0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
86 tayangan7 halaman
1. Peserta didik masih memiliki semangat belajar yang rendah karena motivasi internal dan eksternal yang kurang memotivasi siswa untuk belajar, seperti metode pembelajaran dan dukungan guru dan orang tua.
2. Rendahnya minat baca dan kemampuan mengolah informasi disebabkan oleh situasi pembelajaran yang kurang memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan berpikir kritis.
3. Kemampuan berhitung dan pemecahan mas
1. Peserta didik masih memiliki semangat belajar yang rendah karena motivasi internal dan eksternal yang kurang memotivasi siswa untuk belajar, seperti metode pembelajaran dan dukungan guru dan orang tua.
2. Rendahnya minat baca dan kemampuan mengolah informasi disebabkan oleh situasi pembelajaran yang kurang memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan berpikir kritis.
3. Kemampuan berhitung dan pemecahan mas
1. Peserta didik masih memiliki semangat belajar yang rendah karena motivasi internal dan eksternal yang kurang memotivasi siswa untuk belajar, seperti metode pembelajaran dan dukungan guru dan orang tua.
2. Rendahnya minat baca dan kemampuan mengolah informasi disebabkan oleh situasi pembelajaran yang kurang memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan berpikir kritis.
3. Kemampuan berhitung dan pemecahan mas
Nama : Risman Novian No UKG : Instansi : SMAN 1 CIGOMBONG Kelas : 001- Teknik Komputer dan Informatika
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah diidentifikasi 1 Peserta didik masih memiliki 1. (Sawawa, et. al., 2018) Kemauan memegang peran semangat belajar yang penting dalam belajar. Adanya kemauan belajar dapat rendah mendorong belajar, sebaliknya tidak ada kemauan dapat memperlemah belajar siswa 2. (Aisyah, et. al., 2017) Upaya guru dalam membelajarkan siswa yang tidak tepat akan menyebabkan siswa menjadi malas untuk belajar dan motivasi belajar menjadi rendah. Metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi di kelas harus dapat menarik perhatian siswa dan mudah untuk diterima siswa. Untuk itu guru harus mampu memahami kondisi siswa dan mampu mengondisikan siswa untuk belajar dengan baik. Untuk memperoleh hasil belajar siswa dengan baik, maka guru harus mampu mengelola pengajaran dengan sebaik mungkin, agar siswa dapat dengan mudah mengerti dengan bahan pelajaran yang disajikan 2 Rendahnya minat baca Kajian literatur: peserta didik dan rendahnya 1. (Janan Witanto: 2018) Situasi pembelajaran yang peserta didik dalam kurang memotivasi siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di luar buku-buku paket. Pembelajaran di kelas mengolah informasi lebih sering masih berpusat pada guru atau sekedar kegiatan transfer ilmu dimana siswa hanya dijejali oleh informasi/pengetahuan dari guru dan jarang diajak berdiskusi atau diberi permasalahan tentang materi yang dibahas untuk diselesaikan bersama sehingga siswa tidak termotivasi untuk mencari informasi dari sumber yang lain dan tidak terlatih untuk menambah pengetahuan melalui membaca. 2. (Sukaesih: 2013) Literasi informasi berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi akan tetapi dengan kompetensi dan cakupan yang berbeda 3. (Mukti: 2017) Mengatakan berbagai kegiatan literasi, yaitu morning motivation, pojok baca, dan pengadaan perpustakaan sebagai sumber literasi. 3 Kemampuan berhitung Kajian literatur: peserta didik masih rendah 1. (Roebyanto: 2017) Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses dimana sesorang dihadapkan pada konsep, keterampilan, dan proses matematika untuk memecahkan masalah matematika (Roebyanto, 2017) 2. (Anisa: 2014) Pencapaian kemampuan pemecahan matematis membutuhkan komunikasi matematika yang baik, adanya interaksi yang seimbang antara siswa dengan siswa, atau pun siswa dengan guru (Anisa, 2014). 3. (Latifah & Luritawaty: 2020) bahwa permasalahan dalam kehidupan keseharian idealnya menjadi awal pembelajaran matematika 4. Yuli dkk (2018) mengatakan kemampuan dasar matematika siswa rendah karena pembelajaran yang di berikan masalah berbasis teacher center 4 Kemampuan peserta didik Kajian literatur: berfikir kritis masih rendah 1. (Tia Ristiasari dkk: 2012) Rendahnya peserta didik berpikir kritis disebabkan karena pembelajaran yang diterapkan guru masih lebih dominan kepada aspek pengetahuan dan pemahaman konsep, belum menuntut siswa untuk aktif dan melatih siswa dalam berpikir serta menemukan sendiri konsep yang ada, siswa cenderung lebih sering menghafal konsep tanpa mengetahui bagaimana proses untuk menemukan konsep sehingga mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir 2. (Try ayu patmawati: 2018) Berpikir kritis dan kepercayaan diri merupakan hal yang penting, namun tidak semua mampu melakukan hal tersebut, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pada tingkat kenyamanan siswa dan agar instruktur dapat mengembangkan hal tersebut maka instruktur harus membantu siswa mendapatkan kenyamanan dan kepercayaan diri dalam melakukan kegiatan untuk mengembangkan keterampilan. Oleh karena itu, lingkungan belajar dapat mempengaruhi pengembangan kemampuan berpikir kritis dan harus dieksplorasi lebih lanjut. Kemudian didapatkan bahwa metode ujian atau metode penilaian mempengaruhi pengembangan keterampilan berpikir kritis mereka. Selain itu, siswa mengalami kelemahan di beberapa aspek salah satunya dalam berpikir kritis. Sehingga, penelitian tersebut menyarankan untuk mengetahui lebih jauh tentang metode pembelajaran yang tepat untuk mempersiapkan siswa. Selain itu, pada pengalaman belajar sangat penting dalam proses pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa akan memperoleh keterampilan berpikir kritis 3. (Rahadiani Pratami: 2022) penyebab permasalahan dalam peserta didik dalam berpikir kritis , diantaranya kurangnya motivasi diri, Efektivitas belajar, dan perilaku prososial 5 Kurangnya komunikasi yang Kajian literatur: intens antara guru dan wali 1. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa, ada tiga murid terkait masalah pusat pendidikan; rumah tangga (keluarga), sekolah dan masyarakat. Ketiganya saling terkait antara satu dengan pembelajaran lainnya dan saling melengkapi. 2. (Wahidy, 2013) Achmad Wahidy tentang peran orang tua dan guru menumbuhkan motivasi belajar siswa yang mengatakan bahwa selaku orang tua yang bijaksana harus mampu memberikan perhatian kepada anak, memberikan pengawasan yang baik, serta berusaha menumbuhkan motivasi anak dalam belajar di rumah. Sedangkan di sekolah tugas seorang guru juga harus memberikan pengajaran yang terbaik serta terus berkomunikasi dengan orang tua baik secara langsung maupun komunikasi melalui telfon.
6 Guru belum mengoptimalkan Kajian literatur:
pembelajaran yang inovative 1. (Zainul, 2016) Dalam menentukan ketepatan media sesuai karakteristik peserta yang akan dipersiapkan dan digunakan melalui proses didik pengambilan keputusan adalah berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki oleh media termasuk kelebihan dari karakteristik media yang bersangkutan dihubungkan dengan berbagai komponen pembelajara 2. Menurut Prasetya, dkk (2013) Game based learning merupakan bentuk pembelajaran berpusat pada pebelajar yang menggunakan game elektronik atau digital untuk tujuan pembelajaran 3. (Darojat , 2016) Banyak hal tidak kongkrit atau imajinatif yang sulit dipikirkan pembelajar dapat di presentasikan melalui simulasi multimedia pembelajaran interaktif. Hal ini tentu saja akan lebih menyederhanakan jalan pikiran pebelajar dalam memahaminya (Darojat , 2016) 7 Kemampuan peserta didik Kajian literatur: dalam menerapkan materi 1. (M, Hosnan. 2014) ada tujuh karakterisik pembelajaran pada kasus yang berbeda HOTS meliputi: 1) Aktivitas kegiatan belajar mengajar berpusat pada peserta didik (Student Centered). 2) masih rendah Pembelajaran mengacu pada ranah kreativitas peserta didik. 3) Pembelajaran bersifat menarik, bermakna dan menyenangkan. 4) Pembelajaran di desain mengembangkan berbagai kemampuan atau keterampilan yang berisi nilai dan makna. 5) Learning by doing (belajar sambil melakukan). Peserta didik dituntut aktif berbuat. 6) Berorientasi pada penggalian informasi, penemuan pengetahuan dan penciptaan karya atau fakta. 7) Pembelajaran menggunakan pendekatan kontektual, yaitu mengajak siswa belajar melalui kondisi yang nyata sesuai konteks sebenarnya. Persiapan fisik dan mental juga harus dipersiapkan. 2. Ni Nyoman Ely Triyuni, Ni Nyoman Kusmariyatni, I Gede Margunayasa, 2019) Pembelajaran peserta didik yang berorientasi pada masalah menumbuhkan berfikir kritis terhadap penyelesaian masalah tersebut 8 Peserta didik belum mampu Kajian literatur: mengerjakan soal berbasis 1. Depdikbud (2017:2) Kecakapan yang dibutuhkan di HOTS Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih tinggi Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global. Kecakapan yang dibutuhkan antara lain: 1). Kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill) 2). Kecakapan berkomunikasi (Comminication Skills) 3). Kreatifitas inovasi (Creativity and Innovation) 4). Kolaborasi (Collaboration) 2. (Tjahyanti, Adiarta, & Gitakarma, 2019) Keterampilan berpikir kritis memampukan peserta didik untuk menggunakan sistem berpikir yang kompleks dalam berinteraksi, membuat keputusan yang tepat, serta mampu mengatasi sejumlah masalah dalam proses pembelajaran 3. (Menggo, 2020) Berpikir kritis dan mengatasi masalah merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada pendidikan abad ke-21. Pendidik mengerahkan empat kompetensi yang ada pada dirinya untuk mendesain kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk mampu berpikir kritis, sistematis, terutama dalam konteks pemecahan masalah, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan teman sebaya dan berbagai pihak, sehingga mereka mampu menghadapi persaingan global yang makin kompleks 4. (Ahmad, 2019) Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berada pada tingkat kemampuan berpikir analisis, evaluatif, dan menciptakan (C4-C6 dalam taksonomi Bloom) 9 Penggunaan alat Persentasi Kajian literatur: yang digunakan kurang 1. (Sajidan, 2018) guru mampu memberikan contoh sebagai warga digital yang bertanggung jawab. interaktif pada proses Keempat, guru mempunyai kewajiban secara pembelajaran berkesinambungan dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya. 2. Wartomo (2016:266), kompetensi guru harus diorientasikan terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan masyarakat digital dewasa ini