Production Flexibility

Production Flexibility secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu volume

flexibility dan mix flexibility. Volume flexibility memungkinkan organisasi

manufaktur untuk beroperasi secara menguntungkan pada tingkat produksi

yang berbeda (Koste dan Malhotra, 1999 dalam Asadi et al, 2015). Sedangkan

mix flexibility merupakan kemampuan untuk menghasilkan satu set jenis bagian

tertentu, masing-masing mungkin menggunakan bahan yang berbeda dalam

beberapa cara (Metternich et al, 2013).

3. Operations Cost

Perusahaan perlu mengawasi item biaya operasional agar keuntungan bisnis

dapat meningkat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menghemat

pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting atau tidak menunjang kegiatan

operasional perusahaan. Sebab, pos biaya operasional akan mengurangi laba

kotor perusahaan, sehingga penghematan (pengurangan) biaya ini akan

berpengaruh positif terhadap laba/rugi operasional (Deanta, 2016 dalam Ariesa

et al, 2020)

Biaya operasional diharapkan dapat digunakan dengan bijak, sehingga

keuntungan yang optimal dapat dicapai oleh perusahaan. Dalam perusahaan,

baik manufaktur, perdagangan maupun jasa, seringkali terdapat permasalahan

dengan tingginya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi

kegiatan operasional yang tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan

(Bernardin dan Baeti, 2018 dalam Ariesa et al, 2020).


II-21

2.4. Review Literatur Penelitian

Penelitian yang berjudul “Industry 4.0 And Lean Manufacturing Practices

For Sustainable Organisational Performance In Indian Manufacturing

Companies” menggunakan metode CFA dan SEM untuk mengetahui pengaruh

implementasi industri 4.0 dan praktik lean manufacturing terhadap suistanable

organizational performance pada beberapa perusahaan manufaktur di India.

Penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat efek langsung

dan tidak langsung yang signifikan dari penerapan industri 4.0 pada SOP dan

mengkonfirmasi keberadaan praktik lean manufacturing sebagai variabel mediasi

yang kuat pada peningkatan SOP (Kamble et al, 2019).

Penelitian yang berjudul “Analyzing the role of Industry 4.0 Technologies

and Circular Economy Practices in Improving Sustainable Performance”

menggunakan metode CFA dan SEM untuk untuk menguji efek mediasi dan

moderasi Circular Economy pada hubungan antara teknologi Industri 4.0 dan

Sustainable Performance. Penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa

mengembangkan CE bukanlah prasyarat untuk menerapkan teknologi industri 4.0.

Namun, teknologi I4 mendukung pengembangan lingkungan CE yang efisien, yang

mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang berkelanjutan (Angappa dan

Sachin, 2020).

Penelitian yang berjudul “Implementation of Industry 4.0 and Lean

Production in Brazilian Manufacturing Companies” bertujuan untuk menjelaskan

hubungan antara praktik lean production (LP) dan implementasi dari industry 4.0

pada perusahaan manufaktur di Brazil. Data dikumpulkan dan dianalisis


II-22

menggunakan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik

lean production memberikan efek positif dan signifikan dengan teknologi Industry

4.0 pada performance perusahaan manufaktur (Tortorella et al, 2017).

Penelitian yang berjudul “The Complementary Effect of Lean

Manufacturing and Digitalisation on Operational Performance” menyelidiki

hubungan antara penggunaan lean manufacturing, digitalisasi pabrik, dan kinerja

operasional menggunakan analisis regresi berganda hierarkis. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa lean manufacturing dan digitalisasi pabrik secara individual

berkontribusi pada peningkatan kinerja operasional dan secara bersama-sama

memiliki efek komplementer (atau sinergis) yang lebih besar daripada gabungan

efek masing-masing. Temuan penelitian ini memberikan wawasan teoretis dan

praktis tentang bagaimana lean manufacturing dan digitalisasi pabrik memengaruhi

kinerja operasional perusahaan manufaktur (Buer et al, 2020).

Penelitian yang berjudul “Industry 4.0 Implies Lean Manufacturing:

Research Activities in Industry 4.0 Function as Enablers for Lean Manufacturing”

menganalisis hubungan antara Industri 4.0 dan lean manufacturing, dan

menyelidiki apakah Industry 4.0 mampu menerapkan lean. Teridentifikasi bahwa

penelitian dan publikasi di bidang Industri 4.0 menjadi jawaban untuk mengatasi

hambatan penerapan lean manufacturing. Prinsip-prinsip solusi potensial ini

membuktikan hipotesis bahwa Industri 4.0 memang mampu menerapkan lean. Ini

mengungkap fakta bahwa berkomitmen pada Industri 4.0 membuat pabrik menjadi

lean selain menjadi pintar (Sanders et al, 2016).


II-23

Penelitian yang berjudul “Smart factory performance and Industry 4.0”

menganalisis hubungan kausal antara tingkat keterbukaan dan kinerja, dengan

analisis empiris berdasarkan sampel yang mewakili unit manufaktur lokal. Kinerja

diukur dengan sejauh mana peluang yang diperoleh bisnis. Tingkat keterbukaan

diselidiki dengan menggunakan dua indikator: luas, atau jumlah teknologi yang

digunakan atau jumlah tahapan rantai nilai yang terlibat. Model regresi

menunjukkan bahwa: (1) breadth dan (2) depth of Industri 4.0 memungkinkan

peluang lebih besar, dan (3) unit lokal tingkat mikro mencapai kinerja terbaik.

Penelitian ini juga menjelaskan ruang lingkup untuk analisis masa depan dari topik

ini yang dilakukan pada data panel. Meskipun penerapan Industri 4.0 terbatas, hasil

studi ini dapat mendorong para manajer dan pembuat kebijakan untuk menerapkan

teknologi pendukung yang lebih luas di berbagai tahap rantai nilai (Buchi et al,

2020).

Penelitian yang berjudul “Industry 4.0 and Lean Manufacturing: A

Systematic Literature Review and Future Research Directions” bertujuan untuk

mengidentifikasi hubungan antara teknologi Industri 4.0 dan praktik Lean

Manufacturing. Tinjauan literatur sistematis dilakukan, di mana 93 studi dianalisis

sesuai dengan konten dan tingkat kontekstualisasinya. Secara total, 9 teknologi I4.0

dan 14 praktik LM telah diidentifikasi dan dikategorikan menurut tingkat yang

berbeda dari aplikasi aliran nilai dan sinergi. Dari 126 hubungan berpasangan, 24

diklasifikasikan sebagai sinergi tinggi yang mengungkapkan adanya interaksi

positif antara praktik Lean Manufacturing dan teknologi I4.0 menuju pencapaian

kinerja operasional yang lebih tinggi (Pagliosa et al, 2019).


II-24

Penelitian yang berjudul “Industry 4.0 and Lean Production: an Empirical

Study” bertujuan untuk mengetahui dampak hubungan antara adopsi Industri 4.0

dan Lean Production (LP) terhadap tingkat peningkatan kinerja operasional.

Dilakukan survei dengan 108 produsen Eropa yang telah menerapkan LP dan

Industri 4.0. Data yang terkumpul dianalisis melalui teknik multivariat. Penelitian

membuktikan bahwa tingkat adopsi Industri 4.0 yang lebih tinggi mungkin lebih

mudah dicapai ketika praktik LP diterapkan secara ekstensif di perusahaan.

Sebaliknya, ketika proses tidak dirancang dengan kuat dan praktik peningkatan

berkelanjutan tidak ditetapkan, perusahaan mungkin juga tidak fokus untuk

mengadopsi teknologi baru (Rossini et al, 2019).

Penelitian yang berjudul “Evaluation of the Relation between Lean

Manufacturing, Industry 4.0, and Sustainability” menggunakan model persamaan

struktural, dengan enam hipotesis, untuk mengukur secara kuantitatif pengaruh

Lean Manufacturing dan Industri 4.0, dalam Sustainability. Untuk memvalidasi

hipotesis tersebut secara statistik, dikumpulkan 252 kuesioner yang valid dari

perusahaan industri di Semenanjung Iberia (Portugal dan Spanyol). Hasil

menunjukkan bahwa: (1) tidak dapat disimpulkan bahwa Lean Manufacturing

berkorelasi dengan salah satu pilar Sustainability; dan (2) Industri 4.0 menunjukkan

korelasi yang kuat dengan ketiga pilar Sustainability. Hasil ini dapat memberikan

kontribusi sebagai pendukung keputusan penting bagi perusahaan industri dan

pemangku kepentingannya, bahkan karena tidak semua hasil sejalan dengan

pendapat dan penelitian lain (Varela et al, 2019).


II-25

Penelitian yang berjudul “The Relationship between Lean and Industry 4.0:

Literature Review” mengidentifikasi kesenjangan besar untuk asosiasi yang

menghubungkan lean dan industri 4.0. Untuk melaksanakan penelitian, 35 jurnal

telah ditinjau dan skema klasifikasi untuk mereka dikembangkan. Untuk membuat

hubungan antara lean dan industri 4.0 transparan, penelitian ini memberikan

analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menunjukkan hasil analisis

kualitatif disajikan dalam 3 bagian terpisah berjudul: 1. Lean adalah basis untuk

industri 4.0, 2. Terdapat interaksi antara industri 4.0 dan lean dan, 3. Industri 4.0

melengkapi lean (Taghavi dan Yvan, 2020).

2.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka teoritis adalah suatu model konseptual yang menunjukkan

hubungan logis antara faktor/variabel yang telah diidentifikasi penting untuk

menganalisis masalah penelitian atau menjelaskan pola hubungan antar semua

faktor/variabel yang terkait dalam landasan teori (Sinulingga, 2015).

Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Hubungan perusahaan dengan supplier
Ketepatan waktu pengiriman barang dari Supplier
supplier Factors
Keterlibatan supplier mengidentifikasi Pemberlakuan Integrated System
kebutuhan customer
Penggunaan Additive Manufacturing dalam
Hubungan perusahaan dengan customer perancangan prototype
Feedback customer Customer
Factors Penerapan simulation untuk desain produk
Lean Industry 4.0
Keterlibatan customer dalam informasi
Manufacturing Adoption Pemanfaatan Big Data
Practices
Adopsi pull system Penggunaan layanan Cloud
Efisiensi aliran produk Process
Factors Penerapan Internet of Things
Pengurangan Setup time

Penerapan 5S
Control and
Kecacatan bahan baku Human Factors
Keterlibatan karyawan pada keberhasilan
perusahaan

Manufacturing
Performance

Kesesuaian mutu Quality Production Operations


Performance Flexibility Cost Unit manufacturing
Tingkat cost
kecacatan produk
Ordering Cost
Kepuasan Volume flexibility Mix flexibility Machine flexibility
customer Konsumsi energi

Sumber: Pengumpulan Data


Gambar 2.4. Kerangka Konseptual Penelitian

II-26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa perusahaan industri manufaktur yang ada

di Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi didasarkan atas kemudahan untuk

mendapatkan responden. Waktu penelitian dari bulan Mei 2021 sampai dengan

Agustus 2021.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada tugas akhir ini merupakan penelitian sebab-akibat

(causal research). Penelitian sebab-akibat ialah suatu penelitian yang dilakukan

untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dengan cara mengamati akibat yang

terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan akibat tersebut. Dalam

penelitian ini, ada variabel independen (sebab) yaitu variabel yang mempengaruhi

dan variabel dependen (akibat) yaitu variabel yang dipengaruhi (Sinulingga, 2015).

3.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur di

Provinsi Sumatera Utara yang sedang menerapkan industry 4.0 adoption dan lean

manufacturing practices dalam mendukung manufacturing performance

perusahaan.

III-1
III-2

3.4. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini dibagi menjadi variabel independen dan

variabel dependen yang terdiri dari:

3.4.1. Variabel Independen Industry 4.0 Adoption (X1)

Industry 4.0 adoption merupakan transformasi komprehensif dari

keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan

internet dengan industri konvensional dan menekankan definisi kepada unsur

kecepatan dari ketersediaan informasi.

3.4.2. Variabel Independen Lean Manufacturing Practices (X2)

Lean manufacturing practices dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan

untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-

aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah (non-value-adding activities) melalui

peningkatan terus-menerus secara radikal (radical continous inprovement) dengan

cara mengalirkan produk (material, work-in-process, output) dan informasi

menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal untuk

mengejar keunggulan dan kesempurnaan.

Lean manufacturing practices memiliki beberapa dimensi yang terbentuk

dari penelitian sebelumnya. Dimensi lean manufacturing practices terbagi menjadi

empat bagian yaitu Supplier Factors, Customer Factor, Process Factors dan

Control and Human Factors.


III-3

3.4.3. Variabel Dependen Manufacturing Performance (Y)

Manufacturing performance merupakan suatu kemampuan perusahaan

untuk menerjemahkan total pengeluaran manufaktur menjadi volume produksi dan

kinerja lapangan. Manufacturing performance memiliki beberapa dimensi yang

terbentuk dari penelitian sebelumnya. Dimensi manufacturing performance terbagi

menjadi tiga bagian yaitu Quality Performance, Production Flexibility dan

Operation Cost.

3.4.4. Hubungan Antar Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian terdiri dari variabel eksogenus

(exogenous construct) dan variabel endogenus (endogenous construct). Variabel

eksogenus bertindak sebagai variabel bebas, dan variabel endogenus bertindak

sebagai variabel terikat (Sinulingga, 2015). Hubungan antar variabel eksogenus dan

endogenus yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam pola hubungan

jalur karena memiliki pengaruh secara langsung dan tidak langsung.

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah merupakan penjelasan sistematis dari konsep

dan variabel yang membentuk kerangka teoritis. Definisi operasional berkaitan erat

dengan identifikasi indikator-indikator (elemen pengukur) nilai setiap variabel

dalam kerangka teoritis (Sinulingga, 2015).


Penelitian ini melihat pengaruh industry 4.0 adoption dengan lean

manufacturing practices dengan melalui penelitian terdahulu sehingga didapat

didapat beberapa item parameter kinerja yang sesuai dengan kerangka dasar

manufacturing performance dan keadaan yang sesungguhnya di perusahaan.

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Sumber


Transformasi 1. Pemberlakuan
komprehensif dari Integrated System
keseluruhan aspek 2. Penggunaan Additive
produksi di industri Manufacturing dalam
melalui penggabungan perancangan prototype Tortella,
Industry 4.0 teknologi digital dan 3. Penerapan simulation 2017
Adoption internet dengan untuk desain produk Chauchan,
industri konvensional 4. Pemanfaatan Big Data 2020
dan menekankan 5. Penggunaan layanan
definisi kepada unsur Cloud
kecepatan dari 6. Penerapan Internet of
ketersediaan informasi Things
1. Hubungan perusahaan
dengan supplier
2. Ketepatan waktu
Supplier pengiriman barang dari Stimec,
Factors supplier 2018
Pendekatan untuk 3. Keterlibatan supplier
mengidentifikasi dan mengidentifikasi
menghilangkan kebutuhan customer
pemborosan (waste) 1. Hubungan perusahaan
Lean atau aktivitas-aktivitas dengan customer
Customer Stimec,
Manufacturing yang tidak memiliki 2. Feedback customer
Factors 2018
Practices nilai tambah (non- 3. Keterlibatan customer
value-adding memberikan informasi
activities) melalui 1. Adopsi pull system
Process Stimec,
peningkatan terus- 2. Efisiensi aliran produk
Factors 2018
menerus 3. Pengurangan Setup time
1. Penerapan 5S
Control and 2. Kecacatan bahan baku
Stimec,
Human 3. Keterlibatan karyawan
2018
Factors pada keberhasilan
perusahaan

III-4
III-5

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Sumber


1. Kesesuaian mutu
Quality 2. Tingkat kecacatan Adebanjo,
Performance produk 2020
Kemampuan 3. Kepuasan customer
perusahaan untuk 1. Volume flexibility
menerjemahkan total Production 2. Mix flexibility Adebanjo,
Manufacturing
pengeluaran Flexibility 3. Machine flexibility 2020
Performance
manufaktur menjadi
volume produksi dan 1. Unit manufacturing
kinerja lapangan cost
Operations Adebanjo,
Cost 2. Ordering Cost 2020
3. Konsumsi energi
Sumber: Pengumpulan Data

3.6. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian mencakup langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari

awal hingga akhir, yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.
III-6

Mulai

Studi Pendahuluan Studi Literatur


1. Kondisi Perusahaan Industri Manufaktur 1. Teori Industri 4.0
2. Kondisi Penerapan Industry 4.0 Adoption 2. Teori Lean Manufacturing
dan Lean Manufacturing Practices di 3. Teori SEM-PLS
Perusahaan

Pengumpulan Data
1. Data Primer (kuisioner)
2. Data Sekunder (Studi Literatur)

1. Mengidentifikasi penerapan industry 4.0 adoption dan lean manufacturing practices sesuai studi
sebelumnya (berdasarkan landasan teori)
2. Menghasilkan kuesioner untuk mengukur variabel dan melakukan studi percontohan
3. Menyebarkan kuesioner untuk menguji instrumen
3. Melakukan Uji Validitas dan Reliabilitas
4. Merumuskan model (Outer Model dan Inner Model)
5. Melakukan uji signifikansi

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Sumber: Pengumpulan Data


Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

3.7. Populasi dan Sampel Penelitian

3.7.1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian yang akan dipelajari sebagai objek penelitian

(Kuncoro, 2013).
III-7

Adapun pengertian populasi lainnya adalah keseluruhan gejala/satuan yang

ingin diteliti sehingga sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap

populasi dan bukan populasi itu sendiri (Bailey, 1994 dalam Priyono, 2016).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Sumatera

Utara yang telah menerapkan industry 4.0 adoption dan lean manufacturing

practices.

3.7.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan

diselidiki dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi atau jumlah lebih

sedikit dari populasi (Sugiyono, 2015).

Pedoman penentuan besarnya sample size (ukuran sampel) untuk SEM

(Hair et al, 1995 dalam Kiswati, 2010) adalah:

1. Bila pendugaan parameter menggunakan metode kemungkinan maksimum

(maximum likelihood estimation) besar sampel yang disarankan antara 100

hingga 200, dengan minimum sampel adalah 50.

2. Sebanyak 5–10 kali jumlah parameter yang ada di dalam model.

3. Sama dengan 5–10 kali jumlah indikator dari keseluruhan variabel laten.

Indikator dalam penelitian ini sebanyak 27 indikator, merujuk pada poin

ketiga maka ukuran sampel minimal 5 x 27 atau sebesar 135 responden. Kriteria

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah supervisor produksi, manajer

produksi, manufacturing engineer dan manajer PPIC pada perusahaan manufaktur

di Sumatera Utara.
III-8

Sampel dipilih menggunakan non-probability sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atas kesempatan yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015).

Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah jenis purposive sampling

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria

dalam penelitian ini yaitu:

1. Pria atau wanita

2. Bekerja di perusahaan manufaktur di Sumatera Utara

3. Memiliki jabatan sebagai Supervisor Produksi/Manajer Produksi/Manajer

PPIC/Manufacturing Engineer

3.8. Jenis dan Sumber Data

3.8.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dihimpun secara langsung dari

sumbernya dan diolah sendiri. Data primer dapat dibentuk oleh opini informan

secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik

kelompok dan hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian,

kegiatan dan hasil pengujian tertentu (Afifuddin, 2009). Dalam penelitian ini data

yang dimaksud merupakan data yang berhubungan dengan variabel industry 4.0

adoption, lean manufacturing practices dan manufacturing performance


III-9

3.8.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara (data) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan

merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu

(Afifuddin, 2009). Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan melalui

studi dokumentasi, baik dengan mempelajari buku dan karya ilmiah/jurnal yang

bertujuan untuk mendukung penelitian serta untuk membentuk landasan teori yang

berkaitan dengan penelitian ini.

3.10. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi

literatur.

3.10.1. Kuesioner

Kuesioner merupakan sekumpulan pertanyaan yang ditulis untuk merekam

respon atau jawaban dari responden. Kuesioner adalah mekanisme pengumpulan

data yang efesien ketika peneliti ingin mengetahui objek yang diteliti dan cara untuk

mengukurnya (Sekaran & Bougie, 2013).

3.10.2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan cara pengumpulan data dengan mengumpulkan

dan mempelajari data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan informasi dari

internet yang berhubungan dengan penelitian ini.


III-10

3.11. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data adalah kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

yaitu mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,

2016).

3.11.1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi jelas akan menggunakan

statistik deskriptif dalam analisisnya (Sugiyono, 2015).


III-11

3.11.2. Analisis Structural Equation Modelling (SEM)

Model penelitian akan dianalisis menggunakan Structural Equation

Modeling (SEM), dengan bantuan software PLS (Partial Least Square). Structural

Equation Modeling (SEM) merupakan generasi kedua dari teknik analisis

multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antar variabel

yang komplek baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran

yang komprehensif mengenai keseluruhan model. SEM dapat menguji secara

bersama-sama model struktural (hubungan antara konstruk independen dengan

dependen) dan model measurement (hubungan nilai loading antara indikator

dengan konstruk laten) (Ghozali, 2008, dalam Haryono, 2017).

3.11.3. Partial Least Square (PLS)

Dalam sebuah penelitian sering kali peneliti dihadapkan pada kondisi di

mana ukuran sampel cukup besar, tetapi memiliki landasan teori yang lemah dalam

hubungan di antara variabel yang dihipotesiskan. Namun, tidak jarang pula

ditemukan hubungan di antara variabel yang sangat kompleks, tetapi ukuran sampel

data kecil. Partial Least Square (PLS) dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan tersebut (Haryono, 2017).

Dalam uji analisis, PLS mengunakan dua evaluasi model pengukuran yakni

model pengukuran untuk menguji validitas dan reliabilitas (outer model) dan model

struktural yang digunakan untuk menguji kausalitas atau pengujian hipotesis untuk

menguji dengan model prediksi (inner model).

1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)


III-12

Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan

reabilitas model. Melalui proses iterasi algoritma, parameter model pengukuran

(validitas konvergen, validitas diskriminan, composite reliability dan

cronbach’s alpha) diperoleh, termasuk nilai sebagai parameter ketepatan model

prediksi (Abdillah & Jogiyanto, 2016). Model pengukuran digunakan untuk

menilai uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk

mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur yang akan diukur

(Cooper & Schinder, 2006 dalam Abdillah & Jogiyanto, 2016). Sedangkan uji

reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur

suatu konsep dan dapat juga digunakan untuk mengukur kosistensi responden

dalam menjawab item-item dalam kuisioner atau instrumen penelitian (Abdillah

& Jogiyanto, 2016). Jumlah sampel diambil adalah sebesar 30 responden.

Dengan jumlah sampel minimal 30 orang maka distribusi nilai akan lebih

mendekati kurva normal (Singarimbun dan Effendi, 1995). Penjelasan lebih

lanjut model pengukuran (Outer Model) dengan menggunakan uji Convergent

Validity, Discriminant Validity, dan Composite Reliability yaitu:

a. Validitas Konvergen (Convergent Validity)

Convergent validity mengukur besarnya korelasi antar konstruk dengan

variabel laten. Pengujian convergent validity dapat dilihat dari loading

factor untuk tiap indikator konstruk. Nilai loading factor > 0,7 merupakan

nilai ideal, artinya indikator tersebut valid mengukur konstruk yang

dibentuknya. Dalam penelitian empiris, nilai loading factor > 0,5 masih bisa

diterima. Bahkan, sebagian ahli mentolerir 0,4. Nilai ini menunjukkan


III-13

persentasi konstruk mampu menerangkan variasi yang ada dalam indikator

(Haryono, 2017).

b. Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)

Discriminant validity terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang

mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan

skor yang memang tidak berkorelasi (Hartono, 2008 dalam Jogiyanto,

2011). Discriminant validity dari model reflektif dievaluasi melalui cross

loading lalu dibandingkan nilai AVE dengan kuadrat dari nilai korelasi antar

konstruk atau membandingkan akar kuadrat AVE dengan korelasi antar

konstruknya. Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi

indikator dengan konstruk blok lainnya. Bila korelasi antara indikator

dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan blok lainnya, hal ini

menunjukkan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka

dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran discriminant validity lainnya

adalah bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara

konstruk dengan konstruk lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat

korelasi antara konstruk (Haryanto, 2017).

c. Composite Reliability

Mengukur reliabilitas suatu konstruk dengan item refleksif dapat dilakukan

menggunakan dua cara yakni dengan Cronbach’s Alpha dan Composite

Reliability. Composite Reliability (CR) lebih baik dalam mengukur internal

consistency dibandingkan Chonbach’s Alpha sebab tidak mengansumsikan

kesamaan boot dari setiap indikator. Cronbach’s Alpha cenderung menaksir


III-14

lebih rendah dibandingkan Composite Reliability. Interpretasi Composite

Relialibility sama dengan Cronbach Alpha. Nilai batas ≥ 0,7 dapat diterima

dan nilai ≥ 0,8 sangat memuaskan (Ghozali dan Latan, 2015). Rule of thumb

nilai alpha atau Composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun

nilai 0,6 masih dapat diterima (Hair et al, 2006, dalam Abdillah &

Jogiyanto, 2016).

2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan antara variabel

laten berdasarkan pada teori subtantif. Model struktural dalam PLS dievaluasi

dengan menggunakan R2 untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square

test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien

parameter jalur struktural.

a. R-Square (R2)

Untuk mengevaluasi model struktural diawali dengan cara melihat R-

Squares dalam setiap nilai variabel eksogen sebagai kekuatan prediksi dari

model struktural. Perubahan nilai R-Squares (R2) dapat

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu

terhadap variabel laten endogen. Kriteria nilai R2 terdiri dari tiga klasifikasi,

yaitu: nilai R2 0.67, 0.33 dan 0.19 yang menunjukkan model kuat, sedang

dan lemah (Chin et al, 1998 dalam Ghozali dan Latan, 2015).

b. Q2 Predictive Relevance

Selain melihat besarnya R-squares, evaluasi model PLS juga dapat

dilakukan dengan predictive relevance atau predictive sample reuse untuk


III-15

merepresentasi sintesis dari cross-validation dan fungsi fitting dengan

prediksi dari observed variabel dan estimasi dari parameter konstruk. Nilai

> 0 menunjukkan bahwa model mempunyai predictive relevance,

sedangkan nilai Q2 < 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki

predictive relevance (Ghozali dan Latan, 2015). Q2 menghitung seberapa

baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

c. Uji Hipotesis (Bootstraping)

Untuk menilai signifikansi pengaruh antar variabel, perlu dilakukan

prosedur bootstrapping. Prosedur bootstrap menggunakan seluruh sampel

asli untuk melakukan resampling kembali. Number of bootstrap samples

disarankan sebesar 5.000 dengan catatan jumlah tersebut harus lebih besar

dari sampel asli (Hair et al, 2011). Namun beberapa literatur menyarankan

number of bootstrap samples sebesar 200-1000 sudah cukup untuk

mengoreksi standar error estimate PLS (Chin, 2003 dalam Ghozali dan

Latan, 2015). Pada metode resampling bootstrap, nilai signifikansi yang

digunakan (two-tailed) t-value 1,65 (significance level = 10%), 1,96

(significance level = 5%) dan 2,58 (significance level = 1%).

d. Analisis SEM-PLS dengan Efek Mediasi

Pengujian efek mediasi dalam analisis menggunakan PLS menggunakan

prosedur (Baron dan Kenny 1998, dalam Ghozali dan Latan, 2015) dengan

tahapan yang terdiri dari:

- Model pertama, menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

endogen dan harus signifikan pada t-statistik > 1,96


III-16

- Model kedua, menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

mediasi dan harus signifikan pada t-statistik > 1,96

- Model ketiga, menguji secara simultan pengaruh variabel eksogen dan

mediasi terhadap variabel endogen.

Pada pengujian tahap terakhir, jika pengaruh variabel eksogen terhadap

endogen tidak signifikan sedangkan pengaruh variabel mediasi terhadap

variabel endogen signifikan pada t-statistik > 1,96, maka variabel

mediasi terbukti memediasi pengaruh variabel eksogen terhadap

variabel endogen.

3.11.4. Uji Hipotesis

Dalami penelitianiini, ujii hipotesisi dilakukani menggunakani ujii statistiki

untuki menentukani daerahi penolakani H0 isehinggai dapati diperolehi suatui

kesimpulani darii hasili hipotesisi penelitian. Tingkati kepercayaani yangi

digunakani dalami penelitiani inii sebesari 95%, sehinggai tingkati presisii ataui

batasi ketidakakuratani sebesari () 5% dengani nilaii tabeli 1.96. Maka, daerahi

penerimaani hipotesisi jikai t-statistik > t-tabeli yaitui sebesari 1.96i dani originali

samplei menunjukkani pengaruhi positifi ataui negatif.

Sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti, maka hipotesis yang

akan diajukan dalam penelitian ini:

1. H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari industry 4.0 adoption

terhadap manufacturing performance


III-17

2. H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari lean manufacturing practices

terhadap manufacturing performance

3. H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari lean manufacturing practices

terhadap manufacturing performance dengan dimediasi oleh industry 4.0

adoption
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur, dimana perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini adalah

perusahaan yang telah menerapkan industry 4.0 adoption dan lean manufacturing

practices yang dapat mendukung kinerja perusahaan tersebut.

Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang terdapat di Sumatera Utara,

dimana di wilayah tersebut terdapat banyak perusahaan yang memiliki standar

kualitas yang baik, mulai dari perusahaan berskala menengah dan atas. Dalam

menyebarkan kuesioner di Provinsi Sumatera Utara mengalami banyak kesulitan,

dikarenakan responden yang dijadikan subjek penelitian adalah manajer puncak

atau supervisor yang lumayan sulit untuk dihubungi, serta adanya perusahaan yang

tidak berkenan dalam membantu dalam penyebaran kuesioner. Sehingga di dalam

penelitian ini hanya memperoleh 35 perusahaan manufaktur sebagai objek

penelitian.

Instrumen penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner.

Pengiriman kuesioner dilakukan melalui platform LinkedIn. Penyebaran kuesioner

dilakukan pada bulan Mei 2021 sampai dengan Juni 2021. Kuesioner yang dikirim

sebanyak 135 kuesioner sedangkan jumlah yang kembali dan telah memenuhi

syarat sebanyak 135 kuesioner atau 100% dari total yang dikirim dan kuesioner

yang tidak kembali sebanyak 0 kuesioner atau 0% dari kuesioner yang disebar.

IV-1
IV-2

Kuesioner merupakan google form yang wajib diisi sehingga seluruh

kuesioner telah memenuhi syarat untuk dilakukan pengolahan. Pengolahan data

dalam penelitian ini menggunakan SmartPLS.

4.2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan

dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh

responden penelitian. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan

mendeskriptifkan variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

Variabel bebasnya adalah industry 4.0 adoption (X1), lean manufacturing practices

(X2) dan variabel terikatnya adalah manufacturing performance (Y).

4.2.1. Data Responden Pra Penelitian

Untuk melakukan uji instrumen penelitian yang terdiri dari uji validitas dan

uji reliabilitas dilakukan dengan 30 responden. Dengan jumlah sampel minimal 30

orang maka distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal (Singarimbun dan

Effendi, 1995).

4.2.1.1.Karakteristik Responden Pra Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil analisis karakteristik responden pra penelitian berdasarkan jenis

kelamin dapat ditunjukkan pada Gambar 4.1.


IV-3

Jenis Kelamin

13%
Perempuan
87% Laki-laki

Gambar 4.1. Jenis Kelamin Responden Pra Penelitian

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa responden pra penelitian

dibedakan menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Dari data 30

responden pra penelitian yang diperoleh, komposisi responden berdasarkan jenis

kelamin yaitu 26 responden atau sebanyak 97% berjenis kelamin laki-laki dan 4

responden atau sebanyak 13% berjenis kelamin perempuan.

4.2.1.2.Karakteristik Responden Pra Penelitian berdasarkan Usia

Hasil analisis karakteristik responden pra penelitian berdasarkan usia dapat

ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Usia
< 30 tahun
13% 17% 30 - 35 tahun
23% 36 - 40 tahun
34%
13% 41 - 45 tahun
> 45 tahun

Gambar 4.2. Usia Responden Pra Penelitian

Sumber: Pengolahan Data


IV-4

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa responden pra penelitian

dibedakan menjadi lima kategori yaitu usia di bawah 30 tahun, 30 sampai 35 tahun,

36 sampai 40 tahun, 41 sampai 45 tahun dan di atas 45 tahun. Dari data 30

responden yang diperoleh, komposisi responden berdasarkan usia yaitu 5 orang atau

17% berusia di bawah 30 tahun, 10 orang atau sebesar 34% berusia 30-35 tahun, 4

orang atau 13% berusia 36-40 tahun, sedangkan usia 41-45 tahun didapatkan

sebanyak 7 orang atau 23% dan usia diatas 45 tahun didapatkan 4 orang atau 13%.

4.2.1.3.Karakteristik Responden Pra Penelitian berdasarkan Jabatan

Hasil analisis karakteristik responden pra penelitian berdasarkan jabatan

dapat ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Jabatan
Manajer PPIC
17% 20%
Manufacturing
13% Engineer
50%
Supervisor
Produksi
Manajer Produksi

Gambar 4.3. Jabatan Responden Pra Penelitian

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa responden pra penelitian

dibedakan menjadi empat kategori pekerjaan yaitu Manajer Produksi, Supervisor

Produksi, Manufacturing Engineer, dan Manajer PPIC. Dari data 30 responden

yang diperoleh, komposisi responden berdasarkan pekerjaan yaitu 5 orang atau


IV-5

sebesar 17% Manajer Produksi, 15 orang atau 50% Supervisor Produksi, 4 orang

atau 13% Manufacturing Engineer dan 6 orang atau 20% Manajer PPIC.

4.2.1.4.Karakteristik Responden Pra Penelitian berdasarkan Lingkup Usaha

Hasil analisis karakteristik responden pra penelitian berdasarkan lingkup

usaha dapat ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Lingkup Usaha
Makanan dan Minuman
7%
13% Logam Dasar
40%
Kimia
37% 3%
Barang Galian Bukan Logam

Karet

Gambar 4.4. Lingkup Usaha Responden Pra Penelitian

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa responden pra penelitian

dibedakan menjadi lima kategori lingkup usaha yaitu industri makanan dan

minuman, logam dasar, kimia, barang galian bukan logam dan karet. Dari data 30

responden yang diperoleh, komposisi responden berdasarkan lingkup usaha yaitu

12 orang atau sebesar 40% berasal dari industri makanan dan minuman, 1 orang

atau sebesar 3% berasal dari industri logam dasar, 11 orang atau sebesar 37%

berasal dari industri kimia, 4 orang atau sebesar 13% berasal dari industri barang

galian bukan logam dan 2 orang atau sebesar 7% berasal dari industri karet.
IV-6

4.2.2. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra Penelitian

Indikator dari keseluruhan variabel diuraikan dalam 27 pernyataan

favorable (mendukung). Kuesioner yang dibagikan kepada responden dapat

dijawab dengan 5 pilihan yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral

(N), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Pembobotan/skor diberikan

untuk pernyataan favorable yaitu skor 5 untuk SS, 4 untuk S, 3 Untuk N, 2 untuk

TS dan 1 untuk STS.

4.2.2.1.Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra Penelitian pada Variabel

Industry 4.0 Adoption (X1)

Hasil jawaban kuesioner pra penelitian yang diperoleh dari 30 responden

untuk variabel Industry 4.0 adoption yaitu:

Tabel 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada Variabel


Industry 4.0 Adoption
Indikator STS TS N S SS Mean
Perusahaan menerapkan sistem rekayasa
terintegrasi untuk pengembangan dan 0 0 8 14 8 4,00
pembuatan produk
Perusahaan menerapkan Additive
Manufacturing untuk prototipe dengan 0 0 7 14 9 4,07
pencetakan 3D
Perusahaan menerapkan simulasi/analisis
model virtual untuk desain dan 0 0 4 15 11 4,23
commissioning
IV-7

Tabel 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada Variabel


Industry 4.0 Adoption (Lanjutan)
Perusahaan menerapkan pengumpulan,
pemrosesan, dan analisis data dalam jumlah 0 0 10 12 8 3,93
besar (big data)
Perusahaan menerapkan penggunaan
0 0 5 15 10 4,17
layanan cloud yang terkait dengan produk
Perusahaan menerapkan penggabungan
layanan digital ke dalam produk (Internet of 0 0 5 19 6 4,03
Things)
Sumber: Pengolahan Data

4.2.2.2.Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra Penelitian pada Variabel Lean

Manufacturing Practices (X2)

Hasil jawaban kuesioner pra penelitian yang diperoleh dari 30 responden

untuk variabel lean manufacturing practices yaitu:

Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada Variabel


Lean Manufacturing Practices
Dimensi Indikator STS TS N S SS Mean
Perusahaan memiliki
hubungan baik dengan 0 0 6 15 9 4,10
supplier
Supplier Supplier mengirimkan barang
0 0 4 15 11 4,23
Factors secara tepat waktu
Perusahaan melibatkan
supplier dalam
0 0 6 19 5 3,97
mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan
IV-8

Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada Variabel


Lean Manufacturing Practices (Lanjutan)
Perusahaan selalu
berhubungan baik dengan 0 0 4 13 13 4,30
customer
Customer Perusahaan selalu dapat
0 0 6 14 10 4,13
Factors menerima feedback customer
Customer terlibat dalam
0 0 4 12 14 4,33
penerimaan informasi produk
Perusahaan mengadopsi pull
0 0 4 13 13 4,30
system
Perusahaan melakukan
Process
efisiensi aliran produk untuk 0 0 5 15 10 4,17
Factors
meminimalisir cost
Perusahaan melakukan
pengurangan setup time untuk 0 0 5 20 5 4,00
meminimalisir cost
Perusahaan melakukan
0 1 7 16 6 3,90
penerapan 5S
Control
Perusahaan selalu
and
memastikan bahwa tidak ada 0 0 6 18 6 4,00
Human
bahan baku yang cacat
Factors
Seluruh karyawan berperan
dalam mewujudkan 0 0 5 11 14 4,30
keberhasilan perusahaan
Sumber: Pengolahan Data
IV-9

4.2.2.3.Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pra Penelitian pada Variabel

Manufacturing Performance (Y)

Hasil jawaban kuesioner pra penelitian yang diperoleh dari 30 responden

untuk variabel manufacturing performance yaitu:

Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada Variabel


Manufacturing Performance
Dimensi Indikator STS TS N S SS Mean
Produk yang dihasilkan sesuai
0 0 6 13 11 4,17
dengan standar mutu
Quality Produk memiliki tingkat
0 0 5 16 9 4,13
Performance kecacatan di bawah 5%
Customer puas dengan produk
0 0 7 16 7 4,00
yang dihasilkan
Perusahaan dapat melakukan
produksi dengan kapasitas yang 0 0 9 13 8 3,97
berbeda
Perusahaan dapat menciptakan
Production
beberapa produk di lantai 0 0 6 15 9 4,10
Flexibility
produksi yang sama
Mesin di perusahaan dapat
beroperasi dalam beberapa 0 0 7 13 10 4,10
kegiatan produksi
Perusahaan berupaya untuk
menghindari waste pada proses 0 0 7 14 9 4,10
produksi
Ordering cost sesuai dengan
Operations
ukuran pemesanan yang 0 0 6 18 6 4,10
Cost
ditetapkan
IV-10

Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Pra Penelitian pada Variabel


Manufacturing Performance (Lanjutan)
Perusahaan mengupayakan
untuk melakukan penghematan 0 0 7 16 7 4,07
konsumsi energi
Sumber: Pengolahan Data

4.2.3. Data Responden Penelitian

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan melalui kuesioner yang

dikirimkan sebanyak 135 kuesioner ke manajer dan supervisor. Jumlah kuesioner

yang kembali sebanyak 135 buah (100%), sedangkan jumlah kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 0 buah (0%).

Tabel 4.4. Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner


Kuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirim 135 100%
Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
Kuesioner yang tidak lengkap 0 0%
Kuesioner yang diolah dan memenuhi kriteria 135 100%
Sumber: Pengolahan Data

Karakteristik-karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, posisi

atau jabatan, dan lama bekerja pada perusahaan yang hasilnya dapat dilihat di

bawah ini:

4.2.3.1.Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

ditunjukkan pada Gambar 4.5.


IV-11

Jenis Kelamin

9%

Perempuan
Laki-laki
91%

Gambar 4.5. Jenis Kelamin Responden

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa responden dibedakan

menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Dari data 135 responden yang

diperoleh, komposisi responden berdasarkan jenis kelamin yaitu 123 responden

atau sebanyak 91% berjenis kelamin laki-laki dan 12 responden atau sebanyak 9%

berjenis kelamin perempuan.

4.2.3.2.Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan usia dapat ditunjukkan

pada Gambar 4.6.


IV-12

Usia

12% 14% < 30 tahun


19% 30 - 35 tahun
26%
36 - 40 tahun
29% 41 - 45 tahun
> 45 tahun

Gambar 4.6. Usia Responden

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa responden dibedakan

menjadi lima kategori yaitu usia di bawah 30 tahun, 30 sampai 35 tahun, 36 sampai

40 tahun, 41 sampai 45 tahun dan di atas 45 tahun. Dari data 135 responden yang

diperoleh, komposisi responden berdasarkan usia yaitu 19 orang atau 14% berusia

di bawah 30 tahun, 35 orang atau sebesar 26% berusia 30-35 tahun, 39 orang atau

29% berusia 36-40 tahun, sedangkan usia 41-45 tahun didapatkan sebanyak 26

orang atau 19% dan usia diatas 45 tahun didapatkan 16 orang atau 12%.

4.2.3.3.Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan

Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat

ditunjukkan pada Gambar 4.7.


IV-13

Jabatan
Manajer PPIC
15%
28% Manufacturing
30% Engineer
27% Supervisor
Produksi
Manajer Produksi

Gambar 4.7. Jabatan Responden

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa responden dibedakan

menjadi empat kategori pekerjaan yaitu Manajer Produksi, Supervisor Produksi,

Manufacturing Engineer, dan Manajer PPIC. Dari data 135 responden yang

diperoleh, komposisi responden berdasarkan pekerjaan yaitu 20 orang atau sebesar

15% Manajer Produksi, 40 orang atau 30% Supervisor Produksi, 37 orang atau 27%

Manufacturing Engineer dan 38 orang atau 28% Manajer PPIC.

4.2.3.4.Karakteristik Responden berdasarkan Lingkup Usaha

Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan lingkup usaha dapat

ditunjukkan pada Gambar 4.8.


IV-14

Lingkup Usaha
Makanan dan Minuman
10%
5% Logam Dasar
47%
35% Kimia
3%
Barang Galian Bukan Logam

Karet

Gambar 4.8. Lingkup Usaha Responden

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa responden pra penelitian

dibedakan menjadi lima kategori lingkup usaha yaitu industri makanan dan

minuman, logam dasar, kimia, barang galian bukan logam dan karet. Dari data 135

responden yang diperoleh, komposisi responden berdasarkan lingkup usaha yaitu

63 orang atau sebesar 47% berasal dari industri makanan dan minuman, 4 orang

atau sebesar 3% berasal dari industri logam dasar, 48 orang atau sebesar 35%

berasal dari industri kimia, 5 orang atau sebesar 7% berasal dari industri barang

galian bukan logam dan 13 orang atau sebesar 10% berasal dari industri karet.

4.3. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan data yang dikumpulkan, jawaban dari responden telah

direkapitulasi kemudian dianalisis untuk mengetahui deskripsi terhadap masing-

masing variabel. Menurut Nazir (2005), penilaian responden ini didasarkan pada

kriteria skor terendah 1 dan skor tertinggi 5.


IV-15

5-1
Interval = = 0,80
5

Sehingga diperoleh batasan penilaian terhadap masing-masing variabel

yaitu:

1. 1,00 – 1,80 = Sangat Rendah

2. 1,81 – 2,60 = Rendah

3. 2,61 – 3,40 = Sedang

4. 3,41 – 4,20 = Tinggi

5. 4,21 – 5,00 = Sangat Tinggi

4.3.1. Variabel Industry 4.0 Adoption (X1)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 135 responden untuk variabel

industry 4.0 adoption yaitu:

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (Perusahaan

menerapkan sistem rekayasa terintegrasi untuk pengembangan dan pembuatan

produk) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar

4,20. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di

atas.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (Perusahaan

menerapkan Additive Manufacturing, prototipe atau pencetakan 3D)

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,26. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (Perusahaan

menerapkan simulasi/analisis model virtual untuk desain dan commissioning)


IV-16

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,36. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (Perusahaan

menerapkan pengumpulan, pemrosesan, dan analisis data dalam jumlah besar

(big data)) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar

4,10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di

atas.

5. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (Perusahaan

menerapkan penggunaan layanan cloud yang terkait dengan produk)

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,30. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

6. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (Perusahaan

menerapkan penggabungan layanan digital ke dalam produk (Internet of

Things) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar

4,21. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di

atas.

Tabel 4.5. Variabel Industry 4.0 Adoption


Indikator STS TS N S SS Mean Kriteria
Perusahaan menerapkan sistem rekayasa
terintegrasi untuk pengembangan dan 0 0 23 62 50 4,20 Tinggi
pembuatan produk
Perusahaan menerapkan Additive
Manufacturing untuk prototipe dengan 0 0 22 56 57 4,26 Sangat Tinggi
pencetakan 3D
IV-17

Tabel 4.5. Variabel Industry 4.0 Adoption (Lanjutan)


Indikator STS TS N S SS Mean Kriteria
Perusahaan menerapkan simulasi/analisis
model virtual untuk desain dan 0 0 13 61 61 4,36 Sangat Tinggi
commissioning
Perusahaan menerapkan pengumpulan,
pemrosesan, dan analisis data dalam jumlah 0 0 29 63 43 4,10 Tinggi
besar (big data)
Perusahaan menerapkan penggunaan
0 0 16 63 56 4,30 Sangat Tinggi
layanan cloud yang terkait dengan produk
Perusahaan menerapkan penggabungan
layanan digital ke dalam produk (Internet of 0 0 15 77 43 4,21 Sangat Tinggi
Things)
Rata-rata Total 4,24 Sangat Tinggi
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.5 menujukkan bahwa

responden menilai variabel industry 4.0 adoption memiliki nilai rata-rata 4,24

dengan kriteria sangat tinggi. Hal tersebut menujukkan bahwa responden merasa

sangat setuju dengan adanya industry 4.0 adoption di perusahaan.

4.3.2. Variabel Lean Manufacturing Practices (X2)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 135 responden untuk variabel

lean manufacturing practices yaitu:

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (Perusahaan

memiliki hubungan baik dengan supplier) memperlihatkan bahwa rata-rata


IV-18

jawaban responden adalah sebesar 4,15. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

responden setuju dengan pernyataan di atas.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (Supplier

mengirimkan barang secara tepat waktu) memperlihatkan bahwa rata-rata

jawaban responden adalah sebesar 4,27. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

responden setuju dengan pernyataan di atas.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (Perusahaan

melibatkan supplier dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan)

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,14. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (Perusahaan selalu

berhubungan baik dengan customer) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban

responden adalah sebesar 4,30. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden

setuju dengan pernyataan di atas.

5. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (Perusahaan selalu

dapat menerima feedback customer) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban

responden adalah sebesar 4,19. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden

setuju dengan pernyataan di atas.

6. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (Customer terlibat

dalam penerimaan informasi produk) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban

responden adalah sebesar 4,24. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden

setuju dengan pernyataan di atas.


IV-19

7. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 7 (Perusahaan

mengadopsi pull system) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden

adalah sebesar 4,26. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan

pernyataan di atas.

8. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 8 (Perusahaan

melakukan efisiensi aliran produk untuk meminimalisir cost) memperlihatkan

bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,20. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

9. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 9 (Perusahaan

melakukan pengurangan setup time untuk meminimalisir cost) memperlihatkan

bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,10. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

10. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 10 (Perusahaan

melakukan penerapan 5S) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden

adalah sebesar 4,07. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan

pernyataan di atas.

11. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 11 (Perusahaan

selalu memastikan bahwa tidak ada bahan baku yang cacat) memperlihatkan

bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,15. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

12. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 12 (Seluruh

karyawan berperan dalam mewujudkan keberhasilan perusahaan)


IV-20

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,30. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

Tabel 4.6. Variabel Lean Manufacturing Practices


Dimensi Indikator STS TS N S SS Mean Kriteria
Perusahaan memiliki
hubungan baik dengan 0 0 31 53 51 4,15 Tinggi
supplier
Supplier Supplier mengirimkan barang
0 0 17 65 53 4,27 Sangat Tinggi
Factors secara tepat waktu
Perusahaan melibatkan
supplier dalam
0 0 22 72 41 4,14 Tinggi
mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan
Perusahaan selalu
berhubungan baik dengan 0 0 21 53 61 4,30 Sangat Tinggi
customer
Customer Perusahaan selalu dapat
0 0 26 57 52 4,19 Tinggi
Factors menerima feedback customer
Customer terlibat dalam
0 0 21 60 54 4,24 Sangat Tinggi
penerimaan informasi produk
Perusahaan mengadopsi pull
0 0 19 62 54 4,26 Sangat Tinggi
system
Perusahaan melakukan
Process
efisiensi aliran produk untuk 0 0 24 60 51 4,20 Tinggi
Factors
meminimalisir cost
Perusahaan melakukan
pengurangan setup time untuk 0 0 25 71 39 4,10 Tinggi
meminimalisir cost
IV-21

Tabel 4.6. Variabel Lean Manufacturing Practices (Lanjutan)


Dimensi Indikator STS TS N S SS Mean Kriteria
Perusahaan melakukan
0 1 24 74 36 4,07 Tinggi
penerapan 5S
Control
Perusahaan selalu
and
memastikan bahwa tidak ada 0 0 22 71 42 4,15 Tinggi
Human
bahan baku yang cacat
Factors
Seluruh karyawan berperan
dalam mewujudkan 0 0 17 61 57 4,30 Sangat Tinggi
keberhasilan perusahaan
Rata-rata Total 4,20 Tinggi
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.6 menujukkan bahwa

responden menilai variabel lean manufacturing practices memiliki nilai rata-rata

4,20 dengan kriteria tinggi. Hal tersebut menujukkan bahwa responden merasa

setuju dengan adanya implementasi lean manufacturing practices di perusahaan.

4.3.3. Variabel Manufacturing Performance (Y)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 135 responden untuk variabel

Manufacturing performance yaitu:

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (Produk yang

dihasilkan sesuai dengan standar mutu) memperlihatkan bahwa rata-rata

jawaban responden adalah sebesar 4,32. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

responden setuju dengan pernyataan di atas.


IV-22

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (Produk memiliki

kecacatan di bawah 5%) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden

adalah sebesar 4,30. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan

pernyataan di atas.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (Customer puas

dengan produk yang dihasilkan) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban

responden adalah sebesar 4,16. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden

setuju dengan pernyataan di atas.

4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (Perusahaan dapat

melakukan produksi dengan kapasitas yang berbeda) memperlihatkan bahwa

rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,09. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

5. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (Perusahaan dapat

menciptakan beberapa produk di lantai produksi yang sama) memperlihatkan

bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,11. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

6. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (Mesin di

perusahaan dapat beroperasi dalam beberapa kegiatan produksi)

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,22. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

7. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 7 (Perusahaan

berupaya untuk menghindari waste pada proses produksi) memperlihatkan


IV-23

bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,13. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

8. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 8 (Ordering cost

sesuai dengan ukuran pemesanan yang ditetapkan) memperlihatkan bahwa rata-

rata jawaban responden adalah sebesar 4,12. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

responden setuju dengan pernyataan di atas.

9. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 9 (Perusahaan

mengupayakan untuk melakukan penghematan konsumsi energi)

memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,05. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan di atas.

Tabel 4.7. Variabel Manufacturing Performance


Dimensi Indikator STS TS N S SS Mean Kriteria
Produk yang dihasilkan sesuai Sangat
0 0 20 52 63 4,32
dengan standar mutu Tinggi
Quality Produk memiliki tingkat Sangat
0 0 18 59 58 4,30
Performance kecacatan di bawah 5% Tinggi
Customer puas dengan produk
0 0 19 76 40 4,16 Tinggi
yang dihasilkan
Perusahaan dapat melakukan
produksi dengan kapasitas yang 0 0 29 65 41 4,09 Tinggi
berbeda
Perusahaan dapat menciptakan
Production
beberapa produk di lantai 0 0 24 72 39 4,11 Tinggi
Flexibility
produksi yang sama
IV-24

Tabel 4.7. Variabel Manufacturing Performance (Lanjutan)


Dimensi Indikator STS TS N S SS Mean Kriteria
Mesin di perusahaan dapat
Sangat
beroperasi dalam beberapa 0 0 24 57 54 4,22
Tinggi
kegiatan produksi
Perusahaan berupaya untuk
menghindari waste pada proses 0 0 30 58 47 4,13 Tinggi
produksi
Ordering cost sesuai dengan
Operations
ukuran pemesanan yang 0 0 23 73 39 4,12 Tinggi
Cost
ditetapkan
Perusahaan mengupayakan
untuk melakukan penghematan 0 0 32 64 39 4,05 Tinggi
konsumsi energi
Rata-rata Total 4,16 Tinggi

Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif pada Tabel 4.7 menujukkan bahwa

responden menilai variabel manufacturing performance memiliki nilai rata-rata

4,16 dengan kriteria tinggi. Hal tersebut menujukkan bahwa responden merasa

setuju dengan adanya Manufacturing performance di perusahaan.

4.4. Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM)

berbasis Partial Least Square (PLS). Software yang digunakan untuk penelitian ini

adalah SmartPLS. Model teoritis yang telah digambarkan pada diagram jalur akan

dianalisis berdasarkan data yang diperoleh.


IV-25

4.4.1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Untuk mengetahui hasil uji validitas dan reliabilitas maka dilakukan

pengujian model pengukuran. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan untuk

mengetahui apakah konstruk sudah memenuhi syarat untuk dilanjutkan sebagai

penelitian atau tidak. Model yang diajukan pada penelitian dilakukan dengan

menggunakan seluruh indikator pada setiap konstruk. Model pertama dianalisis

dengan menggunakan dasar acuan kerangka model pada Gambar 4.9.

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.9. Kerangka Model

4.4.1.1.Validitas Konvergen

Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel manifest atau

observed variable merepresentasi variabel laten untuk diukur. Convergent validity

diukur dengan menggunakan parameter outer loading. Ukuran refleksif individual


IV-26

dapat dikatakan berkolerasi jika nilai lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin

diukur. Hasil uji outer model untuk menunjukkan nilai outer loading dengan

menggunakan alat analisis SmartPLS (v 3.2.7) dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.10. Hasil Uji Outer Model

Dari hasil analisis yang ditunjukkan oleh Gambar 4.10 menunjukkan bahwa

sebanyak 27 dari keseluruhan indikator, sebanyak 27 indikator memiliki nilai lebih

besar dari 0,7.

Untuk dapat melihat lebih jelas nilai loading factor dapat dilihat dalam

Tabel 4.8.
IV-27

Tabel 4.8. Hasil Nilai Outer Loading Factor


Nilai Outer
Constructs Indikator Keterangan
Loading Factor
IN1 0,810 Valid
IN2 0,879 Valid
IN3 0,841 Valid
Industry 4.0 adoption
IN4 0,817 Valid
IN5 0,883 Valid
IN6 0,819 Valid
SF1 0,909 Valid
SF2 0,872 Valid
SF3 0,918 Valid
CF1 0,843 Valid
CF2 0,872 Valid
Lean Manufacturing CF3 0,875 Valid
Practices PF1 0,855 Valid
PF2 0,936 Valid
PF3 0,883 Valid
CHF1 0,921 Valid
CHF2 0,937 Valid
CHF3 0,799 Valid
QP1 0,940 Valid
QP2 0,941 Valid
QP3 0,924 Valid
PRF1 0,803 Valid
Manufacturing PRF2 0,891 Valid
Performance PRF3 0,873 Valid
OC1 0,870 Valid
OC2 0,862 Valid
OC3 0,777 Valid
Sumber: Pengolahan Data
IV-28

4.4.1.2.Validitas Diskriminan

Validitas diskriminan merupakan nilai cross loading factor yang berguna

untuk mengetahui apakah kontruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu

dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih

besar dibandingkan dengan nilai yang lain. Dengan standar nilai untuk setiap

konstruk harus lebih besar dari 0,5. berdasarkan Tabel 4.9 nilai cross loading pada

setiap konstruk memiliki nilai lebih dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

manifest dalam penelitian ini telah tepat menjelaskan variabel latennya dan

membuktikan bahwa seluruh item tersebut valid.

Uji validitas diskriminan dapat dilihat pada tabel cross loading yang dinilai

berdasarkan cross loading antara indikator dengan konstruknya dapat dilihat pada

Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Nilai Cross Loadings


CF CHF I4 LM MP OC PF PRF QP SF
CF1 0,839 0,583 0,558 0,745 0,636 0,549 0,729 0,564 0,618 0,618
CF2 0,864 0,725 0,681 0,848 0,788 0,719 0,809 0,666 0,764 0,753
CF3 0,861 0,714 0,512 0,788 0,654 0,594 0,656 0,49 0,692 0,705
CHF1 0,633 0,853 0,525 0,748 0,687 0,636 0,658 0,504 0,725 0,645
CHF2 0,636 0,886 0,541 0,766 0,678 0,605 0,662 0,572 0,67 0,673
CHF3 0,747 0,817 0,552 0,806 0,686 0,574 0,712 0,595 0,695 0,729
IN1 0,564 0,545 0,844 0,601 0,562 0,487 0,579 0,56 0,492 0,548
IN2 0,539 0,416 0,856 0,516 0,584 0,539 0,499 0,558 0,504 0,464
IN3 0,539 0,456 0,828 0,533 0,514 0,437 0,523 0,503 0,465 0,466
IN4 0,607 0,527 0,78 0,634 0,739 0,694 0,623 0,724 0,611 0,601
IN5 0,612 0,54 0,853 0,604 0,643 0,564 0,552 0,548 0,639 0,54
IN6 0,49 0,612 0,752 0,59 0,57 0,528 0,527 0,443 0,579 0,57
OC1 0,652 0,552 0,539 0,629 0,775 0,856 0,586 0,601 0,67 0,55
IV-29

Tabel 4.9. Nilai Cross Loadings (Lanjutan)


CF CHF I4 LM MP OC PF PRF QP SF
OC2 0,612 0,72 0,502 0,735 0,769 0,818 0,682 0,568 0,714 0,727
OC3 0,506 0,445 0,594 0,517 0,706 0,755 0,503 0,633 0,559 0,467
PF1 0,773 0,635 0,6 0,792 0,679 0,572 0,873 0,646 0,633 0,668
PF2 0,832 0,71 0,671 0,862 0,8 0,698 0,881 0,686 0,794 0,782
PF3 0,519 0,651 0,405 0,711 0,61 0,552 0,744 0,429 0,67 0,745
PRF1 0,53 0,479 0,614 0,56 0,729 0,641 0,548 0,846 0,522 0,525
PRF2 0,605 0,542 0,581 0,616 0,717 0,619 0,626 0,835 0,518 0,518
PRF3 0,572 0,632 0,55 0,646 0,795 0,614 0,625 0,852 0,706 0,576
QP1 0,705 0,674 0,569 0,781 0,819 0,694 0,747 0,621 0,906 0,783
QP2 0,803 0,733 0,7 0,815 0,85 0,747 0,755 0,681 0,881 0,742
QP3 0,587 0,723 0,473 0,727 0,715 0,638 0,676 0,488 0,808 0,727
SF1 0,728 0,658 0,624 0,816 0,729 0,659 0,799 0,589 0,736 0,846
SF2 0,791 0,735 0,599 0,829 0,706 0,614 0,708 0,55 0,751 0,854
SF3 0,531 0,645 0,43 0,733 0,648 0,555 0,716 0,485 0,714 0,844
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4.9, nilai cross loading dari setiap variabel terhadap

indikatornya (nilai yang dicetak tebal) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan

dengan variabel lain, artinya setiap indikator memiliki keeratan yang lebih besar

dengan variabel yang diukur daripada dengan variabel yang lain. Dapat

disimpulkan bahwa, nilai cross loading tersebut telah memenuhi discriminant

validity karena memiliki nilai cross loading yang lebih besar untuk variabel yang

diukurnya. Sehingga, dengan hasil di atas maka discriminant validity telah

terpenuhi.
IV-30

4.4.1.3.Composite Reliability

Selain melihat nilai dari faktor loading konstruk sebagai uji validitas, dalam

model pengukuran juga dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk

membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur suatu

konstruk. Dalam PLS – SEM dengan menggunakan SmartPLS, untuk mengukur

reliabilitas suatu konstruk dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan

AVE, Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Rule of thumb nilai konstruk

dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,7, nilai Cronbach’s

Alpha di atas 0,7 dan AVE di atas 0,5. Hasil indeks AVE, Composite Reliability,

dan Cronbachs Alpha dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Nilai Composite Reliability

Cronbach’s Composite
Variabel AVE
Alpha Reliability
Industry 4.0 adoption 0,918 0,936 0,709
Lean manufacturing practices 0,963 0,967 0,712
Supplier Factors 0,882 0,927 0,809
Customer Factors 0,829 0,898 0,745
Process Factors 0,871 0,921 0,796
Control and Human Factors 0,863 0,917 0,788
Manufacturing performance 0,951 0,959 0,722
Quality Performance 0,928 0,954 0,874
Production Flexibility 0,818 0,892 0,734
Operations Cost 0,786 0,875 0,701
Sumber: Pengolahan Data

Diagram Cronbach’s Alpha yang dapat dilihat pada Gambar 4.11

menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing konstruk di atas


IV-31

0,7 sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukur yang dipakai dalam dalam

penelitian ini adalah reliabel.

Gambar 4.11. Diagram Cronbach’s Alpha

Sumber: Pengolahan Data

Diagram Composite Reliability yang dapat dilihat pada Gambar 4.12

menunjukkan bahwa nilai Composite Reliability dari masing-masing konstruk di

atas 0,7 sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukur yang dipakai dalam dalam

penelitian ini adalah reliabel.

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.12. Diagram Composite Reliability


IV-32

Diagram Average Variance Extracted (AVE) yang dapat dilihat pada

Gambar 4.13 menunjukkan bahwa nilai AVE dari masing-masing konstruk di atas

0,5 sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukur yang dipakai dalam dalam

penelitian ini adalah reliabel, sehingga dapat dilanjutkan untuk menguji model

struktural.

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.13. Diagram AVE

4.4.2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk

konstruk dependen, nilai koefisien jalur (path coefficients) atau t-values tiap path

untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural melalui bootstrapping.

4.4.2.1.R-Square

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel

independen terhadap variabel dependen. Model struktural dievaluasi dengan


IV-33

melihat besarnya presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2

untuk konstruk laten endogen. Adapun nilai R2 penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 4.11.

Tabel 4.11. R Square


Item R Square R Square Adjusted
Manufacturing performance 0,802 0,799
Sumber: Pengolahan Data

Dari hasil R2 pada Tabel 4.11. menunjukkan bahwa nilai R2 Manufacturing

performance adalah 0,802 atau 80,2%, artinya manufacturing performance dapat

dijelaskan oleh industry 4.0 adoption dan lean manufacturing practices sebesar

80,2%, sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak diuji dalam penelitian

ini.

4.4.2.2.Q2 Predictive Relevance

Q2 predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik

nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q2 > 0

menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q2 ≤ 0

menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Nilai Q2 predictive

relevance 0,02, 0,15 dan 0,35 menunjukkan bahwa model lemah, moderat dan kuat.

Nilai Q2 > 0 menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance, sedangkan

Q2 < 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki Q2. Nilai Q2 dapat dilihat pada

Tabel 4.12.
IV-34

Tabel 4.12. Q2 Predictive Relevance

Variabel SSO SSE Q2=(1-SSE/SSO)


Manufacturing performance 1215 660,495 0,456
Sumber: Pengolahan Data

Dari Tabel 4.12 menunjukkan bahwa Q2 variabel memiliki nilai sebesar

0,456 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Industry 4.0 adoption dan Lean

manufacturing practices mampu memprediksi variabel endogennya dengan baik.

4.4.2.3.Uji Signifikansi (Bootstraping)

Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak dapat

silakukan dengan memperhatikan nilai signifikansi antar konstruk, t-statistik dan p-

values. Dengan cara tersebut, maka estimasi pengukuran dan standar error tidak

lagi dihitung dengan asumsi statistik, tetapi didasarkan pada observasi empiris.

Nilai dari path coefficient pada hubungan antar variabel menjadi acuan dalam

melakukan estimasi. Nilai positif mengindikasikan adanya pengaruh positif dan

sebaliknya nilai negatif mengindikasikan pengaruh negatif. Semakin besar nilai

path coefficient, semakin besar pengaruh antar variabel tersebut. Dalam metode

bootstraping pada penelitian ini, hipotesis penelitian dapat diterima apabila nilai t-

hitung (t-statistic) lebih besar daripada t-tabel pada tingkat signifikansi () 5%,

yaitu sebesar 1,96. Dapat dilihat pula dari p-values, dimana ketika p-values di

bawah tingkat kesalahan, maka hipotesis memiliki pengaruh yang signifikan.

Original sample bertujuan untuk melihat arah dari pengaruh variabel.

Nilai t-statistic dapat dilihat pada Gambar 4.14.


IV-35

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.14. Nilai T-Statistic

Nilai dari t-hitung (t-statistic), p-values, dan original sample pengaruh

langsung pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Path Coefficient


Original Sample Standard
T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDev)
Industry 4.0 adoption ->
0,237 0,242 0,066 3,594 0,00
Manufacturing performance
Lean manufacturing practices -
0,711 0,707 0,065 10,861 0,00
> Manufacturing performance
Sumber: Pengolahan Data
IV-36

Nilai dari t-hitung (t-statistic), p-values, dan original sample pengaruh tidak

langsung pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Indirect Effect


Original Sample Standard
T Statistics P
Sample Mean Deviation
(|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDev)
Lean manufacturing practices
-> Industry 4.0 adoption -> 0,769 0,773 0,052 11,224 0,001
Manufacturing performance
Sumber: Pengolahan Data

4.5. Uji Hipotesis

Berdasarkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14, penentuan hipotesis diterima

atau ditolak yaitu:

1. Hipotesis 1: Pengaruh industry 4.0 adoption terhadap manufacturing

performance

Ho: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan industry 4.0 adoption

terhadap manufacturing performance

H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan industry 4.0 adoption terhadap

manufacturing performance

Berdasarkan Tabel 4.13 menjelaskan bahwa pengaruh antara industry 4.0

adoption terhadap manufacturing performance (p = 0,00 < 0,05) maka H0

ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

industry 4.0 adoption dengan manufacturing performance.


IV-37

2. Hipotesis 2: Pengaruh lean manufacturing practices terhadap manufacturing

performance

Ho: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan lean manufacturing

practices terhadap manufacturing performance

H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan lean manufacturing practices

terhadap manufacturing performance

Berdasarkan Tabel 4.13 menjelaskan bahwa pengaruh antara lean

manufacturing practices terhadap manufacturing performance (p = 0,00 < 0,05)

maka H0 ditolak dan H2 diterima, artinya terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara lean manufacturing practices dengan manufacturing

performance.

3. Hipotesis 3: Pengaruh lean manufacturing practices terhadap manufacturing

performance dengan dimediasi industry 4.0 adoption

Ho: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan lean manufacturing

practices terhadap manufacturing performance dengan dimediasi industry 4.0

adoption

H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan lean manufacturing practices

terhadap manufacturing performance dengan dimediasi industry 4.0 adoption

Berdasarkan Tabel 4.14 menjelaskan bahwa pengaruh antara lean

manufacturing practices terhadap manufacturing performance dengan

dimediasi industry 4.0 adoption (p = 0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dan H3

diterima, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lean


IV-38

manufacturing practices dengan manufacturing performance dengan dimediasi

industry 4.0 adoption.

Rekapitulasi dari hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis


Hipotesis Keterangan
Terdapat pengaruh positif dan signifikan industry 4.0 adoption
H1 Diterima
terhadap manufacturing performance
Terdapat pengaruh positif dan signifikan lean manufacturing
H2 Diterima
practices terhadap manufacturing performance
Terdapat pengaruh positif dan signifikan lean manufacturing
H3 practices terhadap manufacturing performance dengan dimediasi Diterima
industry 4.0 adoption
Sumber: Pengolahan Data
BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengujian Hipotesis

5.1.1. Pengaruh Industry 4.0 Adoption terhadap Manufacturing Performance

Dari pengolahan data, diketahui bahwa t-statistik industry 4.0 adoption

sebesar 3,594 yang memiliki nilai di atas t-tabel 1,96, hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara industry 4.0 adoption terhadap

manufacturing performance. Hal ini dapat dilihat juga dari p-values dengan nilai

0,00 yang lebih kecil dari  0,05, menunjukkan bahwa industry 4.0 adoption

berpengaruh signifikan terhadap manufacturing performance. Sehingga dapat

disimpulkan, industry 4.0 adoption berpengaruh positif dan signifikan terhadap

manufacturing performance yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

1 (satu) yang menyatakan jika industry 4.0 adoption meningkat, maka

manufacturing performance akan meningkat, maka hipotesis 1 (satu) diterima.

Terdapat lima ruang lingkup usaha yang menjadi fokus pada penelitian ini,

yang terdiri dari industri makanan dan minuman, logam dasar, kimia, barang galian

bukan logam dan karet, dengan responden yang sebagian besar berasal dari industri

makanan dan minuman, yang didukung dengan data yang menyatakan bahwa nilai

tambah terbesar di Provinsi Sumatera Utara berasal dari industri makanan dan

minuman. Industry 4.0 adoption diharapkan dapat memainkan peran penting dalam

menggerakkan industri manufaktur menuju manufacturing performance yang lebih

baik untuk dapat mencapai pembangunan berkelanjutan. Penerapan industry 4.0

V-1
V-2

adoption dapat memberikan peningkatan produktivitas pada perusahaan, namun

penerapannya masih dalam tahap pengembangan. Hal ini dikarenakan kemampuan

sumber daya manusia belum memadai dalam menciptakan teknologi dan

memanfaatkan teknologi tersebut, sehingga masih banyak pekerjaan pada proses

produksi yang dioperasikan secara manual.

Maka dari itu, SDM industri perlu didorong untuk memanfaatkan teknologi

terkini agar dapat memacu produktivitas dan inovasi. Penerapan internet of things

merupakan cerminan dari indikator yang paling banyak diterapkan. Hal ini

dikarenakan penggunaan internet merupakan hal yang sewajarnya dapat dimengerti

oleh seluruh karyawan perusahaan dan lebih umum dalam kehidupan sehari-hari.

Cloud computing juga sudah umum digunakan oleh perusahaan untuk menyimpan

seluruh data perusahaan yang dengan kemudahannya tidak memerlukan arsip yang

menggunakan ruangan yang besar, serta memanfaatkan big data dalam

pengambilan keputusan di perusahaan.

Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa industry 4.0 adoption

dapat memberikan kontribusi positif pada manufacturing performance di

perusahaan manufaktur Sumatera Utara dalam meningkatkan produktivitas.

Namun, penerapannya belum sepenuhnya dapat dilaksanakan secara benar

dikarenakan keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, sehingga teknologi

yang digunakan sebagian besar merupakan hal yang umum dan sederhana. Hal ini

menandakan bahwa perusahaan manufaktur di Sumatera Utara perlu melakukan

peningkatan pemahaman dan penerapan industry 4.0 adoption agar lebih siap
V-3

menuju industri digital dan menerapkan teknologi era industri 4.0 atau Indonesia

Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).

5.1.2. Pengaruh Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing

Performance

Dari pengolahan data, diketahui bahwa t-statistik Lean manufacturing

practices sebesar 10,861 yang memiliki nilai di atas t-tabel 1,96, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Lean manufacturing

practices terhadap Manufacturing performance. Hal ini dapat dilihat juga dari p-

values dengan nilai 0,00 yang lebih kecil dari  0,05, menunjukkan bahwa Lean

manufacturing practices berpengaruh signifikan terhadap Manufacturing

performance. Sehingga dapat disimpulkan, Lean manufacturing practices

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manufacturing performance yang

dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 (dua) yang menyatakan jika

Lean manufacturing practices meningkat, maka Manufacturing performance akan

meningkat, maka hipotesis 2 (dua) diterima.

Penerapan lean manufacturing practices sudah sebagian besar dilaksanakan

pada perusahaan manufaktur di Sumatera Utara, baik pada industri makanan dan

minuman, logam dasar, kimia, barang galian bukan logam dan karet. Pernyataan ini

didukung dengan nilai original sample yang sangat besar. Lean manufacturing

lebih mudah dapat diterapkan karena memanfaatkan sumber daya manusia, yang

perwujudannya dapat dilakukan dengan adanya pemaparan pemahaman melalui

pelatihan-pelatihan pada karyawan di perusahaan manufaktur.


V-4

Lean manufacturing terbukti mampu meningkatkan manufacturing

performance dengan mengurangi cost pada proses produksi. Lean manufacturing

merupakan metode yang sudah populer dan merupakan pendekatan yang lazim

dilakukan dan lebih mudah diterima oleh karyawan di berbagai rentang usia dan

ruang lingkup usaha. Lean dapat mengurangi beban pekerjaan karyawan dengan

mengoptimalkan waktu, mesin, dan tenaga kerja serta dapat memaksimalkan nilai

(value) dari produk yang akan dihasilkan.

5.1.3. Pengaruh Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing

Performance dengan dimediasi Industry 4.0 Adoption

Dari pengolahan data, diketahui bahwa t-statistik lean manufacturing

practices sebesar 11,224 yang memiliki nilai di atas t-tabel 1,96, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lean manufacturing

practices terhadap manufacturing performance dengan dimediasi industry 4.0

adoption. Hal ini dapat dilihat juga dari p-values dengan nilai 0,001 yang lebih kecil

dari  0,05, menunjukkan bahwa lean manufacturing practices berpengaruh

signifikan terhadap manufacturing performance dengan dimediasi industry 4.0

Adoption. Sehingga dapat disimpulkan, lean manufacturing practices berpengaruh

positif dan signifikan terhadap manufacturing performance yang dihasilkan jika

perusahaan juga menerapkan industry 4.0 adoption. Hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis 3 (tiga) yang menyatakan jika lean manufacturing practices dan industry

4.0 adoption meningkat, maka manufacturing performance akan meningkat, maka

hipotesis 3 (tiga) diterima.


V-5

Perusahaan manufaktur di Sumatera Utara yang telah menerapkan industry

4.0 adoption dan lean manufacturing practices secara bersamaan merasakan

adanya kemudahan untuk menghasilkan peningkatan manufacturing performance

menghasilkan peningkatan manufacturing performance yang lebih optimal

dibandingkan sebelum diterapkannya kedua variabel ini. Industry 4.0 adoption dan

lean manufacturing practices memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan

efisiensi pada proses produksi dengan cara mereduksi cost proses produksi dan

tujuan ini akan lebih mudah tercapai jika diterapkan secara bersamaan.

Perusahaan terlebih dahulu menerapkan lean manufacturing practices

dikarenakan untuk penerapannya tidak memerlukan biaya yang begitu tinggi, serta

lean memperhatikan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia serta bentuk

interaksi satu sama lain. Lean memerlukan kreativitas manusia dengan

pengembangan budaya continuous improvement yang kuat. Lean identik dengan

perubahan yang cepat sedangkan industry 4.0 adoption akan memakan waktu dan

biaya yang lebih banyak. Namun perusahaan yang berhasil menerapkan dengan

benar dapat merasakan manfaat industry 4.0 adoption dalam meningkatkan

produktivitasnya.

Industry 4.0 adoption dan lean manufacturing practices tidak hanya akan

mempercepat pengembangan sistem lean di perusahaan manufaktur tetapi juga

dapat mengurangi risiko yang dirasakan terkait dengan tingginya biaya

implementasi industri 4.0. Industry 4.0 akan mendukung system produksi lean

mencapai kesempurnaan dan menimbulkan potensi besar untuk menciptakan nilai

tambah dengan usaha yang lebih efisien. Perusahaan dapat memproses produk jauh
V-6

lebih cepat dengan waste lebih sedikit, dan juga mengurangi inventori sehingga

proses leadtime di seluruh rangkaian proses produksi akan jauh lebih cepat serta

kualitas produk yang dihasilkan serta produk yang dihasilkan memiliki kualitas

yang baik dan tingkat kecacatan yang rendah.

5.2. Analisis Regresi

5.2.1. Regresi Industry 4.0 Adoption terhadap Manufacturing Performance

Hasil pengolahan data menunjukkan nilai original sample sebesar 0.237

yang menunjukkan bahwa manufacturing performance mengalami kenaikan

sebesar 0.237 jika Industry 4.0 adoption naik 1 satuan. Angka tersebut

menunjukkan bahwa industry 4.0 adoption dapat memberikan pengaruh sebesar

23,7% pada peningkatan manufacturing performance pada perusahaan manufaktur

di Provinsi Sumatera Utara.

5.2.2. Regresi Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing

Performance

Hasil pengolahan data menunjukkan nilai original sample sebesar 0.711

yang menunjukkan bahwa manufacturing performance mengalami kenaikan

sebesar 0,711 jika lean manufacturing practices naik 1 satuan. Angka ini

menunjukkan bahwa lean manufacturing practices dapat memberikan pengaruh

sebesar 71,1% pada peningkatan manufacturing performance pada perusahaan

manufaktur di Provinsi Sumatera Utara.


V-7

5.2.3. Regresi Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing

performance dimediasi Industry 4.0 Adoption

Hasil pengolahan data menunjukkan nilai original sample sebesar 0,769

yang menunjukkan bahwa manufacturing performance mengalami kenaikan

sebesar 0,769 jika lean manufacturing practices dan Industry 4.0 adoption secara

bersama-sama naik 1 satuan angka ini menunjukkan bahwa lean manufacturing

practices dapat memberikan pengaruh sebesar 76,9% pada peningkatan

manufacturing performance jika diterapkan secara bersama-sama. Integrasi

industry 4.0 adoption dan lean manufacturing practices secara optimal dapat

memberikan peningkatan yang sangat besar pada kinerja perusahaan manufaktur di

Sumatera Utara.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, diketahui bahwa industry 4.0

adoption memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manufacturing

performance pada perusahaan manufaktur di Sumatera Utara dengan t-statistik

sebesar 3,594, p-value sebesar 0,00 dan original sample sebesar 0,237. Industry

4.0 adoption diterapkan dengan cukup baik, namun masih dalam tahap

pengembangan sehingga perusahaan perlu meningkatkan implementasi

industry 4.0 adoption agar mengalami peningkatan manufacturing performance

pada perusahaan manufaktur di Provinsi Sumatera Utara.

2. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, diketahui bahwa lean

manufacturing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

manufacturing performance pada perusahaan manufaktur di Sumatera Utara

dengan t-statistik sebesar 10,861, p-value sebesar 0,00 dan original sample

sebesar 0,711. Sebagian besar perusahaan telah menerapkan lean

manufacturing practices dengan benar sehingga dapat meningkatkan

manufacturing performance pada perusahaan manufaktur di Provinsi Sumatera

Utara.

3. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, diketahui bahwa lean

manufacturing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

VI-1
VI-2

manufacturing performance dengan dimediasi oleh industry 4.0 adoption pada

perusahaan manufaktur di Sumatera Utara dengan t-statistik sebesar 11,224, p-

value sebesar 0,001 dan original sample sebesar 0,769. Perusahaan yang telah

menerapkan lean manufacturing practices dapat lebih mudah menerapkan

industry 4.0 adoption dengan baik. Integrasi yang baik antara industry 4.0

adoption dan lean manufacturing practices dapat memberikan pengaruh yang

sangat besar terhadap peningkatan manufacturing performance pada

perusahaan manufaktur di Provinsi Sumatera Utara.

6.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat

diberikan, yaitu:

1. Menuliskan butir-butir indikator dari berbagai referensi yang ada sehingga lebih

mencakup lebih luas aspek khususnya pada variabel industry 4.0 Adoption

2. Penyebaran kuesioner sebaiknya dilakukan pada low season, sehingga lebih

besar sampel yang bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian.

3. Peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini dengan tema yang sama

diharapkan mampu mengembangkan model penelitian ini menjadi lebih

kompleks seperti menambah variabel baru dan pada objek yang berbeda dari

penelitian terdahulu sehingga terjadi penelitian-penelitian yang lebih baik lagi

pada penelitian berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Willy dan Jogiyanto Hartono. 2016. Partial Least Square (PLS):
Alternatif Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: Andi
Adebanjo, et al. 2020. Competitive Priorities, Employee Management and
Development and Sustainable Manufacturing Performance in Asian
Organizations. MDPI
Afifuddin. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia
Amrizal, A. 2009. Peningkatan Kualitas dan Efisiensi Layanan Bis Kampus.
Universitas Islam Indonesia
Ariesa, et al. 2020. The Effect of Operating Costs, Trade Payables & Sales on Net
Income in the Food & Beverage Company Sector Listed on the
Indonesian Stock Exchange for the Period 2015-2018. Budapest
International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal).
Vol. 3 No. 4
Asadi, N. et al. 2017. Linking Product Design To Flexibility In An Assembly
System: A Case Study. Journal of Manufacturing Technology
Management. Vol. 28 No. 5. 610–630.
Badan Pusat Statistik. 2021. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera
Utara Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
Barreto, et al. 2017. Industry 4.0 Implications In Logistics: An Overview. Procedia
Manufacturing. Vol. 13. 1245–1252.
Bougie dan Sekaran. 2013. Research Methods for Business: A skill Building
Approach Edisi 5. New York: John wiley@Sons
Buchi, et al. 2020. Smart factory performance and Industry 4.0. Technological
Forecasting & Social Change
Buer, et al. 2020. The Complementary Effect Of Lean Manufacturing And
Digitalisation On Operational Performance. International Journal Of
Production Research
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)

Cauchan, et al. 2020. Barriers To Industry 4.0 Adoption And Its Performance
Implications: An Empirical Investigation Of Emerging Economy. Journal
of Cleaner Production
Gaspersz, V. 2011. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries.
Bogor: Vinchristo Publication.
GE Report. 2016. Apa itu Industri 4.0? Retrieved at
http://gereports.co.id/post/139409744260/apa-itu-industri-40
Ghozali, I., dan Latan, H. 2015. Partial Least Squares: Konsep, Teknik, dan
Aplikasi Menggunakan Program Smart PLS 3.0 (2nd ed.). Universitas
Diponegoro. Semarang
Ghobakhloo, M. 2018. The Future Of Manufacturing Industry: A Strategic
Roadmap Toward Industry 4.0. Journal of Manufacturing Technology
Management. Vol. 29 No. 6.
Hair, Jr., Joseph F., et al. 2011. Multivariate Data Analysis. Fifth Edition. New
Jersey: PrenticeHall, Inc.
Harrison, A dan van Hoek, R. 2008. Logistics Management and Strategy 3th
Edition. Harlow England:Pearson Education
Hartono, J. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Yogyakarta: BPFE
Haryono. 2017. Metode SEM untuk Penelitian Manajemen, AMOS, LISREL dan
PLS. PT Luxima Metro Media
Heizer, J dan Render, B. 2004. Principles of Operations Management. Fifth
Edition. Pearson Education, Inc. Upper Saddle River : New Jersey
Kamble, et al. 2019. Industry 4.0 and Lean Manufacturing Practices For
Sustainable Organisational Performance In Indian Manufacturing
Companies. International Journal of Production Research
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)

Koufteros, X. A. 1995. Time-Based Manufacturing: Developing a Nomological


Network of Constructs and Instrument Development, Doctoral
Dissertation. University of Toledo, Toledo, OH
Kuncoro, M. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Jakarta:
Erlangga.
Kiswati, 2010. Study Tentang Sikap Konsumen Atas Merek Tolak Angin Pada
Mahasiswa FE Undip Semarang. Tesis. Semarang: Program
PascaSarjana Universitas Diponegoro.
Kurniawan, H. et al. 2009. Structural Equation Modeling, Belajar Lebih Mudah
Teknik Analisis Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba
Empat
Metternich, et al. 2013. Volume and Mix Flexibility Evaluation of Lean Production
Systems. Germany: Procedia CIRP 9
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Ningsih, M. 2018. Pengaruh Perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Dunia
Teknologi di Indonesia. Fakultas Komputer, Universitas Mitra Indonesia.
Bandar Lampung.
Onho, T. 1995. Toyota Production System, Beyond Large-Scale Production.
Terjemahan: Dr Edi Nugroho, Pustaka Binaan Pressindo.
Pagliosa et al. 2019. Industry 4.0 and Lean Manufacturing: A Systematic Literature
Review and Future Research Directions. Journal of Manufacturing
Technology Management
Prasetyo, H., dan Sutopo, W. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Asfek dan Arah
Perkembangan Riset. Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1. Universitas
Diponegoro: Surakarta
Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Rini, Y. 2019. Mengurai Peta Jalan Akuntansi Era Industri 4.0. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi Vol. 7 No. 1
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)

Rohida, L. 2018. Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 terhadap Kompetensi Sumber
Daya Manusia. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia. Vol. 6 No. 1.
Universitas Padjajaran
Rossini et al. 2019. Industry 4.0 and Lean Production: an Empirical Study.
International Federation of Automatic Control
Sabri, et al. 2019. Peran Pendidikan Seni dalam Meningkatkan Keterampilan
Berpikir kritis, Konstruktif dan Inovatif pada Era Society 5.0 untuk
Revolusi Industri 4.0. Universitas Negeri Semarang.
Sachin dan Angappa. 2020. Analyzing the role of Industry 4.0 Technologies and
Circular Economy Practices in Improving Sustainable Performance in
Indian Manufacturing Organizations.
Sanders, et al. 2016. Industry 4.0 Implies Lean Manufacturing: Research Activities
in Industry 4.0 Function as Enablers for Lean Manufacturing.
Germany: Journal of Industrial Engineering and Management. Vol. 9
No. 3
Sabrin, et al. 2016. The Effect of Profitability on Firm Value in Manufacturing
Company at Indonesia Stock Exchange. International Journal of
Engineering Science. Vol. 5 No. 10
Sinulingga, S. 2015. Metode Penelitian Edisi 3. Medan: USU Press
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta
Stimec dan Grima. 2018. The Impact Of Implementing Continuous Improvement
Upon Stress Within A Lean Production Framework. International
Journal of Production Research
Stonebrake, et al. 1994. Operations Strategy: Focusing on Competitive Excellence.
USA: Allyin and Bacon
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)

Taghavi dan Yvan. 2020. The Relationship between Lean and Industry 4.0:
Literature Review. Detroit: 5th North American Conference on Industrial
Engineering and Operations Management
Tangarajoo dan Smith. 2015. Lean Thinking: An Overview. Australia: Industrial
Engineering & Management. Vol. 4 No. 2
Tortella dan Fetterman. 2017. Implementation of Industry 4.0 and Lean Production
in Brazilian Manufacturing Companies. International Journal of
Production Research
Varela et al. 2019. Evaluation of the Relation between Lean Manufacturing,
Industry 4.0, and Sustainability. MDPI
Wijanto, S. 2008. Structural Equation Modelling dengan Lisrel 8.8. Yogyakarta:
Graha Ilmu
World Economic Forum (WEF). 2015. New Vision for Education: Unlocking The
Potential of Technology. Geneva: WEF
Womack, J dan Jones, D. 2003. Lean Thinking: Banis Waste and Create Wealth in
Your Corporation. Edition revised and updated. NY: Free Press
LAMPIRAN
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry


4.0 Adoption dan Lean Manufacturing
Practices terhadap Manufacturing
Performance"
Dengan hormat,

Saya yang mengirimkan kuesioner ini,

Nama : Miftah Safira

NIM : 170403097

Status : Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Sehubungan dengan tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara, saya melakukan penelitian ilmiah untuk penulisan Tugas Akhir
dengan judul "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap
Manufacturing Performance"

Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Tanpa adanya bantuan Bapak/Ibu
penelitian ini tidak dapat diselesaikan sehingga pilihan Bapak/Ibu berikan sangat berarti
bagi penelitian ini.

Kerahasiaan responden dan data yang kami peroleh akan kami jaga sesuai dengan etika
penelitian. Data yang kami butuhkan hanya berupa persepsi Bapak/Ibu dan bukan
merupakan kerahasiaan perusahaan.

Demikianlah permohonan ini atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
*Required

1. Email *

2. Nama Responden *

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 1/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

3. Jenis Kelamin *

Mark only one oval.

Laki-laki

Perempuan

4. Usia *

Mark only one oval.

< 30 tahun

30 - 35 tahun

36 - 40 tahun

41 - 45 tahun

> 45 tahun

5. Posisi/Jabatan *

6. Nama Perusahaan *

Petunjuk Pengisian

Untuk Pertanyaan berikut ini, mohon pilih salah satu angka 1 sampai 5
sesuai dengan pendapat anda
1 = Sangat Tidak Setuju

A. Industry 4.0 2 = Tidak Setuju

Adoption 3 = Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 2/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

7. Perusahaan menerapkan sistem rekayasa terintegrasi untuk pengembangan dan


pembuatan produk *

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

8. Perusahaan sedang menerapkan transformasi digital dengan melakukan


pengumpulan data di internet *

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

9. Perusahaan menerapkan Additive Manufacturing, prototipe atau pencetakan 3D *

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

10. Perusahaan menerapkan pengumpulan, pemrosesan, dan analisis data dalam


jumlah besar (big data) *

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 3/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

11. Perusahaan menerapkan penggunaan layanan cloud yang terkait dengan produk
*

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

12. Perusahaan menerapkan penggabungan layanan digital ke dalam produk


(Internet of Things) *

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Petunjuk Pengisian

Untuk Pertanyaan berikut ini, mohon pilih salah satu angka 1 sampai 5
sesuai dengan pendapat anda

B. Lean 1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju
Manufacturing
3 = Netral

Practices 4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

13. Perusahaan memiliki hubungan baik dengan supplier

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 4/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

14. Supplier mengirimkan barang secara tepat waktu

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

15. Perusahaan melibatkan supplier dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

16. Perusahaan selalu berhubungan baik dengan customer

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

17. Perusahaan menerima feedback customer

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 5/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

18. Customer terlibat dalam penerimaan informasi produk

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

19. Perusahaan mengadopsi pull system

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

20. Perusahaan memastikan bahwa input dari pemasok sesuai dengan persyaratan
perusahaan

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

21. Perusahaan melakukan efisiensi aliran produk untuk meminimalisir cost

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 6/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

22. Perusahaan melakukan pengurangan setup time untuk meminimalisir cost

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

23. Perusahaan melakukan penerapan 5S

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

24. Perusahaan selalu memastikan bahwa tidak ada bahan baku yang cacat

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

25. Seluruh karyawan berperan dalam mewujudkan keberhasilan perusahaan

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Petunjuk Pengisian

Untuk Pertanyaan berikut ini, mohon pilih salah satu angka 1 sampai 5
sesuai dengan pendapat anda

1 = Sangat Tidak Setuju

C. Manufacturing 2 = Tidak Setuju

Performance 3 = Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 7/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

26. Produk yang dihasilkan sesuai dengan standarisasi mutu

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

27. Produk memiliki kecacatan di bawah 5%

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

28. Customer puas dengan produk yang dihasilkan

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

29. Perusahaan dapat melakukan produksi dengan kapasitas yang berbeda

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 8/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

30. Perusahaan dapat menciptakan beberapa produk di lantai produksi yang sama

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

31. Mesin di perusahaan dapat beroperasi dalam beberapa kegiatan produksi

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

32. Perusahaan berupaya untuk menghindari waste pada proses produksi

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

33. Ordering cost sesuai dengan ukuran pemesanan yang ditetapkan

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 9/10
7/31/2021 Kuesioner Penelitian "Pengaruh Industry 4.0 Adoption dan Lean Manufacturing Practices terhadap Manufacturing Performance"

34. Perusahaan mengupayakan untuk melakukan penghematan konsumsi energi

Mark only one oval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

This content is neither created nor endorsed by Google.

 Forms

https://docs.google.com/forms/d/17fCxIdAuqLSzNyjMdIwu285sFh-cV5497ixhTD95kms/edit 10/10
Lampiran 2
Rekapitulasi Pra Penelitian Jawaban Responden

1. Industry 4.0 Adoption


2. Lean Manufacturing Practices
3. Manufacturing Performance
Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden

1. Industry 4.0 Adoption


2. Lean Manufacturing Practices
3. Manufacturing Performance
Lampiran 4
Hasil Uji Outer dan Inner Model
Lampiran 5
Tabulasi Data Mentah Pra Penelitian
Responden IN1 IN2 IN3 IN4 IN5 IN6 SF1 SF2 SF3 CF1 CF2 CF3 PF1 PF2 PF3 CHF1 CHF2 CHF3 QP1 QP2 QP3 PRF1 PRF2 PRF3 OC1 OC2 OC3
Responden 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 2 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
Responden 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 7 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
Responden 9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
Responden 10 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Responden 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
Responden 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 18 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5
Responden 19 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
Responden 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 21 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Responden 22 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
Responden 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 24 3 3 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3
Responden 25 3 3 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3
Responden 26 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 27 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4
Responden 28 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4
Responden 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 30 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 2 3 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5
Lampiran 6
Tabulasi Data Mentah
Responden IN1 IN2 IN3 IN4 IN5 IN6 SF1 SF2 SF3 CF1 CF2 CF3 PF1 PF2 PF3 CHF1 CHF2 CHF3 QP1 QP2 QP3 PRF1 PRF2 PRF3 OC1 OC2 OC3
Responden 1 3 5 3 3 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3
Responden 2 3 5 5 4 5 5 3 5 4 5 3 5 3 3 3 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5
Responden 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5
Responden 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 6 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4
Responden 7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
Responden 8 5 3 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5
Responden 9 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 10 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 5 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 3 3 3 3 3
Responden 11 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5
Responden 12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3
Responden 13 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5
Responden 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
Responden 15 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4
Responden 16 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3
Responden 17 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4
Responden 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
Responden 19 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5
Responden 20 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4
Responden 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
Responden 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 23 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
Responden 24 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
Responden 25 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4
Responden 26 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
Responden 27 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4
Responden 28 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 30 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4
Responden 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 32 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3
Responden 33 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5
Responden 34 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4
Responden 35 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4
Responden 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 37 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
Responden 38 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5
Responden 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3
Responden 40 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3
Responden 41 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 3 3 5
Responden 42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 4
Responden 43 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4
Responden 44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3
Responden 45 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
Responden 46 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
Responden 47 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5
Responden 48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
Responden 49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 51 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 52 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
Responden 53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 56 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
Responden 58 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
Responden 59 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Responden 60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
Responden 64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 67 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5
Responden 68 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
Responden 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 70 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Responden 71 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
Responden 72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 73 3 3 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3
Responden 74 3 3 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3
Responden 75 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 76 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4
Responden 77 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4
Responden 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 79 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 2 3 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5
Responden 80 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 3 3
Responden 81 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 5 3 4 3 3 5 3
Responden 82 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Responden 83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 85 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
Responden 86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 87 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4
Responden 88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 89 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5
Responden 90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4
Responden 91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
Responden 92 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
Responden 93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4
Responden 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 95 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
Responden 96 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5
Responden 97 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
Responden 98 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
Responden 99 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5
Responden 100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 101 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
Responden 102 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4
Responden 103 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 3 5 3 4 5
Responden 104 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4
Responden 105 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
Responden 106 4 5 4 3 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3
Responden 107 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
Responden 108 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 109 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Responden 110 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Responden 111 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 112 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 113 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5
Responden 114 5 5 5 3 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 115 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 116 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 117 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5
Responden 118 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
Responden 119 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Responden 120 3 5 5 3 5 4 3 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3
Responden 121 3 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
Responden 122 5 5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 124 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 5 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 3 5 3 5 3
Responden 125 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 126 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 127 5 3 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
Responden 128 3 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 129 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 3
Responden 130 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3
Responden 131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 132 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
Responden 133 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Responden 134 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 135 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
OEPARTEMEN TEK.NIK INOUSTRJ
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA
FORMULIR PENETAPAN TUGAS SARJANA

1. CATATAN KOORDINATOR TUGAS SARJANA

Koordinator T ugas Sarfana menerangkan bahwa berdasarkan hasii diskusi dengan mahasiswa :

NAMA Miftah Safira NIM 170403097

Usulan Topik Pengcndalian Kualitas

T elah disepakati bahwa Bidang llmu untuk Tugas Sarjana mahasiswa tersebut diatas

□ Rekayasa Sistem manufaktur


r:r/ Manajemen Rekayasa & Produksi
□ Ergonomi & Oasar Perancangan Sistem Kerja

Medan, 11 .,.,., 2021


Koordin atOf,

2. CATATAN KETUA DEPARTEMEN

Ketua Departemen menetapkan bahwa sebagai


□ DosenPembimbing I ; Dr Ir Nazaruddin Matondang MT
0 DosenPembimbing II : lndah Rzkya Tartgan ST MT

3. CATATAN OOSEN PEMBIMBING


Berdasarkan hasil diskusi dengan mahasiswa tersebut di atas telah disepakati bahwa Topik Tugas Sarjana ditetapkan sebagai berikut:
\mvteme.ntusi \nd.uHt', �-0 don Lean Mant.i1actunn� tern.ndae

Oosen Pembimbing II,

4. PENETAPAN SURAT KEPUTUSAN TUGAS SARJANA

□ Topik sudah disetujui oleh Dosen Pembimbing


30 April .. 2021
Medan, ....................
Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, 1PM)

...___M_o_._D_o_k_: _F_M_---G_K_M_-S.;;._l_T_1-_F_T_-6_-_06'--..:....__
02 R_e_v _
. 2_T__._
· g,_l._E_.,_'fi_k
e r"--_t . [_: _;_;09_J-..:_u_lr
__
· 2____0 --8 H._al_a_m_a _n_l_d_a_rr_· !_]
! _
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
Jalan Almamater Kampus USU Medan 20155
Telepon: (061)8213251 Fax: (061)8213250
Website: https://ft.usu.ac.id, Email: dti.usu@gmail.com

SURAT - KEPUTUSAN
Nomor.435 /UN5.2.1.4.1.4/TPM/2021

Tentang
Tugas Akhir Mahasiswa
Memperhatikan : 1. Kemajuan Studi Mahasiswa :
N a m a : Miftah Safira
N I M : 170403097
Telah menyelesaikan sebagian besar tugas – tugas / mata kuliah pada
kurikulum Departemen Teknik Industri FT USU Medan, kecuali Tugas
Akhir.
2. Surat persetujuan dari Dosen Pembimbing tertanggal 30 Maret 2021, dapat
menyetujui mahasiswa pada butir- 1 untuk melaksanakan Tugas Akhir
Mahasiswa.
3. Telah tersedianya sarana melakukan tugas terhadap mahasiswa pada butir - 1
berdasarkan persetujuan dari Dosen Pembimbing mahasiswa.
Menimbang : Bahwa perlu menetapkan dan mengangkat pembimbing untuk mahasiswa pada
butir -1 dalam menyelesaikan Tugas Akhir
MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Memberi kesempatan kepada mahasiswa :
N a m a : Miftah Safira
N I M : 170403097
untuk menyelesaikan Tugas Akhirnya.
2. Merekomendasikan mahasiswa pada butir - 1 melaksanakan Tugas Akhir
dengan Topik : “Implementasi Industri 4.0 dan Lean Manufacturing
terhadap Manufacturing Performance”
3. Sebagai dosen pembimbing untuk mahasiswa pada butir – 1 adalah sebagai
berikut
- Pembimbing 1 : Ir. Nazaruddin, MT, PhD
- Pembimbing 2 : Indah Rezky Tarigan,ST,MT
4. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal 30 Maret 2021 s/d 30 September
2021
5. Bilamana dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diperbaiki sebagaimana mestinya

Medan, 30 April 2021


K e t u a,

Dr.Ir. Meilita Tryana Sembiring,ST,MT, IPM


NIP. 197005031997022001.
Tembusan :
1. Dekan FT USU
2. Ketua Dept. T.Industri FT USU
3. Dosen Ybs
4. Mahasiswa Ybs
5. Arsip
No. Dok. : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-
BERITA ACARA 06
Rev : 01
Tgl Efektif : 09 Juli 2018
TUGAS SARJANA Halaman : 1 dari 1 - 1 -11Pa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM : REGULER (S1)
DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : MIFTAH SAFIRA


NIM : 170403097

JUDUL : PENGARUH INDUSTRY 4.0 ADOPTION DAN


LEAN MANUFACTURING PRACTICES
TERHADAP MANUFACTURING
PERFORMANCE

DOSEN PEMBIMBING : Indah Rizkya Tarigan, ST., MT


MATERI
NO. TANGGAL PARAF KETERANGAN
BIMBINGAN
Perbaiki latar belakang
1. 17-05-2021

Perbaiki kerangka
konseptual
2. 21-05-2021

Perbaiki definisi
operasional dan pengumpulan
3. 25-06-2021 data

Tambahkan regresi
pada analisis
4. 12-07-2021

5.

MEDAN, 2021
PEMBIMBING,

Indah Rizkya Tarigan, ST., MT

Anda mungkin juga menyukai