Anda di halaman 1dari 10

PRA PROPOSAL

KEWENANGAN DIREKSI DALAM


PENGHAPUS BUKUAN KREDIT MACET
DALAM SISTEM PENYELESAIAN HUTANG BANK

Disusun
Oleh
Gembloh
Priambodo

PROGRAM DOKTOR HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2019
PENDAHULUAN

Lembaga perbankan adalah salah satu penunjang dalam sistem


perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu, agar adanya keseimbangan
dalam rangka menampung dan mengembalikan pada masyarakat dalam
bentuk kredit, maka dunia lembaga perbankan harus diatur sedemikian rupa
agar nasabah, selalu merasa aman dan nyaman.
Ada beberapa regulasi yang mengatur tentang kredit dalam dunia
perbankan yaitu mulai UU perbankan, PBI, POJK dan UU PT bagi lembaga
perbankan yang sudah menjadi perusahaan go publik.
Dengan adanya regulasi tersebut seharusnya, berlaku secara general dan
equal sesuai dengan sifat dan prinsip hukum adanya perintah dan larangan.
Ada sesuatu yang menarik bagi saya untuk melakukan penelitian terkait
adanya ketidak sesuaian dan adanya perbedaan bagi lembaga per bankan
sehubungan dengan adanya write off (hapus).
Dimana hapus buku yang terkait dengan kredit dalam hal ini terjadinya kredit
macet, bagi bank swasta berlaku regulasi yang sama, namun bagi bank Negara
sampai dengan bank Daerah, tidak dapat melakukan hapus buku, dengan alasan
hukum adanya potensi kerugian keuangan negara.
Secara filosofis, bahwa bank sebagai sarana pembangunan bidang
ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan bidang ekonomi dan memajukan
kesejahteraan umum (sesuai dengan tujuan Negara)
Secara yuridis, ( tampilkan dasar hukum, mulai UUD, UU perbankan, UU PT,
UU PBI,POJK dst,)
Secara sosiologis, bahwa hapus buku bagi bank plat merah, masih tidak bisa
dilaksanakan, karena ada beberapa direksi bank dengan adanya hapus buku, menjadi
tersangka.
Problematika hukum yaitu adanya norma samar terhadap hapus buku, dimana
dalam aturan yang sama mestinya diberlakukan sama, namun bagi bank
BUMN/BUMD, masih belum bisa berjalan karena adanya potensi kerugian negara.
RUMUSAN MASALAH
➢ Bagaimana pengaturan penghapusbukuan atau dihapus tagih oleh Bank
menurut ketentuan yang berlaku ?
➢ Bagaimanakah Kewenangan Direksi Dalam Penghapusbukuan Kredit
Macet Dalam Sistem Penyelesaian Hutang Bank ?

TUJUAN PENELITIAN
➢ Untuk mendalami dan menguraikan temuan temuan yang berkembang
dalam pengaturan penghapusbukuan atau dihapus tagih oleh Bank menurut
ketentuan yang berlaku
➢ Untuk mendalami dan menguraikan temuan temuan pada Kewenangan
Direksi Dalam penghapusbukuan Kredit Macet Dalam Sistem Penyelesaian
Hutang Bank
METODE
PENELITIAN
Penelitian hukum normatif terkait peraturan yang berlaku. Bahan-bahan tersebut
kemudian disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti
Khususnya untuk penelitian hukum, selain pendekatan yang bersifat kualitatif,
pendekatan-pendekatan yang digunakan merupakan gabungan dari pendekatan
Undang-undang (Statute approach),

SUMBER BAHAN HUKUM

a. Primer
1. UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33/2006 tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang Negara
3. PP No 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah
a. Sekunder
1. Hasil penelitian kalangan hukum yang berkaitan dengan persoalan
penghapusbukuan kredit macet
2. Hasil karya kalangan hukum, baik dalam bentuk buku ataupun bentuk literatur
lainnya yang berkaitan dengan Hukum Kenotariatan

b. Tersier
3. Kamus Hukum
4. Bahan Literasi dari Media Internet
LANDASAN TEORI

Teori Kewenangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wewenang disamakan dengan kata
kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk bertindak,
kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggung jawab
kepada orang/badan lain.
Wewenang adalah kemampuan bertindak yang diberikan oleh undang-undang
yang berlaku untuk melakukan hubungan dan perbuatan hukum

Teori Perjanjian
Perjanjian apabila dkaitkan dengan hukum dagang yaitu di dalam membuat
suatu perusahaaan dimana para pihak yang ikut terlibat dalam perusahaan
tersebut telah sepakat mengikatkan diri dan kesepakatan tersebut dituangkan
dalam Akta Perusahaan tersebut. Apabila terkait dengan hukum administrasi
dimana pemerintah melakukan perjanjian kerjasama dengan pihak swasta
terkait dengan pengelolaan tanah milik pemerintah yang akan dikembangkan
untuk tempat-tempat umum.
Teori Kepastian Hukum
Kepastian hukum mencakup sejumlah aspek yang saling mengkait. Salah satu
aspek dari kepastian hukum ialah perlindungan yang diberikan pada individu
terhadap kesewenang-wenangan individu lainnya, hakim, dan administrasi
(pemerintah). Adalah kepercayaan akan kepastian hukum yang seharusnya dapat
dikaitkan individu berkenaan dengan apa yang dapat diharapkan individu akan
dilakukan penguasa, termasuk juga kepercayaan akan konsistensi putusan-putusan
hakim atau administrasi (pemerintah).

PENJELASAN KONSEP

Konsep Kredit Macet

Konsep Penyelamatan Kredit Bermasalah

Konsep Penghapusbukuan Kredit

Konsep Piutang Negara


PENDEKATAN MASALAH

Penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan
hukum sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum
kepustakaan. Penelitian hukum normatif terkait peraturan yang berlaku. Bahan-bahan
tersebut kemudian disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti
Khususnya untuk penelitian hukum, selain pendekatan yang bersifat kualitatif,
pendekatan-pendekatan yang digunakan merupakan gabungan dari pendekatan Undang-
undang (Statute approach),
Pendekatan Undang-undang dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan
regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan
perundang-undangan (statute approach) biasanya di gunakan untuk meneliti peraturan
perundang-undangan yang dalam penormaannya masih terdapat kekurangan atau malah
menyuburkan praktek penyimpangan baik dalam tataran teknis atau dalam pelaksanaannya
dilapangan.
Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang
bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi. Pendekatan
perundang-undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari konsistensi/kesesuaian
antara Undang-Undang Dasar dengan Undang-Undang, atau antara Undang-Undang yang
satu dengan Undang-Undang yang lain.
Pendekatan ini menjadi penting sebab pemahaman terhadap pandangan/doktrin
yang berkembang dalam ilmu hukum dapat menjadi pijakan untuk membangun
argumentasi hukum ketika menyelesaikan isu hukum yang dihadapi. Pandangan/doktrin
akan memperjelas ide-ide dengan memberikan pengertian-pengertian hukum, konsep
hukum, maupun asas hukum yang relevan dengan permasalahan.
Pendekatan Undang-undang yang dilakukan dalam penulisan hukum ini berupa
penelaahan Undang-Undang dan regulasi lain mengenai hapus buku .Sedangkan dalam
Pendekatan filosofis diartikan sebagai pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan
cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Penelitian hukum secara filosofi berupaya mencari kebenaran
hakiki dari setiap gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. Peneltian
sangat diperlukan untuk memperoleh informasi yang akurat sehingga dapat menjawab
permasalahan dengan fakta-fakta yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan.[

Anda mungkin juga menyukai