Anda di halaman 1dari 5

Urutan Stratigrafi Geologi Timor

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Kupang-Atambua, urutan stratigrafi Timor dari muda ke
tua adalah:

1. Alluvium (Qa). Umur Holosen, terdiri dari lumpur, pasir, kerikil, merupakan material lepas,
umumnya berada pada area limpas banjir dan gosong gosong sungai.
2. Satuan Konglomerat dan Kuarsa (Qac). Umur Plistosen, terdiri dari konglomerat, kerikil,
kerakal dan bongkah dengan selingan batupasir berstruktur silang siur.
3. Satuan Batu Gamping Koral (Ql). Umur Plistosen, terdiri dari batugamping koral,
setempat batu gamping terumbu.
4. Formasi Noele (QTn). Umur Pliosen sampai Pleistosen, yang selang seling antara marl dan
batu pasir, konglomerat dan tuff, struktur sedimen yang berupa lapisan berangsur, konvolut,
laminasi parallel, mengandung moluska dan cangkang. Fosil-fosil terdiri dari Globorotalia
truncatulinoides, Globorotalia tosaensis, Globorotalia tumida, Globorotaliamulticamerata,
Globorotalia acostaensis, Globigrinoides extremus, G. fistulosus, Globigerina riveraae,
Pulleniatina obliquiloculata, Sphaeridinella dehiscens yang menutup selaras di atas Formasi
Batu Putih dan yang tertutup tidak selaras oleh sedimen kuarter di beberapa tempat bagian
bawah formasi ini menjari dengan Formasi Batu Putih.
5. Formasi Batu Putih (Tmpb). Umur Miosen-Pliosen, bagian bawah litologi terdiri dari
Kalsilutit, tuff, sedikit marl dan batu gamping arenit. Bagian atas terdiri dari kalkarenit, batu
pasir, batu pasir marly, silty marl dan sedikit konglomerat. Fosil-fosil terdiri dari Orbulina
universa, Globigerinoides trilobus, Globigerinoides immturus,
Globoquadrina altispira, Globorotalia scitula, Globigerina sp yang menjari dengan Formasi
Noele dan di bawah kompleks Bobonaro meskipun tidak dapat dijelaskan secara pasti
kedudukannya berdasarkan pada sedimentasi normal (Van Bemmelen, 1949). Tebal antara
448-1.100 m dengan lingkung laut pada forearc.
6. Komplek Bobonaro (Tmb). Umur Miosen, terdri dari fragmen ukuran boulder matrik
lempung berkandungan foraminifera. Fosil Globigerinoides unmaturus, G. quadrilobus,
G. irregularis, G. rubber, G. buloides, G. subcretacea, G. cultrate, G. scitula, G.
truncatulinoides, Pulleniatina bulloides, Nonion pompiloides, Cassidulina
laevigata,Ceratobulina pasifica, Uvigerina sp, Suisllosiomella lepidula, Bulimina aculeate,
Astrononion sp, Hyalinea balthica, Sphaeroidina bulloides, Bollimina inflate, Bolivina
rabusta, Laticarinina panperata, Hoglundina elegans, Globigerina anqulisuturalis,
Globigerina nepenthes, Globorotalia tumida, Globorotalia altispira. Ketebalan sangat
bervariasi, lingkungan laut dalam, bagian dari Komplek Bobonaro adalah Melange.
7. Formasi Manamas (Tmm). Umur Miosen akhir sampai Pliosen awal, berupa breksi
vulkanik massif dengan aliran lava dan interkalasi kristal tuff, struktur lava bantal, dengan
kekar dan retakan yang intensif. Satuan ini muncul sebagai sungkup di atas batuan ultrabasa,
ketebalan sekitar 1.500 m merupakan hasil vulkanisme bawah laut, dari hasil datin
radiometrik pada contoh batuan menunjukkan umur 5,9-6,2 juta tahun.
8. Formasi Cablaci (Tmc). Umur Miosen awal, terdiri dari batu gamping bioklastik, umumnya
kristalin, ukuran butir halus sampai kasar, warna putih keabu-abuan muda, abu-abu
kemerahan, berlapis tebal sampai masih, kandungan foraminifera
besarLepidocyclina yakni Eulepidma sp, Cycloclypeus sp, Lepidocyclina sp, Nepholepidma s
p, Pararotalia sp, Amphisteginasp, Planarbulina sp, Textularia sp, Globigerina sp, Spiroclyp
eus sp, Miogypsina sp, Operculina sp, Lithothamiu sp (spesies ganggang). Satuan ini
melingkupi secara tidak selaras Fomasi Wailuli, Formasi Aitutu dan Formasi Maubisse, tebal
± 600 m, lingkungan endapan laut dangkal.
9. Formasi Noil Toko (Tmn). Umur Miosen awal, berupa konglomerat, batu gamping, batu
pasir, marl, tuff dan shale. Fosil terdiri dari Catapsydrax unicova,
Globorotalia spp, Operculina sp, Lepidocyclina verbeeki, Globigerina sellu, G. officinalis,
G. auchitaensis, Lepidocyclina sp, Amphistegina sp, Miogypsina sp menjari dengan Formasi
Cablaci, tebal sekitar 800 m, berupa endapan laut dangkal. Formasi ini dikenal sebagai
‘Endapan Tersier Muda.
10. Satuan Batuan Diorit, Diorit Kuarsa (Ted). Umur Eosen, ukuran kristal halus sampai
kasar. Beberapa tempat menunjukkan tekstur diabasik, hornblende umum ditemui. Piroksen
selalu ditemukan dalam jumlah sedikit; feldspar ortklas dan plagiklas ditemukan sebagai
kristal berukuran sedang, sebagian berubah menjadi serisit, magnetit dan pirit yang didapat
sebagai mineral tambahannya. Mengintrusi atau sebagai bodi pada Komplek Bobonaro, juga
mengintrusi Komplek Metan dan semua batuan berumur Kapur sampai Eosen awal.
11. Formasi Metan (Tem). Umur Eosen, berupa aglomerat berbentuk butir sudut menyudut
pada matrik tuff. Fosil terdiri
dari Alveolina sp, Nummulites sp, Quinqueloculina sp, Amphistegina sp, algae, yang tidak
selaras di atas Komplek Mutis dan tidak selaras di bawah Komlek Bobonaro, tebal sekitar
600 m, dan merupakan endapan laut dangkal.
12. Formasi Haulasi (Tpah). Umur Paleosen tengah sampai Eosen tengah, berupa konglmerat
greywacke, batu pasir, shale tuffaan dan marl abu-abu kehijauan berlapis sangat baik.
Material vulkanik umum dijumpai pada formasi ini, terlipat kuat, struktur slump. Fosil terdiri
dari Numulites sp, Fasciolites sp, Operculina sp, Quinqueloculina sp yang mempunyai
kontak tektonik dengan Komplek Mutis, tebal sekitar 300 m, endapan laut dangkal dan
merupakan bagian atas dari Seri Palelo.
13. Formasi Noni (Kno). Umur Kapur Tengah sampai Kapur Akhir, berupa endapan sediment
laut dalam, rijang radiolarian berlapis baik antara 5-15 cm, batu gamping rijangan dan rijang
lempungan, terdeformasi kuat. Fosil adalah berupaGlobotruncana sp dan radiolarian, yang
mempunyai kontak tektonik (sungkup) dengan Komplek Mutis, tebal sekitar 50 m. Formasi
ini dahulunya biasa disebut sebagai Seri Palelo.
14. Formasi Ofu (TKo). Umur Kapur Tengah sampai Eosen, berupa endapan laut dalam terdiri
dari kalsilutit merah jambu sampai coklat kemerahan, marl dan shale dengan interkalasi dari
rijang radiolarian kekuningan, umumnya retak dan terimbrikasi, Fosil terdiri
dari Heterohelix sp, Globotruncana Stuarti, Globorotalia angulata, G. pseudomenardii, G.
elongata, G. Formosa. Hubungan formasi ini dengan Formasi Noni atau Formasi Haulasi
tidak diketahui dengan pasti, tebal sekitar 2.500 m, dan merupakan endapan laut dalam. Di
daerah Timor Leste dikenal sebagai Batu Gamping Borolalo.
15. Formasi Haulasi dan Noni tak Teruraikan (TKhn). Umur Kapur sampai Paleosen. Terdiri
dari batuan dari Formasi Haulasi dan Formasi Noni.
16. Formasi Viqueque (Tpv).
17. Formasi Nakfunu (Kna). Umur Kapur awal, merupakan sedimen laut dalam yang teriri dari
rijang radiolarian, siltstone, shale, silty marl, rijang gampingan dan kalsilutit. Fosil terdiri
dari radiolarian, Dictiomita sp, Spyrocystis sp, dan kemungkinan mempunyai kesebandingan
dengan Formasi Waibau di Timor Leste, tebal sekitar 600 m dan aspek ekonomis adalah
berupa batuan mangan dan feromangan.
18. Formasi Wailuli (Jw). Umur Jura. Terdiri dari kalkarenit, serph lanauan, napal dan
greywacke.
19. Formasi Aitutu . Umur Trias Akhir, litologi didominasi oleh kalsilutit (berlapis) dengan
nodul rijang di beberapa tempat, kalkarenit, batu lanau dan lapisan tipis marl teralterasi.
Umumnya berwarna muda keabu-abuan. Fosil terdiri dari Halobiasp dan Monotis sp.
Ketebalan antara 200-500 m, di lingkungan pengendapan laut terbuka, tektonik setting di
batas lempeng atau continental margin. Aspek ekonomis adalah berupa rembesan minyak dan
gas, lempung dan lanau bituminous yang merupakan batuan induk dari hydrocarbon. Satuan
ini sebanding denga Seri Kekneno (Anonim, 2009a). Selaras di bawah Formasi Wailluli.
20. Formasi Bisane (Pb). Umur Perm, bagian bawah terdiri dari shale abu abu gelap dengan
siltstone, batu pasir dan slate intekalasi. Bagian atas terdiri dari batu pasir dengan sedikit
shale. Fosil terdiri dari Brachiopoda, crinoid, koral, trilobite,Atomodesma sp, yang tidak
selaras di bawah Kompleks Bobonaro dan Formasi Ofu, tebal sekitar 1.000 m, lingkugan laut
dalam, dan merupakan batuan induk dari hydrocarbon.
21. Formasi Maubise Satuan Batu Gamping. Umur Perm, berupa batu gamping bioklastik
berlapis dan batu gamping terumbu, mengandung banyak
Crinoid, Algae (ganggang), Brachiopda, koral, Fusulmid sp dan Globella, kontak tektonik
dengan Formasi Aileu, tebal sekitar 500 m, dan merupakan endapan laut dangkal,
22. Formasi Maubise Satuan Lava. Umur Perm, merupakan bagian bawah dari Formasi
Maubise, terdiri dari lava basal.
23. Kompleks Mutis (pPm). Umur Pra-Perm, berupa batuan metamorf berderajat rendah sampai
tinggi, termasuk slate filit, sekis, amfibolit sekis, kuarsit, amfibolit genis dan granulit,
Kompleks ini teritrusi oleh dike diabas, diorite hornblende dan diorite kuarsa. Secara tektonik
menutupi Formasi Aitutu dan tertutupi oleh Formasi Maubise Perm. Aspek ekonomisnya
adalah berupa mineral Krom, garnierit dan kalkopirit.
24. Batuan Ultrabasa (Ub).
25. Formasi Aileu (Pa). Umur Perm hingga Jura Akhir. Litologi terdiri dari sekis, genis,
amfibolit, slate, meta batu pasir, batu pasir, batu lanau, beberapa batuan vulkanik dan batu
gamping. Fosil terdiri dari Crinoid, Buchia sp, Belemnopsis sp. Ketebalan lebih dari 1.000 m,
lingkungan laut dangkal (continental margin).

Anda mungkin juga menyukai