Pengadaan Barang/Jasa di Desa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Pemerintah
Desa, yang dilakukan melalui swakelola yg kegiatan & anggarannya bersumber dari APBDesa.
Penyusunan Pengadaan di desa berpedoman pada Perlem LKPP No 12 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Di Desa dengan memperhatikan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat.
Pengadaan barang/jasa di desa mengutamakan peran serta masyarakat melalui Swakelola dengan
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di Desa secara gotong-royong dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dengan tujuan memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan
masyarakat setempat. Jika pengadaan barang/jasa di desa tidak dapat dilakukan secara Swakelola
maka Pengadaan dapat dilakukan melalui Penyedia baik sebagian maupun seluruhnya.
Adapun tata cara pengadaan barang/.jasa di desa dapat diuraikan sebagai berikut:
Perencanaan pengadaan barang/jasa di desa dilakukan pada saat penyusunan RKP Desa. Dalam
pembuatan perencanaan tersebut yang dimuat dalam RKP Desa harus meliputi beberapa poin
penting, yakni sbb:
1. jenis kegiatan;
2. lokasi;
3. volume;
4. biaya;
5. sasaran;
1. Nama Kegiatan;
2. Nilai Pengadaan;
3. Jenis Pengadaan;
5. Nama TPK;
6. Lokasi; dan
7. Waktu Pelaksanaan.
Tim Perencana harus memperhitungkan dan mempertimbangkan waktu yang cukup untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti mulai dan berakhirnya pekerjaan termasuk jadwal pengadaan
bahan/material, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan. Yang juga
harus diperhatikan penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan dengan memperhatikan
batas akhir tahun anggaran/batas akhir efektifnya anggaran.
Setelah penyusunan RKPDesa selesai, maka tugas Kasi/Kaur mempersiapkan pengadaan barang/jasa,
berikut dijelaskan tahapan persiapannya.
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB), yaitu RAB yang disusun oleh Kasi/Kaur menjelang dilaksanakannya
kegiatan Swakelola.
2. Khusus untuk pekerjaan konstruksi, dokumen persiapan Pengadaan melalui Swakelola berupa:
c. spesifikasi teknis;
3. Kasi/Kaur menyusun dan menetapkan RAB Pengadaan yang dihitung dengan menggunakan
data/informasi antara lain:
4. Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada DPA, sepanjang tidak melebihi
nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan dapat dilanjutkan dengan terlebih dahulu melakukan
revisi RAB pada DPA.
5. Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada DPA yang melebihi nilai pagu
rincian objek belanja, pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan Kasi/Kaur melapor kepada Kepala
Desa.
6. Jika sudah selesai disusun, Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan tersebut
kepada TPK untuk dilakukan Pengadaan melalui Swakelola.
a. TPK; atau
2) Apabila diperlukan, TPK menentukan narasumber/ tenaga kerja dengan ketentuan sebagai
berikut:
3) TPK menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan.
Daftar Pustaka :
1. https://www.pengadaan.web.id/2019/11/tata-cara-pengadaanbarang-dan-jasa-di-desa-
terbaru.html
Penulis adalah: