Anda di halaman 1dari 4

HASIL ANALISIS

1. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan suatu analisis yang yang digunakan untuk meringkas
kumpulan data agar menjadi suatu informasi yang berguna bagi banyak orang, contoh
dari analisis univariat adalah statistika deskriptif. Statistik deskriptif merupakan bagian
penting dari suatu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri dasar data
yang hendak digunakan. Data akan memiliki arti apabila dapat disajikan melalui
ringkasan statistik deskriptif suatu data set dengan atau tanpa analitik sehingga mudah
dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengomunikasikan suatu informasi secara
sederhana. Salah satu jenis penyajian statistik deskriptif adalah distribusi frekuensi.
Berikut ini adalah hasil dari distribusi frekuensi yang dicantumkan pada Tabel berikut ini.
Hasil Distribusi Frekuensi Sebelum PMT

Sebelum PMT Frekuensi Persentase


Gizi Sangat Kurang 0 0
Gizi Kurang 19 100
Gizi Baik 0 0
Total 19 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa dari 19 responden yang digunakan
sebagai sampel penelitian didapatkan hasil responden dengan kriteria gizi sangat kurang
sebanyak 0 responden dengan persentase 0%, kriteria gizi kurang sebanyak 19 responden dengan
persentase 100% dan kriteria baik sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.
Hasil Distribusi Frekuensi Sesudah PMT

Sesudah PMT Frekuensi Persentase


Gizi Sangat Kurang 3 15.8
Gizi Kurang 7 36.8
Gizi Baik 9 47.4
Total 19 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa dari 19 responden yang digunakan
sebagai sampel penelitian didapatkan hasil responden dengan kriteria gizi sangat kurang
sebanyak 3 responden dengan persentase 15.8%, kriteria gizi kurang sebanyak 7 responden
dengan persentase 36.8% dan kriteria baik sebanyak 9 responden dengan persentase 47.4%
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis statistic yang dilakukan untuk menguji hipotesis antara
dua variabel, untuk memperoleh jawaban apakah kedua variabel tersebut berhubungan,
berkorelasi, ada perbedaan, ada pengaruh dan sebagainya. Salah satu analisis bivariat adalah uji
paired t, dimana uji ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok data yang berpasangan.
Uji ini termasuk dalam statistika parametrik, dimana harus memenuhi asumsi atau persayratan
sebelum pengujian hipotesis. Apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka pengujian
dialihkan pada uji Wilcoxon. Berikut merupakan hasil dari analisis bivariat.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak
dalam uji normalitas, yaitu dengan cara analisis grafik dan analisis statistik. Akan tetapi
pengujian secara statistic lebih efektif dan akurat untuk digunakan. Pada penelitian ini, uji
normalitas secara analisis statistik menggunakan uji Shapiro Wilk karena data < 30, untuk
melakukan pengambilan keputusan dalam uji normalitas Shapiro Wilk dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai Sig., dengan signifikansi yang digunakan 𝛼=0,05. Dasar pengambilan
keputusan adalah melihat angka probabilitas 𝑝, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Jika nilai Sig. > 0.05 maka asumsi normalitas terpenuhi, dan pengujian
menggunakan uji Paired
 Jika nilai Sig. < 0.05 maka asumsi normalitas tidak terpenuhi, dan pengujian
menggunakan uji wilcoxon
Berikut merupakan hasil uji Normalitas dengan menggunakan analisis statistik yang tersaji
pada Tabel dibawah ini.
Hasil Uji Normalitas

Variabel Sig. Keputusan


Sebelum PMT . Tidak Normal
Sesudah PMT 0.001 Normal

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa pada sebelum imt mendapatkan nilai (.)
hal ini dikarenakan data yang ada pada sebelum pmt sama semua, sedangkan pada sesudah
pmt sebesar 0.001. karena memiliki nilai sig. < 0.05. Karena hal tersebut maka dapat
dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal, dengan demikian maka dapat diputuskan
bahwa pengujian menggunakan Wilcoxon.

b. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, maka uji signifikasi hipotesis dua
sampel berpasangan untuk mengetahui hubungan pemberian pmt terhadap status gizi balita
yang digunakan yaitu uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon adalah suatu pengujian yang dilakukan dua
kali terhadap subjek yang sama atau sampel yang sama, uji ini digunakan ketika asumsi
normalitas tidak terpenuhi, uji ini dapat digunakan dalam desain “sebelum-sesudah” dalam
suatu studi eksperimen. Berikut merupakan hipotesis dan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut.
Hipotesis
 H0 = Tidak ada hubungan pemberian pmt terhadap status gizi balita
 H1 = Ada hubungan pemberian pmt terhadap status gizi balita

Dasar Pengambilan Keputusan


 Jika nilai Sig. < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
 Jika nilai Sig. > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Berikut merupakan hasil dari uji Wilcoxon yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Sebelum PMT Sesudah PMT Selisih Sig.


(Mean ± SD) (Mean ± SD) Mean
Status Gizi 2±0 2.315 ± 0.749 -0.315 0.083

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa rata-rata status gizi sebelum pmt
sebesar 2 sedangkan rata-rata status gizi sesudah pmt sebesar 2.315, dengan selisih mean
sebesar -0.315. Nilai tersebut negatif, artinya status gizi lebih baik sesudah adanya pemberian
pmt, akan tetapi didapatkan nilai Sig. sebesar 0.083 > 0.05, dengan demikian dapat
diputuskan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak ada hubungan pemberian
pmt terhadap status gizi balita

Anda mungkin juga menyukai