Anda di halaman 1dari 22

UJIAN TENGAH SEMESTER

BIOSTATISTIK

Mata Kuliah : Biostatistik


Nama Dosen : dr.M.Bakhriansyah,M.Kes.,M.Med.Ed.,M.Sc.Ph.D
Nama : Aditya Saputra
NIM : 2220930310027
JAWABAN :

PENENTUAN UJI STATISTIK


 Sebelum menentukan analisis statistik yang dipakai untuk masing-masing kondisi
tersebut di atas dan jelaskan alasan dari penggunaan analisis statistik tersebut harus
menentukan uji statistic dengan 5 cara yaitu :
1. Pertanyaan penelitian/hipotesis penelitian : Perbedaan? Hubungan/Korelasi?
2. Jumlah kelompok data
3. Jenis data
4. Data berpasangan/tidak
5. Normalitas & homogenitas (varian) data

NO JAWABAN
1.a Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,055)
 p-value untuk normalitas data (p=0,075)
Jadi :
1. Hipotesis penelitian yaitu
Apakah terdapat perbedaan kadar HbAlc (dinyatakan dalam %) pada
penderita DM yang diberikan rebusan buah pare berdasarkan lama
mengonsumsi buah pare kadar HbA1c-nya tepat sebelum dan 3 bulan setelah
mengkonsumsi buah pare ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu :
Uji Beda (Paired t-test)
Karena data diapatkan data di soal, homogen dan normal maka menggunakan
Paired t-test dengan 2 kelompok dan berpasangan berdasarkan seberapa lama
mengkonsumsi buah pare kadar HbA1c- nya tepat sebelum dan 3 bulan
sesudah mengkonsumsi buah pare.
2. Jumlah Kelompok
Didapatkan jumlah 2 kelompok data
 Kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare
 Kader HbA1c 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
1. Jenis Data
Numerik : Direpresentasikan dalam sebuah angka. Karena Kader HbA1c
didapatkan dalam bentuk (%) adalah angka
2. Berpasangan
Karena data yang di dapatkan dari dua sumber yang sama yaitu sama-sama
menguji kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare dengan
Kader HbA1c per 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
3. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
• Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
• Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut
dalam distribusi normal
• Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
• Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable, apakah sebaran
data tersebut berdistribusi normal atau tidak
• Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
a. Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,055)
Data dikatakan homogenitas atau homogen apabila nilai signifikansi
(p)>0.05.Karena data homogenitas p=0.055 lebih besar dari 0.05 maka
data tersebut homogen, Jadi 0.055>0,05 jadi didapatkan data diatas yang
homogen/sama
b. Normalitas data p=0.075
Data diatas dimaksud normalitas apabila nilai signifikansi (p)>0.05
0.075>0.05 didapatkan lebih besar maka data tersebut terdistribusi
dengan normal
Jadi, Syarat uji normalitas:
Data harus terdistribusi normal (p)>0.05 normal.
Kesimpulan :
Didapatkan untuk . p-value untuk homogenitas data (p=0,055) dan p-
value untuk normalitas data (p=0,075) didapatkan data homogen dan
terdistribusi dengan normal serta data itu berpasangan terdapat 2
kelompok jenis datanya numeric : angka(%) dan dapat dilakukan uji
beda yaitu
Paired t-test
Secara garis besar , p-value untuk homogenitas data (p= 0,055) dan p-
value untuk normalitas data (p=0,075)
 Menggunakan analisis statistic Paired T-test Karna variable data
numerik terdapat kadar HbA 1c pada tiap orang
 Kelompok data berpasangan
 Sebaran data normal ( > 0,05)
 Varian data tidak mutlak
 Uji Parametrik

1.b Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,035)
 p-value untuk normalitas data (p=0,025)
Jadi :
1. Hipotesis penelitian yaitu :
Apakah terdapat perbedaan kadar HbAlc (dinyatakan dalam %) pada
penderita DM yang diberikan rebusan buah pare berdasarkan lama
mengonsumsi buah pare kadar HbA1c-nya tepat sebelum dan 3 bulan
setelah mengkonsumsi buah pare ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
Uji Beda (Wilcoxon)
Karena data tidak terpenuhi didapatkan data tidak homogeny atau tidak
sama dan tidak terdistribusi dengan normal maka pakai Wilcoxon dengan 2
kelompok dan berpasangan berdasarkan lama mengonsumsi buah pare
kadar HbA1c-nya tepat sebelum dan 3 bulan setelah mengkonsumsi buah
pare
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu 2 kelompok data
 Kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare
 Kader HbA1c 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
1. Jenis Data
Numerik : Direpresentasikan dalam sebuah angka. Karena Kader HbA1c
didapatkan dalam bentuk (%) adalah angka. Karena Kader HbA1c
didapatkan dalam bentuk (%) adalah angka
2. Berpasangan
Karena data bersumber dari 2 sumber yang sama yaitu sama-sama menguji
kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare dengan Kader
HbA1c 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
3. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
• Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
• Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut
dalam distribusi normal
• Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05 Uji Normalitas
• Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable, apakah sebaran
data tersebut berdistribusi normal atau tidak
• Sata berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
a. Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,035)
 Data dikatakan homogenitas atau homogen apabila nilai
signifikansi (p)>0.05 Karena data diatas tidak homogenitas atau
homogen p=0.035 lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut tidak
homogen
Jadi 0.035<0,05 jadi didapatkan data diatas tidak homogen
b. Normalitas data p=0.025
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 0.025<0.05 didapatkan lebih kecil maka data tersebut
terdistribusi tidak terdistribusi dengan normal.
Kesimpulan yang didapatkan untuk . p-value untuk homogenitas data
(p=0,035) dan p-value untuk normalitas data (p=0,025)) didapatkan
data tidak homogen dan tidak terdistribusi dengan normal serta data itu
berpasangan terdapat 2 kelompok jenis datanya numerik=angka(%)
dan dapat dilakukan uji beda yaitu karena data itu tidak parametrik
(harus homogen dan normal) maka Uji non parametrik dilakukan jika
usaha untuk melakukan uji parametrik gagal dilakukan kesimpulannya
menggunakan uji non parametrik.
Kesimpulan :
• Tiada anggapan bahwa nilai yang akan dianalisis telah ditarik dari
suatu populasi dengan suatu sistem tertentu.
• Dapat digunakan pada skor yang merupakan klasifikasi dan jenjang
atau range.
• Dapat digunakan pada sampel yang kecil.
• Sederhana dalam penghitungannya.
• Secara garis besar , p-value untuk homogenitas data (p= 0,035) dan p-
value untuk normalitas data (p=0,025)
 Menggunakan analisis statistic Wilcoxon
 Kelompok data berpasangan ( sebelum dan sesudah )
 Sebaran data tidak normal (<0,05)
 Varian data tidak mutlak
 Uji Non Parametrik

1.c Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,055)
 p-value untuk normalitas data (p=0,025)
Jadi :
1. Hipotesis :
Apakah terdapat perbedaan kadar HbAlc (dinyatakan dalam %) pada
penderita DM yang diberikan rebusan buah pare berdasarkan lama
mengonsumsi buah pare kadar HbA1c-nya tepat sebelum dan 3 bulan
setelah mengkonsumsi buah pare ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
Uji Beda (Wilcoxon)
Karena data didapatkan data homogen dan tidak terdistribusi dengan
normal maka pakai Wilcoxon dengan 2 kelompok dan berpasangan
berdasarkan lama mengonsumsi buah pare kadar HbA1c-nya tepat sebelum
dan 3 bulan setelah mengkonsumsi buah pare
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu 2 kelompok data
 Kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare
 Kader HbA1c 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
3. Jenis Data
Numerik : Direpresentasikan dalam sebuah angka. Karena Kader HbA1c
didapatkan dalam bentuk (%) adalah angka
4. Berpasangan
Karena data bersumber dari 2 sumber yang sama yaitu sama-sama menguji
kader HbAlc sebelum Penderita DM mengunsumsi pare dengan Kader
HbAlc 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
5. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
• Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
• Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut
dalam distribusi normal
• Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
• Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak
• Sata berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
• Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,055)
Data dikatakan homogenitas atau homogen apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 Karena data diatas homogenitas atau homogen p=0.055 lebih
besar dari 0.05 maka data tersebut homogen
Jadi 0.055>0,05 jadi didapatkan data diatas homogen
• Normalitas data p=0.025
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 ,sedangkan data tersebut 0.025<0.05 didapatkan lebih kecil
maka data tersebut tidak terdistribusi dengan normal
Kesimpulan :
Didapatkan distribusi data tidak normal , oleh karena itu dilakukan
terlebih dahulu transformasi Sebanyak 1-3 kali (log,length, akar,
apabila setelah dilakukan uji transformasi ternyata didapatkan
distribusi data normal maka uji yang dilakukan yaitu menggunakan uji
yaitu uji parametrik uji Paired t-test. Apabila data didapatkan tidak
berdistribusi secara normal setelah dilakukan transformasi maka uji
yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji Wilcoxon
Secara garis besar : p-value untuk hornogenitas data (p= 0,055) danp-
va/ue untuk normalitas data (p=0,025)
 Menggunakan analisis statistic Wilcoxon
 Kelompok data berpasangan ( sebelum dan sesudah )
 Sebaran data tidak normal (<0,05) dan Data Homogen
 Varian data tidak mutlak
 Bisa menggunakan Uji non parametrik dilakukan jika usaha untuk
melakukan uji parametrik gagal dilakukan
 Uji Non Parametrik akan tetapi apabila dalam uji tranformasi
berhasil maka bisa menggunakan uji parametrik uji Paired t-test

1.d Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,035)
 p-value untuk normalitas data (p=0,075)
Jadi :
1. Hipotesis yaitu:
Apakah terdapat perbedaan kadar HbAlc (dinyatakan dalam %) pada
penderita DM yang diberikan rebusan buah pare berdasarkan lama
mengonsumsi buah pare kadar HbA1c-nya tepat sebelum dan 3 bulan setelah
mengkonsumsi buah pare ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
Uji Beda(Paired t-test)
Karena data diapatkan data terdistribusi normal namun tidak homogen maka
pakai Paired t-test dengan 2 kelompok dan berpasangan berdasarkan lama
mengonsumsi buah pare kadar HbA1c-nya tepat sebelum dan 3 bulan setelah
mengkonsumsi buah pare
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu 2 kelompok data
 Kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare
 Kader HbA1c 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
3. Jenis Data
Numerik :Diperesentasikan dengan angka. Karena Kader HbA1c didapatkan
dalam bentuk (%) adalah angka
4. Berpasangan
Karena data bersumber dari 2 sumber yang sama yaitu sama-sama menguji
kader HbA1c sebelum Penderita DM mengunsumsi pare dengan Kader
HbA1c 3 bulan setelah Penderita DM mengunsumsi pare
5. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
• Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
• Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam
distribusi normal
• Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
• Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable, apakah sebaran
data tersebut berdistribusi normal atau tidak
• Sata berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
• Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,035) Data dikatakan homogenitas
atau homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05 Karena data diatas
tidak homogenitas atau tidak homogen p=0.035<0.05 lebih kecil dari
maka data tersebut tidak homogeny Jadi 0.035<0.05 jadi didapatkan
data diatas tidak homogen
 Uji Normalitas
Normalitas data p=0.075
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 ,sedangkan data tersebut 0.075>0.05 didapatkan lebih besar
maka data tersebut terdistribusi dengan normal
Kesimpulan :
P-value untuk homogenitas data (p=0,035) dan p-value untuk
normalitas data (p=0,075) didapatkan data tidak homogen akan tetapi
harus di tarnsformasikan terlebih dahulu data sampai homogen dan
terdistribusi dengan normal serta data itu berpasangan terdapat 2
kelompok jenis datanya numerik=angka(%) dan dapat dilakukan uji
beda yaitu :
Paired t-test
Secara garis besar , p-value untukhomogenitas data (p= 0,035) dan p
value untuk normalitas data (p=0,075)
 Menggunakan analisis statistic Paired T-test Karna variable data
numerik terdapat kadar HbA 1c pada tiap orang
 Kelompok data berpasangan
 Sebaran data normal ( > 0,05)
 Varian data tidak mutlak
 Uji Parametrik

PENENTUAN UJI STATISTIK


 Pertanyaan penelitian/hipotesis penelitian : Perbedaan? Hubungan/Korelasi?
 Jumlah kelompok data
 Jenis data
 Data berpasangan/tidak
 Normalitas & homogenitas (varian) data

NO JAWABAN
2.a Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,055)
 p-value untuk normalitas data (p=0,075)
Jadi :
1. Hipotesis yaitu :
Apakah terdapat berbedaan D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan
derajat keparahan penyakit Covid-19 (Non Covid-19, Covid-19 derajat ringan,
Covid-19 derajat sedang, dan Covid-19 derajat berat/parah/kritis ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
UJI ANOVA
Karena data diapatkan data terdistribusi normal dan data homogen maka
sepakat menggunakan uji Anova dengan lebih dari 2 kelompok dan tidak
berpasangan berdasarkan derajat keparahan penyakit Covid-19 terdiri dari :

 Non Covid-19,
 Covid-19 derajat ringan,
 Covid-19 derajat sedang, dan
 Covid-19 derajat berat/parah/kritis)
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu >2 kelompok data yaitu 4 data
kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
3. Jenis Data
Kategori :
 Non Covid
 Derajat ringan
 Derajat sedang
 Derajat berat
4. Tidak Berpasangan
Karena data bersumber dari 4 sumber yang berbeda tentang tingkatan data
katagorik yaitu menguji derajat keparahan penyakit copid-19 kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
5. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
 Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
 Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam
distribusi normal
 Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
 Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak
 Sata berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
 Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,055). Data dikatakan homogenitas
atau homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05 Karena data diatas
homogenitas atau homogen p=0.055 lebih besar dari 0.05 maka data
tersebut homogen. Jadi 0.055>0,05 jadi didapatkan data diatas homogen
 Normalitas data p=0.075
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 ,sedangkan data tersebut 0.075>0.05 didapatkan lebih besar
maka data tersebut terdistribusi dengan normal
Kesimpulannya :
Untuk p-value untuk homogenitas data (p=0,055) dan p-value untuk
normalitas data (p=0,075) didapatkan data homogen dan terdistribusi dengan
normal serta data itu tidak berpasangan terdapat 4 kelompok jenis datanya
Katagori :
Tingkatan dan dapat dilakukan uji beda yaitu uji parametrik karena data hanya
4 kelompok dan bersifat katagorik jadi di pilih uji parametric yaitu dengan
UJI ANOVA

2.b Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,035)
 p-value untuk normalitas data (p=0,025)
Jadi :
1. Hipotesis yaitu :
Apakah terdapat berbedaan D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan
derajat keparahan penyakit Covid-19 (Non Covid-19, Covid-19 derajat ringan,
Covid-19 derajat sedang, dan Covid-19 derajat berat/parah/kritis ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
Kruskal-Wallis
Karena data diapatkan data terdistribusi tidak normal dan data tidak homogen
maka pakai Kruskal-Wallis dengan >2 kelompok dan tidak berpasangan
berdasarkan derajat keparahan penyakit Covid-19 terdiri dari :
 Non Covid-19,
 Covid-19 derajat ringan,
 Covid-19 derajat sedang, dan
 Covid-19 derajat berat/parah/kritis
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu >2 kelompok data yaitu 4 data
kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
3. Jenis Data
Katagorik :
 Non Covid 19,
 Derajat ringan,
 Derajat sedang dan
 Derajat berat
4. Tidak Berpasangan
Karena data bersumber dari 4 sumber yang berbeda tentang tingkatan data
katagorik yaitu menguji derajat keparahan penyakit covid-19 kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan penyakit
Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
5. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
 Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
 Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam
distribusi normal
 Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal atau tidak
Sata berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
 Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,035)
Data bias dibilang homogenitas atau homogen apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 Karena data diatas tidak homogenitas atau tidak homogen
p=0.035 lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut tidak homogen
Jadi 0.035<0,05 jadi didapatkan data diatas tidak homogen
 Normalitas data p=0.025
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 ,sedangkan data tersebut 0.025<0.05 didapatkan lebih kecil maka
data tersebut terdistribusi dengan tidak normal
Kesimpulan:
P-value untuk homogenitas data (p=0,035) dan p-value untuk normalitas
data (p=0,025) didapatkan data tidak homogen dan terdistribusi tidak
dengan normal serta data itu tidak berpasangan terdapat 4 kelompok jenis
datanya Katagorik =tingkatan dan dapat dilakukan uji beda yaitu uji non
parametrik karena data hanya 4 kelompok dan bersipat katagorik jadi di
pilih uji non parametrik Kruskal-Wallis.
Secara garis besar didapatkan :
p-value untuk homogenitas data (p= 0,035) danp-value untuk normalitas
data (p=0,025)
 S Menggunakan uji statistic Non Parametrik Kruskal-Wallis
 S Kelompok data tidak berpasangan
 S Sebaran data tidak normal < 0,05
 S Varian data mutlak karena lebih dari 2 kelompok yang tidak
berpasangan
2.c Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,055)
 p-value untuk normalitas data (p=0,025)
Jadi :
1. Hipotesis :
Apakah terdapat berbedaan D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl)
berdasarkan derajat keparahan penyakit Covid-19 (Non Covid-19, Covid-
19 derajat ringan, Covid-19 derajat sedang, dan Covid-19 derajat
berat/parah/kritis ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
Kruskal-Wallis
Karena data diapatkan data terdistribusi tidak normal dan data homogen
maka pakai Kruskal-Wallis dengan >2 kelompok dan tidak berpasangan
berdasarkan derajat keparahan penyakit Covid-19 terdiri dari (Non Covid-
19, Covid-19 derajat ringan, Covid-19 derajat sedang, dan Covid-19
derajat berat/parah/kritis)
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu >2 kelompok data yaitu 4 data
kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
3. Jenis Data
Katagorik :
 Non Covid,
 Derajat ringan,
 Derajat sedang dan
 Derajat berat
4. Tidak Berpasangan
Karena data bersumber dari 4 sumber yang berbeda tentang tingkatan data
katagorik yaitu menguji derajat keparahan penyakit copid-19 kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
5. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
 Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
 Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut
dalam distribusi normal
 Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
 Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak
 Sata berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,055) Data dikatakan homogenitas
atau homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05 Karena data diatas
homogenitas atau homogen p=0.055 lebih besar dari 0.05 maka data
tersebut homogen. Jadi 0.055>0,05 jadi didapatkan data diatas homogen
Normalitas data p=0.025
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 ,sedangkan data tersebut 0.025<0.05 didapatkan lebih kecil maka
data tersebut terdistribusi dengan tidak normal
Kesimpulan :
Untuk. p-value untuk homogenitas data (p=0,055) dan p-value untuk
normalitas data (p=0,025) didapatkan data homogen dan terdistribusi tidak
dengan normal serta data itu tidak berpasangan terdapat 4 kelompok jenis
data.
Kategori Data :
tingkatan dan dapat dilakukan uji beda yaitu uji non parametrik karena data
hanya 4 kelompok dan bersipat katagorik jadi di pilih uji non parametrik
Kruskal-Wallis.
Didapatkan distribusi data tidak berdistribusi normal dan varians data
homogen,, oleh karena itu dilakukan terlebih dahulu transformasi
Sebanyak 1-3 kali (log,length, akar, apabila setelah dilakukan uji
transformasi ternyata didapatkan distribusi data normal maka uji yang
dilakukan yaitu menggunakan uji yang dilakukan yaitu uji parametrik
ANOVA Apabila data didapatkan tidak berdistribusi secara normal setelah
dilakukan transformasi maka uji yang digunakan adalah uji non parametrik
yaitu uji Kruskal- Wallis
Secara garis besar didapatkan :
p-value untuk homogenitas data (p= 0,055) dan p-value untuk normalitas
data (p=0,025)
 Menggunakan uji statistic Non Parametrik Kruskal-Wallis
 Kelompok data tidak berpasangan
 Sebaran data tidak normal < 0,05
 Varian data mutlak karena lebih dari 2 kelompok yang tidak
berpasangan

2.d Diketahui :
 p-value untuk homogenitas data (p=0,035)
 p-value untuk normalitas data (p=0,075)
Jadi :
1. Hipotesis :
Apakah terdapat berbedaan D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan
derajat keparahan penyakit Covid-19 (Non Covid-19, Covid-19 derajat ringan,
Covid-19 derajat sedang, dan Covid-19 derajat berat/parah/kritis ?
Analisis statistik yang sesuai yaitu menggunakan :
Kruskal-Wallis
Karena data diapatkan data terdistribusi normal dan data tidak homogen maka
pakai Kruskal-Wallis dengan >2 kelompok dan tidak berpasangan berdasarkan
derajat keparahan penyakit Covid-19 terdiri dari :
 Non Covid-19,
 Covid-19 derajat ringan,
 Covid-19 derajat sedang,
 Covid-19 derajat berat/parah/kritis)
2. Didapatkan jumlah kelompok yaitu >2 kelompok data yaitu 4 data kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
3. Jenis Data
Katagori Data :
 Non Copid,
 Derajat ringan,
 Derajat sedang dan
 Derajat berat
4. Tidak Berpasangan
Karena data bersumber dari 4 sumber yang berbeda tentang tingkatan data
katagorik yaitu menguji derajat keparahan penyakit copid-19 kelompok :
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Non Covid-19
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat ringan
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat sedang
 D-dimer (dinyatakan dalam mg/dl) berdasarkan derajat keparahan
penyakit Covid- 19 kelompok Covid-19 derajat berat/parah/kritis
5. Uji Normalitas & homogenitas (varian) data
Uji Homogenitas
 Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah berapa varian
populasi adalah sama atau tidak
 Uji Homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam
distribusi normal
 Data Homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Normalitas
 Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variable, apakah sebaran
data tersebut berdistribusi normal atau tidak
 Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0.05
Uji Homogenitas
p-value untuk homogenitas data (p=0,035) Data dikatakan homogenitas atau
homogen apabila nilai signifikansi (p)>0.05 Karena data diatas tidak
homogenitas atau tidak homogen p=0.035 lebih kecil dari 0.05 maka data
tersebut tidak homogen. Jadi 0.035<0,05 jadi didapatkan data diatas tidak
homogen
 Normalitas data p=0.025
Data diatas dimaksud normalitas atau normal apabila nilai signifikansi
(p)>0.05 ,sedangkan data tersebut 0.075<0.05 didapatkan lebih besar maka
data tersebut terdistribusi dengan normal
Kesimpulan :
P-value untuk homogenitas data (p=0,035) dan p-value untuk normalitas data
(p=0,075) didapatkan data tidak homogen dan terdistribusi dengan normal
serta data itu tidak berpasangan terdapat 4 kelompok jenis datanya, yaitu
Kruskal-Wallis.
Secara garis besar didapatkan p-value untuk homogenitas data (p= 0,035) dan
p-value untuk normalitas data (p=0,075)
 Menggunakan uji Statistik parametrik Anova karena sampel lebih dari 2
kelompok
 Kelompok data tidak berpasangan
 Sebaran data normal >0,05
 Varian data mutlak karena lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan
(independent)
 Jenis data katagori

Anda mungkin juga menyukai