UJI KORELATIF
Oleh:
Kelas 5B
2022
Soal
1. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan tinggi badan?
NO Langkah Jawaban
Hipotesis Korelatif
4 Jumlah Pengukuran 1
Berdasarkan tabel 1 di bagiann Shapiro-wilk kita dapat melihat bahwa signifikansi baik
variable usia maupun tinggi badan > 0,05 yang memiliki makna bahwa variable tersebut
terdistribusi normal. Dengan data yang terdistribusi normal maka bisa menggunakan uji
pearson untuk mengetahui hubungan antara usia dengan tinggi badan.
Correlations
Usia TB
Usia Pearson Correlation 1 -.138
Sig. (2-tailed) .350
N 48 48
TB Pearson Correlation -.138 1
Sig. (2-tailed) .350
N 48 48
Untuk mengetahui P-Value maka kita bisa melihat dibagian nilai sig.( 2-tailled ) yang
menunjukan angka 0.350 dan kita juga bisa mengetahui nilai pearson correlationnya adalah -
0,138 yang berarti terdapat hubungan negative pada variable usia dan tinggi badan .
Hubungan negative memiliki makna bahwa semakin tinggi variable X maka variable Y akan
semakin rendah atau bis akita katakana akan terjadi sebaliknya.
Hasil Analisis
Standar p-value R
rerata
deviasi
usia
19 156 2
0,350 -0,138
20 156 6
21 148 1
Berdasarkan hasil analisis dapat kita ketahui bahwa bahwa H0 diterima, dan H1 ditolak.
Karena 0,350>0,05. Artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan tinggi badan pada
mahasiswa Angkatan 2020. Selain itu, pada tabel hasil analisis kita juga bisa mengetahui
bahwa mahasiswa gizi usia 19-21 rata rata memiliki tinggi bahan berturut-turut yaitu
156,156, dan 148 dengan standar deviasi secara berturut-turut adalah 2,6,dan 1,
N
O Langkah Jawaban
Ada salah satu kategori tidak terdistribusi normal, maka tidak dapat menggunakan uji one
way annova, akhirnya digunakan kruskall wallis sebagai uji parametrik dari annova. Dan ada
3 kategori dan tidak berpasangan dengan post hoc nya adalah mann whitney
Output
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Usia Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IMT 19 .152 6 .200 *
.973 6 .914
20 .155 40 .016 .863 40 .000
21 .260 2 .
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan output pada tabel 1 dapat kita ketahui terdapat 1 variabel yang nilai signifikansi
0.000 <0,005 yang memiliki makna bahwa variable tersebut tidak tetrdistribusi normal, hal
tersebut yang menjadi dasar pemilihan uji yang di gunakan. Setelah di pertimbangkan dengan
hasil uji normalitas maka tidak dapat menggunakan uji one way annova meskipun terdapat 1
variabel terdistribusi normal dengan nilai 0,914>0,05 Namun tetap tidak memenuhi syarat
utama uji one way annova yang mewajibkan semua variable terdistribus normal, akan tetapi
dalam mengetahhui perbedaan IMT berdsarkan usia bisa menggunakan kruskall wallis
sebagai uji alternatif dari annova. Dan ada 3 kategori dan tidak berpasangan dengan post hoc
nya adalah mann whitney.
Test Statisticsa,b
IMT
Kruskal-Wallis H .681
df 2
Asymp. Sig. .711
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Kategori
Usia
Dari output uji Kruskal wallis P-value nya adalah 0,711 yang bis akita lihat pada bagian
asymp.sig .
Tabel Analisis
rerata Standar
deviasi
usia 0,711
19 2041.50 228.07
20 2196.65 474.38
21 2215.00 74.95
Hasil analisis
H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan IMT berdasarkan usia,
karena 0,711 > 0,005 sehingga data tidak signifikan. Dari tabel hasil analisis kita bisa
mengetahui bahwa mahaisswa usia 19, 20, 21 secara berturut-turut memiliki rata-rata imt
2041.50, 2196.65, dan 2215.00.
N Langkah Variabel
o
1. Identifikasi variabel dan ● Variabel bebas: kota asal (skala kategorik dikotom)
skala pengukuran ● Variabel terikat: status gizi (skala kategorik
dikotom)
5. Jumlah kategori 2
6. Jumlah Pengukuran 1
OUTPUT
Hasil Analisis
n % n % n %
Kota Asal 0,981 1,200(0,385-3,745)
Hasilnya tidak signifikan, H0 diterima dan H1 ditolak, tidak terdapat perbedaan antara
statusgizi dengan kota asal mahasiswa gizi 2020.