Anda di halaman 1dari 97

PERAN PEGADAIAN TERHADAP PENYALURAN DANA PADA USAHA

MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

(Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Pasar Renteng Lombok Tengah).

Oleh

Ira Husni Apriati,


1502131706

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
PERAN PEGADAIAN TERHADAP PENYALURAN DANA PADA USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk


Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Ira Husni Apriati,


1502131706

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
MOTTO

Dimana ada kemauan pasti ada jalan, apapun bentuk kesulitan yang dialami
dalam hidup dihadapi dengan kesabaran dan do’a, jangan pernah putus asa dan
yakinlah dibalik semua kesulitan pasti ada jalan keluarnya.

vii
PERSEMBAHAN

Puji syukur Alhandulillah atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan
Allah SWT, sehingga kemudahan dan juga kelancaran bisa saya rasakan dalam
penyusunan karya yang sederhana ini. Dengan penuh kerendahan hati saya
persembahkan karya sederhana ini kepada:
1. Kedua orang yang sangat ananda hormati yaitu ayahanda dan ibunda tercinta
(Husrak) dan (Nurhayatie) yang telah bekerja keras dan berbesar hati penuh
kelembutan kasih sayang yang tiada akhir dengan penuh kesabaran kepada
ananda disetiap gerak langkah ananda, yang tak pernah putus memberikan
semangat, terima kasih atas keikhlasan dan ketulusan do’a dmi kesuksesan anada
selama studi di Universitas Islam Negeri Mataram (UINMA).
2. Buat kakak-kakakku (Suriadi,Suriani) dan adik-adikku (Awan Usrandana,
Miranda Ustania) serta semua keluarga besarku terimakasih atas do’a dan
dukungannya selama ini.
3. Buat almarhum kakekku M. Syukur dan Nenek salmah yang masih hidup
terimakasih atas do’a yang selalu dipanjatkan setiap malam dan selalu
mengingatkanku untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT.
4. Sahabat-sahabat seperjuanganku ES. kelas F angkatan 2015, terimakasih atas
cinta dan cerita yang telah kita ukir dengan indah selama ini.
5. Almamaterku tercinta.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Pegadaian Terhadap

Penyaluran Dana Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi Kasus Pada

Pegadaian Syariah Pasar Renteng Lombok Tengah). “dengan baik walaupun dalam

bentuk sederhana dan masih perlu banyak membutuhkan kritik dan saran agar dapat

ditindak lanjuti dalam penulisan yang lebih baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda

Nabi Muhammad Saw, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah

membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Ad-Dinul Islam yang kita

harapkan syafaatnya di dunia dan akhirat.

Dengan terselesainya skripsi ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dukungan

dari semua pihak baik moril maupun materil. oleh karena itu dalam kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof Drs. H Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.

2. Bapak Dr.H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku Dekan FEBI UIN Mataram

3. Bapak H. Bahrur Rosyid selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah FEBI UIN

Mataram.

4. Bapak Drs. M. Yusup M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dahlia

Bonang M. Si selaku Dosen Pembimbing II.

ix
5. Ayahanda dan Ibunda ku tercinta (Husrak dan Nurhayatie) serta segenap

keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuan, baik

berupa moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

UIN MATARAM terutama dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik konsruksi dari berbagai pihak

sangat penulis harapkan dewi terwujudnya skripsi yang lebih baik untuk masa-

masa yang akan datang.

Akhirnya penulis hanya dapat berdoa semoga amal baik mereka diterima

oleh Allah sebagai amalan sholeh serta mendapatkan imbalan yang semestinya.

Mataram, 2019
Penulis,

Ira Husni Apriati

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii

NOTA DINAS PEMBIMBIMG ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .......................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN .........................................................................................viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

ABSTRAK ....................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan dan Batasan Masalah .......................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 8
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian................................................ 8
E. Telaah Pustaka .................................................................................... 9
F. Kerangka Teori .................................................................................. 14
1. Penegertian Gadai Syariah .......................................................... 14
2. Dasar Hukum Pegadaian Syariah ............................................... 16
3. Rukun dan Syarat Gadai............................................................. 16
4. Akad Perjanjian Gadai ............................................................... 18
5. Tujuan dan Manfaat Pegadaian .................................................. 19
6. . Pemanfaatan Barang Yang di Gadai .......................................... 21
7. Mekanisme Oprasional Pegadaian Syariah ................................. 22
8. Mekanisme PemberianPinjaman Sistem Cicilan dan Perpanjangan Utang
...................................................................................................... 23
9. Aspek Pendirian Lembaga Pegadaian Syariah ............................. 25

xi
10. Prosedur Pinjaman ....................................................................... 27
11. Kendala dan Penyaluran Dana Dalam Pengembangan Pegadaian Syaraiah
...................................................................................................... 29
12. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) ..................................... 30
13. Peran Usaha Mikro Kecil Memenengah (UMKM) ...................... 32
14. Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ...... 34
G. Metode Penelitian ................................................................................ 36

1. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 36

2. Kehadiran Peneliti ............................................................................ 37

3. Sumber dan Jenis Data ..................................................................... 37

4. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................... 39

5. Analisis Data ..................................................................................... 40

6. Uji Keabsahan Data .......................................................................... 42

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 44

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 46


1. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Pasar Renteng .................. 46
2. Visi dan Misi Pegadaian Syariah Pasar Renteng .......................... 47
3. Letak Geografis ............................................................................. 48
4. Organisasi Pegadaian Syariah Pasar Renteng ............................... 49
B. Produk-Produk Pegadaian Syariah Pasar Renteng .............................. 54
1. Produk Ar-Rahn ............................................................................ 54
2. Pembiayaan Ar-Rum ..................................................................... 55
3. Amanah ......................................................................................... 56
C. Prosedur Pemberian Pembiayaan Arrum BPKB Mekanisme Prosedur
Pembiayaan Arrum BPKB Pegadaian Syariah Pasar Renteng ........... 56

BAB III PEMBAHASAN

A. Bagaimana Prosedur PemberianPenyaluran Dana pada Usaha Mikro Kecil


Menengah (UMKM) ......................................................................... 69

xii
B. Apa Kendala-kendala Pegadaian Syariah Dalam Penyaluran Dana Pada Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) ..................................................... 72

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 77


A. Kesimpulan ........................................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA

xiii
PERAN PEGADAIAN SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
(STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH CPS
PASAR RENTENG LOMBOK TENGAH)

Oleh:

Ira Husni Apriati


NIM 1502131706

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana Peran Pegadaian


Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pegadaian sangat
berperan dalam memperkembangkan usaha mikro kecil menengah, karena bisa
membantu para pedagang kaki lima atau pengusaha lainnya yang membutuhkan
modal tambahan supaya usahanya dapat lebih maju. Dan pegadaian memberikan
berbagai produk untuk ditawarkan kepada pihak nasabah yaitu AR-Rahn, Ar-Rum
BPKB, Amanah, tetapi nasabah lebih berminat terhadap produk Ar-Rahn dan Ar-
Rum BPKB
Peneliti ini merupakan peneliti lapangan, sedangkan pendekatan yang
dilakukan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber
data yang diperoleh penulis adalah berasal dari data primer antara lain dari proses
wawancara, dan observasi. Sumber data kedua adalah data akhir ini. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan metode observasi,
wawancara, dokumentasi.

Kata Kunci: Peranan Pegadaian untuk usaha mikro, kecil, menengah

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pegadaian merupakan sebuah lembaga keuangan formal di

Indonesia, yang bertugas menyalurkan pembiayaan dengan bentuk pemberian

uang pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan hukum

gadai. Lembaga Pegadaian ini wujud dari pembangunan perekonomian

nasional yang diamanatkan oleh Pasal 33 UUD 1945, dengan tujuan turut

melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program

pemerintah dibidang ekonomi pembangunan nasional pada umumnya melalui

penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan mencegah timbulnya

praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tak wajar lainnya. Banyak

masyarakat yang membutuhkan dana cepat mencari alternatif untuk mengatasi

kekurangan dananya dengan mendatangi pegadaian. Di pegadaian, masyarakat

dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan waktu yang singkat dan

tingkat biaya yang dikenakan juga masih terjangkau. Lembaga pegadaian

memiliki keunggulan dari lembaga keuangan yang lain, yaitu diantaranya:

hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk mencairkan uang

pinjaman tepat pada hari yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan prosedur

pencairan yang tidak berbelit-belit.1

Tugas utama pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang

sedang membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan rentenir yang bunganya

1
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2009), hal. 388.

1
relatif tinggi.2 Dengan adanya pegadaian, masyarakat yang kekurangan dana

dapat sewaktu-waktu memenuhi kebutuhannya akan uang tunai, karena sesuai

dengan namanya pegadaian adalah tempat dimana masyarakat yang

membutuhkan dana dapat datang membawa barang jaminan pribadinya

dengan waktu yang cepat, aman dan mudah. Hal ini sesuai dengan motto

pegadaian yaitu ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.3

Peran pegadaian yang berorientasi untuk membantu dan melayani

kebutuhan masyarakat berskala kecil sangat membantu pertumbuhan ekonomi.

Sebagai lembaga keuangan non-bank yang bergerak di bidang jasa

pembiayaan, dan dengan tugas utamanya yaitu menyalurkan pembiayaan

gadai. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan,

yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-

pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit

unit).4 Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan

oleh lembaga pembiayaan. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 yang

dimaksud pembiayaan adalah “penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga

keuangan bukan bank, untuk mengembalikan dan memperkuat permodalan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.5

2
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010),hal.
24.
3
Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hal. 459.
4
Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal
103.
5
UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

2
3

Indonesia sebagai negara berkembang perlu memperhatikan UMKM

secara serius. Karena UMKM mempunyai kinerja lebih baik dalam tenaga

kerja yang produktif, mempunyai produktivitas tinggi, dan mampu hidup di

sela-sela usaha besar. UMKM mampu menopang usaha besar, seperti

menyediakan bahan mentah, suku cadang, dan bahan pendukung lainnya.

UMKM juga mampu menjadi tombak bagi usaha besar dalam menyalurkan

dan menjual produk dari usaha besar ke konsumen.6

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro

Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif

millik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UU ini. Usaha kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU

ini. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar

dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau swasta,

usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di

Indonesia. Di Indonesia, saat ini banyak sekali bermunculan usaha-usaha baru,

mulai dari usaha produksi yang bergerak dalam kegiatan proses perubahan

6
Gatut Susanta dan M Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola UMKM
(Bogor: Raih Asa Sukses, 2009), hal. 6.
4

suatu bahan menjadi produk baru yang mempunyai nilai tambah. Lalu

perdagangan yang bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dari

produsen ke konsumen atau tempat lain yang membutuhkan, misalnya

warung, rumah makan, serta usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan

atau menjual jasa. Contohnya, salon, bengkel, biro perjalanan, dan lain-lain.

Secara praktik UMKM sering dikaitkan dengan usaha yang memiliki

keterbatasan modal. Tidak jarang jenis usaha ini sering kali dikaitkan dengan

bisnis ala rakyat kecil. Namun, tidak sedikit yang berawal dari UMKM

kemudian berkembang menjadi perusahaan yang besar dan maju.7

Seiring dengan terus berjalannya usaha-usaha tersebut, tentunya sedikit

demi sedikit mengalami perubahan di dalam profit, keadaan tempat, ataupun

produk-produknya. Dengan demikian, para pelaku usaha tentunya

membutuhkan modal tambahan baik untuk memenuhi kebutuhan produksinya,

ataupun tambahan modal untuk memperbaiki tempat usahanya, dan nantinya

akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh. Pendapatan terbesar

yang diperoleh Pegadaian Syariah adalah berasal dari pinjaman gadai. Dengan

memanfaatkan salah satu keunggulan yang dimiliki, oleh pegadaian syariah

dapat memberikan pembiayaan untuk tambahan modal usaha. Salah satunya

dengan menggunakan produk Ar-Rum BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan

Bermotor). Ar-Rum BPKB adalah pembiayaan dengan prinsip syariah untuk

7
Gatut Susanta dan M.Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola
UMKM.hal. 6.
5

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sesuai fatwa

DSN MUI No. 68/DSN-MUI/III/2008.8

Awalnya produk Ar-Rum BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor)

ini adalah program dari pemerintah untuk membantu pelaku Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menambah modal usahanya. Nasabah

yang membutuhkan tambahan modal untuk usahanya bisa mendapatkan

pinjaman dengan menjaminkan BPKB kendaraannya, dan kendaran tersebut

masih dapat dipakai untuk berwirausaha. Pinjaman yang diberikan kepada

nasabah tentu telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pegadaian.

Proses yang ditawarkan pun cukup mudah dan dana akan cair selama tiga

hari.9

Sebelum nasabah mengajukan pinjaman atau pembiayaan usaha,

pertama nasabah harus melakukan verifikasi dokumen dan analisis usaha.

Kedua, juru taksir dari pegadaian syariah akan melakukan survei tempat dan

kondisi usaha. Ketiga, tim mikro menyetujui besaran pinjaman. Keempat,

nasabah akan menerima uang pinjaman. Dengan demikian keberadaan produk

Ar-Rum BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) di pegadaian syariah

ini sangat membantu dalam meringankan beban para pelaku Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memperoleh tambahan modal usaha

untuk mengembangkan usahanya. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan nasabah Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng mengatakan

8
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015, hlm. 199
9
Iwayan Winastra. SH, Asistant Manager Mikro Pegadaian Syariah Pasar Renteng,
Wawancara, tanggal 09 Mei 2019.
6

bahwa sebelum meminjam dana di pegadaian, usaha nasi bungkusnya masih

terbilang belum berkembang, tetapi setelah mendapat pinjaman dari pegadaian

syariah pasar renteng usaha dari nasabah itu semakin berkembang atau bisa di

bilang meningkat. Dari yang awalnya hanya berjualan keliling dan sekarang

sudah memiliki tempat yang strategis sehingga pembeli/pengunjung nyaman

berada diwarung tersebut.10

Salah seorang pegawai pegadaian Syariah Pasar Renteng yang peneliti

temui dan wawancarai mengatakan bahwa peran pegadaian terhadap

penyaluran dana pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yaitu dapat

membantu untuk menambahkan modal usaha dengan syarat nasabah

menitipkan Ar-Rum BPKB sepeda motor/mobilnya, sementara motor atau

mobilnya dapat dipergunakan .11

Sejarah berdirinya Pegadaian Syariah Pasar Renteng, perkembangan

lembaga-lembaga ekonomi Islam semakin marak pada akhir dasawarsa abad

20 ini. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya undang-undang No 7 tahun

1992 dan penyempurnaannya menjadi UU No. 10 tahun 1998 tentang pokok-

pokok perbankan beserta semua ketentuan pelaksanaannya baik berupa

peraturan pemerintah, keputusan menteri keuangan, mampu surat edaran bank

Indonesia. Pemerintah telah member peluang berdirinya lembaga keuangan

syariah yang beroperasi berdasarkan system bagi hasil. Kondisi ini telah

dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh umat Islam berdirinya perbankan Islam

yang diberi nama Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada bulan mei 1992 dan

10
Salma (salah satu nasabah), Wawancara, Pasar Renteng, 12 Desember 2018.
11
Suherman (salah satu pegawai), wawancara, Pegadaian Pasar Renteng, 02 April 2019.
7

menjamurnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah, kemudian disusul

dengan asuransi yang berdasarkan Syariat Islam atau Takaful. Namun

demikian menurut pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Praya, meskipun

lembaga keuangan Islam sudah cukup lengkap, kebanyakan lembaga-lembaga

tersebut dimanfaatkan oleh umat Islam yang mempunyai ekonomi yang cukup

baik, sedangkan mayoritas umat Islam yang cukup ekonominya lemah belum

bisa merasakan manfaat nyata dari keberadaan lemabaga tersebut.12

Pegadaian syariah merupakan salah satu unit layanan syariah yang

dilaksanakan oleh perum pegadaian. Berdirinya unit layanan syariah ini

didasarkan atas perjanjian musyarakah dengan sistem bagi hasil antara perum

pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) untuk tujuan melayani

nasabah Bank Muamalat Indonesia (BMI) maupun nasabah perum pegadaian

yang ingin memanfaatkan jasa dengan menggunakan prinsip syariah. Dalam

perjanjian masyarakat ini, BMI yang memberikan modal bagi berdirinya

pegadaian syariah, karena untuk mendirikan lembaga keuangan syariah

modalnya juga harus diproses dengan prinsip syariah pula. Sedangkan perum

pegadaian yang menjalankan operasinya dan penyediakan sumber daya

manusianya dengan pertimbangan pengalaman perum pegadaian dalam

pelayanan jasa gadai.13

Berdasarkan uraian di atas mengenai adanya Peran Pegadaian penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERAN PEGADAIAN

12
M. Asfany. SE, MM. Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara,
Tanggal 09 Mei 2019.
13
Abdul Mutthalib, “Efektifitas Gadai Syariah dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Kota Praya, (Skripsi, Fakultas Syariah, IAIN Mataram, 2011), hal. 41-42.
8

TERHADAP PENYALURAN DANA PADA USAHA MIKRO KECIL

dan MENENGAH (UMKM)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat

diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prosedur pemberian penyaluran dana terhadap pegadaian

syariah pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

2. Apa kendala-kendala pegadaian syariah dalam penyaluran dana pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian penyaluran dana

pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

b. Apa kendala-kendala pegadaian syariah dalam penyaluran dana pada

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan beberapa kegunaan (manfaat) yang diharapkan dari

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk

memberikan informasi mengenai Peran Pegadaian Terhadap

Penyaluran Dana Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).


9

b. Secara Praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

masukan bagi masyarakat dalam rangka lebih memahami

pentingnya peranan Pegadaian Syariah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti dalam penelitian akan menggambarkan bagaimana peran

pegadaian terhadap penyaluran dana pada usaha mikro kecil menengah

(UMKM).

2. Setting Penelitian

Dipilihnya pegadaian syariah yaitu pegadaian syariah pasar renteng

sebagai partisipan penelitian ini bukan tanpa alasan, alasan yang pertama

adalah pegadaian merupakan salah satu lembaga yang paling cocok

dengan semangat Undang-Undang Dasar 1945 dimana dalam pengambilan

keputusan didasarkan atas kesepakatan bersama melalui musyawarah

mufakat, alasan kedua yang melatar belakanginya adalah pegadaian

khususnya Pegadaian Syariah Pasar Renteng di Kabupaten Lombok

Tengah mulai menunjukkan perkembangan yang sangat baik di

masyarakat, alasan ketiga adalah sistem yang dipakai di setiap lembaga

ekonomi syari’ah adalah sama yaitu sistem ekonomi Islam yang

sumbernya al-Qur’an dan As-Sunnah dan yang keempat lokasi

pegadaian syariah pasar renteng yang berada dilokasi yang strategis yaitu
10

di pasar renteng sehingga peneliti mudah untuk menjangkau tempat

tersebut.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi atau karya-karya

yang terdahulu yang berdekatan atau berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilakukan untuk menghindari duplikasi, plagiasi serta menjamin keaslian dan

keabasahan penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan peneliti bahwa penelitian

yang dianggap terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai

berikut:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pembiayaan dari

Bank Umum Syariah. Oleh Nailah Rizkiah, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perkembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah pasar Tebet Barat

dan sekitarnya sebelum dan sesudah memperoleh pembiaayan dari Bank

Syariah. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan uji pangkat

tanda Wilcoxon dapat dijelaskan bahwa pembiayaan yang diberikan oleh

Bank Syariah dikatakan efektif untuk meningkatkan variabel modal usaha,

omzet penjualan, keuntungan usaha dan tenaga kerja dan cabang usaha.

Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis disemua variabel indikator

didapatkan nilai –p < 0,05 yang mengatakan bahwa Ha diterima. Dapat

disimpulkan bahwa variabel indikator modal usaha, omzet penjualan,


11

keuntungan usaha, tenaga kerja dan cabang usaha sebelum dan sesudah

memperoleh pembiayaan dari bank syariah terdapat perbedaan yang

signifikan.

Perbedaaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah obyek yang

diteliti. Penelitian terdahulu objeknya yaitu Bank umum syariah.

Sedangkan pada penelitian ini objek penelitiannya adalah pegadaian

syariah pasar renteng. Rumusan masalanya juga berbeda yaitu pada

penelitian terdahulu rumusan masalahnya adalah Bagaimana perbedaan

modal usaha UMKM antara sebelum dan sesudah mendapatkan

pembiayaan dari bank syariah. Sedangkan penelitian ini rumusan

masalahnya adalah Bagaimana Peran pegadaian terhadap Perkembangan

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

2. Skripsi dengan judul” Analisis Pembiayaan Arrum PT Pegadaian Syariah

Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil (Studi Kasus Pada

Kantor Cabang PT. Pegadaian Syariah Sentral Makasar). Oleh

Mutmainnah, 2012.

Berdasarkan hasil penelitian di atas mengenai Analisis pembiayaan

Arrum terhadap pengembangan usaha mikro kecil pada Kantor Cabang

Pegadaian Syariah Sentral Makasar, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Adapun mekanisme operasional pembiayaan arrum pada Kantor

Cabang Pegadaian Syariah Sentral Makasar yaitu, pertama, pihak

pegadaian menerima berkas pengajuan pembiayaan arrum dari nasabah


12

kemudian mengisi formulir aplikasi pembiayaan arrum. Kedua,

petugas pegadaian memeriksa keabsahan dokumen-dokumen yang

dilampirkan oleh nasabah dan melakukan survey analisis kelayakan

usaha serta menaksir agunan. Setelah memenuhi syarat-syarat yang

diajukan oleh pihak pegadaian, selanjutnya nasabah menandatangani

akad pembiayaan arrum yang diketahui suami/istri. Ketiga, pencarian

dana pembiayaan arrum cair setelah menandatangani akad

pembiayaan.

b. Produk pembiayaan arrum yang ada pada Kantor Cabang Pegadaian

Syariah Sentral Makasar sangat berpengaruh terhadap pengembangan

usaha mikro kecil. Hal ini kita dapat lihat dari hasil peneitian, bahwa

setelah nasabah mendapatkan pembiayaan arrum, pendapatan nasabah

rata-rata meningkat dari 4 juta-5 juta rupiah perbulan, serta dapat

membantu nasabah, serta dapat membantu nasabah dalam menambah

modal usahanya.

Perbedaaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah obyek

yang diteliti. Penelitian terdahulu objeknya yaitu Bank umum syariah.

Sedangkan pada penelitian ini objek penelitiannya adalah pegadaian

syariah pasar renteng. Rumusan masalanya juga berbeda yaitu pada

penelitian terdahulu rumusan masalahnya adalah Bagaimana

perbedaan modal usaha UMKM antara sebelum dan sesudah

mendapatkan pembiayaan dari bank syariah. Sedangkan penelitian ini


13

rumusan masalahnya adalah Bagaimana Peran pegadaian terhadap

Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

3. Islami Rahmi dengan judul skripsi “Pengaruh Modal Kerja Terhadap

Pendapatan UMKM Kelompok Usaha Bersama (Kube) Melati I Di

Kabupaten Bantaeng” UIN Alaudin Makasar. Dalam penelitian ini

membahas tentang Modal kerja dalam suatu perusahaan

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan

perusahaan.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik

regresi linier sederhana dan menggunakan uji t untuk menganalisis

keeratan hubungan variabel secara individual, maka diperoleh regresi:

Y = -44432,613 + 1,182X + e. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai r

sebesar 0,572 yang menunjukkan bahwa hubungan perputaran modal

kerja terhadap pendapatan adalah positif (searah) namun tidak

signifikan. Dan nilai R2 adalah sebesar 0,328 yang menunjukkan

bahwa sekitar 32,8% perubahan yang terjadi pada pendapatan

dipengaruhi oleh modal kerja sedangkan sisanya 67,2% dipengaruhi

oleh variabel diluar model.

Berdasarkan hasil uji t dengan derajat kebebasan (dk) = 5 – 2 =

3 dan α = 0,05 atau 5% maka diperoleh hasil t-tabel sebesar 2,353 dan

t-hitung sebesar 1,209. Hal ini berarti t-tabel > t-hitung, maka Ha

ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa modal kerja memiliki
14

hubungan positif tapi tidak berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan UKM Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Melati I.14

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini

adalah obyek penelitian, yang menjadi obyek penelitian terdahulu

adalah UKM Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Melati 1, sedangkan

penelitian sekarang adalah masyarakat karang tapen dan tempat

penelitian yang berbeda. Yang menjadi fokus penelitian terdahulu

adalah modal kerja dan pendaptan, sedangkan penelitian ini adalah

modal usaha dan pendapatan.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Gadai Syariah

Pegadaian (pawnshop) adalah salah satu bentuk lembaga keuangan

bukan bank yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan

menengah kebawah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. Dana

ini digunakan untuk membiayai kebutuhan tertentu terutama yang sangat

mendesak, misalnya biaya pendidikan anak pada awal tahun pelajaran,

biaya pulang mengunjungi keluarga yang terkena musibah, biaya

pengobatan anggota keluarga yang sakit, dan biaya menghadapi lebaran

idul fitri.15

Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn

adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai

Islami Rahmi, “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Umkm Kelompok Usaha
14

Bersama (Kube) Melati I Di Kabupaten Bantaeng, (Skripsi, FEBI UIN Alaudin, Makasar, 2014)
15
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015, hlm. 171
15

tanggungan utang.16 Dalam bahasa Arab disebut rahn yang menurut

bahasa berarti tetap, kekal, dan jaminan. Sedangkan dalam hukum positif

Indonesia disebut dengan barang jaminan, agunan, dan rungguhan. Dalam

islam rahn merupakan sarana tolong menolong bagi umat Islam, tanpa

adanya imbalan jasa.17 Sedangkan pengertian gadai secara istilah adalah

menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak,

dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus.

Namun, pengertian gadai yang terungkap dalam pasal 1150 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang

mempunyai piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak

tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang

mempunyai utang atau orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

Karena itu, makna gadai (rahn) dalam bahasa hukum perundang-undangan

disebut sebagai barang jaminan, agunan, dan rungguhan.

Selain pengertian gadai tersebut diatas, penulis mengemukakan

definisi rhan (gadai) menurut ulama mazhab, diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut Syafi’iyah, rahn adalah menjadikan suatu barang yang biasa

dijual sebagai jaminan utang dipenuhi dari harganya, bila yang

berutang tidak sanggup membayar hutangnya:

2. Menurut Hanabilah, rahn adalah suatu benda yang dijadikan

kepercayaan suatu utang, untuk dipenuhi dari harganya, bila yang

beruang tidak sanggup membayar hutangnya.


16
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hal. 1.
17
Muh. Baihaqi, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Mataram: IAIN Mataram, 2016), hal.
100.
16

3. Menurut Malikiyah, rahn adalah suatu yang bernilai harta

(mutamawwal) yang diambil dari pemiliknya untuk dijadikan pengikat

atas utang yang tetap (mengikat).

Dari beberapa definisi tersebut, penulis mengambil kesimpulan

tentang gadai sebagai berikut:

1. Barang gadai sesuatu yang bernialai harta atau barang yang dapat

diperjual belikan.

2. Barang gadai berpungsi sebagai barang jaminan atas utang.

3. Barang gadai akan dikembalikan bila utang sudah lunas dibayarkan.

4. Barang gadai akan dijual, bila si rahin tidak sanggup membayar

utangnya kepada murtahin.

5. Barang gadai bisa dalam bentuk bergerak dan benda tidak bergerak.

6. Prinsip dasar dari rahn yakni tolong menolong.18

Pengertian gadai yang ada dalam syariat Islam agak berbeda dengan

pengertian gadai yang ada dalam hukum positif kita sekarang ini, sebab

pengertian gadai dalam hukum positif kita sekarang ini sebagaimana yang

tercantum dalam kitab undang-undang hukum perdata (KUH Perdata)

sebagai berikut:

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu

barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang

atau oleh seorang lain atas namanya dan yang member kekuasaan kepada

siberpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara

18
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), hal. 172.
17

didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya, dengan

pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya-biaya mana

yang harus didahulukan.19

2. Dasar Hukum Pegadaian Syariah

Gadai hukumnya mubah berdasarkan dalil dari Al-qur’an, Hadis, dan

ijma’. Dasar gadai dari Al-qur’an adalah firman Allah swt dalam QS. Al-

baqarah (2): 283:

              

             

         

Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).
Akan tetapi jika sebagian kamu mempercai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah tuhannya:
dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.
Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya: dan allah
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dasar dari hadist diantaranya hadis yang bersumber dari Aisyah r.a.:

َ َ ‫عَن عَا ئ َشةَ َر ض‬


‫ أ ن ر س ل َ صل َ عل ه سلم اشتر من ر د طعاما‬: ‫َ عن ا‬
‫رهنه د رعا من حد د‬

“Dari Aisyah radhiyallahu’anha, bahwa Rasulullah pernah membeli bahan


makanan dari seorang Yahudi, dan beliau menggadaikan kepadanya baju
perang dari besi.20

19
Ibid, hlm 172-173.
20
Zainuddin Ali, M.A, Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika,2016), hlm. 5.
18

3. Rukun dan Syarat Gadai

Berikut ini Rukun (unsur) gadai yaitu:

a. Penerima gadai

b. Pemberi gadai

c. Harta gadai

d. Utang

e. Akad

Adapun syarat (rhan) gadai menurut kompilasi hukum ekonomi

syariah, yaitu:

a. Penerima dan pemberi gadai haruslah memiliki kecakapan hukum.

Oleh karena itu, tidak sah gadai yang dilakukan oleh para pihak yang

tidak memiliki kecakapan hukum, misalnya gila, anak-anak dan

seterusnya.

b. Akad gadai sempurna bila harta gadai telah dikuasai oleh penerima

gadai.

c. Akad gadai harus dinyatakan oleh para pihak secara lisan, tulisan atau

isyarat.

d. Harta gadai harus bernialai dan dapat diserah terimakan.

e. Harta gadai harus ada ketika akad dibuat.21

4. Akad Perjanjian Gadai

Akad yang dapat digunakan dalam mekanisme perjanjian gadai

yaitu:

21
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015, hlm. 175.
19

1. Akad al-Qardu al-Hasan

Akad al-Qardu al-Hasan yaitu suatu akad yang dibuat oleh

pihak pemberi gadai dengan pihak penerima gadai dalam hal transaksi

gadai harta benda yang bertujuan untuk mendapatkan uang tunai yang

diperuntukkan konsumtif. Hal ini dimaksud, pemberi gadai

(nasabah/rahin) dikenakan biaya berupa upah/fee oleh penerima gadai

(murtahin/lembaga pegadaian), yang telah menjaga atau merawat

barang gadaian (marhun). Akad qard al-hasan dimaksud, pada

prinsipnya tidak boleh pembebanan biaya selain administrasi.

2. Akad al-Mudarrabah

Akad Mudarrabah yaitu suatu akad yang diberikan oleh pihak

pemberi gadai (Rahin) dengan pihak penerima gadai (murtahin). Pihak

pemberi gadai (rahin) atau orang yang menggadaikan harta benda

sebagai jaminan untuk menambah modal usahanya atau pembiayaan

produktif. Akad dimaksud, pihak pemberi gadai akan memberikan bagi

hasil berdasarkan keuntungan yang diproleh kepada penerima gadai

sesuai dengan kesepakatan, sampai modal yang dipinjam dilunasi.

3. Akad Ba’i al-Muqayyadah

Akad Ba’i al-Muqayyadah yaitu akad yang dilakukan oleh

pemilik sah harta benda barang gadai dengan pengelola barang gadai

agar harta benda dimaksud mempunyai mamfaat produktif. Misalnya

pembelian peralatan untuk modal kerja. Untuk memperoleh dana

pinjaman nasabah harus menyerahkan harta benda sebagai jaminan


20

berupa barang-barang yang dapat dimanfaatkan oleh penerima gadai,

baik oleh rahin ataupun murtahin.22

5. Tujuan dan Manfaat Pegadaian

Pegadaian bertujuan sebagai berikut:

a. Turut melaksanakan dan menjungjung pelaksanaan kebijaksanaan dan

program pemrintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya melalui penyaluran uang pembiayaan/pinjaman atas

dasar hukum gadai.

b. Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar

lainnya.

c. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek

jaringan pengaman sosial karena masyarakat yang butuh dana

mendesak tidak lagi dijerat pinjaman/pembiayaan berbasis bunga.

d. Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat

mudah.

Adapun manfaat pegadaian sebagai berikut:

1. Bagi nasabah: tersedianya dana dengan prosedur yang relatif sederhana

dan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan

pembiayaan/kredit perbankan. Di samping itu, nasabah juga

mendapatkan manfaat penaksiran nilai suatu barang bergerak yang

aman dapat dipercaya.

22
Zaenuddin Ali, M.A, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2016, hlm. 83-85
21

2. Bagi perusahaan pegadaian:

a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan

oleh peminjam dana.

b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh

nasabah memperoleh jasa tertentu. Bagi bank syariah yang

mengeluarkan produk gadai syariah dapat mendapatkan

keuntungan dari pembebanan biaya sewa tempat penyimpanan

emas.

c. Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai BUMN yang bergerak

di bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada

masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur yang relative

sederhana.

d. Berdasarkan PP No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh

digunakan

1) Dana pembangunan semesta (55%)

2) Cadangan umum (20%)

3) Cadangan tujuan (5%)

4) Cadangan sosial (20%).23

6. Pemanfaatan Barang Yang Di Gadaikan

Para ulama mempunyai perbedaan pendapat berkenaan pemanfaatan

barang yang digadaikan, yaitu sebagai berikut:

23
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015, hlm 179.
22

1. Pendapat Ulama Syafi’iyah

Menurut Ulama Syafi’iyah seperti yang diikuti oleh Chuzaimah T

Yanggo dan Hafiz Anshari bahwa yang mempunyai hak atas manfaat

harta benda gadai (marhun) adalah pemberi gadai (rahin) walaupun

marhun itu berada di bawah kekuasaan penerima gadai (murtahin).

2. Pendapat Ulama Malikiyah

Ulama Malikiyah berpendapat seperti yang dikutif oleh

Muhammad dan Sholikul Hadi bahwa penerima harta benda gadai

(murtahin) hanya dapat memanfaatkan harta benda barang gadaian atas

izin dari pemberi gadai dengan persyaratan berikut:

a. Utang disebabkan dari jual beli, bukan karena mengutang.

b. Pihak murtahin mensyaratkan bahwa manfaat dari harta benda

gadaian diperuntukan pada dirinya.

c. Jika waktu mengambil manfaat yang telah disyaratkan harus

ditentukan, apabila tidak ditentukan batas waktunya maka menjadi

batal.

3. Pendapat Ulama Hanabilah

Menurut pendapat Ulama Hanabilah, persyaratan bagi murtahin untuk

mengambil manfaat harta benda gadai yang bukan berupa hewan

adalah (a) ada izin dari pemilik barang, dan (b) adanya gadai bukan

karena mengutangkan.
23

4. Pendapat Ulama Hanafiyah

Menurut pendapat Ulama Hanafiyah, tidak ada perbedaan antara

pemanfaatan barang gadai yang mengakibatkan kurangnya harga atau

tidak.24

7. Mekanisme Operasional pegadaian Syari’ah

Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian,

pada dasarnya melayani produk dan jasa sebagai berikut:

1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah

(rahn), yaitu pegadaian syariah mensyaratkan penyerahan barang gadai

oleh nasabah (rahin) untuk mendapatkan uang pinjaman, yang besarnya

sangat ditentukan oleh nilai barang yang digadaikan.

2. Penaksirang nilai barang, yaitu pegadaian syariah memberikan jasa

penaksiran atas nilai suatu barang yang dilakukan oleh calon nasabah

(rahin). Demikian juga orang yang bermaksudmenguji kualitas barang

yang dimilikinya saja dan tidak hendak menggadaiakan barangnya.

3. Penitipan barang (ijarah), yaitu menyelenggarakan penitipan barang

(ijarah) orang-orang yang mau menitipkan barang ke kantor pegadaian

syariah berdasarkan pertimbangan keamanan dann alasan-alasan

tertentu lainnya. Usaha ini dapat dijalankan oleh karena pegadaian

syariah memiliki tempat dan gudang penyimpanan barang yang

memadai, apalagi mengingat tempat penyimpanan untuk barang gadai

tidak selalu penuh, sehingga ruang kosong dapat digunakan.

24
Zaenuddin Ali, M.A, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2016, hlm. 41-43.
24

4. Gold Counter (Gerai Emas), yaitu tempat penjualan emas yang

menawarkan keunggulan kualitas dan keaslian. 25

8. Mekanisme Pemberian Pinjaman, Sistem Cicilan dan Perpanjangan

Utang

1. Mekanisme pemberian pinjaman

Mekanisme penyaluran pinjaman pada pelaksanaan sistem gadai

syariah mempunyai prinsip bahwa nasabah hanya dibebani oleh biaya

administrasi dan jasa simpan harta benda sebagai barang jaminan. Hal

ini dimaksud, rahin menyimpan barang sebagai jaminan mempunyai

jasa atau biaya administrasi dibebankan kepada nasabah gadai syariah.

Oleh karena itu, nasabah yang memionjam uang ke kantor Cabang

Pegadaian Syariah hanya wajib membayar sewa simpan barang, sewa

simpan barang dimaksud, pada gadai syariah Rp90 untuk setiap satu

barang dengan masa sewa 10 hari ditambah biaya administrasi, jiak

lewat dua bulan nasabah tidak mampu menebus barangnya, masa gadai

dapat diperpanjang dua periode dan maksimal enam bulan.

Perpanjangan itu tidak mempunyai tambahan biaya untuk

perpanjangan waktu. Harta benda atau barang yang dapat dijadikan

anggunan oleh calon peminjam pada kantor gadai syariah, yaitu emas

minimal 16 karat karena perhitungan nilai gadai syariah berbeda deang

perhitungan gadai konvensional. Jaminan itu, mendapat pinjaman 75%

dari nilai pasar emas yang digadaikan.

25
Muh Baihaqi, Fikih Muamalah Kontemporer (Mataram: Inatitut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram 2016), hlm. 111.
25

Gadai syariah terus berkembang karena peminatnya terus


meningkat palagi pertumbuhan jasa gadai secara keseluruhan tahun
2004 ditargetkan 15% jika pertumbuhan ekonomi secara nasional bisa
mmencapai 4-5%. Untuk meningkatkan laba Badan Usaha Nasional
Milik Negara (selanjutnya disebut BUMN) dimaksud, ia tidak hanya
menyalurkan kredit kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(selanjutnya disebut SUP), tetapi mengembangkan jasa kredit tunda
jual komoditas pertanian, kredit kelayakan usaha, usaha sewa gedung,
jasa taksiran dan sertifikat, dan jasa titipan barang safe deposit box.
2. Sistem Cicilan dan Perpangjangan Utang
Pada dasarnya orang yang menggadaikan (rahin) hartanya
dikantor pergadaian untuk mendapatkan pinjaman uang dapat melunasi
pinjamannya kapan saja, tanpa harus menunggu jatuh tempo. Namun,
pemberi gadai (rahin) dapat memilih cara pelunasan sekaligus atau
cicilan utangnya. Oleh karena itu, bila masa 4 bulan telah sampai,
tetapi rahin belum melunasi pinjamannya maka dapat mengajukan
permohonan perpanjangan jangka waktu pinjaman selama 4 bulan,
tetapi jika dalam waktu yang ditetapkan rahin tidak mengambil harrta
benda yang menjadi jaminan (marhun) maka pegadaian syariah akan
melakukan pelelangan atau penjualan barang gadai.26

9. Aspek Pendirian Lembaga Pegadaian Syariah

Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam pendirian lembaga

pegadaian syariah, di antaranya:

1. Aspe Legalitas

Mendirikan lembaga pegadaian syariah dalam bentuk perusahaan

memerlukan izin pemerintah. Namun sesuai dengan peraturan

pemerintah No. 10 Tahun 1990 tentang pengalihan bentuk perusahaan

26
Zainuddin Ali, M.A. Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hlm.45-49.
26

jawatan (PERJAN) Pegadaian menjadi Perusahaan Umum (PERUM)

Pegadaian, Pasal 3 ayat (1) a, menyebutkan bahwa perum pegadaian

adalah badan usaha tunggal yang diberi wewenang untuk menyalurkan

uang pinjaman atas dasar hukum gadai. Kemudian misi dari Perum

Pegadaian dapat diperiksa antara lain pada Pasal 5 ayat (2) b, yaitu

pencegah praktik ijon, riba, dan pinjaman tidak wajar lainnya.

2. Aspek Permodalan

Modal untuk menjalankan perusahaan gadai cukup besar, karena

selain diperlukan untuk dipinjamkan kepada nasabah, juga diperlukan

investasi untuk penyimpanan barang gadai. Permodalan gadai syariah

tidak boleh diperoleh dengan sistem bagi hasil, seperti mengumpulkan

dana dari beberapa orang (musyarakah), atau dengan mencari sumber

dana (shahibul maal), seperti bank atau perorangan untuk mengelola

perusahan gadai syariah (mudarabah).

3. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM yang diperlukan dalam pengelolaan pegadaian syariah

misalnya, tenaga ahli penaksir objek gadai, tenaga analis kelayakan

usaha yang andal, calon-calon manajer pun dipersiapkan untuk

pimpinan pusat dan cabang.

4. Aspek Kelembagaan

Dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang pembentukan Badan Hukum

berupa PT bagi lembaga keuangan berdasarkan prinsip syariah memiliki

dasar pembenaran, misalnya adanya ketentuan yang memberikan


27

eksistensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk menjalankan fungsi

pengawasan atas kegiatan perusahaan kaitannya dengan pelaksanaan

prinsip syariah.

5. Aspek Sistem dan Prosedur

Sistem pegadaian syariah yang menyandang nama syariah membawa

konsekuensi harus amanah, efektif, efesien dalam kegiatan operasional

perusahaan gadai syariah. Oleh karena itu, perlu dibuat prosedur yang

mudah dan tidak menyulitkan nasabah dalam meminjam uang.

6. Aspek Pengawasan

Perlu menanamkan kesadaran kepada seluruh karyawan, bahwa

adanya pengawasan melekat (yaitu Allah SWT), peran seluruh

pimpinan unit untuk meningkatkan pengawasannya dalam operasional

pegadaian syariah, dan untuk tidak melanggar prinsip, makai gadai

syariah harus diawasi oleh DPS.27

10. Prosedur Pinjaman

Seperti diketahui bahwa menarik peminjaman uang di pegadaian

disebabkan prosedurnya yang mudah, cepat dan biaya yang dikenakan

relative ringan. Di samping itu, biasanya Perum Pegadaian tidak begitu

mementingkan untuk apa uang tersebut digukanan. Yang penting setiap

proses peminjaman uang di pegadaian haruslah dengan jaminan barang-

barang tertentu. Secara garis besar proses atau prosedur peminjaman

uang di Perum Pegadaian dapat dijelaskan berikut ini.

27
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015), hlm. 192-193.
28

a. Nasabah datang langsung ke bagian informasi untuk memperoleh

penjelasan, tentang pegadaian, misalnya tentang barang jaminan,

jangka waktu pengembalian, jumlah pinjaman dan biaya sewa

modal.

b. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat

langsung membawa barang jaminan ke bagian penaksir untuk

ditaksir nilai jaminan yang diberikan. Pemberian barang jaminan

disertai bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang

yang tidak dapat dating.

c. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik

kualitas barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah

ditetapkan niilai taksir barang tersebut.

d. Setelah nilai taksir ditetapkan langkah selanjutnya adalah

menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang

dikenakan dan kemudian diinformasikan kecalon peminjam.

e. Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk

disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman, berikut surat bukti

gadai.28

11. Kendala dan Penyaluran Dana Dalam Strategi Pengembangan

Pegadaian Syariah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kendala

pengembangan pegadaian syariah, diantaranya:

28
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015),
hlm. 236.
29

1. Pegadaian syariah relatif baru sebagai system keuangan, sehingga

pegadaian syariah kurang popular dikalangan masyarakat. Oleh

karenanya, menjadi tantang tersendiri bagi pegadaian syariah

untuk menyosialisasikan syariahnya.

2. Masyarakat kecil-masyarakat yang dominan menggunakan jasa

pegadaian kurang familiardengan produk rahn dilembaga

keuangan syariah.

3. Kebijakan pemerintah tentang gadai syariah belum sepenuhnya

akomodatif terhadap keberadaan Pegadaian Syariah.

Adapun usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengembangkan

syariah antara lain:

1. Usaha untuk membentuk usaha pegadaian terus dilakukan sebagai

usaha untuk menyosialisasikan praktik ekonomi syariah di

masyarakat menengah ke bawah yang mengalami kesulitan dalam

mendapatkan pendanaan. Maka perlu kerja sama dari berbagai

pihak untuk menentukan langkah-langkah dalam pembentukan

lembaga Pegadaian Syariah yang lebih baik.

2. Masyarakat akan lebih memilih pegadaian disbanding bank di saat

membutuhkan dana karena prosedur untuk mendapatkan dana

relatif lebih mudah dibanding dengan meminjam dana langsung ke

bank. Maka cukup alasan bagi Pegadaian Syariah untuk eksis di

tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan.


30

3. Pegadaian syariah bukan sebagai pesaing yang mengakibatkan

kerugian bagi lembaga keuangan syariah lainnya, dan bukan

menjadi alasan untuk menghambat berdirinya Pegadaian Syariah.

Dengan kebaradaan Pegadaian Syariah malah akan menambah

pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan dana dengan mudah,

selain itu akan meningkatkan tersosialisasiakannya keberadaan

lembaga keuangan syariah.

4. Pemerintah perlu mengakomodasi keberadaan Pegadaian Syariah

ini dengan membuat peratuan pemerintah (PP) atau undang-

undang (UU) tentang pegadaian syariah. Atau memberikan

alternatif keberadaan biro Pegadaian Syariah dalam perum

Pegadaian Syariah.

Bila beberapa kendala bisa dihilangkan, dan strategi pengembangan

tersebut bisa dilaksanakan, maka menurut penulis pegadaian syariah di

Indonesia akan mempunyai prospek yang bagus di Indonesia. 29

Sedangkan penyaluran dana dalam pegadaian syariah terhadap UMKM

dengan melakukan pembiyaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh

suatu pihak kepada pihak-pihak untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan

juga dapat diartikan dengan penyediaan dana atau tagihan, kegiatan

pendanaan diadakan berdasar kesepakatan anatara lembaga keuangan

29
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), hlm. 194.
31

dengan pihak pinjaman untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh

tempo dengan imbalan.

12. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

a. Pengertian UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

Pengertian UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki

perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria

sebagai usaha mikro. Menurut Rudjito, pengertian UMKM adalah

usaha yang punya peranan penting dalam perekonomian negara

Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta maupun dari sisi

jumlah usahanya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha, mikro, kecil dan menengah

(UMKM), UMKM didefinisikan sebagai berikut.

1. Usaha Mikro

Usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif

dan/atau yang memiliki kriteria sebagai berikut.

a. Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang

memiliki kekayaan paling banyak Rp 50.000.000,00 dan tidak

termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya paling

banyak Rp 300.000.000,- juta.

2. Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan


32

usaha dan bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi,

ataupun menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar. Kriteria usaha kecil

sebagai berikut:

a. Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang

memiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp

500.000.000,- juta.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,-

sampai dengan paling banyak Rp 2,5.000.000.000,-.

3. Usaha Menengah

Pengertian usaha menengah adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri bukan merupakan cabang atau anak

usaha dari perusahaan pusat serta menjadi bagian secara langsung

maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar

dengan jumlah kekayan bersih atau hasil penjualan tahunan

dengan kriteria :

a) Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar

dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik

usaha mencapai lebih dari Rp. 500.000.000,- hingga

Rp. 10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah

tempat usaha.
33

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2,5 .000.000,-

milyar sampai Rp. 50.000.000.000,- milyar.30

b. Ciri-ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

1) Jenis komoditi/barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau

bisa berganti sewaktu-waktu.

2) Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu.

3) Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan

pribadi dan keuangan usaha masih disatukan.

4) Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa

wirausaha yang mumpuni.

5) Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah.

6) Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun

sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank.

7) Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas,

termasuk NPWP.

13. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha mikro dan kecil bertujuan menumbukan dan mengembangkan

usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan

demokrasi ekonomi yang berkeadilan.31 Dapat dikatakan UMKM memiliki

peran dalam pembangunan perekonomian nasional melalui kontribusi

30
Rachmawan Budiarto, dkk, Pengembangan UMKM Antar Konseptual dan Pengalaman
Prakti, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015), hal. 2-3.
31
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 3, Tentang Usaha
Mikro Kecil Menengah.
34

terhadap PDB, menciptakan lapangan pekerjaan, dan penyerapan tenaga

kerja.

Kemampuan UMKM dalam menghadapi krisis dan pembangunan

perekonomian nasional disebabkan oleh:32

a) Sektor mikro dapat dikembangkan hampir disemua sektor usaha dan

tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

b) Karena sifat penyebaran yang sangat luas (baik sektor usaha dan

wilayahnya) sektor mikro sangat berperan dalam pemerataan

kesempatan kerja.

c) UMKM termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada umumnya

fleksibel. UMKM dengan skala usaha yang tidak besar, kesederhanaan

spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat lebih mudah

menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi.

d) UMKM merupakan industri padat modal. Dalam struktur biaya

produksinya, komponen tersebar adalah biaya variabel yang mudah

menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi.

e) Produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan produk

yang berkaitan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat.

f) UMKM lebih sesuai dan dekat dengan kehidupan pada tingkat bawah

(grassroot) sehingga upaya mengentaskan masyarakat dari

keterbelakangan akan lebih efektif.

32
Glen Glenardi, Peran Perbankan dalam Pengembangan Keuangan Mikro, (Diskusi
kelompok C2 Temu Nasional Bazar Pengembangan Mikro: 2002), hal. 290.
35

14. Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Perkembangan UMKM di Indonesia tidak terlepas dari berbagai

masalah. Beberapa masalah umum yang dihadapi UMKM yaitu

keterbatasan modal, kesulitan bahan baku dengan harga terjangkau dan

kualitas yang baik, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia yang

dengan kualitas baik, informasi pasar dan kesulitan pemasaran. Tingkat

intensitas dan sifat dari masalah-masalah tersebut bisa berbeda tidak hanya

menurut jenis produk, atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antar

lokasi atau wilayah, sektor atau antar subsector, antar jenis kegiatan, dan

antar unit usaha dalam kegiatan yang sama.33

Permasalahan umum yang biasanya terjadi pada UMKM yaitu:

a) Kesulitan Pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi

perkembangan UMKM. UMKM tidak melakukan perbaikan yang

cukup di semua aspek yang terkait pemasaran seperti peningkatan

kualitas produk dan kegiatan promosi, cukup sulit bagi UMKM untuk

dapat turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas.

b) Keterbatasan Finansial

Pada umumnya modal awal bersumber dari modal (tabungan) sendiri

atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini

sering tidak memadai dalam bentuk kegiatan produksi maupun

investas. Walaupun begitu banyak skim-skim kredit maupun

33
Tulus T.H Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu
Penting, (Jakarta: Salemba Empat: 2002), hal. 73.
36

pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya, sumber

pendanaan dari sektor informal masih tetap dominan dalam

pembiayaan kegiatan UMKM.

c) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu kendala serius bagi manyak UMKM di Indonesia adalah

keterbatasan SDM dalam aspek manajemen, teknik produksi,

pengembangan produk, organisasi bisnis, akuntasi data, teknik

pemasaran dan lain sebagainya. Semua keahlian sangat dibutuhkan

untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk,

meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas

pangsa pasar dan menembus pasar barang.

d) Masalah Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat

menjadi salah satu kendala yang serius bagi UMKM di Indonesia. Hal

ini dapat menyebabkan harga yang relative mahal. Banyak pengusaha

yang terpaksa berhenti dari usaha dan berpindah profesi ke kegiatan

ekonomu lannya akibat masalah keterbatasan bahan baku.

e) Keterbatasan Teknologi

UMKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang

tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang

bersigat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi

menjadi kurang maksimal, dan kualitas produk relative rendah.


37

f) Kemampuan Manajemen

Keterbatasan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen

yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya,

membuat pengelolaan usaha menjadi terbatas.

g) Kemitraan

Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama antara pengusaha

dengan tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan

pengusaha besar. Istilah kemitraan sendiri mengandung arti walaupun

tingkatannya berbeda, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang

setara (sebagai mitra kerja). 34

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan rencana tentang bagaimana

mengumpulkan data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis sesuai

dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah. Dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci.35

Adapun beberapa alasan peneliti menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

34
Musa Hubeis, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009), hal. 4-6.
35
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2011),
hal.2.
38

a. Keinginan peneliti yang memang ingin menggunakan pendekatan

kualitatif.

b. Penelitian dengan menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif

lebih mudah dirasa oleh peneliti bila berhadapan dengan kenyataan di

lapangan.

c. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif akan menjadikan

hubungan peneliti dengan responden menjadi lebih dekat.

d. Hasil penelitian dengan metode kualitatif lebih mudah dipahami oleh

masyarakat umum dan masyarakat awam, sebab penelitian ini hanya

menggunakan penjelasan berupa uraian kata dan kalimat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang.36

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti sangat penting karena peneliti merupakan

instrumen utama dalam penelitian ini. Peneliti adalah alat peneliti utama

dalam penelitian kualitatif, dialah yang akan mengadakan sendiri

pengamatan tersebut.

Tujuan utama kehadiran peneliti adalah untuk mendapatkan data

yang dibutuhkan. Peneliti melibatkan diri dilapangan dan melakukan

observasi untuk mengamati secara langsung terhadap objek penelitian.

36
Muh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet.7).hal.54.
39

3. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

Sumber data adalah subyek penelitian dimana data menempel.

Sumber data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan

sebagainya. Sedangkan lopand berpendapat bahwa sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.37

Karena peneliti dalam hal ini menggunakan wawancara dalam

pengumpulan data, maka sumber datanya adalah responden dalam hal

ini yakni pegawai dan karyawan serta nasabah pedagadaian syariah

pasar renteng, yang akan menjawab pertanyaan peneliti, baik

pertanyaan tertulis atau lisan.

b. Jenis Data

Salah satu yang menjadi sumber tujuan pokok suatu penelitian

adalah terungkapnya data-data yang valid tentang pegadaian syariah

pasar renteng dan efektifitasnya terhadap kesejahteraan masyarakat

Kota Praya. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menetapkan

beberapa jenis data antara lain:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan

atau pegadaian syariah Pasar Renteng, dengan menggunakan

metode-metode wawancara dan observasi di pegadaian syariah

pasar renteng.

37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Rev.3 (Yogyakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996), hal.134.
40

2. Data skunder, yaitu data yang diproleh dari buku-buku sebagai

refrensi yang dikarang oleh para ahli yang ada hubungannya

dengan pokus penelitian dalam kajian ini.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang penting dalam penelitian.

Data yang ada dilapangan sangat banyak dan beragam, dan tempatnya pun

berbeda-beda. Untuk menghemat waktu dan biaya, peneliti menggunakan

beberapa tehnik, yaitu:

a. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis.38 Metode observasi adalah suatu usaha

sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis

prosedur yang terstandar.

Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua

ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan dua,

yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh dari hasil observasi.39

Adapun observasi yang akan digunakan peneliti adalah

observasi sistematis. Observasi ini dilakukan oleh pengamat

menggunakan pedoman observasi. Dalam hal ini yang diobservasi

adalah letak geografis, keadaan gedung, dan lingkungan kerja

karyawan, serta Konversi Pegadaian Syariah Pasar


38
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung: Alfabeta,
2011), hal.145.
39
Ibid, hal 226.
41

b. Wawancara/Interview

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang akan diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.40 Adapun

metode yang akan digunakan oleh peneliti yakni metode wawancara

terstruktur dan yang berupa beberapa susunan pertanyaan yang telah

disusun oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai 10

orang yang terdiri dari pimpinan dan nasabah.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto, dokumentasi adalah mencari data mengenai

hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger agenda, dan sebagainya. 41

Dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, penulis menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah dan lain-lain untuk

mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber

tersebut.42

40
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),
hal.231.
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 274.
42
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia.Cet 7, 2011), hal. 93.
42

5. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.43

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan

dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses

pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.44

Analisis data yang digunakan bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan dari data tersebut,

selanjutnya dicarikan lagi data tersebut, selanjutnya dicarikan lagi data

secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah

hipotesisi tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang

dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotetsis

tersebut berkembang menjadi teori.45

Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam analisa data:

1. Reduksi data, yaitu kegiatan memilih data dan penyederhanannya dari

data kasarnya dan memberikan kode pada data yang dianalisa.

2. Penyajian data, yaitu setelah mereduksi data kemudian hasilnya

disajikan dalam entuk kata-kata atau kalimat yang dapat dimengerti.


43
Ibid, hal.243.
44
Ibid. hal.245.
45
I bid. hal. 245.
43

Pada kegiatan ini peneliti akan memilih data yang kira-kira dapat

mengwakili dan dara lain yang tidak menunjang akan dihapus.

3. Verifikasi data, yaitu memberikan kesimpulan berupa pembenaran

terhadap data yang telah dianalisis.

Jadi dengan menggunakan ketiga jenis langkah analisa data ini,

peneliti mudah menganalisa data dalam rangka mendapatkan hasil

penelitian yang valid dan benar tentang peran pegadaian syariah yang

dilaksanakan di pegadaian syariah Pasar Renteng.

6. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data diperoleh untuk membuktikan keaslian antara data

yang diteliti di pegadaian syariah pasar renteng dengan kenyataan yang

terjadi di lapangan, juga sebagai bukti bahwa hasil penelitian yang telah

dilakukan agar memperoleh data yang valid dan benar, salah satu tekhnik

pemeriksaan data dalam penelitian ini adalah adanya kreabilitas data, yaitu

kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang

telah dikumpulkan.

Adapun tekhnik uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

a. Memperpanjang kehadiran peneliti

Untuk mndapatkan data yang valid dan benar tentang system

operasional serta peran pegadaian syariah terhadap masyarakat di

pegadaian syariah pasar renteng maka salah satu cara yang digunakan

adalah dengan memperpanjang kehadiran peneliti di lapangan, dengan


44

mencari data yang krebilitasnya tinggi dari orang-orang yang dianggap

secara langsung terlibat dalam pegadaian, khususnya bagian

operasional di pegadaian syariah pasar rentang, memperpanjang

kehadiran peneliti ini dilakukan apabila data temuan awal tentang

sistem operasional peran pegadaian di pegadaian syariah pasar renteng

belum mencukupi untuk mencapai tingkat kevaliditan suatu data

sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

b. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, trangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data.46

c. Pemeriksaan dengan Teman Sejawat

Teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

Pemeriksaan dengan teman sejawat dilakukan agar masalah-masalah

yang temukan tentang peran pegadaian syariah di pegadaian syariah

Pasar Renteng.

46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alpabeta,
2017), h.241.
45

d. Kecukupan referensi

Konsep kecukupan referensi ini sebagai alat untuk menampung dan

menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. 47 Dalam

penelitian ini hasil yang didapatkan berupa hasil wawancara,

observasi, maupun data yang diperoleh dengan cara lainnya akan

dibandingkan tingkat kesesuainnya dengan tinggat referensi yang ada,

dalam hal ini referensi yang berhubungan dengan lembaga keuangan

khususnya keuangan.

e. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermasud menentukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situai yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang

isu yang dicari dan kemudian memusatkan diri kepada hal-hal tersebut

secara rinci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif ketekunan

pengamatan menentukan tingkat kepercayaan data sebab dalam

penelitian tersebut peneliti mengadakan penelitian dengan teliti dan

berkeseimbangan terhadap faktor-faktor yang menonjol untuk telaah

yang secara rinci.48 Ketekunan pengamatan dalam hal ini menentukan

suatu permasalahan yang sifatnya khusus tentang peran pegadaian

syaraih Pasar Renteng supaya penelitian yang dilakukan terpusat dan

mencakup kedalam hal-hal tersebut, sehingga dari ketekunan

pengamatan tersebut akan mendapatkan hasil dengan tingkat

kepercayaan yang tinggi terhadap permasalahan yang diteliti.


47
Abdul Mutthalib, “Efektifitas Gadai Syariah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Kota Praya”, (Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Mataram, Mataram, 2011), h.39.
48
Ibid., H.40.
46

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah supaya skripsi ditulis terarah dan

sistematis, penulisan dalam skripsi ini ditulis dalam beberapa bab dan sub

bab. Sebagian besar sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN yang berisikan beberapa sub bab diantaranya:

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian.

BAB II TELAAH PUSTAKA yang berisikan teori-teori yang berhubungan

dengan pokok pembahasan dan menjadi dasar acuan teori yang

digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari kajian pustaka

menjelaskan tentang landasan teori beserta penelitian terdahulu

yang mendukung penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN metode Penelitian pada bab ini

memaparkan tentang pendekatan penelitian, kehadiran peneliti,

sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisa

data, sistematika penulisan.


BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pegadadaian Syariah CPS Pasar Renteng

Pada tahun 1998, sebagai tahun berganinya era orde baru dan

dimulainya era reformasi, terjadi perkembangan yang unik dalam industri

lembaga keuangan Islam. Dalam realia, ekonomi islam terus menunjukkan

perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan saat ini masih dalam

taraf yang amat dini. Dalam kehidupan sosial umat Islam menjalankan

aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tidak terlepas

dari kebersamaan dan tolong menolong antar sesama. Sehingga tahun

2007 dibentuk Cabang Pegadaian Syariah (CPS) Kabupaten Lombok

Tengah dengan harapan dapat mempertinggi taraf hidup dan kesejahteraan

masyarakat.

Pegadaian lombok tengah sendiri secara resmi dibuka pada tanggal 12

Juli 2007 oleh asisten Pemkab Lombok Tengah. CPS Lombok Tengah

berada di bawah naungan Kanwilut VIII Perum Pegadaian Denpasar

sebagaimana cabang-cabang Perum Pegadaian lainnya yang ada di NTB.

Dibukanya Pegadaian Syariah Cabang Praya merupakan salah satu strategi

pengembangan usaha atau diversifikasi perusahaan dalam rangka

menangkap peluang dan sekaligus memperluas pengkauan. Dengan

dibukanya pegaadaian syariah Cabang Praya diharapkan dapat

mengakomodir sebagian kelompok masyarakat yang masih ragu bahkan

47
48

enggan untuk menggunakan pelayanan pegadaian konvensional yang

sudah ada sebelumnya. Apabila dilihat dari kondisi masyarakat yang

mayosritas muslim maka perusahaan yakin bahwa CPS Pasar Renteng

akan berkembang sebagaimana yang diharapkan dan mampu melayani

kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi baik

rumah tangga, pendidikan maupun usaha tanpa aada keraguan lagi.

Awal dibukanya CPS Pasar Renteng, hanya terdiri dari atas 1

pemimpin Cabang dan 1 tenaga penaksir. Seiring dengan berjalanya

waktu, CPS Pasar Renteng menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Sejalan dengan program perluasan jangkauan pelayanan dengan membuka

outlet-outlet di lokasi-lokasi strategis dan potensial, maka CPS Pasar

Renteng kemudian membuka 7 unit pelayanan cabang syariah yang

masing-masing adalah UPCS Pringgarata, UPCS Karang Bedil di Kediri,

UPCS Bonder, UPCS Gajah Mada (komplek pertokoan Praya), UPCS

Ungga, UPCS Bonter (depan RSU Praya), dan UPCS Kopang Rembige.

Dengan demikian, sampai saat ini CPS Pasar Renteng memiliki 8

(delapan) orang pegawai yang merupakan tenaga penaksir.49

2. Visi dan Misi Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

a. Visi

Pegadaian Syariah merupakan suatu perusahaan pembiayaan

dan jasa yang berbasis sistem syariah. Memiliki visi yaitu sebagai

solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi

49
Data dan Observasi di Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng, tanggal 2 April 2019
49

market leader dan mikro berbasis fudisia (kepercayaan) selalu menjadi

yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.

b. Misi

Sedangkan misi Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

diantaranya sebagai berikut:

1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu

memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah

kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrakstruktur yang

memberikan kemudahan dan kepercayaan diseluruh pegadaian

dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap

menjadi pilihan masyarakat.

3. Membantu pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha

lain dalam rangka optimalisasi sumberdaya perusahaan.50

3. Letak Geografis Lembaga

Cabang Pegadaian Syariah (CPS) pasar Renteng terletak atau

berlokasi di komplek pertokoan Pasar Renteng yang merupkan pasar induk

terbesar di kota Praya. Jarak yang ditempuh dari pusat kota Praya ke CPS

Pasar Renteng kurang lebih 2 KM. Secara spesifik CPS Pasar Renteng

terletak pada deretan utara pertokoan renteng.

50
Observasi, 22 Desember 2018
50

Adapun batas-batasnya sebagai berikut:

Sebelah utara : Pusat Perbelanjaan Pasar Renteng

Sebelah selatan : Jl. PB. Sudirman–Komplek Pertokoan Pasar

Renteng

Sebelah barat : Toko Jaya Bahagia

Sebelah timur : Toko Mandala51

4. Keadaan Fisik/ Saran Prasarana

Keadaan fisik CPS Pasar Renteng adalah memiliki gedung yang

terdiri dari 2 (dua) lantai yaitu dengan bagian sebagai berikut:

Lantai pertama terdiri dari ruang tunggu, ruang manajer, penaksir,

kasir, gudang dan toilet. Sedangkan lantai kedua terdiri dari ruangan

penyimpanan berkas dan musolla.

CPS pasar Renteng memiliki saranan dan prasara yang cukup

memadai dan cukup lengkap, semua transaksi dilakukan dengan alat

elekronik, tidak menggunakan sistem manual lagi. Alat yang

digunakan seperti mesin hitung, komputer, mobil dinas, AC, musolla,

internet, telpon, meja, kursi, perlengkapan sholat dan lain-lain.52

5. Struktur Organisasi CPS Pasar Renteng

Struktur organisasi adalah susunan kedudukan dari para staf dan

pegawai atau karyawan yang ada dalam suatu perusahaan, yang

dimulai dari tingkat yang paling tinggi hingga tingkat yang paling

rendah .

51
Observasi, 22 Desember 2018.
52
Observasi, 22 Desember 2018.
51

Adapun struktur organisasi pegadaian syariah CPS Pasar Renteng

secara sederhana dapat dilihat pada bagan sebagai berikut53:

Gambar 1
Struktur Organisasi Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

Pemimpin Cabang

M. Asfany. S.E, MM

Pengelola Unit Assistant Manager


Assistant Manager
Operasional
Teguh Triyono Mikro
Nur Rahmah. S.E
Iwayan Winastra. SH

Kasir

Gilang Penksir
Analisis Kredit
Rahmat Agung M
M. Zaki

Pengelola Agunan

Nelvi Safitri

Kasir

Afwan Pendar

53
Data dan Observasi di Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng, tanggal 2 April 2019
52

Keterangan:

a. Pemimpin Cabang

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan cabang, bahwa

tugas pokok dari pimpinan cabang adalah mengelola operasional

cabang serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungannya

dengan pihak lain atau dengan masyarakat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku dalam rangka melaksnakan misi perusahaan. Adapun

perincian tugas dari pimpinan cabang adalah sebagai berikut:54

1) Mengelola program kerja operasional pegadaian syariah pasar

renteng.

2) Menetapkan taksiran dan mengkoordiasikan kegiatan penaksiran

barang jaminan.

3) Mengkoordinasikan penyaluran uang pinjaman berdasarkan

taksiran barang jaminan agar besarnya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

4) Mengkoordinasikan pengelola barang jaminan.

5) Mengkoordinasikan pengembalian uang pinjaman, penadapatan

dan penjualan.

6) Mengkoordinasikan pelaksanaan lelang barang jaminan dana

penjualan barang sisa lelalng.

7) Melakukan kegiatan promosi dalam rangka meningkatkan citra

perusahaan.

54
M. Asfany. SE, MM. Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara,
tanggal 09 Mei 2019.
53

8) Mewakili kepentingan perusahan.

9) Membina bawahan.

10) Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksaan tugas.

b. Pengelola Unit

Tugas dari pengelola Unit adalah mengelola dan melaksanan

kegiatan Gadai disuatu Unit Pegadaian Syariah Pasar Renteng sesuai

dengan lokasi penempatannya masing-masing. 55

c. Assistant Manager Operasional

Orang yang bertugas membantu pimpinan cabang pegadaian

dalam mengelola operasional atau kepentingan perusahaan.56

d. Penaksir

1) Menaksir barang sesuai dengan kebutuhan yang berlaku

2) Menaksir barang lelang yang akan dilelang

3) Menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.57

e. Pengelola Agunan

1) Menerima

2) Memeriksa berkas atau barang jaminan yang diterima dari nasabah

kemudian disimpan di brangkas atau sampai dengan nasabah

melunasinya.58

55
Teguh Triyono. Pengelola Unit Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara, tanggal
09 Mei 2019.
56
Nur. Rahmah, SE. Assistant Manager Operasional Pegadaian Syariah Pasar Renteng,
Wawancara, tanggal 09 Mei 2019.
57
Rahmat Agung M, Penaksir Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara, tanggal 09
Mei 2019.
54

f. Kasir

Tugas pokok kasir menurut kasir yang bertugas di Pegadaian

Syariah Pasar Renteng adalah melakukan tugas menerima dan

membayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran

pelaksanaan operasional kantor Pegadaian Syariah Pasar Renteng. 59

g. Keamanan atau Satpam

Tugas pokoknya adalah mengamankan harta perusahaan dan

nasabah dalam lingkungan kantor.60

Untuk mendukung Perkembangan dan kemajuan Pegadaian

Syariah CPS Pasar Renteng maka sekarang ini Pegadaian Syariah

Pasar Renteng telah memiliki pegawai/karyawan sebanyak 8 orang

dengan spesifikasi tugas sebagai berikut:61

Tabel 2 Nama Pegawai dan Karyawan Pegadaian Syariah Pasar Renteng


tahun 2019 dan jabatannya.

No Nama Pegawai Jabatan


1 M. Asfany. SE, MM Pemimpin Cabang
2 Teguh Triyono Pengelola Unit
3 Nur. Rahmah, SE Assistant Manager Operasional
4 Iwayan Winastra, SH Assistant Manager Mikro
5 Rahmat Agung M. Penaksir
6 Nelfi Safitri Pengelola Agunan
7 M. Zaki Analisis Kredit
8 Afwan Pendar Kasir

58
Nelfi Safitri, Pengelola Agunan Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara,
tanggal 09 Mei 2019.
59
Afwan Pendar, Kasir Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara, tanggal 09 Mei
2019.
60
M. Idham, Satpam Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara, tangga l 09 Mei
2019.
61
Dokumentasi, Data kepegawaian dan karyawan pegadaian syariah pasar renteng,
tanggal 09 Mei 2019.
55

B. Produk–Produk Pegadaian Syariah (CPS) Pasar Renteng

Adapun produk-produk Pegadaian Syariah Pasar Renteng adalah sebagai

berikut:

1. Produk Ar-Rahn

Ahmad Azhar Basyir mentakrifkan Ar-Rahnu sebagai “menjadikan

suatu benda yang bernilai menurut panangan syara” sebagai tanggungan

hutang dengan adanya benda yang menjadkan tanggungan itu seluruh atau

sebagian hutang dapat diterima”

H.M Arsjad Thalib Lubis- mentakrifkan Ar-Rahnu sebagai”

menjadikan suatu barang yang berupa harta da nada harganya jadi jaminan

hutang dan ia akan dijadikan pembayarannya jika hutang itu tidak dapat

dibayar”

Abdul Rahman Al-Jaziri- menerangkan bahwa Ar-Rahnu menurut

syara’ berarti” menjadikan barang yang ada harganya menurut pandangan

syara’ seabagai jaminan kepercayaan hutang piutang. Dalam arti seluruh

hutang atau sebagianya dapat diambil, sebab sudah ada barang jaminan

tersebut.

Ar-Rahn boleh ditakrifkan sebagai keadaan dimana penghutang

atau penerima pinjaman menyandarkan barang kepunyaanya sebagai

jaminan kepada hutang atau pinjaman yang diterima daripada piutang atau

pemberi pinjaman.

Pemberian kredit system gadai, prosesnya cepat (hanya 15 menit),

aman dan mudah prosedurnya, dengan jmainan barang bergerak seperti


56

perhiasan, emas, berlian, kendaraan bermotor dan barang bergerak lainnya.

Adapun syarat-syarat pemberian pinjaman untuk Ar-Rahn di pegadaian

Syariah Pasar Renteng adalah:

a. Mengisi formulir permintaan kredit

b. Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Pengenal (KTP/SIM)

c. Menyerahkan Marhun yang dijadikan sebagai jaminan.62

Keunggulan Produk Rahn:

a. Pelayanan Rahn tersedia dilebih dari 600 outlet pegadaian syariah di

seluruh Indonesia.

b. Pinjaman (marhun bih) mulai dari 50 ribu sampai dengan 500 juta

rupiah atau lebih

c. Proses pinjaman tanpa harus membuka rekening

d. Proses pengajuannya sangat mudah

e. Pinjaman berjangka waktu 4 bulan dan dapat diperpanjang berkali-kali.

f. Prosedur pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit.

g. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan

mu’nah selama masa pinjaman

2. Pembiayaan Ar-Rum

Pemberian kredit pembiayaan dengan sistem fidusia bagi usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM), dengan sistem pembiayaan 1%

bulan, dengan jangka waktu maksimal 2 tahun. Barang barang jaminan

62
Data tentang Produk-Produk dan jasa di Pegadaian Syariah Pasar Renteng, tanggal 10
Mei 2019.
57

berupa BPKB dan survey kelyakan usaha. Adapun syarat-syarat pemberian

pinjaman untuk prduk Arrum adalah:

a. Mengisi fomulir aflikasi pinjaman

b. Menyerahkan BPKB (Sepeda motor / mobil)

c. SIUP (Surat Keterangan Usaha dari Desa)

d. Fotocopy KTP

e. Bersedia disurvey.63

3. Amanah

Amanah adalah salah satu produk pembiayaan yang ditawarkan

oleh pegadaian syariah CPS Pasar Renteng, produk ini merupakan skim

pemberian pembiayaan kepada masyarakat yang memiliki penghasilan

tetap guna kepemilikan motor atau mobil. Pembiayaan ini diberikan

dalam jangka waktu tertentu yang pengembaliannya dilakukan secara

angsuran.

Keunggulan dari produk Amanah adalah sebagai berikut:

a. Pembiayaan melalui skema syariah

b. Persyaratan mudah

c. Kendaraan bermotor dapat langsung digunakan

d. Jangka waktu pembiayaan dimulai dari 12 bulan sampai dengan 60

bulan.

Kriteria untuk calon nasabah Amanah adalah sebagai berikut:

63
Data tentang produk-produk Pegadaian Syariah Psar Renteng, tanggal 10 Mei 2019.
58

a. Calon nasabah adalah pegawai tetap pada suatu

instansi/perusahaan dengan masa kerja minimal 2 tahun atau

pengusaha mikro

b. Mempunyai tempat tinggal tetap.

c. Sanggup membayar uang muka yang ditetakan berdasarkan

jangka waktu kredit dan biaya administrasi.

d. Calon nasabah mengajukan pembiayaan melalui bendaharawan

gaji pada instansi atau perusahaan tempatnya bekerja.

C. Prosedur Pemberian Pembiayaan Arrum BPKB

Produk pembiayaan Ar-Rum BPKB Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng. Produk pembiayaan pada Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

membantu pengusaha kecil untuk mempeoleh modal usaha dengan jaminan

BPKB kendaraan. Tetapi kendaraan dapat digunakan oleh pemiliknya untuk

membantu operasional kegiatan usaha yang dijalankannya. Dengan

menggunkan konstruksi pinjaman secara gadai maupun fudusia.

Produk pembiayaan Ar-Rum BPKB pegadaian syariah CPS Pasar

Renteng merupakan salah satu produknya, hadirnya produk pembiayaan Ar-

Rum BPKB pada Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng, bertujuan untuk

masyarakat yang membutuhkan modal usaha dan menghindari masyarakat

dari kredit lessing yang menggunakan sistem bunga bersifat riba. Salah satu

produk yang diminati masyarakat selain produk rahn atau arrum emas yaitu

produk Ar-Rum BPKB. Skema yang digunakan pada produk Ar-Rum BPKB

sama dengan produk gadai lainnya. Namun keunggulannya :


59

1. Layanan arrum tersedia di outlet pegadaian syariah seluruh indonesia

2. Prosedur pengajuan marhum bih (pinjaman) cepat dan mudah

3. Pilihan jangka waktu dari 12,18,24,36 bulan

4. Proses marhum bih ( pinjaman) hanya butuh 3 hari dan dapat segera cair

5. Ijaroh relatif murah dengan angsuran tetap perbulan

6. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu

7. Agunan cukup bpkb kendaraan bermotor64

D. Mekanisme Prosedur Pembiayaan Arrum BPKB Pegadaian Syariah

CPS Pasar Renteng

Produk pembiayaan BPKB pada pegadaian syariah CPS Pasar Renteng

memiliki persyaratan bagi calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan.

Adapun persyaratan sebagai berikut:

1. Nasabah harus memiliki usaha produktif yang mnimal berjalan 1 tahun

dari pengajuan pembiayaan. Kriteria penilaian usaha berdasarkan

ketetapan pegadaian syariah CPS Pasar Renteng.

2. Usia kendaraan minimal 5 tahun trakahir dan kendaraan milik sendiri

yang dibuktikan dengan BPKB dan STNK sesuai tertera dikartu tanda

penduduk/KTP. Bila kendaraan dibeli secara second, harus memiliki

tanda bukti pembelian dan poto copy KTP terdahulu. Jika kendaraan

bukan milik pribadi harus menyertakan surat persetujuan menjaminkan

kendaraan dari pemilik.

64
https://www.pegadaian.co.id/produk/arrum diakses tanggal 24 mei 2019.
60

3. Nasabah tidak sedang menjadi nasabah kredit kreasi di cabang pegadaian

konvensional, hal ini tidak dapat diperbolehkan karena mencegah adanya

pembiayaan bermasalah. Dan bukan dari petugas pengolahan pembiayaan

arrum Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng.

4. Nasabah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. FC KTP STNK

b. FC PBB

c. FC Rekening Listrik

d. FC KK

e. FC Surat Nikah

f. Surat keterangan usaha dan telah berjalan satu tahun

g. BPKB kendaraan bermotor

h. FC STNK, dan

i. Pas poto suami atau istri

j. Mengisi formulir Arrum BPKB65

5. Apabila nasabah telah memenuhi persyaratan tersebut, selanjutnya

nasabah mendatangi Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng, dengan

membawa berkas awal dan mengisi formulir pendaftaran pembiayaan

arrum BPKB. Dan tahapan selanjutnya adalah:

a. Petugas pegadaian syariah cps pasar renteng yaitu kasir atau penaksir

meneriam dan menerima keabsahan dokumen-dokumen yang

dilampirkan oleh nasabah dan mengimput data nasabah.

65
Dokumentasi, pegadaian syariah CPS Pasar renteng, 23 mei 2019
61

b. Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng selanjutnya mengirim tim

mikro untuk memastikan ulang dokumen keabsahan calon nasabah

dan melakukan survei lokasi nasabah.

c. Setelah data nasabah iinput secara lengkap oleh kasir atau penaksir

maka proses selanjutnya dilakukan oleh tim analisis mikro pegadaian

CPS Pasar renteng untuk melakukan survei analisis kelayakan usaha

calon nasabah berdasarkan 5C dan BI Checking.

d. Setelah survei kelayakan usaha tim analis melaporkan hasil survei dan

jumlah pinjaman nasabah kepada Deputi. Dan deputi menerima hasil

survei kelayakan usaha calon nasbah dan approve pembiayaan.

e. Deputi memberikan berkas pengajuan pembiayaan nasabah pada

Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng. Pemberian

jumlah dana pembiayaaan berdasarkan tahapan izin manajemen

Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng yaitu

f. Pinca atau notaris serta nasabah mendatangani akad Ar-Rum BPKB

g. Pengelola agunan pegadaian syariah CPS Pasar Renteng menyimpan

marhun yang sudah ditanda tangani akad oleh pinca, notaris, dan

nasbah.

h. Kasir Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng melakukan pencairan

pada nasabah. Dan nasabah meneriam dana pembiayaan 66

Dari hasil wawancara saya dengan pimpinan Pegadaian Syariah

CPS Pasar Renteng bahwa dilihat dari kebutuhan masyarakat sekarang ini

66
Nur Rahmah, S.E. Assistan manajemer operasiona Pegadaian Syariah Pasar Renteng ,
wawancara, tanggal 02 Juli 2019.
62

khususnya masyarakat Praya, maka usaha-usaha Pegadaian Syariah CPS

Pasar Renteng dalam meningkatkan perkembangan UMKM dengan cara

memberikan pinjaman dengan sistem pembiayaan Ar-Rum.

Pinjaman dengan sistem pembiayaan Ar-Rum merupakan sebuah

pinjaman di Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng untuk usaha kecil,

menengah, dan mikro, dengan jaminan BPKB, dan kelayakan usaha, dan

diharapkan dengan bantuan modal ini akan bisa mendongkrak

prekonomian masyarakat menengah, dan usaha kecil mikro ke bawah.67

Produk pembiayaan Ar-Rum di Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng merupakan produk yang diminati nasabah pengusaha mikro kecil

menengah, karena pembiayaan di Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

lebih murah dari pembiayaan di Bank.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 nasanbah Pegadaian

Syariah CPS Pasar Renteng adalah sebagai berikut:

1. Manurut Hj. Husnah Hidayati salah seorang nasabah pegadaian syariah

CPS Pasar Renteng yang mendapatkan fasilitas pembiayaan ar-rum

mengatakan, bahwa didalam mengajukan pinjaman pembiayaan ar-rum

tersebut dia menjaminkan BPKB sepeda motornya, karena untuk

mengembangkan usaha kiosnya dia membutuhkan modal tambahan

sebagai dana untuk membeli beberapa macam makanan anak-anak, dan

perlengkapan lainnya, sehingga diharapkan dengan tersedianya

67
M. Asfany. SE, MM. Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara,
tanggal 02 Juli 2019.
63

perlengkapan yang komplit sehingga akan meningkatkan jumlah

pembeli karena barang-barang yang dibutuhkan tersedia.68

2. Lainnya halnya dengan Kimah yang menggunakan produk ar-rum

sebagai modal untuk mengembangkan usaha toko baju, menurutnya”

pinjaman yang didapatkan dari pihak pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng dengan menggadaikan BPKB sepeda motor miliknya,

sehingga nanntinya dengan modal yang didaptkan akan bisa

menambah modal yang sudah ada untuk membeli persediaan barang

berupa pakaian, sandal, sepatu dan tas untuk menambah persediaan

yang sudah ada ditokonya, karena banyak peminatnya dari kalangan

remaja atau para ibu rumah tangga ungkap Ibu Kimah.69

3. Seperti yang dilakukan Baiq Marhamah, nasabah Pegadaian Syariah

CPS Pasar Renteng yang menggunakan produ Ar-Rum di Pegadaian

Syariah CPS Pasar Renteng, dan dia memiliki sebuah konter

Handphone, yang melakukan transaksi jual beli Handphone dan

aksesorisnya, berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan

Baiq Marhamah bahwa, pada saat ini Baiq Marhamah melakukan

pinjaman di Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng dengan

menggadaikan BPKB sepeda motor miliknya dan dari hasil pegadaian

tersebut dia mendapatkan sekitar 4.000.000

Baiq Marhamah yang peneliti temui mengatakan bahwa, “saat ini

konter Handphonenya mengalami permintaan yang cukup tinggi,

68
Hj Husna Hidayati, Nasabah, Wawancara,tanggal 03- Juli 2019
69
Kimah, Nasabah, Wawancara,tanggal 03- Juli 2019
64

terutama pada aksesories HP, akan tetapi saat ini saya kekurangan

dalam segi permodalan untuk menambah stok atau modal untuk

membeli barang yang banyak dicari oleh pembeli terebut sehingga

terkadang stok yang disediakan dikonter saya habis dan harus

menunggu modal terkumpul dulu baru bisa membeli kembali stok

persediaan barang tersebut” ungkap Baiq Marhamah. Baiq Marhamah

menambahkan lagi bahwa usaha yang digelutinya saat ini harus

mempunyai persediaan modal yang cukup atau kas, sehingga apabila

sewaktu-waktu kita kehabisan stok barang, maka dengan cepat bisa

membelinya. Untuk mengatasi hal tersebut Baiq Marhamah kemudian

menggadaiakan BPKB sepeda motornya di Pegadaian Syariah CPS

Pasar Renteng yang uangnya akan dipakai untuk membeli persediaan

aksesoris HP dikonternya sehingga diharapkan apabila barang sudah

ada penjualan akan semakin meningkat”unkapnya.70

4. Menurut Suwardi nasabah dari Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

yang menggunakan produk Ar-Rum sebagai modal untuk

mengembangkan usaha penjualan obat-obatan untuk pertanian,

menurutnya “pinjaman yang didapatkan dari Pegadaian Syariah CPS

Pasar Renteng dengan menggadaikan BPKB sepeda motor miliknya,

sehingga nantinya dengan modal yang didapatkan akan bisa menambah

modal yang sudah ada untuk membeli persediaan barang berupa obat-

obatan dan pupuk untuk bahan pertanian untuk menambah persediaan

70
Baiq Marhamah, Nasabah, Wawancara,tanggal 03- Juli 2019
65

yang sudah ada di tokonya, karena sekarang ini, obat-obatan pupuk

sangat dibutuhkan oleh masyarakat disekitar, karena pada saat

sekarang ini masyarakat lombok terutamanya lombok tengah sedang

menanam tambakau, dan diharapkan akan menambah tingkat penjualan

obat-obatan dan pupuk untuk pertanian, ungkap Suwardi.71

5. Menurut Junaidi Ardian nasabah Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng yang peneliti temui dirumahnya mengatakan bahwa, dia

menggadaikan BPKB sepeda motornya di Pegadaian Syariah CPS

Pasar Renteng dengan tujuan untuk mendapatkan modal tambahan

untuk usaha Rental Playstation yang sedang digelutinya. Dia

mengatakan bahwa “usaha yang sekarang dia rintis ini bermula hanya

dari hobi saja kemudian dia mulai membuka penyewaan Playstation

hanya untuk kalangan orang-orang yang ada di limgkungan

terdekatnya saja, dengan bermodalkan 2 buah set alat permainan

Playstation yang dia punya, lama kelamaan setelah berjalan beberapa

bulan peminat dari permainan ini cukup tinggi bahkan terkadang

mereka sampai antri. Sehingga dirasa perlu untuk menambahkan

beberaqpa set alat permainan lagi, maka untuk mendapatkan modal

tersebut akhirnya Junaidi Ardian menggaidaikan BPKB sepeda

motornya sebagai modal tambahan untuk membeli beberapa set

Playstation lagi, dengan harapan setelah adanya tambahan alat

71
Suwardi, Nasabah, Wawancara,tanggal 03- Juli 2019
66

permainan yang baru omsetnya akan bisa bertambah dan bisa

memenuhi kebutuhannya” ungkap Junaidi Ardian. 72

6. Pak Nurdin nasabah Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng bermulai

usaha jual beli kayu sejak tahun 2016. Setelah orang tuanya wafat, pak

nurdin melanjutkan usaha yang diberikan oleh orang tuanya. Usaha

pak nurdin pada awalnya bermodalkan 80.000.000. dan selama

usahanya berjalan, pak nurdin dibantu oleh pegawainya. Selama

berjalannya usaha, pak nurdin mengalami kesulitan memperoleh modal

untuk keperluan tambahan stok kayu. Namun, setelah melakukan

pembiayaan Ar-Rum BPKB, pak nurdin dapat menambah stok kayu

yang dibutuhkan. Serta mengalami peningkatan pendapatan. Dari

sebelumnya dan pak nurdin mengatakan bahwa dia sangat terbantu

dengan adanya pinjaman dari Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng. 73

7. Ibu Marlina Rahmah merupakan seorang pemilik usaha pangkalan Gas

LPG, dengan modal berupa tabung gas yang dipinjamkan oleh pihak

agen LPG berjumlah 50 buah dan dengan tambahan modal lainnya, ibu

marlina rahmah tidak memiliki karyawan dalam usahanya. Setelah

mendapatkan pembiayaan Ar-Rum BPKB ibu Marlina Rahmah dapat

mengembangka usaha yang dimiliki dengan menambah stok gas LPG

5kg dan mengalami peningkatan pendapatan setiap bulannya karna

bertambahnya stok gas LPGnya. 74

72
Junaidi Ardian, wawancara, tanggal 03- Juli 2019
73
Pak Nurdin, wawancara, tanggal 03-Juli 2019
74
Marlina Rahmah, wawancara, tanggal 03-Juli 2019
67

8. Lainnya halnya dengan Nursaini yang menggadaikan sebuah

gelangnya di Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng, dia mengatakan

“pinjaman dana tersebut akan digunakan sebagai tambahan modal

untuk mengembangkan usaha jualan berasnya dan kebutuhan pokok

lain diwarungnya, sehingga nantinya diharapkan dengan adanya modal

ini usaha jualan akan semakin meningkat dari hari/bulan sebelumnya. 75

9. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Salma

nasabah Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng mengatakan bahwa

sebelum meminjam dana di pegadaian, usaha nasi bungkusnya masih

terbilang belum berkembang, tetapi setelah mendapat pinjaman dari

pegadaian syariah pasar renteng usaha dari nasabah itu semakin

berkembang atau bisa di bilang meningkat. Dari yang awalnya hanya

berjualan keliling dan sekarang sudah memiliki tempat yang strategis

sehingga pembeli/pengunjung nyaman berada diwarung tersebut.76

10. Salah seorang pegawai pegadaian Syariah Pasar Renteng yang peneliti

temui dan wawancarai mengatakan bahwa peran pegadaian terhadap

penyaluran dana pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yaitu

dapat membantu untuk menambahkan modal usaha dengan syarat

nasabah menitipkan Ar-Rum BPKB sepeda motor/mobilnya, sementara

motor atau mobilnya dapat dipergunakan Pinjaman yang diberikan

kepada nasabah tentu telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan

oleh pegadaian. Proses yang ditawarkan pun cukup mudah dan dana

75
Nursaini, wawancara, tanggal 03-Juli 2019
76
Salma, wawancara, tanggal 03-Juli 2019
68

akan cair selama tiga hari. Sebelum nasabah mengajukan pinjaman

atau pembiayaan usaha. 77

77
Suherman, (salah satu pegawai), wawancara, Pegadaian Syariah CPS Pasar
Renteng, tanggal 03-Juli 2019
BAB III

PEMBAHASAN

1. Bagaiman Prosedur Pemberian Penyaluran Dana pada Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM).

Prosedur pemberian penyaluran dana pada nasabah UMKM yaitu,

permohonan yang masuk, diseleksi, di survey kelokasi ondesport ketempat

usahanya. Termasuk melihat tempat usaha, tempat tinggal dan barang

jaminannya. Dan jika semua sudah memenuhi syarat-syaratnya seperti: syarat

kepemilikan, syarat usahanya, syarat kepemilikan bermotornya, syarat

tanahnya, dan syarat kepemilikan masnya. Jika benar-benar sesuai dengan

semua persyaratan yang diajukan, barulah pihak pegadaian menentapkan

besarnya uang pijaman yang bisa diberikan kepada nasabah tersebut, dan jika

nasabah sudah mensetujui dengan uang pinjaman yang diberikan oleh

pegadaian maupun tindak waktu yang ditetapkan, barulah pihak pegadaian

membuat akad yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dicairkan

pinjaman. Dan jaminannya disimpan di pegadaian sampai lunas, setelah lunas

baru di kembalikan.

Nasabah gak perlu menunggu lama dalam pencairan dana, jika syarat telah

dipenuhi pencairan dana kurang lebih dalam 3/5 hari tergantung dari

banyaknya permohonan karena tenaga di pihak pegadaian terbatas.78

78
M. Asfany. SE, MM. Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara,
tanggal 09 Desember 2019.

69
70

Pegadaian Syariah sangat berpengaruh terhadap penyaluran dana pada

usaha mikro kecil menengah, kami mengamati dari sistem penerapan prinsip

syariah pada perum pegadaian syariah merupakan hal yang dilakukan oleh

pegadaian untuk membantu masyarakat pada umunya atau nasabah untuk

mengatasi masalah yang dihadapinya dan dengan lahirnya sistem penerapan

prinsip syariah tersebut yang didasari dengan syariat islam adalah untuk

semata-mata meringankan beban para nasabah yang dalam kesulitan.

Maksudnya, setelah menggadaikan barang berharga tersebut maka beban

nasabah akan terasa ringan tanpa memikirkan bunga yang mendesak,

sehingga masyarakat lombok tengah banyak sekali yang menggadaikan

barangnya untuk keperluan usaha.

Pegadaian Syariah mempunyai peran yang sangat penting dalam

mendorong ekonomi kerakyatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya

pembiayaan pegadaian syariah yang sebagian besar mengalir pada nasabah

mikro yang merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Pegadaian Syariah menjadi penyaluran dana pada UMKM dengan nama

pembiayaan mikro.79

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, pembiayaan mikro yang

disalurkan oleh Pegadaian Syariag Cabang Praya Lombok Tengah bertujuan

untuk membantu sector usaha mikro dalam mengembangkan usahanya

dengan memberikan bantuan dalam hal permodalan. Akad yang digunakan

dalam pembiayaan mikro ini mennggunakan akad mudharabah. Arti

79
Iwayan Winastra S.H,( Salah satu Pegawai ), Wawancara, Pegadaian Syariah Pasar
Renteng, tanggal 10 Desember.
71

mudharabah dalam pembiayaan di pegadaian syariah CPS Pasar Renteng

adalah sistem bagi hasil antara pihak pegadaian dan pihak nasabah, dimana

pihak pegadaian akan memberitahukan kepada pihak nasabah besaran atau

keuntungannya yang diambil.80

Mekanisme pembiayaan mudharabah yang ada di warung mikro

pegadaian syariah untuk memfasilitas pelaku usaha mikro secara singkat

dapat digambarkan sebagai berikut:. 81

1. Calon Nasabah Pembiayaan Mikro mengajukan persyaratan yang sudah di

tentukan kepada bagian pelaksanaan Marketing Mikro. Pelaksana

Marketing Mikro (PMM) akan melakukan wawancara kepada calon

nasabah pembiayaan terkait nilai pembiayaan yang dibutuhkan oleh calon

nasabah pembiyaan mikro dan mencatat barang modal apa sajakah yang

akan dibelanjakan oleh calon nasabah pembiyaan mikro yang tertuang.

2. Setelah itu pihak pegadaian syariah dalam hal ini analis mikro dan asisten

analis mikro akan melakukan analisis terhadap data atau identitas dari

puhak nasabah dengan melakukan ivestigasi kelingkungan usaha calon

nasabah pembiayaan mikro, dan langsung kelapangan survey nilai jaminan

dan nilai usaha apakah memang layak untuk di salurkan dana atau tidak.

3. Kemudian hasil analisis yang dilakukan analis mikro diserahkan kepada

kepala warung mikro, karena kepala warung mikro yang akan memutuskan

apakah pembiyaan yang diajukan tersebut diterima atau ditolak.

80
Ibid.
81
Solihin, Wawancara, Pegadaian Syariah Pasar Renteng, tanggal 13 Desember 2019.
72

4. Jika diterima, maka nasabah pembiayaan mikro harus mendatangani surat

akad mudharabah. Lalu dilakukan pencairan dana, dalam hal ini pegadaian

syariah memberikan kuasa kepada pihak nasabah pembiayaan mikro untuk

mewakilkan pembelian barang.

2. Apa Kendala-Kendala Pegadaian Syariah Dalam Penyaluran dana

Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dengan cara, nasabah datang langsung kepagadaian syariah maupun

ke unit-untinya atau dengan cara menjemput pola. Pegadaian syariah

mempunyai agen-agen untuk menghubungi calon nasabah yang

mempunyai usaha, dan setelah itu biasanya calon nasabah datang

kepegadaian untuk meminta brosur-brosur yang ada di pegadaian syariah

dan kemudian. Pihak pegadaian syariah menjelaskan syarat-syarat untuk

mengajukan pinjaman ke pegadaian syariah dan syarat-syaratnya seperti.

a. Persyaratan ARRUM BPKB:

- FotoCopy KTP suami istri

- FotoCopy kartu KK

- Siup/surat keterangan usaha dari desa

- Kwitansi pembayaran listrik/token

- FotoCopy BPKB

- FotoCopy STNK

- FotoCopy KTP pemilik BPKB (jika bukan atas nama sendiri)

- Pas Foto suami istri

- Foto tempat usaha


73

- Foto kendaraan dan kwitansi jual beli (jika belum balik nama)

- FotoCopy buku nikah

- Bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB).

b. Persyaratan Rahn

Pegadaian: - FotoCopy KTP yang masih berlaku

- FotoCopy KK

- Jaminan emas senilai 1,9 juta (LM 3,5 Gram atau

perhiasan emas 22k berat 4 Gram)

- Materai 6.000

Kemenag: - FotoCopy KTP (5 lembar)

- FotoCopy KK (5 lembar)

- FotoCopy akta nikah /akta kelahiran/ijazah (5 lembar)

- Surat keterangan sehat dari puskesmas (5 lembar)

- Pas Foto warna muka 80% latar putih (3x4=25 lbr /

4x6=10 lbr).

Dan setelah syarat-syarat dilengakpi, pihak pegadaian langsung pergi survey

kelokasi ondesport ketempat usahanya. Termasuk melihat tempat usaha, tempat

tinggal dan barang jaminannya. Dan jika semua sudah memenuhi syarat dan

benar-benar sesuai dengan keadaan sebenarnya seperti tempat usaha dan

kendaraanya sudah sesuai, baru pihak pegadaian menentapkan besarnya uang

pijaman yang bisa diberikan kepada nasabah tersebut, dan jika nasabah sudah

mensetujui dengan uang pinjaman yang diberikan oleh pegadaian maupun


74

tindak waktu yang ditetapkan, barulah pihak pegadaian membuat akad yang

akan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dicairkan pinjaman tersebut.

Kendala-kendala terhadap penyaluran dana pada UMKM yaitu:

a. Rata-rata masyarakat itu karena usaha mikro dia belum mempunyai surat

izin usaha.

b. Nama dalam BPKB itu masih belum balik nama.

c. Dan belum punya PBB dan pajak bangunan, yang paling banya yang

meraka belum punya yaitu surat keterangan usaha.

Sedangkan jaminan yang harus diajukan ke pegadaian biar bisa

mendapatkan dana pinjaman yaitu:

a. Jaminan Mas.

b. Jaminan surat berharga seperti BPKB.

c. Sertifikat tanah.82

Ada barang yang harus dijaminkan atau ditangguhkan seperti emas,

berlian, kendaran, sertifikat tanah maupun barang-barang memiliki nilai

ekonomis. Salah satu contoh transaksi di Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng adalah dengan produk Ar-Rahn dimana pihak pegadaian yang

ketentuannya secara langsung akan menjadi jaminan atas pinjaman tersebut

dengan ketentuan hukum. Keberadaan Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng

di tengah-tengah masyarakat tentunya akan sangat membantu mereka

terutama dalam mendapatkan dana, karena lokasi Pegadaian Syariah CPS

Pasar Renteng yang cukup strategis yakni dipusat pertokoan pasar renteng.

82
M. Asfany. SE, MM. Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Pasar Renteng, Wawancara,
tanggal 09 Desember 2019.
75

Banyak masyarakat melakukan transaksi gadai hususnya untuk modal

usaha dengan menggunakan produk Ar-Rahn, hal ini tentunya

menunjukkan perkembangan secara signifikan usaha masyarakat. Berikut

ini beberapa respon nasabah tentang Peran Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng berdasarkan jawaban dari informan terhadap pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti:

Dari hasil wawancara dengan Hj. Husna Hidayati ia merupakan

nasabah yang menggadaikan barangnya di Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng untuk keperluan modal usaha berdagang, sebelum ada pegadaian

masyarakat sulit mencari modal. Sesudah ada pegadaian masyarakat

mudah untuk mencari atau mengakses modal. Menurutnya, ia sangat

senang dengan keberadaan Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng. 83

Hal yang sama juga yang diungkapkan oleh Kimah nasabah yang

beralamat di Gerenjeng, Lingk. Rangah Kelurahan Renteng Rt-3 Rw-1, ia

mengungkapkan kurang paham terhadap produk Ar-Rahn. Namun,

menurutnya sangat senang menggunakan produk Ar-Rahn karena cepat

prosesnya sehingga bisa mempermudah masyarakat membuat usaha

sendiri, seperti toko baju, kios dan pedagang kaki lima.84

Pernyataan berbeda diungkapkan oleh Baiq Marhamah usaha konter,

menurut penuturannya, ia memahami tentang peran pegadaian terhadap

penyaluran dana pada usaha mikro kecil mengah, yakni merupakan

83
Hj. Husna Hidayati, Nasabah, Wawancara,tanggal 09- Desember 2019
84
Kimah, Nasabah, Wawancara,tanggal 09- Desember 2019
76

pembiayaan usaha dengan menggadaikan barang dimana langsung bisa

membuat usaha sendiri dan untuk kesejahteraan ekonominya. 85

Dari hasil wawancara peneliti dengan nasabah Pegadaia Syariah CPS

Pasar Renteng, mereka mengungkapkan sejak keberadaan Pegadaia

Syariah CPS Pasar Renteng, masyarakat tidak lagi sulit mencari modal

usaha sebelum ada pegadaian.

Dalam pandangan karyawan Pegadaia Syariah CPS Pasar Renteng, di

pegadaian sangat berperan sekali dalam menunjang perkembangan usaha,

berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Suherman, menurutnya

Pegadaian Syariah terus berupaya menumbuhkan wira usaha baru di pasar

renteng. Adapun pemahamannya terhadap produk Ar-Rahn adalah melepas

barang atau menitip dengan jangka waktu tertentu baik pengembalian bisa

cash maupun angsuran untuk modal usaha. Penuturan lebih lanjut tentang

produk Ar-Rahn sebagai modal untuk pembiayaan usaha, beliau

mengungkapkan produk Ar-Rahn merupakan asset bagi Pegadaian Syariah

CPS Pasar Renteng karena paling banyak diminati nasabah untuk

pembiayaan usaha.86

85
Baiq Marhamah, Nasabah, Wawancara, tanggal 09- Desember 2019.
86
Suherman, Adminstrasi Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng, Wawancara, 10-Desember
2019.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pokok pembahasan di muka, peneliti

dapat disimpulkan bahwa:

Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng meningkatnya animo

masyarakat terhadap pegadaian syariah khususnya dalam penyaluran dana

pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menunjukkan betapa

pentingnya kehadiran pegadaian syariah. Selain itu trend yang mulai berpikir

untuk menerapkan pola hidup yang sesuai dengan syariat Islam, begitu juga

dalam hal perekonomian. Sehingga ketika pegadaian syariah mulai

berkembang dan masyarakat dapat mengakses dengan mudah berbagai produk

atau fasilitasnya, maka dengan kesadaran sendiri mulai memindahkan

transaksi dana khususnya meminjam ke pegadaian.

Pegadaian juga bisa membantu para UMKM seperti usaha toko baju,

usaha konter, dagang kios, usaha pedagang kaki lima, sejak adanya pegadaian

syariah para UMKM merasa terbantu. Selain itu juga sejak penerapan prinsip

syariah pada pegadaian syariah CPS pasar renteng merupakan sistem yang

tidak menyimpang pada Syariah Islam yaitu: Al-qur’an dan Hadist Nabi

Muhammad SAW, yang merupakan pedoman atas sistemnya, dan

bersosialisasi kepada seluruh masyarakat yang ada disekitar lokasi pegdaian

syariah maupun masyarakat luar lokasi, guna mempromosikan tentang

keberadaan Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng.

77
78

B. Saran

Berdasarkan kegiatan yang ada pada Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng maka, peneliti dapat mengajukan beberapa saran-saran sebagai

berikut:

1. Sebagai pimpinan pegawai atau karyawan Pegadaian Syariah CPS Pasar

Renteng hendaknya lebih berhati-hati dan waspada dan sekaligus selalu

mengontrol mekanisme para pegawai yang sedang proses memberikan

pokok pinjaman terhadap para nasabah agar tidak terjadi kecolongan dana.

2. Kepada nasabah Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng khususnya

masyarakat lombok tengah supaya terus mengembangkan usahnya untuk

meningkatkan kesejahteraan tersebut.

3. Kepada Pegadaian Syariah CPS Pasar Renteng untuk terus berupaya

membangun usaha masyarakat sesuai dengan Syariat Islam.

.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia, Konsep, Implementasi dan


Institusionalisasi, Cet.2, Ed.Rev, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2011, hlm. 68

Abdul Mutthalib, “Efektifitas Gadai Syariah dalam Meningkatkan Kesejahteraan


Masyarakat Kota Praya, Skripsi, Fakultas Syariah, IAIN Mataram, 2011,
hlm. 41-42.

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2009, hlm. 388.

Gatut Susanta dan M Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola
UMKM, Bogor: Raih Asa Sukses, 2009, hlm. 6

Gatut Susanta dan M. Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan


Mengelola UMKM, hlm. 7.

Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,


2013, hlm. 103.

Glen Glenardi, Peran Perbankan dalam Pengembangan Keuangan Mikro,


Diskusi kelompok C2 Temu Nasional Bazar Pengembangan Mikro:
2002, hlm. 290.

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-umkm.html, diakses tanggal


14 Desember 2018, pukul 20.24

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-umkm.html, diakses tanggal


14 Desember 2018, pukul 20.24

Islami Rahmi, “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Umkm Kelompok


Usaha Bersama (Kube) Melati I Di Kabupaten Bantaeng, Skripsi, FEBI
UIN Alaudin, Makasar, 2014

Julius R.Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba


Empat, 2011, hlm. 459.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: RajaGrafindo Persada,


2010, hlm. 24.

Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:


Prenadamedia Group, 2015, hlm. 173-174

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2013, hlm. 54

79
80

Muh. Baihaqi, Fiqih Muamalah Kontemporer, Mataram: IAIN Mataram, 2016,


hlm. 100.

Musa Hubeis, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 4-6.

Nawawi dan Martini. 1992,…hlm 74

Noeng Muhadjir, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin,


1996, hlm. 2.

Purdi E Chandra, Trik Sukses Menuju Sukses, Yogyakarta: Grafika Indah, 2000,
hlm. 121.

Rachmawan Budiarto, dkk, Pengembangan UMKM Antar Konseptual dan


Pengalaman Prakti, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015,
hlm. 2-3

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2016, hlm. 7.

Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta, hlm. 186.

Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 396.

Sugiyono, Statistik Untuk Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 15.

Sugiyono. 2010, Statistik Untuk Pendidikan, hlm. 74

Tulus T.H Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu
Penting, Jakarta: Salemba Empat: 2002, hlm. 73.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 3, Tentang


Usaha Mikro Kecil Menengah.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2016, hlm. 1.

Anda mungkin juga menyukai