Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berpikir kritis adalah sebuah proses pemikiran seseorang mengelola cara
berpikirnya lebih dalam, bukan cara berpikir keras, tetapi bagaimana kemampuan
berpikir kritisnya diolah lebih terperinci pemikirannya, sesuatu hal yang dibuat menjadi
konkret. Menurut Hidayah (2014:25) berpikir kritis adalah aktivitas kognitif yang
berkaitan dengan penggunaan daya nalar/pemikira. Sedangkan menurut Slameto
(2015:51) berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.
Oleh karena itu setiap orang mempunyai pola berpikir berbeda-beda karena proses
pengetahuannya yang kritis dalam sudut pandang.
Kemampuan berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau
masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan
menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan
menerapkan standar-standar intelektual padanya (Fisher,2002). Sementara itu,
kemampuan berfikir kritis melatih peserta didik untuk membuat keputusan dari berbagai
sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan berfikir kritis peserta
didik dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan
pendapatnya sendiri. Oleh karena itu, diharapkan pendidikan di sekolah terutama dalam
pembelajaran PKn siswa dilatih untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam
mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Kemampuan berpikir
kritis siswa akan lebih mudah memecahkan permasalahan secara cermat, sistematis, dan
logis dengan berbagai sudut pandang. Kemampuan berpikir kritis diperoleh melalui suatu
latihan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk merangsang seseorang berpikir secara
kritis, misalnya melalui kegiatan pembelajaran (sahyar,dkk, 2016).

1
Dunia pendidikan di abab 21 peserta didik di tingkat SD di tuntut untuk berpikir
kritis karena siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar guru sebagai fasilitator
(student center). Oleh karena itu berpikir kritis sangat penting untuk kemajuan belajar
siswa, terkhususnya dalam pembelajaran PKn SD. Pada dasarnya pelajaran PKn adalah
pembelajaran yang menyenangkan, sebab diajarkan banyak hal tentang kehidupan sehari-
hari berdasarkan contoh konkret dan bagaimana peserta didik bisa memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi. Pentingnya berpikir kritis bukan hanya untuk dalam
kehidupan sehari-hari tetapi menjadi sahabat buat diri kita sendiri. Melalui pembelajaran
PKn peserta didik mampu berpikir kritis dalam mengambil keputusan karena guru yang
merancang serta menjebatani peserta didik untuk mampu berpikir kritis dan relevan
berdasarkan masalah-masalah yang terjadi dalam ruang lingkung sekolah dan dunia nyata
peserta didik. Sehingga implikasi yang diharapkan tercapai, bukan sekedar menerima
ilmu saja tetapi memahami implikasi dalam kehidupan nyata.
Penelitian ini dilakukan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga, adapun penelitian
pendahuluan dilakukan melalui observasi di ruang kelas dan wawancara kepada guru.
Penelitian dilakukan dikelas IV dengan matapelajaran PKn, yang memiliki KKM ≥70.
Peserta didik ada yang mencapai KKM adapula yang belum mencapai KKM. Dari hasil
observasi tersebut peneliti melihat bahwa harus ada penerapan yang menunjukkan
keaktifan peserta didik dalam proses belajar dan meningkatkan pengetahuan peserta didik
dalam berpikirnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diperoleh data

Tabel 1.1. Hasil Tes Berpikir Kritis Pra Siklus


Kriteria Keterangan Jumlah %
≥ 70 Tuntas 12 12%
< 70 Tidak Tuntas 10 10%
Jumlah 23 100%

2
Dari hasil observasi peneliti melihat kemampuan berpikir kritis peserta didik
belum terlihat karena peserta didik masih ada yang berpotakan pada jawaban di buku,
tetapi untuk menjelaskan secara pemikiran sendiri belum terlihat tentang pelajaran PKn
tematik SD. Untuk berpikir kritis peserta didik belum di asah lebih dalam untuk bertanya
ataupun menjalaskan. Berpikir kritis sangat berguna bagi siswa kelas IV SD, sebab dari
sudut pandang usia siswa sudah masuk tahap perkembangan berpikir konkret
perkembangan itu bukan hanya bersumber dari faktor eksternal tetapi faktor internal juga,
sebab siswa mengalami perubahan terus menerus. Otak merupakan organ berpikir yang
berkembang melalui proses belajar yang berulang-ulang serta beriteraksi dengan dunia
melalui persepsi dan tindakan. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis bagi siswa
kelas IV SD Kristen 03 Eben Haezer sangat diharapkan lebih konkret.
Tahap perkembangan kognitif siswa dalam berpikir masih bisa berubah-ubah
sejalan pertumbuhan siswa.Kebanyakan peserta didik mencapai tahap formal yaitu di usia
yang beranjak menuju 9-12 karena pada usia ini peserta didik memasuki operasi formal
mereka sudah mampu berpikir konkret dan deduktif, peserta didik pada tahap ini dapat
mempertimbangkan, mencari jawaban atas masalah yang didapatkan dan fleksibel
(Huda,2014).
Peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran aktivitas belajar
kelompok belum terlihat, masih berfokus pada teacher center.Untuk itu pentingnya
belajar kelompok, dalam proses pembelajaran, untuk membantu mengetahui sejauh mana
kemampuan berpikir siswa dalam mengeluarkan pendapat mereka dan bersama-sama
memecahkan suatu permasalah yang diberikan oleh guru, melalui pembelajaran PKn SD.
Melalui model pembelajaran Jigsaw yang merupakan model sering digunakan untuk
dipraktikkan karena model ini serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok,
namun ada satu perbedaan yang sangat baik dari model ini yaitu tiap siswa mengajarkan
sesuatu (Silberman, 2016:180).
Melalui model pembelajaran Jigsaw peserta didik dapat belajar memecahkan
permasalahan yang dihadapi, selain itu bagi peneliti model ini sangat baik untuk
meningkatkan cara berpikir kritis karena sistem pembelajaran tidak individual tetapi
kelompok dengan model tersebut peserta didik mempunyai kesempatan sangat besar
untuk mengemukakan pendapat mereka dalam kegiatan belajar mengajar dengan

3
demikian akan muncul tersendiri dari dalam diri peserta didik untuk mengeluarkan apa
saja yang ada dibenak pemikiran peserta didik. Kunci dari model jigsaw adalah
interpendensi, tiap siswa tergantung kepada satu timnya untuk dapat memberikan
informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilain (Slavin,2005).

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan pembahasan pada bab 1 dapat dikemukakan diatas identifikasi masalah
sebagai berikut :
a) Nilai yang diperoleh masih banyak yang dibawah KKM
b) Pengetahuan siswa dalam berpikir kritis belum terlihat
c) Tidak terlihat adanya diskusi kelompok
1.3. Batasan Masalah
Pendekatan tematik intergratis kurikulum 2013 sebuah pendekatan yang
mengintrgratiskan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran yang ditemakan.
Tujuan dari tematik untuk mengajak peserta didik lebih mendorong rasa ingin tahu yang
dalam dengan cara melakukan observasi, menalar, bertanya, mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang peserta didik peroleh dan ketahui. Melalui pembelajaran
tematik ini Pembatasan masalah digunakan untuk mengukur muatan pelajaran PKN yang
terdapat dalam lingkup tematik, sehingga tidak terjadi penyimpangan untuk pelebaran
pokok masalah agar penelitian ini lebih terarah dan memudahkan pembahasan sehingga
tujuan penelitian tercapai dengan baik.
1.4. Rumusan Masalah
a) Bagaimana model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa kelas IV SD Kristen 3 Eben Haezer salatiga semester 1 tahun ajaran
2018/2019?
b) Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IVSD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga semester I tahun ajaran
2018/2019?
1.5. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu:

4
a. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kristen 03
Eben Haezer salatiga semester 1 tahun ajaran 2018/2019.
b. Mendiskripsikan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kristen
03 Eben Haezer salatiga semester I tahun ajaran 2018/2019.
1.6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk
memperbaiki kinerja terutama bagi sekolah, guru dan siswa serta penelitian selanjutnya.
1. Bagi Siswa :
 sebagai pengalaman belajar yang lebih menyenangkan
 Meningkatkan berpikir kritis siswa dalam belajar

2. Bagi Guru :
 Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn
3. Bagi Kepala Sekolah
 Sebagai bahan menyusun program untuk meningkatkan kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah
b). Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis artinya penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkaitan denganmodel pembelajaran Jigsaw. Melalui manfaat
teoritis ini peneliti mendapatkan banyak manfaat yang diperkuat dalam
menyelesaikan masalah, terutama berpikir kritis siswa pelajaran PKn yang
mengalami banyak kendala dalam proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai