Anda di halaman 1dari 14

MAJEMEN SYARIAH

ASURANSI SYARIAH

Ray Rekci Jonatan 1331500726


Samsul Rais 1331502243
Dimas Zuliyan 1331501591
Ade Putra S 1331501286
Tri Sukowo 1331500795
Resti Maulidya 1331501617
Vina Atika Suri 1331501740
PENGERTIAN
CIRI-CIRI ASURANSI SYARIAH
ASURANSI SYARIAH DALAM OPERASIONALNYA

SUMBER HUKUM ASURANSI


SYARIAH

ASURANSI
AKAD PERJANJIAN
SYARIAH ASURANSI SYARIAH

FUNGSI DEWAN
PENGAWAS ASURANSI
SYARIAH
INVESTASI DANA DAN
KEUNTUNGAN ASURANSI
SYARIAH
PENGERTIAN ASURANSI
SYARIAH
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN MUI) mengeluarkan fatwa tentang pedoman
umum asuransi syariah. Menurutnya, Asuransi Syariah
adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad yang sesuai dengan syariah.
MODEL ASURANSI SYARIAH

 1. Non Profit 2. Al-


Model Mudharabah
Model

3. Wakalah
CIRI -CIRI ASURANSI SYARIAH
DALAM OPERASIONALNYA

1. Menghindari 2. Menghindari
Riba unsur judi

3. Menghindari unsur
penipuan (gharar)
SUMBER HUKUM ASURANSI SYARIAH

Sumber hukum asuransi syariah adalah Al-Qur’an,


sunnah, ijma, qiyas, dan fatwa DSN MUI. Karena itu
modus operasi asuransi syariah selalu sejalan
dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam menetapkan
prinsip-prinsip, praktik, dan operasional dari asuransi
syariah,parameter yang senantiasa menjadi rujukan
adalah syariah islam yang bersumber dari Al-Qur’an,
hadits, dan fiqh islam.
AKAD PERJANJIAN ASURANSI SYARIAH

Asuransi syariah mempunyai akad yang di dalamnya


dikenal dengan istilah tabarru’yang bertujuan kebaikan
untuk menolong diantara sesama manusia, bukan semata-
mata untuk komersial atau akad tijarah. Selain itu, akad
transaksi asuransi syariah mengandung kepastian dan
kejelasan sehingga peserta asuransi menerima polis
asuransi sesuai dengan apa yang dibayarkan (yang masuk
ke rekening peserta) ditambah dengan dana tabarru’ dari
setiap peserta asuransi.
FUNGSI DEWAN PENGAWAS ASURANSI SYARIAH

Asuransi syariah mempunyai Dewan Pengawas Syariah


(DPS) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan asuransi syariah. DPS berfungsi mengawasi
jalannya oprasional sehari-hari agar selalu berjalan
sesuai dengan prinsip syariah. Artinya, menghindari
adanya penyimpangan secara hukum islam yang dapat
merugikan orang lain.
INVESTASI DANA DAN KEUNTUNGAN ASURANSI SYARIAH

Berinvestasi pada industry perusahaan asuransi syariah, memiliki


keunggulan yang memberikan semangat pada pesertanya. Sebab,
system dimaksud tidak mengenal system dana hangus. Peserta yang
baru masuk pun yang karena sesuatudan lan hal sehingga
mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan
dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil saja dana yang sudah
diniatkan untuk dana tabarru’ sehingga tidak dapat ditarik kembali.
Begitu juga dengan asuransi takaful umum (asuransi kerugian), jika
habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka takaful membagikan
sebagian dana premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30
sesuai kesepakatan ketika terjadi di akad.
KEPEMILIKAN DAN PENGELOLAAN DANA
SYARIAH
Asuransi syariah menganut system kepemilikan
bersama. Hal itu berarti dana yang terkumpul dari
setiap peserta asuransi dalam bentuk iuran atau
kontribusi merupakan milik peserta ( Shohibul Mal).
Pihak perusahaan asuransi syariah hanya sebagai
penyangga aman dalam pengelolaannya. Dana
tersebut, kecuali tabarru’dapat diambil kapan saja dan
tanpa dibebani bunga. Di sinilah letak pebedaan
mendasar pada life insurance apabila seorang peserta
karenakebutuhan yang sangat mendesak boleh
mengambil sebagian dari akumulasi dananya yang ada.
Selain itu, perlu diungkapkan bahwa pengelolaannaya
untuk produk-produk yang mengandung unsure saving
(tabungan), dana yag dibayarkan oleh peserta langsung
dibagi dalam 2 rekening, yaitu rekening peserta dan
rekening tabarru’.
PERBEDAAN EKONOMI SYARIAH DAN
KONVENSIONAL
Ekonomi Syariah Ekonomi Konvensional
Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada dewan pengawas (DPS)

Berdasarkan akad tolong-menolong Berdasarkan akad jual beli


(takaful)
Dana yang berkumpul dari nasabah Dana yang berkumpul dari peserta
(premi) merupakan titik peserta. menjadi milik perusahaan, dsn
Perusahaan hanya sebagai pengelola perusahaan bebas menentukan
(mudharib) investasinya
Investasi dana berdasarkan syariah Investasi berdasarkan bunga
dengan system bagi hasil
(mudharabah)
Tidak ada yang hangus Ada dana yang hangus
Pembayaran klaim diambil dari dana Pembayaran klaim diambil dari dana
kebijakan(tabaru) seluruh peserta perusahaan
yang sejak awal sudah diniatkan
untuk keperluan tolong-menolong
KESIMPULAN
Asuransi syariah disebut juga dengan asuransi
ta’awaun atau tolong-menolong. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa asuransi ta’awun prinsip dasarnya
adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap
sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam
meringankan bencana yang di alami oleh peserta.
Asuransi syariah takaful ada sejak tahun1994,
walaupun sekitar 16 tahun yang lalu berdiri, tetapi
perusahaan asuransi tidak kalah dengan asuransi
konvensional yang telah berdiri lebih dahulu. Bisa
dilihat perkembangan asuransi syariah dari banyaknya
perusahaan asuransi konvensional yang membuka unit
usaha syariah. Dan banyaknya dana premi yang
dihimpun akhir tahun 2007 mencapai10 miliyar.
Kini masyarakat telah banyak yang beralih ke
asuransi syariah, bukan karena syariah saat ini
sedang naik daun, tetapi karena mereka sudah
mengetahui bahwa yang berdasarkan prinsip
syariahlah yang lebih baik. Mengapa syariah
dikatakan lebih baik?? Karena perasuransian yang
ada selama ini mengandung unshur gharar, maisir
dan riba, yang mana ketiga unsure itu diharamkan
oleh Islam. Keunggulan asuransi syariah telihat
dari segi konsep, sumber hokum, akad perjanjian,
pengelolaan dana, dan keuntungan, bila
dibandingkan dengan asuransi konvensional.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai