UJI T-TEST
I. TUJUAN
1. Mampu memahami dan melakukan one sample t-test
2. Mampu memahami dan melakukan paired t-test
3. Mampu memahami dan melakukan independent t-test
Uji-t termasuk dalam uji parametrik, digunakan untuk variabel yang memiliki skala data
Interval atau Rasio yang berdistribusi normal. Sebelum menggunakan uji ini harus dilakukan
uji normalitas terlebih dahulu (pada paired t-test dan independent t-test) serta ada tambahan
uji homogenitas pada uji-t independen, karena pada uji ini menggunakan 2 kelompok sampel
yang berbeda. Sedangkan pada uji one sample t-test tidak perlu ada 2 syarat ini. Bila syarat uji
normalitas tidak terpenuhi, maka harus digunakan statistika non parametrik. Terdapat 3 jenis
uji-t yaitu: one sample t-test, paired t-test dan independent t-test.
Uji ini digunakan untuk membandingkan mean sampel yang diuji dengan rata-rata yang sudah
ada (standar). Juga merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variable bebas yang
digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan
rata-rata sebuah sampel (Wijaya, 2009).
Paired t-test
Disebut juga dependent t-test atau before after test. Tujuan uji ini adalah mengetahui
perbedaan mean (rata-rata) pada 2 sampel yang berpasangan (paired). Sampel berpasangan
maksudnya 1 individu (subjek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda.
2. Skala data interval atau rasio yang berdistribusi normal. Bila syarat nomor 2 tidak
terpenuhi, maka peneliti harus menggunakan uji non parametrik. Dalam hal ini lawan uji
paired t-test adalah uji Wilcoxon.
Independent t-test
Tujuan uji ini adalah mengetahui perbedaan mean (rata-rata) pada 2 sampel yang tidak
berpasangan (bebas/independen). Sampel independen maksudnya terdapat 2 kelompok sampel
yang dibandingkan, misalnya membandingkan kelompok perlakuan dan kontrol.
Bila pada masing-masing kelompok, peneliti memiliki data pre dan post. Maka data yang diuji
atau dibandingkan adalah selisih pre dan post pada masing-masing kelompok.
3. Uji homogenitas.
Hasil homogen atau tidak homogen tidak menghalangi untuk menggunakan uji t-independen.
Jadi walaupun data tidak homogen tetap bisa menggunakan uji ini, hanya saja rumusnya
berbeda. Ada rumus uji t-independen untuk data homogen dan ada rumus untuk data
heterogen.
Uji homogenitas dilakukan karena terdapat 2 kelompok sampel yang berbeda sehingga kita
perlu mengetahui apakah kedua kelompok homogen atau tidak. Pengujian homogenitas
(kesamaan) beberapa bagian sampel yaitu mengetahui seragam tidaknya variasi sampel-
sampel yang diambil dari populasi yang sama. Bila syarat nomor 2 tidak terpenuhi, maka
peneliti harus menggunakan uji non parametrik. Dalam hal ini lawan uji independent t-test
adalah uji Mann Whitney.
4. Pilih “1-Sample t”
5. Karena data yang dimiliki adalah data rangkuman (tidak ada data raw dari tiap
sample), pilih “Summarized data”
8. Klik “Options”
Paired t-test
4. Pilih “Paired t”
6. Letakkan kursor di box Sample 1, kemudian pilih Drug A dan klik “Select”
7. Letakkan kursor di box Sample 2, kemudian pilih Drug B dan klik “Select”
8. Klik “Options”
Independent t-test
6. Letakkan kursor di box Sample 1, kemudian pilih Formula 1 dan klik “Select”
7. Letakkan kursor di box Sample 2, kemudian pilih Formula 2 dan klik “Select”
8. Klik “Options”
IV. DATA
Soal 1
Sebuah survei berminat untuk mengadakan sebuah penelitian mengenai hubungan antara
tekanan darah dengan pemakaian kontrasepsi oral. Delapan wanita subur diukur tekanan
darahnya, kemudian selama satu tahun mereka memakai kontrasepsi oral. Lalu, pada akhir
tahun tekanan darah mereka diukur lagi. Didapatkan data sebagai berikut:
Sebelum 1 tahun Setelah 1 tahun
115 117
115 128
104 102
112 120
105 112
107 115
126 130
119 120
Berdasarkan data di atas, adakah suatu hubungan antara sebelum dan sesudah pemakaian
kontrasepsi oral terhadap tekanan darah?
9 4
8 6
9 7
7 3
8 5
9 3
5 4
7 6
4 6
7 8
Berdasarkan data di atas, ujilah apakah ada perbedaan bermakna dalam daya menurunkan
berat badan kedua macam obat tersebut!
1 76,8
2 77,9
3 78,6
4 79,3
5 82,7
6 88,2
7 92,5
8 96,2
9 84,5
10 88,3
V. PENGOLAHAN DATA
Pada contoh soal terlihat bahwa sample yang digunakan sebanyak 2 kelompok data dan kedua
kelompok data tidak berhubungan, sehingga data tersebut diuji dengan menggunakan 2-
sample independent t-test.
- Uji normalitas
- Uji homogenitas
Pada contoh soal terlihat bahwa sample yang digunakan sebanyak 2 kelompok data dan kedua
kelompok data salin berhubungan karena kedua obat diberikan kepada subjek uji yang sama,
sehingga data tersebut diuji dengan menggunakan paired t-test
-Uji normalitas
- Uji homogenitas
Pada contoh soal terlihat bahwa terdiri dari 1 data maka digunakan 1-sampel t-test
-uji normalitas
- Uji t ( 1-sample t-test )
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bedasarkan hasil uji perolehan data pada masing masing soal maka hasil masing masing
variable dianalisis sebagai berikut :
Pada uji normalitas dalam soal no 1 dimana interpretasi p-value > (0.100 )>α (0.05) maka
Ho diterima artinya kedua data tersebut terdistribusi normal .
Uji homogenitas pada soal no 1 dimana interpretasi p value ( 0,666 ) > α (0,05) ho
diterima
Dimana variansi data sebelum dan sesudah 1 tahun sama signifikan.
Pada uji normalitas soal no 2 interpretasi p-value > (0.100 )>α (0.05) Ho diterima dimana
data terdistribusi normal .
Uji homogenitas pada soal no 2 interpretasi p value ( 0,977 ) > α (0,05) ho diterima
Artinya variansi data obat dan obat b tidak beda signifikan .
Pada uji paired test Tingkat Signifikansi p value (0,027) < α (0,05) → Ho ditolak, HA
diterima Nilai Kritis hitung (2,64) > t kritis (2,18) → Ho ditolak, HA diterima Obat A
dan obat B memberikan hasil/efek yang berbeda secara signifkan dengan signifikansi
0,05
Paired t-test
Paired sampel t-Test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan
merupakan subjek yang sama, tapi mengalami perlakuan yang berbeda. Model uji beda
ini digunakan untuk menganalisis model penelitian sebelum dan sesudah.
Gambar 7. Uji normalitas soal no 3
Pada gambar diatas dihasil kan interpretasi p-value > (0.100 )>α (0.05) Ho diterima
Artinya data terdistribusi normal.
Dalam uji 1 sampel t-test interpretasi P value (0.604 ) > (0.05) Ho diterima Ha diterima Nilai
kritis T hitung (0.54 ) < t kritis ( 1,73) ho di terima .
VII. KESIMPULAN
Pada ketiga soal diatas memiliki kesamaan yang signifikan untuk uji normalitas
Advernesia. 2017-2019. “Cara Uji Paired Sample T Test dengan SPSS dan Contohnya”.
Diambil dari https://www.advernesia.com/blog/spss/cara-ujipaired-sample-t-test-dengan-spss-
dan-contohnya/, pada tanggal 22 Mei 2019.