”Iya, juga buku itu, milikku. Benda-benda aneh yang ada di kamar
Ou, itu milikku.”
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 199
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 200
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 201
Tiba di ujung lorong, ibu separuh baya itu mendorong pintu bulat.
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 202
Orang tua itu terkekeh panjang. ”Kamu bahkan tidak bertanya apa
kabarku, tidak bercerita apa kabar keluarga kalian. Bagaimana Vey? Ou?
Dan si sulung Ily? Sudah hampir setahun dia tidak pulang dari akademi,
bukan?”
Ilo menggeleng, terdiam sejenak. ”Aku juga tidak tahu apa yang
sebenarnya sedang terjadi. Aku justru sedang mencari penjelasannya.
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 203
Sesaat aku seperti bisa melihat wajah orang tua berpakaian abu-
abu itu tampak begitu berwibawa. Bola matanya yang menatap tajam
bersinar.
”Ini buku apa?” Orang tua berpakaian abu-abu itu menatap Ilo.
Aku memperhatikan.
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 204
”Astaga!” Orang tua itu berseru, buku itu terlepas dari tangannya.
Aku mengangguk.
***
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 205
”Tidak ada yang boleh menceritakan kejadian ini kepada siapa pun.”
Av, demikian nama orang tua berpakaian abu-abu itu, berkata tegas
kepada dua petugas perpustakaan. ”Padamkan sistem keamanan Bagian
Terlarang beberapa saat. Aku akan mengajak Ilo dan tiga anak ini masuk
ke dalamnya.”
”Aku seperti bisa melihat bulan dari jarak dekat,” Seli masih
berbisik.
Kami tiba di ujung lorong. Tidak ada yang istimewa dari pintu bulat
itu, seperti pintu-pintu lain yang pernah kami temui di dunia ini.
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 206
kami. Sepertinya sudah lama sekali tidak ada orang yang mengunjungi
lorong ini. Av merobek segel pita itu dengan tongkatnya, lantas mendorong
daun pintu.
Ilo mengangguk.
http://pustaka-indo.blogspot.com
TereLiye “Bumi” 207
Kami memperhatikan.
”Inilah peta Bumi itu yang dibuat puluhan ribu tahun lalu.” Av
mengetuk peta itu pelan. Garis-garis peta mulai bersinar, membuat lebih
jelas bentuk benua, pulau, dan sebagainya.
”Sejak kecil, kamu selalu bilang dunia ini tidak sesederhana yang
kamu lihat, bukan? Kamu bilang, dunia ini seperti game yang jago kamu
http://pustaka-indo.blogspot.com