CerS
BAGIAN
KESATU
Kegiatan Awal
A. Menyimak Pembacaan Penggalan Novel dan Memahami Isinya
Kalian pasti pernah membaca novel atau penggalan novel. Novel
merupakan hasil karya sastra Indonesia yang menceritakan suatu kejadian yang
luar biasa dalam kehidupan seseorang yang menyebabkan peralihan hidup orang
tersebut. Setelah membaca novel, kalian akan mengetahui suatu yang luar biasa
dari para tokohnya.
Simaklah dengan baik penggalan novel remaja berikut ini yang dibacakan
oleh guru pembimbing kalian!
1
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
“Ada apa, Bu?” aku bertanya penuh rasa ingin tahu. Ibu menatap
sesaat,
“Ri, kamu melihat perubahan selama kamu di rumah?” tanya Ibu
membuatku heran.
Aku mencoba menebak. “Eng… Hari belum bisa menangkap maksud
Ibu,” Aku berkilah.
Ibu menghela nafas. “Ri, kamu tahu kan sepeninggal ayahmu keluarga
kita tidak bisa hidup seperti sediakala. Mungkin setelah kamu sampai di
Yogya harus mulai belajar berhemat,” ujar Ibu lirih. “Kamu harus terbiasa
hidup seadanya sekarang…,” Ibu menimpali
Aku hanya bisa diam, mengangguk sesekali tanpa aku sendiri tahu,
mengerti atau pasrah.
Ketika melepaskan kepergianku tadi, aku menangkap kembali pesan
Ibu pada tatapannya yang tajam dan bersaput mendung. Aku tersenyum
meyakinkan. Aku berusaha menunjukkan bahwa aku tidak apa-apa.
“Permisi, Mas,” sebuah suara bariton yang masih mentah menyapa
anganku. Aku tergagap. Seorang bocah tersenyum sambil menunjuk lantai
gerbong. “Lantainya mau saya sapu,” katanya. Segera saja tangan kecilnya
bergerak.
Seorang Bapak di sampingku mengangsurkan lembaran merah. Bocah
itu tersenyum.
“Lho…, bayar, tho?” Ibu di sebelah heran.
Lagi-lagi ia tersenyum.
“Terserah, Bu. Tidak juga ndak apa-apa,” ucapnya seraya mengusap
peluh. Pasti pekerjaan yang melelahkan. Menyapu sepuluh gerbong dan
berharap ada yang mau menghargai meski hanya seratus rupiah!
“Dik, setelah selesai menyapu… kemari lagi, ya!” tiba-tiba saja aku
tertarik dengannya. Mata bening bocah itu berbinar. Ups! Jangan-jangan
ia berharap aku membayar lebih.
“Ok, Mas. Saya ke sana dulu, ya,” pamitnya riang.
Aku mengangguk.
Ternyata anak itu bernama Setyo. Tanpa beban sedikit pun ia
bercerita suka-dukanya menjadi penyapu gerbong.
“Aku kudu nrimo kalau ada yang mencibir atau bahkan memarahi.
Kata Simbok, yang sabar. Orang sabar disayang Tuhan…,” katanya.
“Kamu masih sekolah?” aku menyelidik.
Ia mengangguk. “Aku kerja setelah selesai sekolah. Naik kereta yang
ke timur, pulangnya ikut yang ke barat. Rumahku di dekat kali Code itu.”
Ia menyebutkan salah satu daerah “pinggiran”.
“Uangnya untuk biaya sekolahku dan sisanya ditabung. Kata Simbok,
orang yang mau sabar dan kerja keras dari kecil… bisa jadi orang besar!”
ujarnya yakin. Aku tertampar!
2
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
“Masnya… ah, pasti anak orang kaya. Enak ya, jadi orang kaya?” tanya
Setyo polos.
“Eh, aku terus yang ngomong. Tuh, Stasiun Lempuyangan-nya sudah
kelihatan.” Setyo bergegas keluar. Aku pun bersiap turun.
Beberapa waktu kemudian setelah pertemuanku dengan Setyo nyaris
terlupakan, aku melihat anak sebayanya memunguti sampah kardus dan
plastik dekat kosku. Entah karena kebetulan atau karena aku menjadi
begitu tertarik, aku begitu sering menemui anak-anak yang bekerja cukup
berat. Aku mulai jengah. Aku mulai resah. Lebih-lebih ketika uang bulanan
semakin seret dan semakin mengecil jumlahnya. Uh, padahal biaya hidup
semakin tinggi dan kosku bulan depan belum terbyar. Berarti kalau aku
tidak bisa membayar di awal bulan, aku harus segera angkat kaki.
Agendaku bertambah. Berburu kos-kosan yang lebih miring.
Gagal lagi. Rasanya aku mulai putus asa. Sudah beberapa jalan
kutelusuri, gang kujelajahi, dan rumah-rumah pondokan kudatangi. Nihil.
Memang bukan waktu yang tepat. Wisuda masih lama, yang berarti belum
banyak mahasiswa yang keluar.
Kuseruput es buah yang kupesan. Lapar. Mataku menatap sekeliling
warung. Siapa tahu ada tempelan “Kamar Kosong”. Tidak ada. Lebih baik
makan.
Aku sedang asyik makan ketika sebuah sapaan membuatku menoleh.
“Hari! Kamu tinggal di sekitar sini?” tanya seseorang sangsi. Aku
menoleh.
“Oh, kamu Gus. Nggak. Aku sedang nyari kos, nih. Habis.”
Kulihat wajah Agus, teman satu fakultas di teknik itu, mengernyit
heran.
“Kenapa nggak diperpanjang?”
“Bokek. Aku nyari yang murah…, “ jawabku apa adanya.
“Kamu pengen kosan yang kayak apa, Ri?” tanya Agus serius.
“Yah, standar aja, Gus. Ukuran tiga-tigalah. Minimal ada telepon.
Trus…”
“Aku dan beberapa teman beda fakultas mau ngontrak rumah di
daerah Pogung, lima kamar. Dekat kan dengan kosamu yang dulu. Kami akan
pindah bulan depan. Kalo kamu mau, bisa gabung. Kebetulan masih ada satu
kamar yang kurang satu orang. Sekamar berdua. Ada telepon, listriknya
900, kamar mandi dua, kamarnya tiga-tiga setengah. Rumah baru,
lantainyan keramik, mau?”
“Berapa satu kamar?” tanyaku iseng.
Agus mengacungkan satu jarinya. Aku menghela nafas. Untuk ukuran
keluargaku sekarang, mahal. Aaah…, kami sama-sama diam. Aku tidak
tertarik meneruskan pembicaraan tentang rumah itu. Agus pun sepertinya
sekadar basa-basi.
3
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
“Eh, sudah jam satu! Aduuuuh…,aku harus pulang nih. ” Agus pamit.
Kejam! Aku diusir dari kos-kosan. Padahal baru telat satu bulan lebih
satu minggu. Besok aku harus keluar! Pusing. Belum lagi kabar dari rumah
mengatakan, bulan ini kirimanku setengah kiriman kemarin.
Kutatap sekeliling kamar nanar. Yah, sudahlah. Lebih baik siap-siap.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas saat aku selesai berbenah. Kamarku
terlihat lapang sekarang. Yah, barangku tidak banyak. Tempat tidur,
almari, meja belajar, juga rak buku semuanya fasilitas kos. Aku hanya
membawa buku-buku, pakaian, beberapa aksesoris kamar dan peralatan
pribadi yang semuanya kini terbungkus rapi di dalam tiga kardus. Kuhela
nafas yang terasa sesak. Tiba-tiba aku sadar, aku tidak punya tujuan! Ke
mana aku akan pindah?
“Eng… maaf… saya mau bicara dengan Agus,” kataku setelah menekan
nomor telepon yang nyaris tidak termemori itu.
“Gimana, Ri? Kamu diusir? Aduuuuh… kasihan. Eng, gini aja, deh. Kamu
sementara tinggal dengan kami. Nanti kalau kamu betah boleh diteruskan,
kalau bete kamu boleh keluar.”
Aku pun tiba di tempat Agus. “Gimana? Kamu suka kamar ini? kalau
kamu senang di sini, kamu sekamar denganku,” kata Agus menjelang tidur.
Aku menatap sekeliling. “Lumayan bagus, kok, tapi… aku masih akan
mencari yang lain,” kilahku.
Agus mengangguk-angguk mengerti.
Ternyata sampai satu minggu aku belum juga berhasil mendapatkan
kos yang baru. Padahal, terus terang aku tidak terlalu betah tinggal
dengan Agus cs. Bukan hanya karena aku selalu dibangunkan untuk diajak
beribadah. Tapi juga mengajak-ajak untuk menjalankan perintah agama
lainnya. Uah, mana tahan. Untung saja mereka tidak terlalu nyinyir
menasehati. Paling-paling cuma nyengir. Aku yang kadang jengah sendiri.
Tapi satu hal yang membuatku terkesima. Rata-rata mereka punya
usaha kecil-kecilan! Ada yang menjadi distributor buku, ada yang joinan
buka rental atau warnet (Yogya memang surga usaha), jadi makelar
barang-barang bekas. Padahal mereka juga sibuk di organisasi. Padahal lagi,
sepertinya mereka bukan orang melarat. Aku bisa melihat dari fasilitas
yang mereka punya. Juga beberapa kali percakapan yang aku dengar atau
terlibat di dalamnya. Setahuku masing-masing punya buku tabungan, juga
kartu ATM. Pernah aku tanyakan hal itu pada Agus. Katanya memang
seharusnya anak laki-laki begitu dewasa sudah harus mandiri. Karena nanti
ia akan mengemban tanggung jawab yang lebih besar, menafkahi keluarga.
Terus terang, aku sampai melongo mendengarnya. Tiba-tiba saja aku ingat
Setyo dan jejaka-jejaka kecil lain yang juga sudah terbiasa mencari uang
sendiri.
Deg! Tiba-tiba aku juga ingat kondisi keungan keluargaku. Apakah
4
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
aku juga harus melakukan hal yang sama? Tapi, saat ini, bahkan untuk
mendapatkan kos yang baru pun aku belum sanggup. Pusing!
“Belum dapat kos juga, Ri?” udahlah, kamu itu, emang jodohnya di sini.
Soal pembayaran…, bisa dibicarakan. “Pikirkan sungguh-sungguh tawaranku
ini, Ri” Agus menepuk pundakku sambil berdiri, membiarkanku merenung
dan berpikir.
Satu bulan sudah aku nunut di tempat Agus. Jangan ditanya seperti
apa malunya, tapi Agus baik. Dia tidak pernah menyinggung soal
pembayaran. Cuma aku tidak bisa lama-lama jadi benalu. Malu.
“Gus, aku mau pindah dari sini,” ujarku sore itu. Agus mengernyitkan
dahi.
“Kamu… sudah dapat kos baru?” tanya Agus sangsi. Aku menggeleng.
“Ri, kamu jangan mempersulit diri sendiri. Aku tulus ingin
membantumu.”
“Aku malu, Gus. Aku cuma jadi benalu. Aku rasanya nggak punya
harga diri!”
Agus terdiam. Aku juga.
“Ri, gimana kalo kamu bantuin aku dirental?
Kebetulan papaku setuju kalo aku buka usaha rental di sini.
Yah, sebenarnya rencana itu sudah lama aku ajukan, tapi papa baru
percaya setelah cek sendiri kondisi Yogya sekaligus ngelihat rental si Ade.
Gimana, Ri?” Agus tersenyum.
“Ri…, kamu mau kan? Dari hasil itu kamu bisa membayar kos di sini
dan… yah, menambah uang saku bulananmu.” Agus memutus perenunganku.
“Aku… aku pikir-pikir dulu,” ujarku galau.
Agus mengangguk mengerti.
“Baik, Ri, tapi jangan lama-lama yah, mikirnya. Rental itu juga harus
segera dijalankan supaya kita bisa dapat uang. Selain berdoa kan kita juga
harus berusaha.” Agus menepuk pundakku dan keluar kamar.
Barangkali Agus benar, Agus telah banyak membantuku menemukan
diriku. Termasuk menemukan bahwa aku adalah seorang laki-laki dewasa
yang sudah seharusnya bertanggung jawab akan kehidupanku sendiri,
termasuk dalam hal uang.
Bayangan Setyo melintas. Juga bayangan anak-anak kecil lain yang
sudah bekerja. Mereka ternyata sudah lebih dahulu mengamalkan hal ini
meskimereka tidak pernah menyadari. Aku tersenyum, haru.
Kegiatan Inti
B. Menjelaskan Unsur Intrinsik Penggalan Novel
Sebuah novel dibangun atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri,
misalnya: tema, alur, tokoh dan watak tokoh, latar, bahasa, dan amanat. Berbeda
dengan novel asli, unsur intrinsik yang terdapat dalam penggalan novel hanya
tokoh dan penokohan, gaya bahasa pengarang serta setting. Mengingat, unsur-
unsur lainnya hanya bisa diidentifikasi dengan membaca ceritanya secara
keseluruhan.
Novel merupakan karya sastra yang mengungkapkan suatu konflik.
Konflik dalam novel merupakan hasil rekaman peristiwa nyata yang diolah
dengan khayalan dan rekaan. Konflik tersebut diwujudkan melalui penokohan
tokoh peristiwa. Melalui tokoh-tokoh tersebut, konflik akan terbangun dan alur
pun akan bergerak.
Penokohan
Pengarang dapat menggambarkan karakter tokoh secara langsung dan
tidak langsung. Karakter tokoh yang disampaikan secara tersurat dalam gambaran
pengarang, misalnya: keras kepala, kejam, lembut, atau pendiam. Cara seperti ini
disebut penokohan secara langsung. Karakter tokoh juga dapat disampaikan
secara tidak langsung. Penokohan secara tidak langsung ini disampaikan
6
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
pengarang melalui ciri fisik dan lingkungan, cara tokoh menhadapi masalah, cara
tokoh dalam menghadapi tokoh lain, dan ciri kejiwaan lainnya.
Latar/Setting
Latar atau Setting adalah gambaran tempat, waktu, dan situasi yang
terdapat dalam sebuah cerita. Latar merupakan unsur yang membangun alur,
membangun karakter yang terjalin dengan unsur-unsur cerita lain. Latar yang baik
adalah latar yang tidak hanya membawa pembaca ke suatu tempat, waktu, dan
situasi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana pengaruh tempat, waktu, dan
situasi itu pada perilaku manusia dan romantika hidup tokoh-tokohnya.
Gaya Bahasa Pengarang
Gaya bahasa dapat diartikan bagaimana pengarang menggunakan
bahasanya dengan baik dan kreatif dalam upaya menyampaikan fikiran dan
perasaan. Setiap pengarang harus dapat menguasai gaya bahasa yang kreatif, segar
dan gaya tersendiri. Namun perlu waktu, upaya, dan keseriusan. Mungkin pada
peringkat awal ada pengarang yang khusus mengamati aspek stilistiknya.
Penggunaan bahasa oleh seorang pengarang merupakan gambaran wawasan
pengarang itu sendiri.
Unsur-unsur dalam gaya bahasa sebagai berikut.
Dialog (Dialogue)
Contoh: “Saya sudah katakan,” dia menoleh, “Nur akan kembali.”
“Berapa kali perlu saya jelaskan!” Jerit Nel.
“Apa yang perlu saya lakukan?” Ucap Zel.
Monolog (Monologue)
Contoh: - Saya bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah dia akan muncul nanti?
- O, seperti ini rupanya wajah penulis pujaan saya! Saya memberi
senyum kepada berkacamata minus itu.
- Mengapa seharian ini kerja saya tidak bagus? Segalanya persis
seperti menghentak kepala saya. Saya merasa tidak bermakna lagi.
7
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
PENOKOHAN
___________________________ ______________________________
___________________________ ______________________________
___________________________ ______________________________
___________________________ ______________________________
___________________________ ______________________________
___________________________ ______________________________
__
SETTING
8
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
______________________ __________________________________
______________________ __________________________________
______________________ ___________________________________
_
______________________ __________________________________
______________________ __________________________________
______________________ ___________________________________
_
______________________ __________________________________
______________________ __________________________________
______________________ ___________________________________
_
9
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
______________________ __________________________________
______________________ __________________________________
______________________ ___________________________________
_
______________________ __________________________________
______________________ __________________________________
______________________ ___________________________________
_
10
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Kegiatan Lanjutan
D. Membuat Karangan Singkat
Buatlah karangan singkat yang mengandung aspek-aspek dibawah ini!
a. Gambarkan tokoh dan watak tokoh secara langsung!
b. Buatlah peristiwa/konflik yang menarik untuk diketahui orang lain!
c. Deskripsikan dengan latar di sebuah desa!
d. Ceritakan dalam gaya bahasa monolog dan dialog!
e. Kumpulkan hasil pekerjaan kalian pada guru!
11
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
BAGIAN
KEDUA
Kegiatan Awal
A. Menggunakan Bahasa yang Efektif dalam Diskusi
Diskusi merupakan kegiatan berkomunikasi langsung dalam suatu
kelompok untuk memecahkan masalah. Dalam sebuah diskusi, baik peserta,
moderator, maupun penyaji harus menggunakan bahasa yang efektif dalam
diskusi. Hal ini dimaksudkan agar semua anggota diskusi dapat memahami apa
yang sedang dikemukakan.
Apabila kalian terlibat dalam suatu kegiatan diskusi, sebaiknya kalian
menjadi pendengar yang baik dan pembicara yang baik pula. Setiap hal yang
dikemukakan dalam diskusi harus objektif, logis, disampaikan tidak dengan
emosional, dan menggunakan bahasa yang efektif.
Kegiatan di dalam diskusi antara lain berupa pernyataan, pertanyaan, dan
sanggahan yang dilakukan oleh semua anggota diskusi. Ketiga kegiatan tersebut
harus dikemukakan dengan menggunakan kalimat yang efektif.
Contoh:
Kalimat efektif
Menurut saya, pernyataan Saudara perlu ditambahkan sedikit ulasan yang
lebih terperinci.
Kalimat tidak efektif
Saya pikir pernyataan Saudara benar-benar bukan suatu bentuk pemecahan
terhadap masalah ini.
12
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
13
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Bacalah dan identifikasi ciri penulisan intisari buku nonfiksi pada contoh
di bawah ini!
14
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
sekitar 700 sampai 1000 kata per menit. Itu sekitar 1,5 halaman A4. Setiap
orang membutuhkan keahlian membaca cepat. Bayangkan, diktat-diktat kuliah,
hasil riset untuk bahan tulisan, cara belajar yang menggunakan sistem SKS
(Sistem Kejar Semalam)—belajar mendadak semalam sebelum ujian, dan 10.000
judul buku yang diterbitkan Indonesia per tahunnya! Kalian benar-benar
membutuhkan kemampuan ini! Cara yang paling baik untuk memulai membaca
cepat adalah melalui Koran dan Majalah!
Memilih
Cara pertama yang paling mudah untuk memilih bacaan adalah dengan
membaca headline.
headline. Tidak semua artikel dalam surat kabar atau media cetak
harus dibaca. Yang paling penting adalah, tahu informasi
informasi apa yang dibutuhkan.
dibutuhkan.
Memilah bacaan dan mengetahui rubrik-rubrik mana saja yang penting bagi
kalian, hal ini akan menghemat waktu membaca.
Menyaring
Artikel dalam surat kabar dan majalah memiliki tiga tipe:
1.
1. Berita:
Berita: informasi terpenting dalam sebuah berita berada pada awal artikel.
Sebuah tulisan berita memang didesign untuk memberitahukan point-point
pentingnya di awal dan detil-detil tambahan yang menunjang berita di
bawahnya.
2.
2. Opini:
Opini: biasanya artikel ini memberikan sebuah wawasan baru bagi
pembacanya. Informasi yang paling penting berada pada awal dan akhir tulisan.
3.
3. Feature:
Feature: artikel jenis ini memiliki unsur hiburan atau berlandaskan pada satu
subyek saja. Biasanya, informasi paling penting dari sebuah feature berada
pada bagian tengah dari tulisan. Dengan mengetahui letak informasi terpenting
dari sebuah artikel,
artikel, akan dengan mudah menemukan intisari dari tulisan
tersebut.
15
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Latihan Membaca
Cobalah membaca seluruh kalimat dalam satu baris sekaligus daripada
membaca kata per kata dalam sebuah artikel. Sebuah majalah atau surat kabar
biasanya hanya memiliki 4-5 kata per baris. Latihlah diri untuk membaca
beberapa kata atau beberapa kalimat sekaligus. Sedikit hint untuk buku
pelajaran, beri perhatian khusus pada kata-kata yang ditebalkan, dimiringkan
atau diletakkan dalam boks.
boks. Buku pelajaran berguna untuk memudahkan kalian
mempelajari sesuatu. Layoutnya didesign sedemikian rupa agar bagian-bagian
terpenting dari pelajaran tidak luput dari pengelihatan. Yang penting dari
kemampuan membaca cepat adalah: presentase pemahaman terhadap bacaan
dan kecepatan itu sendiri.Tidak
sendiri.Tidak semua bacaan dapat kalian baca dengan cepat.
Seperti buku-buku fiksi khususnya sastra. Santailah sejenak dan baca dengan
imajinasi. Membaca cepat juga tidak akan efektif jika membaca tulisan dalam
bahasa lain yang tidak dikuasai dengan baik! Situasi yang ramai dan kondisi
kesehatan yang kurang bagus juga dapat mengurangi kecepatan dan
kemampuan memahami bacaan. Terakhir, practice makes perfect!
perfect! Semakin
sering melatih diri untuk membaca cepat, maka, seperti latihan mengetik
dengan sepuluh jari, maka makin lama kalian akan makin terbiasa. Sekarang,
membaca tidak terlihat terlalu sulit, bukan?
Dikutip dengan pengubahan dari http://www.google.com
16
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
4. sejarah ___________________
5. ekonomi Penulis :
6. lingkungan ___________________
17
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Kegiatan Inti
D. Menyusun dan Mendiskusikan Intisari Buku Nonfiksi
Kegiatan selanjutnya adalah menyusun intisari buku nonfiksi berdasarkan hasil
membaca buku nonfiksi yang paling menarik. Diskusikan hasil menulis intisari
buku di depan kelas dengan melakukan kegiatan pernyataan, tanggapan, dan
sanggahan dalam kalimat yang efektif. Mulailah melakukan kegiatan
berkelompok sebagai berikut!
Lakukanlah kegiatan berikut ini!
18
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Gunakalah rubrik penilaian berikut ini untuk menyunting hasil menulis intisari
buku nonfiksi!
PENTING!
19
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Kegiatan Lanjutan
Menulis Tanggapan terhadap Isi Buku yang Paling Berkesan
Selama Diskusi
20
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
BAGIAN
KETIGA
Kegiatan Awal
A. Memilih Pengalaman Menarik dan Menulis Buku Harian
Puisi merupakan sebuah hasil ungkapan pikiran dan perasaan yang
dituangkan dalam bahasa yang indah yang dapat memberikan efek-efek tersendiri
buat penyair dan pembaca (efek religi, efek emosional, efek imajinasi, dan efek
berfikir). Puisi merupakan karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima,
larik, dan bait.
Pilihlah pengalaman menarik yang pernah kalian alami!
1. berpetualang dengan alam
2. pertama memasuki sekolah
3. berteman dengan seseorang
4. kekaguman atau kerinduan pada Tuhan
5. menghadapi suatu permasalahan.
Nama : _______________________________________
21
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
KAWANKU…
Aku mengenalmu bukan sehari dua hari
Aku mendampingimu dalam peluh bahagia dan airmata
Kini aku hampa, kawanku tiada
Hanya kepingan luka yang kau simpan didada
Kemana semua lembaran kebersamaan dulu
Dimana kau buang kesetiakawanan kita, Juni..
Kawanku… beri satu senyum saja
Walau itu tak kau peruntukkan untukku..
Tugas!
Setelah membaca buku harian dan puisi diatas, reungkanlah pengalaman
menarik kamu selama ini! tulislah dalam buku harian dengan model bebas lalu
ubahlah ke dalam bentuk puisi!
22
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Kegiatan Inti
C. Membacakan Puisi Karya Sendiri
Kegiatan Lanjutan
D. Menyusun antologi puisi kelas
BAGIAN 23
KEEMPAT
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Kegiatan Awal
A. Mengenal Aspek Resensi Buku
Apabila kalian meresensi buku, buku yang diresensi sebaiknya buku yang
baru, cukup baik dan layak dibaca. Kalian juga perlu mengenal tentang beberapa
aspek yang perlu dinilai dalam meresensi buku, khususnya meresensi buku
pengetahuan, sebagai berikut.
1. Identitas buku
judul buku
nama pengarang
penerbit
kota terbit
tahun terbit
tebal buku
ukuran buku
2. Isi Buku
Apakah pokok pikiran yang diajukan penulis dalam buku itu cukup
orisinal?
Adakah pengetahuan baru yang bisa diperoleh dengan membaca buku
tersebut?
Apakah sistematika pembahasaan dalam buku ini bersifat logis, teratur, dan
memudahkan pembaca untuk memahaminya?
Adakah kesalahan fakta, data, atau analisis di dalam buku ini?
24
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
6. Dalam lintasan sejarah dunia ternyata tidak hanya negara kita yang
mengalami penderitaan. Salah satu contoh menarik sekaligus
menegangkan adalah kisah dan lika-liku bangsa Yahudi yang tidak
bisa lepas dari perjuangan rakyatnya ketika melawan pimpinan
Hitler.
25
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
9 Buku ini menjadi Best Seller awal tahun ini, bagaimana tidak?
Ceritanya yang dikemas dalam ragam yang ringan dan mengena
tentang dunia kehidupan metropolitan tergambar signifikan.
26
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
28
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Kegiatan Inti
C. Memilih Buku yang Menarik Untuk Diresensi
Menjadi seorang peresensi, sebaiknya memiliki bekal pengetahuan yang
memadai untuk memahami isi buku bersangkutan. Peresensi yang sama sekali
tidak mengetahui sastra, dan tidak pernah membaca buku-buku sastra, tentu
mengalami kesulitan meresensi novel baru karya Pramudya Ananta Toer. Contoh
lain, orang yang tidak pernah belajar fisika tentu akan mengalami kesulitan jika
meresensi buku karya pemenang Nobel Fisika tahun 2005. Ya, kalau dipaksakan
tentu saja bisa, tetapi kualitasnya di duga akan sulit dipertanggung jawabkan.
29
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
Judul Buku :
____________________________________
Pengarang :
____________________________________
Kota Terbit :
____________________________________
Tahun Terbit :
____________________________________
Tebal Buku :
____________________________________
Ukuran Buku :
____________________________________ 30
Isi Buku :
____________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Kegiatan Lanjutan
E. Menilai Hasil Resensi dan Mereview
Lakukan kegiatan berikut ini!
1. Bentuklah kelompok berpasangan!
2. Baca hasil resensi yang ditulis temanmu!
3. Berilah saran tentang hasil resensi temanmu berdasarkan aspek ejaan,
kelengkapan isi dan identitas buku, ketepatan dalam menyampaikan ulasan!
4. Revisi ulang hasil resensi kalian berdasarkan saran-saran dari temanmu!
5. Serahkan hasi resensi pada guru!
31
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 3
32