Anda di halaman 1dari 1

Kitab kifayatul akhyar fii halli ghaayatil ikhtishaar atau yang sering dikenal dengan kitab kifayatul

akhyar ini merupakan salah satu kitab yang disusun oleh Syekh Al-imam Taqiyuddin Abu bakr bin
Muhammad al-husaini al-hisni ad-dimasyi asy-syafii beliau lahir sekitar abad ke- 9 Hijriah tahun 900 H.
Kitab ini merupakan salah satu kitab yang membahas masalah fiqh dari madzhab syafi’i, Makna
“kifayah” adalah “mencukupi”. Lafaz “Al-Akhyar” adalah bentuk jamak dari “khoir” yang bisa dimaknai
“manusia terbaik”dan kata “halli” bisa di maknai “menguraikan”. Jadi, secara keseluruhan, makna kitab
ini seakan-akan dimaksudkan sebagai kitab yang isinya sudah mencukupi orang-orang baik yang ingin
belajar agama (atau mewakili ulama terbaik dalam hal mensyarah), yakni dengan cara menguraikan,
menjelaskan dan mensyarah kitab yang bernama “Ghoyatu Al-Ikhtishor”. Kitab ini dikarang oleh
Taqiyyuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Hishni. Singkatnya disebut Al-Hishni atau Taqiyyuddin Al-
Hishni. Orangnya berbudi luhur, ramah kepada murid-muridnya, senang beruzlah, dan berwibawa. Beliau
bukan hanya ahli fikih tetapi juga ahli hadis. Di antara karyanya terkait hadis adalah takhrij beliau
terhadap kitab Ihya’ Ulumiddin karya Al-Ghozzali. Sayangnya karya ini belum tuntas.
1
Sumber utama “Kifayatu Al-Akhyar” adalah kitab “Roudhotu Ath-Tholibin” karya An-Nawawi.
Kitab An-Nawawi ini menjadi referensi utama Al-Hishni. Cara menguraikan kasus-kasus fikih, rincian-
rinciannya, penyajian ikhtilaf, termasuk tarjihnya, mengikuti gaya dan cara An-Nawawi dalam “Roudhotu
Ath-Tholibin”. Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Al-Hishni terkadang menukil secara
lengkap redaksi dalam “Roudhotu Ath-Tholibin” tanpa mengubahnya. Hanya saja, Al-Hishni merujuk
secara kritis, sehingga kadang-kadang beliau memberikan ta’qib (koreksi), istidrok (melengkapi),
memerinci hukum, bahkan kadang juga mengkritik. Jika beliau mengoreksi, maka akan diawali kata
“qultu” dan diakhiri kata “wallahua’lam”.

Kitab ini terbilang cukup detail dalam menerangkan satu topik pembahasan dengan sistematika
yang baik, sebagaimana kitab fikih lainnya. Kitab ini dibagi dalam dua pokok bahasan. Pada bagian
pertama, Syekh Imam Taqiyuddin memulai pembahasannya tentang Bersuci (Thaharah) sebanyak 17
pasal, lalu dilanjutkan Bab Shalat (16 pasal), Zakat (15 pasal), Puasa (7 pasal), Haji (5 pasal), dan Bab
Jual Beli (23 pasal). Setiap bahasan selalu diawali dengan penjelasan makna dari masing-masing
hukumnya, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan ragamnya. Pada bagian kedua, Syekh Imam
Taqiyuddin menjelaskan tentang Masalah Luqathah, waris (faraidl) dan wasiat, bab nikah, jinayat
(pidana), hudud (denda), jihad, peradilan, dan lainnya. Semuanya diterangkan secara lugas dan jelas.2

1 Taqiyuddin al-hisni, “Kifayatul akhyar fii halli ghayatil ikhtishar” kitab terjemah.
2 Mengakrapi kitab fiqh syafi’i, kifayatul akhyar

Anda mungkin juga menyukai