Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nabila Oktaviana .P.

No : 26

Kelas : XI KA 2

GARIS BESAR CERPEN

1. Orientasi
- Carlotte Khiar tinggal di kota bernama Alster town
- Ia dikirimi surat oleh seseorang yang tidak di ketahui dan bergegas pergi
- Carlotte bekerja di toko barang antik yang aneh yang dimiliki Alea Khiar
- Carlotte menenemukan mesin waktu rahasia
- Mencoba memecahkan teka teki
- Tak sengaja memasuki ruang waktu yang terlarang bersama Alea Khiar

2. Konflik
- Saat memasuki terjadi hal hal aneh
- Terjebak di satu ruang waktu
- Bertemu dengan pemuda bernama Deanosa Sajara
- Mengetahui kebenaran yang mencengangkan dari keduanya
Bertemu dengan wanita aneh yang sangat dingin

3. Ending
- Kembali dengan misterius
- Menjalani kehidupan baru
- Terjadi hal aneh lain setelahnya
- Dream Catcher

ORIENTASI

Di jalan Hepartonis selatan yang terletak di kota Alster Town berlatar tahun 90 an seorang
perempuan muda yang terlihat tergesa gesa terus berlari sambil membawa selembar kertas yang
tidak henti henti nya ia pandangi. Kertas yang lusuh dan sedikit tidak jelas itu seperti membuatnya
terhipnotis. Dalam kertas itu menunjukan tulisan bahwa sebuah toko antik sedang membuka
lowongan pekerjaan. Ada point point menarik disana, antara lain seperti kamu dapat mandi secara
gratis, makan secara gratis, dan melakukan apapun yang kamu mau. Siapa yang tidak tertarik jika di
iming imingi sebuah ‘kemewahan’ tiada tara yang orang susah sulit mendapatkanya.

Gadis yang sedari tadi berlari sambil mencari toko itu bernama Carlotte Khiar, nama yang
indah namun tak seindah nasibnya. Sedari ia baru saja lahir, ia sudah ditelantarkan oleh orang
tuanya di sebuah panti asuhan. Jangan mengira bahwa di panti asuhan ia diperlakukan dengan baik,
justru sebaliknya ia dipaksa melakukan hal hal yang tak ia inginkan dan disiksa seperti mulai bersih
bersih dari subuh sampai harus mengurus semua anak panti sendirin tanpa bantuan. Maka dari itu,
Carlotte atau yang sering disapa Alo itu ingin meninggalkan panti asuhan yang lebih pantas disebut
neraka dan hidup sendiri semaunnya. Kembali ke 1 jam yang lalu ketika ia masih di panti asuhan, tak
sengaja ada tukang surat yang mengantar surat untuk dirinya. Ia bingung, siapakah gerangan orang
yang mengiriminya surat? Ini kali pertama di umurnya yang ke 20 tahun, ia dikirimi surat. Karena ia
merasa tak punya siapa siapa yang akan mengiriminya. Ia lalu mulai mencari nama pengirim dan
alamat pengirimnya, namun nihil. Tak ada kata apapun di luar surat itu, hanya polos tanpa kata.
Dengan segera ia membuka surat itu dan betapa terkejutnya ia ketika membaca kertas di dalamya,
kertas yang terlihat lusuh dan tidak jelas. Tak lama ia langsung mengambil mantel bulu
kesayanganya dan memakai sepatu kemudian berlari menuju terminal bus. Panti asuhan ini terletak
di ujung kota, jadi tak heran jika Alo berlari untuk mengejar bus karena toko itu terletak
bersebrangan dengan ‘nerakanya’.

Lanjut dengan Alo yang kini sudah berada tepat di depan toko itu, betapa kagetnya ia ketika
melihat toko itu benar benar sepi. Tak ada satupun orang yang bahkan mengantre untuk melamar
pekerjaan disitu. Ia mulai bertanya tanya, apakah benar bahwa toko ini membuka lowongan
pekerjaan? Jika iya seharusnya toko ini akan sangat ramai, fasilitas dan bonus yang di berikan juga
tidak main main, sudah seperti hotel bintang lima. Saat ia sedang berpikir keras mengenai keanehan
yang ada dihadapnya, tak lama kemudian keluarlah seorang perempuan yang seumuran denganya.
Perempuan itu menyapanya dengan senyuman semanis permen kapas dan penampilan secantik
bunga tulip. Alo pun membalas sapaan itu.

“Hai, apakah kamu yang bernama Carlotte Khiar?”, Alo pun menjawabnya dengan
anggukkan. Tak lama perempuan itu kembali berbicara “Perkenalkan, aku Alea Khira pemilik dari
toko ini. Terimakasih sudah membaca surat yang telah aku kirimkan.” Alo semakin dibuat bingung
sekaligus tercengang. Bagaimana bisa Alea mengenalnya? Bahkan marga nya pun sama denganya
apalagi melihatnya saja baru pertama kali, Alo merasa curiga. Untuk menutupi rasa curiganya, ia
kemudian menanyakan beberapa hal, “Apakah benar tokomu yang bernama Gretel Lux ini sedang
membutuhkan seorang karyawan? Di dalam surat yang kamu kirimkan berkata seperti itu.” Alea pun
menjawab pertanyaan Alo, “Iya benar, Aku sedang membutuhkan seorang karyawan. Kamu pasti
bingung karena mengapa kamu yang aku pilih untuk menjadi karyawanku. Bukankah begitu Alo?”
sambil menatap heran Alo semakin dibuat curiga. Jangan jangan dia bisa membaca pikiranya. Sambil
memasuki toko Alea menjelaskan perihal surat dan lainya. Ia mengetahui Carlotte dari seorang
pemuda, pemuda itu berkata bahwa ada satu gadis yang memiliki nasib kurang beruntung di
seberang kota sana. Hidupnya dipenuhi siksaan dan kesedihan. Kemudian Alea tertarik untuk
memperkejaanya di toko tersebut. Alo pun sekarang paham dengan apa yang dilakukan oleh Alea.
Tanpa pikir panjang ia menerima pekerjaan tersebut. Hari hari ia jalani dengan kebahagiaan. Ia
merasa bahwa kehidupan inilah yang ia inginkan. Hidup tanpa beban apapun, dapat memakan apa
yang ia inginkan, bertegur sapa dengan orang orang dan tentunya memiliki teman yang sangat baik
seperti Alea. Iya, semenjak Alo bekerja di tokonya, ia mulai menjalin pertemanan dengan Alea. Tak
disangka orang yang ia curigai ini ternyata begitu baik dan lembut.

Di siang yang terik, lonceng pintu berbunyi tanda ada pelanggan yang hendak membeli
sesuatu. Alo pun menyapanya dengan senyuman seraya berkata “Selamat datang di toko kami, ada
yang bisa saya bantu Tuan?”. Seorang pemuda dengan tampang rupawan mendekati meja kasir
kemudian berkata. “Iya, kamu harus membantuku, Aku sedang membutuhkan cerutu saat ini. Cerutu
yang dilapisi emas. Apakah ada?” Alo menjawab, “Tunggu sebentar tuan biar saya carikan.” Tak lama
kemudian Alo keluar dari tempat barang barang disimpan sambil membawa cerutu pesanan
pelanggan itu. Setelah melakukan transaksi, pemuda itupun pergi. Di sisi lain, Alo masih terpesona
dengan ketampanan dari pemuda tadi. Sambil memandangi uang yang ada di genggamanya, tanpa
sadar ia berkata dalam hati ‘Andai aku bisa memiliki kekasih yang tampan sepertinya, mungkin saat
ini lengkap sudah semua keinginanku’. Tak lama kemudian, lonceng pintu kembali berbunyi,
ternyata itu adalah Alea. Ia datang sambil membawa kantung plastik besar berisi bahan makanan.
Alea mendekati Alo dan menyuruhnya untuk menyimpan bahan makanan di lemari pendingin. Alo
pun menyanggupi dan berjalan ke arah dapur. Saat akan menuju dapur. Ia bingung ketika pintu
gudang yang seharusnya terkunci itu terbuka, namun ada yang lebih aneh lagi. Dari dalam pintu
seperti mengeluarkan cahaya yang begitu terang. Karena Alo dihantui rasa penasaran, ia kemudian
mendekati pintu itu dan betapa terkejutnya ia saat melihat ada satu lemari disana yang
menyorotkan cahaya silau. Alo masuk kedalam ruangan itu dan melihat setiap bagian lemari, disana
dituliskan bahwa lemari ini adalah lemari penjelajah waktu. Untuk memasuki nya dibutuhkan
jawaban dari teka teki yang harus di pecahkan.

KONFLIK

Pertanyaan dari teka teki tersebut adalah, kapan Gretel Lux dibangun. Alo lupa bahwa ia tak pernah
menanyakan hal tersebut kepada Alea. Dengan perasaan yang campur aduk, ia menjawab dengan
jawaban yang hanya ia pikirkan saja. Alo menjawab “Gretel Lux dibangun sejak 50 tahun silam”
Anehnya, saat ia menjawab ternyata jawabanya itu salah. Ia kembali berpikir keras, ada satu
jawaban yang ia pikirkan, namun menurutnya itu tidaklah mungkin. Akan tetapi dikarenakan ia
sudah menemui jalan buntu, ia pun mengucapkan satu kalimat “Baiklah, aku sudah mengetahui
jawabanya. Tuhan semoga jawabanku yang ini tepat. Jawabanya adalah Grete Lux dibangun 20
tahun silam.” Dan ya, ternyata jawaban yang ia anggap akan salah itu ternyata benar. Pintu almari
itu terbuka dan menampilkan portal yang terus berputar. Tanpa di sadari, Alea sudah berdiri di
belakang Alo sedaritadi. Ia pun berkata, “Mengapa kau membuka almari itu?Kau ingin aku
menghilang lagi?” Alo saat ini benar benar bingung, apa maksudnya dengan menghilang nya Alea?.
Tak sengaja saat ingin menjelaskan, Alo tiba tiba ditarik oleh portal itu. Tak tertinggal Alea juga ikut
masuk kedalamnya.

Mereka berdua saat ini terjebak di dalam portal tersebut. Saat mereka sadar, mereka sudah
berada di suatu tempat. Gubuk kecil yang sangat rapuh dan kotor. Saat Alo sadar dan duduk, ia
melihat Alea yang sedang menangis sesenggukan, disana juga ada pemuda yang ia lihat beberapa
jam lalu. Pikiranya saat ini benar benar runyam. Apa sebenarnya semua ini?. Dikala ia sedang merasa
pusing, pemuda itu berjalan menghampirinya sembari memberikanya segelas air. Ia berkata “Hi
Carlotte, selamat datang di dunia dimana ibu dan ayahmu terjebak selama ini. Aku, Deanosa Sajara
adalah ayahmu, aku yang tadi siang datang ke tokomu. Dan dia, Alea Khiar, dia adalah ibumu. Kamu
pasti bingung bagaimana bisa kami adalah orang tuamu akan tetapi wujud kami seperti seumuran
dengamu bukan? Akan aku jelaskan semuanya. Dulu, saat kami masih muda, kami memutuskan
menikah dan memiliki anak, akan tetapi keinginan kami itu selalu gagal. Ibumu bahkan sudah
mengalami tiga kali keguguran. Saat aku sedang pulang bekerja, tak sengaja aku bertemu dengan
seorang nenek tua. Ia dapat membaca pikiranku, saat itu aku diberi sebuah liontin bewarna merah
muda. Konon katanya liontin itu dapat memberikan apapun yang kami mau. Tanpa pikir panjang,
ayahmu yang bodoh ini membeli liontin itu dan membawa nya pulang. Tak berapa lama kemudian
ibumu diketahui sedang mengandung. Iya, itu kamu Alo. Kami diberi harta yang tak terkira, tanpa
kami sadari, liontin itu hanyalah tipu muslihat. Ia ternyata jahat, liontin itu merenggut dirimu, dan
semua kebahagiaan kami.” Dean tak sanggup meneruskan ceritanya, ia begitu sedih mengingat apa
yang sudah terjadi bertahun tahun silam. Saat Dean masih dalam kesedihanya, Alea mendekati Alo
sambil mengusap rambutnya dan berkata, “Saat itu tiba tiba angin menjadi kencang, langit begitu
gelap dan tiba tiba almari tempat liontin itu disimpan menampakkan cahaya aneh, saat kami
membukanya tiba tiba almari itu menghisap aku dan ayahmu. Kamu saat itu berada di dalam kamar
dan tidak mengetahui kejadian ini. Kemudian sejak saat itu kami berdua terjebak disini”

Pedih, itu yang dirasakan Alo saat ini. Setelah ia mendengarkan cerita kedua orang tuanya Ia
ingin marah kepada mereka berdua. Alo merasa bahwa orang tuanya telah merenggut kehidupanya,
selama 20 tahun ia harus hidup di dalam panti asuhan dan menjalani kehidupan yang kejam, akan
tetapi orang tuanya juga tidak bersalah. Mereka hanya manusia biasa yang menginginkan
kebahagiaan seperti yang ia inginkan juga. Ternyata semua keanehan terjawab sudah. Alea juga
menjelaskan saat ia keluar membeli bahan makanan ia bertemu dengan Dean dan membicarakan
tentang Alo. Mereka senang bahwa mereka bisa melihat purtrinya yang cantik dan setelah dan
setelah semua kejadian itu Alea melihat bahwa Alo membuka almari almari ang sangat ia jaga agar
tidak dapat dibuka oleh siapapun, Ia sangat marah dan takut, ia marah karena merasa sudah gagal
menjaga almari itu dari Alo dan merasa dirinya sudah menghancurkan mimpi untuk hidup dengan
Alo disisi lain ia takut bahwa Alo akan ikut terjebak di dalam sini seperti dirinya dan suaminya.

Saat mereka masih dalam pembicaraan, tiba tiba ada yang mengetuk pintu, ditampilkanya
sesosok perempuan paruh baya yang menatap mereka dengan tatapan dingin. Perempuan itu
berkata “Alea dan Dean, sudah lama kalian terjebak disini. Akupun sudah mengabulkan apa yang
kalian inginkan. Mulai dari memiliki kehidupan seperti dulu, bahkan bertemu dengan putri kalian.
Walau aku hanya bisa memberikan waktu yang singkat. Aku harap kalian menikmatinya, sekarang
giliran kalian menepati perjanjian yang telah kita buat. Kalian akan menghilang dan Carlotte akan
kembali ke kehidupan sebenarnya. Sudah siapkah kalian merelakan semuanya?” Dean dan Alea pun
mengangguk dengan pasti, tanda mereka sudah siap kehilangan segalanya. Alo pun langsung berlari
dan memeluk orang tuanya, ia menggeleng dengan keras tanda bahwa tak mau ditinggalkan orang
tuanya untuk kedua kali. Sambil menangis tersedu sedu ia berteriak “TIDAK!TIDAK AKAN AKU
BIARKAN KAMU MENGAMBIL ORANG TUAKU. AKU RELA TERJEBAK DISINI SELAMANYA ASALKAN
BERSAMA MEREKA. AKU SUDAH CUKUP BAHAGIA SEPERTI INI!” Alea memeluk erat Alo dan seraya
menangis berkata , “Tidak Carlotte, kami berdua harus pergi. Jika kamu tetap disini bersama kami,
maka kita bertiga akan menghilang selamanya. Kami ingin kamu bahagia di dunia yang seharusnya.
Maaf, maafkan kami yang tidak memberikan kasih sayang selama 20 tahun seperti anak anak yang
lain, maaf kamu harus menjalani kehidupan yang keras di luar sana. Semoga setelah ini, kamu akan
memiliki kebahagiaan yang seharusnya kamu miliki.” Dean juga ikut serta dalam kesediha ini, ia
membelai rambut halus milik putrinya dan menimpali perkataan Alea “Ingat putriku, ingatlah bahwa
kami berdua, Ayah dan Ibumu selalu menyayangimu selamanya.”

ENDING

Tepat di kalimat itu tiba tiba Alo terbangun dengan wajah sembab bekas air mata dan
hidung merah seperti habis menangis. Ia mengusap wajahnya kasar dan bangkit dari tempat
tidurnya. Ruangan itu bertema vintage dan sangat mewah dengan teknologi canggih. Alo kemudian
berjalan kerah kamar mandi dan kemudian berkaca. “Ada apa denganku? Aku seperti melewati
mimpi yang indah namun juga buruk. Bahkan aku sampai menangis, pfttt sepertinya aku lupa
mencuci kaki sebelum tidur maka dari itu mimpiku tidak semuanya indah.” Setelah selesai bersih
bersih, ia kemudian keluar dari kamarnya dan duduk di meja makan, Terlihat seorang wanita tengah
sibuk dengan sayur sayuran di dapur disana juga sudah ada seorang lelaki menggunakan jas
kantoran yang sedang sibuk membaca koran. Sambil meneguk susu yang sudah ada di atas meja ia
pun tersenyum dan mengucap “ Pagi mamah papah, mamah cantik banget hari ini ya kan pah?”
sambil tertawa orang yang ia sebut papah itu menjawab “Hati-hati mah, anak ini pasti ada maunya
hahaha.” Orang yang sedari sibuk di dapur pun menyiapkan hidangan penutup dan ikut serta duduk
di sebelah Alo.

“Seperti biasa pah, Alo kan kalau sudah berbicara manis seperti ini sedang ada yang di
inginkan.” Wanita itu memiliki senyuman semanis permen kapas dan tampilan secantik bunga tulip.
Setelah sarapan dan berbincang singkat, Alo dan papahnya pun berjalan menuju mobil dan bersiap
untuk menjalankan aktifitas masing masing. Saat sedang menatap keluar jendela, Alo tak sengaja
melihat toko bertnama ‘Gretel Lux’. Ia merasa heran, sebab toko itu juga ia lihat di dalam mimpinya.
Tanpa pikir panjang, ia menyuruh papahya untuk berhenti dan menurunkanya dengan alasan ia akan
mampir ke supermarket. Alo berjalan menuju toko itu dan masuk kedalamnya, isi dari toko itu benar
benar sama seperti yang ada di dalam mimpinya. Ia merasakan Déjà vu.Saat tengan melihat lihat
sambil memikirkan mimpinya tak lama sesosok perempuan paruh baya pun keluar sambil berkata,
“Apakah ada yang kamu butuhkan lagi Carlotte?”

Anda mungkin juga menyukai