MODUL SESI 2
http://esaunggul.ac.id 0 / 10
SUBTOPIK 2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PENGERTIAN
Distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon neurobiologis maladaptif.
Klien mengalami distorsi sensorik sebagai hal yang nyata dan meresponnya (Stuart,
2015).
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia; Keliat & Pasaribu, 2022).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi. Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa
respons panca indera (yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan
pengecapan) terhadap sumber yang tidak nyata (Keliat & Akemat, 2007; Stuart,
Keliat&Pasaribu, 2017).
http://esaunggul.ac.id 1 / 10
Halusinasi terbagi atas lima jenis yaitu halusinasi pendengaran, penglihatan,
penghidu, pengecapan dan perabaan. Dari lima jenis halusinasi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang
paling banyak ditemukan yaitu terjadi pada 70% pasien selanjutnya 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan.
a. Faktor Predisposisi
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami
gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.
2) Faktor Psikologis
b. Faktor Presipitasi
http://esaunggul.ac.id 2 / 10
Stressor presipitasi pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat
penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam
keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya
aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan
pasien serta konflik antar masyarakat
Jenis-jenis halusinasi:
Halusinasi pendengaran (70%)
Halusinasi penglihatan (20%)
Halusinasi penghidu
Halusinasi pengecapan
Halusinasi perabaan 10%
Halusinasi kinestetik
Halusinasi cenestetik
Fase-fase halusinasi:
Fase 1: Comforting (halusinasi menyenangkan, ansietas sedang)
Karakteristik: Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian,
rasa bersalah, dan takut dan mencoba untuk berfokus pada pikiran
menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran-
pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kendali kesadaran jika ansietas
dapat ditangani.
➔ NON PSIKOTIK
Perilaku:
✓ Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai
✓ Menggerakkan bibir tanpa suara
✓ Pergerakan mata yang cepat
✓ Respon verbal yang lambat jika sedang asyik
✓ Diam dan asyik sendiri
Fase 2: Condemning (halusinasi menjijikkan, ansietas berat)
Karakteristik: Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan
Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak
dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin mengalami
dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain.
http://esaunggul.ac.id 3 / 10
→PSIKOTIK RINGAN
Perilaku:
✓ Meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf otonom akibat ansietas
seperti peningkatan denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah.
✓ Rentang perhatian menyempit
✓ Asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dan realita
Fase III: Controlling (Pengalaman sensori menjadi berkuasa, ansietas berat)
Karakteristik: Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi
dan menyerah pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien
mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasi berhenti.
➔ PSIKOTIK
Perilaku:
✓ Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti
✓ Kesukaran berhubungan dengan orang lain
✓ Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit.
✓ Adanya tanda-tanda fisik ansietas berat: berkeringat, tremor, tidak
mampu mematuhi perintah.
Fase IV: Conquering (panik, melebur dalam halusinasinya)
Karakteristik:
Pengalaman sensori menjadi mengancam Jika klien mengikuti perintah
halusinasi.
Halusinasi berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi
terapeutik.
➔ PSIKOTIK BERAT
Perilaku:
✓ Perilaku teror akibat panik.
✓ Potensi kuat suicide atau homicide
✓ Aktivitas fisik merefleksikan isi halusinasi seperti perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri, atau katatonia.
✓ Tidak mampu berespon terhadap perintah yang komplek.
✓ Tidak mampu berespon lebih dari satu orang
Jenis-jenis halusinasi:
http://esaunggul.ac.id 4 / 10
1. Halusinasi pendengaran:
Mendengar suara suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentu kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara
tentang klien, sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih
tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar di mana
klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang-kadang sapat membahayakan.
2. Halusinasi penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar
karton, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan
atau menakutkan seperti melihat monster.
3. Halusinasi penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya
bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat
stroke, tumor, kejang atau demensia.
4. Halusinasi pengecap
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses
5. Halusinasi peraba
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
6. Halusinasi cenestetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makanan, atau pembentukan urin.
7. Halusinasi kinestetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
RENTANG RESPON:
Adaptif Maladaptif
http://esaunggul.ac.id 5 / 10
Pikiran logis Distorsi pikiran gg pikir/delusi
Persepsi akurat Ilusi halusinasi
Emosi konsisten dengan pengalaman Reaksi emosi berlebihan atau kurang Sulit respon thd emosi
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Perilaku disorganisasi
Berhubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial
PROSES KEPERWATAN:
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN
4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
PENGKAJIAN:
Isi,waktu, frekuensi, situasi, respon
Predisposisi: biologis, psikologis, sosial
Presipitasi: biologis, psikologis, sosial
Mekanisme koping: regresi, proyeksi, menarik diri
Perilaku: tertawa/bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, asik sendiri.
POHON MASALAH:
Risiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
http://esaunggul.ac.id 6 / 10
TINDAKAN KEPERAWATAN:
Bina hubungan saling percaya
Diskusikan tentang isi halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi, respon klien jika
halusinasi muncul.
Latih klien mengendalikan halusinasi.
Fasilitasi klien menggunakan obat
http://esaunggul.ac.id 7 / 10
◦ Menghardik halusinasi
▪ Dilakukan saat sedang mengalami halusinasi.
▪ Katakan pada diri “Saya tak mau dengar/ lihat kamu”
▪ Untuk meningkatkan kendali diri; tidak mengikuti isi halusinasi
http://esaunggul.ac.id 8 / 10
TAK STIMULASI PERSEPSI: MENGONTROL HALUSINASI
◦ Mengenal halusinasi
◦ Menghardik halusinasi
◦ Bercakap-cakap
◦ Jadwal aktivitas
◦ Menggunakan obat
C. Daftar Pustaka
Stuart, G, W (2013) alih bahasa Keliat, B. A et al (2016) Prinsip dan Praktek
keperawatan kesehatan jiwa, Singapura, Elsiver
http://esaunggul.ac.id 9 / 10