Disusun Oleh:
Azzahra Syifa Nurrahmah (211734005)
Dimitria Fitri Roma Nisti (211734009)
Erika Nur Fauzia (211734011)
Riki Mauladi (211734025)
Sola Putra (211734032)
Kelas: 2D-TKE
Panjang merupakan besaran pokok yang dapat diukur menggunakan alat ukur
seperti mistar, mikrometer sekrup dan jangka sorong. Pembacaan pada alat ukur
panjang biasanya dalam bentuk skala. Skala-skala tersebut dibandingkan dengan
panjang standar yang ada. Dalam dunia metrologi, salah satu faktor yang
menyebabkan sumber terjadinya kesalahan adalah kesalahan paralaks yang terjadi
saat penggunaan alat ukur manual. Kesalahan paralaks sendiri merupakan bentuk
kesalahan pembacaan hasil ukur yang disebabkan oleh keterbatasan fungsi
penglihatan. Sehingga, kesalahan seperti ini dapat menimbulkan beberapa dampak
pada hasil pengukuran, salah satunya adalah nilai terukur menjadi tidak sah
kebenarannya. Hal tersebut dikarenakan akan berdampak langsung pada kualitas hasil
produksi yang dihasilkan oleh proses produksi massal.
Saat ini perkembangan dunia digitalisasi semakin berkembang. Pada
pengukuran panjang umumnya hanya bisa diukur melalui pengukuran manual yaitu
mengukur perangkat yang ingin diketahui panjangnya. Namun, sekarang dunia
digitalisasi mampu melakukan pengukuran tanpa menyentuh perangkat yang akan
diukur. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber gelombang suara atau
biasa disebut sebagai gelombang ultrasonik. Sensor ultrasonik mampu mengkonversi
gelombang bunyi kedalam beberapa satuan seperti jarak, ketinggian dan kecepatan.
Sensor ultrasonik ini terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang
dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver. Alat ini
digunakan untuk mengukur gelombang ultrasonic. Gelombang ultrasonic adalah
gelombang mekanik yang memiliki ciri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki
frekuensi di atas 20 Khz. Gelombong Utrasonik dapat merambat melalui zat padat,
cair maupun gas. Gelombang Ultrasonic adalah gelombang rambatan energi dan
momentum mekanik sehingga merambat melalui ketiga elemen tersebut sebagai
interaksi dengan molekul dan sifat enersia medium yang dilaluinya Sensor jarak
ultrasonik PING adalah sensor 40 KHz produksi parallax yang banyak digunakan
untuk aplikasi atau kontes robot cerdas dan sebagainya untuk mendeteksi jarak suatu
objek.
Pada dasarnya, Sensor PING terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal
40KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker
ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonik
berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya.Sensor PING mendeteksi jarak objek
dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 kHz) selama tBURST (200 μs)
kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik
sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger dengan t out min.
2 μs).
Teknik pengukuran jarak/panjang ini menggunakan gelombang ultrasonik di
udara termasuk metode echo pulsa, pancaran pulsa dikirim ke media transmisi dan
dipantulkan oleh sebuah objek pada jarak tertentu. Waktu yang diambil dari pemancar
ke penerima sebanding dengan jarak objek. Sensor HC SR04 adalah versi low cost
dari sensor ultrasonic PING buatan parallax. Perbedaannya terletak pada pin yang
digunakan. HC SR04 menggunakan 4 pin sedangkan PING buatan Parallax
menggunakan 3 pin.
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(trigPin,OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
}
void loop() {
digitalWrite (trigPin, LOW);
delayMicroseconds (2000);
digitalWrite (trigPin, HIGH);
delayMicroseconds (15);
digitalWrite (trigPin, LOW);
waktu = pulseIn (echoPin, HIGH);
waktu = waktu/10000.0;
kecepatanSuara = 2 * jarak / waktu;
Sketch Jarak
int trigPin = 12;
float jarak;
float waktu;
void setup() {
Serial.begin (9600);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
void loop() {
delayMicroseconds (2000);
delayMicroseconds (15);
waktu = waktu/1000000.0;
Serial.print (jarak);
Serial.println ("cm");
delay (100);
IX. Perhitungan
X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
XII. Daftar Pustaka