PMI
Pedoman Pelatihan PMI
DAFTAR ISI
Daftar isi....................................................................................................... i
BAB I : Pendahuluan
A. Umum ..................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ..................................................... 1
C. Dasar ...................................................... 1
D. Ruang Lingkup dan Tata Urut Penulisan .................... 2
E. Pengertian Pokok ...................................................... 2
BAB II : Pengorganisasian Pelatihan
A. Umum ...................................................... 3
B. Pengorganisasian Pelatihan ........................................... . 3
BAB III : Ketentuan Umum Pelatihan
A. Umum ...................................................... 4
B. Macam Pelatihan di PMI ...................................................... 5
C. Penyelenggaraan Pelatihan ........................................... 5
D. Mekanisme Penyelenggaraan Pelatihan ................................ 6
E. Kurikulum, Silabus dan Modul ........................................... 6
F. Standard Pelatihan ...................................................... 7
BAB IV : Ketentuan Umum Pelatih
A. Jenis Pelatih ...................................................... 9
B. Persyaratan Umum Pelatih PMI ........................................... 9
C. Pelatih PMI ..................................................... 9
D. Kedudukan Pelatih ...................................................... 9
E. Jenjang Pelatih ...................................................... 10
BAB V : Ketentuan Umum Peserta Pelatihan
A. Kriteria / Kualifikasi ...................................................... 15
B. Hak Peserta ...................................................... 17
C. Kewajiban Peserta ...................................................... 17
D. Peranan Peserta ...................................................... 17
BAB VI : Merenvanakan Pelatihan
A. Mengidentifikasi Kebutuhan Pelatihan ................................ 18
B. Menetapkan Tujuan Pelatihan ................................ 19
C. Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Merencanakan Pelatihan 20
D. Evaluasi ...................................................... 20
BAB VII : Melaksanakan Pelatihan
Tahap-tahap Pelasanaan Pelatihan ........................................... 21
BAB VIII : Metode Pelatihan
A. Metode Buka Otak ...................................................... 24
B. Metode Ceramah ...................................................... 25
C. Metode Curah Pendapat...................................................... 27
D. Metode Diskusi ...................................................... 29
E. Metode Tanya Jawab ...................................................... 35
F. Metode Kotak Terbuka ...................................................... 37
G. Metode Peragaan ...................................................... 39
H. Praktek ...................................................... 40
I. Skenario Simulasi ...................................................... 41
J. Metode Bermain Peran ...................................................... 42
K. Metode Kunjungan Lapangan ........................................... 44
i
Pedoman Pelatihan PMI
Daftar Isi
ii
Pedoman Pelatihan PMI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab 1 – Pendahuluan
1
Pedoman Pelatihan PMI
I. Pendahuluan
D. RUANG LINGKUP DAN
II. Pengorganisasian Pelatihan
TATA URUT PENULISAN
III. Ketentuan Umum Pelatihan
IV. Ketentuan Umum Pelatih
V. Ketentuan Umum Peserta Pelatihan
VI. Merencanakan Pelatihan
VII. Melaksanakan Pelatihan
VIII. Metode Pelatihan
IX. Media Pelatihan
X. Sertifikat dan AtributEvaluasi,
XI. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi
XII. Penutup
1. Pedoman :
E. PENGERTIAN POKOK
Petunjuk yang harus dijadikan pegangan bagi
Pengurus, Pembina dan Pelatih PMI untuk
menyelanggarakan suatu fungsi utama atau fungsi
teknis PMI.
2. Pelatihan :
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan pengajaran, latihan dan bimbingan
peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan
bagi peranannya di masa yang akan datang.
3. Pelatih :
Seseorang yang mempunyai kemampuan
memfasilitasi, mendidik dan untuk melatih para
anggota PMR, KSR, TSR, Staf dan Pengurus PMI
maupun anggota masyarakat umum, agar mereka
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
Kepalangmerahan yang dibutuhkan.
Bab 1 – Pendahuluan
2
Pedoman Pelatihan PMI
BAB II
PENGORGANISASIAN PELATIHAN
BAB III
KETENTUAN UMUM PELATIHAN
ANGGOTA PMI
Pelatihan Pelatihan
ORTALA Management Teknis Pelayanan
Perkantoran
4
Pedoman Pelatihan PMI
3. Pelatihan PMR :
a. Pelatihan anggota PMR Mula.
b. Pelatihan anggota PMR Madya.
c. Pelatihan anggota PMR Wira.
d. Orientasi Pembina PMR
C. Penyelenggara Pelatihan
Cabang Cabang-Cabang
Daerah
Pusat Daerah-Daerah
Penentuan Pengumuman
Pelatih
5
Pedoman Pelatihan PMI
Penyelenggara Pelatihan
1. Pelatihan Teknis kepalangmerahan, Pelatihan Pelatih dan
Pelatihan manajemen di PMI dapat dilaksanakan oleh PMI
Pusat, PMI Daerah maupun PMI Cabang, dengan
ketentuan memenuhi standar penyelenggaraan pelatihan
di PMI.
2. Bagi PMI Cabang / Daerah yang akan mengadakan
pelatihan, namun tidak memiliki tenaga Pelatih yang
memiliki kompetensi sesuai yang diharapkan, maka PMI
Cabang / Daerah tersebut dapat mendatangkan Pelatih
dari Cabang atau Daerah lainnya yang telah mempunyai
Pelatih sesuai standar yang dibutuhkan.
3. Bagi PMI Cabang / Daerah yang akan mengadakan
pelatihan, namun tidak memiliki media / sarana pelatihan
dan kapasitas pendanaan serta pendukung lainnya, maka
PMI Cabang / Daerah tersebut dapat mengirimkan,
pesertanya yang telah memenuhi kriteria pada pelatihan
yang diadakan oleh Cabang / Daerah lainnya.
6
Pedoman Pelatihan PMI
F. Standard Pelatihan
SERTIFIKAT
Output
Input Proses Nilai
Kriteria
Peserta
Pelatih Kurikulum Kapasitas - +
Methode
Media X Lulus
- +
+ -
X Ikut Serta
Pelatihan
Kirim Peserta
ke daerah lain
7
Pedoman Pelatihan PMI
1. Input
Pada tahap ini benar – benar harus diperhatikan adanya
kriteria peserta yang akan mengikuti pelatihan secara jelas.
Sehingga perlu diadakan seleksi terhadap calon peserta
pelatihan.
3. Output
Penilaian terhadap peserta Pelatihan apakah lulus atau
tidak . Bagi yang tidak lulus maka dapat diberi kesempatan
mengulang pada pelatihan yang sama di masa mendatang.
Sehingga pelatihan disebut sesuai standar apabila terpenuhi
input(positif), proses (positif), dan Output (positif)
8
Pedoman Pelatihan PMI
BAB IV
KETENTUAN UMUM PELATIH
E. JENJANG PELATIH Staf dan Relawan yang telah mengikuti Pelatihan Pelatih
PMI, harus mengikuti penjenjangan Pelatih pada bidang
materi yang dipilihnya, yakni :
1. Asisten Pelatih
2. Pelatih, dan
3. Pelatih Utama
Asisten
Pelatihan
Pelatih
Pelatih
Pelatihan Teknis
Pelaku
Penjelasan
3. Kriteria khusus
2. Pelatih
a. Peran Pelatih
1. Bertanggung jawaba penuh terhadap penyampaian
materi.
2. Mengupayakan tercapainya tujuan pelatihan.
3. Memberikan arahan kepada asisten pelatih untuk
mensukseskan proses pelatihan.
b. Syarat dan Kriteria
Syarat untuk menjadi pelatih harus memenuhi Kriteria
sebagai berikut:
1. Telah mengabdikan diri sekurang-kurangnya 1 tahun
sejak pelatihan pelatih.
2. Melaksanakan 10 X pendampingan dan memenuhi
standard minimum penilaian kualitas dibuktikan
dengan catatan pendampingan pelatih.
3. Bersedia mengabdikan keahlian dan ketrampilannya
sekurang-kurangnya 3 tahun sejak dinyatakan
sebagai pelatih
4. Dinyatakan layak sebagai pelatih oleh PMI dibuktikan
dengan sertifikasi Pelatih
c. Hak Pelatih
1. Dimobilisasi oleh PMI sesuai dengan kompetensinya
jika dibutuhkan
2. Memberikan saran terkait peningkatan kualitas
pelatihan
3. Memberikan penilaian terhadap penilaian kualitas
pelatih pendamping
4. Berhak untuk ikut serta dalam seleksi pelatih inti.
5. Menerima fasilitas pelatihan (honor, akomodasi,
transportasi, konsumsi).
d. Kewajiban
1. Melaksanakan tugas melatih sesuai kompetensinya.
2. Mematuhi peraturan organisasi PMI.
3. Menjaga nama baik dan citra organisasi PMI, dengan
berpegang pada prinsip Dasar gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional.
4. Menerapkan kurikulum/silabus, modul yang telah
distandarisasikan PMI
5. Mengevaluasi peserta, materi, metoda dan media
serta proses pelatihan.
6. Menyesuaikan diri dan mematuhi peraturan, tata tertib
ditempat diadakanya pendidikan/pelatihan seperti di
sekolah / Perguruan tinggi / Instansi lain dan di
masyarakat.
7. Memberikan arahan dan bimbingan kepada Asisten
Pelatih dalam rangka mencapai tujuan pelatihan.
8. Mengendalikan seluruh proses pelatihan sesuai
dengan kompetensinya.
BAB V
KETENTUAN UMUM PESERTA PELATIHAN
15
Pedoman Pelatihan PMI
5. Peserta Pelatihan PMR, Untuk mengikuti Pelatihan PMR, KSR dan Orientasi bagi
KSR dan Orientasi TSR TSR kriterianya dapat dilihat pada pedoman PMR dan
Relawan PMI. Dapat ditambahkan persyaratan lain ( bila
itu terkait untuk kepentingan muatan lokal ) di Cabang /
Daerahnya masing – masing.
16
Pedoman Pelatihan PMI
17
Pedoman Pelatihan PMI
BAB VI
MERENCANAKAN PELATIHAN
Mengidentifikasi dan
menggambarkan
kesenjangan pelaksanaan
kegiatan
Menentukan
sebab
kesenjangan
Mengidentifikasi kesenjangan
tersebut
disebabkan kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan
Menentukan apakah
pelatihan
adalah solusi yang
tepat
Ya Tidak
Pelatihan
BAB VII
MELAKSANAKAN PELATIHAN
BAB VIII
METODE PELATIHAN
OTAK
PIKIR/KRITIS
OTAK EMOSI
OTAK HIDUP
mengajukan pertanyaan.
c. Biarkan peserta mengajukan pertanyaan.
d. Gunakan metoda-metoda lain untuk menyertai
ceramah, seperti media pelatihan (misalnya; diagram,
model), ini meningkatkan ingatan para peserta
tentang informasi/pesan yang diberikan.
e. Berikan hanya informasi yang bermanfaat pada para
peserta.
f. Minimisasi jumlah inti ceramah. Ini akan
meningkatkan pemahaman peserta tentang ceramah
yang diberikan.
g. Berikan hanya contoh-contoh yang relevan dengan
para peserta.
h. Kalau mungkin dan memadai, beri peserta
rangkuman cerama tersebut.
Contoh :
Ucapkanlah salam “selamat pagi atau asalamu’alaikum”,
“Nama saya Bambang”
“Saya bekerja sebagai guru di SMUN I”
“Saya belajar P3K, enam tahun yang lalu”
“Saya belajar untuk menjadi pelatih P3K, dua tahun yang
lalu”
“Dan sekarang saya senang berada di disini untuk
berbagi pengalaman dengan seluruh peserta”
“Dan sekarang akan sama-sama belajar lebih banyak
tentang P3K”
RANGKUMAN
Metoda ceramah merupakan metoda pelatihan yang
paling efektif, yang walaupun begitu, biasa digunakan.
RANGKUMAN
Metoda ceramah (yang monoton) merupakan metoda
pelatihan yang paling tidak efektif, walaupun begitu
biasanya sering digunakan, Metoda ceramah saja tidaklah
mencukupi, metoda ini harus digunakan bersama dengan
metoda-metoda pelatihan lainnya.
C. CURAH PENDAPAT
Curah pendapat adalah metoda pembelajaran yang
bertujuan agar peserta bisan dengan cepat
mengumpulkan banyak ide, dan menstimulus setiap
peserta untuk mencari ide. Bagi pelatih yang baik tidak
akan mengkritik setiap ide yang sampaikan peserta,
malahan sebaiknya semua ide itu dicatat, setelah itu
dilakukan penyeleksian bersama-sama antara pelatih dan
peserta.
RANGKUMAN
8. Diskusi Panel
PANELIS/
“PESERTA”
PESERTA
PELATIH
RANGKUMAN
peserta.
h. Mengajak peserta agar berperan aktif selama sesi
yang diadakan.
i. Mengetahui apa yang telah peserta ketahui dengan
topik yang dibahas.
j. Mengukur kecenderungan respon peserta terhadap
topic yang dibahas.
k. Melatih peserta untuk belajar bertanya dan menjawab
dengan baik.
l. Mengetahui tingkat pemahaman peserta tentang topic
pembahasan.
m. Melakukan pelatihan dengan pendekatan individual.
RANGKUMAN
RANGKUMAN
KOMUNIKASI
BERPIKIR
MEMPERAGA
KAN
akan diperagakan.
c. Pastikan tempat peragaan memadai.
d. Jelaskan keterkaitan materi dengan peragaan.
e. Jelaskan langkah-langkah peragaan
f. Beri tugas seluruh peserta untuk menjadi pengamat atas
peragaan.
g. Lakukan peragaan dengan perlahan-lahan, bila perlu
sertai dengan penjelasan/narasi.
h. Setelah selesai, mintalah tanggapan peserta dengan
ditunjuk secara acak.
i. Buatlah kelompok untuk memperagakan ulang.
j. Sediakan waktu yang cukup agar tiap-tiap kelompok
berlatih.
k. Minta tiap-tiap kelompok untuk memperagakan.
l. Lakukan kilas balik dengan minta peserta atau kelompok
untuk menyampaikan tanggapannya.
m. Tutuplah dengan memberikan kesimpulan.
2. Kelebihan Praktek
g. Bila dilakukan secara berkelompok dapat menumbuhkan
kebersamaan antar peserta.
h. Dapat melibatkan seluruh peserta secara aktif.
i. Dapat menggairahkan konsentrasi peserta.
j. Dapat dirasakan bagaimana realisasinya dari sebuah
teori.
k. Materi akan lebih kuat diingat oleh peserta, karena
melibatkan kognitif, afektif dan psikomotor.
l. Bila ternyata dilapangan dituntut untuk melakukan, maka
tidak akan gamang, ragu, hawatir dan takut untuk
melakukannya.
3. Kekurangan Praktek
m. Tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat
n. Peserta yang sulit memahami, cenderung akan prustasi.
o. Dalam pelaksanaan sulit didapatkan praktek dengan
sempurna.
I. SKENARIO SIMULASI
Metode scenario simulasi adalah sebuah metoda untuk
membaerikan gambaran nyata yang konprehensif yang
dimungkinkan akan dirasakan di lapangan, dengan suasana,
situasi dan kondisi yang disesuaikan dengan tuntutan
lapangan nantinya. Dalam prakteknya simulasi dapat
dilakukan tanpa memberitahu peserta atau kelompok
tentang situasi dan kondisinya.
K. METODA KUNJUNGAN
LAPANGAN Metoda Kunjungan Lapangan akan memberikan pengalaman
langsung bagi peserta dengan menyadari kelebihannya dan
kekurangannya bila disesuaikan dengan teori yang
dipelajarinya.
L. METODA PERMAINAN
Metode permainan adalah sebuah metode yang menuntut
menjadikan bermain menjadi media pembelajaran, atau untuk
mengarahkan pada tujuan pembelajaran dengan mengikuti
sebuah permainan.
Contoh :
menjemukan.
f. Tidak bisa menggapai emosi seluruh peserta.
g. Akan ada sebagian peserta yang tidak memperhatikan.
Contoh :
Isi Ceritera :
Di banyak Negara orang diharapkan dan didorong untuk
bekerjasama. Orang juga diharapkan untuk berpartisipasi
dalam perayaan, tetapi pada saat yang bersamaan terjadi
musibah, maka perlu menunjukkan simpati kepada mereka
yang berduka atau menghadapi penderitaan. Untuk
mengajarkan tentang konsekuensi anti social, sebuah
ceritera yang umum diceriterakan. Inti cerita bisa disingkat
sebagai “Yidak ada orang yang bisa hidup sendirian”
N. PEDOMAN UNTUK MEMILIH
METODA Metoda pelatihan yang dipilih pelatih akan menentukan
seberapa banyak yang akan diperoleh peserta dari
pelatihan tersebut. Di bawah ini adalah rangkuman
mengenai metoda pelatihan dan seberapa efektifkah dari
kebutuhan peserta dalam pengetahuan, keterampilan atau
menerapkan sikap yang baik.
Drama
Catatan :
_ : Tidak efektif
+/- : Mungkin effektif, mungkin tidak
+ : Efektif
++ : Sangat efektif
+++ : Paling efektif
BAB IX
MEDIA PELATIHAN
B. Media pelatihan Visual Media pelatihan visual adalah media pelatihan yang
dapat ditangkap oleh indra penglihatan sehingga bisa
dilihat oleh peserta. Menurut karakteristiknya, media
visual terbagi dalam projected (penampilannya perlu
proyeksi) dan non projected (tidak perlu diproyeksikan).
Contoh media pelatihan visual yaitu: Ilustrasi, Overhead
Projector (OHP), Papan Tulis dan Flipchart.
B.1. Ilustrasi Ilsutrasi bisa berupa gambar, foto atau simbol yang
digunakan untuk membantu menjelaskan situasi
tertentu.
1. Ilustrasi bisa digunakan bila:
a. Menginginkan suatu keterangan dapat dipahami
secara jelas.
b. Peserta membutuhkan satu gambaran mental
mengenai satu topik.
c. Peserta pelatihan tidak dapat membaca dan
menulis.
2. Kelebihan ilustrasi
a. Peserta lebih mudah belajar dengan melihat
ilustrasinya.
b. Lebih mempunyai daya tarik bagi peserta bila
dibuat dengan jelas.
3. Kekurangan
a. Peserta mungkin tidak memahami ilustrasi
tersebut.
b. Bila tidak direncanakan dengan baik ilustrasi
dapat mengcaukan pesan yang akan
disampaikan.
c. Ukurannya mungkin terlalu kecil untuk bisa dilihat
oleh semua peserta
d. Perlu disesuaikan dengan kondisi dan budaya
setempat.
4. Cara menggunankan ilustrasi dengan baik:
a. Terangkan dengan jelas pesan yang sedang anda
coba sampaikan.
b. Ilustrasi harus sederhana, menunjukkan hal-hal
penting dan tidak rinci.
c. Ilustrasi harus diberi judul.
d. Ukuran harus memadahi sehingga setiap orang
bisa melihat ilustrasi tersebut.
e. Ilustrasi tersebut haris berhubungan dengan cara
peserta dalam memahami sesuatu.
2. Kekurangan
a. Butuh waktu tersendiri untuk memrogram materi
C. Media pelatihan Audio Media pelatihan Audio Visual adalah media pelatihan
Visual yang dapat ditangkap oleh baik itu indra penglihat
maupun indra pendengaran sehingga bisa dilihat
sekaligus didengar oleh peserta. Contoh media pelatihan
Audio Visual, yaitu: Video, Film, dan LCD.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan televisi
b. Peralatannya sangat mahal
c. Peralatan tersebut tidak mudah dibawa kemana-
mana
d. Penggunaan video tergantung pada ada tidaknya
tenaga listrik
e. Peralatan mungkin rusak walau tenaga listrik ada
bahkan tertidur.
f. Buat rangkuman pada akhir pertunjukan video
dan tindaklanjuti dengan pemberian tugas.
1. Kelebihan
a. Bisa mempersiapkan materi sebelumnya sehinga
menghemat waktu sesi.
b. Bisa menampilkan bermacam-macam bentuk
data.
c. Tampilan materi bisa menarik perhatian peserta.
d. Peserta mudah mendapatkan copy materi baik
2. Kekurangan
a. Memerlukan peralatan pendukung, seperti
komputer, layar projektor, listrik untuk
penggunaannya.
b. Memerlukan pelatihan khusus untuk
menggunakannya
c. Memerlukan perawatan khusus
d. Peralatan yang dipakai relatif mahal dan rentan
bagi orang yang tidak bisa menggunakannya
e. Memerlukan computer dengan spesifikasi yang
cocok dengan LCD-nya
3. Cara menggunakan dengan baik
b. Persiapkan peralatan pendukung dengna baik
sebelum sesi pelatihan dimulai.
c. Persiapkan materi sebelum pelatihan dimulai,
sesuaikan dengan konteks dan peserta pelatihan
d. Periksa tampilan LCD semaksimal mungkin agar
seluruh peserta bisa melihatnya dengan jelas
e. Jangan berdiri didepan projector, atur posisi
pembicara untuk meminimalisasi menutupi layar
dari penglihatan peserta.
f. Persiapkan copy handout materi ke peserta agar
memudahkan mereka mengikuti isi materi selama
pelatihan
g. Persiapkan data-data pendukung yang berkaitan
dengan pelatihan agar bisa diperlihatkan kepada
peserta
1. Kelebihan
a. Merupakan penyampaian pesan kepada
masyarakat
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat
c. Mudah dipelajari dan memperlancar proses
belajar
d. Bisa digunakan kapan saja
e. Bila peserta mengenal lagu/ puisinya, mereka
akan mengingat pesan-pesannya
f. Biasanya akan diterima secara budaya
2. Kekurangan
a. Pesan-pesannya mungkin tidak jelas
b. Pesan-pesannya bisa kabur, kalau pelatih tidak
menjelaskan penjelasan
c. Kata-kata yng digunakan dalam lagu mungkin
tidak bisa dipahami dengan mudah
d. Mungkin ada yang tersinggung oleh pesan-pesan
dalam lagu tersebut terutama bila tidak
mempunyai konteks kultural
3. Cara menggunakan dengan baik
a. Kaitkan pesan dalam lagu/ puisi dengan topik dan
konteks budaya
b. Hindari memberi terlalu banyak pesan dalam
lagu/ puisi
c. Kata -kata dalam lagu tersebut ditulis di papan
tulis atau kertas untuk memperlacar proses
belajar
d. Pastikan pengulangan lagu/ puisi untuk
meningkatkan daya ingat peserta terhadap pesan
tersebut
e. Lagu/ puisi tersebut harus menarik
BAB X
SERTIFIKAT DAN ATRIBUT
1. Sertifikat, atau
2. Piagam Penghargaan
2. Pin
Bentuk pin terdiri dari :
a. Untuk asisten pelatih: pin bulat warna dasar
hijau bertuliskan asisten pelatih.
b. Untuk Pelatih : Pin bulat warna dasar kuning
bertuliskan Pelatih
c. Warna Dasar coklat untuk pelatih Utama.
3. Lencana :
a. Dibuat dari plastik dengan warna dasar biru dongker,
4. Badge :
Dibuat dari kain dengan disablon atau dibordir, warna
dasar putih berbentuk bundar dengan lambang PMI di
gtengah dan bertuliskan Pelatih dan Palang Merah
Indonesia dan ukuran garis tengah 10 cm. Dipakai
sebagai tanda pengenal Pelatih PMI.
5. Tanda Lokasi
Tanda lokasi yaitu dimana Pelatih itu bernaung. Dibuat
dari kain berwarna dasar putih berbentuk lengkung,
dengan garis tepi hitam, misalnya Pelatih yang
bernaung di PMI Cabang Kab. Bandung, ditulis Kab.
Bandung, Pelatih yang bernaung di PMI Daerah Jawa
Timur, ditulis Jawa Timur, sedangkan Pelatih yang
bernaung di bawah Markas Besar PMI, ditulis Markas
Besar PMI. Ini juga dipakai sebagai tanda pengenal PMI
tempat bernaungnya Pelatih PMI yang bersangkutan.
6. Nama Dada :
Dibuat dari plastik berwarna hitam berbentu persegi
panjang dengan tulisan nama, berukuran 8 x 2 cm.
7. Topi / pet :
a. Dibuat dari kain katun berwarna biru dongker.
Dipakai sebagai tanda pengenal Pelatih PMI dan juga
sebagai tutup kepala apabila berada di luar ruangan atau
di lapangan ketika bertindak sebagai Pelatih PMI.
BAB XI
MONITORING, EVALUASI DAN SUPERVISI
BAB XII
PENUTUP
Oleh karenanya diharapkan segenap Pengurus, Staff, Pembina, Pelatih dan Relawan
dapat memperoleh manfaat sebesar mungkin dari buku Pedoman ini
Bab 11 – Penutup
65
Pedoman Pelatihan PMI
LAMPIRAN 1
5. Menetapkan peserta
7. Membuat dan mengirim surat undangan untuk mengikuti pelatihan, yang berisi,
antara lain:
f) Hal-hal yang perlu dibawa peserta, antara lain Surat Tugas, Pas- foto dan
lain-lainnya yang dianggap perlu.
g) Jadwal pelatihan.
8. Menghitung kebutuhan materi pelatihan (buku saku dan modul pelatihan) dan
sertifikat pelatihan
10. Menjelaskan kepada para fasilitator bahwa mereka harus menyediakan waktu
untuk menfasilitasi seluruh proses pelatihan.
11. Meminta kesediaan pejabat terkait (dari persyarikatan atau dinas kesehatan
setempat) untuk memberikan pengarahan dan membuka/menutup pelatihan.
13. Memastikan bahwa materi pelatihan dan Sertifikat Pelatihan sudah tersedia dalam
jumlah yang cukup sesuai jumlah peserta latih
b) jadwal pelatihan
Satu hari sebelum pelatihan, panitia harus sudah berada dilokasi pelatihan untuk
melakukan pengecekan terhadap hal-hal berikut:
16. Materi pelatihan dan kelengkapan peserta (papan nama, alat-tulis dll)
17. sudah disiapkan untuk tiap peserta
18. Kamar untuk peserta, panitia dan fasilitator sudah siap untuk digunakan
19. Ruangan belajar dan sekretariat sudah siap untuk digunakan, seperti:
a) satu ruangan yang cukup luas untuk menampung semua peserta, fasilitator,
panitia dan para undangan
b) lima ruangan yang lebih kecil untuk diskusi kelompok dan dalam setiap
ruangan harus tersedia:
- meja dan kursi untuk peserta dan fasilitator
20. Persiapan konsumsi untuk peserta dan panitia yang sudah tiba ditempat pelatihan
LAMPIRAN 2
Pre test dan pos test adalah media evaluasi untuk mengukur keberhasilan
pelatihan, maka materi evaluasinya adalah mencakup seluruh materi yang
akan atau sudah diberikan kepada peserta dengan soal yang sama antara pre
test dan post test. Bentuk soal pre dan post test adalah pilihan ganda. Soal-
soal untuk post test sama dengan pre test.
1. Pre Test
2. Post test
B. Evaluasi Sessi
Setiap sessi peserta latih diminta untuk mengisi lembar evaluasi sessi anonym
(tanpa identitas). Kuesioner ini harus segera dikompilasi untuk memperbaiki sessi
berikutnya dan menjadi bahan evaluasi (untuk dianalisa) pada evaluasi harian
fasilitator.
EVALUASI SESSI
PELATIHAN ……………………………………..
Berilah tanda rumput (√) atau beri informasi yang diminta bila diperlukan :
2. Bagian mana dari sessi ini yang menurut anda paling menarik ?
……………………..……………………………………………………….
………………………………………………………………………………
3. Bagian mana dari sessi ini yang menurut anda paling sulit ?
………………………………………………………………………………
5. Apa yang menurut anda seharusnya dilaksanakan dengan cara lain untuk
memperlancar proses belajar ?
………………………………………………………………………………
C. Evaluasi Harian
Setiap hari setelah pembahasan materi, peserta latih diminta untuk mengisi
kuesioner harian. Kuesioner ini harus segera di kompilasi (oleh anggota Panitia)
dan merupakan bahan diskusi (untuk di analisa) pada pertemuan harian
fasilitator.
Contoh :
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda dengan ketentuan
sebegai berikut :
C. Metoda Pelatihan
1. Ceramah 1 2 3 4
2. Diskusi 1 2 3 4
3. Peragaan 1 2 3 4
4. Curah Pendapat 1 2 3 4
5. Bermain peran / Simulasi 1 2 3 4
6. Tanya jawab 1 2 3 4
7. Berceritera 1 2 3 4
8. Kunjungan lapangan 1 2 3 4
9. Penggunaan materi rujukan 1 2 3 4
10. Media pelatihan 1 2 3 4
11. Bahasa yang digunakan 1 2 3 4
2. Sessi ini memupuk tim kerja dan kerjasama antar peserta pelatihan:
1 2 3 4
E. Pelatih
F. Manfaat
7. dan seterusnya
H. Gairah Sessi
1. Sessi hari ini yang kurang menarik menurut pendapat saya adalah :
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
Ini dilaksanakan pada saat peserta-latih menyelesaikan soal-soal latihan modul, evaluasi akhir modul dan praktek
studi kasus.
Maksud dari pengamatan ini, yaitu:
- untuk mendorong peserta-latih menyelesaikan semua latihan dalam modul
- untuk mendorong fasilitator memeriksa semua pekerjaan peserta-latih
- untuk mengidentifikasi peserta-latih yang masih perlu mendapat perhatian.
Pengamatan dilakukan oleh fasilitator dengan menggunakan Formulir Kemajuan Peserta seperti yang terdapat pada
lampiran. Cara penggunaan formulir tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam Buku Pedoman Fasilitator.
FORMULIR KEMAJUAN PESERTA
Nama Fasilitator: ………………………………. Hari/Tanggal: ………………………………
Berilah tanda rumput ( ) pada kotak yang sesuai bila peserta telah menyelesaikan latihan dengan benar, table disesuaikan
dengan modul pelatihan.
Pada akhir pelatihan, peserta latih diminta untuk mengisi kuesioner Evaluasi
Penyelenggaraan Pelatihan.Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan berguna
sebagai masukan untuk memperbaiki mutu penyelenggaraan pelatihan
angkatan berikutnya.
A. Berilah tanda rumput ( ) pada kotak yang paling mendekati dengan pendapat
anda terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini:
dengan
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, dengan
sangat cukup kurang
Saya mampu: baik
baik
1. menjelaskan garis besar konsep Islam
tentang kesehatan.
2. menjelaskan peran PMI dalam
penanggulangan TBC dengan strategi
DOTS
3. menjelaskan peran dan tugas Relawan PMI
dalam penanggulangan TBC dengan
strategi DOTS.
B. Lingkarilah angka yang paling sesuai dengan penilaian anda, dan berikan komentar:
1 2 3 4 5
sama sekali tepat sekali
tidak tepat
Komentar anda:
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Seberapa puas anda dengan materi yang digunakan dalam pelatihan ini?
1 2 3 4 5
sama sekali puas sekali
tidak puas
Komentar anda:
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
1 2 3 4 5
sama sekali puas sekali
tidak puas
Komentar anda:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Seberapa puas anda dengan ruang kelas / ruang diskusi dan akomodasi?
1 2 3 4 5
sama sekali puas sekali
tidak puas
Komentar anda:
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
C. Berilah tanda rumput ( ) pada kotak yang paling mendekati dengan pendapat
anda sehubungan dengan materi yang dipelajari dan tugas anda:
sangat Sebagian tidak
Modul berguna
berguna berguna berguna
Modul 1: PMI dan Penanggulangan
TBC
Modul 2: Tuberkulosis dan
Penanggulangannya
Modul 3: Komunikasi Efektif
E. Apakah anda mempunyai komentar lain atau saran untuk memperbaiki pelatihan
ini? Sebutkan!
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………
LAMPIRAN 3
Ya Tidak
1. Apakah latar belakangnya?
a. Siapa yang mengajukan permintaan?
b. Apa yang mendorong permintaan itu?
c. Kelompok/ bagian apa yang terpengaruh
d. Siapa yang membutuhkan pelatihan?(jika dipertimbangkan)
2. Kinerja apa yang mengalami kesenjangan?
a. Apakah detailnya
b. Apakah input kinerja itu?
c. Apakah output kinerja (standard)?
d. Apakah pekerjaan yang nyata?
e. Apakah deskripsi biaya atau akibatnya?
f. Seberapa pentingya itu?
3. Apakah system penghargaan diikutsertakan?
a. Apakah anggota/ pegawai/ volunteer mendapat penghargaan
secara teratur?
b. Bagaimana mereka menerimanya?
c. Apakah mereka tahu apa yang harus dikerjakan dan kapan
mengerjakan?
d. Apakah penghargaan itu berkaitan dengan tugas/ fungsi?
e. Apakah penghargaan tersebut disampaikan tepat waktu?
4. Apakah termasuk faktor motivasi/ insentif?
a. Apakah melaksanakan kerja dengan efektif mengarah kepada
hasil/ outcome yang memuaskan bagi pegawai/ anggota/
volunteer?
b. Apakah ada outcome yang tidak memuaskan bagi pekerjaan
yang jelek?
c. Apakah ada tekanan dalam melaksanakan tugas?
d. Apakah standard pelaksanaan konflik, tidak jelas atau tidak
ada?
e. Apakah kebanggaan diri berkaitan dengan pelaksanaan tugas?
5. Apakah faktor desain pekerjaan organisasi dimasukkan?
a. Apakah persaingan tanggung-jawab mencegah/ menghambat
kinerja yang baik?
b. Apakah terjadi kekurangan prosedur/ metode yang cocok?
c. Apakah ada ketidaksepakatan tentang metoda/ prosedur yang
cocok?
d. Dapatkah pekerjaan diubah untuk meningkatkan kinerja?
e. Apakah ada struktur pelaporan organisasi, rantai komando dan
arus pekerjaan yang jelas?
6. Apakah faktor lingkungan termasuk di dalamnya?
E. Meneliti Kesenjangan
Investigasi Peserta
Sumber-sumber untuk memeriksa calon peserta pelatihan, yaitu:
1. Catatan umum organisasi
2. Catatan umum kepegawaian
3. Pelatih sebelumnya
4. Atasan dalam organisasi
5. Riwayat pekerjaan
6. Peserta itu sendiri, dll
Pada akhir analisis, ada diwajibkan menyusun laporan yang berkaitan dengan apa yang
anda peroleh berupa temuan dan rekomendasi anda. Dalam laporan, akan dijelaskan
apakah diperlukan pelatihan atau tidak, sebagai pemecahan yang lebih baik. Laporan
hasil analisis dapat dijadikan sebagai sumber dokumen yang berharga untuk
pengembangan kegiatan selanjutnya.
a. Pendahuluan
1. Pernyataan Masalah
2. Latar belakang
3. Pengujian awal
4. Prosedur untuk analisis kebutuhan
b. Temuan
1. Identifikasi permasalahan
2. Sebab-sebab permasalahan
3. Hasil/ akibat permasalahan
c. Alternatif pemecahan
1. Penjelasan tentang pemecahan
No action
Pelatihan
Tindakan tapi bukan termasuk pelatihan
2. Perbandingan pemecahan
3. Masalah yang terkait dengan pemecahan tersebut
d. Rekomendasi Pemecahan
1. Deskripsi pemecahan secara mendetail
2. Ratio untuk pemilihan pemecahan
3. Populasi yang dipengaruhi oleh hasil keputusan
f. Lampiran-lampiran
1. Biaya pelaksanaan analisis kebutuhan
2. Alat-alat pengumpulan data
3. Data mentah
PETUNJUK TEKNIS
TENTANG
PENYELENGGARAAN DIKLAT
SDM
PALANG MERAH INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS
TENTANG
PENYELENGGARAAN DIKLAT SDM PALANG MERAH INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kapasitas SDM1 PMI dilaksanakan salah satunya melalui pendidikan
dan pelatihan (diklat), yang dirancang sesuai dengan kebutuhan orgasisasi,
sehingga SDM PMI dapat melaksanakan fungsi manajemen dan pengembangan
organisasi, serta pelayanan teknis kepalangmerahan.
B. Tujuan
Memberikan acuan bagi PMI Pusat dan Daerah2 dalam hal penyelenggaraan diklat
SDM PMI yang terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
BAB II
PENYELENGGARAAN DIKLAT SDM PMI
A. Diklat SDM PMI dilaksanakan disetiap tingkatan PMI sesuai dengan jenis dan
jenjang diklat.
B. Unit Diklat disetiap tingkatan mengkoordinir penyelenggaraan diklat SDM PMI,
bekerja sama dengan Unit Kerja terkait.
C. Dalam pelaksanaan tugasnya, Unit Diklat dapat melibatkan SDM PMI di setiap
tingkatan, maupun pihak eksternal sesuai dengan ketentuan organisasi.
D. Dalam pelaksanaan tugasnya, Unit Diklat bertanggung jawab kepada Pengurus
PMI melalui Kepala Markas/Direktur RS PMI dan Direktur UDD PMI.
E. Proses penyelenggaraan diklat meliputi analisa kebutuhan, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Hal ini akan diuraikan secara terinci
pada bab selanjutnya.
F. Diklat SDM PMI dapat berupa pendidikan, pelatihan, kursus dan magang
1
SDM PMI terdiri dari Pengurus, Pegawai, Relawan
2
PMI Daerah terdiri dari PMI Propinsi, Kota, dan Kabupaten
BAB III
ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT SDM PMI
BAB IV
PERENCANAAN DIKLAT SDM PMI
kerangka acuan, kurikulum, jadwal, dan anggaran. Contoh memo dan konsep
surat terlampir.
14. Mendistribusikan memo atau surat edaran sebagaimana ketentuan yang
berlaku pada Juknis Surat Menyurat PMI.
15. Memproses pendaftaran dan seleksi peserta, sebagaimana alur terlampir.
16. Melakukan briefing kepada pelatih dan panitia yang mencakup uraian tugas,
proses pelatihan, kurikulum, media, metode, penilaian, administrasi
kesekretariatan, dan keuangan.
17. Berkoordinasi dengan pelatih, panitia, dan PMI yang menjadi tuan rumah
penyelenggaraan diklat.
BAB V
PELAKSANAAN DIKLAT SDM PMI
A. Unit Diklat mengkoordinir pelaksanaan diklat SDM PMI, bekerjasama dengan Biro
Kepegawaian, Divisi Relawan dan Unit Kerja terkait.
B. Pelaksanaan orientasi untuk Pengurus, diklat Pegawai dan Relawan akan
dijabarkan pada bab selanjutnya.
C. Tahapan pelaksanaan diklat SDM PMI secara garis besar sbb:
1. Panitia melakukan pendaftaran peserta.
2. Pembukaan diklat, sebagai berikut:
a. Protokoler upacara pembukaan diklat sebagaimana yang berlaku di PMI
dan daerah tersebut.
b. Diklat dibuka oleh Pengurus PMI, atau Pimpinan di wilayah tersebut.
3. Perkenalan yang terdiri dari perkenalan peserta, pelatih, dan panitia,
penyusunan harapan peserta terhadap diklat ini, dan kesepakatan norma
selama diklat (hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan peserta, pelatih,
dan panitia), dan penjelasan mengenai diklat ini a.l. kepanitiaan,
perlengkapan, materi, fasilitas, hasil yang akan dicapai.
4. Pre test (tes awal), yang secara rinci akan dijelaskan pada Bab Pemantauan
dan Evaluasi.
5. Penyampaian materi sebagaimana yang tercantum dalam jadwal dengan
alur:
a. Topik atau sub topik yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi
umum diberikan diawal, dengan tujuan untuk refresh (mengingat
kembali) materi yang telah diperoleh pada diklat sebelumnya dan
keterkaitan materi tersebut pada diklat saat ini. Metode yang dapat
diterapkan adalah presentasi, diskusi, curah pendapat dengan
memberikan contoh atau fakta yang berkaitan langsung dengan diklat
ini. Misal: Pada diklat spesialisasi Logistik, peserta mendiskusikan
penggunaan lambang PMI untuk petugas logistik.
b. Topik atau sub topik yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi
khusus diberikan pada pertengahan diklat, dengan tujuan meningkatkan
kompetensi-kompetensi tertentu yang akan dicapai selama diklat ini.
Metode yang dapat diterapkan a.l. presentasi, curah pendapat, diskusi,
simulasi.
c. Topik atau sub topik yang berkaitan dengan pencapaian kompentesi
pendukung diberikan pada akhir diklat, dengan tujuan untuk melengkapi
kompetensi peserta dalam mendukung pelaksanaan tugas. Kompetensi
pendukung dapat juga diberikan pada diklat yang terpisah karena
pertimbangan waktu, ketersediaan pelatih atau perlengkapan, yang
bentuknya bisa berupa kursus atau diklat penyegaran. Misal: materi
Bahasa Inggris sebagai kompetensi pendukung untuk petugas logistik
diberikan terpisah dari diklat spesialisasi logistik karena memerlukan
kursus diluar PMI.
6. Tes harian, yang secara rinci akan dijelaskan pada Bab Pemantauan dan
Evaluasi.
7. Evaluasi peserta terhadap pelaksanaan diklat, yang secara rinci akan
dijelaskan pada Bab Pemantauan dan Evaluasi.
8. Evaluasi harian antara pihak penyelenggara, tim pelatih, dan panitia yang
secara rinci akan dijelaskan pada Bab Pemantauan dan Evaluasi.
9. Post test (tes akhir), yang secara rinci akan dijelaskan pada Bab Pemantauan
dan Evaluasi.
10. Penutupan sebagaimana mekanisme pembukaan.
BAB VI
PELAKSANAAN ORIENTASI UNTUK PENGURUS PMI
BAB VII
PELAKSANAAN DIKLAT UNTUK PEGAWAI PMI
BAB VIII
PELAKSANAAN DIKLAT UNTUK RELAWAN PMI
3. Diklat Dasar PMR dikoordinir oleh Unit Diklat bekerjasama dengan Divisi
Relawan, PB, Kesehatan PMI Kota/Kabupaten, dan Unit PMR, dengan
tahapan:
a. Diklat Dasar PMR bertujuan mengembangkan karakter kepalangmerahan
anggota PMR dengan pendekatan sebaya sehingga dapat melaksanakan
Tri Bakti PMR.
b. Materi diklat meliputi Kepalangmerahan, Kepemimpinan, Kesiapsiagaan
Bencana, Pertolongan Pertama, Donor Darah Sukarela, Kesehatan
Remaja dan Remaja Sehat Peduli Sesama.
c. Kurikulum diklat mengacu pada kurikulum terbitan PMI.
d. Peserta adalah anggota PMR yang telah mengikuti Orientasi.
e. Pelatih adalah pelatih PMI sesuai kompetensinya yang ditugaskan oleh
PMI Kota/Kabupaten.
f. Jika memerlukan pelatih yang masih berada diwilayah kerjanya, maka
Unit Diklat dapat mengajukan kepada pihak tersebut. Namun jika
memerlukan pelatih yang berada diluar wilayah kerjanya, maka dapat
dikoordinasikan dengan PMI yang setingkat diatasnya sesuai mekanisme
yang berlaku.
g. Diklat dapat dilaksanakan oleh masing-masing Unit PMR maupun
penggabungan Unit PMR.
h. Unit Diklat bersama dengan Divisi Relawan mengidentifikasi Unit PMR
yang bersedia melaksanakan diklat dasar di Unit PMR masing-masing dan
gabungan.
i. Jika diklat dilaksanakan oleh masing-masing Unit PMR maka:
3. Diklat Dasar KSR dikoordinir oleh Unit Diklat bekerjasama dengan Divisi
Relawan, Penanggulangan Bencana, dan Kesehatan PMI Kota/Kabupaten,
dengan tahapan:
a. Diklat Dasar KSR bertujuan meningkatkan kompetensi anggota KSR agar
dapat melakukan pelayanan teknis dasar kepalangmerahan di bidang
kesehatan dan penanggulangan bencana.
b. Kurikulum diklat mengacu pada kurikulum terbitan PMI.
c. Peserta adalah anggota KSR yang telah mengikuti Orientasi.
d. Pelatih adalah pelatih PMI sesuai kompetensinya, yang ditugaskan oleh
PMI Kota/Kabupaten.
e. Jika memerlukan pelatih yang masih berada diwilayah kerjanya, maka
Unit Diklat dapat mengajukan kepada pihak tersebut. Namun jika
memerlukan pelatih yang berada diluar wilayah kerjanya, maka dapat
dikoordinasikan dengan PMI yang setingkat diatasnya sesuai mekanisme
yang berlaku.
f. Lokasi pelaksanaan diklat di Markas PMI, gedung Pusat Pendidikan
Pelatihan (Pusdiklat) PMI atau instansi, Unit KSR, atau bumi
perkemahan.
g. Diklat dapat dilaksanakan oleh masing-masing Unit KSR maupun
penggabungan Unit KSR.
h. Unit Diklat bersama dengan Divisi Relawan mengidentifikasi Unit KSR
yang bersedia melaksanakan diklat dasar di Unit KSR masing-masing dan
gabungan.
i. Jika diklat dilaksanakan oleh masing-masing Unit KSR maka:
1) Diklat dapat dilaksanakan secara bertahap melalui beberapa kali
pertemuan rutin minimal 2 jam pelajaran setiap pertemuan, untuk
mencapai total jam pelajaran sesuai kurikulum.
2) Unit KSR mengajukan kalender diklat dasar KSR dan permohonan
kebutuhan pelatih PMI kepada PMI Kota/Kabupaten.
4. Diklat Spesialisasi dikoordinir oleh Unit Diklat PMI Propinsi atau PMI Pusat,
bekerjasama dengan Unit Kerja terkait, dengan tahapan:
a. Diklat spesialisasi bertujuan meningkatkan kompetensi pegawai, anggota
KSR, TSR, dan DDS dalam bidang tertentu sebagai pelaku pelayanan
kepalangmerahan dan pengembangan organisasi.
b. Kurikulum diklat mengacu pada kurikulum diklat spesialisasi terbitan
PMI.
c. Peserta terdiri dari unsur Pegawai Pusat/Propinsi/Kota/Kabupaten yang
telah mengikuti Orientasi Kepalangmerahan dan atau Diklat Jabatan,
dan relawan yaitu anggota KSR yang telah mendapatkan 25 poin
penugasan, anggota TSR yang telah mendapatkan 25 poin penugasan,
DDS yang telah melakukan 1 kali donor darah.
d. Pelatih adalah pelatih PMI sesuai kompetensinya, yang ditugaskan oleh
PMI Propinsi atau PMI Pusat.
e. Jika memerlukan pelatih yang masih berada diwilayah kerjanya, maka
dapat mengajukan kepada pihak tersebut. Namun jika memerlukan
pelatih yang berada diluar wilayah kerjanya, maka dapat
dikoordinasikan dengan PMI setingkat diatasnya sesuai mekanisme yang
berlaku.
f. Diklat spesialisasi dapat dilaksanakan oleh masing-masing PMI Propinsi
maupun penggabungan PMI Propinsi.
g. Diklat spesialisasi dapat dilaksanakan di gedung pusdiklat PMI maupun
institusi.
h. Pada triwulan 3, Unit Diklat PMI Propinsi menginformasikan kepada Unit
Diklat PMI Pusat mengenai kalender diklat spesialisasi yang akan
dilaksanakan di wilayahnya masing-masing.
i. Pada akhir triwulan 3, Unit Diklat PMI Pusat mengidentifikasi PMI
Propinsi yang dapat menyelenggarakan diklat spesialisasi secara mandiri,
dan yang akan bergabung.
j. Jika diklat dilaksanakan oleh masing-masing PMI Propinsi, maka
dikoordinir Unit Diklat PMI Propinsi dengan tahapan:
1) Mengidentifikasi jenis diklat spesialisasi yang dibutuhkan
diwilayahnya, dengan mengacu pada Bab III Analisa Kebutuhan
Diklat SDM PMI dan Bab IV Perencanaan Diklat SDM PMI.
2) Mengkoordinasikan kepada Unit Diklat PMI Pusat a.l. kurikulum
nasional dan muatan lokal, pelatih, dan sumber daya.
3) Mengirimkan surat kepada PMI Kota dan Kabupaten diwilayahnya,
tembusan kepada PMI Pusat tentang pemberitahuan diklat
spesialisasi, yang dilengkapi dengan kalender diklat dan kerangka
acuan.
4) Peserta adalah utusan dari PMI Kota dan Kabupaten diwilayah
tersebut.
5) Dapat membuka pendaftaran peserta dari Propinsi lain dengan
ketentuan:
a) Jumlah peserta yang berasal dari PMI Propinsi lain maksimal 25%
dari total peserta, dan diutamakan yang berada dalam satu
wilayah regional.
5. Pelatihan Pelatih dikoordinir oleh Unit Diklat PMI Pusat, dengan tahapan:
a. Pelatihan Pelatih bertujuan meningkatkan kompetensi Pegawai, anggota
KSR, TSR, dan DDS sebagai pelatih PMI.
b. Peserta adalah utusan PMI Pusat dan Propinsi seluruh Indonesia atau
regional, dengan komposisi jumlah peserta yang seimbang antar PMI
Propinsi.
c. Peserta terdiri dari unsur Pegawai Pusat/Propinsi/Kota/Kabupaten yang
telah mengikuti Orientasi Kepalangmerahan, Diklat Jabatan dan atau
Diklat Spesialisasi, serta relawan (anggota KSR, TSR, dan DDS) yang telah
mengikuti Diklat Spesialisasi.
d. Kurikulum mengacu pada kurikulum Pelatihan Pelatih terbitan PMI.
e. Pelatih adalah Pelatih Utama dan Pelatih, yang ditugaskan oleh PMI
Pusat sesuai mekanisme penugasan yang berlaku.
f. Diklat dapat dilaksanakan di gedung pusdiklat PMI maupun institusi.
BAB IX
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
b. Evaluasi pembelajaran
1) Bertujuan untuk mengukur peningkatan kompetensi peserta Diklat
2) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menentukan intervensi materi
Diklat, pendampingan kepada peserta dan penugasan paska
pelatihan.
3) Aspek yang diukur adalah nilai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta selama diklat.
4) Metode pengumpulan data adalah pengamatan dan formal tes
(tertulis, lisan, praktik) yang terdiri dari pre-test (tes awal), tes
harian, dan post-test (tes akhir).
5) Media pengumpulan data adalah lembar pengamatan dan soal tes.
6) Sasaran evaluasi adalah peserta diklat.
7) Pelaksana adalah Unit Diklat dan pelatih.
8) Tahapan pelaksanaan:
a) Pre-test
(1) Dilaksanakan diawal diklat, sebelum seluruh materi
diberikan kepada peserta.
(2) Isi soal mewakili seluruh materi diklat yang mengacu pada
kurikulum.
(3) Bentuk soal pilihan ganda minimal 10 soal dan essay
minimal 5.
(4) Total maksimal nilai adalah 100.
b) Tes harian
(1) Dilaksanakan setelah setiap topik materi selesai diberikan
(2) Isi soal dikelompokkan berdasarkan pokok bahasan.
(3) Bentuk tes a.l. tes tertulis pilihan ganda minimal 10 soal,
essay minimal 5 soal, atau praktik.
(4) Total nilai maksimal adalah 100
c) Post-test
(1) Dilaksanakan diakhir diklat, setelah seluruh pokok bahasan
materi diberikan kepada peserta
(2) Soal Post Test mengacu pada soal pre test.
(3) Total nilai maksimal adalah 100.
d) Pengamatan Pengetahuan, Keterampilan, Sikap
(1) Review materi, yakni peserta secara berkelompok
memimpin seluruh peserta melakukan pengulangan materi
hari sebelumnya dengan meode bermain peran, kuis,
bernyanyi, pembuatan poster, dan mtode lainnya. Selama
proses ini tidak ada penilaian, namun pelatih memberikan
umpan balik dan pengamatan terhadap hasil review.
(2) Pelatih dan peserta mengisi lembar peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap berdasarkan
pengamatan dan penilaian diri. Bentuk lembar ini a.l.
formulir, pohon KAP (Knowledge, Attitude, Practice).
(3) Hasil pengamatan akan mendukung penilaian test.
BAB X
PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN
BAB XI
PELAPORAN DAN PENDATAAN
A. Pelaporan
1. Pelaporan penyelenggaraan diklat bertujuan memberikan informasi dan
pertanggungjawaban mengenai proses penyelenggaraan, hasil yang dicapai,
keberhasilan, hambatan, dan rekomendasi.
2. Pelaporan terdiri dari pelaporan narasi dan keuangan, sebagaimana
terlampir.
3. Unit PMR, KSR, TSR, atau DDS membuat laporan penyelenggaraan diklat, dan
mengirimkan kepada PMI Kota/Kabupaten.
4. Peserta diklat membuat laporan keikutsertaan diklat kepada Pengurus
ditingkatan masing-masing.
5. Pelatih membuat laporan kompetensi peserta kepada Unit Diklat yang
menyelenggarakan diklat tersebut, dan laporan hasil penugasan kepada Unit
Diklat ditingkatan masing-masing.
6. Panitia membuat laporan proses penyelenggaraan diklat kepada Unit Diklat
ditingkatan masing-masing.
7. Berdasarkan laporan-laporan tersebut, Unit Diklat disetiap tingkatan
membuat laporan penyelenggaraan diklat kepada Pengurus PMI, melalui
Kepala Markas/Direktur RS PMI/Direktur UDD maksimal 2 minggu setelah
kegiatan diklat.
8. Unit Diklat membuat laporan semester dan tahunan program diklat sesuai
dengan mekanisme pada Juknis Pelaporan.
B. Pendataan
1. Pendataan bertujuan untuk mencatat jumlah SDM PMI terlatih yang
dikelompokkan sesuai kompetensi dan geografis, frekuensi penyelenggaraan
diklat, dan dokumentasi kurikulum.
2. Unit Diklat PMI disetiap tingkatan melakukan pendataan dengan cara:
a. Jika menggunakan sistem pendataan online, maka setiap Unit Diklat
dapat melakukan pendataan secara langsung dan bersamaan pada SIM
(Sistem Informasi dan Manajemen) yang telah tersedia pada tanggal 25
setiap bulan.
b. Jika menggunakan sistem offline, maka:
1) Unit Diklat PMI Kota/Kabupaten melakukan pendataan yang
selanjutnya dikirim ke Unit Diklat PMI Propinsi pada tanggal 25
setiap bulan.
2) Unit Diklat PMI Propinsi melakukan kompilasi data dari PMI Kota dan
Kabupaten yang berada diwilayahnya, untuk dikirimkan ke Unit
Diklat PMI Pusat pada tanggal 30 setiap bulan.
3) Unit Diklat PMI Pusat melakukan kompilasi data dari PMI Propinsi,
yang selanjutnya dimasukkan kedalam SIM pada tanggal 5 setiap
bulan.
3. Unit Diklat mengirimkan hasil pendataan kepada Unit Kerja terkait sebagai
dasar penugasan dan analisa kebutuhan pelatihan.
BAB XII
PENDANAAN
A. Sumber dana diklat dapat berasal dari dana rutin PMI, kerjasama dengan pihak
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional atau instansi sesuai ketentuan
yang berlaku.
B. Penerapan penggunaan dana sbb:
1. Dana untuk penyelenggaraan diklat sepenuhnya ditanggung oleh pihak
penyelenggaran atau,
2. Dapat diterapkan budget sharing yakni pendanaan diklat ditanggung bersama
antara pihak penyelenggara dengan daerah atau unit asal peserta.
C. Unit Diklat mengajukan dan melaporkan dana penyelenggaraan diklat dengan
mengacu pada Juklak dan Juknis terkait keuangan.
D. Format rencana dan laporan dana penyelenggaraan diklat, sebagaimana
terlampir.
BAB XIII
LAMPIRAN
BAB XIV
PENUTUP
Pedoman ini mengikat untuk dilaksanakan segenap jajaran PMI di seluruh Indonesia.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Januari 2012
PENGURUS PUSAT
PALANG MERAH INDONESIA
KETUA UMUM,
M. JUSUF KALLA