Anda di halaman 1dari 141

Standar No urut Elemen Penilaian R D O W S Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat

Struktur organisasi serta wewenang pemilik/representasi pemilik dijelaskan di dalam aturan internal RS (Hospital by laws) yang ditetapkan oleh pemilik RS.
TKRS 1
Representatif pemilik/Dewan Pengawas dipilih dan
1 ditetapkan oleh Pemilik. (R) R

Tanggung jawab dan wewenang representasi


pemilik meliputi poin a) sampai dengan h) yang
2 tertera di dalam maksud dan tujuan serta dijelaskan R
di dalam peraturan internal rumah sakit. (R)

Representatif pemilik/Dewan Pengawas di evaluasi


oleh pemilik setiap tahun dan hasil evaluasinya
3 didokumentasikan. (D,W) D W

Representasi pemilik/Dewan Pengawas


4 menetapkan visi misi rumah sakit yang diarahkan R
oleh pemilik. (R)
TKRS 2 Direktur RS bertanggung jawab untuk menjalankan RS dan mematuhi peraturan dan perundang- undangan.
Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi
Direktur, uraian tugas, tanggung jawab & wewenang
1 sesuai dengan persyaratan dan peraturan R
perundang-undangan yang berlaku. (R)

Direktur menjalankan operasional rumah sakit


sesuai tanggung jawabnya yang meliputi namun
tidak terbatas pada poin a) sampai dengan i) dalam
maksud dan tujuan yang dituangkan dalam uraian
2 tugasnya. (D,W) D W

Memiliki bukti tertulis tanggung jawab Direktur


telah dilaksanakan dan dievaluasi oleh
3 pemilik/representasi pemilik setiap tahun dan hasil D W
evaluasinya didokumentasikan (D,W)

TKRS 3 Pimpinan RS menyusun misi, rencana kerja & kebijakan utk memenuhi misi RS serta merencanakan & menentukan jenis yan klinis utk memenuhi kebutuhan pasien yg dilayani RS.
Direktur menunjuk pimpinan Rumah Sakit dan
kepala unit sesuai kualifikasi dalam persyaratan
1 jabatan yang telah ditetapkan beserta uraian R
tugasnya. (R)
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk
melaksanakan misi yang telah ditetapkan dan
2 memastikan kebijakan serta prosedur dilaksanakan. D W
(D,W)

Pimpinan Rumah Sakit dengan pimpinan unit


merencanakan dan menentukan jenis pelayanan
3 klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang D W
dilayani rumah sakit. (D,W)

Rumah Sakit memberikan informasi tentang


pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, para pemangku kepentingan, fasilitas
pelayanan kesehatan di sekitar rumah sakit, dan
4 terdapat proses untuk menerima masukan bagi D W
peningkatan pelayanannya. (D,W)

TKRS 3.1 Pimpinan RS memastikan komunikasi yg efektif telah dilaksanakan secara menyeluruh di RS
Pimpinan Rumah Sakit memastikan bahwa terdapat
proses untuk menyampaikan informasi dalam
1 lingkungan rumah sakit secara akurat dan tepat D W
waktu. (D,W)

Pimpinan Rumah Sakit memastikan bahwa


komunikasi yang efektif antara unit klinis dan
nonklinis, antara PPA dengan manajemen, antar PPA
2 dengan pasien dan keluarga serta antar staf telah D W
dilaksanakan. (D,W)

Pimpinan Rumah Sakit telah mengkomunikasikan


visi, misi, tujuan, rencana strategis dan kebijakan,
3 rumah sakit kepada semua staf. (D,W) D W

TKRS 4 Pimpinan RS merencanakan, mengembangkan, dan menerapkan program PMKP


Direktur dan Pimpinan rumah sakit berpartisipasi
dalam merencanakan mengembangkan dan
1 menerapkan program peningkatan mutu dan D W
keselamatan pasien di lingkungan rumah sakit.
(D,W)
Pimpinan Rumah Sakit memilih dan menetapkan
proses pengukuran, pengkajian data, rencana
perbaikan dan mempertahankan peningkatan mutu
2 dan keselamatan pasien di lingkungan rumah sakit D W
(D,W)

Pimpinan Rumah Sakit memastikan terlaksananya


program PMKP termasuk memberikan dukungan
teknologi dan sumber daya yang adekuat serta
menyediakan pendidikan staf tentang peningkatan
3 mutu dan keselamatan pasien di RS agar dapat D W
berjalan secara efektif. (D,W)

Pimpinan RS menetapkan mekanisme pemantauan


dan koordinasi program peningkatan mutu dan
4 keselamatan pasien. (R) R

TKRS 5 Direktur dan Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan prioritas perbaikan di tingkat RS yg merupakan proses yg berdampak luas/menyeluruh di RS termasuk di dalamnya kegiatan keselamatan pasien serta
analisa dampak
Direktur dari perbaikan
dan Pimpinan yg telah
Rumah Sakit dilakukan.
menggunakan
data yg tersedia (data based) dalam menetapkan
indikator prioritas RS yang perbaikannya akan
1 berdampak luas/menyeluruh meliputi poin a) – f) D W
dalam maksud dan tujuan. (D,W)

Dalam memilih prioritas perbaikan di tingkat RS


maka Direktur dan pimpinan mengggunakan kriteria
2 prioritas meliputi poin a) – h) dalam maksud dan D W
tujuan. (D,W)

Direktur dan pimpinan Rumah Sakit mengkaji


dampak perbaikan primer dan dampak perbaikan
3 sekunder pada indikator prioritas rumah sakit yang W S
ditetapkan di tingkat rumah sakit maupun tingkat
unit. (S,W)
TKRS 6 Pimpinan RS bertanggung jawab untuk mengkaji, memilih, dan memantau kontrak klinis dan nonklinis serta melakukan evaluasi termasuk inspeksi kepatuhan layanan sesuai kontrak yang disepakati.
Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab
terhadapkontrak utk memenuhi kebutuhan pasien
dan manajemen termasuk ruang lingkup pelayanan
1 tersebut yg dicantumkan dalam persetujuan R
kontrak. (R)

Tenaga kesehatan yang dikontrak perlu dilakukan


2 kredensial sesuai ketentuan di rumah sakit. (D,W) D W

Pimpinan RS menginspeksi kepatuhan layanan


3 kontrak sesuai kebutuhan. (D,W) D W

Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau


dihentikan, RS tetap mempertahankan kelanjutan
4 dari pelayanan pasien. (R) R

Semua kontrak menetapkan data mutu yg harus


dilaporkan kpd RS, disertai frekuensi dan
5 mekanisme pelaporan, serta bagaimana RS akan R
merespons jika persyaratan atau ekspektasi mutu
tidak terpenuhi. (R)
Pimpinan klinis & non klinis yg terkait layanan yg
dikontrak melakukan analisis & memantau informasi
6 mutu yang dilaporkan pihak yang dikontrak yang D W
merupakan bagian dalam program PMKP RS. (D,W)

TKRS 7 Pimpinan RS membuat keputusan tentang pengadaan dan pembelian. Penggunaan SDM & sumber daya lainnya harus berdasarkan pertimbangan mutu dan dampaknya pada keselamatan.
Pimpinan Rumah Sakit menggunakan data dan
informasi mutu serta dampak terhadap keselamatan
1 untuk membuat keputusan pembelian dan D W
penggunaan peralatan baru. (D,W)

Pimpinan RS menggunakan data dan informasi mutu


serta dampak terhadap keselamatan dlm pemilihan,
penambahan, pengurangan dan melakukan rotasi
2 staf. (D,W) D W

Pimpinan Rumah Sakit menggunakan rekomendasi


dr organisasi profesional & sumber ber- wenang
3 lainnya dlm mengam- bil keputusan mengenai D W
pengadaan sumber daya. (D,W)

Pimpinan RS memberikan arahan, dukungan, dan


pengawasan terhadap penggunaan sumber daya
4 Teknologi informasi Kesehatan (TIK). (D,W) D W

Pimpinan Rumah Sakit memberikan arahan,


dukungan, & pengawasan terhadap pelaksanaan
5 program penanggulangan kedaruratan dan bencana. D W
(D,W)

Pimpinan RS memantau hasil keputusannya &


mengguna kan data tsb utk mengevaluasi &
6 memperbaiki mutu ke putusan pembelian dan D W
pengalokasian sumber daya. (D,W)

TKRS 7.1 Pimpinan RS mencari dan menggunakan data serta informasi tentang keamanan dalam rantai perbekalan untuk melindungi pasien dan staf terhadap produk yang tidak stabil, terkontaminasi, rusak, dan palsu.
Pimpinan Rumah Sakit menentukan obat-obatan,
perbekalan medis, serta peralatan medis yang paling
1 berisiko dan membuat bagan alur rantai R
perbekalannya. (R)

Pimpinan rumah sakit menentukan titik paling


berisiko dalam bagan alur rantai perbekalan dan
membuat keputusan berdasarkan risiko dalam
2 rantai perbekalan tersebut. (R) R

Rumah sakit memiliki proses untuk melakukan


pelacakan retrospektif terhadap perbekalan yang
3 diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau D W
palsu. (D,W)

Rumah Sakit memberitahu produsen dan/ atau


distributor bila menemukan perbekalan yang tidak
4 stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu. (D,W) D W

TKRS 8 Komite medik, komite keperawatan dan komite tenaga kesehatan lainnya menerapkan pengorganisasisannya sesuai peraturan perundang-undangan untuk mendukung tanggung jawab serta wewenang mereka.
Terdapat struktur organisasi komite medik, komite
keperawatan, dan komite tenaga kesehatan lain
1 yang ditetapkan Direktur sesuai peraturan R
perundang-undangan yang berlaku. (R)

Komite medik, komite keperawatan dan komite


tenaga kesehatan lain melaksanakan tanggung
2 jawabnya mencakup (a-d) dalam maksud dan D W
tujuan. (D,W)

Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Komite


medik, komite keperawatan, dan komite tenaga
3 kesehatan lain menyusun Program kerja setiap R
tahun dan ditetapkan oleh Direktur. (R)

TKRS 9 Unit layanan di RS dipimpin oleh kepala unit yg ditetapkan oleh Direktur sesuai dng kompetensinya untuk mengarahkan kegiatan di unitnya.
Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam
1 persyaratan jabatan yang ditetapkan. (R) R

Kepala unit kerja menyusun pedoman


pengorganisasian, pedoman pelayanan & prosedur
2 sesuai proses bisnis di unit kerja. (R) R

Kepala unit kerja menyusun programkerja yg


termasuk di dalamnya kegiatan peningkatan mutu
3 dan keselamatan pasien serta manajemen risiko R
setiap tahun. (R)

Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan sumber


daya mencakup ruangan, peralatan medis, teknologi
informasi dan sumber daya lain yang diperlukan unit
4 layanan serta terdapat mekanisme untuk D W
menanggapi kondisi jika terjadi kekurangan tenaga.
(D,W)

Kepala unit kerja telah melakukan koordinasi dan


integrasi baik dalam unitnya maupun antar unit
5 layanan. (D,W) D W
TKTS 10 Kepala unit layanan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan melakukan pengukuran indikator mutu RS yg dapat diterapkan di unitnya dan memantau serta memperbaiki
pelayanan
Kepala unitpasien
klinis/ di
nonunit layanannya.
klinis melakukan pengukuran
INM yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan
1 oleh unitnya. (D,W) D W

Kepala unit klinis/non klinis melakukan pengukuran


IMP-RS yang sesuai dengan pelayanan yang
2 diberikan oleh unitnya, termasuk semua layanan D W
kontrak yang menjadi tanggung jawabnya. (D,W)

Kepala unit klinis/ non klinis menerapkan


pengukuran IMP-Unit untuk mengurangi variasi dan
3 memperbaiki proses dalam unitnya. (D,W) D W

Kepala unit klinis/non klinis memilih prioritas


perbaikan yang baru bila perbaikan sebelumnya
4 sudah dapat dipertahankan dalam waktu 1 (satu) D W
tahun. (D,W)

TKRS 11 Kepala unit klinis mengevaluasi kinerja para dokter, perawat dan tenaga kesehatan profesional lainnya menggunakan indikator mutu yang diukur di unitnya.
Penilaian praktik profesional berkelanjutan (On
going Professional Practice Evaluation) para dokter
dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan
1 mutu dan keselamatan pasien menggunakan D W
indikator mutu yang diukur di unit tersebut. (D,W)

Penilaian kinerja para perawat dalam memberikan


pelayanan untuk meningkatkan mutu dan
2 keselamatan pasien menggunakan indikator mutu D W
yang diukur di unit tersebut. (D,W)

Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya


memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu
3 dan keselamatan pasien menggunakan indikator D W
mutu yang diukur di unit tersebut. (D,W)

TKRS 12 Pimpinan RS menetapkan kerangka kerja pengelolaan etik RS untuk menangani masalah etik RS meliputi finansial, pemasaran, penerimaan pasien, transfer pasien, pemulangan pasien & yg lainnya termasuk
konflik
Direkturetik antarSakit
Rumah profesi serta konflik
menetapkan kepentingan
Komite etik staf yg mungkin bertentangan dengan hak dan kepentingan pasien
1 Rumah Sakit. (R) R

Komite etik telah menyusun Kode etik rumah sakit


yang mengacu pada Kode Etik Rumah Sakit
2 Indonesia (KODERSI) dan ditetapkan Direktur. (R) R

Komite etik telah menyusun kerangka kerja


pelaporan dan pengelolaan etik RS serta pedoman
pengelolaan kode etik RS meliputi poin 1) s/d 12)
3 dalam maksud dan tujuan sesuai dengan visi, misi, D W
dan nilai-nilai yang dianut RS. (D,W)

RS menyediakan sumber daya serta pelatihan


kerangka pengelolaan etik RS bagi praktisi
4 kesehatan dan staf lainnya dan memberikan solusi D W
yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik.
(D,W)
TKRS 13 Pimpinan RS menerapkan, memantau dan mengambil Tindakan serta mendukung Budaya Keselamatan di seluruh area Rumah Sakit.
Pimpinan Rumah Sakit menetapkan Program
Budaya Keselamatan yang mencakup poin a) sampai
1 dengan h) dalam maksud dan tujuan serta R
mendukung penerapannya secara akuntabel dan
transparan. (R)
Pimpinan rumah sakit menyelenggarakan
pendidikan dan menyediakan informasi
2 (kepustakaan dan laporan) terkait budaya D W
keselamatan bagi semua staf yang bekerja di rumah
sakit. (D,W)
Pimpinan Rumah Sakit menyediakan sumber daya
untuk mendukung dan mendorong budaya
3 keselamatan di rumah sakit. (O,W) O W

Pimpinan rumah sakit mengembangkan sistem yang


rahasia, sederhana dan mudah diakses bagi staf
4 untuk mengidentifikasi dan melaporkan perilaku D W S
yang tidak diinginkan dan menindaklanjutinya.
(D,S,W)
Pimpinan Rumah Sakit melakukan pengukuran
untuk mengevaluasi dan memantau budaya
5 keselamatan di RS serta hasil yang diperoleh D W
dipergunakan untuk perbaikan penerapannya di RS.
(D,W)
Pimpinan rumah sakit menerapkan budaya adil (just
culture) terhadap staf yang terkait laporan budaya
6 keselamatan tersebut. (D,W) D W

TKRS 14 Program manajemen risiko yg terintegrasi digunakan untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di RS.
Direktur dan pimpinan Rumah Sakit berpartisipasi &
menetapkan program manajemen risiko tingkat RS
1 meliputi poin a) sampai dengan d) dalam maksud R
dan tujuan. (R)

Direktur memantau penyusunan daftar risiko yang


diprioritaskan menjadi Profil risiko di tingkat rumah
2 sakit. (D,W) D W

TKRS 15 Pimpinan RS bertanggung jawab terhadap mutu dan keamanan dlm penelitian bersubjek manusia.
Pimpinan Rumah Sakit menetapkan penanggung
jawab program penelitian di dalam RS yg
memastikan semua proses telah sesuai dng kode
1 etik penelitian & persyaratan lainnya sesuai R
peraturan perundang-undangan. (R)

Terdapat proses untuk menyelesaikan konflik


kepentingan (finansial dan non finansial) yg terjadi
2 akibat penelitian di RS. (R) R

Pimpinan RS telah mengidentifikasi fasilitas dan


sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
penelitian, termasuk di dalam nya kompetensi
3 sumber daya yang akan berpartisipasi di dalam R
penelitian sebagai pimpinan dan anggota tim
peneliti. (R)
Capaian TKRS

0
Standar No urut Elemen Penilaian R D O W S Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan Persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan Persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya sesuai kebutuhan pasien.

Direktur telah menetapkan regulasi terkait


1 kualifikasi pendidikan dan staf meliputi poin a - f R
pada gambaran umum. (R)

Kepala unit telah merencanakan dan menetapkan


persyaratan pendidikan, kompetensi dan
2 D W
pengalaman staf di unitnya sesuai peraturan dan
perundangundangan. (D,W)

Kebutuhan staf telah direncanakan sesuai poin a)-e)


3 R
dalam maksud dan tujuan. (R)

Perencanaan staf meliputi penghitungan jumlah,


4 jenis, dan kualifikasi staf menggunakan metode yang D W
diakui sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)

Perencanaan staf termasuk membahas penugasan


5 D W
dan rotasi/alih fungsi staf. (D,W)
Efektivitas perencanaan staf dipantau secara
6 berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan. D W
(D,W)
KPS 2 Tanggung jawab tiap staf dituangkan dalam uraian tugas
Staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas
1 R
yang diberikan. (R)
Tenaga kesehatan yang diidentifikasi dalam a)
hingga d) dalam maksud dan tujuan, memiliki uraian
2 R
tugas yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya. (R)
KPS 3 Kepala unit menyusun dan menerapkan proses rekruitmen, evaluasi, dan pengangkatan staf serta prosedur-prosedur terkait lainnya.
Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait
proses rekrutmen, evaluasi kompetensi kandidat
1 R
calon staf dan mekanisme pengangkatan staf di
rumah sakit. (R)
Rumah sakit telah menerapkan proses meliputi poin
2 D W
a) – c) di maksud dan tujuan secara seragam. (D,W)
KPS 4 Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa kompetensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan persyaratan jabatan atau tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit
Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
1 proses untuk menyesuaikan kompetensi PPA R
dengan kebutuhan pasien. (R)
Para PPA baru dievaluasi pada saat mulai bekerja
2 oleh kepala unit di mana PPA tersebut ditugaskan. D W
(D,W)

Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang


didokumentasikan untuk tiap PPA sesuai uraian
3 D W
tugas setiap tahunnya atau sesuai ketentuan rumah
sakit. (D,W)

KPS 5 Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa kompetensi staf non klinis sesuai dengan persyaratan jabatan/posisinya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan
1 proses untuk menyesuaikan kompetensi staf non R
klinis dengan persyaratan jabatan/posisi. (R)
Staf non klinis yang baru dinilai kinerjanya pada saat
2 akan memulai pekerjaannya oleh kepala unit di D W
mana staf tersebut ditugaskan. (D,W)

Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang


didokumentasikan untuk tiap staf non klinis sesuai
3 D W
uraian tugas setiap tahunnya atau sesuai ketentuan
rumah sakit. (D,W)

KPS 6 Terdapat informasi kepegawaian yang terdokumentasi dalam file kepegawaian setiap staf.

File kepegawaian staf distandarisasi dan dipelihara


1 serta dijaga kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan O W
rumah sakit. (O,W)

File kepegawaian mencakup poin a- g sesuai maksud


2 O
dan tujuan. (O)
KPS 7 Semua PPA dan staf non klinis diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit tempat mereka ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya pada saat pengangkatan staf.
Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang
1 R
orientasi bagi staf baru di rumah sakit. (R)

2 Tenaga kesehatan baru telah diberikan orientasi D W


umum dan orientasi khusus sesuai. (D,W)

3 Staf nonklinis baru telah diberikan orientasi umum D W


dan orientasi khusus. (D,W)

Tenaga kontrak, paruh waktu, mahasiswa atau


4 trainee dan sukarelawan telah diberikan orientasi D
umum dan orientasi khusus (jika ada). (D)
KPS 8 Tiap staf diberikan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk mendukung atau meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya.

Rumah sakit telah mengidentifikasi kebutuhan


pendidikanstaf berdasarkan sumber berbagai
1 D
informasi, mencakup a) - h) dalam maksud dan
tujuan. (D)

Program pendidikan dan pelatihan telah disusun


2 berdasarkan hasil identifikasi sumber informasi pada R
EP 1. (R)

Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan diberikan


3 kepada staf rumah sakit baik internal maupun D W
eksternal. (D,W)

Rumah sakit telah menyediakan waktu, anggaran


4 dengan sarana dan prasarana yang memadai bagi D W
semua staf untuk mendapat kesempatan mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. (D,W)

KPS 8.1 Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf yang ditentukan rumah sakit dilatih dan dapat mendemonstrasikan teknik resusitasi jantung paru dengan benar.

Rumah sakit telah menetapkan pelatihan teknik


resusitasi jantung paru tingkat dasar (BHD) pada
1 R
seluruh staf dan bantuan hidup tingkat lanjut bagi
staf yang ditentukan oleh rumah sakit. (R)
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa staf yang
2 mengikuti pelatihan BHD atau bantuan hidup tingkat D W
lanjut telah lulus pelatihan tersebut. (D,W)

Tingkat pelatihan yang ditentukan untuk tiap staf


harus diulang berdasarkan persyaratan dan/atau
jangka waktu yang ditetapkan oleh program
3 D
pelatihan yang diakui, atau setiap 2 (dua) tahun jika
tidak menggunakan program pelatihan yang diakui.
(D)

KPS 9 Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf

1 Rumah sakit telah menetapkan program kesehatan R


dan keselamatan staf. (R)

Program kesehatan dan keselamatan staf mencakup


2 setidaknya a) hingga h) yang tercantum dalam D W
maksud dan tujuan. (D,W)

Rumah sakit mengidentifikasi penularan


3
penyakit infeksi atau paparan yang dapat terjadi D W
pada staf serta melakukan upaya pencegahan
dengan vaksinasi (D,W)

Berdasar atas epidemologi penyakit infeksi


4
maka rumah sakit mengidentifikasi risiko staf D W
terpapar atau tertular serta melaksanakan
pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi. (D,W)

Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi,


konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk
5 staf yang terpapar penyakit infeksi serta D W
dikoordinasikan dengan program pencegahan
dan pengendalian infeksi. (D,W)

Rumah sakit telah mengidentifikasi area yang


berpotensi untuk terjadi tindakan kekerasan di
6 tempat kerja (workplace violence) dan D W
menerapkan upaya untuk mengurangi risiko
tersebut. (D,W)

Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi,


7
konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk D W
staf yang mengalami cedera akibat tindakan
kekerasan di tempat kerja. (D,W)
KPS 10 Rumah sakit menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan transparan bagi staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.

Rumah sakit telah menetapkan peraturan internal


tenaga medis (medical staf bylaws) yang mengatur
1 R
proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja,
dan rekredensial tenaga medis. (R)
Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial
dan pemberian kewenangan klinis untuk pelayanan
2 diagnostik, konsultasi, dantata laksana yang D W
diberikan oleh dokter praktik mandiri di rumah sakit
secara seragam. (D,W)

Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial


dan pemberian kewenangan klinis kepada dokter
praktik mandiri dari luar rumah sakit seperti
konsultasi kedokteran jarak jauh (telemedicine),
3 radiologi jarak jauh (teleradiology), dan interpretasi D W
untuk pemeriksaan diagnostik lain:
elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram
(EEG), elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan
lain yang serupa. (D,W)

Setiap tenaga medis yang memberikan pelayanan di


4 rumah sakit wajib menandatangani perjanjian sesuai D W
dengan regulasi rumah sakit. (D,W)

Rumah sakit telah melaksanakan verifikasi ke


Lembaga / Badan /instansi pendidikan atau
organisasi profesional yang diakui yang
5 D
mengeluarkan izin/sertifikat, dan kredensial lain
dalam proses kredensial sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D)

Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan ke


6 sumber yang mengeluarkan apabila tenaga medis D W
yang meminta kewenangan klinis tambahan yang
canggih atau subspesialisasi. (D,W)

KPS 10.1 Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi/izin, pengalaman, dan lainnya dalam proses kredensialing staf medis.
Pengangkatan staf medis dibuat berdasar atas
kebijakan rumah sakit dan konsisten dengan
1 populasi pasien rumah sakit, misi, dan pelayanan R
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
(R)

Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya


izin/surat tanda registrasi sudah diverifikasi dari
sumber utama yang mengeluarkan surat tesebut
2 dan staf medis dapat memberikan pelayanan D W
kepada pasien di bawah supervisi sampai semua
kredensial yang disyaratkan undang-undang dan
peraturan sudah diverifikasi dari sumbernya. (O,W)

Untuk staf medis yang belum mendapatkan


kewenangan mandiri, dilakukan supervisi dengan
3 mengatur frekuensi supervisi dan supervisor yang D W
ditunjuk serta didokumentasikan di file kredensial
staf tersebut. (D,W)

KPS 11 Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, objektif, dan berdasar bukti (evidence based) untuk memberikan wewenang kepada staf medis untuk memberikan layanan klinis kepada pasien sesuai dengan
kualifikasinya.
Direktur menetapkan kewenangan klinis setelah
mendapat rekomendasi dari Komite Medik
1 termasuk kewenangan tambahan dengan R
mempertimbangan poin a) - k) dalam maksud dan
tujuan. (R)
Ada bukti pemberian kewenangan klinis berdasar
2 atas rekomendasi kewenangan klinis dari Komite D W
Medik. (D,W)

Ada bukti pelaksanaan pemberian kewenangan


3 tambahan setelah melakukan verifikasi dari sumber D W
utama yang mengeluarkan ijazah/sertifikat. (O,W)

Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan


klinis anggota staf medis dalam bentuk cetak atau
4 D W
elektronik (softcopy) atau media lain tersedia di
semua unit pelayanan. (D,W)

Setiap staf medis hanya memberikan pelayanan


5 klinis sesuai kewenangan klinis yang diberikan O W
kepadanya. (O,W)
KPS 12 Rumah sakit menerapkan penilaian praktik profesional berkelanjutan (OPPE) staf medis secara seragam untuk menilai mutu dan keselamatan serta pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap staf medis.

Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan


proses penilaian kinerja untuk penilaian mutu
1 D W
praktik profesional berkelanjutan, etik, dan disiplin
(OPPE) staf medis. (D,W)

Penilaian OPPE staf medis memuat 3 (tiga) area


2 D W
umum a - c dalam maksud dan tujuan. (D,W)

Penilaian OPPE juga meliputi perannya dalam


3 pencapaian target indikator mutu yang diukur di D W
unit tempatnya bekerja. (D,W)

Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari staf


4 medis dikaji secara objektif dan berdasar atas bukti, D W
jika memungkinkan dilakukan benchmarking dengan
pihak eksternal rumah sakit. (D,W)

Data dan informasi hasil pemantauan kinerja staf


medis sekurang-kurangnya setiap 12 (dua belas)
bulan dilakukan oleh kepala unit, ketua kelompok
5 staf medis, subkomite peningkatan mutu komite D W
medik dan pimpinan pelayanan medis. Hasil,
simpulan, dan tindakan didokumentasikan di dalam
file kredensial staf medis tersebut. (D,W)

Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien


atau pelanggaran perilaku etik maka dilakukan
6 tindakan terhadap staf medis tersebut secara adil D W
(just culture) berdasarkan hasil analisa terkait
kejadian tersebut. (D,W)

Bila ada temuan yang berdampak pada pemberian


kewenangan staf medis, temuan tersebut
7 didokumentasi ke dalam file staf medis dan D W
diinformasikan serta disimpan di unit tempat staf
medis memberikan pelayanan. (D,W)

KPS 13 Rumah sakit paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun melakukan rekredensial berdasarkan hasil penilaian praktik profesional berkelanjutan (OPPE) terhadap setiap semua staf medis rumah sakit untuk menentukan
apabila staf medis dan kewenangan klinisnya dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi.
Berdasarkan penilaian praktik profesional
berkelanjutan staf medis, rumah sakit menentukan
1 sedikitnya setiap 3 (tiga) tahun, apakah kewenangan D W
klinis staf medis dapat dilanjutkan dengan atau
tanpa modifikasi (berkurang atau bertambah). (D,W)

Terdapat bukti terkini dalam berkas setiap staf


2 medis untuk semua kredensial yang perlu diperbarui D W
secara periodik. (D,W)

Ada bukti pemberian kewenangan klinis tambahan


didasarkan atas kredensial yang telah diverifikasi
3 dari sumber Badan/Lembaga/Institusi D W
penyelenggara pendidikan atau pelatihan. sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (D,W)

KPS 14 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.

Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan


1 proses kredential yang efektif terhadap tenaga D W
keperawatan meliputi poin a-c dalam maksud dan
tujuan. (D,W)

Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi,


2 sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang D W
terbaharui di file tenaga keperawatan (D,W)

Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber


3 Badan/Lembaga/institusi penyelenggara D W
pendidikan/pelatihan yang seragam. (D,W)

Terdapat bukti dokumen kredensial yang dipelihara


4 D W
pada setiap tenaga keperawatan. (D,W)

Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan


5 bahwa kredensial perawat kontrak lengkap sebelum D W
penugasan. (D,W)

KPS 15 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga perawat sesuai dengan peraturan perundang -undangan.
Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan
1 klinis perawat berdasar hasil kredensial terhadap R
perawat. (R)

Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan


2 klinis tenaga perawatan sesuai dengan peraturan R
perundang-undangan. (R)

KPS 16 Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan termasuk perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko rumah sakit.

Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja


tenaga perawat secara periodik menggunakan
1 D W
format dan metode sesuai ketentuan yang
ditetapkan rumah sakit. (D,W)
Penilaian kinerja tenaga keperawatan meliputi
pemenuhan uraian tugasnya dan perannya dalam
2 D W
pencapaian target indicator mutu yang diukur di
unit tempatnya bekerja. D,W)

Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku


adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan
3 D W
peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan
pasien atau manajemen risiko. (D,W)

Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian,


tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas
4 D W
tanggung jawab pekerjaan perawat dalam file
kredensial perawat. (D,W)

KPS 17 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial tenaga kesehatan lain (PPA) dengan mengumpulkan dan memverifikasi pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan
pengalamannya.

Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan


1 proses kredential yang efektif terhadap tenaga D W
Kesehatan lainnya meliputi poin a)-c) dalam maksud
dan tujuan. (D,W)

Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi,


2 sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang D W
terbaharui di file tenaga Kesehatan lainnya. (D,W)

Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber


3 Badan/Lembaga/institusi penyelenggara D W
Pendidikan/pelatihan yang seragam. (D,W)

Terdapat dokumen kredensial yang dipelihara dari


4 D W
setiap tenaga kesehatan lainnya. (D,W)

KPS 18 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan


klinis profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
1 R
staf klinis lainnya berdasar atas hasil kredensial
tenaga Kesehatan lainnya. (R)

Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan


2 klinis kepada tenaga Kesehatan lainnya sesuai R
dengan peraturan perundang-undangan. (R)
KPS 19 Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya termasuk perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko rumah sakit.

Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja


tenaga Kesehatan lainnya secara periodik
1 D W
menggunakan format dan metode sesuai ketentuan
yang ditetapkan rumah sakit. (D,W)

Penilain kinerja tenaga Kesehatan lainnya meliputi


pemenuhan uraian tugasnya dan perannya dalam
2 D W
pencapaian target indicator mutu yang diukur di
unit tempatnya bekerja. (D,W)
Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku
adil (just culture) ketika ada temuan dalam kegiatan
3 D W
peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan
pasien atau manajemen risiko. (D,W)

Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian,


tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas
4 D W
tanggung jawab pekerjaan tenaga kesehatan dalam
file kredensial tenaga kesehatan lainnya. (D,W)
Capaian KPS

0
Standar No urut Elemen Penilaian R D O W S Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi
MFK 1 Rumah sakit mematuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan bangunan, prasarana dan peralatan medis rumah sakit.

Rumah Sakit menetapkan regulasi terkait


Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
1 yang meliputi poin a)-j) pada gambaran umum. R
(R)
0
Rumah Sakit telah melengkapi izin-izin dan
sertifikasi yang masih berlaku sesuai
2 persyaratan peraturan perundang-undangan. D W
(D,W)
0
Pimpinan rumah sakit memenuhi perencanaan
anggaran dan sumber daya serta memastikan
3 rumah sakit memenuhi persyaratan perundang- R
undangan. (R)
MFK 2 Rumah Sakit menetapkan penanggungjawab yang kompeten untuk mengawasi penerapan manajemen fasilitas dan keselamatan di rumah sakit.

Rumah Sakit telah menetapkan Penanggung


jawab MFK yang memiliki kompetensi dan
1 pengalaman dalam melakukan pengelolaan R
pada fasilitas dan keselamatan di lingkungan RS.
(R)

Penanggungjawab MFK telah menyusun


Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2 (MFK) yang meliputi poin a)-j) dalam maksud R
dan tujuan. (R)

Penanggungjawab MFK telah melakukan


pengawasan dan evaluasi Manajemen Fasilitas
3 dan Keselamatan (MFK) setiap tahunnya D W
meliputi poin a)-g) dalam maksud dan tujuan
serta melakukan penyesuaian program apabila
diperlukan. (D,W)

Penerapan program Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan (MFK) pada tenant/ penyewa
4 lahan yang berada di lingkungan rumah sakit D W
meliputi poin a)-e) dalam maksud dan tujuan.
(D,W)

MFK 3 Rumah sakit menerapkan Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terkait keselamatan di rumah sakit.
Rumah Sakit menerapkan proses pengelolaan
1 keselamatan rumah sakit meliputi poin a)-c) D
pada maksud dan tujuan. (D)

Rumah Sakit telah mengintegrasikan program


2 Kesehatan & keselamatan kerja staf ke dalam R
program manajemen fasilitas dan keselamatan.
(R)
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko
3 secara proaktif terkait keselamatan di rumah D W
sakit setiap tahun yang didokumentasikan
dalam daftar risiko/risk register. (D,W)
Rumah sakit telah melakukan pemantauan
risiko keselamatan dan dilaporkan setiap 6
4 (enam) bulan kepada pimpinan rumah sakit. D W
(D,W)
MFK 4 Rumah sakit menerapkan Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terkait keamanan di RS.
Rumah Sakit menerapkanproses pengelolaan
1 keamanandilingkungan rumah sakit meliputi D O W
poin a)- e) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)

Rumah Sakit telah membuat pengkajian risiko


secara proaktif terkait keamanan di RS setiap
2 D W
tahun yang didokumentasikan dalam daftar
risiko/risk register. (D,W)

Rumah Sakit telah membuat peng kajian risiko


3 secara proak tif terkait keselamatan di RS D W
(Daftar risiko/risk register). (D,W)

RS telah melakukan pemantauan risiko


4 keamanan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan D W
kepada Direktur RS. (D,W)
MFK 5 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit telah melaksanakan proses
1 pengelolaan B3 meliputi poin a-h pada maksud D O W
dan tujuan. (D,O,W)

Rumah Sakit telah membuat pengkajian risiko


secara proaktif terkait pengelolaan B3 di RS
2 D W
setiap tahun yang didokumentasikan dalam
daftar risiko/risk register. (D,W)

Di area tertentu yang rawan terhadap pajanan


telah dilengkapi dengan eye washer/body
3 washer yang berfungsi dan terpelihara baik dan O W
tersedia kit tumpahan/spill kit sesuai ketentuan.
(O,W)
Staf dapat menjelaskan dan atau
4 memperagakan penanganan tumpahan B3. W S
(S,W)
Staf dapat menjelaskan & atau memperagakan
5 tindakan, kewaspa- daan, prosedur dan W
partisipasi dalam penyimpanan, penanganan
dan pembuangan limbah B3. (W)
MFK 5.1 Rumah sakit mempunyai sistem pengelolaan limbah B3 cair dan padat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Rumah Sakit melakukan penyimpanan limbah
1 B3 sesuai poin a-k pada maksud dan tujuan. O W
(O,W)
Rumah sakit mengolah limbah B3 padat secara
2 mandiri atau menggunakan pihak ketiga yang D O W
berizin termasuk untuk pemusnahan limbah B3
cair yang tidak bisa dibuang ke IPAL.. (D,O,W)

Rumah sakit mengelola limbah B3 cair sesuai


3 peraturan perundang- undangan. (D,O,W) D O W
Rumah Sakit menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran & penyediaan sarana jalan keluar yg aman dari fasilitas sbg respons terhadap kebakaran & keadaan
MFK 6
darurat lainnya.
Rumah Sakit telah melakukan pengkajian risiko
kebakaran secara proaktif meliputi poin a)-i)
1 dalam maksud dan tujuan setiap tahun yang D W
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk
register. (D,W)

Rumah sakit telah menerapkan proses proteksi


2 kebakaran yang meliputi poin a)-f) pada maksud O W
dan tujuan. (O,W)

Rumah Sakit menetapkan kebijakan dan


3 melakukan pemantauan larangan merokok di R
seluruh area Rumah Sakit. (R)

4 Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko D W


proteksi kebakaran. (D,W)

Rumah sakit memastikan semua staf


memahami proses proteksi kebakaran termasuk
5 melakukan pelatihan penggunaan APAR, hidran D W S
dan simulasi kebakaran setiap tahun. (D,S,W)

Peralatan pemadaman kebakaran aktif dan


sistem peringatan dini serta proteksi kebakaran
secara pasif telah diinventarisasi, diperiksa, di
6 ujicoba dan dipelihara sesuai dengan peraturan D W
perundang-undangan dan didokumentasikan.
(D,W)

MFK 7 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pengelolaan peralatan medik.
Rumah Sakit telah menerapkan proses
1 pengelolaan peralatan medik yang digunakan di D W
rumah sakit meliputi poin a)-e) pada maksud
dan tujuan. (D,W)

Rumah sakit menetapkan penanggung jawab


2 yang kompeten dalam pengelolaan dan R
pengawasan peralatan medik di rumah sakit. (R)

Rumah Sakit telah melakukan pengkajian risiko


peralatan medik secara proaktif setiap tahun
3 yang didokumentasikan dalam Daftar risiko/risk D W
register. (D,W)

4 Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan oleh D W


pihak yang berwenang dan kompeten. (D,W)
Rumah Sakit telah menerapkan pemantauan,
5 pemberitahuan kerusakan (malfungsi) dan D W
penarikan (recall) peralatan medis yang
membahayakan pasien. (D,W)

Rumah sakit telah melaporkan insiden


6 keselamatan pasien terkait peralatan medis D W
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(D,W)
RS menetapkan dan melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem pendukung) berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan
MFK 8
sistem utilitas.
Rumah Sakit telah menerapkan proses
1 pengelolaan sistem utilitas yang meliputi poin D O W
a)- e) dalam maksud dan tujuan. (D,O,W)

Rumah Sakit telah melakukan pengkajian risiko


sistim utilitas dan komponen kritikalnya secara
2 D W
proaktif setiap tahun yang didokumentasikan
dalam daftar risiko/risk register. (D,W)

MFK 8.1 Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.


Rumah Sakit menerapkan proses inventarisasi
1 sistem utilitas dan komponen kritikalnya setiap D W
tahun. (D,W)

Sistem utilitas dan komponen kritikalnya telah


2 diinspeksi secara berkala berdasarkan D W
ketentuan rumah sakit. (D,W)

Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji


3 secara berkala berdasar atas kriteria yang sudah D W
ditetapkan. (D,W)

Sistem utilitas dan komponen kritikalnya


4 dipelihara berdasar atas kriteria yang sudah D W
ditetapkan. (D,W)

Sistem utilitas dan komponen kritikalnya


5 diperbaiki bila diperlukan. (D,W) D W
Sistem utilitas rumah sakit menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber cadangan/alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya
MFK 8.2 sistem, kontaminasi, atau kegagalan.
Rumah Sakit mempunyai proses sistem utilitas
1 terhadap keadaan darurat yang meliputi poin R
a)-e) pada maksud dan tujuan. (R)

2 Air bersih harus Tersedia selama 24 jam setiap O W


hari, 7 hari dalam seminggu. (O,W)

3 Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari O W


dalam seminggu. (O,W)

Rumah Sakit mengidentifikasi area dan


pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi
4 kegagalan listrik atau air bersih terkontaminasi D W
atau terganggu dan melakukan penanganan
untuk mengurangi risiko. (D,W)
Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan air
5 bersih cadangan dalam keadaan D W
darurat/emergensi. (O,W)
MFK 8.2.1 Rumah sakit melakukan uji coba/uji beban sumber listrik dan sumber air cadangan/ alternatif.

Rumah Sakit melaksanakan uji coba sumber air


bersih dan listrik cadangan/alternatif
sekurangnya 6 (enam) bulan sekali atau lebih
1 sering bila diharuskan oleh peraturan D W
perundang-undanganan yang berlaku atau oleh
kondisi sumber air. (D,W)

Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba


2 sumber air bersih cadangan/alternatif tersebut. D W
(D,W)

Rumah Sakit mendokumentasikan hasil uji


3 sumber listrik/cadangan/ alternatif tersebut. D W
(D,W)

Rumah sakit mempunyai tempat dan jumlah


4 bahan bakar untuk sumber listrik O W
cadangan/alternatif yang mencukupi. (O,W)
MFK 8.3 Rumah Sakit melakukan pemeriksaan airbersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
Rumah Sakit telah menerapkan proses
1 sekurang-kurangnya meliputi poin a)-d) pada D W
maksud dan tujuan. (D,W)

Rumah Sakit telah melakukan pemantauan dan


2 evaluasi proses pada EP 1. (D,W) D W

Rumah Sakit telah menindaklanjuti hasil


3 pemantauan dan evaluasi pada EP 2 dan D W
didokumentasikan. (D,W)
MFK 9 Rumah Sakit menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi bencana yang berpotensi terjadi di wilayah rumah sakitnya.
Rumah Sakit menerapkan proses pengelolaan
1 bencana yang meliputi poin a)-h) pada maksud D W
dan tujuan diatas. (D,W)

Rumah Sakit telah mengidentifikasi risiko


bencana internal dan eksternal dalam Analisa
2 kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability D W
Analysis (HVA) secara proaktif setiap tahun dan
diintegrasikan ke dalam daftar risiko/risk
register dan profil risiko. (D,W)

Rumah Sakit membuat Program pengelolaan


3 bencana di rumah sakit berdasarkan hasil R
Analisa kerentanan bahaya / HVA ((Hazard
Vulnerability Analysis) setiap tahun. (R)

Rumah Sakit telah melakukan simulasi


4 penanggulangan bencana (disaster drill) S
minimal setahun sekali termasuk debriefing. (S)
Staf dapat menjelaskan dan atau
5 memperagakan prosedur dan peran mereka W
dalam penanganan kedaruratan serta bencana
internal dan external . (W)

Rumah Sakit telah menyiapkan area


6 dekontaminasi sesuai ketentuan pada instalasi D W
gawat darurat. (O,W)
MFK 10 Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi/Pre Contruction Risk Assessment (PCRA) pada waktu merencanakan pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi dan pembongkaran.

Rumah Sakit menerapkan penilaian risiko


prakonstruksi (PCRA) terkait rencana konstruksi,
1 R W
renovasi dan demolisi meliputi poin a)-j) seperti
di maksud dan tujuan diatas. (R,W)

Rumah sakit melakukan penilaian risiko


2 prakontruksi (PCRA) bila ada rencana D W
konstruksi, renovasi dan demolisi. (D,W)

Rumah Sakit melakukan tindakan berdasarkan


3 hasil penilaian risiko untuk meminimalkan risiko D W
selama pembongkaran, konstruksi, dan
renovasi. (D,W)

Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan


4 kontraktor dipantau, dilaksanakan, dan D W
didokumentasikan. (D,W)
Seluruh staf di RS dan yang lainnya telah dilatih dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas rumah sakit, program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan keamanan dan
MFK 11
keselamatan fasilitas secara efektif.
Semua staf telah diberikan pelatihan program
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
terkait keselamatan setiap tahun dan dapat
1 menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan D W
tanggung jawabnya dan didokumentasikan..
(D,W)

Semua staf telah diberikan pelatihan program


manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
terkait keamanan setiap tahun dan dapat
2 menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan D W
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
(D,W)

Semua staf telah diberikan pelatihan program


manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
3 terkait pengelolaan B3 dan limbahnya setiap D W
tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya
dan didokumentasikan. (D,W)

Semua staf telah diberikan pelatihan program


manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
terkait proteksi kebakaran setiap tahun dan
4 dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan D W
peran dan tanggung jawabnya dan
didokumentasikan. (D,W)
Semua staf telah diberikan pelatihan
programmanajemen fasilitas dan keselamatan
5 (MFK) terkait peralatan medis setiap tahun dan D W
dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan
peran dan tanggung jawabnya dan
didokumentasikan. (D,W)

Semua staf telah diberikan pelatihan program


manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
6 terkait sistim utilitas setiap tahun dan dapat D W
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran dan
tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
(D,W)

Semua staf telah diberikan pelatihan program


manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
terkait penanganan bencana setiap tahun dan
7 D W
dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan
peran dan tanggung jawabnya dan
didokumentasikan. (D,W)

Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan


program keselamatan mencakup vendor,
pekerja kontrak, relawan, pelajar, peserta didik,
8 peserta pelatihan, dan lainnya, sebagaimana D W
berlaku untuk peran dan tanggung jawab
individu, dan sebagaimana ditentukan oleh
rumah sakit. (D,W)
Pengingat Capaian MFK
dis rumah sakit. 0
ndangan.
respons terhadap kebakaran & keadaan
emeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan

air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya


oyek konstruksi), renovasi dan pembongkaran.

an mereka dalam memastikan keamanan dan


Standar No urut Elemen Penilaian R D O W S Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat
PMKP 1 Rumah sakit mempunyai Komite/Tim penyelenggara Mutu yang kompeten untuk mengelola kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Direktur telah menetapkan regulasi terkait


1 Peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta R
manajemen risiko. (R)

Direktur rumah sakit telah membentuk komite/tim


mutu untuk mengelola kegiatan PMKP serta uraian
2 R
tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (R)

Komite Mutu menyusun program PMKP RS meliputi


3 poin a) sd i) yang telah ditetapkan Direktur RS & R
disahkan oleh representative pemilik/dewan
pengawas, (R)

Program PMKP dievaluasi dalam Rapat koordinasi


mellibatkan komite-komite, pimpinan rumah sakit
4 D W
dan Kepala unit setiap triwulan untuk menjamin
perbaikan mutu yang berkesinambungan. (D,W)

PMKP 2 Komite/Tim mutu mendukung proses pemilihan indikator dan melaksanakan koordinasi serta integrasi kegiatan pengukuran data indikator mutu dan keselamatan pasien di RS
Komite/TIM Penyelenggara Mutu terlibat dalam
1 pemilihan indikator mutu prioritas baik ditingkat D W
rumah sakit maupun tingkat unit layanan. (D,W)

Komite/TIM Penyelenggara mutu melaksanakan


2 koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran serta D W
melakukan supervisi ke unit layanan. (D,W)

Komite/TIM Penyelenggara mutu mengintegrasikan


laporan insiden keselamatan pasien, pengukuran
3 budaya keselamatan, dan lainnya untuk D W
mendapatkan solusi dan perbaikan terintegrasi.
(D,W)
PMKP 3 Pengumpulan data indikator mutu dilakukan oleh staf pengumpul data yang sudah mendapatkan pelatihan tentang pengukuran data indikator mutu
Rumah Sakit melakukan pengumpulan data
1 mencakup (poin a- c) dalam maksud dan tujuan. D W
(D,W)
Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) dan
indicator mutu prioritas unit (IMP- Unit) telah dibuat
2 R W
profil indikator mencakup (poin a-t) dalam maksud
dan tujuan. (R,W)

PMKP 4 Agregasi dan analisis data dilakukan untuk mendukung program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta mendukung partisipasi dalam pengumpulan database eksternal

Telah dilakukan agregasi dan Analisa data


menggunakan metode dan teknik statistik terhadap
1 D W
semua indicator mutu yang telah diukur oleh staf
yang kompeten. (D,W)

Hasil analisis digunakan untuk membuat


2 rekomendasi tindakan perbaikan dan serta D W
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya.
(D,W)
Memiliki bukti analisis data dilaporkan kepada
3 Direktur dan Reprentasi pemilik/Dewas sebagai D W
bagian dari Program PMKP. (D,W)
Memiliki bukti hasil Analisa berupa informasi INM
dan e-report IKP diwajibkan lapor kepada
4 Kementerian kesehatan sesuai peraturan yang D W
berlaku. (D,W)
Terdapat proses pembelajaran dari database
eksternal untuk tujuan perbandingan internal dari
waktu ke waktu, perbandingan dengan rumah sakit
5 D W
yang setara, dengan praktik terbaik (best practices),
dan dengan sumber ilmiah profesional yang objektif.
(D,W)

6 Keamanan dan kerahasiaan tetap dijaga saat D W


berkontribusi pada database eksternal. (D,W)

Telah menganalisa efisiensi berdasarkan biaya dan


jenis sumber daya yang digunakan (sebelum dan
7 sesudah perbaikan) terhadap satu proyek prioritas D W
perbaikan yang dipilih setiap tahun. (D,W)

PMKP 4.1 Staf dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang bertugas mengumpulkan dan menganalisis data rumah sakit secara sistematis
Data dikumpulkan, dianalisis, dan diubah menjadi
1 informasi untuk mengidentifikasi peluang-peluang D W
untuk perbaikan. (D,W)

Staf yang kompeten melakukan proses pengukuran


2 menggunakan alat dan teknik statistik. (D,W) D W

Hasil analisis data dilaporkan kepada penanggung


3 jawab indikator mutu yang akan melakukan D W
perbaikan. (D,W)
PMKP 5 Rumah sakit melakukan proses validasi data terhadap indikator mutu yang diukur
Rumah Sakit telah melakukan validasi yang berbasis
1 bukti meliputi poin a) - f) yang ada pada maksud dan D W
tujuan. (D,W)

Pimpinan Rumah sakit bertanggung jawab atas


2 validitas dan kualitas data serta hasil yang D W
dipublikasikan. (D,W)
PMKP 6 Rumah Sakit mencapai perbaikan mutu dan dipertahankan.

Rumah Sakit telah membuat rencana perbaikan dan


melakukan uji coba menggunakan metode yang
1 D W
telah teruji dan menerapkannya untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. (D,W)

Tersedia kesinambungan data mulai dari


2 pengumpulan data sampai perbaikan yang dilakukan D W
dan dapat dipertahankan. (D,W)

Memiliki bukti perubahan regulasi dan perubahan


3 proses yang diperlukan untuk mempertahankan D W
perbaikan. (D,W)

4 Keberhasilan telah didokumentasikan dan dijadikan D W


laporan PMKP. (D,W)
PMKP 7 Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan standar pelayanan kedokteran di Rumah Sakituntuk menunjang pengukuran mutu pelayanan klinis prioritas.
Rumah Sakit melakukan evaluasi clinical pathway
1 sesuai yang tercantum dalam maksud dan tujuan. D W
(D,W)

Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya perbaikan


2 terhadap kepatuhan dan mengurangi variasi dalam D W
penerapan prioritas standar pelayanan kedokteran
di Rumah Sakit. (D,W)

Rumah Sakit telah melaksanakan audit klinis dan


3 atau audit medis pada penerapan prioritas standar D W
pelayanan kedokteran di Rumah Sakit. (D,W)
PMKP 8 Rumah Sakit mengembangkan Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien di Rumah Sakit (SP2KP).
Direktur menetapkan Sistem pelaporan dan
pembelajaran keselamatan pasien Rumah Sakit
(SP2KP-Rumah Sakit) termasuk definisi, jenis IKP
1 meliputi kejadian sentinel (a–o) dalam bagian R
maksud dan tujuan), KTD, KNC, KTC dan KPCS,
mekanisme pelaporan dan analisanya serta
pembelajarannya. (R)

2. Komite/ Tim Penyelenggara Mutu membentuk


tim investigator sesegera mungkin untuk melakukan
investigasi komprehensif/analisa akar masalah (root
2 D W
cause analysis) pada semua kejadian sentinel dalam
kurun waktu tidak melebihi 45 (empat puluh lima)
hari. (D,W)

Pimpinan Rumah Sakit melakukan tindakan


perbaikan korektif dan memantaunya efektivitasnya
3 untuk mencegah atau mengurangi berulangnya D W
kejadian sentinel tersebut. (D,W)

Pimpinan rumah sakit menetapkan proses untuk


menganalisa KTD, KNC, KTC, KPCS dengan
melakukan investigasi sederhana dengan kurun
4 waktu yaitu grading biru tidak melebihi 7 (tujuh) R
hari, grading hijau tidak melebihi 14 (empat belas)
hari. (R)

Pimpinan Rumah Sakit melakukan tindakan


perbaikan korektif dan memantaunya efektivitasnya
5 untuk mencegah atau mengurangi berulangnya KTD, D W
KNC, KTC, KPCS tersebut. (D,W)

PMKP 9 Data laporan insiden keselamatan pasien selalu dianalisis setiap tiga bulan untuk memantau ketika muncul tren atau variasi yang tidak diinginkan.
Proses pengumpulan data sesuai (a-h) dimaksud dan
1 tujuan, analisis, dan pelaporan diterapkan untuk D W
memastikan akurasi data. (D,W)

Analisis data mendalam dilakukan ketika terjadi


tingkat, pola atau tren yang tak diharapkan yang
2 D W
digunakan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien. (D,W)

Data luaran (outcome) dilaporkan kepada Direktur


3 dan Representatif pemilik/ Dewas sebagai bagian D W
dari program PMKP. (D,W)
PMKP 10 Rumah sakit melakukan pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien.
Rumah sakit telah melaksanakan pengukuran
budaya keselamatan pasien secara regular setiap
1 D W
tahun menggunakan metode yang telah terbukti.
(D,W)
Hasil pengukuran budaya sebagai acuan dalam
2 menyusun program peningkatan budaya R
keselamatan di Rumah Sakit. (R)
PMKP 11 Komite mutu memandu penerapan program manajemen risiko di rumah sakit.
Komite mutu telah menyusun Program manajemen
1 risiko tingkat Rumah Sakit untuk ditetapkan D W
Direktur. (D,W)

Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat


2 daftar risiko rumah sakit berdasarkan daftar risiko D W
unit-unit di rumah sakit. (D,W)

Komite/TIM Penyelenggara mutu telah membuat


3 D W
profil risiko dan rencana penanganan. (D,W)
Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah membuat
pemantauan terhadap rencana penanganan dan
4 melaporkan kepada direktur dan representatif D W
pemilik/dewan pengawas setiap 6 (enam) bulan.
(D,W)

Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah menyusun


5 Program manajemen risiko tingkat rumah sakit R
untuk ditetapkan Direktur. (R)

Komite/ Tim Penyelenggara Mutu telah memandu


pemilihan minimal satu analisa secara proaktif
6 proses berisiko tinggi yang diprioritaskan untuk W
dilakukan Analisa FMEA setiap tahun. (W)
Capaian PMKP

0
Standar No urut Elemen Penilaian Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat
PKPO 1 Sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat dikelola untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang


sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan
1
obat, termasuk pengorganisasiannya sesuai dengan
peraturan perundang- undangan

Memiliki bukti apoteker memiliki izin dan kompeten


2 serta telah melakukan supervisi pelayanan
kefarmasian dan memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perundang- undangan

Memiliki bukti kajian sistem pelayanan kefarmasian


3
dan penggunaan obat yang dilakukan setiap tahun
Memiliki sumber informasi obat untuk semua staf
4
yang terlibat dalam penggunaan obat

PKPO 2 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan formularium yang digunakan untuk peresepan/permintaan obat/instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia di rumah sakit

Rumah sakit telah memiliki proses penyusunan


1
formularium rumah sakit secara kolaboratif

Rumah sakit melakukan pemantauan kepatuhan


2 terhadap formularium baik dari persediaan maupun
penggunaannya

Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap


3 formularium sekurang-kurangnya setahun sekali
berdasarkan informasi tentang efektivitas,
keamanan dan biaya

Rumah sakit melakukan pelaksanaan dan evaluasi


4 terhadap perencanaan dan pengadaan sediaan
farmasi, dan BMHP

Rumah sakit melakukan pengadaan sediaan farmasi,


dan BMHP melibatkan apoteker untuk memastikan
5
proses berjalan sesuai peraturan perundang-
undangan

PKPO 3 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar dan aman sesuai peraturan perundang-undangan dan standar profesi

Sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar


1 dan aman dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas
produk, termasuk yang disimpan di luar Instalasi
Farmasi

Narkotika dan psikotropika disimpan dan dilaporkan


2 penggunaannya sesuai peraturan perundang-
undangan
Rumah sakit melaksanakan supervisi secara rutin
oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan
3
sediaan farmasi dan BMHP dilakukan dengan benar
dan aman
Obat dan zat kimia yang digunakan untuk peracikan
obat diberi label secara akurat yang terdiri atas
4
nama zat dan kadarnya, tanggal kedaluwarsa, dan
peringatan khusus

PKPO 3.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengelolaan obat atau produk yang memerlukan penanganan khusus, misalnya obat dan bahan berbahaya, radioaktif, obat penelitian, produk nutrisi
parenteral, obat/BMHP dari program/donasi sesuai peraturan perundang-undangan
Obat yang memerlukan penanganan khusus dan
1 bahan berbahaya dikelola sesuai sifat dan risiko
bahan
Radioaktif dikelola sesuai sifat dan risiko bahan
2
radioaktif
3 Obat penelitian dikelola sesuai protokol penelitian
Produk nutrisi parenteral dikelola sesuai stabilitas
4
produk
Obat/BMHP dari program/donasi dikelola sesuai
5 peraturan perundang-undangan dan pedoman
terkait

PKPO 3.2 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengelolaan obat, dan BMHP untuk kondisi emergensi yang disimpan di luar Instalasi Farmasi untuk memastikan selalu tersedia, dimonitor dan aman

Obat dan BMHP untuk kondisi emergensi yang


tersimpan di luar Instalasi Farmasi termasuk di
ambulans dikelola secara seragam dalam hal
1
penyimpanan, pemantauan, penggantian karena
digunakan, rusak atau kedaluwarsa, dan dilindungi
dari kehilangan dan pencurian

Rumah sakit menerapkan tata laksana obat


2 emergensi untuk meningkatkan ketepatan dan
kecepatan pemberian obat
PKPO 3.3 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penarikan kembali (recall) dan pemusnahan sediaan farmasi, BMHP dan implan sesuai peraturan perundang-undangan
Batas waktu obat dapat digunakan (beyond use
1
date) tercantum pada label obat
Rumah sakit memiliki sistem pelaporan sediaan
2
farmasi dan BMHP substandar (rusak)

Rumah sakit menerapkan proses recall obat, BMHP


3 dan implan yang meliputi identifikasi, penarikan,
dan pengembalian produk yang di-recall

Rumah sakit menerapkan proses pemusnahan


4
sediaan farmasi dan BMHP
PKPO 4 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi rekonsiliasi obat.
Rumah sakit menerapkan rekonsiliasi obat
saat pasien masuk rumah sakit, pindah antar unit
1 pelayanan di dalam rumah sakit dan sebelum pasien
pulang

Hasil rekonsiliasi obat didokumentasikan


2 di rekam medis

PKPO 4.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi peresepan/permintaan obat dan BMHP/instruksi pengobatan sesuai peraturan perundang-undangan.
1 Resep dibuat lengkap sesuai regulasi.
Telah dilakukan evaluasi terhadap penulisan
2 resep/instruksi pengobatan yang tidak lengkap dan
tidak terbaca.

Telah dilaksanakan proses untuk mengelola resep


3 khusus seperti emergensi, automatic stop order,
tapering,

Daftar obat yang diresepkan tercatat dalam rekam


4 medis pasien dan menyertai pasien ketika
dipindahkan/transfer.
Daftar obat pulang diserahkan kepada pasien
5
disertai edukasi penggunaannya.
PKPO 5 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi dispensing sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sesuai standar profesi dan peraturan perundang-undangan.
Telah memiliki sistem distribusi dan dispensing yang
1 sama/seragam diterapkan di rumah sakit sesuai
peraturan perundang-undangan.
Staf yang melakukan dispensing sediaan obat non
2
steril kompeten.
Staf yang melakukan dispensing sediaan obat steril
3
non sitostatika terlatih dan kompeten.
Staf yang melakukan pencampuran sitostatika
4
terlatih dan kompeten.
Tersedia fasilitas dispensing sesuai standar praktik
5
kefarmasian.
Telah melaksanakan penyerahan obat dalam bentuk
6
yang siap diberikan untuk pasien rawat inap.
Obat yang sudah disiapkan diberi etiket yang
meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
g konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian,
tanggal dispensing dan tanggal kedaluwarsa/
beyond use date(BUD).
PKPO 5.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengkajian resep dan telaah obat sesuai peraturan perundang-undangan dan standar praktik profesi.

Telah melaksanakan pengkajian resep yang


dilakukan oleh staf yang kompeten dan berwenang
1
serta didukung tersedianya informasi klinis pasien
yang memadai.

2 Telah memiliki proses telaah obat sebelum diserahkan


PKPO 6 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pemberian obat sesuai peraturan perundang-undangan.
Staf yang melakukan pemberian obat kompeten dan
1
berwenang dengan pembatasan yang ditetapkan.

Telah dilaksanakan verifikasi sebelum obat diberikan


2 kepada pasien minimal meliputi: identitas pasien,
nama obat, dosis, rute, dan waktu pemberian.

Telah melaksanakan double checking untuk obat


3
high alert.
Pasien diberi informasi tentang obat yang akan
4 diberikan.
PKPO 6.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penggunaan obat yang dibawa pasien dari luar rumah sakit dan penggunaan obat oleh pasien secara mandiri.
Telah melakukan penilaian obat yang dibawa pasien
1 dari luar rumah sakit untuk kelayakan
penggunaannya di rumah sakit.
Telah melaksanakan edukasi kepada
2 pasien/keluarga jika obat akan digunakan secara
mandiri.
Telah memantau pelaksanaan penggunaan obat
3
secara mandiri sesuai edukasi.
PKPO 7 Rumah sakit menerapkan pemantauan terapi obat secara kolaboratif.
Telah melaksanakan pemantauan terapi obat secara
1
kolaboratif.

Telah melaksanakan pemantauan dan pelaporan


2 efek samping obat serta analisis laporan untuk
meningkatkan keamanan penggunaan obat.
PKPO 7.1 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta tindak lanjut terhadap kesalahan obat (medication error) dan berupaya menurunkan kejadiannya.

Rumah sakit telah memiliki regulasi tentang


medication safety yang bertujuan mengarahkan
1 penggunaan obat yang aman dan meminimalkan
risiko kesalahan penggunaan obat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Rumah sakit menerapkan sistem pelaporan


kesalahan obat yang menjamin laporan akurat dan
2
tepat waktu yang merupakan bagian program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Rumah sakit memiliki upaya untuk mendeteksi,


3 mencegah dan menurunkan kesalahan obat dalam
meningkatkan mutu proses penggunaan obat.

Seluruh staf rumah sakit dilatih terkait kesalahan


4
obat (medication error).
PKPO 8 Rumah sakit menyelenggarakan program pengendalian resistansi antimikroba (PPRA) sesuai peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit menyelenggarakan program
1 pengendalian resistansi antimikroba (PPRA) sesuai
peraturan perundang-undangan.

Rumah sakit menetapkan komite/ tim PPRA dengan


melibatkan unsur terkait sesuai regulasi yang akan
mengelola dan menyusun program kerja program
2
pengendalian resistansi antimikroba dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur rumah
sakit,
Rumah sakit melaksanakan program kerja sesuai
3
maksud dan tujuan.
Rumah sakit melaksanakan pemantauan dan
4
evaluasi kegiatan PPRA sesuai maksud dan tujuan.

Memiliki pelaporan kepada pimpinan rumah sakit


5 secara berkala dan kepada Kementerian Kesehatan
sesuai peraturan perundang-undangan.
PKPO 8.1 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan penggunaan antimikroba secara bijak berdasarkan prinsip penatagunaan antimikroba (PGA).

Rumah sakit melaksanakan dan mengembangkan


penatagunaan antimikroba di unit pelayanan yang
1
melibatkan dokter, apoteker, perawat, dan peserta
didik.
Rumah sakit menyusun dan mengembangkan
panduan praktik klinis (PPK), panduan penggunaan
antimikroba untuk terapi dan profilaksis (PPAB),
2 berdasarkan kajian ilmiah dan kebijakan rumah sakit
serta mengacu regulasi yang berlaku secara
nasional. Ada mekanisme untuk mengawasi
pelaksanaan penatagunaan antimikroba.

Rumah sakit melaksanakan pemantauan dan


3 evaluasi ditujukan untuk mengetahui efektivitas
indikator keberhasilan program.
Capaian PKPO

0
Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi
pasien menggunakan minimal 2 (dua) identitas,
2 dapat memenuhi tujuan identifikasi pasien dan D W
sesuai dengan ketentuan rumah sakit. (D,W)

Pasien telah diidentifikasi menggunakan minimal


3 dua jenis identitas meliputi poin 1) - 4) dalam O W S
maksud dan tujuan. (O,W,S)

Rumah Sakit memastikan pasien terindentifikasi


4 dengan tepat pada situasi khusus dan penggunaan D
label (D)

Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara para profesional pemberi asuhan (PPA), proses pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan
SKP 2
diagnostic termasuk POCT dan proses komunikasi saat serah terima (hand over).

RS telah menerapkan komunikasi saat menerima


instruksi melalui telepon: menulis/menginput ke
komputer - membacakan - konfirmasi kembali”
1 D W S
(writedown, read back, confirmation dan SBAR saat
melaporkan kondisi pasien kepada DPJP serta di
dokumentasikan dalam rekam medik. (D,W,S)

RS telah menerapkan komunikasi saat pelaporan


hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnostic
melalui telepon: menulis/menginput ke komputer –
2 D W S
membacakan – konfirmasi kembali” (writedown,
read back, confirmation dan di dokumentasikan
dalam rekam medik. (D,W,S)

Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat


serah terima sesuai dengan jenis serah terima
3 meliputi poin 1) - 3) dalam maksud dan tujuan. D W
(D,W)

SKP 3 Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert medication) termasuk obat Look - Alike Sound Alike (LASA).

Rumah Sakit menetapkan daftar obat kewaspadaan


1 tinggi (High Alert) termasuk obat Look -Alike Sound R O W
Alike (LASA). (R,O,W)

Rumah sakit menerapkan pengelolaan obat


kewaspadaan tinggi (High Alert) termasuk obat Look
2 -Alike Sound Alike (LASA) secara seragam di seluruh D W
area rumah sakit untuk mengurangi risiko dan
cedera. (D,W)

Rumah sakit mengevaluasi dan memperbaharui


daftar obat High-Alert dan obat Look -Alike Sound-
3 Alike (LASA) yang sekurang-kurangnya 1 (satu) D W
tahun sekali berdasarkan laporan insiden lokal,
nasional dan internasional. (D,W)

SKP 3.1 Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan elektrolit konsentrat
Rumah Sakit menerapkan proses penyimpanan
elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan
konsentrasi tertentu hanya di Instalasi Farmasi,
1 D O W
kecuali di unit pelayanan dengan pertimbangan
klinis untuk mengurangi risiko dan cedera pada
penggunaan elektrolit konsentrat. (D,O,W)

Penyimpanan elektrolit konsentrat dan elektrolit


dengan konsentrasi tertentu di luar Instalasi Farmasi
2 diperbolehkan hanya dalam untuk situasi yang D O W
ditentukan sesuai dalam maksud dan tujuan.
(D,O,W)

Rumah sakit menetapkan dan menerapkan protokol


3 koreksi hipokalemia, hiponatremia, hipofosfatemia. D O W
(D,O,W)

Rumah sakit menetapkan proses untuk melaksanakan verifikasi pra opearsi, penandaan lokasi operasi dan proses time-out yang dilaksanakan sesaat sebelum tindakan pembedahan/invasif dimulai
SKP 4 serta proses sign-out yang dilakukan setelah tindakan selesai.
Rumah Sakit telah melaksanakan proses verifikasi
pra operasi dengan daftar tilik untuk memastikan
1 benar pasien, benar tindakan dan benar sisi. D O W
(D,O,W)

Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan


tanda yang seragam, mudah dikenali dan tidak
2 bermakna ganda untuk mengidentifikasi sisi operasi O W
atau tindakan invasif. (O,W)

Rumah Sakit telah menerapkan penandaan sisi


lokasi operasi atau tindakan invasif (site marking)
3 dilakukan oleh dokter operator/dokter asisten yang O W
melakukan operasi atau tindakan invasif dengan
melibatkan pasien bila memungkinkan. (O,W)

Rumah sakit telah menerapkan proses Time- Out


menggunakan “surgical check list” (Surgical Safety
4 D O W
Checklist) dari WHO terkini pada tindakan operasi
termasuk tindakan medis invasif. (D,O,W)

SKP 5 Rumah sakit menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan.
Rumah Sakit telah menerapkan kebersihan tangan
1 (hand hygiene) yang mengacu pada standar WHO O W S
terkini. (O,W,S)

Terdapat proses evaluasi terhadap pelaksanaan


program kebersihan tangan di rumah sakit serta
2 D W
upaya perbaikan yang dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan program. (D,W)

SKP 6 Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh.
Rumah Sakit telah melaksanakan skrining pasien
rawat jalan pada kondisi, diagnosis, situasi atau
1 lokasi yang dapat menyebabkan pasien berisiko D W
jatuh, dengan menggunakan alat bantu/metode
skrining yang ditetapkan rumah sakit. (D,W)

Tindakan dan/atau intervensi dilakukan untuk


mengurangi risiko jatuh pada pasien jika hasil
2 skrining menunjukkan adanya risiko jatuh dan hasil D W
skrining serta intervensi didokumentasikan. (D,W)

SKP 6.1 Rumah sakit menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh di rawat inap.
Rumah Sakit telah melakukan pengkajian risiko
jatuh untuk semua pasien rawat inap baik dewasa
1 maupun anak menggunakan metode pengkajian D W
yang baku sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
(D,W)

Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian ulang


risiko jatuh pada pasien rawat inap karena adanya
2 D W
perubahan kondisi, atau memang sudah mempunyai
risiko jatuh dari hasil pengkajian. (D,W)
Tindakan dan/ atau intervensi untuk mengurangi
3 risiko jatuh pada pasien rawat inap telah dilakukan D W
dan didokumentasikan. (D,W) 2 18 10 22 4
c) Rumah sakit memiliki proses untuk menentukan
preferensi pasien, dan pada beberapa keadaan
preferensi keluarga pasien, dalam menentukan
informasi apa mengenai perawatan pasien yang
3 dapat diberikan kepada keluarga/pihak lain, dan D W
dalam situasi apa. (D,W)

Semua staff dilatih tentang proses dan peran


mereka dalam mendukung hak-hak serta partisipasi
4 pasien dan keluarga dalam perawatan. (D,W) D W

Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan fisik, bahasa, budaya, dan hambatan lainnya dalam mengakses dan memberikan layanan serta memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam
HPK 1.1
bahasa dan cara yang dapat mereka pahami.
Rumah mengidentifikasi hambatan serta
menerapkan proses untuk mengurangi hambatan
1 bagi pasien dalam mendapatkan askes, proses D W
penerimaan dan pelayanan perawatan. (D,W)

Informasi terkait aspek perawatan dan tata laksana


medis pasien diberikan dengan cara dan bahasa
2 yang dipahami pasien. (D,W) D W

Informasi mengenai hak dan tanggung jawab pasien


terpampang di area rumah sakit atau diberikan
3 kepada setiap pasien secara tertulis atau dalam D O W
metode lain dalam bahasa yang dipahami pasien.
(D,O,W)
HPK 1.2 Rumah sakit memberikan pelayanan yang menghargai martabat pasien, menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pribadi pasien serta menanggapi permintaan yang terkait dengan keyakinan agama dan spiritual.
Staf memberikan perawatan yang penuh
penghargaan dengan memerhatikan harkat dan
1 martabat pasien. (W,S) W S

Rumah sakit menghormati keyakinan spiritual dan


budaya pasien serta nilai-nilai yang dianut pasien.
2 (D,W) D W

Rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien terhadap


3 bimbingan rohani. (D,W) D W

HPK 1.3 Rumah sakit menjaga privasi pasien dan kerahasiaan informasi dalam perawatan, serta memberikan hak kepada pasien untuk memperoleh akses dalam informasi kesehatan mereka sesuai perundang-undangan
yang berlaku.
Rumah sakit menjamin kebutuhan privasi pasien
selama perawatan dan pengobatan di rumah sakit.
1 (D,O,W) D O W

Kerahasiaan informasi pasien dijaga sesuai dengan


2 peraturan perundangan. (D,W) D W

Rumah sakit memiliki proses untuk meminta


3 persetujuan pasien terkait pemberian informasi. D W
(D,W)
Rumah sakit memiliki proses untuk memberikan
pasien akses terhadap informasi kesehatan mereka.
4 (D,W) D W

HPK 1.4 Rumah sakit melindungi harta benda pasien dari pencurian atau kehilangan
Rumah sakit menetapkan proses untuk mencatat
dan melindungi pertanggungjawaban harta benda
1 pasien. (R) R

Pasien mendapat informasi mengenai tanggung


jawab rumah sakit untuk melindungi harta benda
2 pribadi mereka. (D,O,W) D O W

HPK 1.5 Rumah sakit melindungi pasien dari serangan fisik dan verbal, dan populasi yang berisiko diidentifikasi serta dilindungi dari kerentanan.
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan
proses untuk melindungi semua pasien dari
1 serangan fisik dan verbal. (O,W) O W

Rumah sakit mengidentifikasi populasi yang


2 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami R
serangan. (R)
Rumah sakit memantau area fasilitas yang terisolasi
3 dan terpencil. (O,W) O W
Pasien dan keluarga pasien dilibatkan dalam semua aspek perawatan dan tata laksana medis melalui edukasi, dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan mengenai
HPK 2
perawatan serta tata laksananya.
Rumah sakit menerapkan proses untuk mendukung
pasien dan keluarga terlibat dan berpartisipasi
1 dalam proses perawatan dan dalam pengambilan D W
keputusan. (D,W)

Rumah sakit menerapkan proses untuk memberikan


edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai
2 kondisi medis, diagnosis, serta rencana perawatan D W
dan terapi yang diberikan. (D,W)

Pasien diberikan informasi mengenai hasil


3 perawatan dan tata laksana yang diharapkan. (D,W) D W

Pasien diberikan informasi mengenai kemungkinan


hasil yang tidak dapat diantisipasi dari terapi dan
4 perawatan. (D,W) D W

Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien untuk


mencari pendapat kedua tanpa perlu khawatir akan
5 mempengaruhi perawatannya selama di dalam atau D W
luar rumah sakit. (D,W)

Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan kewajibannya untuk menolak atau menghentikan terapi, menolak diberikan pelayanan resusitasi, serta melepaskan atau
HPK 2.1
menghentikan terapi penunjang kehidupan.
Rumah sakit menerapkan proses mengenai
pemberian pelayanan resusitasi dan penghentian
1 terapi penunjang kehidupan untuk pasien. (D,W) D W

Rumah sakit memberi informasi kepada pasien dan


keluarga mengenai hak mereka untuk menolak atau
menghentikan terapi, konsekuensi dari keputusan
2 yang dibuat serta terapi dan alternatif lain yang D W
dapat dijadikan pilihan. (D,W)

HPK 2.2 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pengkajian dan tata laksana nyeri serta perawatan yang penuh kasih menjelang akhir hayatnya.
Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai
dan mendukung hak pasien mendapatkan
1 pengkajian dan pengelolaan nyeri. (D,W) D W

Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai


dan mendukung hak pasien untuk mendapatkan
2 pengkajian dan pengelolaan terhadap kebutuhan D W
pasien menjelang akhir hayat. (D,W)

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan menanggapi keluhan, tindakan rumah sakit bila terdapat konflik/perbedaan pendapat di dalam perawatan pasien, serta
HPK 3
hak pasien untuk berperan dalam semua proses ini.
Pasien diberikan informasi mengenai proses untuk
menyampaikan keluhan dan proses yang harus
1 dilakukan pada saat terjadi konflik/perbedaan D W
pendapat pada proses perawatan. (D,W)

Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat tersebut


dikaji dan diselesaikan oleh rumah sakit melalui
2 sebuah alur dan proses spesifik. (D,W) D W

Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses


3 penyelesaiannya (D,W) D W

HPK 4 Rumah sakit menetapkan batasan yang jelas untuk persetujuan umum yang diperoleh pasien pada saat akan menjalani rawat inap atau didaftarkan pertama kalinya sebagai pasien rawat jalan.
Rumah sakit menerapkan proses bagaimana
persetujuan umum didokumentasikan dalam rekam
1 medis pasien. (D,W) D W

Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai


pemeriksaan, tindakan dan pengobatan yang
2 memerlukan informed consent. (D,W) D W

Pasien menerima informasi mengenai kemungkinan


keterlibatan peserta didik, mahasiswa, residen
3 traine dan fellow yang berpartisipasi dalam proses D W
perawatan. (D,W)

HPK 4.1 Persetujuan tindakan (informed consent) pasien diperoleh melalui cara yang telah ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas terlatih dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami pasien
Rumah sakit menerapkan proses bagi pasien untuk
1 mendapatkan informed consent. (D,W) D W

Pemberian informed consent dilakukan oleh staf


yang kompeten dan diberikan dengan cara dan
2 bahasa yang mudah dipahami pasien. (D,W) D W

Rumah sakit memiliki daftar tindakan invasif,


pemeriksaan dan terapi tambahan yang
3 memerlukan lembar persetujuan terpisah. (R) R

HPK 4.2 Rumah sakit menerapkan proses untuk pemberian persetujuan oleh orang lain, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Rumah sakit menerapkan proses untuk pemberian
informed consent oleh orang lain selain pasien
1 sesuai peraturan perundangan yang berlaku. (D,W) D W

Rekam medis pasien mencantumkan (satu atau


2 lebih) nama individu yang menyatakan persetujuan. D W
(D,W)
3 33 5 34 1
Standar No urut Elemen Penilaian R D O W S Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat
KE 1 Rumah sakit menetapkan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan tugas dan tanggung jawab sesuai peraturan perundangan.
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
1 pelaksanaan PKRS di rumah sakit sesuai poin a) – R
b) pada gambaran umum. (R)

Terdapat penetapan tim atau unit Promosi


Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang
2 mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada R
pasien sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (R)

Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan


promosi kesehatan rumah sakit setiap tahunnya,
3 termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan R
misi rumah sakit, layanan, dan populasi
pasiennya. (R)

Rumah sakit telah menerapkan pemberian


4 edukasi kepada pasien dan keluarga D
menggunakan media, format, dan metode yang
yang telah ditetapkan. (D)
KE 2 Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan pelayanan

Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga


mengenai asuhan dan pelayanan yang disediakan
1 oleh rumah sakit serta akses untuk mendapatkan D
layanan tersebut. Informasi dapat disampaikan
secara langsung dan/atau tidak langsung. (D)

Rumah sakit menyampaikan informasi kepada


pasien dan keluarga terkait alternatif asuhan dan
2 pelayanan di tempat lain, apabila rumah sakit D
tidak dapat memberikan asuhan dan pelayanan
yang dibutuhkan pasien.

Akses mendapatkan informasi kesehatan


diberikan secara tepat waktu, dan status sosial
3 ekonomi perawatan pasien tidak menghalangi D
pasien dan keluarga untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. (D)

Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien


dan keluarga mengenai asuhan dan pelayanan di D
rumah sakit. (D)
KE 3 Rumah sakit melakukan pengkajian terhadap kebutuhan edukasi setiap pasien, beserta kesiapan dan kemampuan pasien untuk menerima edukasi.

Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai


berdasarkan pengkajian terhadap kemampuan
1 dan kemauan belajar pasien dan keluarga yang D
meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan, dan
dicatat di rekam medis. (D)
Hambatan dari pasien dan keluarga dalam
2 menerima edukasi dinilai sebelum pemberian D
edukasi dan dicatat di rekam medis. (D)

Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan


3 dan kemauan belajar pasien/keluarga, serta hasil D
pengkajian digunakan PPA untuk membuat
perencanaan kebutuhan edukasi. (D)
KE 4 Edukasi tentang proses asuhan disampaikan kepada pasien dan keluarga disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan bahasa yang dimengerti oleh pasien dan keluarga
Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan
kepada pasien dan keluarga telah diberikan
1 dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami. D
(D)
Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah
dijelaskan mengenai hasil pengkajian, diagnosis,
2 D
rencana asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk
hasil pengobatan yang tidak diharapkan. (D)

Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan


keluarga terkait dengan cara cuci tangan yang
aman, penggunaan obat yang aman, penggunaan
3 peralatan medis yang aman, potensi interaksi D
obat-obat dan obat-makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi serta
edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D)

Metode edukasi dipilih dengan mempertimbangkan nilai yang dianut serta preferensi pasien dan keluarganya, untuk memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai antara pasien,
KE 5
keluarga pasien dan staf.
Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan
1 bahwa pasien dan keluarganya memahami D
edukasi yang diberikan. (D)

Proses pemberian edukasi di dokumentasikan


dalam rekam medik sesuai dengan metode
2 D
edukasi yang dapat diterima pasien dan
keluarganya. (D)

Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu


3 D
tersedia dan diperbaharui secara berkala. (D)

Informasi dan edukasi disampaikan kepada


4 pasien dan keluarga dengan menggunakan format D
yang praktis dan dengan bahasa yang dipahami
pasien dan keluarga. (D)

Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa


5 dan bahasa isyarat) sesuai dengan kebutuhan D
pasien dan keluarga. (D)
KE 6 Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan.
Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber
1 yang ada di komunitas untuk mendukung promosi D
kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk
menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan. (D)
Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas
2 untuk mendukung asuhan pasien berkelanjutan. R
(R)
Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien
dan keluarga tentang edukasi lanjutan
3 dikomunitas. Rujukan edukasi tersebut D
dilaksanakan oleh jejaring utama yaitu Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). (D)

Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut


4 diberikan kepada pasien sesuai dengan D
kebutuhan. (D)
KE 7 Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mampu memberikan edukasi secara efektif.
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) telah diberikan
1 pelatihan dan terampil melaksanakan komunikasi D
efektif. (D)

2 PPA telah memberikan edukasi yang efektif D


kepada pasien dan keluarga secara kolaboratif. (D)
Capaian KE
0
Direktur rumah sakit telah menetapkan
2 komite/tim PPI untuk untuk mengelola dan R
mengawasi kegiatan PPI di rumah sakit. (R)

Rumah sakit telah menerapkan mekanisme


koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah sakit
3 D W
dan komite/tim PPI untuk melaksanakan program
PPI sesuai dalam maksud dan tujuan. (D,W)

Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber


daya terhadap penyelenggaraan kegiatan PPI
4 D O W
meliputi namun tidak terbatas pada maksud dan
tujuan. (D,O,W)

PPI 1.1 Rumah sakit menetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) yang kompeten untuk melakukan supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN


purna waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan
1 kualifikasi sesuai ukuran rumah sakit, kompleksitas R
kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (R)

Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi


2 pada semua kegiatan pencegahan dan pengendalian D W
infeksi di rumah sakit. (D,W)
PPI 2 Rumah sakit menyusun dan menerapkan program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan berdasarkan pengkajian risiko secara proaktif setiap tahun.

Rumah sakit menetapkan kebijakan


1 Program PPI yang terdiri dari kewaspadaan
R
standar dan kewaspadaan transmisi sesuai
maksud dan tujuan diatas. (R)

2 Rumah sakit melakukan evaluasi


D W
pelaksanaan program PPI. (D,W)
PPI 3 RS melakukan pengkajian proaktif setiap tahunnya sebagai dasar penyusunan program PPI terpadu untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Rumah sakit segera proaktif telah melaksanakan


pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA) setiap
tahunnya terhadap tingkat dan kecenderungan
1 infeksi layanan kesehatan sesuai poin a) – k) pada D W
maksud dan tujuan dan selanjutnya menggunakan
data tersebut untuk membuat dan menentukan
prioritas/fokus pada Program PPI. (D,W)

2. Rumah sakit telah melaksanakan surveilans


2 data secara periodik dan dianalisis setiap triwulan D W
meliputi a) - f) dalam maksud dan tujuan. (D,W)
PPI 4 RS mengurangi risiko infeksi terkait peralatan medis dan/atau bahan medis habis pakai (BMHP) dengan memastikan kebersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan yang memenuhi syarat.
Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan
1 sterilisasi mengikuti peraturan perundang- D W
undangan. (D,W)
Staf yang memroses peralatan medis dan/atau
BMHP telah diberikan pelatihan dalam
2 D W
pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi serta
mendapat pengawasan. (D,W)
Metode pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi
3 dilakukan secara seragam di semua area di RS. O W
(O,W)
Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP
bersih dan steril disimpan dengan baik di area
4 penyimpanan yang ditetapkan, bersih dan kering O W
dan terlindungi dari debu, kelembaban, serta
perubahan suhu yang ekstrem. (O,W)

Bila sterilisasi dilaksanakan di luar rumah sakit harus


dilakukan oleh lembaga yang memiliki sertifikasi
5 mutu dan ada kerjasama yang menjamin kepatuhan D W
proses sterilisasi sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. (D,W)

PPI 4.1 RS mengidentifikasi dan menetapkan proses untuk mengelola peralatan medis dan/atau bahan medis habis pakai (BMHP) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang (reuse) alat sekali-pakai apabila diizinkan.
Rumah sakit menetapkan peralatan medis dan/atau
1 BMHP yang dapat digunakan ulang meliputi a) – g) R
dalam maksud dan tujuan. (R)

RS menggunakan proses terstandarisasi untuk


2 menentukan kapan peralatan medis dan/atau BMHP R
yang digunakan ulang sudah tidak aman atau tidak
layak digunakan ulang. (R)

Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut


pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) peralatan
3 D W
medis dan/atau BMHP meliputi a) – g) dalam
maksud dan tujuan. (D,W)

PPI 5 RS mengidentifikasi dan menerapkan standar PPI yang diakui untuk pembersihan dan disinfeksi permukaan dan lingkungan.
Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan
1 dan disinfeksi permukaan dan lingkungan sesuai O W
standar PPI. (O,W)

Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan


2 desinfeksi tambahan di area berisiko tinggi D O W
berdasarkan hasil pengkajian risiko (D,O,W)

3 Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses D W


pembersihan dan disinfeksi lingkungan. (D,W)
PPI 6 RS menerapkan pengelolaan linen/laundry sesuai prinsip PPI dan peraturan perundang undangan
Ada unit kerja pengelola linen/ laundry yang
1 menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan R
peraturan perundang-undangan. (R)

Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan


linen/ laundry, termasuk pemilahan, transportasi,
2 O W
pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan
distribusi. (O,W)
Terdapat bukti rumah sakit telah menerapkan
proses pengelolaan informasi untuk memenuhi
2 kebutuhan PPA, pimpinan rumah sakit, kepala D
departemen/unit layanan dan badan/individu dari
luar rumah sakit. (D)
Proses yang diterapkan sesuai dengan ukuran
rumah sakit, kompleksitas layanan, ketersediaan
3 D
staf terlatih, sumber daya teknis, dan sumber daya
lainnya. (D)
Rumah sakit melakukan pemantauan dan evaluasi
serta upaya perbaikan terhadap pemenuhan
4 informasi internal dan eksternal dalam mendukung D
asuhan, pelayanan, dan mutu serta keselamatan
pasien. (D)

Apabila terdapat program penelitian dan atau


pendidikan kesehatan di rumah sakit, terdapat bukti
5 bahwa data dan informasi yang mendukung asuhan D
pasien, pendidikan, serta riset telah tersedia tepat
waktu dari sumber data terkini. (D)

MRMIK 2 PPA, pimpinan rumah sakit, kepala departemen, unit layanan dan staf dilatih mengenai prinsip manajemen dan penggunaan informasi.

Terdapat bukti PPA, pimpinan rumah sakit, kepala


departemen, unit layanan dan staf telah dilatih
dalam pendidikan berkelanjutan dan mendapat
1 D
penilaian tentang prinsip manajemen dan
penggunaan informasi sistem sesuai dengan peran
dan tanggung jawab mereka. (D)

Terdapat bukti bahwa data dan informasi klinis serta


non klinis diintegrasikan sesuai kebutuhan dan
2 D
digunakan dalam mendukung proses pengambilan
keputusan. (D)

MRMIK 2.1 Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi melalui proses untuk mengelola dan mengontrol akses.
Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan
1 kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan D
informasi sesuai peraturan perundangan. (D)

Rumah sakit menerapkan proses pemberian akses


kepada staf yang berwenang untuk mengakses data
2 dan informasi, termasuk yang berwenang untuk D
membuat entry dalam rekam medis pasien, dan
menentukan tingkat akses mereka berdasarkan
peran dan tanggung jawab masing-masing. (D)

Rumah sakit memantau kepatuhan terhadap proses


ini dan mengambil tindakan ketika terjadi terjadi
3 D
pelanggaran terhadap kerahasiaan, keamanan, atau
integritas data. (D)

MRMIK 2.2 Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi melalui proses yang melindungi data dan informasi dari kehilangan, pencurian, kerusakan, dan penghancuran.
Data dan informasi yang disimpan terlindung dari
1 kehilangan, pencurian, kerusakan, dan O
penghancuran. (O)

2 Rumah sakit menerapkan pemantauan dan evaluasi D


terhadap keamanan data dan informasi. (D)
Terdapat bukti rumah sakit telah melakukan
3 tindakan perbaikan untuk meningkatkan keamanan D
data dan informasi. (D)
MRMIK 3 Rumah Sakit menerapkan proses pengelolaan dokumen, termasuk kebijakan, pedoman, prosedur, dan program secara konsisten dan seragam
Rumah sakit menerapkan pengelolaan dokumen
1 sesuai dengan butir a) sampai dengan h) dalam R
maksud dan tujuan. (R)

Rumah sakit memiliki dan menerapkan format yang


2 seragam untuk semua dokumen sejenis sesuai D
dengan ketentuan rumah sakit. (D)

3 Rumah sakit telah memiliki dokumen internal D


mencakup a-d pada maksud dan tujuan. (D)
MRMIK 4 Kebutuhan data dan informasi dari pihak dalam dan luar rumah sakit dipenuhi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang diinginkan.

Terdapat bukti bahwa penyebaran data dan


informasi memenuhi kebutuhan internal dan
1 D
eksternal rumah sakit sesuai dengan yang
tercantum dalam maksud dan tujuan. (D)

Terdapat proses yang memastikan bahwa data dan


2 informasi yang dibutuhkan untuk perawatan pasien D
telah diterima tepat waktu dan sesuai format yang
seragam dan sesuai dengan kebutuhan. (D)

MRMIK 5 Rumah sakit menetapkan penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang
1 R
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. (R)

Rumah sakit menetapkan unit penyelenggara rekam


2 medis dan 1 (satu) orang yang kompeten mengelola R
rekam medis. (R)

Rumah Sakit menerapkan penyelenggaraan Rekam


3 Medis yang dilakukan sejak pasien masuk sampai D
pasien pulang, dirujuk, atau meninggal. (D)

Tersedia penyimpanan rekam medis yang menjamin


4 keamanan dan kerahasiaan baik kertas maupun D
elektronik. (D)
MRMIK 6 Setiap pasien memiliki rekam medis yang terstandarisasi dalam format yang seragam dan selalu diperbaharui (terkini) dan di isi sesuai dengan ketetapan rumah sakit dalam tatacara pengisian rekam medis.
Terdapat bukti bahwa setiap pasien memiliki rekam
1 medik dengan satu nomor RMsesuai sistem D
penomoran yang ditetapkan. (D)

Rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat


2 dan pemeriksaan penunjang disusun dan diisi sesuai D
ketetapan rumah sakit. (D)

Terdapat bukti bahwa formulir rekam medis


3 dievaluasi dan diperbaharui (terkini) sesuai dengan D
kebutuhan dan secara periodik. (D)
MRMIK 7 Rumah sakit menetapkan informasi yang akan dimuat pada rekam medis pasien.
Terdapat bukti rekam medis pasien telah berisi
1 informasi yang sesuai dengan ketetapan rumah sakit D
dan peraturan perundangan yang berlaku. (D)
Terdapat bukti rekam medis pasien mengandung
2 informasi yang memadai sesuai poin a-f pada D
maksud dan tujuan. (D)
MRMIK 8 Setiap catatan (entry) pada rekam medis pasien mencantumkan identitas Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang menulis dan kapan catatan tersebut ditulis di dalam rekam medis.
PPA mencantumkan identitas secara jelas pada saat
1 D
mengisi RM. (D)

2 Tanggal dan waktu penulisan setiap catatan dalam D


rekam medis pasien dapat diidentifikasi. (D)
Terdapat prosedur koreksi penulisan dalam
3 D
pengisian RM elektronik dan non elektronik. (D)

Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap


penulisan identitas, tanggal dan waktu penulisan
catatan pada rekam medis pasien serta koreksi
4 D
penulisan catatan dalam rekam medis, dan hasil
evaluasi yang ada telah digunakan sebagai dasar
upaya perbaikan di rumah sakit. (D)

MRMIK 9 Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode prosedur, penggunaan simbol dan singkatan baku yang seragam dan terstandarisasi.
Penggunaan kode diagnosis, kode prosedur,
1 singkatan dan simbol sesuai dengan ketetapan D
rumah sakit. (D)
Dilakukan evaluasi secara berkala penggunaan kode
diagnosis, kode prosedur, singkatan dan simbol yang
2 D
berlaku di rumah sakit dan hasilnya digunakan
sebagai upaya tindak lanjut untuk perbaikan. (D)

MRMIK 10 Rumah sakit menjamin keamanan, kerahasiaan dan kepemilikan rekam medis serta privasi pasien.
Rumah sakit menentukan otoritas pengisian rekam
1 R
medis termasuk isi dan format rekam medis. (R)

2 Rumah sakit menentukan hak akses dalam R


pelepasan informasi rekam medis. (R)

Rumah sakit menjamin otentifikasi, keamanan dan


3 kerahasiaan data rekam medis baik kertas maupun D
elektronik sebagai bagian dari hak pasien. (D)
MRMIK 11 Rumah sakit mengatur lama penyimpanan rekam medis, data, dan informasi pasien.
Rumah sakit memiliki regulasi jangka waktu
penyimpanan berkas rekam medis
(kertas/elektronik), serta data dan informasi lainnya
1 R
terkait dengan pasien dan prosedur
pemusnahannya sesuai dengan peraturan
perundangan. (R)

Dokumen, data dan/informasi terkait pasien


dimusnahkan setelah melampaui periode waktu
2 penyimpanan sesuai dengan peraturan perundang- D
undangan dengan prosedur yang tidak
membahayakan keamanan dan kerahasiaan. (D)

Dokumen, data dan/atau informasi tertentu terkait


3 pasien yang bernilai guna, disimpan abadi D
(permanen) sesuai dengan ketetapan rumah sakit.
(D)
MRMIK 12 Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau pengkajian rekam medis.
1 Rumah sakit menetapkan komite/tim rekam medis. R
(R)
Komite/tim secara berkala melakukan pengkajian
rekam medis pasien secara berkala setiap tahun dan
2 menggunakan sampel yang mewakili (rekam medis D
pasien yang masih dirawat dan pasien yang sudah
pulang). (D)

Fokus pengkajian paling sedikit mencakup pada


ketepatan waktu, keterbacaan, kelengkapan rekam
3 D
medis dan isi rekam medis sesuai dengan peraturan
perundangan. (D)

Hasil pengkajian yang dilakukan oleh komite/tim


4 rekam medis dilaporkan kepada pimpinan rumah D
sakit dan dibuat upaya perbaikan. (D)
MRMIK 13 Rumah sakit menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), mengelola data dan informasi klinis serta non klinis sesuai peraturan perundang-undangan.

1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang R


penyelenggaraan teknologi informasi kesehatan. (R)

Rumah sakit menerapkan SIMRS sesuai dengan


2 ketetapan dan peraturan perundangan yang R
berlaku. (R)

Rumah sakit menetapkan unit penyelenggara SIMRS


3 dan 1 ( satu ) orang yang kompeten sebagai D
penanggungjawab SIMRS. (D)

Data serta informasi klinis dan non klinis


4 diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan untuk D
mendukung pengambilan keputusan. (D)

Rumah sakit telah menerapkan proses untuk menilai


efektifitas sistem rekam medis elektronik dan
5 D
melakukan upaya perbaikan terkait hasil penilaian
yang ada. (D)

MRMIK 13.1 Rumah sakit mengembangkan, memelihara, dan menguji program untuk mengatasi waktu henti (downtime) dari sistem data, baik yang terencana maupun yang tidak trencana.
Terdapat prosedur yang harus dilakukan jika terjadi
1 waktu henti sistem data (down time) untuk R
mengatasi masalah pelayanan. (R)

Staf dilatih dan memahami perannya di dalam


prosedur penanganan waktu henti sistem data
2 D
(down time), baik yang terencana maupun yang
tidak terencana. (D)

Rumah sakit melakukan evaluasi pasca terjadinya


waktu henti sistem data (down time) dan
3 menggunakan informasi dari data tersebut untuk D
persiapan dan perbaikan apabila terjadi waktu henti
( down time ) berikutnya. (D)

11 39 1 0 0
Standar No urut Elemen Penilaian R D O W S Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat

PPK 1 Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan dan pemantauan pemilik pimpinan dalam kerja sama penyelenggaraan pendidikan kesehatan di rumah sakit.

Rumah sakit memilki kerjasama resmi rumah sakit


1 R
dengan institusi pendidikan yang masih berlaku
Kerja sama antara rumah sakit dengan institusi
2 D
pendidikan yang sudah terakreditasi.

Kriteria penerimaan peserta didik sesuai dengan


3 kapasitas RS harus dicantumkan dalam perjanjian D W
Kerjasama.

Pemilik, pimpinan rumah sakit dan pimpinan


institusi pendidikan membuat kajian tertulis
4 sedikitnya satu kali setahun terhadap hasil evaluasi D W
program pendidikan kesehatan yang dijalankan di
rumah sakit.

PPK 2 Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang


pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan
1 pendidikan klinis yang telah disepakati bersama R
meliputi poin a) sampai dengan c) pada maksud dan
tujuan.

Rumah sakit memiliki daftar lengkap memuat nama


2 semua peserta pendidikan klinis yang saat ini ada di D W
rumah sakit.

Untuk setiap peserta pendidikan klinis terdapat


3 dokumentasi yang meliputi poin a) – e) pada D W
maksud dan tujuan

PPK 3 Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.

Terdapat bukti perhitungan rasio peserta


pendidikan dengan staf pendidik klinis untuk seluruh
1 peserta dari setiap program pendidikan profesi yang R
disepakati oleh rumah sakit dan institusi pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Terdapat bukti perhitungan peserta didik yang


diterima di rumah sakit per periode untuk proses
2 D W
pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien untuk
menjamin mutu dan keselamatan pasien.

Terdapat bukti bahwa sarana prasarana, teknologi,


3 dan sumber daya lain di rumah sakit tersedia untuk O
mendukung pendidikan peserta didik.
PPK 4 Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang
1 memberikan pendidikan klinis dan penetapan R
penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis
dari rumah sakit.

Rumah sakit memiliki daftar staf klinis yang


memberikan pendidikan klinis secara lengkap
2 D W
(akademik dan profesi) sesuai dengan jenis
pendidikan yang dilaksanakan di rumah sakit.
Rumah sakit memiliki bukti staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis telah mengikuti
3 D
pendidikan sebagai pendidikan dan keprofesian
berkelanjutan.

PPK 5 Rumah sakit memastikan pelaksanaan pendidikan yang dijalankan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di rumah sakit aman bagi pasien dan peserta didik

Rumah sakit telah memiliki tingkat supervisi yang


1 diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di D W
rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan.

Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat,


2 D O W
frekuensi, dan dokumentasi untuk supervisinya.

Rumah sakit telah memiliki format spesifik untuk


mendokumentasikan proses supervisi yang sesuai
3 dengan kebijakan rumah sakit, tujuan program D W
pendidikan, serta mutu dan keselamatan asuhan
pasien.

Rumah sakit telah memiliki proses pengkajian rekam


medis untuk memastikan kepatuhan batasan
4 kewenangan dan proses supervisi peserta D W
pendidikan yang mempunyai akses pengisian rekam
medis.

PPK 6 Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.

a)         Rumah sakit menetapkan unit yang


1 bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan R
pendidikan klinis di rumah sakit.

b)         Rumah sakit menetapkan program orientasi


2 R
peserta pendidikan klinis.

c)         Rumah sakit telah memiliki bukti pelaksanaan


3 dan sertifikat program orientasi peserta pendidikan D W
klinis.

d)        Rumah sakit telah memiliki bukti pelaksanaan


dan dokumentasi peserta didik diikutsertakan
4 D W
dalam semua program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit.

e)         Rumah sakit telah memantau dan


mengevaluasi bahwa pelaksanaan program
pendidikan kesehatan tidak menurunkan mutu dan
5 D W
keselamatan pasien yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya sekali setahun yang terintegrasi dengan
program mutu dan keselamatan pasien.
Capaian PPK

0
Standar No urut Elemen Penilaian Nilai Fakta dan Analisis GIAT SURVEYOR

AKP 1 RS menetapkan proses skrining baik pasien ranap maupun rajal untuk mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan misi serta sumber daya RS

RS telah menetapkan regulasi akses dan


1 kesinambungan pelayanan (poin 1-6 dalam R 10 SUDAH LENGKAP R : SPO dan SK
gambaran umum)

D: Bukti tentang pelaksanaan


asesmen yang digunakan skrining di
dalam termasuk bila menggunakan
jalur cepat / fast track (skrining
cepat), maupun di luar rumah sakit.
RS telah menerapkan proses skrining baik di dalam
2
maupun diluar RS dan terdokumentasi
D o w 10 SUDAH LENGKAP spo penerimaan pasien dari dalam
baik IRJ maupun IGD dan luar RS
O:lihat assesement awal/form
penerimaan pasien dari luar dan
dalam RS, dan yang sudah terisi
W: 1. Staf medis 2. Staf keperawatan

D: Bukti SPO permintaan


pemeriksaan penunjang diagnostik,
SPO Pelaksanaan, Pemeriksaan
Penunjang, SPO Penyerahan hasil
Ada proses untuk memberikan hasil pemeriksaan pemeriksaan, bukti penyerahan hasil
diagnostik kepada tenaga medis yang bertanggung kepada pemohon pemeriksaan
3
jawab untuk menentukan apakah pasien akan
D W 10 SUDAH LENGKAP W; . 1. Staf medis
admisi, ditransfer atau di rujuk 2. Staf
keperawatan
3. Staf klinis laboratorium
dan radiologi

D: 1. Bukti tindak lanjut hasil skrining


tercatat di rekam medis (asesmen
Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi sesuai
IGD) 2.
kisi dan sumber daya yang ada, maka RS akan
4 D W 10 Daftar jenis pelayanan di RS
merujuk atau membantu pasien ke fasilitas
W: 1. Staf medis
pelayanan sesuai kebutuhan
2. Staf
Ada Form Rujuk  keperawatan  
AKP 1.1 Pasien dengan kebutuhan darurat , sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk pengkajian dan tindakan
Proses triase dan pelayanan kegawatdaruratan telah D :Bukti pelatihan staf tentang kriteria triage, SPO
diterapkan oleh staf yang kompeten dan bukti triage, PK dan RKK staf medis dan sertifikat
1
dokumentasi kompetensi dan kewenangan klinisnya
D W 5 BELUM LENGKAP kompetensi

tersedia W : 1. Dokter IGD 2. Perawat IGD


Staff telah menggunakan kriteria triase berbasis D: Bukti tentang pelaksanaan triase berbasis
bukti.
2 bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan D W 10 Ada Form Triage
kegawatdaruratannya W : 1. Dokter IGD 2. Perawat IGD

D:Bukti tentang pelaksanaan triase,


observasi dan assesment yang
Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai disokumentasikan dalam rekam
3 kapasitas RS sebelum ditransfer ke ruang rawat atau D W 10 Ada Form Triage medik
di rujuk dan didokumentasikan dalam RM
W:1. Dokter IGD 2. Perawat IGD

AKP 1.2 RS melakukan skrining kebutuhan pasien saat admisi ranap untuk menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan khusus/ spesialistik atau intensif

 D: bukti skrining penerimaan pasien


masuk rawat inap dan menetapkan
RS telah melaksanakan skrining pasien masuk ranap
kebutuhan untuk prioritas pelayanan
untuk menetapkan kebutuhan pelayanan preventif,
1
paliatif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan khusus/
D W 10 SUDAH LENGKAP preventif/ paliatif/ kuratif/
rehabilitatif. pada pengantar rawat
spesialistik atau intensif
inap
W: 1. staf medis 2. admisi

D:  Bukti tentang pelaksanaan


RS telah menetapkan kriteria masuk dan keluar di pelayanan atau tindakan yang
unit pelayanan khusus/ spesialistik menggunakan diberikan sesuai prioritas kebutuhan
2 parameter diagnostik dan atau parameter objektif D W 10 SUDAH LENGKAP pasien yang digunakan untuk
termasuk kriteria berbasis fisiologis dan skrining pasien rawat inap. PPK
terdokumentasikan di RM pelayanan khusus HD, thalassemia
W: 1. Staf Medis 2. Staf Keperawatan

D:  Bukti tentang pelaksanaan


pelayanan atau tindakan yang
RS telah menetapkan kriteria masuk dan keluar di diberikan sesuai prioritas kebutuhan
unit pelayanan intensif menggunakan parameter pasien/kriteria IPI.
3 diagnostik dan atau parameter objektif termasuk D O W 10 SUDAH LENGKAP O : Lihat waktu skrining apakah
kriteria berbasis fisiologis dan terdokumentasikan di temuan digunakan untuk
RM menentukan pelayanan atau
tindakan kepada pasien.
W: 1. Staf Medis 2. Staf Keperawatan
D : PPK (daftar nama penyusunan,
penetapan PPK), PK staf, RKK staf,
sertifikat kompetensi, bukti pelatihan
Staf yang kompeten dan berwenang di unit internal tentang kriteria
4 pelayanan intensif terlibat dalam penyusunan D W 5 dr Oliv PIC ICU ? ICCU ? IPI(UMAND) 
kriteria masuk dan kriteria keluar di unitnya W: 1. Dokter IGD 2. Perawat IGD 3.
perawat intensif

AKP 1.3 RS mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberikan infomasi kepada pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan pelaksanaan tindakan/ pengobatan dan atau pemeriksaan penunjang diagnostik

Pasien dan atau keluarga diberi infomasi jika ada R: SPO penundaan dan/atau
1 penundaan dan atau keterlambatan pelayanan R 10 kelambatan pelayanan di rawat jalan
beserta alasannya dicatat di RM maupun rawat inap

SUDAH LENGKAP

D : Bukti penjelasan tentang


alternatif (diagnostik atau treatmen)
yang tersedia sesuai kebutuhan klinis
Pasien dan atau keluarga diberi infomasi tentang pasien dan dicatat di rekam medis
2 alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis D o w 10 SUDAH DILAKUKAN? (ditulis di form penundaan
pasien dan di catat di RM pelayanan), form penundaan di
IRNA/IRJ. W : 1. Staf Medis 2.
Staf Keperawatan 3. Pasien.
O : lihat di form edukasi.

AKP 2 RS mementapkan proses penerimaan dan pendaftaran pasien ranap, rajal, dan pasien gawat darurat
R :Regulasi tentang pendaftaran
pasien rawat jalan, pasien rawat
inap, pasien gawat darurat, proses
penerimaan pasien gawat darurat ke
unit rawat inap, menahan pasien
untuk observasi dan mengelola
pasien bila tidak tersedia tempat
tidur pada unit yang dituju maupun
1 RS telah menerapkan proses penerimaan pasien R D O 10 SUDAH LENGKAP
di seluruh rumah sakit, termasuk
termasuk sistem pendaftaran rajal
dan ranap secara online/SPO
pendaftaran. D: Bukti pelaksanaan
menerapkan proses penerimaan di
rekam medis" O:
Proses penerimaan pasien

D : 1. Bukti tentang proses


pelaksanaan penerimaan pasien
rawat inap dan rawat jalan, bukti
RS telah menerapkan sistem pendaftaran pasien
evaluasi pelaksanaan pendaftaran
2 rajal dan ranap baik secara online dan dilakukan D W 5 Evaluasi ? Online dan Offline W: 1.
evaluasi dan tindak lanjutnya
Staf medis 2. Staf keperawatan 3.
Petugas pendaftaran rajal dan ranap,
Pasien 3. Pasien
D: Bukti tentang proses menjelaskan
general consent (admisi). alur
pendaftaraan pasien. Di pendaftaran
dijelaskan perkiraan biaya yang
RS telah memberikan informasi tentang rencana
harus dibayarkan oleh
asuhan yang akan diberikan, hasil asuhan yang
3
diharapkan serta perkiraan biaya yang harus
D W 5 TARIF ? pasien/keluarga. Di IGD dijelaskan
tentang rencana asuhan yang akan
dibayarkan oleh pasien/ keluarga diberikan, hasil asuhan yang
diharapkan . W: 1.
Staf medis 2. Staf keperawatan 3.
admisi 4. Pasien

D: Bukti tentang penetapan dan


pelaksanaan menahan pasien untuk
Saat diterima sebagai pasien ranap, pasien dan
4 keluarga mendapat edukasi dan orientasi tentang D W 10 ADA FORM EDUKASI observasi termasuk edukasinya, dan
dicatat di rekam medis.
ruang ranap
W: 1. Staf medis 2. Staf
keperawatan 3. Pasien

AKP 2.1 RS menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh area RS

D:SPO penanganan pasien bila


RS telah melaksanakan pengelolaan alur pasien tempat tidur penuh, ada akses /
1 D 10 SUDAH LENGKAP
untuk menghindari penumpukan aplikasi yang bisa dilihat oleh pasien
tentang persediaan tempat tidur
D: SPO alur pasien mencegah
terjadinya penumpukan, SPO
pengaturan Jam layanan (memecah,
SPO transit) MPP mengawal supaya
tidak terjadi penumpuka pasien,
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / case manajer tercatat di Form B MPP. Data jam
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan, kapsitas IGD berapa,
2
pengaturan alur pasien untuk menghindari
D O W 5 BELUM LENGKAP Kapasitas RJ berapa. Pelaksanaan
penumpukan pengaturan alur pasien untuk
menghindari penumpukan diatur oleh
MPP didokumentasikan di form A
dan B. W :1.Staf
medis 2. MPP. O : ceklist
kriteria MPP

D : Bukti rapat evaluasi terhadap SPO


RS telah melakukan evaluasi terhadap pengelolaan penangangan pasien bila ada
3 alur pasien secara berkala dan melaksanakan upaya D W 0 BELUM PERNAH DILAKUKAN ? penumpukan/tempat tidur
perbaikan penuh/transit/titip. W: 1.
Staf medis 2. Staf keperawatan 3.
admisi

4 Ada sistem informasi tentang ketersediaan tempat o 10 SUDAH LENGKAP O : billing, ketersediaan tempat tidur
tidur secara online kepada masyarakat online
AKP 3 untuk melaksanakan kesinambungan pelayanan di RS dan integrasi antara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh MPP / case manajer

1 Para PPA telah memberikan asuhan pasien secara D W 10 ADA DALAM CPPT D: bukti cppt yang terisi oleh PPA.
terintegrasi berfokus pada pasien W: 1. PPA 2. MPP
2 Ada penunjukan MPP dengan uraian tugas D 10 SUDAH LENGKAP D : sk dan urgas MPP

D : rapat tim pada pasien komplek


Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan MPP yang difasilitasi MPP dengan bukti
3 telah melaksanakan kesinambungan dan koordinasi D 0 BELUM ADA
pelayanan UMAND (bisa di salah satu tempat
saja, tidak semua tempat)

Pencatatan perkembangan pasien


4 D 10 ADA DALAM CPPT D: bukti cppt yang terisi oleh PPA.
didokumentasikan para PPA di CPPT
D: Bukti tentang pelaksanaan P3 atau discharge
planning dicatat di rekam medis, SPO penyampaian
informasi kepada pasien dan atau keluarga secara
5 berkala terhadap perkembangan kondisinya (3x24 D O 10 ADA DALAM CPPT DAN EWS D: bukti pencatatan DPJP untuk
jam). A36:A37 W: DPJP Staf pasien intensif di lembar observasi
keperawatan Manajer Pelayanan Pasien Pasien/ intensif, sedangkan PPA lain di CPPT
keluarga O : panduan pengisian rekam
medik/MRMIK

Perencanaan dan pelayanan pasien secara


6 terintegrasi diinfomasikan kepada pasien / keluarga D O W 10 ADA DALAM CPPT DAN IC
secara berkala sesuai ketentuan RS
D: Bukti tentang pelaksanaan P3
atau discharge planning dicatat di
rekam medis, SPO penyampaian
informasi kepada pasien dan atau
keluarga secara berkala terhadap
perkembangan kondisinya (3x24
jam). W: DPJP
Staf keperawatan Manajer
Pelayanan Pasien Pasien/ keluarga.
A36:A37A36 O : lihat di form edukasi pasien
AKP 3.1 RS menetapkan bahwa setiap pasien harus memiliki DPJP untuk memberikan asuhan kepada pasien

R : SK penetapan DPJP, tupoksi dan


RS telah menetapkan bahwa setiap pasien memiliki bagaimana mendokumentasikan
1 DPJP yang telah melakukan asuhan pasien secara R D W 10 ADA FORM DPJP asuhan nya di rekam medik (CPPT)
terkoordinasi dan terdokumentasi dalam RM pasien D:Bukti CPPT yang terisi oleh DPJP.
W: DPJP
D : sesuai Panduan AKP Bila
RS juga menetapkan proses perpindahan tanggung kondisi/penyakit pasien
2 jawab koordinasi asuhan pasien dari satu DPJP ke D 10 SUDAH LENGKAP membutuhkan lebih dari 1 (satu)
DPJP lain termasuk bila ada perubahan DPJP utama DPJP, ditetapkan DPJP Utama yang
berperan sebagai koordinator mutu
dan keselamatan pasien antar
DPJP ,dan memuat kriteria DPJP
Utama (panduan DPJP)

3 Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP D O 10 SUDAH LENGKAP D: Panduan DPJP, terdokumentasi di
utama sebagai koordinator asuhan pasien rekam medis (Resume medis) O :
form DPJP
AKP 4 RS menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer internal antar unit di dalam RS

D: SPO alur perpindahan pasien


RS telah menerapkan proses transfer pasien antar /tranfer pasien (masuk kriteria
1 unit pelayanan di dalam RS dilengkapi dengan D W 10 SUDAH LENGKAP MPP) , Bukti form tranfer pasien
formulir transfer pasien yang sudah terisi, supervisi oleh MPP
dibuktikan di form transfer (TTD
MPP) dan catatan W:
1.perawat 2. mpp

D: form tranfer pasien yang terisi


meliputi: a) alasan admisi;
2 Formulir transfer internal D W 10 SUDAH LENGKAP b) temuan signifikan;
c) diagnosis;
d) prosedur yang telah dilakukan;
e) obat-obatan;
f) perawatan lain yang diterima
pasien; dan
g) kondisi pasien saat transfer.
W :1.perawat 2. mpp

AKP 5 RS menetapkan dan melaksanakan proses pemulangan pasien dari RS berdasarkan kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan

RS telah menetapkan kriteria pemulangan pasien


1 sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan D 10 D : bukti kriteria pemulangan yang
pelayanan pasien beserta edukasinya tertera di discharge planing, ada
kriteria pemulangan pasien
RS telah menetapkan kemungkinan pasien diizinkan
2 keluar rumah sakit dalam jangka waktu tertentu D W 10
untuk keperluan penting D: Bukti pasien cuti perawatan W:1.
dpjp 2.perawat 3.pasien
Penyusunan rencana dan instruksi pemulangan D : Bukti tentang pemulangan pasien
3 didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan D W 10 yang rencana pemulangannya
diberikan kepada pasien secara tertulis kompleks (discharge planning),
resume medis di bawakan pasien
(harus terbaca oleh pasien, ditulis
atau di salin). W
: DPJP Staf kepera. watan PPA
lain

Tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan


4 dapat ditujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan D 0
baik perorangan ataupun dimana pasien untuk
memberikan pelayanan berkelanjutan
D : Ada kerjasama dengan faskes
kesehatan yang lain
AKP 5.1 Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit.

Rumah sakit telah menetapkan Ringkasan pasien D : form resume medis W:


1
pulang
D W 10 SUDAH LENGKAP DPJP Staf keperawatan  MPP
Staf klinis terkait

D : Bukti pelaksanaan pemberian


salinan ringkasan pulang kepada:

1)pasien
Rumah sakit memberikan salinan ringkasan pasien
2 pulang kepada pihak yang berkepentingan dan D o W 10 SUDAH LENGKAP 2)tenaga kesehatan yang
tersimpan di dalam rekam medik bertanggungjawab memberikan
kelanjutan asuhan atau sebagai
jawaban rujukan
3)rekam
medis
4)pihak
penjamin pasien. W Staf
keperawatan Pasien. O:mobservasi
langsung ke pasien
3 Formulir Ringkasan pasien pulang dijelaskan kepada D W S 10 SUDAH LENGKAP
pasien dan atau keluarga D :Bukti form ringkasan pulang
memuat instruksi tindak lanjutdan
dijelaskan kepada pasien dan/ atau
keluarga serta ditandatangani oleh
pasien dan/ atau keluarga W :DPJP
PPA lain Pasien. S : Observasi
pasien dan keluarga

AKP 5.2 Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak rencana asuhan medis.

Rumah sakit telah menetapkan proses untuk


mengelola pasien rawat jalan dan rawat nap yang
1 mentlak rencana asuhan medis temasuk keluar D 10 SUDAH LENGKAP
rumah sakit atas permintaan sendiri dan pasien
yang menghendaki penghentian pengobatan
D: Form penolakan MRS

Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang D : Bukti tentang pemberian edukasi
2 risiko medis akibat asuhan medis yang belum lengkap
D O W 10 SUDAH LENGKAP
tentang risiko medis akibat asuhan
medis yang belum lengkap saat itu
juga. O : Lihat bukti
pemberian edukasi W: .1. DPJP
2. perawat 3. pasien/keluarga

Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi D :Bukti pelaksanaan pasien keluar
3 tetap mengikuti proses pemulangan pasien
D 10 SUDAH LENGKAP rumah sakit atas permintaan sendiri
sesuai regulasi.

D : Bukti komunikasi ke dokter yang


Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi memberi asuhan berikutnya kepada
4 ashan berikutnya kepada pasien diberitahu tentang D 5 BELUM LENGKAP pasien diberitahu tentang kondisi
kondisi tersebut
tersebut, segera dilakukan. bisa
tulisan atau rekaman telepon. SPO
pemberian informasi asuhan
berikutnya kepada dokter keluarga
Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian D : Bukti pelaksanaan evaluasi alasan
untuk mengetahui alasan pasien keluar rumah sakit
5 apakah permintaan sendiri, menolak asuhan medis, atau
D W 5 BELUM LENGKAP pasien keluar rumah sakit atas
tidak melanjutkan program pengobatan permintaan sendiri, form menolak
melanjutkan asuhan W :1. DPJP
2. perawat 3. pasien/keluarga
AKP 5.3 Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri
Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan
1 rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit tanpa R 10 SUDAH LENGKAP
pemberitahuan (melarikan diri)
R :spo pasien melarikan diri

D : Bukti pelaksanaan asesmen


keperawatan untuk identifikasi
Rumah sakit melakukan identifikasi pasien pasien menderita penyakit yang
2 menderita penyakit yang membahayakan dirinya D 0 membahayakan dirinya sendiri
sendiri atau lingkungan ( terhadap psikologis) atau
lingkungan misalnya penyakit
menular, penyakit jiwa dengan
kecendrungan bunuh diri atau
perilaku agresif.

D: Bukti pemberian informasi/


Rumah sakit melaporkan kepada pihak yang laporan kepada pihak yang
3 berwenang bila ada indikasi kondisi pasien yang D W 0 berwenang termasuk keluarga. W :
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan DPJP Staf keperawatan Staf
Rekam Medis Pasien/
keluarga
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk
AKP 5.4
memenuhi kebutuhan pasien

R : Regulasi tentang rujukan


termasuk meliputi:
1) kewajiban RS
mencari fasilitas pelayanan
1
Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan
R 10
ADA BUKU DAN FORM kesehatan yang sesuai kebutuhan
peraturan perundang-undangan pasien
RUJUKANPASIEN 2) staf yang bertanggung jawab
dalam proses pengelolaan/
penyiapan rujukan sesuai
3) proses rujukan
untuk memastikan pasien pindah
dengan aman, yang dimuat dalam
panduan AKP
D : SOP Rujukan, Bukti pelaksanaan
Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan rujukan pasien sesuai dengan
2 D W 10 kebutuhan kesinambungan asuhan
kesinambungan asuhan pasien
pasien.
proses rujukan(konfirmasi ke RS
rujukan)yang terdokumentasi. W:
1. dokter 2. Perawat 3.petugas
ambulance

Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa D : Bukti tentang fasilitas kesehatan
3 fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi D W 10 yang menerima dapat memenuhi
kebutuhan pasien yang dirujuk kebutuhan pasien yang dirujuk.
W : DPJP Staf
keperawatan Petugas
AmbulansStaf keperawatan Staf
Farmasi Petugas Ambulance
Ada kerja sama RS yang merujuk dengan RS yang D : Bukti MOU Rujukan dengan RS
4 D 0 ???
menerima rujukan yang sering di rujuk lain
AKP 5.5 Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman

Rumah sakit memiliki staf yang bertanggung jawab D : Bukti tentang penunjukan staf
dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk yang bertanggungjawab dalam
1
memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan
D W 10 SUDAH LENGKAP pengelolaan rujukan termasuk untuk
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien memastikan pasien diterima di
rumah sakit rujukan yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien. SPK
RKK SKtim ambulance. W:
DPJP Staf keperawatan  MPP
Staf klinis terkait

Selama proses rujukan ada staf yang kompeten D : Bukti pelaksanaan staf yang
2 sesuai dengan kondisi pasien yang selalu memantau D W 10 SUDAH LENGKAP kompeten sesuai dengan kondisi
dan mencatatnya dalam rekam medis pasien yang selalu memonitor dan
mencatatnya dalam rekam medis.
(lembar observasi rujukan) W: tim
ambulance Petugas pendamping
Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis
3 habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis D o W 10 SUDAH LENGKAP
D:Bukti pelaksanaan tentang serah
sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien. terima pasien antara staf pengantar
dan yang menerima O:
Lihat form serah terima pasien. W :
Staf terkait Petugas Ambulans

Rumah sakit memiliki proses serah terima pasien


4 D O W 10 SUDAH LENGKAP D : Bukti pelaksanaan tentang serah
antara staf pengantar dan yang menerima.
terima pasien antara staf pengantar
dan yang menerima. O : Lihat form
serah terima pasien. W : Staf terkait
Petugas Ambulans

Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang D : Bukti pelaksanaan pemberian
5 D 10 SUDAH LENGKAP
dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan informasi apabila rujukan yang
dibutuhkan tidak dapat
dilaksanakan.
AKP 5.6 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien

Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas


1 pelayanan kesehatan yang menerima dan nama D 10 ADA D ; Bukti form rujukan memuat nama
orang yang menyetujui menerima pasien dari fasilitas pelayanan kesehatan
yang menerima dan nama orang
yang menyetujui menerima pasien.

Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk,


2 memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan D 10 ADA D : Bukti form rujukan memuat
lebih lanjut alasan pasien dirujuk, memuat
kondisi pasien, dan kebutuhan
pelayanan lebih lanjut.

3 Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan D 10 ADA


intervensi yang sudah dilakukan D : Bukti form rujukan memuat
prosedur dan intervensi yang sudah
dilakukan.
D : Bukti pelaksanaan evaluasi proses
4 Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan D O W 0 SUDAH DILAKUKAN? rujukan dalam aspek mutu dan
keselamatan pasien keselamatan pasien. O:
Evaluasi proses rujukan. dalam
aspek mutu dan keselamatan pasien.
W: DPJP Komite/
timPMKP Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat inap
Staf keperawatan Petugas
Ambulans

AKP 5.7 Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA

D : spo yang menetapkan tentang


pasien rawat jalan yang asuhannya
kompleks sehingga memerlukan
PRMRJ meliputi:
1) kriteria
diagnosis yang kompleks
Rumah sakit telah menetapkan kriteria pasien rawat 2)
jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang kriteria asuhan yang kompleks
1 diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas D W 5 BELUM LENGKAP 3) kriteria yang memerlukan Profil
Medis Rawat Jalan (PRMRJ) meliputi poin a-d dalam
maksud tujuan Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ)

4) cara penyimpanan
PRMRJ agar mudah ditelusur ( easy
to retrieve) dan direview (EP 2)

5) Informasi
penting dalam PRMRJ disepakati
oleh Kelompok Staf Medis (EP 3).
W : DPJP Staf
keperawatan  MPP Staf klinis
terkait
Rumah sakit memiliki proses yang dapat dibuktikan
D : spo sesuai EP 1. W:
2 bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan mudah di- D W 10 SUDAH LENGKAP DPJP Staf keperawatan Staf
review
klinis terkait
Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi D : Bukti pelaksanaan tentang
3 kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu serta D W 0 evaluasi pengisian PRMJ oleh para
keselamatan pasien DPJP untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. W:
DPJP Staf klinis Staf Rekam
Medis Komite/tim PMKP

AKP 6 Rumah sakit menetapkan proses transportasi dalam merujuk, memindahkan atau pemulangan, pasien rawat inap dan rawat jalan utk memenuhi kebutuhan pasien

R: Regulasi tentang transportasi


pasien meliputi:
Rumah sakit memiliki proses transportasi pasien 1) Asesmen kebutuhan
sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi transportasi dan peralatan
pengkajian kebutuhan transportasi, SDM, obat, kesehatan sesuai dengan
1 R 10
bahan medis habis pakai, alat kesehatan, peralatan kondisipasien, diketahui dan
medis dan persyaratan PPI yang sesuai dengan ditandatangani pasein / keluarga
kebutuhan pasien 2)
Kebutuhan obat, bahan medis habis
pakai, alat kesehatan dan peralatan
medis sesuaidengankondisi pasien
dalam kendaraan transportasi
3)
Transportasi yang memenuhi
persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/
keluhan dalam proses rujukan.

Bila Rumah Sakit memiliki kendaraan transport D: Bukti pelaksanaan transportasi


2 sendiri, ada bukti pemeliharan kendaraan tersebut D O W 10 sesuai hasil asesmen. O:Bukti
sesuai dengan peraturan perundang- undangan pelaksanaan transportasi sesuai
hasil asesmen. W : Kepala
unit kerja Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat inap Staf
terkait
Sopir ambulans
Bila Rumah Sakit bekerja sama dengan jasa
transport pasien mandiri, ada bukti kerjasama
tersebut dan evaluasi berkala dari Rumah Sakit
3 D 10
mengenai kelayakan kendaraan transport,
memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan
keselamatan transportasi D : Dokumen kerjasama yang di
evaluasi

Kriteria alat transportasi yang digunakan untuk


merujuk, memindahkan, atau memulangkan pasien
ditentukan oleh Rumah Sakit (staf yang kompeten), D : SPK, RKK, SK tim ambulance,bukti
4 D W 5 pelaksanaan dekontaminasi alat
harus sesuai dengan Program PPI, memenuhi aspek
mutu, keselamatan pasien dan keselamatan transportasi sesuai PPI, Bukti
transportasi pelaksanaan penanganan
pengaduan/keluhan dalam proses
rujukan. W : 1. tim
ambulance 2. sopir ambulace 3. ppi
4.PMKP
CATATAN Capaian AKP

RS
intensif
Belum Terpenuhi

dan atau pemeriksaan penunjang diagnostik


Belum Terpenuhi
Belum Terpenuhi
FORM EDUKASI
IGD BELUM ADA
serta menolak rencana asuhan medis.

IGD

BUAT SURAT KETERANGAN


BELUM ADA EVALUASI

FORM IDENTIFIKASI PASIEN JIWA

URPAM
puan fasilitas kesehatan penerima untuk
PERLU MOU ?

MPP
KOORDINASI DENGAN POKJA SKP
KOORDINASI DENGAN POKJA SKP

J) dan tersedia untuk PPA


URDAL
AMBULANCE MANDIRI

PPI, MANAGEMEN KOMPLAIN, URDAL


Standar No urut Elemen Penilaian Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat
Semua pasien yang dirawat di RS diidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatannya melalui suatu proses pengkajian yang telah ditetapkan oleh RS
PP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pengkajian awal dan pengkajian ulang medis dan
1 keperawatan di unit gawat darurat, rawat inap dan
rawat jalan
Rumah sakit menetapkan isi minimal pengkajian
2 awal meliputi poin a) – l) pada maksud dan tujuan
Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk
melakukan pengkajian sesuai dengan ketentuan
3 rumah sakit

Perencanaanan pulang yang mencakup identifikasi


kebutuhan khusus dan rencana untuk memenuhi
4 kebutuhan tersebut, disusun sejak pengkajian awal

PP 1.1 Kebutuhan medis dan keperawatan pasien diidentifikasi berdasarkan pengkajian awal
Pengkajian awal medis dan keperawatan, termasuk
di dalamnya riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
dan beberapa pengkajian lainnya yang dibutuhkan
sesuai kondisi pasien, dilaksanakan dan
1 didokumentasikan dalam kurun waktu 24 jam
pertama sejak pasien masuk rawat inap, atau lebih
awal bila diperlukan sesuai dengan kondisi pasien

Pengkajian awal medis menghasilkan diagnosis


medis yang mencakup kondisi utama dan kondisi
2 lainnya yang membutuhkan tata laksana dan
pemantauan
Pengkajian awal keperawatan menghasilkan
kebutuhan asuhan keperawatan, intervensi atau
3 pemantauan pasien yang spesifik

Sebelum pembedahan pada kondisi mendesak,


minimal terdapat catatan singkat dan diagnosis
4 praoperasi yang didokumentasikan di dalam rekam
medik

Pengkajian medis yang dilakukan sebelum masuk


rawat inap atau sebelum pasien menjalani prosedur
di layanan rawat jalan rumah sakit harus dilakukan
dalam waktu kurang atau sama dengan 30 hari
5 sebelumnya. Jika lebih dari 30 hari, maka harus
dilakukan pengkajian ulang

Hasil dari seluruh pengkajian yang dikerjakan di luar


rumah sakit ditinjau dan/atau diverifikasi pada saat
6 masuk rawat inap atau sebelum tindakan di unit
rawat jalan

PP 1.2 Pasien dilakukan skrining risiko nutrisi, skrining nyeri, kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh dan kebutuhan khusus lainnya
Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional
yang dikembangkan bersama staf yang kompeten
1 dan berwenang

Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian


2 dari pengkajian awal
Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan
3 pengkajian gizi
Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional
4 termasuk risiko jatuh
PP 1.3 RS melakukan pengkajian awal yang telah dimodifikasi untuk populasi khusus yang dirawat di rumah sakit
Rumah sakit menetapkan jenis populasi khusus yang
akan dilakukan pengkajian meliputi poin a- m pada
1 maksud dan tujuan

Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian


tambahan terhadap populasi pasien khusus sesuai
2 ketentuan rumah sakit

PP 2 RS melakukan pengkajian ulang bagi semua pasien dengan interval waktu yang ditentukan untuk dibuat rencana asuhan lanjutan
Rumah sakit melaksanakan pengkajian ulang oleh
DPJP, perawat dan PPA lainnya untuk menentukan
1 rencana asuhan lanjutan

Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang medis


dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk
2 akhir minggu / libur untuk pasien akut

Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang oleh


perawat minimal satu kali per shift atau sesuai
3 dengan perubahan kondisi pasien

Terdapat bukti pengkajian ulang oleh PPA lainnya


dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi rumah
4 sakit

PP 3 Pelayanan Laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai peraturan perundang-undang
RS menetapkan regulasi tentang pelayanan
1 laboratorium di rumah sakit
Pelayanan laboratorium buka 24 jam, 7 hari
2 seminggu, sesuai dengan kebutuhan pasien
PP 3.1 RS menetapkan seorang yang kompeten dan berwenang bertanggung jawab mengelola pelayanan laboratorium
Direktur rumah sakit menetapkan penanggung
jawab laboratorium yang memiliki kompetensi
1 sesuai ketentuan perundang-undangan

Terdapat bukti pelaksanaan tanggung jawab


pimpinan laboratorium sesuai poin a) – e) pada
2 maksud dan tujuan

PP 3.2 Staff laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan pemeriksaan
Staf laboratorium yang membuat interpretasi telah
1 memenuhi persyaratan kredensial
Staf laboratorium dan staf lain yang melaksanakan
pemeriksaan termasuk yang mengerjakan Point- of-
2 care testing (POCT), memenuhi persyaratan
kredensial
PP 3.3 RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan regular dan pemeriksaan segera (cito)
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan kerangka
waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium
1 regular dan cito

Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi waktu


2 penyelesaian pemeriksaan laboratorium
Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi waktu
3 penyelesaian pemeriksaan cito
Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi pelayanan
4 laboratorium rujukan
PP 3.4 RS memiliki prosedur pengelolaan semua reagensia esensial dan dievaluasi secara berkala pelaksanaanya
Terdapat bukti pelaksanaan semua reagensia
esensial disimpan dan diberi label, serta didistribusi
1 sesuai prosedur dari pembuatnya atau instruksi
pada kemasannya

2 Terdapat bukti pelaksanaan evaluasi/ audit semua


reagen
PP 3.5 RS memiliki prosedur untuk cara pengambilan pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan dan pembuangan spesimen

1 Pengelolaan spesimen dilaksanakan sesuai poin a) –


d) pada maksud dan tujuan

2 Terdapat bukti pemantauan dan evaluasi terhadap


pengelolaan spesimen
PP 3.6 RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis
RS menetapkan dan mengevaluasi rentang nilai
1 normal untuk interpretasi, pelaporan hasil
laboratorium klinis
Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi
2 dengan rentang nilai normal
PP 3.7 RS melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, dievaluasi dan di catat sebagai dokumen
Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah
melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) secara
1 rutin yang meliputi poin a-e pada maksud dan
tujuan
Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah
melakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
2 secara rutin

PP 3.8 RS bekerja sama dengan laboratorium rujukan yang terakreditasi


Unit laboratorium memiliki bukti sertifikat akreditasi
1 laboratorium rujukan yang masih berlaku
Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi
kerjasama pelayanan kontrak sesuai dengan
2 kesepakatan kedua belah pihak

RS menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan dan perundang-undangan dan standar pelayanan
PP 3.9

Rumah sakit menerapkan regulasi tentang


1 penyelenggaraan pelayanan darah di rumah sakit
Penyelenggaraan pelayanan darah dibawah
2 tanggung jawab seorang staf yang kompeten
Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi mutu
terhadap penyelenggaran pelayanan darah di rumah
3 sakit

Rumah sakit menerapkan proses persetujuan


4 tindakan pasien untuk pemberian darah dan produk
darah
PP 4 Pelayanan radiologi klinik menetapkan regulasi pelayanan radiologi klinis di rumah sakit
Rumah Sakit menetapkan dan melaksanakan
1 regulasi pelayanan radiologi klinik
Terdapat pelayanan radiologi klinik selama 24 jam, 7
2 hari seminggu, sesuai dengan kebutuhan pasien
PP 4.1 Rumah Sakit menetapkan seorang yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan RIR
Direktur menetapkankan penanggung jawab
Radiologi Klinik yang memiliki kompetensi sesuai
1 ketentuan dengan peraturan perundang-undangan

Terdapat bukti pengawasan pelayanan radiologi


klinik oleh penanggung jawab radiologi klinik sesuai
2 poin a) – e) pada maksud dan tujuan

PP 4.2 Semua staff radiologi klinik mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan pemeriksaan
Staf radiologi klinik yang membuat interpretasi telah
1 memenuhi persyaratan kredensial

Staf radiologi klinik dan staf lain yang melaksanakan


pemeriksaan termasuk yang mengerjakan tindakan
2 di Ruang Rawat pasien, memenuhi persyaratan
kredensial
PP 4.3 Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik regular dan cito
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu
1 penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik
Dilakukan pencatatan dan evaluasi
2 waktu penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik
Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu
3 penyelesaian pemeriksaan cito
Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi pelayanan
4 radiologi rujukan
PP 4.4 Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur
Rumah sakit menetapkan proses pengelolaan
logistik Film x-ray, reagens, dan bahan lainnya,
1 termasuk kondisi bila terjadi kekosongan

Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta


didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau
2 instruksi pada kemasannya

PP 4.5 Rumah sakit menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan
Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik telah
1 melaksanakan Pemantapan Mutu Internal (PMI)
Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik
2 melaksanakan Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Capaian PP

0
Standar No urut Elemen Penilaian Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi
Pelayanan yang seragam dan terintegrasi diberikan untuk semua pasien sesuai peraturan perundang-undangan
PAP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) yang meliputi
1 poin 1-5 dalam gambaran umum

2 Asuhan yang seragam dan terintegrasi diberikan


kepada setiap pasien
Rencana dan pemberian asuhan diintegrasikan dan
3 dikoordinasikan antar-unit

PAP 1.1 Rencana dan pemberian asuhan pasien dibuat, diintegrasikan, dan didokumentasikan
Rumah sakit telah menerapkan rencana asuhan
untuk setiap pasien dalam waktu 24 jam setelah
1 diterima sebagai pasien rawat inap

Rencana asuhan dibuat berdasarkan data


pengkajian awal serta dievaluasi secara berkala,
2 direvisi atau dimutakhirkan serta didokumentasikan
dalam rekam medis oleh setiap PPA yang
memberikan asuhan
Instruksi berdasarkan rencana asuhan pasien dibuat
oleh PPA yang kompeten dan berwenang, dengan
3 cara yang seragam, dan didokumentasikan di CPPT

Permintaan pemeriksaan laboratorium dan


pencitraan diagnostik harus disertai alasan/indikasi
4 klinis

PAP 1.2 Prosedur diagnostik dan tindakan klinis yang diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya, serta disimpan di berkas rekam medis pasien
Prosedur diagnostik / tindakan klinis dilakukan
sesuai instruksi oleh PPA yang kompeten dan
1 didokumentasikan dalam rekam medik

Permintaan prosedur diagnostik / tindakan klinis


oleh PPA harus menyertakan alasan
2 dilakukannya prosedur/tindakan, dan hasilnya
dicatat di rekam medis pasien

Pengkajian dilakukan dan didokumentasikan dalam


rekam medis untuk pasien yang menjalani tindakan
3 invasif/berisiko di rawat jalan

PAP 2 Rumah sakit menetapkan kelompok pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi dan diselenggarakan sesuai dengan regulasi
Rumah sakit menerapkan pelayanan untuk seluruh
pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi yang
1 telah diidentifikasi

Pelayanan bagi pasien risiko tinggi dan pelayanan


risiko tinggi dilakukan oleh PPA yang kompeten
2

PAP 2.1 Rumah sakit menerapkan proses pengenalan perubahan kondisi pasien yang memburuk
Rumah sakit telah menerapkan proses pengenalan
perubahan kondisi pasien yang memburuk (early
1 warning system/EWS) dan mendokumentasikannya
di dalam rekam medik pasien
Rumah sakit memiliki bukti PPA dilatih
2 menggunakan EWS

PAP 2.2 Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit


Pelayanan resusitasi yang tersedia dan diberikan
1 selama 24 jam setiap hari di seluruh area rumah
sakit
Peralatan medis untuk resusitasi dan obat untuk
bantuan hidup dasar dan lanjut terstandar sesuai
2 dengan kebutuhan populasi pasien

Di seluruh area rumah sakit, bantuan hidup dasar


diberikan segera saat dikenali henti jantung-
paru dan bantuan hidup lanjut diberikan kurang dari
3 5 menit

Staf diberi pelatihan pelayanan bantuan hidup dasar


4 / lanjut sesuai dengan ketentuan rumah sakit
PAP 2.3 Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan panduan klinis serta prosedur yang ditetapkan rumah sakit
Rumah sakit menerapkan penyelenggaraan
1 pelayanan darah
Panduan klinis dan prosedur disusun dan diterapkan
2 untuk pelayanan darah serta produk darah
Staf yang kompeten bertanggungjawab terhadap
3 pelayanan darah di rumah sakit
PAP 2.4 Rumah sakit memberikan pelayanan khusus bagi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi lainnya
Terdapat bukti pelayanan bagi pasien risiko tinggi
1 yang telah diidentifikasi sesuai dengan regulasi
rumah sakit
Terdapat bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi
yang telah diidentifikasi sesuai
2 dengan regulasi rumah sakit

PAP 3 Rumah sakit menyediakan makanan untuk pasien rawat inap dan terapi nutrisi terintegrasi untuk pasien dengan risiko nutrisional
Berbagai pilihan makanan atau terapi nutrisi yang
1 sesuai untuk kondisi, perawatan, dan kebutuhan
pasien tersedia dan disediakan tepat waktu

Sebelum pasien rawat inap diberi makanan,


terdapat instruksi pemberian makanan dalam rekam
2
medis pasien yang didasarkan pada status gizi dan
kebutuhan pasien

Untuk makanan yang disediakan keluarga, edukasi


3 diberikan mengenai batasan- batasan diet pasien
dan penyimpanan yang baik untuk mencegah
kontaminasi
Memiliki bukti pemberian terapi gizi terintegrasi
4 (rencana, pemberian & evaluasi) pada pasien risiko
gizi

Pemantauan dan evaluasi terapi gizi dicatat di


5
rekam medis pasien
PAP 4 Pasien mendapatkan pengelolaan nyeri yang efektif
Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada
1
pengkajian awal dan pengkajian ulang
Memberi informasi kepada pasien bahwa rasa nyeri
2 dapat merupakan akibat dari terapi, prosedur, atau
pemeriksaan

Memberikan tata laksana untuk mengatasi rasa


3 nyeri, terlepas dari mana nyeri berasal, sesuai
dengan regulasi rumah sakit
Melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien
dan keluarga mengenai pengelolaan nyeri sesuai
4
dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai
yang dianut
PAP 5 Memberikan edukasi kepada seluruh PPA mengenai pengkajian dan pengelolaan nyeri
Rumah sakit menerapkan pengkajian pasien
menjelang akhir kehidupan dan dapat dilakukan
1 pengkajian ulang sampai pasien yang memasuki fase
akhir kehidupannya
Asuhan menjelang akhir kehidupan ditujukan
terhadap kebutuhan psikososial, emosional, kultural
2 dan spiritual pasien dan keluarganya

Pasien dan keluarga dilibatkan dalam pengambilan


3 keputusan asuhan
Pengingat Capaian PAP

0
Standar No urut Elemen Penilaian Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi Pengingat
Rumah sakit menerapkan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan kapasitas pelayanan, standar profesi dan perundang undangan yang berlaku
PAB 1

Rumah sakit telah menetapkan regulasi pelayanan


anestesi dan sedasi dan pembedahan meliputi poin
1 1-3 dalam gambaran umum

Pelayanan anestesi dan sedasi yang telah diberikan


dapat memenuhi kebutuhan pasien
2

Pelayanan anestesi dan sedasi tersedia 24 jam 7 hari


sesuai dengan kebutuhan pasien
3

PAB 2 Rumah sakit menetapkan penanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam adalah seorang dokter anastesi yang kompeten
Rumah sakit telah menerapkan pelayanan
1 anestesi dan sedasi secara seragam di seluruh
area seusai regulasi yang ditetapkan
Rumah sakit telah menetapkan penanggung jawab
pelayanan anestesi dan sedasi adalah seorang
dokter anastesi yang kompeten yang melaksanakan
2 tanggung jawabnya meliputi poin a) – d) pada
maksud dan tujuan

Bila memerlukan profesional pemberi asuhan


terdapat PPA dari luar rumah sakit untuk
memberikan pelayanan anestesi dan sedasi, maka
ada bukti rekomendasi dan evaluasi pelayanan dari
3 penanggung jawab pelayanan anastesi dan sedasi
terhadap PPA tersebut

PAB 3 Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai dengan regulasi dan ditetapkan rumah sakit
Rumah sakit telah melaksanakan pemberian sedasi
moderat dan dalam yang seragam di semua tempat
1 di rumah sakit sesuai dengan poin a) - f) pada
maksud dan tujuan

Peralatan dan perbekalan gawat darurat tersedia di


tempat dilakukan sedasi moderat dan dalam serta
2 dipergunakan sesuai jenis sedasi, usia, dan kondisi
pasien

PPA yang terlatih dan berpengalaman dalam


memberikan bantuan hidup lanjut (advance) harus
3 selalu mendampingi dan siaga selama tindakan
sedasi dikerjakan

PAB 3.1 Tenaga medis yang kompeten dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat dan dalam serta melaksanakan monitoring
Tenaga medis yang diberikan kewenangan klinis
memberikan sedasi moderat
1 dan dalam harus kompeten dalam poin a) – d) pada
maksud dan tujuan
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung
jawab melakukan pemantauan selama pelayanan
2 sedasi moderat dan dalam harus kompeten meliputi
poin a) – d) pada maksud dan tujuan

Kompetensi semua PPA yang terlibat dalam sedasi


3 moderat dan dalam tercatat di file kepegawaian

PAB 3.2 Rumah sakit menetapkan panduan praktik klinis. untuk pelayanan sedasi moderat dan dalam
Rumah sakit telah menerapkan pengkajian
proasedasi dan dicatat dalam rekam medis meliputi
1
poin a) - e) pada maksud dan tujuan

Rumah sakit telah menerapkan pemantauan pasien


selama dilakukan pelayanan sedasi moderat dan
2
dalam oleh PPA yang kompeten dan di catat di
rekam medik

Kriteria pemulihan telah digunakan dan


didokumentasikan untuk mengidentifikasi pasien
3
yang sudah pulih kembali dan atau siap untuk
ditransfer/dipullangkan

PAB 4 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan telah diberikan kewenangan klinis pelayanan anestesi melakukan asesmen pra-anestesi dan prainduksi
Pengkajian pra-anestesi telah dilakukan untuk setiap
pasien yang akan
1 dilakukan anastesi

Pengkajian prainduksi telah dilakukan secara


terpisah untuk mengevaluasi
2 ulang pasien segera sebelum induksi anastesi

Kedua pengkajian tersebut telah dilakukan oleh PPA


yang kompeten dan telah diberikan kewenangan
3 klinis didokumentasikan dalam rekam medis pasien

PAB 5 Risiko, manfaat, dan alternatif tindakan sedasi atau anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang dapat membuat keputusan mewakili pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi


kepada pasien dan atau keluarga atau pihak yang
1 akan memberikan keputusan tentang jenis, risiko,
manfaat, alternatif dan analagsia pasca tindakan
sedasi atau anastesi

Pemberian informasi dilakukan oleh dokter spesialis


anastesi dan didokumentasikan dalam formulir
2 persetujuan tindakan anastesi / sedasi

PAB 6 Status fisiologis setiap pasien selama tindakan sedasi atau anestesi dipantau sesuai dengan panduan praktik klinis (PPK) dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien

Frekuensi dan jenis pemantauan selama tindakan


1 anestesi dan pembedahan didasarkan pada status
praanestesi pasien, anestesi yang digunakan, serta
prosedur pembedahan yang dilakukan
Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan
panduan praktik klinis (PPK) dan didokumentasikan
2 dalam rekam medis pasien
Status pasca anestesi pasien dipantau dan didokumentasikan, dan pasien dipindahkan/ditransfer/dipulangkan dari area pemulihan oleh PPA yang kompeten dengan menggunakan kriteria
PAB 6.1 baku yang ditetapkan rumah sakit

Rumah sakit telah menerapkan pemantauan


pasien pascaanestesi baik di ruang intensif
1 maupun di ruang pemulihan dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien
Pasien dipindahkan dari unit pascaanestesi (atau
pemantauan pemulihan dihentikan) sesuai dengan
2 kriteria baku yang ditetapkan dengan alternatif a) –
c) dalam maksud dan tujuan

Waktu dimulai dan dihentikannya proses pemulihan


3 dicatat di dalam rekam medis pasien

PAB 7 Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil pengkajian dan dicatat dalam rekam medis pasien

Rumah sakit telah menerapkan pengkajian


1 prabedah pada pasien yang akan dioperasi oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
sebelum operasi dimulai
Diagnosis praoperasi dan rencana
prosedur/tindakan operasi berdasarkan
2 hasil pengkajian prabedah dan didokumentasikan di
rekam medik

PAB 7.1 Risiko, manfaat dan alternatif tindakan pembedahan didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan
Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi
kepada pasien dan atau keluarga atau pihak yang
akan memberikan keputusan tentang jenis, risiko,
manfaat, komplikasi dan dampak serta alternatif
prosedur/teknik terkait dengan rencana operasi
1 (termasuk pemakaian produk darah bila diperlukan)
kepada pasien dan atau keluarga atau mereka yang
berwenang memberi kepu

Pemberian informasi dilakukan oleh dokter


penanggung jawab pelayanan (DPJP)
2 didokumentasikan dalam formulir persetujuan
tindakan kedokteran

PAB 7.2 Informasi yang terkait dengan operasi di catat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana asuhan lanjutan
Laporan operasi memuat poin a) – h) pada maksud
dan tujuan serta dicatat pada formular / template
1 yang ditetapkan rumah sakit

Laporan operasi telah tersedia segera setelah


operasi selesai dan sebelum
2 pasien dipindah ke ruang lain untuk perawatan
selanjutnya

PAB 7.3 Rencana asuhan pascaoperasi disusun, ditetapkan dan dicatat dalam rekam medis
Rencana asuhan pascaoperasi dicatat di rekam
medis pasien dalam
1 waktu 24 jam oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP)
Rencana asuhan pascaoperasi termasuk rencana
asuhan medis, keperawatan, oleh PPA lainnya
2 berdasar atas kebutuhan pasien

Rencana asuhan pascaoperasi diubah berdasarkan


3 pengkajian ulang pasien

PAB 7.4 Perawatan bedah yang mencakup implantasi alat medis direncanakan dengan pertimbangan khusus tentang bagaimana memodifikasi proses dan prosedur standar
Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis alat implan
1 yang termasuk dalam cakupan layanannya

Kebijakan dan praktik mencakup poin a- h pada


2 maksud dan tujuan
Rumah sakit mempunyai proses untuk melacak
3 implan medis yang telah digunakan pasien

Rumah sakit menerapkan proses untuk


menghubungi dan memantau pasien dalam jangka
4 waktu yang ditentukan setelah menerima
pemberitahuan adanya penarikan / recall suatu
implan medis
Capaian PAB

0
Standar No urut Elemen Penilaian Nilai Fakta dan Analisis Rekomendasi
PROGNAS 1 Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 hari seminggu.
1 Regulasi PONEK
2 Tim PONEK
3 Program Kerja
PROGNAS 1.1 Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas kesehatan rujukan yang ada.
1 Pembinaan jejaring rujukan

2 Pelatihan/ peningkatan kompetensi secara berkala


dan evaluasinya
3 Program kerja
PROGNAS 2 Kebijakan Penurunan angka kesakitan tuberkulosis
1 Regulasi
2 Tim dan program kerja
PROGNAS 2.1 Sarana prasarana penurunan angka tuberkulosis
1 Fasilitas rajal
2 Fasilitas perawatan
3 Fasilitas penunjang
PROGNAS 2.2 Pelayanan TB
1 Tata kelola klinis TB
2 Obat
3 MDR
4 Pencatatan dan pelaporan
PROGNAS 3 Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
1 Regulasi
2 Pelayanan rujukan kasus HIV
3 Pelayanan IO
4 PITC PMTCT
5 Penyediaan ART
PROGNAS 4 Rumah sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting
1 Regulasi
2 Tim dan program kerja
3 Pelayanan kasus rujukan
4 Penguatan jejaring
5 Evaluasi program
PROGNAS 5 Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di rumah sakit beserta pemantauan dan evaluasinya.
1 Regulasi PKBRS
2 Tim dan program kerja
3 KB pasca persalinan dan pasca keguguran
4 Evaluasi program
PROGNAS 5.1 Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
1 Alt dan obat kontrasepsi
2 Ruang pelayanan KB
3 Pelayanan konseling KB
Pengingat Capaian PROGNAS

Anda mungkin juga menyukai