Anda di halaman 1dari 14

Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah


Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

JAM Amalia Rahayu Irdam


Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
12, 3 Bengkulu
Diterima, Juli 2014
Direvisi, September 2014 Darmansyah
Disetujui, September 2014
Sularsih Anggarawati
Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu

Abstract: This research views that marketing activity level of Small Business Enterprise
(SMEs) in Bengkulu. SMEs plays an important role in the development of the economy due
to small businesses are provide of employment and create new jobs. The researcher tries to
analyze marketing activity by examining the level of marketing from Carson’s model. Based
on this model, it will be answering the impact of business size and length of activity in small
Medium Enterprise (SMEs). By using Carson’s model will show the identification of activity
and marketing level in SMEs. The activity consist of market knowledge, competitors, custom-
ers, marketing informations, significant events, competitive advantage prices, promotion,
significant event prices, after sales services, product, distributions, positioning, and specific
competitors. Due to the time and cost obstacle, this research only examines twenty SMEs of
Batik Besurek in Bengkulu-Bengkulu Province. The Sample representatives are the SMEs in
Bengkulu.

Keywords: market knowledge, competitors, customer, marketing information, significant


event, competitive advantage price, promotion, significant event price, after sales service,
product, distribution, positioning, specific competitor

Abstrak: Penelitian ini meneliti tentang tingkat aktivitas pemasaran Bisnis Usaha Kecil (UKM)
di Bengkulu. UKM memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi karena usaha
kecil yang menyediakan lapangan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru. Peneliti mencoba
untuk menganalisis aktivitas pemasaran dengan memeriksa tingkat pemasaran dari Model
Carson. Berdasarkan model ini, akan menjawab dampak dari ukuran bisnis dan panjang aktivitas
di Bisnis Usaha Kecil (UKM). Dengan menggunakan model Carson akan menunjukkan
identifikasi kegiatan dan level marketing di UKM. Kegiatan ini terdiri dari pengetahuan pasar,
pesaing, pelanggan, informasi pemasaran, peristiwa penting, daya saing harga, promosi, harga
peristiwa penting, layanan purna jual, produk, distribusi, posisi, dan pesaing Khusus. Karena
Jurnal Aplikasi kendala waktu dan biaya, penelitian ini hanya menguji dua puluh UKM Batik Besurek di Bengkulu
Manajemen (JAM)
Vol 12 No 3, 2014 - Provinsi Bengkulu. Sampel dari penelitian ini adalah UKM di Bengkulu.
Terindeks dalam
Google Scholar Kata Kunci: pengetahuan pasar, pesaing, pelanggan, informasi pemasaran, peristiwa penting,
daya saing harga, promosi, harga peristiwa penting, layanan purna jual, produk, distribusi,
posisi, pesaing khusus
Alamat Korespondensi:
Amalia Rahayu Irdam Program
Pascasarjana Magister Ma-
najemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bengkulu

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011


385 ISSN: 1693-5241 385
Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

Dari perspektif seluruh dunia, telah diakui bahwa Usa- level yang dikenal sebagai Non Marketing, Implicit
ha Kecil Menegah (UKM) memainkan peran penting Marketing, dan Sophisticated Marketing. Model
dalam pembangunan ekonomi, karena mereka telah ini sangat populer dan banyak diaplikasikan oleh peneliti
menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja dan di banyak negara untuk mengobservasikan profil
pertumbuhan output, tidak hanya pada negara pemasaran dari kegiatan pemasaran di Usaha Kecil
berkembang, tetapi juga di negara maju (Tambunan, Menengah. Moriaty, et al. (2008) dalam Fuller 1994
2008). Menurut Levy, et al. (1999) tidak ada kera- menggunakan model ini dalam mempelajari pema-
guan bahwa kinerja UKM sangat penting bagi pemba- saran di hotel berskala kecil di Inggris, Irlandia. Model
ngunan ekonomi pada negara berkembang. Hal ini juga diadopsi oleh Fuller (1994) untuk meneliti
tersebut menjadi dasar mengapa aktivitas pemasaran perusahaan perabot dengan skala yang lebih besar
pada UKM menjadi penting untuk diteliti. Seiring seperti Usaha Kecil Menengah.
dengan waktu,peran Usaha Kecil Menengah (UKM) Berdasarkan observasi di beberapa daerah di
semakin menjadi lebih penting dalam perkembangan Kota Bengkulu, diketahui bahwa jumlah Usaha Kecil
ekonomi di dalam negeri karena dampak mereka dan Menengah, memberikan kontribusi besar dalam
dalam lapangan kerja dan Produk Domestik Bruto perkembangan ekonomi di Kota Bengkulu.
(PDB). Menurut Ayyagari, et al. (2003) pada negara
berpendapatan rendah UKM mampu menghasilkan TINJAUAN PUSTAKA
31 persen untuk lapangan pekerjaan dan 15% Carson (2001) dan Siu dan Kirby (1998) dihadap-
terhadap PDB; pada negara berpendapatan kan pada evolusi dari pemasaran dan berbagai macam
sedang,UKM mampu memberikan kontribusi sekitar pendekatan terhadap pemasaran Usaha Kecil Mene-
55% pada lapangan pekerjaan dan hampir sekitar 40% ngah. Pengaruh karakteristik pun juga mampu mem-
terhadap PDB; Tetapi pada negara dengan pengaruhi mereka secara informal dalam proses
pendapatan tinggi,membuat UKM menjadi suatu perencanaan pemasaran. UKM bertujuan dan fokus
aspek penting. UKM pun memberikan kontribusi untukmencapai tujan mereka dalam jangka pendek
sebesar 65% dalam menghasilkan lapangan pekerjaan dibanding dengan tujuan rencana jangka panjang
dan memberikan dampak sebesar 50% terhadap PDB mereka karena ada hambatan dalam waktu dan lebih
negara yang memiliki pendapatan tinggi. suka untuk melakukan aksi dibandingkan dengan
Pemasaran dalam Usaha Kecil Menengah, me- melakukan perencanaan (Matthews dan Scott, 1995).
rupakan isu yang hangat diantara kalangan akademik Berdasarkan uraian sebelumnya yang menjelas-
maupun praktisi (Brodie, et al., 1997; Gilmore, et al., kan bahwa pemasaran suatu UKM berbeda dengan
2001) dan hal tersebut telah berjalan hingga lebih dari pemasaran suatu usaha berskala besar. Berikut ini
20 tahun (Cromie,1990). Perkembangan teori pema- merupakan tabel yang akan menjelaskan tentang
saran pun telah menjadi sangat terbatas dan hanya enam Model Carson:
mampu menggantungkan aplikasi teori pemasaran
klasik yang digunakan pada perusahan-perusahaan Carson’s Model 1: Marketing Limitations
besar hingga ke perusahaan yang kecil (Chasston dan Carson’sModel 2: Levels of Generalizations
Mangles, 2002). Perkembangan dari teori tersebut Carson’s Model 3: Planning Vs Operations
menjelaskan perilaku dari Usaha Kecil dan Menengah Carson’s Model 4: Marketing Adapted For Small
terhadap marketing hanya dijelaskan dalam qualita- Firms
tive atau descriptif (Carson,1990) dan beberapa telah Carson’s Model 5: Stages of Marketing Development
diujikan dalam suatu praktik. Ini menjelaskan bahwa Carson’sModel 6: Levelsof Activity
Usaha Kecil Menengah memiliki karakterisitik yang
unik dan berbeda dibanding dengan pemasaran yang Model ke-6 ini menjelaskan tentang teknik dan
konvensional dalam organisasi yang besar (e.g operasi dari pemasaran yang termasuk dalam peren-
Carson, 1990). canaan pemasaran. Model ini juga menggambarkan
Carson (1990) menawarkan model yang mampu tentang model yang lain dan mengklasifikasikan ling-
mengklasifikasikan kegiatan pemasaran menjadi tiga kungan baik itu pertimbangan secara ekternal dan internal.

386 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

Aspek Eksternal penting untuk ditambahkan (Zamzami,2011).Model ini


juga membagi atas tiga jenis tingkatan:
Market knowledge: kemampuan pemilik dalam
Little atau Non Marketing - hal ini terjadi pada
pengetahuan terhadap pasar seperti konsumen, pasar,
saat dimana usaha mencoba bereaksi terhadap ke-
dll.
inginan konsumen atau permasalahan yang ada,tetapi
Competitor: orang atau sesuatu kesatuan yang
pemilik hanya memilki sedikit pengalaman atau penge-
bisa bersaing antara satu sama lain. Dalam suatu
tahuan tentang costumer atau pasar yang akan dituju.
usaha, perusahan-perusahaan yang ada dalam satu
Implicit dan Simple Marketing - muncul di mana
jenis, menawarkan produk yang sama atau jasa yang
usaha mencoba melakukan pemasaran sebagai inisatif
sama.
dan tindakan sehari-hari dalam melakukan usaha,
Costumer: orang, perusahaan, atau kesatuan
tetapi hal ini bergantung pada kurangnya pembiayan
lainnya yang akan membeli barang atau jasa yang
dan sumber daya.
diproduksi oleh orang lain, perusahaan, atau kesatuan
Explicit dan Sophiscated Marketing - merupa-
lainnya.
kan tindakan yang sudah terkoordinasi dan sudah ter-
Market information: prosedur dan pekerjaan
integrasi dengan pemasaran usaha tersebut, dengan
dalam mengumpulkan, menganalisa dan memberikan
memilki tujuan dan keinginan yang jelas.
informasi tentang pasar dari suatu usaha, dengan meli-
batkan kompetitor, suplier, distribusi, dan pelayanan. Berdasarkan landasan teori dari Carson yang
Significant event: kejadian istimewa seperti hari mengklasifikasikan tiga level pemasaran;non
lebaran atau peristiwa gempa bumi yang mampu marketing, implicit marketing dan sophisticated
mempengaruhi penjualan. marketing (Carson and Cromie, 1989, Carson, et al.,
Competitive advantage: kondisi di mana me- 1995). Dan berikut akan dijelaskan tentang masing –
mungkinkan perusahaan mampu beroperasi lebih masing level marketing:
efisien dengan kata lain mempunyai lebih kualitas
dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Non Marketing
Positioning: pengalaman pelanggan terhadap Non marketing mempunyai definisi yang sangat
usaha. umum, dan dapat dijelaskan sebagai orang muda mem-
punyai rencana untuk masa depan dan mempunyai
Aspek Internal sedikit pemikiran tentang pelanggan, tidak pernah
Promotion: mengkomunikasikan dengan publik memperoleh atau mencari informasi tentang pasar,
dengan tujuan mempengaruhi mereka membeli produk mereka hanya memikirkan tentang persaingan tanpa
atau jasa mereka. mencoba untuk menyangkut pautkan keuntungan
Price: suatu karekterisitik untuk menentukan nilai mereka yang disebut dengan keunggulan bersaing.
suatu barang. Hanya sedikit alat promosi digunakan, prinsip pene-
After sales services: periodik atau dilakukan tapan harga digunakan, pelayanan konsumen disama-
dalam masa garansi produk. kan dengan komplain,dengan melihat pelayanan purna
Product: pengetahuan tentang produk tersebut, jual tidak diperlukan.Berikut merupakan tabel yang
termasuk material dan cara pembuatan produk itu menggambarkan tentang level non marketing.
sendiri.
Distribution: penyebaran produk untuk melaku- Implicit Marketing
kan penjualan langsung terhadap konsumen. Implicit marketing mempunyai definisi sebagai
Spesific Competitor: pengetahuan akan kekuatan berikut, pasar telah dibentuk dalam segment,ukuran
dan kelemahan terhadap perrsaingan usaha secara dan lokasi, walaupun segmen tidak sepenuhnya dikem-
khusus. bangkan. Tetapi target pasar telah dapat dicapai,dan
Pada penelitian ini, Carson model diperbesar dalam level inisudah mulai mengenal apa perbedaan
dengan menambahkan dua unsur lagi,yaitu; position- antara costumer normal dengan costumer kunci.
ing dan spesific competitor. Dua elemen ini dirasakan Pemasaran pun telah berkembang menjadi usaha yang

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 387


Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

telah berkembang dengan menggunakan bermacam– service sebagai peluang untuk berinteraksi dengan
macam sumber pelengkap informasi dari pasar kostumer, mendapatkan informasi dan membangun
ditambah dengan kegiatan yang bersifat informal untuk hubungan. Program untuk meningkatkan loyalitas dan
mencapai keunggulan bersaing. Usaha ini pun telah berbagai cara untuk meningkatkan loyalitas tersebut,
mengerti sepenuhnya tentang peristiwa yang mempe- dan layanan purna jual pun telah sangat dikembang-
ngaruhi pasar secara signifikan dan dampak nya pada kan. Berikut akan ditampilkan tabel tentang kegiatan
usahabisa menjelaskan bagaimana keunggulan ber- sophiscated marketing.
saing yang membuat usaha berbeda dengan pesaing
(walaupun tidak mengerti bagaimana cara mengalah- KERANGKA PENELITIAN
kan pesaing) dan telah mempunyai area dalam mema-
sarkan produk, dan mampu untuk menjalankan konsep Market knowledg e
”4p” dari pemasaran jasa dilihat sebagai peluang dan
usaha yang telah mencapai level implicit juga secara Compet it ors

teratur menjalin hubungan dengan costumer dan


customer
meyakinkan dan memnberitahukan akan suatu produk
sebagai langkah dalam memasarkan suatu produk baru. Market information
Berikut adalah aktivitas level implicit marketing.
S ignificant event
Sophiscated Marketing Non
Marketing/
Compet it ive adv ntge Pengemb
Usaha dengan menggunakan level tingkat so- Implicit
angan
phiscated ini telah melakukan pemasaran yang telah Marketing/
promot ion st rat egi
Sophisticate
berkoordinasi secara penuh dan terintegrasi dengan d Marketing
pemasara
kegiatan yang telah diprogramkan,seperti pemasaran price Activ ity
n
yang telah mempunyai kompetensi. Tingkatan sophis-
cated ini telah mengerti sepenuhnya dangan pasar After sales service
itu sendiri, dan mempunyai segmen pasar yang telah
dikembangkan dengan menggunakan teknik target dan product
mempunyai rencana jangka panjang dalam pema-
saran. Dapat diartikan juga usaha ini telah mempunyai distribution
posisi bersaing dan telah mengetahui cara mengalah-
positioning
kan kompetitior mereka, telah melakukan analisis yang
mendetail terhadap pesaing, mempertimbangkan kom- Specific competitor
petitor dari sektor lainnya dan telah mengetahui
tentang kelemahan dan kekurangan mereka. Usaha Gambar 1. Kerangka Analisis
dengan tingkatan sophiscated ini pun telah mempu- Sumber: Carson (1990)
nyai database costumer mereka dengan terkompute-
risasi tergantung dengan segmen kostumer dan METODE
menyimpan kontak mereka dan mencantumkan detail Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
harga dan produk yang akan ditawarkan pada seg- penelitian ini adalah penggunaan kuesioner tertutup
ment kostumer lainnya, sangat detail,informasi yang dengan metode pilihan ganda dan wawancara secara
berhubungan dengan pasar akan dikumpulkan secara terstrukutur dengan pemilik UKM. Pendekatan seca-
konsisten,akan disimpan dan digunakan untuk men- ra kualitatif bertujuan untukmenjelaskan dibanding
capai pengambilan keputusan formalyang bertujuan dengan memprediksi suatu fenomena (Leavy, 1994).
untuk mencapai keunggulan dalam persaingan, komu- Dan dalam pembelajaran kualitatif secara mendalam
nikasi dalam pemasaran pun telah terintegrasi dan dengan menggunakan metodologi, dengan bermacam
proaktif dan hargapun telah digunakan dalam sumber koleksi data, bisa digunakan sebagai kompilasi
marketing mix. Usaha ini pun melihat costumer

388 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

qualitative database (Fombrun, 1982; Lincoln& juga memperlihatkan dan menyimpulkan hasil dari
Miller, 1979). Carson (1990) menjelaskan bahwa pen- setiap wawancara dan menggambarkan perbandingan
dekatan wawancara kualitatif berbasis diadopsi untuk dan relasi dari penelitian tersebut. Data yang diperlu-
mengabadikan profil pendekatan pemasaran dari kan dalam penelitian secara kualitatif dijelaskan oleh
masing-masing responden, dan dengan demikian Meleong (2004), yakni menyimpulkan, mengkategori-
mengklasifikasikan aktivitas mereka berdasarkan kan, dan menginterperstasikan fenomena penelitian.
tingkat Carson dari modul kegiatan mereka. Untuk penelitian ini, peneliti mengumpulkan
Data primer adalah informasi yang didapatkan semua jawaban dari pemilik UKM lalu menggunakan
langsung oleh peneliti dalam kepentingan akan pem- metode tabulasidan melakukan analisis deskriptif ber-
belajaran (Sekaran, 2003). Sumber data primer dida- dasarkan model Carson untuk mengidentifikasi model
patkan peneliti dari wawancara secara mendalam pemasaran eksternal dan internal di setiap UKM
dengan pemilik UKM. Hal ini sangat penting untuk Batik Besurek di Kota Bengkulu.
menggali segala hal atau informasi yang berhubungan Populasi penelitian ini adalah Usaha Kecil dan
dengan kegiatan dan implementasi strategi pemasaran Menengah di kota Bengkulu, dalam banyak jenis
di UKM di Kota Bengkulu Sandberg (2005) mengata- industri. Dalam kasus penelitian ini,peneliti mengambil
kan untuk menjaga pendekatan sencara kualitatif ini sebagai UKM secara spesifik yang berfokus pada
bisa digunakan dan dipercaya dengan subjek analis. Usaha Kain Besurek Bengkulu.
Semua wawancara harus direkam, yang bertujuan Sampel dari penelitian ini adalah UKM di kota
untuk menghindari kemungkinan kesalah pahaman Bengkulu yang terfokus pada bisnis batik besurek.
antara pertanyaan dan pertanyaan yang diberikan. Dalam pendekatan multiple-case tidak ada jumlah
Menurut karakteristik dari wawancara secara ideal, tetapi diantara jumlah 4 hingga 10 sangat direko-
terstruktur, pertanyaan disebutkan di atas, hal ini akan mendasikan (Eisanhardt, 1991; Perry, et al.,1998; Yin,
menjadi pembantu dalam melakukan wawancara, 1994).Untuk mndapatkan hasil maksimal, peneliti
tetapi hal ini tidak akan menggangu pertanyaan- mengambil sampel UMKM batik besurek dijadikan
pertanyaan yang lain. Bahkan terkadang terdapat rasa responden dengan Questionnaire tertutup dan wawan-
spontan dalam melakukan wawancara. Sebagai cara terhadap 20 UKM yang diharapkan mampu
contoh, dengan menanyakan detail dan contoh dari untuk menggambarkan keseluruhan UKM di Kota
statemen mereka dan meyakinkan bahwa tidak ada Bengkulu.
kontradiksi dengan pertanyaan yang diberikan. Oleh
karena itu, kenapa wawancara secara mendalam HASIL
dianggap sebagai cara yang memungkinkan dalam
Pengklasifikasian Menurut Lama Usaha
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Penelitian ini berdasarkan pendekatan secara Dapat dilihat, usaha kecil menengah mempunyai
kualitatif menggunakan metode pengumpulan data rentang usaha yang cukup beragam, diantaranya unutk
menggunakan kuesioner tertutup dengan metode pilihan lama usaha 1–5 tahun mewakili sebesar 25%, 6–10
ganda, serta melakukan wawancara secara menda- tahun sebesar 25%, sedangkan 11–20 tahun sebesar
lam. Analisa data digunakan berdasarkan konten ana- 20% dan lebih dari 20 tahun sebesar 30%. Hal tersebut
lisa. Data diproses dengan membandingkan kenyataan menunjukkan bahwa Usaha Batik besurek di Bengkulu
dengan teori yang terdapat kesamaan dalam peneli- merupakan usaha turun temurun, atau sudah menjadi
tian. Pembandingan biasanya relevansi antara teori budaya. Oleh karena itu cukup banyak usaha yang
dan program yang digunakan perusahan dalam mela- sudah dan mampu bertahan hingga saat ini.
kukan usaha mereka sehari-hari yang sangat mereka
mengerti (Carson, 1990). Pengklasifikasian Menurut Ukuran Usaha
Proses analisa dimulai dari mengambil data dari Dapat dilihat, terdapat 12 UKM yang memiliki
perusahaan dengan menggunakan wawancara, ob- tenaga kerja diantara 5–19 orang, dan terdapat 8
servasi, dan mengambil data secara tertulis yang ber- UKM yang memiliki tenaga kerja di atas 20 orang.
hubungan atau mendukung penelitian. Metodologi ini Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan terdapat

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 389


Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

usaha kecil sebesar 60% sedangkan usaha menegah sebagian besar variabel masih pada level non Marketing,
sebesar 40%. Hal tersebut menunjukkan bahwa akti- hanya variable product dan positioning yang telah
vitas pemasaran pada UKM Batik Besurek di Kota berada ditingkat Imlicit Marketing sehingga Usaha
Bengkulu sebagian besar masih memiliki keterbatasan itu sendiri mesti mencoba meningkatkan pengetahuan
dalam hal sumber daya manusia dan permodalan. terhadap manajemen pemasaran, baik itu pemilik serta
tenaga kerja dari UKM.
Kegiatan Pemasaran pada Setiap Usaha Kecil
Menengah Profil Usaha Ovelia
Profil Usaha Batik Atiq Dapat disimpulkan bahwasanya Usaha Ovelia
menurut level pemasaran berdasarkan metode Carson
Dapat dilihat pada aktivitas Eksternal pada Usaha
adalah Non-Marketing. Dan dapat disimpulkan bah-
Batik Atiq, hanya dua (2) variabel yang telah menca-
wa berdasarkan faktor Eksternal, UKM telah mampu
pai tingkat Implicit, yaitu Competitor dan Competi-
berkembang, dan UKM telah mulai mengenal per-
tive Advantage, sedangkan variable market know-
kembangan pasar, dan bagaimana mencapai tujuan
ledge, custumer, market information dan significant
sesuai dengan kemampuan pemasaran. Sedangkan
event masih terletak pada tingkat Non Marketing.
pada faktor Internal, Persaingan pasar telah mening-
Sedangkan pada aktivitas internal, Usaha Batik
katkan UKM dan mampu diadaptasi dengan baik oleh
Atiq telah baik, terutama pada variabel specific com-
pemilik perusahaan.
petitor yaitu pada tingkat Sophisticated, dan telah
baik pada variabel promotion, after sales service,
product dan positioning, serta perlu peningkatan
Profil Usaha Bunga Collection
pada variabel price dan distribution yang masih pada Dapat disimpulkan bahwasanya Bunga Collection
tingkat Non Marketing. menurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson
Dapat disimpulkan bahwasanya Batik Atiq menu- adalah implisit marketing. Kesimpulan analisa data
rut level pemasaran berdasarkan Metode Carson pada faktor Eksternal adalah, UKM Masih terperang-
adalah Implicit Marketing. Dalam faktor eksternal kap dalam pemasaran praktis yang dianggap oleh pe-
dapat disimpulkan bahwa pemilik UKM sebaiknya milik merupakan jalan yang terbaik. Sedangkan pada
menggoptimalkan segala sumber daya yang ada untuk faktor Internal, UKM mampu meningkatkan pengeta-
mendapatkan kemampuan pemasaran, dan berdasar- huan tentang pelayanan kostumer, sebagai kunci
kan faktor internal, peneliti menyimpulkan Pemilik keberhasilan UKM.
UKM mengerti betapa pentingnya pelayanan konsu-
men dalam keberhasilah penjualan dan UKM telah Profil Usaha Gading Cempaka
mampu meningkatkan kemampuannya dalam variabel Dapat dismpulkan bahwasanya Usaha Gading
spesific competitor Cempaka menurut level pemasarat berdasarkan Me-
tode Carson adalah implicit marketing. Dapat disim-
Profil Usaha Limura pulkan berdasarkan faktor Eksternal, UKM masih
Dapat disimpulkan bahwasanya Usaha Limura belum menganggap serius betapa pentingnya pema-
menurut level pemasaran berdasarkan Metode saran bagi keberhasilan UKM, sedangkan pada faktor
Carson adalah non-marketing. Jika melihat dari data Internal, UKM telah mampu meningkatkan kemam-
yang disajikan data di atas, peneliti dapat menyim- puannya dalam variabel spesific competitor.
pulkan bahwa pada faktor eksternal, pemilik UKM
Harus mencoba meningkatkan kegiatan-kegiatan yang Profil Usaha Oase Gallery
membuat UKM tidak berkembang. Seperti terlihat Dapat disimpulkan bahwasanya Oase gallery
pada aktivitas pemasaran eksternal, yaitu pada varia- menurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson
bel market knowledge, custumers, dan significant adalah non marketing. Kesimpulan yang didapatkan
event yang masih terletak pada tingkat non marketing. oleh penelitidari UKM Oase Gallery, pada faktor
Sedangkan pada faktor internal, terrletak pada

390 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

Eksternal, UKM telah mengenal dasar dari manaje- Profl Usaha Mayang Sari
men pemasaran, tapi belum mampu berkembang dise-
Dapat disimpulkan bahwasanya Mayang Sari
babkan minimnya pembiayaan. Dan berdasarkan
menurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson
faktor Internal, Usia pemilik yang relatif muda,dan
adalah non marketing. Dapat disimpulkan pada data
latar belakang pendidikan, UKM mampu meningkat-
di atas berdasarkan, faktor Eksternal adalah diakibat-
kan kemampuan hingga tingkat tertingggi.
kan karena kekurangan pembiayaan dalam mening-
katkan kemampuan pasar telah membuat daya saing
Profil Usaha Firas Batik UKM jauh berkurang. Berdasarakan faktor Internal,
Dapat disimpulkan bahwasanya Firas Batik me- pemilik UKM mempelajari dan mengerti betapa
nurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson pentingnya pelayanan konsumen dalam keberhasilah
adalah non marketing. Kesimpulan pada faktor Eks- penjualan.
ternal, adalah UKM tidak meningkatkan kemampuan
seiring dengannya perkembangan pasar, membuat Profil Usaha Ben’s Collection
UKM ini tidak mampu berkembang. Sedangkan pada Dapat disimpulkan bahwasanya Ben’s Collection
faktor Internal, UKM telah mampu meningkatkan menurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson
kemampuannya dalam variabel spesific competitor. adalah implicit marketing. Dan dalam faktor ekster-
nal dapat disimpulkan bahwa pemilik UKM sebaiknya
Profil Usaha Simpatik Taylor menggoptimalkan segala sumber daya yang ada untuk
Dapat disimpulkan bahwa Simpatik Taylor menu- mendapatkan kemampuan pemasaran, dan berdasar-
rut level pemasaran berdasarkan Metode Carson kan faktor internal, peneliti menyimpulkan UKM mesti
adalah non marketing. Kesimpulan yang dapat diam- meningkatkan kemampuan pemilik dan karyawan
bil oleh peneliti berdasarkan faktor Ekstenal adalah terhadap ilmu pengetahuan manajemen pemasaran.
UKM masih belum mampu meningkatkan kemam-
puan UKM untuk menambah daya saing, meskipun Profil Usaha Cam Ko Haa
pemilik telah memiliki pengalaman yang cukup banyak Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan
dalam mengorganisasikan UKM. Dam pada faktor bahwasanya Usaha Cam Ko Haa menurut level
Internal, Pemilik mempunyai pengalaman yang cukup pemasaran berdasarkan Metode Carson adalah non-
dalam melakukan kegiatan organisasional dan mene- marketing. Jika melihat dari data yang disajikan data
rapkannya pada faktor internal, sehingga mampu di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada fak-
meningkatkan kualitas pelayanan konsumen, dan daya tor eksternal, pemilik UKM Harus mencoba mening-
saing. katkan kegiatan-kegiatan yang membuat UKM tidak
berkembang. Sedangkan pada faktor internal, pemilik
Profil Usaha Adil Taylor mesti mencoba meningkatkan pengetahuan terhadapa
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan manajemen pemasaran, baik itu pemilik serta tenaga
bahwa Adil Taylor menurut level pemasaran berdasar- kerja dari UKM.
kan Metode Carson adalah non marketing. Berdasar-
kan data yang disajikan di atas, peneliti dapat menyim- Profil Usaha Sari Rasa
pulkan pada faktor Eksternal, pemilik tidak mampu Dapat disimpulkan bahwasanya Usaha Sari Rasa
mengembangkan UKM karena kejayaan masa lalu menurut level pemasaran berdasarkan metode Carson
membutakan kemampuan UKM dalam berjuang adalah implicit-marketing. Dan dapat disimpulkan
meningkatkan ketahanan dan daya saing UKM, dan bahwa berdasarkan faktor Eksternal, UKM telah
berdasarkan faktor Internal, pemilik UKM memiliki mampu berkembang, dan UKM telah mulai mengenal
pengalaman yang malang melintang, membuat UKM perkembangan pasar, dan bagaimana mencapai tujuan
bersedia memberikan daya dan upaya untuk mening- sesuai dengan kemampuan pemasaran. Sedangkan pada
katkan kepuasaan konsumen. faktor Internal, Persaingan pasar telah meningkatkan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 391


Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

UKM dan mampu diadaptasi dengan baik oleh pemilik tidak mampu berkembang. Sedangkan pada faktor
perusahaan. Internal, UKM telah mampu meningkatkan kemam-
puannya dalam variabel spesific competitor.
Profil Usaha Duta Taylor
Dapat disimpulkan bahwa Duta Taylor menurut Profil Usaha Danisa
level pemasaran berdasarkan Metode Carson adalah Dapat disimpulkan bahwa Usaha Danisa menu-
non marketing. Kesimpulan analisa data pada faktor rut level pemasaran berdasarkan Metode Carson
Eksternal adalah, UKM Masih terperangkap dalam adalah non marketing. Kesimpulan yang dapat disim-
pemasaran praktis yang dianggap oleh pemilik meru- pulkan peneliti berdasarkan faktor Ekstenal adalah
pakan jalan yang terbaik. Sedangkan pada faktor UKM masih belum mampu meningkatkan kemam-
Internal, UKM harus mampu meningkatkan pengeta- puan UKM untuk menambah daya saing, meskipun
huan tentang pelayanan custumer, sebagai kunci pemilik telah memiliki pengalaman yang cukup banyak
keberhasilan UKM. dalam mengorganisasikan UKM. Pada faktor Internal,
pemilik mempunyai pengalaman yang cukup dalam
Profil Usaha Rumah Batik melakukan kegiatan organisasional dan menerapkan-
Dapat disimpulkan bahwasanya Usaha Rumah nya pada faktor internal, sehingga mampu meningkat-
Batik menurut level pemasarat berdasarkan Metode kan kualitas pelayanan konsumen, dan daya saing.
Carson adalah non marketing. Dapat disimpulkan
berdasarkan faktor Eksternal, UKM masih belum Profil Usaha La Mentique
menganggap serius betapa pentingnya pemasaran ba- Dapat disimpulkan bahwa La Mentique menurut
gi keberhasilan UKM, sedangkan pada faktor Inter- level pemasaran berdasarkan Metode Carson adalah
nal, UKM masih belum mampu meningkatkan implicit marketing. Berdasarkan data yang disajikan
kemampuannya dalam variabel spesific competitor. di atas, peneliti dapat menyimpulkan pada faktor Eks-
ternal, pemilik tidak mampu mengembangkan UKM
Profil Usaha Cempaka Putih karena kejayaan masa lalu membutakan kemampuan
Dapat disimpulkan bahwasanya Cempaka Putih UKM dalam berjuang meningkatkan ketahanan dan
menurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson daya saing UKM, dan pemilik UKM memiliki penga-
adalah non marketing. Kesimpulan yang didapatkan laman yang malang melintang, membuat UKM berse-
oleh penelitidari UKM Cempaka Putih, pada faktor dia memberikan daya dan upaya untuk meningkatkan
Eksternal, UKM telah mengenal dasar dari manaje- kepuasaan konsumen UKM telah mampu mening-
men pemasaran, tapi belum mampu berkembang katkan kemampuannya dalam variabel spesific com-
disebabkan minimnya pembiayaan. Dan berdasarkan petitor.
faktor Internal, daya UKM dalam meningkatkatkan
kemampuan masih tidak maksimal, sehingga meng- Profil Usaha Al Sufi
akibatkan UKM tidak mampu berkemang secara Dapat disimpulkan bahwasanya Al Sufi menurut
maksimal. level pemasaran berdasarkan Metode Carson adalah
implicit marketing. Dapat disimpulkan pada data di
Profil Usaha Berkat atas berdasarkan, faktor Eksternal adalah UKM telah
Dapat disimpulkan bahwasanya Usaha Berkat mampu berkembang, dan UKM telah mulai mengenal
menurut level pemasaran berdasarkan Metode Carson perkembangan pasar, dan bagaimana mencapai tujuan
adalah non marketing. Kesimpulan pada faktor sesuai dengan kemampuan pemasaran. Berdasarakan
Eksternal, adalah UKM berpegang atas keberhasilan faktor Internal, pemilik UKM mempelajari dan me-
masa lalu, tanpa meningkatkan kemampuan seiring ngerti betapa pentingnya pelayanan konsumen dalam
dengannya perkembangan pasar, membuat UKM ini keberhasilah penjualan.

392 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

PEMBAHASAN Competitive Advantage-nya sendiri, dan dalam hal


ini secara persentase pada aspek Competitive Ad-
Berdasarkan klasifikasi aktivitas pemasaran
vantage, termasuk dalam kategori Implicit Mar-
berdasarkan metode Carson, yang membagi menjadi
keting.
tiga tingkat pemasaran yaitu Non Marketing, Implicit
Pada aspek promotion, sebagian besar pemilik
Marketing dan Sophisticated Marketing. Maka
UKM tidak mampu memberikan promotion kepada
pada Tabel 4.21 dapat dilihat beberapa temuan, pada
konsumen, karena ada dua belas (12) UKM yang
aspek market knowledge, ada tiga belas (13) UKM
termasuk dalam kategori Non Marketing, dan seba-
yang sangat rendah dalam pengertian market know-
gian kecil, tiga (8) UKM sudah mampu memberikan
ledge dan termasuk dalam kategori non marketing.
promotion. Secara persentase keseluruhan, aspek ini
Sedangkan terdapat tujuh (7) UKM yang sudah meng-
termasuk dalam kategori Non Marketing.
arah pada implicit market, dan tidak ada yang telah
Aspek price, keinginan pemilik dalam membuat
menjadi sophiscated marketing. Dapat kita simpulkan
sistem harga yang jelas bagi konsumen masih belum
bahwa kategori market knowledge termasuk dalam
ada, ada Sembilan belas (19) UKM yang termasuk
kategori non marketing.
dalam kategori Non Marketing, dan hanya satu (1)
Dalam aspek competitor, terdapat dua belas (12)
yang termasuk dalam aspek Implicit Merketing. Ber-
UKM yang masih termasuk non marketing, dan
terdapat juga delapan (8) UKM yang termasuk dalam arti secara keseluruhan dapat kita persentasekan
kategori implicit marketing, sehingga secara keselu- sebagai kategori Non Marketing.
ruhan dapat kita simpulkan aspek ini adalah non Kemampuan dalam memberikan after sales
marketing. service sudah ada, terlihat pada tujuh belas (17)
Pada aspek custumer, secara keseluruhan pe- UKM yang masuk dalam kategori Implicit, dan hanya
ngertian pemilik terhadap costumer sangatlah rendah. tiga (3) yang masuk dalam kategori Non Marketing,
Delapan belas (18) UKM termasuk dalam kategori berarti aspek ini secara persentase keseluruhan
Non marketing, dan dapat kita pastikan dalam aspek termasuk dalam kategori Implicit marketing.
ini secara persentase, seluruh UKM adalah Non Aspek distribution juga menjadi salah satu
marketing. perhatian dalam menciptakan UKM yang bersaing.
Pada aspek Market Information, terdapat sem- Pada sampel ini ada enam (6) UKM yang sudah
bilan (9) UKM yang masuk dalam dalam kategori menciptakan proses pendistribusian dan ada empat
Non marketing, dan sebelas (11) yang termasuk belas (14) yang masih belum menciptakan proses ter-
dalam kategori implicit marketing. Secara persentase sebut. Secara keseluruhan aspek ini termasuk dalam
keseluruhan, dapat kita pastikan bahwa dalam kategori Non marketing.
Market Information, adalah Implicit marketing. Pemilik UKM yang diteliti telah memenuhi segala
Cara menyikapi suatu peristiwa yang dapat mem- kebutuhan dalam aspek postioning. Ini terlihat pada
pengaruhi UKM itu sendiri (significant event), dapat tabel,ada sepuluh (20) UKM yang masuk dalam
kita lihat dengan adanya delapan (8) UKM yang ma- kategori Implicit Marketing.
suk dalam kategori implicit marketing, artinya sudah Dan dalam menyikapi aspek spesific competitor,
memulai mengenal dan mencari solusi terhadap per- terdapat delapan (8) UKM yang masih termasuk
dalam kategori Non Marketing, dan enam (6) UKM
masalah, dan dua belas (12) UKM yang tidak mampu
bagaimana mengatasi permasalahan atau peristiwa yang masuk dalam kategori Implicit. Sedangkan pada
yang dapat mempengaruhi UKM itu sendiri (Non kategori Sophisticated terdapat enam (6) UKM yang
masuk, berarti secara keseluruhan aspek ini termasuk
Marketing).
Dalam aspek competitive advantage kembali Non Marketing.
Dan dalam hasil tabulasi, didapatkan hasil sebagai
dapat kita lihat, masih adanya kekurangan keinginan
pemilik UKM dalam menciptakan Competitive berikut: kategori Non Marketing sebanyak seratus
Advantage. Ini terlihat pada dua (2) UKM termasuk tiga puluh satu (131), kategori Implicit Marketing
sebanyak seratus dua puluh tiga (123) dan enam (6)
dalam kategori Non Marketing, sedangkan delapan
belas (18) UKM lainnya mampu dalam menciptakan yang masuk dalam kategori sophiscated. Dengan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 393


Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

menggunakam metode Carson dapat kita pastikan tanpa pernah mencoba untuk mengadaptasi teori
dua puluh sampel ini termasuk dalam kategori Non pemasaran terbaru, sehingga menyebabkan aktivitas
Marketing. pemasaran masih terletak pada tingkat Non marketing
Hal tersebut menunjukkan sebagian besar UKM walaupun telah lebih dari 20 tahun beroperasi.
Batik Besurek di Kota Bengkulu masih belum memiliki Sebaliknya, walaupun Usaha Sari Rasa, Oase Gallery
aktivitas pemasaran yang maksimal. Hal inin dapat dan Batik Atiq masih dapat dikatakan baru beroperasi
desebabkan oleh kurangnya sumeber daya manusia kurang dari 20 tahun, namun telah mampu mencapai
dan modal serta kurangnya pengetahuan pemilik ten- aktivitas pemasaran pada tingkat Implisit, yang
tang manajemen aktivitas pemasaran itu sendiri. dipengaruhi oleh pemilik Usaha yang aktif dalam
mengembangkan pemasarannya baik dalam segi
Pengklasifikasian UKM Menurut Skala Usaha packaging yang unik, desain yang berbeda serta pro
dan Lama Usaha aktif dalam mengembangkan usahanya
Dapat kita lihat, pada Usaha skala menengah
Pengklasifikasian Usaha Menurut Faktor In-
ada sebagian besar yaitu lima (5) UKM yang terma-
suk dalam kategori implicit dan tiga (3) yang termasuk ternal dan Faktor Eksternal
dalam Non Marketing. Sedangkan pada usaha skala Dijelaskan tentang pengklasifikasian UKM di
kecil dapat kita lihat bahwa terdapat sepuluh (10) Bengkulu berdasarkan faktor eksternal, adapun
UKM yang termasuk dalam kategori Non Marketing, variabel yang digunakan adalah Market Knowledge,
hanya dua (2) yang termasuk pada Implicit marketing. Competitor, Costumer, Market Information, Sigini-
Dapat disimpulkan, skala usaha juga menentukan ficant Event, Competitive Advantage. Berdasarkan
dimana letak tingkat usaha. Menurut metode Carson, hasil pengklasifikasian, dapat disimpulkan bahwa
usaha dengan skala menengah telah mampu menerap- UKM batik besurek di Bengkulu, hanya mampu men-
kan bagaimana pemasaran yang baik dan masuk dalam capai level Non marketing sebesar enam puluh empat
kategori Implicit, sedangkan dalam skala kecil belum (64), sedangkan pada level Implicit Marketing terdapat
mampu menerapkan praktik pemasaran dengan baik, sebanyak lima puluh tujuh (57). UKM di Bengkulu
sehingga hanya mampu masuk dalam kategori Non belum mampu melakukan pengembangan usahanya
Marketing walau usaha tersebut sudah memiliki rentang waktu
dan modal yang cukup besar, hal tersebut dikarenakan
Pengklasifikasian UKM menurut Lama Usaha kurangnya dari kemampuan dan keberanian peng-
Dapat dilihat pada lama usaha 1–5 tahun, terdapat usaha dalam mengarungi kerasnya persaingan usaha
empat (4) UKM masuk dalam kategori Non Marketing. di daerahnya, serta telah memiliki rasa dan keinginan
Sedangkan pada lama usaha 6–10 tahun, ada empat yang cepat puas dari pemilik UKM, hingga membuat
(4) usaha yang masuk dalam kategori Non Marketing. UKM mereka tidak mampu bersaing dengan usaha
Pada lama usaha 11–20 tahun, hanya satu (1) UKM yang lain khususnya pada variabel customer sebesar
yang termasuk dalam kategori implicit, dan ada tiga delapan belas (18) terletak pada tingkat Non Mar-
(3) UKM yang masuk dalam kategori Non Marketing. keting di mana pemilik usaha hanya mengetahui sedi-
Sedangkan pada usaha dengan lama usaha lebih dari kit pengetahuan tentang konsumen. Sedangkan pada
20 tahun terdapat enam (6) usaha yang termasuk variabel Competitive Advantage terdapat delapan
dalam kategori ini, ada empat (4) yang masuk dalam belas (18) pada tingkatan Implicit di mana Usaha
kategori implicit, dan ada dua (2) yang masuk dalam sudah banyak mengerti akan nilai competitive advan-
kategori Non Marketing. Hal ini dapat terjadi karena tage mereka.
terdapat perbedaan prinsip dan visi dari pemilik usaha, Dijelaskan tentang pengklasifikasian usaha ber-
untuk membuat usaha menjadi lebih baik dalam dasarkan faktor internal, peneliti menggunakan bebe-
aktivitas pemasarannya. rapa alat ukur diantaranya adalah Promotion, Price,
Pada usaha Limura dan Simpatik, pemilik masih After Sales Service, Product, Distribution, Spesific
terbelenggu dalam permasalahan pemasaran tradisional, Competitor. Berdasarkan hasil analisa, usaha dapat
dikategorikan pada level Implicit marketing, karena

394 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

sebanyak enam puluh empat faktor (64) berada pada pada variabel custumer, yaitu kemampuan pemilik
level Non Marketing, sebanyak enam puluh sembilan UKM dalam memiliki pengetahuan tentang konsumen.
(69) faktor berada pada level Implicit, dan hanya tujuh Untuk itu, UKM diharapkan menjalin hubungan dengan
(7) faktor berada pada level Sophisticated. Dapat konsumen, melalui sistem Custumor Relatioship
disimpulkan bahwa terdapat keinginan dan kemauan Management (CRM). (2) Pada aspek internal, hal
pemilik UKM secara keseluruhan untuk mengem- yang paling penting yaitu pada variabel price, sebaik-
bangkan usahanya sendiri, dengan cara memulai nya pemilik UKM tidak hanya menetapkan harga
memperbaiki kondisi-kondisi internal yang mereka berdasarkan harga pokok, namun juga berdasarkan
miliki sebagai aset dalam mengembangkan usaha bagaimana pasar merespon, perubahan harga pesaing
mereka. dan persepsi konsumens serta prestise. (3) Peneliti
Pada faktor internal ini, variabel price terletak mengharapkan pembaca mengerti tentang UKM
pada tingkat Non Marketing, yaitu sebanyak 19 sebagai aspek penting dalam pengembangan ekonomi,
UKM, berarti sebagian besar UKM menetapkan karena usaha kecil menyediakan dan menciptakan
harga berdasarkan biaya pokok. lapangan pekerjaan baru dan mengurangi tingkat
Sedangkan variabel yang telah mencapai tingkat pengangguran. (4) Dalam penilitian ini pun, peneliti
Implicit Marketing yaitu variabel Positioning, seba- menemukan bagaimana strategi UKM tersebut dapat
nyak dua puluh (20) UKM di mana konsumen menge- bersaing dalam kondisi pasar apapun, peneliti mem-
nal usaha dengan baik dan membeli produk dan mera- berikan beberapa usulan, diantaranya adalah: meng-
sakan puas, serta mampu selamat dari bisnis. ikuti pelatihan, mengikuti expo sebagai peningkatan
Pada penelitian sebelumnya (Zamzami, 2011), pengetahuan akan pasar, seperti custumer, trend,
ditemukan bahwa pada kegiatan pemasaran secara relationship, loyalty, dll. (5) Sebagai implikasi dalam
eksternal masih termasuk dalam level Non Marketing, penelitian ini, bagi pemilik usaha; mampu membaca
dan pada kegiatan pemasaran secara internal, telah dan mengerti betapa pentingnya dalam mengembang-
berkembang memasuki level Implicit, dan pada kan usaha mereka, agar selalu bisa bertahan dalam
peneltitian tersebut juga dikatakan bahwa, walau skala lingkungan persaingan.
usaha tersebut termasuk dalam usaha kecil, tetapi
berkat keinginan dan penguatan aset aset UKM seca- KESIMPULAN DAN SARAN
ra internal telah membuat usaha tersebut masuk
Kesimpulan
dalam kategori implicit marketing.
Hasil penelitian menunjukkan variabel eksternal; Berdasarkan analisa dan pembahasan pada
Market Knowledge, Competitor, Costumer, Market penelitian terdahulu, didapatkan kesimpulan sebagai
Information, Siginificant Event, Competitive Advan- berikut:
tage berada pada tingkat pemasaran Non Marketing, Dari penelitian yang dilakukan pada 20 UKM
dan variabel internal; Promotion, Price, After Sales bidang Batik Besurek, di kota Bengkulu pada tahun
Service, Product, Distribution, Spesific Competitor 2014, dapat dijelaskan bahwa aktivitas pemasaran
terletak pada tingkat pemasaran Implicit Marketing yang bersifat eksternal, seperti: Market Knowledge,
pada UKM Batik Besurek yang ada di Kota Competitor, Custumer, Market Information, Sigini-
Bengkulu. ficant Event, Competitive Advantage, termasuk
Peneliti meneliti UKM bidang Batik Besurek, pada level Non Marketing. Dari hasil pembahasan
untuk mengetahui kegiatan pemasaran dari UKM dapat disimpulkan bahwa terdapat hambatan dalam
tersebut, hal ini bertujuan agar UKM Batik Besurek pengembangan UKM yang disebabkan karena UKM
dapat mengambil beberapa tindakan berikut guna tidak mampu bersaing dalam meningkatkan kemam-
meningkatkan level aktivitas pemasaran dan untuk puan usaha, dan juga tidak mempunyai perencanaan
menciptakan dan mengembangkan UKM tersebut, yang matang terkait pasar. Hal ini terbukti dari hasil
menjadi UKM yang mampu bertahan, dan bersaing analisa pada Tabel 4.21 dengan total UKM yang besar
dalam kondisi pasar apapun: (1) Pada aspek ekster- di tingkat Non Marketing pada variabel customer,
nal, hal yang paling penting untuk ditingkatkan adalah market knowledge, competitor, significant event

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 395


Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

dan market information. Sedangkan untuk variabel pemasaran yang dimiliki, tetapi terdapat juga keaneh-
Competitive Advantage telah berada di tingkat Non an, walaupun usahanya telah lama berdiri, tetapi
Marketing yang menunjukkan sebagian besar UKM pemilik masih belum mampu mengembangkan usaha,
Batik Besurek di Bengkulu telah mengetahui keung- biasanya disebabkan oleh keinginan, dan kemampuan
gulan bersaing dari produk mereka. dari pemilik. Kemampuan yang dimaksudkan dalam
Pada faktor yang bersifat internal, seperti: Pro- hal ini adalah kemampuan dalam masalah permodalan,
motion, Price, After Sales Service, Product, Distri- sedangkan dalam hal keinginan, biasanya pemilik
bution, Positioning, Spesific Competitor telah UKM itu telah merasa UKM tersebut telah menjadi
termasuk dalam tingkat aktivitas Implicit Marketing. suatu hal yang sangat berkembang dan dapat diandalkan,
Hal ini disebabkan karena adanya keinginan pemilik padahal sebenarnya UKM tersebut masih mempu-
UKM dalam memperbaiki usaha mereka dengan nyai permasalahan yang sangat serius dalam pema-
meningkatkan aset aset internal yang mereka miliki, sarannya, yang akhirnya mengakibatkan usaha terse-
contohnya dengan memberikan after sales service but tidak mampu berkembang.
sebagai jaminan kalitas produk yang ditawarkan,
UKM dirasakan telah mampu berkembang walau Saran
dengan kemampuan yang cukup terbatas. Hal ini ter-
Dari pembahasan dan analisis yang kita peroleh pe-
bukti dari hasil analisa pada Tabel 4.21 dengan total neliti ingin meyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
UKM yang besar terletak pada tingkat Implicit mar- Walaupun aktivitas pemasaran pada UKM Batik
keting pada variabel Positioning, dan after ales Besurek di Kota Bengkulu telah dikatakan cukup baik
service. Hal ini sebaiknya menjadi peluang bagi UKM pada variabel tertentu yang telah berhasil mencapai
dengan adanya sales after service yang baik mem- tingkat aktivitas Implicit Marketing, namun pemilik
berikan peluang bagi UKM untuk meningkatkan UKM Batik Besurek di Bengkulu harus tetap mening-
variabel customer agar banyak dapat memiliki penge- katkan aktivitas pemasarannya secara berkesinam-
tahuan mengenai konsumen itu sendiri dengan cara bungan terutama pada indikator setiap variabel yang
menjalin hubungan yang bak dengan pelanggannya, masih rendah dengan cara mengkuti pelatihan dan
serta perlunya penngkatan pada variabel product, mengikuti expo sebagai peningkatan pengetahuan
promotion, specific competitor, distribution dan akan pasar, seperti custumer, trend, relationship,
price. loyalty, dll untuk dapat mejadi Market Leader.
Dari faktor eksternal dan internal, belum ada Bagi UKM Batk Besurek di Kota Bengkulu, se-
UKM yang mampu mencapai level pemasaran So- baiknya lebih memperhatikan pelanggan (custumer)
phisticated. karena memiliki hubungan yang baik dengan pelang-
Berdasarkan tingkatan skala suatu UKM, tidak gan akan sangat bermanfaat bagi berkembangnya
terdapat suatu fenomena yang cukup berarti dalam Usaha itu sendiri, karena mempertahankan pelanggan
operasinya. Usaha dengan skala menengah telah lebih efisien dari pada mencari pelanggan baru.
mampu menduduki posisi marketing activiy pada level Dalam peneltian selanjutnya diharapkan untuk
Implicit, hal ini disebabkan karena terdapat penga- mengambil sampel yang lebih besar, sehingga mem-
laman dalam mengelola usaha, atau kondisi keuangan buat hasil dari penelitian lebih komprehensif.
yang cukup baik. Sedangkan UKM yang masih ber-
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
ukuran kecil masih belum mampu berkembang, dise- mengkombinasikan analisa qualitative dan analisa
babkan oleh kekurangan keterampilan, pengetahuan, quantitative, dan juga menggunakan metode interview
tenaga kerja, permodalan, dan lain-lain dari suatu
secara mendalam. Quantitative analisis yang tidak
usaha tersebut, sehimgga UKM dengan skala kecil dilaksanakan dalam penelitian ini bisa mengukur ke-
masih berada pada posisi Non Marketing activity.
giatan pemaran dan strategi UKM yang diambil,
Sedangkan analisa berdasarkan lama usaha, sedangkan metode qualitative dan wawancara yang
didapatkan kesimpulan bahwa adanya keinginan pe- telah dilaksanakan dalam penelitian ini mampu mem-
milik UKM dalam mengembangkan atau ekspansi
berikan gambaran dan pengertian terhadap kegiatan
usahanya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan pemasaran UKM di Kota Bengkulu.

396 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014
Analisis Aktivitas Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik Besurek dengan Model Carson di Kota Bengkulu

DAFTAR RUJUKAN Fuller, P.B. 1994. ”Assessing marketing in small and me-
dium-sized enterprises”, EuropeanJournal of Mar-
Ayyagari, M., Beck, T., and Demirgiic-Kunt, A. 2003. ” Small
keting, Vol. 28 No. 12, pp. 34-49.
and Medium Enterprises across the Globe: A New
Gilmore, A., Carson, D., and Grant, K. 2001. ”SME Market-
Database”, Policy research working paper 3127,
ing in Practice”, Marketing Intelligence & Planning,
Washington, The World Bank.
Vol. 19 No. 1, pp. 6–1,
Badan Pusat Statistik (BPS). 2007. ”Pengukuran dan
Julien, P. A., and Ramangalahly, C. 2003. ”Competitive strat-
Analisis Ekonomi Kinerja Penyerapan Tenaga
egy and performance of exporting SMEs: an empiri-
Kerja, Nilai Tambah dan Ekspor Usaha Kecil dan
cal investigation of the impact of their export infor-
Menengah”. Jakarta.
mation, search and compentencies”, Entrepreneur-
Becherer, R.C., Halstead, D., and Haynes, P. 2003. ”Mar-
ship Theory and Practice, Vol 27 No. 3, pp. 27–45
keting orientation in SMEs: effect of the internal en-
Lancaster, G., and Waddelow, I. 1998. ”An Empirical Inves-
vironment”, New England Journal of Management,
tigation into the Process of Strategic Marketing Plan-
Vol. 3. No. 1, pp. 1–17.
ning in SMEs: Its Attendant Problems, and Propos-
Berthon, P., Ewing, M. T. And Napolo, J. 2008. ”Brand
als Towards a New Practical Paradigm”, Journal of
Management in Small To Medium Size Enterprises”,
Marketing Management, 14, 853–878.
Journal of Small Business Management, Vol. 46 No 1,
Leavy, B. 1994. The craft of case-based qualitative research.
pp 27–45.
Irish Business and Administrative Research, 15, 105–
Blankson, C., and Stokes, D. 2002. ”Marketing practices in
118.
the UK small business sector”, planning, Vol. 20 No.
Levy, B., Albert, B., and Jeffrey, N. (eds.). (1999). Fulfilling
1, pp. 49–61.
the Export Potential of Small and Medium Firms.
Brodie, R.J., Coviello, N.E., Brookes, R.W., and Little, V.
Boston: Kluwer Academic Publishers.
1997. ”Towards a paradigm shift in marketing?”. Jour-
Matthew, C., and Scott, S. 1995. ”Uncertainty and Plan-
nal of Marketing Management, Vol. 13, pp. 383–406.
ning in Small and Entrepreneurial Firms: An Empirical
Carson, D. 1990. ”Some exploratory models for assessing
Assesment”, Journal of Small Business Manage-
small firms’ marketing performance: a qualitative ap-
ment, Vol 33. No. 4, pp. 34–52.
proach”, European Journal of Marketing, Vol. 24 No.
McCarton-Quinn, D., and Carson, D. 2003. ”Issues which
11, pp. 5–49.
impact upon business markets in the small firms”,
Carson, D., and Cromie, S. 1989. ”Marketing planning in
Small Business Economics, Vol. 21, pp. 9–20.
small enterprises: a model and some empirical evi-
Murdoch, H., Blackey, H., and Blythe, J. 2001.”Beliefs and
dence”, Journal of Consumer Marketing, Vol.7 No.3,
attitudes of Welsh SMEs to marketing”, Journal of
pp. 5–17.
Targeting, Measurement and Analysis for Market-
Carson, D., and McCarton-Quinn, D. 1995. ”Non practice
ing, 10(2), 143–155.
of theoretically based marketing in small business-
PIU and SBS. 2001. ”Strategic opportunities for small busi-
issues arising and their implications”, Journal of
ness in the UK”, Seminar on 11 September 2001, Back-
Marketing Theory and Practice, Vol 3 No. 4, pp. 24–
ground document, available at: www.strategy.gov.uk/
32.
downloads/ seminars/small_business/briefing.pdf
Chaston, I., and Mangles, T. 2002. Small Business Mar-
Siu, W., and Kirby, D.A. 1998. ”Approaches to small firm
keting Management, Palgrave Publishers,
marketing: a critique”, European Journal of Market-
Basingstoke.
ing, Vol. 32 Nos 1/2, pp. 40–60.
Cromie, S. 1990. ”The problems experienced by young
Soetrisno, N. 2003 .Kewirausahaan dalam Pengembangan
firms”, International Small Business Journal, Vol. 9
UKM di Indonesia dalam Ekonomi Kerakyatan
No. 3, pp. 43–61.
dalam kancah Globalisasi. Deputi bidang Pengkajian
Department of Trade and Industry Small Business Service
Sumber daya UKMK Kementrian Negara koperasidan
(2005), Statistical Press Realeae UR5/92, available
UKM.
at:www.abs.gov.uk/SBS Gov files/reseacrhandstats/
Tambunan, T. 2008. ”Development of SME in ASEAN with
SME Stats 2004.pdf
Reference to Indonesia and Thailand”, Journal of
Fombrun, C.J. 1982. Strategies for network research in or-
Economics, Vol. 20 No. 1 pp.53–83.
ganizations. Academy of Management Review, 7, 280–
Untari, R. 2005. Pola Pertumbuhan Klaster Industri Kecil
291.
di Indonesia, Disertasi, Institut teknologi Bandung,
Bandung.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 397


Amalia Rahayu Irdam, Darmansyah, Sularsih Anggarawati

Wood, E.H. 2006. ”The internal predictors of business per- Zamzami, A. 2011. ”Identifikasi Aktifitas Pemasaran Ukm
formance in small firms: a logistic regression analy- Bordir Dan Sulaman Di Kota Pariaman”. Padang,
sis”, Journal of small business and enterprise devel- Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas. Padang.
opment, Vol. 13 No. 3, pp. 441–53.

398 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2014

Anda mungkin juga menyukai