Disusun Oleh:
Raka Tirta Indrayana, Universitas Brawijaya, Malang
Dosen Pembimbing:
Prof. Iwan Triyuwono, SE., Ak., MEc., Ph.D.
Jurusan Akuntansi, FEB, Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang
Email: rakatirtaraka@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkap kepatuhan penyelenggara asuransi syariah ditinjau dari Fatwa DSN
MUI NO: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Asuransi Syariah pada sistem operasional PRUlink Syariah
Assurance Account PT Prudential Life Assurance. Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dalam penelitian ini berasal dari wawancara dan dokumentasi yang
dilakukan pada pihak-pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan asuransi syariah. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa PT Prudential Life Assurance sudah mematuhi Fatwa DSN MUI NO: 21/DSN-MUI/X/2001
dengan catatan dalam pemahamannya, peserta masih belum paham sepenuhnya mengenai bahwa dana tabarru’ dapat
diinvestasikan.
Kata Kunci : Asuransi Syariah, Akad, Fatwa
ABSTRACT
This research intends to disclose the compliance of sharia insurance providers in terms of Fatwa DSN MUI NO: 21 /
DSN-MUI / X / 2001 about Sharia Insurance Guidelines on the operational system of PRUlink Syariah Assurance
Account at PT Prudential Life Assurance. The method used in this research process is qualitative descriptive with case
study approach. The data in this study comes from interviews and documentation conducted on the parties related to the
implementation of sharia insurance. The result of the research shows that PT Prudential Life Assurance has complied
the Fatwa DSN MUI NO: 21 / DSN-MUI / X / 2001 by notes in the concepts, participants is still did not understand
fully about that the funds tabarru’ can be invested.
Key Words: Sharia Insurance, Akad, Fatwa
1. PENDAHULUAN
Asuransi dalam UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian dijelaskan sebagai perjanjian antara perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi perusahaan asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti. Berdasarkan aturan tersebut, dengan memiliki asuransi seseorang akan merasa lebih aman
karena berkurangnya risiko kerugian yang ditanggung kemudian.
Asuransi secara prinsip dibagi menjadi dua yaitu asuransi konvensional dan syariah. Menurut Sula (2004), asuransi
konvensional merupakan suatu konsep di mana pihak tertanggung mengurangi risiko individunya ke penanggung
(lembaga asuransi) yang diikat dengan sebuah kontrak. Tertanggung akan membayar premi sesuai dengan kesepakatan,
dan penanggung akan menanggung apabila ada klaim dari tertanggung atas dirinya. Sedangkan dalam konsep asuransi
syariah sesama nasabah akan saling menanggung risiko. Sehingga konsep ini dapat dikatakan konsep tolong-menolong
antarsesama peserta dengan mengeluarkan dana tabarru’ untuk saling menanggung risiko.
Dalam tataran regulasi, terdapat UU Nomor 40 tahun 2014, Fatwa DSN MUI NO: 21/DSN-MUI/X/2001, dan PSAK
No.108 untuk menetapkan standar khusus mengenai asuransi syariah. Hal itulah yang menjadi dasar dari sharia
compliance dalam praktik asuransi syariah. Sharia compliance sendiri didefinisikan dalam operasionalnya merupakan
kepatuhan kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) karena Fatwa DSN merupakan perwujudan prinsip dan aturan
syariah yang harus ditaati (Arifin, 2009). Oleh karena itu pemenuhan terhadap sharia compliance dari seluruh aktivitas
keuangan syariah merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan usaha berbasis syariah (Junusi, 2010)
Asuransi syariah pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1994, yang ditandai dengan berdirinya Asuransi Takaful
Indonesia. Seiring berjalannya waktu, perusahaan asuransi syariah terus berkembang dan jumlah perusahaan asuransi
yang lahir terus bertambah. Hingga saat ini melalui data yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia pada
tahun 2016 sudah terdapat 55 jumlah pelaku usaha Asuransi Syariah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI
(2010), dipaparkan bahwa Asuransi Syariah memiliki karakteristik dan keistimewaan tersendiri. Pertama, nasabah
dalam asuransi syariah diposisikan sebagai penabung, sehingga dana yang diasuransikan bisa juga dikatakan sebagai
tabungannya. Pada posisi ini nasabah akan mendapatkan dua keuntungan, yaitu dana asuransi nasabah akan
mendapatkan nilai tambahan yang merupakan hasil dari sistem mudharabah dan ketika nasabah suatu saat tidak dapat
melanjutkan hubungan dengan lembaga asuransi syariah tidak menyebabkan dana yang dimilikinya hangus. Kedua,
yang paling penting adalah perusahaan asuransi syariah bebas dari praktik-praktik yang diharamkan dalam islam di
mana praktik-praktik tersebut dipraktikan pada asuransi konvensional. Keistimewaan selanjutnya dari asuransi syariah
yaitu dengan diterapkannya konsep risk sharing, di mana surplus yang diterima perusahaan sepenuhnya milik peserta
dan pada praktiknya surplus ini dibagi dengan perusahaan asuransi syariah.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Asuransi Syariah untuk Aset, Investasi, Kontribusi, dan Klaim tahun 2016
Indikator 2015 2016 Pertumbuhan
Aset 28.967,00 23.803,00 21,69%
Investasi 25.726,00 20.808,00 23,64%
Kontribusi Bruto 2.753,00 2.497,00 10,25%
Klaim Bruto 895,00 863,00 3,71%
Sumber: Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) (2016)
Pertumbuhan dan perkembangan asuransi syariah di Indonesia tidak hanya dilihat dari berapa jumlah perusahaan
yang ada, tetapi perlu dipehatikan pula adanya peningkatan pada aspek lain di perusahaan asuransi syariah di Indonesia.
Data yang juga dikeluarkan oleh Asosiasi Asuransi syariah Indonesia menunjukkan adanya petumbuhan, dilihat dari
table di atas. Berdasarkan keterangan tersebut dapat terlihat adanya pertumbuhan yang baik jika dilihat dari keempat
aspek tersebut. Sehingga bisa dikatakan minat masyarakat untuk mengasuransikan dirinya di lembaga asuransi syariah
juga meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan aturan yang sudah dijelaskan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Bab 1
Pasal 1 Ayat 3 yang menyatakan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perasuransian
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Dalam hal ini, lembaga di Indonesia yang mengatur fatwa dalam bidang keuangan syariah adalah Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang juga menjelaskan fungsinya untuk melaksanakan tugas-tugas
MUI dalam mendorong dan memajukan umat yang tugasnya adalah menggali, mengkaji, dan merumuskan nilai dan
prinsip-prinsip hukum Islam (syariah untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga-lembaga keuangan
syariah, serta mengawasi pelaksanaan dan implementasinya. Namun, dalam penerapannya tidak seluruh asuransi
berjenis syariah menggunakan prinsip syariah yang sesungguhnya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan
Sundawati (2007) yang menyimpulkan dalam hasil penelitiannya pada dua perusahaan asuransi syariah yaitu Asuransi
Takaful Keluarga dan Asuransi Allianz Life Indonesia di Kota Malang masih menunjukkan adanya pelanggaran terhadap
prinsip-prinsip syariah dalam penetapan biaya-biaya yang ada di dalam praktik tersebut.
Pada penelitian yang dilakukan Dellarosa (2014), ditemukan pula adanya ketidaksesuaian antara prinsip syariah
dengan implementasinya dalam hal pengembalian dana tabarru’ bagi peserta yang tidak melakukan klaim pada PT. AIA
Financial di Kota Malang yang juga menawarkan produk syariah dalam praktik asuransinya. Sedangkan pada hasil
penelitian yang dilakukan Husen (2015) yang dilakukan di produk Mitra Iqra Plus Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
1912 menyimpulkan bahwa praktik asuransi syariah yang dilakukan pada perusahaan tersebut sudah memenuhi prinsip-
prinsip syariah akan tetapi masih memiliki catatan pada jenis akad pengolahan dana investasinya. Dari beberapa
penelitian sebelumnya dapat dilihat dalam pengimplementasian prinsip-prinsip syariah masih belum sepenuhnya, hal
ini dapat mencederai syariat islam dalam praktik asuransi yang menyebabkan pelanggaran terhadap syariat islam.
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi di
Indonesia sejak tahun 1995, perusahaan ini juga menawarkan produk asuransi syariah sejak tahun 2007, yang dinamakan
PRUlink Syariah Assurance Account. Dalam acara Asuransi Terbaik 2016 versi Majalah Investor, Prudential berhasil
mendapatkan posisi terbaik dibandingkan dengan perusahaan asuransi lainnya. Hal tersebut menjadi menarik untuk
diteliti apakah kesuksesan yang diraih Prudential sejalan dengan praktiknya yang mengacu dengan Fatwa DSN MUI.
Berdasarkan beberapa kesimpulan penelitian sebelumnya mengenai implementasi prinsip-prinsip syariah dalam praktik
asuransi syariah yang masih belum sepenuhnya mematuhi aturan sesuari syariat islam maka peneliti ingin mengkaji dan
menganalisa kesesuaian antara prinsip-prinsip syariah dengan penerapannya pada produk asuransi syariah
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum tentang Asuransi
Sub bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum asuransi, mulai dari asuransi pada umumnya, sampai
menjelaskan asuransi syariah serta akad-akad yang terbentuk di dalamnya.
3. METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kepatuhan penyelenggara asuransi syariah terhadap Fatwa
DSN No:21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Asuransi Syariah pada sistem operasional Prulink Syariah Assurance
Account, maka pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus dipilih oleh peneliti. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif karena membutuhkan pemahaman mendalam tekrait sistem operasional di Prudential dan melihat
bagaimana pandangan dari pihak penyelenggara yang berakad dengan peserta.
Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau tindakan relevan dengan obyek,
bukan angka. Tujuan penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran umum aspek yang relevan dengan fenomena
dari perspektif berbagai pihak (Sekaran, 2006). Peneliti menggunakan pendekatan studi kasus karena kesesuaian
penelitian dengan beberapa kondisi pendekatan studi kasus yang disebutkan oleh Yin (2015) yaitu memiliki pokok
pertanyaan How atau Why, peneliti hanya memiliki peluang sedikit untuk mengontrol peristiwa yang diamati, dan fokus
penelitian terdapat pada peristiwa kontemporer.
Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang berasal dari informan secara langsung, sedangkan data sekunder berasal dari varian sumber yang
telah ada (Sekaran, 2006). Data primer penelitian ini adalah kata-kata maupun tindakan penyelenggara asuransi syariah
yang berperan sebagai pihak yang menjelaskan isi akad yang nantinya berakad dengan peserta dan peserta sebagai pihak
yang diberi pemahaman juga mempercayakan dananya ke pengelola asuransi syariah. Data sekundernya berupa sumber
tertulis dari penelitian terdahulu dan dokumen privat yang dimiliki perusahaan sebagai tambahan literatur dalam
mengolah hasil data.
Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur serta studi dokumentasi. Wawancara dilakukan agar peneliti
mampu mengeksplorasi informasi yang dibutuhkan, sedangkan studi dokumentasi dilakukan untuk menunjang data
yang telah diperoleh peneliti sehingga intrepetasi yang dilakukan akan semakin baik dan mendalam. Setelah data
dikumpulkan, peneliti menggunakan model interaktif dari Miles & Huberman (1992) untuk menganalisis data. Tahapan
dari analisis data tersebut antara lain (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan.
Referensi
Abbas Salim. 2003. Asuransi dan Manejemen Resiko. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Prenada Media.
Ansori. 2001. Pengungkapan Shariah Compliance dan Kepatuhan Bank Syariah terhadap Prinsip Shari’ah.
Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.3, Nomor 2. Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda.
Antonio dan Syafei, Muhammad. 1999. Bank Syariah Bagi Banker dan Praktisi Keuangan. Jakarta: Tazkia
Institute.
Antonio, M. Syafi’i. 2004. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, cetakan kedelapan. Jakarta: Gema Insani
Press.
Anwar, Syamsul. 2007. Hukum Perjanjian Syariah, Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Arifin, Zainal. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang: Aztera Publisher.
Ashfia, Tazkiah., Sihabudin., Yandono, Prayudo Eri. 2015. Analisis Pengaturan Akad Tabarru’ dan Akad
Tijarah Pada Asuransi Syariah Menurut Fatwa DSN Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman
Umum Asuransi Syariah. Jurnal Hukum Universitas Brawijaya
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia. 2016. Data Bisnis Asuransi Syariah. Diakses dari
https://www.aasi.or.id/page/data-bisnis-2016.
Bogdan, Robert C. & Biklen, Sari Knopp. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods. Bostin: Allyn and bacon, Inc.
Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions.
London: SAGE Publications (Dalam Kusmarni, Yuni).
Creswell, John W. 2010. Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Qualitative &
Quantitative Approaches. London: Sage Publications.
Creswell, John W. 2016. Research Design, Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches, Fourth
Edition (Achmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari, Penerjemah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dellarosa, Evelyn. 2014. Kajian Komparatif Produk Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional serta
Keseusaian antara Ketentuan Asuransi Syariah dengan Penerapannya. Skripsi. Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia NO:21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi
Fatwa DSN-MUI No. 50/DSN-MUI/III/2006 tentang Mudharabah Musytarakah
Husen, Fathurrohman. 2015. Implementasi Akad Asuransi Syariah (Studi pada Produk Mitra Iqra Plus di AJB
Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Surakarta). Tesis. Program Studi Hukum Islam, Fakultas
Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Ismanto, Kuat. 2009. Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Janwari, Yadi. 2005. Asuransi Syariah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Lofland, John & Lofland, Lyn H. 1984. Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative Observation and
Analysis. Beltmont, Cal: Wads worth Publishing Company
Mehr, Robert I. 1985. Life Insurance Theory and Practice. Business Publication Inc.
Miles, Matthew & Hubberman, A.M. 2001. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode
Baru. Jakarta: UI-Press.
Moleong, J. Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi) Terjemahan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad. 2005. Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis Syariah. Yogyakarta: BFE.
Praja, Juhaya S. 2002. Asuransi Takaful. Artikel yang dikeluarkan PT. Takaful Indonesia.
Rahman El Junusi, Implementasi Shari’ah Governance Serta Implikasinya Terhadap Reputasi Dan
Kepercayaan Bank Syariah. Conference Procedings: Annual International Conference On Islamic
Studies XII. 1833.
Rastuti, Tuti. 2011. Aspek Hukum Perjanjian Asuransi. Yogyakarta: PT Buku Seru.
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (life and general): konsep dan sistem operasional. Diakses
darihttps://books.google.co.id/books?id=sb87OZHkqUC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=fal
se.
Sastrawidjaja. 2004. Hukum Asuransi. Bandung: Alumni
Schwandt, T.A. 2007. Dictionary of Qualitative Inquiry (edisi ke-3). Thousand Oaks. CA: Sage.
Sumanto, Agus Edi, dkk. 2009. Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah. Bandung: Salamadani.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, edisi ke tiga. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Sundawati, Fitri. 2007. Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Syariah pada Mekanisme Operasional Asuransi
Takaful Keluarga dan Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.
Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Shari’ah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
Wardana, Kun Wahyu. 2009. Hukum Asuransi: Proteksi Kecelakaan Transportasi. Bandung: Mandar Maju.
Wirdyaningsing. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.