DAFTAR KOTAK...................................................................... 48
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah kebijakan publik yang baik dan tepat merupakan suatu
keharusan dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi dan
bernegara. Oleh karena itu, perlu disiapkan sumber daya manusia
yang mampu untuk mengidentifikasi isu/masalah dengan tepat,
mengumpulkan data dan fakta terkait masalah tersebut,
mengidentifikasi alternatif kebijakan yang dapat diterapkan,
mengevaluasi biaya, risiko dan keuntungan yang akan ditimbulkan,
menyajikan saran dan informasi kebijakan dengan baik, serta
melakukan monitoring dan evaluasi penerapan kebijakan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang analis
kebijakan adalah kemampuan dalam menjelaskan berbagai
pendekatan dalam metodologi penelitian, serta mampu
mengembangkan instrumen penelitian/kajian. Modul ini ditulis
dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi tersebut. Setelah
mempelajari modul ini peserta diharapkan tidak hanya menguasai
berbagai teori mengenai metodologi penelitian, tapi juga mampu
mempraktikkan kemampuannya tersebut dengan berbagai contoh
kasus yang telah disiapkan.
Modul ini adalah bagian dari serangkaian proses analisis
kebijakan yang saling berkaitan dan melengkapi. Karena itu peserta
pelatihan calon analis kebijakan juga harus dapat memahami modul
lain agar memiliki kemampuan yang komprehensif untuk
menghasilkan sebuah kebijakan yang baik dan tepat.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta memiliki
kemampuan dalam menjelaskan berbagai pendekatan dalam
metodologi penelitian, serta mampu mengembangkan instrumen
penelitian/kajian, yang dinilai dari kemampuan peserta dalam:
1. Menjelaskan berbagai pendekatan (positivist vs non-
positivist) dalam metodologi penelitian/kajian;
2. Menghubungkan teknik-teknik dalam pendekatan Positivist
dan Non-positivist;
3. Mendesain rancangan kajian/penelitian;
F. Rangkuman
Data merupakan komponen penting dalam analisis kebijakan
karena data tersebut akan ditransformasikan menjadi informasi
yang menjadi basis pengambilan keputusan. Untuk dapat
memperoleh data, seorang analis kebijakan perlu melakukan riset.
Setelah itu data yang berhasil dikumpulkan tersebut dianalisis
untuk tujuan membantu analis dalam memahami masalah publik
yang dianalisisnya agar menjadi lebih jelas.
Karena pentingnya data dalam analisis kebijakan, maka para
pakar kemudian mengembangkan sebuah gagasan yang disebut
sebagai Evidence-Based Policy (EBP). Dengan menggunakan
pendekatan ini, seorang analis kebijakan diharapkan memiliki data
yang memadai untuk mendukung proses pengambilan keputusan,
merancang pencapaian target dan tujuan kebijakan/program serta
membantu dalam implementasinya.
RISET KEBIJAKAN
A. Indikator Hasil Belajar
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat:
1. Mampu menjelaskan berbagai pendekatan (positivist vs non-
positivist) dalam metodologi penelitian/kajian
2. Mampu menghubungkan teknik-teknik dalam pendekatan
positivist dan non-positivist
3. Mampu mengembangkan logical framework dalam disain
analis kebijakan
4. Mampu mendemonstrasikan pemahaman mengenai metode-
metode pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam
instrumen pengumpulan data untuk analisis kebijakan
5. Mampu mendesain teknik pengumpulan data dari pendekatan
positivist atau non-positivist.
B. Riset Kebijakan
Riset merupakan kegiatan penerapkan metode scientific (ilmiah)
untuk memahami suatu fenomena alam maupun sosial. Metode
ilmiah sendiri merupakan prosedur yang harus dilakukan oleh
seorang peneliti untuk dapat menjelaskan suatu fenomena.
Kerlinger (1990:17) mendefinisikan penelitian ilmiah sebagai
berikut:
Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis,
terkontrol, empiris dan kritis, tentang fenomena-fenomena
alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis
tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-
fenomena itu.
F. Latihan
1. Sebutkan elemen-elemen penting yang harus dipahami oleh
seorang analis kebijakan dalam melakukan riset kebijakan
menurut SIPRI dan WASCI!
2. Jelaskan perbedaan riset kebijakan yang bersifat positivistik
dengan riset kebijakan yang bersifat naturalistik!
3. Jelaskan tahapan-tahapan yangdilakukan dalam design
penelitian kuantitatif!
4. Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
desain penelitian kualitatif!
C. Latihan
1. Sebutkan fungsi monitoring dalam analisis kebijakan!
2. Sebutkan fungsi evaluasi dalam analisis kebijakan!
3. Jelaskan perbedaan antara policy input, policy process, policy
output, dan policy impact dalam monitoring dan evaluasi!
4. Jelaskan fungsi melakukan forecasting dalam analisis
kebijakan!
D. Rangkuman
Monitoring dan evaluasi memiliki peran strategis dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses kebijakan
publik. Dalam evidence based policy, informasi hasil dari monitoring
dan evaluasi dapat mendorong munculnya argumentasi publik dari
beragam pemangku kepentingan dan membantu menentukan
pilihan kebijakan.
Dengan melakukan monitoring diharapkan dapat meningkatkan
relevansi kebijakan, efisiensi, dan efektivitas kebijakan publik.
Sementara itu, evaluasi merupakan proses untuk membantu
memahami kebijakan melalui kajian yang sistematis yang
menjelaskan implementasi kebijakan, efek, justifikasinya, dan
implikasi sosialnya evaluasi dapat memberikan informasi mengenai
kinerja kebijakan (policy performance), sejauh mana tujuan
kebijakan dapat dicapai dan implikasi sosialnya.
Dalam menghasilkan informasi mengenai kinerja kebijakan,
PENUTUP
A. Simpulan
Sebagaimana dijelaskan di bagian dalam modul ini, para peserta
diklat diharapkan memahami bahwa bukti (yang diolah dari
informasi dan data) merupakan bagian integral dari pekerjaan
seorang analis kebijakan. Dengan memiliki bukti-bukti yang cukup
maka seorang analis kebijakan akan mampu merumuskan masalah
kebijakan yang tepat, mengidentifikasi opsi-opsi yang paling
mungkin untuk dilakukan dengan perhitungan cost-benefit yang
jelas, dan mengevaluasi apakah suatu kebijakan mampu
memproduksi hasil sebagaimana diharapkan.
Kapan seorang analis kebijakan menggunakan penelitian yang
bersifat positivistik atau non-positivistik sangat tergantung pada
pertanyaan riset yang akan dijawab. Pertanyaan penelitian yang
terkait dengan hubungan sebab-akibat atau pertanyaan yang
terkait dengan inferensi (penarikan kesimpulan) maka lebih cocok
dijawab dengan penelitian positivistik atau kuantitatif. Sedangkan
pertanyaan penelitian yang bersifat eksploratif atau deskripsi
tentang suatu kelompok masyarakat akan lebih tepat dijawab
dengan penelitian yang bersifat non-positivistik atau kualitatif.
Kompleksitas kebijakan publik seringkali membutuhan metode
atau pendekatan campuran dari berbagai bentuk metode yang ada.
B. Tindak Lanjut
Materi metodologi penelitian yang dituangkan di dalam modul
ini dirancang untuk mempersiapkan Calon Fungsional Analis
Kebijakan agar mampu menjelaskan berbagai pendekatan dalam