Anda di halaman 1dari 123

Pedoman Teknis Pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok

Masyarakat/LSM
DAFTAR ISI

Daftar Singkatan
Daftar Istilah
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum
1.3. Tujuan
1.4. Prinsip
1.5. Arah Kebijakan
1.6. Sasaran
Bab II Program dan Kegiatan
2.1. Kriteria Program dan Jenis Kegiatan
2.2. Alokasi dan Lokasi Program/Kegiatan
2.3. Mekanisme Perencanaan
Bab III Penganggaran dan Pencairan Dana
3.1. Sumber Dana
3.2. Mekanisme dan Proses
3.3. Perpajakan
Bab IV Tahapan Pelaksanaan
4.1. Umum
4.2. Tahap Perencanaan
4.3. Tahap Persiapan
4.3.1. Pembentukan Tim Penyelenggara Swakelola (TPS)
4.3.2. Tugas dan wewenang Tim Penyelenggara Swakelola
4.3.3. Kaji Ulang Dokumen RUP
4.3.4. Perencanaan Teknis dan Biaya Pekerjaan
4.4. Tahap Pelaksanaan
4.5. Tahap Operasional dan Pemeliharaan
Bab V Pengawasan dan Pelaporan
Bab VI Penutup
Lampiran
DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBDes : Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
BAPPD : Berita Acara Pembayaran/Penarikan Dana
BASPK : Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
FM : Fasilitator Masyarakat
KD : Kader Desa
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
LKD : Lembaga Kemasyarakatan Desa
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
TPKS : Tim Pengelola Kegiatan Swakelola
Ormas : Organisasi Masyarakat
PAH : Penampungan Air Hujan
PMA : Perlindungan Mata Air
PoDes : Potensi Desa
PA : Pejabat Pengguna Anggaran
PSP : Program Swakelola Pokmas
PPKSP : Pejabat Pembuat Komitmen Swakelola Pokmas
PKPS BBM : Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak
Pokmas : Kelompok Masyarakat
RAB : Rencana Anggaran dan Biaya
RKM : Rencana Kegiatan Masyarakat
RUP : Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SE : Surat Edaran
SP3 : Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
SPM : Surat Perintah Membayar
SPP : Surat Perintah Pembayaran
SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana
SP2K : Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan
SP3K : Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan
TPKS : Tim Pengelola Kegiatan Swakelola
TPS : Tim Penyelenggara Swakelola
UPM : Unit Pengaduan Masyarakat
UPD : Usulan Prioritas Desa
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Mekanisme Pelaksanaan Swakelola oleh Pokmas/LSM


Lampiran 2: Surat Perjanjian Swakelola Masyarakat
Lampiran 3 : Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Fisik (Bangunan)
Lampiran 4 : Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Lainnya
Lampiran 5: Gambar Rencana Dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Lampiran 6: Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan/Kegiatan
Lampiran 7: Jadwal Pengadaan/Kebutuhan Bahan, Tenaga Kerja, Dan Peralatan
Lampiran 8: Rencana Anggaran Biaya (Rab)
Lampiran 9: Laporan Hasil Survei Dan Pengukuran Fisik
Lampiran 10: Surat Pengajuan Kebutuhan Bahan/Material, Tenaga Kerja, Dan Peralatan
Lampiran 11: Kontrak/Perjanjian Pengadaan Barang/Bahan
Lampiran 12: Kontrak/Perjanjian Tenaga Ahli Orang Perseorangan
Lampiran 13: Kontrak Kerja Orang Perseorangan Borongan
Lampiran 14: Surat Perintah Kerja (Spk) Pengadaan Barang/Bahan
Lampiran 15: Surat Perintah Kerja (Spk) Tenaga Ahli Perseorangan
Lampiran 16: Laporan Penerimaan Dan Penggunaan Bahan/Material, Tenaga Kerja, Dan
Peralatan
Lampiran 17: Laporan Harian
Lampiran 18: Laporan Mingguan
Lampiran 19: Laporan Bulanan
Lampiran 20: Pembayaran
Lampiran 21: Bukti Pembayaran Pengadaan Bahan
Lampiran 22: Realisasi Pekerjaan Fisik
Lampiran 23: Realisasi Pekerjaan Pekerjaan Lainnya
Lampiran 24: Laporan Pekerjaan Selesai
Lampiran 25: Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Selesai
Lampiran 26: Surat Tugas Pemeriksaan Dan Evaluasi
Lampiran 27: Berita Acara Perubahan Pekerjaan
BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan salah satunya ditentukan oleh partisipasi masyarakat,


dan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan di
desa/kelurahan, maka perlu dilakukan penataan kembali peran pemerintah daerah
dan masyarakat terhadap mekanisme partisipatif dalam proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian hasil pembangunan di
daerah;

Melalui beberapa program pemberdayaan masyarakat diharapkan akan terus


meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi pembangunan, bekerjasama dengan berbagai pihak.
Selanjutnya pembangunan secara swakelola diharapkan dapat menciptakan
perluasan kesempatan kerja di perdesaan, terutama lapangan kerja baru sehingga
berdampak pada berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan serta
meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat perdesaan. Contoh
pekerjaan fisik konstruksi sederhana yang dapat dikerjakan bersama-sama dengan
masyarakat adalah proyek padat karya, operasi dan pemeliharaan jalan,
pemeliharaan saluran irigasi, pembuatan saluran irigasi tersier dan kwarter,
pemeliharaan saluran pembuangan (drainase), pemeliharaan gedung dan
sebagainya.

Pedoman pelaksanaan ini memuat penjelasan, prinsip dan pendekatan serta


tahapan penyelenggaraan swakelola oleh pokmas mulai dari tahapan persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan dengan
menitikberatkan pada pendekatan pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga
memuat sistem pelaporan, pengendalian, monitoring dan evaluasi serta panduan
pendampingan kegiatan.

1.2. Dasar Hukum

Belum sempat.. tinggal Copas

1.3. Tujuan

Secara umum tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk mendorong SKPD agar
lebih luas menerapkan dan memanfaatkan kerangka kerja cara pengadaan swakelola
pokmas/LSM dalam menjalankan peran/tupoksinya dan mewujudkan partisipasi
aktif masyarakat, pemangku kepentingan (stakeholder) serta mendorong
keberlanjutan prakarsa, sinergi dan kreativitas kelompok masyarakat/LSM dalam
rangka penanggulangan kemiskinan dan mewujudkan kemandirian masyarakat,
antara lain dalam kegiatan:
a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan;
b. Peningkatan ekonomi rumah tangga;
c. Peningkatan usaha ekonomi lokal perdesaan;
d. Peningkatan jumlah rumah layak huni bagi Rumah Tangga Miskin;
e. Peningkatan akses pelayanan air bersih terhadap rumah tangga miskin;
f. Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan;

1.4. Prinsip

1) Prinsip Umum:
a. Berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya
lokal;
b. Keberpihakan kepada orang miskin;
c. Transparansi;
d. Partisipasi;
e. Kompetisi Sehat;
f. Keterpaduan;
g. Akuntabilitas;
h. Keberlanjutan;
i. Kesetaraan Jender.
2) Prinsip Khusus :
a. Program kegiatan yang didanai harus termuat dalam dokumen RPJMD,
Renja SKPD, KUA/PPAS;
b. Seluruh kegiatan yang didanai harus direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan komponen masyarakat di
desa;
d. Seluruh pelaksanaan program/kegiatan harus dapat dipertanggung-
jawabkan secara administratif, teknis dan hukum;
e. Kegiatan untuk pembangunan infrastruktur perdesaan disesuaikan dengan
kemampuan dana dan sifatnya tuntas dalam tahun anggaran berjalan
(tidak menghasilkan bangunan setengah jadi);
f. Pengelolaan dana menggunakan prinsip efektif, efisien dan akuntabel;

1.5. Arah Kebijakan

Ini mainstreamnya Bapelitbangda..

1.6. Sasaran

Idem.. ada yang lebih jago merumuskannya


Bab II Program dan Kegiatan

2.1. Kriteria Program dan Jenis Kegiatan

Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan cara swakelola oleh kelompok
masyarakat termasuk namun tidak terbatas pada :

1. Pengembangan prasarana dan sarana di kawasan perdesaan;


2. Peningkatan pelayanan lembaga keuangan perdesaan;
3. Pembinaan perencanaan serta penyusunan kegiatan pembangunan
pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi.
4. Pengembangan lembaga keuangan nonbank (LKNB) di desa,
5. Sosialisasi data pengembangan tenaga listrik;
6. Pengembangan kemandirian usaha kecil dan menengah;
7. Pemantapan produk unggulan
8. Pengembangan industri rumah tangga kecil di kawasan perdesaan.

Masukkan lagi lebih banyak dan lebih detil Bro..


Bab III Penganggaran dan Pencairan Dana

3.1. Sumber Dana

DPA SKPD

Hibah/Bansos (PPKAD)

APBDes ? misal prosentase 5% dr kebutuhan

Swadaya Masyarakat

Hibah lainnya

CSR ?

3.2. Mekanisme dan Proses

A. Mekanisme penganggaran pada DPA-SKPD untuk kegiatan swakelola dirinci


menurut jenis belanja yang sesuai.

1. Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang sifatnya nonfisik menggunakan


jenis belanja barang dan jasa

Contoh kegiatan sosialisasi, dengan rincian akun belanja sebagai berikut

a. Honorarium untuk narasumber/pakar praktisi dimasukkan dalam


akun belanja honorarium Non-PNS

b. Honorarium untuk tim teknis pelaksana kegiatan dimasukkan dalam


akun honorarium PNS

c. Bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan meliputi alat tulis kantor


(ATK), konsumsi/bahan makanan, bahan cetakan, spanduk dan
fotokopi dimasukkan dalam akun belanja bahan habis pakai, belanja
bahan material, belanja cetak dan penggandaan

d. Perjalanan dinas memanggil dan memulangkan peserta kegiatan


sosialisasi masuk dalam akun belanja perjalanan dinas.

2. Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang sifatnya fisik atau barang modal
dimasukkan dalam belanja modal

B. Mekanisme Pembayaran

Mekanisme pembayaran APBD terdiri dari :


a. Panjar
b. LS
Adapun uraian dari jenis-jenis pembayaran ini sebagai berikut.
a. UP
b. GU
c. TUP
d. LS
Mekanisme pembayaran dengan UP tidak terbatas hanya belanja nonmodal, tetapi
juga belanja modal selama nilainya tidak lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta).

Selain menggunakan mekanisme UP, pembiayaan swakelola juga dapat dilaksanakan


dengan mekanisme LS untuk item atau akun-akun tertentu yang mempunyai
karakteristik :

1. Terdapat kepastian penerima hak dan jumlah yang dibayarkan


2. Terdapat kepastian jumlah atau jenis barang/pekerjaan yang dilaksanakan
3. Progres atau prestasi atau bagian pekerjaan baik sebagian atau seluruh
pekerjaan telah selesai dilaksanakan oleh pihak kelompok masyarakat
4. Tidak ditemukan unsur yang kuat untuk tidak dilakukan pembayaran melalui
LS

Berikut contoh mekanisme pembayaran swakelola :

Contoh kegiatan sosialisasi dengan rincian belanja sebagai berikut

1. Honorarium untuk narasumber/pakar praktisi dimasukkan dalam akun


belanja honorarium Non-PNS (mekanisme UP)

2. Honorarium untuk tim teknis pelaksana kegiatan dimasukkan dalam akun


honorarium PNS (mekanisme UP)

3. Bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan meliputi alat tulis kantor (ATK),
konsumsi/bahan makanan, bahan cetakan, spanduk dan fotokopi
dimasukkan dalam akun belanja bahan habis pakai, belanja bahan material,
belanja cetak dan penggandaan (mekanisme UP)

4. Perjalanan dinas memanggil dan memulangkan peserta kegiatan sosialisasi


masuk dalam akun belanja perjalanan dinas.(mekanisme UP)

5. Sewa ruang pertemuan dengan fasilitas fullboard msuk dalam akun biaya
sewa (mekanisme LS)

C. Mekanisme penyaluran dana swakelola yaitu :

i. Diberikan 40% dari keseluruhan dana apabila kelompok masyarakat telah


menyampaikan proposal rencana pelaksanaan

ii. Diberikan 30% dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah mencapai
30%, dan
iii. Diberikan 30% dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah mencapai
30%

Secara internal kelompok masyarakat mempertanggungjawabkan penggunaan


keuangan sesuai dengan penggunaan seperti mendokumentasikan daftar tanda
terima upah, daftar hadir, dan lain-lain sesuai ketentuan.

3.3. Perpajakan dalam Swakelola

Kelompok masyarakat pelaksana ketika mendapatkan dana tidak dikenakan pajak,


tetapi penggunaan dana tetap berlaku aturan perpajakan secara umum.
Pemungutan dan pemotongan pajak tidak menjadi tanggung jawab bendahara
penanggung jawab anggaran. Bendahara kelompok masyarakat tidak mempunyai
kewajiban melaporkan pemungutan/pemotongan pajak, terhadap transaksi
pembelian/penyerahan barang/jasa kena pajak (B/JKP) diperlakukan sebagai
konsumen akhir yang dikenakan pajak sesuai peraturan yang berlaku. Misalnya,
Pokmas membeli semen senilai di atas Rp. 2.500.000, maka atas pembelian tersebut
dikenakan PPN dan PPh tetapi kewajiban pelaporannya ada pada penjual.
Bab IV Tahapan Pelaksanaan

4.1. Umum

Narasi Bla..Bla..Bla

4.2. Tahap Perencanaan


Tujuan kegiatan pengadaan barang/jasa melalui swakelola dapat dicapai secara
efisien dan efektif melalui perencanaan swakelola. Perencanaan menetapkan
bagaimana sumber daya dipergunakan secara efisien dan efektif dan sekaligus dapat
dijadikan acuan atau kriteria untuk menilai realisasi kinerjanya. Pada siklus
anggaran, perencanaan pengadaan barang/jasa melalui swakelola adalah ketika
Pengguna Anggaran menuangkan hasil identifikasi kebutuhan barang/jasa, yang
mana cara pengadaannya akan dilaksanakan melalui swakelola, kedalam RKA-SKPD
untuk dibahas oleh DPRD hingga disahkan sebagai DPA APBD.
PA/KPA secara simultan dengan siklus anggaran, wajib menyusun dan menetapkan
Rencana Umum Pengadaan (RUP) barang/jasa pemerintah berpedoman pada pagu
indikatif, dan selanjutnya PA dapat mengumumkan RUP setelah penyusunan RKA-
SKPD apabila diperlukan atau setelah dilakukan penyesuaian terhadap RKA-SKPD
yang sesuai dengan Perda APBD.

Bagan alir penyusunan RUP lingkup SKPD dan hubungannya dengan siklus anggaran
dapat dilihat pada bagan alir 4.1.

Ruang lingkup kegiatan perencanaan swakelola meliputi:


a. Penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan.
b. Penyusunan jadwal pelaksanaan dengan mempertimbangkan waktu yang cukup
bagi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan.
c. Perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan yang tepat agar
diperoleh rencana keperluan tenaga,bahan dan peralatan yang sesuai.
d. Penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan.
e. Penyusunan rencana total biaya.

Perencanaan pada huruf a, b, dan c disusun oleh PA/KPA yang out putnya adalah
kebijakan umum RUP mencakup pemaketan pekerjaan,rencana penganggaran biaya
pengadaan dan Kerangka Acuan Kerja(KAK).Kebijakan umum tersebut dapat dikaji
ulang oleh PPK dalam hal pemaketan pada RUP, data pada RAB dan KAK sesuai
dengan situasi dan kondisi di lapangan. Sedangkan Tim Perencana Teknis pada TPKS
menindaklanjuti hasil kaji ulang PPK dengan menyusun rencana yang lebih rinci
pada huruf d dan e. Apabila terjadi ketidaksesuaian, mereka dapat mengajukan
usulan kaji ulang melalui PPK.
Dokumen KAK memuat:
1) Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud
dan tujuan, sasaran serta sumber pendanaan;
2) Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan;
3) Keperluan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli
perseorangan secara rinci yang dijabarkan dalam rencana kerja bulanan,
rencana kerja mingguan, dan rencana kerja harian;
4) Rincian biaya pekerjaan yang dijabarkan dalam rencana biaya bulanan dan
biaya mingguan;
5) Produk yang dihasilkan; dan
6) Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis (apabila diperlukan).

Contoh format KAK terdapat di lampiran

4.3. Tahap Persiapan


Tahapan persiapan mencakup pelaksanaan sebagai berikut.
a. Pembentukan Tim Penyelenggara Swakelola (TPS)

b. Melakukan kaji ulang dan usulan revisi RUP

c. Perencanaan teknis dan biaya pekerjaan swakelola

4.3.1. Pembentukan Tim Penyelenggara Swakelola

Penyelenggaraan Swakelola Pokmas/LSM melibatkan berbagai unsur pelaksana dan


pihak/instansi terkait, dengan struktur organisasi pada gambar berikut.

Gambar 4.2. Susunan Organisasi Tim Penyelenggara Swakelola


4.3.2. Tugas dan wewenang Tim Penyelenggara Swakelola

Tim Penyelenggara Swakelola (TPS) terdiri dari SKPD, PPKSP, PPHP, Pokmas/LSM,
TPKS, dan pihak pemangku kepentingan seperti Pemerintahan Desa serta pihak
terkait lainnya seperti Fasilitator Masyarakat (FM), Relawan Desa, Kader Desa, dan
lain-lain, masing-masing memiliki peran, tugas dan wewenang sebagai berikut.

A. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/PPKSP

SKPD bertanggungjawab untuk:

i. Menyusun kegiatan dan sasaran yang akan dilaksanakan dengan cara


Swakelola, berdasarkan hasil evaluasi atas usulan dari Kelompok Masyarakat.
ii. Memberi arahan kepada TPKS;
iii. Penetapan Kelompok Masyarakat oleh PA/KPA, termasuk sasaran, tujuan dan
besaran anggaran Swakelola

B. Pejabat Pembuat Komitmen Swakelola Pokmas (PPKSP)

Penyelenggaraan PSP di tingkat kabupaten dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat


Komitmen Swakelola Pokmas (PPKSP). PPKSP bertugas untuk :

a. Menyiapkan, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak/SPK


dengan pihak pimpinan Pokmas/LSM;
b. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA;
c. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
d. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada
PA/KPA;
e. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dimulai;
f. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam DPA
sesuai kegiatannya;
g. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran
(lembur, honor, vakasi), Surat Perintah Tugas (SPT) serta Surat Perintah
Perjalanan Dinas (SPPD) berdasarkan SPT yang telah diterbitkan;
h. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
i. Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran SKPD;
j. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) serta dokumen
pendukungnya dan selanjutnya diteruskan kepada Pejabata yang melakukan
pengujian dan perintah pembayaran;
k. Mengajukan tagihan pembayaran kepada bendahara pengeluaran untuk
pembayaran yang membebani uang persediaan;
l. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DPA dan
menyampaikannya kepada PA/KPA

C. Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)

Adopsi dari Modul PPHP..


Lengkapi dengan daftar simak pemeriksaan Adm, Teknis, Keuangan (masuk ke
lampiran)

D. Pemerintahan Desa
Pemerintahan desa, dalam hal ini adalah pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD ) sebagai penyelenggara urusan pemerintahan desa,
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Pemerintah desa terdiri dari kepala desa
dan perangkat desa mempunyai tugas untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Sedangkan BPD mempunyai
tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan desa serta
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Dalam penyelenggaraan PSP tugas pemerintah desa adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan PSP di wilayah kerjanya;
2. Menyelenggarakan Musyawarah Desa dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan PSP;
3. Menjamin dan memfasilitasi keterlibatan perempuan/minoritas/orang miskin
dalam setiap tahapan PSP;
4. Memantau penerapan prinsip-prinsip PSP dalam pelaksanaan tiap tahapan
kegiatan;
5. Memfasilitasi terbentuknya TPKS melalui forum musyawarah tingkat desa;
6. Membantu kelancaran proses penyusunan RKM;
7. Mengetahui dan menyetujui hasil perencanaan dan hasil pelaksanaan
kegiatan;
8. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan;
9. Menjamin dan memfasilitasi transparansi pelaksanaan kegiatan;
10. Menyiapkan PosKo TPKS yang digunakan sebagai sekretariat program di desa;
11. Turut menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) yang
dibuat oleh Ketua TPKS;
12. Mendukung pelaksanaan PSP melalui sinkronisasi program dan sinergitas ke
pemangku kepentingan lainnya;
13. Membina TPKS agar dapat berfungsi secara berkelanjutan dalam proses
perencanaan pembangunan partisipatif selanjutnya;
14. Menandatangani serta mentaati Pakta Integritas
Sedangkan BPD mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mendorong partisipasi masyarakat;
2. Membantu penanganan pengaduan;
3. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja perangkat desa;
4. Mendorong penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan.

E. Kelompok Masyarakat/LSM
Kelompok Masyarakat/LSM merupakan sasaran penerima manfaat langsung
sehingga sangat diharapkan dukungan dan peran aktifnya selaku pelaku utama pada
tiap tahapan, mulai dari proses penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaannya, dengan mengacu pada pedoman yang sudah ditetapkan, dapat
memalui pendampingan dan bimbingan oleh fasilitator.
Kelompok Masyarakat/LSM membentuk TPKS (Tim Pengelola Kegiatan Swakelola),
dapat memanfaatkan organisasi yang sudah ada dan memenuhi kriteria yang telah
disepakati, melalui mekanisme musyawarah desa dan pengesahan oleh Kepala Desa.
Susunan TPKS terdiri dari Ketua, Bendahara, Sekretaris, Tenaga Teknis, dan anggota,
dengan keanggotaan minimal terdiri dari 35% perempuan. Perangkat pemerintah
desa tidak diperbolehkan duduk dalam kepengurusan TPKS dan tim pendukung TPKS
lainnya.
TPKS dipilih oleh masyarakat dapat melalui pemilihan langsung di MUSDES, atau
melalui mekanisme kesepakatan.
Tugas TPKS meliputi:
i. Mentaati Pakta Integrit as yang disepakati bersama kepala desa dan wakil
masyarakat;
ii. Mengidentifikasi permasalahan infrastruktur di tingkat desa;
iii. Mendorong dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan, masyarakat
miskin dan kelompok minoritas dalam setiap tahapan kegiatan;
iv. Menyusun Usulan RKM;
v. Mengajukan Usulan RKM untuk diverifikasi oleh PPKSP;
vi. Menyusun perencanaan teknis dan RAB;
v i i. Melaksanakan RKM;
viii. Membuka rekening dana swakelola (rekening harus dengan dual account ,
terdiri dari Ketua dan Bendahara TPKS);
ix. Menjamin dan memfasilitasi transparansi kegiatan;
x. Menandatangani kontrak kerja antara ketua TPKS dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPKSP) dengan melampirkan berita acara dan daftar hadir tahap
musdes persiapan/perencanaan;
xi. Melakukan pengajuan pencairan kepada SKPD/PPKSP dengan lampiran
Laporan Pelaksanaan Kegiatan, Buku Kas TPKS yang dilengkapi nota/bukti
pengeluaran dan foto kopi buku rekening bank TPKS;
xii. Menyusun laporan Buku Kas TPKS dan mengumpulkan bukti- bukti
pengeluaran;
xiii. Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan sesuai dengan format pedoman;
xiv. Menyelenggarakan rembug-rembug warga untuk membahas kemajuan dan
permasalahan pelaksanaan kegiatan minimal seminggu sekali;
xv. Menyebarluaskan laporan kemajuan kegiatan mela lui media komunikasi yang
ada di tingkat desa, papan informasi, dan media lainnya yang dapat diakses
oleh semua pihak minimal seminggu sekali;
xvi. Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang
dibahas dalam Musdes;
xvii. Menyelenggarakan Musdes Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan;
xviii. Menyampaikan laporan akhir hasil Musdes kepada SKPD;
xix. Menyimpan seluruh dokumen perencanaan dan pelaksanaan secara baik
untuk kepentingan audit.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi TPKS

Setelah ditetapkan di dalam Musdes , selanjutnya TPKS akan membentuk Tim


Perencana Teknis, Tim Pengadaan dan Tim Pelaksanaan, yang akan mendukung
pelaksanaan tahapan program selanjutnya.

1. Tim Perencana Teknis


Tim Perencana Teknis dibentuk oleh TPKS dan bertanggung jawab langsung kepada
TPKS. Anggota Tim Perencana Teknis terdiri dari perwakilan dari TPKS, relawan desa
dan perwakilan dusun/RT. Tim Perencana Teknis selama bertugas dapat didampingi
oleh FM.
Tugas Tim Perencana Teknis antara lain :
1) Mempelajari rincian KAK yang diterima dari PPK hasil kaji ulang dan
melakukan pengukuran detil pada lokasi pekerjaan berdasarkan gambar
rencana kerja;
2) Melakukan kaji ulang KAK (jika diperlukan);
3) Menyusun rincian jadwal pelaksanaan kerja (s-curve) serta jadwal kebutuhan
bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli
perseorangan;
4) Membuat rincian biaya pekerjaan dengan tidak melampaui pagu anggaran
yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran dan dituangkan dalam RAB
hasil kaji ulang, meliputi:
a) gaji tenaga ahli perseorangan, upah tenaga kerja dan honor tim
swakelola;
b) pengadaan bahan;
c) pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; dan
d) proses pengadaan dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan.

2. Tim Pelaksana
Tim pelaksana dibentuk oleh TPKS dan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa pelaksanaan kegiatan swakelola dilakukan secara tepat waktu, tepat biaya
dan tepat mutu. Anggota tim pelaksana terdiri dari perwakilan anggota TPKS dan
anggota masyarakat yang memiliki keahlian dan pengalaman teknis.
Tugas Tim Pelaksana antara lain:
i. Memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan disain teknis dan
RAB;
ii. Memfasilitasi penyediaan data dan dokumen pendukung yang berkaitan
dalam pelaporan pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan;
iii. Memastikan bahwa pembangunan infrastruktur sesuai dengan pedom an
teknis yang ada (standar mutu).

3. Tim Pengadaan Barang dan Jasa


Apabila dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan, TPKS dapat membentuk
Tim Pengadaan Barang dan Jasa.
Tim Pengadaan bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada TPKS.
Anggota tim terdiri dari perwakilan TPKS dan warga masyarakat, dengan
struktur tim terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota (2 orang).
4.3.3. Kaji Ulang Dokumen RUP (identifikasi, kaji ulang, usulan perubahan,
penetapan)

Setelah mengidentifikasi dokumen RUP yang biasanya menggunakan desk


verification (penelitian formalitas dokumen), PPK mempersiapkan langkah untuk
mengkaji ulang dokumen RUP .
Cara untuk melakukan kaji ulang dokumen RUP sebagai berikut:

a. Konfirmasikan kebutuhan barang/jasa kepada pengguna.


Langkah awal yang harus ditempuh PPK adalah menyusun serangkaian
pertanyaan/kegiatan sebagai berikut:
-. Apa dan berapa jumlah kebutuhan barang/jasa sebenarnya.
Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan volume pekerjaan dan spesifikasi teknis
secara rinci. PPK bisa membentuk Tim Teknis guna mengkaji volume,gambar dan
spesifikasi teknis tersebut, sehingga dapat diperoleh kebutuhan barang/jasa yang
sebenarnya.
b. Lakukan observasi lapangan.
Observasi lapangan dapat dilakukan oleh PPK bersama Pokja ULP/PP dan Tim Teknis
guna mengetahui kondisi sebenarnya yang ada dilapangan. Jika kondisi yang ada
dilapangan tidak sesuai dengan volume, gambar atau spesifikaasi teknis yang telah
ditentukan,maka perlu dibuat penyesuaian. Penyesuaian tersebut akan berakibat
kemungkinan terjadinya perubahan volume pekerjaan,gambar dan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan sebelumnya.Perubahan ketiga unsur tersebut bisa berakibat
terjadinya perubahan biaya dan jadwal pada paket pekerjaan.
c. Lakukan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan diperlukan berdasarkan kriteria dan dana yang tersedia.
Kriteria yang dimaksudkan adalah spesifikasi teknis yang telah mengalami
perubahan guna menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang telah diobservasi
oleh PPK bersama Pokja ULP/PP dan Tim Teknis .Perubahan spesifikasi teknis bisa
berdampak terhadap perubahan volume, gambar dan perubahan biaya
proyek.Dalam hal ini volume pekerjaan bisa bertambah atau berkurang.
Dana yang tersedia juga sangat berpengaruh terhadap analisis kebutuhan.Pagu
anggaran yang telah disediakan PA/KPA ada kemungkinan bisa mengalami
perubahan/pergeseran menjadi perlu penambahan atau pengurangan.
d. Teliti ketepatan pembebanan kode akun/mata anggaran,volume, harga
satuan setelah dilakukan analisis kebutuhan.
Misalnya belanja modal untuk pekerjaan swakelola apakah sudah relevan atau
perlu ada perubahan.Demikian pula volume dan harga satuan pekerjaan apakah
sudah tepat atau masih mengalami perubahan
e. Uji kembali ketepatan pemaketan pekerjaan.
Uji kembali ketepatan pemaketan pengadaan barang/jasa berdasarkan hasil langkah
sebelumnya dan bandingkan dengan kriteria swakelola .
Untuk menguji pemaketan pekerjaan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah unit dalam satu paket yang akan dibangun.
2. Lokasi paket pekerjaan yang akan dibangun,apakah tersebar atau
mengelompok
3. Prasarana dan sarana yang tersedia. Misalnya jalan dan kemudahan
transportasi.
4. Material yang tersedia dilapangan
5. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana yang akan dibangun.
6. Partisipasi masyarakat terhadap biaya proyek.

Dalam mengkaji ulang dukumen RUP,ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh
menyangkut pagu anggaran dan volume pekerjaan yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Alternatif 1 Pagu anggaran tidak berubah,hanya volume pekerjaan mengalami
perubahan.
Alternatif 2 Pagu anggaran berubah dan volume pekerjaan tidak berubah
Alternatif 3 Volume pekerjaan berubah dan pagu anggaran juga mengalami
perubahan.

Masing-masing alternatif diatas bisa berdampak terhadap revisi DPA SKPD .


Contoh 1 pekerjaan swakelola yang merupakan alternatif 1 dapat kita lihat pada
kasus kaji ulang RUP Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dimana PPK bersama
dengan pokja ULP/pejabat pengadaan dan timteknis mengkaji ulang RUP suatu
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan swakelola.
Pada RUP Dinas Kesehatan Kab. Malinau triwulan I tahun anggaran 2018
tercantum satu paket kegiatan pembangunan 10 unit posyandu (bangunan
permanen) yang tersebar di tiga kecamatan dengan pagu anggaran yang tersedia
Rp500 juta dan biaya pendukung Rp60 juta. Pekerjaan tersebut direncanakan
akan dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Dan Pertanahan
(DPKPP) Kab. Cirebon dan lokasinya sulit terjangkau sarana tranportasi.Berikut ini
langkah kaji ulang yang harus ditempuh oleh PPK atas RUP Dinas Kesehatan Kab.
Cirebon

Dari contoh tersebut di atas, PPK dan pokja ULP/pejabat pengada an


mengidentifikasi lingkup pekerjaan: kemampuan DPKPP Kab. Cirebon sebagai
pelaksana dari segi ketersediaan bahan, jumlah tenaga dan peralatan ternyata
sangat terbatas; pengoperasian dan pemeliharaan posyandu di Kab. Cirebon
memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat yang cukup tinggi tingkat
kegotong-royongannya.
- Apa dan berapa jumlah kebutuhan barang/jasa sebenarnya?
Jawaban atas pertanyaan ini untuk menyusun spesifikasi teknis rinci dan volume
kebutuhan sebenarnya. Misalnya bangunan posyandu cukup bersifat non permanen
dari kayu berjumlah 20 unit yang tersebar di tiga kecamatan berukuran 40
m²/unit, sesuai dengan jumlah proposal yang diajukan oleh kelompok masyarakat
desa.
- Lakukan observasi lapangan secara acak
Untuk membuktikan jumlah kebutuhan sesuai dengan situasi dan kondisi (khususnya
ketersediaan bahan dan tenaga, serta dana swadaya) masyarakat pengguna.
Misalnya dari 20 set proposal yang masuk, observasi di 3 lokasi desa untuk menguji
ketersediaan bahan, tenaga, dana swadaya, dan tingkat kegotongroyongan
masyarakat
- Kapan barang/jasa akan dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna?.
Jawaban atas pertanyaan ini menjadi dasar pertimbangan penyusunan jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Perhatikan pula tingkat kesibuk-an masyarakat, kendala
musim, dan saat panen. Misalnya bulan Oktober awal musim hujan, masa panen
raya pada bulan April.
-. Lakukan analisis kebutuhan sebenarnya
Analisis kebutuhan berdasarkan kriteria dan dana yang tersedia. Misalnya
masyarakat desa menghendaki pembangunan posyandu secara swakelola dengan
spesifikasi bangunan non perma- nen dari kayu dan dikerjakan secara gotong
royong. Hasil analisis menunjukkan dari 20 set proposal yang masuk, hanya 16 lokasi
yang layak bangun dan masyarakat setempat bersedia mengatasi kekurangan dana
secara swadaya.
-. Uji kembali ketepatan pemaketan pengadaan barang/jasa berdasarkan hasil
langkah sebelumnya dan bandingkan dengan kriteria swakelola .
Misalnya satu paket pembangunan 10 unit posyandu yang tersebar di 3 kecamatan
oleh DPKPP. Pengoperasian dan pemeliharaan bangunan posyandu memerlukan
partisipasi masyarakat setempat selaku pengguna, selain itu Pemkab. Cirebon tidak
menyediakan biaya pemeliharaan bangunan posyandu pada renstranya.Selain itu
lokasi yang tersebar dan sulit transportasinya perlu dipertimbangkan untuk
mengubah pelaksana dan memecah paket pekerjaan.

Contoh 2 adalah pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi sekunder dengan panjang 3


km.Jenis pekerjaan adalah pembersihan saluran dan perbaikan saluran yang
rusak.Dengan biaya sebesar Rp. 300.000 000,00. Pekerjaan pemeliharaan
dilakukan dua kali dalam setahun.
Pekerjaan pemeliharaan saluran sekunder dapat dilakanakan oleh kelompok
masyarakat secara swakelola.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan kaji ulang terhadap


pekerjaan swakelola sebagai berikut:

1). Lakukan perencanaan kebutuhan


PPK bisa membentuk Tim Teknis guna mengkaji volume,gambar dan spesifikasi
teknis terhadap pekerjaan swakelola tersebut, sehingga dapat diperoleh
kebutuhan barang/jasa yang sebenarnya Misalnya pekerjaan pemeliharaan
sekunder yang dilakukan secara swakelola oleh masyarakat perlu dilakukan 3 kali
dalam setahun.
2). Lakukan observasi lapangan
Lakukan observasi lapangan untuk membuktikan jumlah kebutuhan sesuai dengan
situasi dan kondisi (khususnya ketersediaan bahan, tenaga dan hambatan-hambatan
aliran air). Misalnya berdasarkan observasi lapangan saluran sekunder pertumbuhan
rumput dan endapan tanah yang cepat memerlukan tiga kali pemeliharaan dalam
setahun.Hasil kajian teknis dan wawancara dengan penduduk setempat
memungkinkan pekerjaan pemeliharaan tersebut dilakukan tiga kali dalam setahun.

3). Kapan barang/jasa akan dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna?.


Jawaban atas pertanyaan ini menjadi dasar pertimbangan penyusunan jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Misalnya persawahan ditanami 3 kali dalam setahun maka
sebelum dilakukan masa tanam saluran irigasi sekunder perlu dilakukan perbaikan
dan pembersihan agar aliran air berjalan lancar. Misalnya bulan Oktober ,Pebruari
dan Juni merupakan awal jadwal tanam bagi petani,sehingga saat tersebut perlu
dilakukan perbaikan dan pembersihan saluran irigasi sekunder.

4). Lakukan analisis kebutuhan .


Berdasarkan dana tersedia dan jadwal tanam petani,perbaikan saluran irigasi
sekunder perlu dilakukan tiga kali perbaikan dan pembersihan dalam setahun.

5). Uji kembali ketepatan pemaketan pekerjaan.


Pekerjaan yang volumenya hanya dua kali setahun ,kemudian dirubah menjadi tiga
kali dalam setahun dengan dana tetap Rp 300. 000.000,00 dengan
mempertimbangkan jadwal tanam dari petani.Juga mempertimbangkan kemudahan
mendapatkan tenaga kerja dan material dilokasi pekerjaan.

3.3. USULAN PERUBAHAN DOKUMEN

Dari contoh alternatif 1 diatas,setelah dilakukan kaji ulang terhadap dokumen RUP,
langkah selanjutnya adalah membuat usulan perubahan dukumen RUP.
Hasil identifikasi dokumen RUP dibandingkan dengan hasil kaji ulang serta kriteria
pekerjaan swakelola akan menghasilkan kertas kerja yang perlu disusun oleh PPK
dengan keluaran usulan perubahan dan bentuk sebagai berikut:

Gambar No. 1: Kertas Kerja Kaji Ulang Dokumen RUP


No Identifikasi Kriteria Hasil Usulan
Dokumen RUP Peraturan Kaji Ulang Perubahan
1. Kebijakan
Umum
Satu paket pemba- Pasal 26 Kemampuan Dinas PU Tiga paket pekerjaan
ngunan posyandu ayat (1) sd Kab. Cirebon terbatas. pembangunan posyan du
oleh Dinas PU Kab. (5) Per pres Operasi dan secara swakelola oleh
Cirebon No. 70 pemelihara-an pokmas di 3 keca- matan
tahun 2012 posyandu Kab. Cirebon
Bab VIII memerlukan
Perka LKPP partisipasi
No. 14 masyarakat se
tahun 2012 tempat.

Tersebar di 10 lokasi
pada 3 kecamatan yang
sulit transportasi Dana
operasi dan peme liharaan
tidak tersedia dalam renstra.

2. RAB
MA: belanja modal
10 unit BabVIII MA: tidak tepat, Kebutuhan MA: belanja barang
posyandu @ Rp50 Perka LKPP No. sebenarnya 20 unit, tetapi 16 unit posyandu
juta Biaya 14 tahun yang layak bangun hanya 16 @ Rp35 juta dengan
pendukung Rp60 2012 unit Biaya pendukung tidak ditambahan dana swadaya
juta perlukan Masyarakat masyarakat
bersedia ber gotong royong
dengan tambahan dana
swadaya

3. KAK
Spesifikasi teknis
bangunan perma- Bab VIII Tidak tersedia semen & besi, Spesifikasi teknis bangu
nen ukuran 40 m²/ Perka LKPP No. tetapi kayu cukup nan non permanen dari
unit. 14 Okt-Nov 2017. awal kayu ukuran 40 m²/ unit.
Waktu tahun 2012 musim hujan, April masa Waktu pekerjaan 45 hari
pekerjaan 45 hari panen raya pada bulan
(Okt- Nov.2017) Mei- Juni 2017

Usulan perubahan merupakan hasil analisis perbandingan antara hasil kaji ulang
dengan hasil identifikasi dokumen RUP dan tetap mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Usulan tersebut dituangkan dalam berita acara
hasil kaji ulang yang akan diajukan oleh PPKPS kepada KPA untuk disahkan sebagai
dokumen RUP. Contoh berita acara ada pada lampiran.
Terkait dengan kasus pembangunan Posyandu di Kab. Cirebon diatas, nampak pagu
anggaran tidak berubah hanya terjadi penambahan keluaran (output) dari 10 unit
menjadi 16 unit Posyandu dengan tambahan dana dari swadaya masyarakat.

3.4. PENETAPAN DOKUMEN RUP

Usulan perubahan dokumen RUP dari PPKSP akan ditelaah dan dikaji terlebih dahulu
oleh PA/KPA dengan mempertimbangkan beberapa aspek:
a. Aspek teknis
Dalam mengkaji usulan revisi RUP, PA/KPA perlu memperhatikan aspek teknis
pekerjaan berupa antara lain: substansi revisi, alasan atau dasar kebijakannya,
penentuan jumlah kebutuhan atas barang/jasa, kemampuan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, jangka waktu yang diperlukan mulai dari
pelaksanaan sampai dengan pekerjaan tersebut diterima dan relevansi dengan
pencapaian sasaran kinerja..
b. Aspek administrasi

Kelengkapan dokumen dan berita acara hasil kaji ulang diperlukan dalam proses
mengkaji usulan revisi RUP. PA/KPA mengecek apakah usulan revisi yang
diajukan oleh PPK telah memenuhi persyaratan administratif.dan telah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Aspek keuangan
PA/KPA mengidentifikasi aspek keuangan yang diusulkan perubahan oleh PPK
dengan ketersediaan anggaran dan kepatuhan terhadap pe- nerapan standar
biaya serta kewajaran harga satuan.PA/KPA meneliti kembali kewajaran revisi
biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan swakelola.
Biaya-biaya tersebut harus mencakup mulai dari biaya pekerjaan itu sendiri
ditambah dengan biaya pendukungnya.

Sesuai Pasal 154 Permendagri No.13 Tahun 2006, berlaku ketentuan ketentuan
sebagai berikut:

(1). Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:

a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA


b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi,antar kegiatan dan antar jenis belanja.
c. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.
d. Keadaan darurat ;dan
e. Keadaan luar biasa.

(2). Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1(satu) kali dalam 1(satu) tahun
anggaran,kecuali dalam keadaan luar biasa Sedangkan pergeseran anggaran sesuai
pasal 160 Permendagri No 13 Tahun 2006 dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Pergeseran anggartan antar unit organisasi,antar kegiatan dan antar jenis
belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf b serta
pergeseran aantar obyek belanja dalam jenis belanja dan antar rincian obyek
belanja diformulasikan dalam DPPA-SKPD.
(2) Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan
dapat dilakukan atas persetujuan PPKD.
(3) Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan dilakukan
atas persetujuan sekretaris daerah.
(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan dengan cara mengubah peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD sebagai dasar pelaksanaan,untuk selanjutnya dianggarkan
dalam rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD.
(5) Pergeseran antar unit organisasi,antar kegiatan dan antar jenis belanja dapat
dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.
(6) Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa penambahan dan/atau
pengurangan akibat pergeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah tentang
perubahan penjabaran APBD.
(7) Tata cara pergeseran sebagaimana dimaksud ayat (2) diatur dalam peraturan
kepala daerah.

4.3.4. Perencanaan Teknis dan Biaya Pekerjaan

Tim perencana teknis pada kelompok masyarakat bertugas membantu PPK


menyusun rencana teknis hasil kaji ulang dari PPK, berupa rincian lebih
lanjut tentang:
a. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan setelah kaji ulang dokumen
RUP terkait dengan KAK disetujui oleh PA/KPA. Waktu pelaksanaan
pekerjaan swakelola secara keseluruhan harus disusun sesuai dengan
kondisi di lapangan dan kesiapan tim pelaksana, mulai dari awal dimulai
pekerjaan sampai dengan serah terima pekerjaan swakelola.
b. Keperluan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan yang volumenya dijabarkan lebih rinci dalam rencana
kerja bulanan, mingguan, maupun harian sesuai dengan kebutuhan
sebenarnya.
c. Rincian biaya pekerjaan yang dijabarkan dalam rencana biaya bulan- an dan
rencana biaya mingguan.
d. Produk yang dihasilkan secara rinci berkaitan dengan target keluaran
pekerjaan swakelola yang ditetapkan dalam KAK setelah kaji ulang.
e. Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis (apabila diperlukan).

A. Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan

1) Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) membuat jadwal rencana


pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kebutuhan waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan bahan, Jasa Lainnya,
peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan yang diperlukan.
2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah waktu dimulainya pelaksanaan
pekerjaan hingga berakhirnya pelaksanaan pekerjaan.
3) Pembuatan jadwal rencana pelaksanaan pekerjaaan disusun dengan
mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksanaan/ penyelesaian
pekerjaan.
B. Rincian Biaya Pekerjaan
Tim Perencana membuat rincian biaya pekerjaan dengan tidak melampaui pagu
anggaran yang telah ditetapkan dalam Dokumen Anggaran dan dituangkan
dalam RAB, meliputi:
1) gaji tenaga ahli perseorangan, upah tenaga kerja dan honor Tim Pengelola
Kegiatan Swakelola (TPKS);
2) pengadaan bahan;
3) pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; dan
4) proses pengadaan dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan.

C. Gambar Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis

1) Gambar rencana kerja memuat lay-out, denah, potongan memanjang dan


potongan melintang.
2) Spesifikasi teknis disusun mengikuti pedoman/standar yang sesuai dengan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

D. Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja

1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau


tenaga ahli perseorangan, dapat dilakukan Kontrak/sewa tersendiri dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dan etika pengadaan.
2) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan dengan dengan
memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir efektifnya
anggaran.
3) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan metode
pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
4) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan rencana
pelaksanaan pekerjaan.

4.3.4.1.MENYUSUN JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Langkah berikutnya yang harus diambil oleh tim perencana swakelola adalah
menjabarkan kebutuhan waktu pelaksanaan pekerjaan keseluruhan yang
ditetapkan pada KAK ke dalam jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan mencakup:
jadwal pelaksanaan kerja (s-curve) dan jadwal kebutuhan barang, jasa lainnya,
peralatan/suku cadang, dan/atau tenaga ahli perseorangan. Jadwal rencana
pelaksanaan pekerjaan adalah waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan hingga
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan alat manajemen yang digunakan untuk
mengatur pelaksanaan tiap kegiatan sehingga proyek dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penyusunan rencana pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Tim Perencana
Swakelola. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat setelah KAK disusun atau setelah
dibuat perjanjian(kontrak) untuk pekerjaan yang diswakelolakan kepada Lembaga
Pemerintah lainnya atau kelompok masyarakat. Sedangkan untuk pekerjaan
swakelola yang dikerjakan sendiri oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran, jadwal
pelaksanaan dibuat sebelum pekerjaan dilaksanakan. Jadwal rencana pelaksanaan
pekerjaan dimaksudkan untuk mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan agar dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia.Ketepatan waktu merupakan harga
mutlak dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu perlu disusun jadwal
waktu pelaksanaan yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dalam menyusun jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah:
a. Jenis pekerjaan.
b. Tenaga yang tersedia
c. Penjadwalan pengadaan bahan
d. Kondisi lapangan
e. Keadaan cuaca disekitar lokasi(khusus pekerjaan konstruksi)
f. Peralatan yang disediakan.

Jadwal pelaksanaan swakelola dapat dibuat dalam bentuk bar chart dan kurva S.
a. Diagram batang

Diagram batang dibuat dalam bentuk batang/balok dengan panjang balok


sebagai referensi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya
informatif ,mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat
dengan mudah dan sederhana.
Diagram batang dapat digunakan untuk pekerjaan sederhana. Untuk pekerjaan
swakelola baik yang dikerjakan sendiri oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran
maupun yang dikerjakan oleh Lembaga Pemerintah lain dan kelompok
masyarakat bisa digunakan diagram batang.Diagram tersebut bisa digunakan
untuk pekerjaan konstruksi sederhana,pengadaan barang,studi dan
perencanaan .
Keuntungan diagram batang adalah mudah membuatnya dan mudah
membacanya.
Kelemahannya,penyajian informasi diagram batang agak terbatas yakni
hubungan antar kegiatan tidak jelas dan tidak diketahui lintasan kritisnya.
Contoh diagram batang sebagai berikut: Gambar 4.1. Diagram Batang
b. Kurva S

Kurva S adalah suatu jadwal pelaksanaan pekerjaan yang menggambarkan


rencana waktu kegiatan dan kemajuan aktual pelaksanaan pekerjaan,baik
waktu kegiatan maupun biaya yang digunakan.
Pengukuran kemajuan aktual pekerjaan yang sudah dilakukan dapat dipakai
sebagai alat pengendalian proyek. Caranya dengan menghitung volume
pekerjaan masing-maasing kegiatan,lalu dibuat bobotnya dalam persentase
kumulatif biaya dalam bentuk kurva S . Kurva S juga didapat dari plot bobot
kumulatif pekerjaan sebagai persentase dari biaya per item pekerjaan dibagi
dengan total anggaran proyek dengan data-data yang ada format laporan
pengendalian. Untuk mengetahui progress proyek, bobot kumulatif
penyelesaian volume masing-masing kegiatan diplotkan menjadi kurva S
aktual, sehingga dapat dibandingkan dengan kurva S rencana. Hasilnya dapat
menggambarkan terjadinya keterlambatan atau percepatan kinerja proyek.
Kurva S dapat digunakan untuk proyek swakelola yang sifatnya
konstruksi.Kurva S dapat dibuat sebelum pelaksanaan kegiatan pekerjaan
swakelola dimulai.
Contoh kurva S dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Kurva S Rencana dan progress aktual yang lambat


4.3.4.2. MENYUSUN GAMBAR RENCANA KERJA DAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknik pekerjaan konstruksi.

Setelah menyusun rencana biaya pekerjaan yang merupakan rincian lebih


lanjut tentang RAB, tim perencana menyusun gambar rencana kerja
apabila tidak tersedia dalam KAK dan dapat dibantu oleh tim teknis.
Gambar rencana kerja memuat lay-out, denah, potongan memanjang
dan potongan melintang.
Selain itu Tim perencana bekerja sama dengan tim teknis dapat
membantu PPK untuk menyusun spesifikasi teknis pekerjaan
berdasarkan pedoman/ standar yang ada sesuai dengan kebutuhan
sebenarnya. Gambar dan spesifikasi teknik diperlukan untuk
pekerjaan konstruksi
.Untuk pelaksanaan pembangunan yang sifatnya konstruksi diperlukan
gambar detail baik potongan memanjang maupun potongan
melintang.potongan tampak depan,belakang dan menyamping serta
gambar detail lainnya.
Spesifikasi teknik yang perlu diperjelas untuk pekerjaan konstruksi
antara lain adalah:
1). Ketentuan mengenai bentuk bangunan yang diperlukan
2). Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan.
3). Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan.
4). Ketentuan penggunaan tenaga kerja yang diperlukan.
5). Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan
6). Ketentuan gambar kerja(apabila diperlukan)
7). Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan.
8). Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi.
9), Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) konstruksi.

b. Gambar dan spesifikasi teknik pengadaan barang


Untuk pekerjaan pengadaan barang diperlukan brosur yang berisi gambar
barang yang diperlukan beserta spesifikasi tekniknya dari pabrikan.Jika
memungkinkan diperoleh gambar detail dari barang yang diperlukan.

Adapun spesifkasi teknik yang diperlukan dalam pengadaan barang


antara lain sebagai berikut:

1). Kapasitas barang yang diperlukan


2). Kehematan dalam penggunaan energi.
3). Kualitas barang yang diperlukan.
4). Kemudahan memperoleh suku cadang
5). Petunjuk operasi dan pemeliharaan alat.

4.3.4.3 MENYUSUN RENCANA PENGADAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA


Dalam hal pekerjaan swakelola memerlukan bahan, jasa lainnya,
peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan, tim perencana
swa- kelola dapat menyusun rencana pengadaan tersendiri kepada penyedia
dengan tetap memperhatikan proses pengadaannya sesuai dengan yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan, prinsip-prinsip dan etika pengadaan
yang diatur dalam Perpres No. 70 tahun 2012. Dalam menyusun rencana
tersebut tim perencana swakelola harus mempertimbangkan beberapa hal
berikut ini:
a. Jadwal rencana pengadaan harus memperhatikan batas akhir tahun/
efektivitas anggaran
b. Khusus pekerjaan swakelola oleh penanggung jawab anggaran dan
instansi pemerintah lain yang membutuhkan tenaga ahli perseorang- an,
jumlahnya tidak dapat melebihi 50% dari jumlah keseluruhan pe- gawai
K/L/D/I yang terlibat dalam pekerjaan swakelola. Selain itu untuk
pekerjaan swakelola tertentu dapat dilaksanakan melebihi satu tahun
anggaran, misalnya penelitian dan survei.
c. Syarat teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen anggaran
d. Rencana kebutuhan tenaga kerja harian yang disusun berdasarkan
rencana pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh PPK.

4.3.4.5. Penyusunan Kontrak


Kontrak pekerjaan swakelola dibuat secara sederhana, tidak seperti kontrak
antara PPK dengan penyedia,karena tidak mengarah kepada perolehan
keuntungan.
Kontrak pekerjaan swakelola antara PPK pemilik anggaran dengan pimpinan
tim pelaksana swakelola pada instansi pemerintah lain dan penang-gung
jawab kelompok masyarakat paling kurang berisi:
1) Para pihak;
2) Pokok pekerjaan yang diswakelolakan;
3) Nilai pekerjaan yang diswakelolakan;
4) Jangka waktu pelaksanaan; serta
5) Hak dan kewajiban para pihak.

4.3. Tahap Pelaksanaan

Belum

4.4. Tahap Operasional dan Pemeliharaan

Belum
Bab V Pengawasan dan Pelaporan

5.1. Pengawasan

Belum

5.2. Pelaporan

Belum
Bab VI Penutup

Narasi Bla..Bla..Bla
Lampiran 1. Mekanisme Pelaksanaan Swakelola oleh Pokmas/LSM
Contoh Format 1: SURAT PERJANJIAN SWAKELOLA MASYARAKAT

KOP SURAT

SURAT PERJANJIAN
SWAKELOLA

ANTARA
K/L/D/I ..........................................................
dan
KELOMPOK MASYARAKAT ..........................................................
Nomor : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………
tentang
…………………………………………………………….

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan
ditandatangani di ....................., pada hari ................, tanggal ................., bulan ..............
tahun .............., antara (Nama) ........................., selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak
untuk dan atas nama K/L/D/I .........................................................., yang berkedudukan di
.......................................... No. .... Telp. (........................) ................, berdasarkan Surat Keputusan
…………………………. No. ……………………….. (selanjutnya disebut “Pihak I”) dan (Nama) .......................,
Ketua Kelompok Masyarakat ........................................., yang bertindak untuk dan atas nama
Kelompok Masyarakat ....................................................., yang berkedudukan di
........................................... Telp. (........................) , (selanjutnya disebut “Pihak II”).
MENGINGAT BAHWA:
a. Pihak I telah meminta Pihak II untuk melaksanakan kegiatan ...............................................
sebagaimana diterangkan dalam kerangka acuan kegiatan (KAK) yang terlampir dalam Kontrak ini
(selanjutnya disebut “Kegiatan Swakelola”);
b. Pihak II sebagaimana dinyatakan kepada Pihak I, memiliki sumber daya personel dan sumber
daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Kegiatan Swakelola sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
c. Pihak I dan Pihak II menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini dan
mengikat pihak yang diwakili;
d. Pihak I dan Pihak II mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:
1. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4. telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan dan kondisi yang terkait.
Oleh karena itu, Pihak I dan Pihak II dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut.
1. Kegiatan yang dimaksud dalam kontrak ini adalah Pelaksanaan …………………………………
………………………………………………………………………………………….
2. Total Nilai Kontrak ini adalah sebesar Rp ................................
(..................................................................);
3. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
4. dokumen-dokumen berikut (selanjutnya disebut “Dokumen Kontrak”) merupakan satu-
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. Perjanjian;
b. Kerangka acuan kerja (KAK);
c. Daftar kuantitas dan harga (jika ada);
d. Jadwal pelaksanaan;
e. Dokumen lainnya (jika ada).
5. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dan ketentuan dalam dokumen yang
lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan
hierarki pada angka 3 di atas;
6. Hak dan kewajiban timbal-balik Pihak I dan Pihak II dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PIHAK I mempunyai hak dan kewajiban untuk:
i. mengawasi dan memeriksa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pihak II;
ii. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh Pihak II;
iii. menyerahkan dana sesuai dengan nilai yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Pihak II;
b. Pihak II mempunyai hak dan kewajiban untuk:
i. menerima dana untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan nilai biaya yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
ii. melaporkan pelaksanaan kegiatan secara periodik atau sesuai permintaan dari
dan/atau kepada Pihak I;
iii. merencanakan, melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan, dan menyampaikan laporan
pengawasan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
iv. melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan secara cermat, akurat, dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen ataupun sementara
yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
v. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan Pihak I;
vi. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
7. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Dokumen
Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur
dalam Dokumen Kontrak.

Dengan demikian, Pihak I dan Pihak II telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia.

PIHAK I, Pihak II,

.......................................... ..........................................
NIP. ......................................... NIP. .........................................
Contoh Format 2: KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN FISIK (BANGUNAN)

KERANGKA ACUAN KERJA

Paket Pekerjaan ...........………………………………..................................……..............


..............................................................................................................................
..................................................................................... (nama paket pekerjaan) *).

Tahun Anggaran 200...

Catatan:
*) diisi oleh tim perencana SKPD
A. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. LATAR BELAKANG .................................................................................................................


………………………………………………….......................……….….……*)

2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud:


………………………………………….......................………………..………*)

Tujuan:
………………………………………………………..........................…..……*)
3. SASARAN 1. .........................................................................................*)
2. .........................................................................................*)
3. .........................................................................................*)
4. dst. ....................................................................................*)

4. NAMA DAN ORGANISASI .................................................................................................................


PEJABAT PEMBUAT .................................................................................................................
KOMITMEN (Diisi oleh tim perencana, contohnya pejabat pembuat komitmen
kegiatan penyusunan penyempurnaan atau pengkajian peraturan
perundang-undangan satuan kerja badan pengembangan sumber daya
manusia).

5. SUMBER PENDANAAN Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya lebih kurang
Rp……………. (…......................…………….) termasuk PPN dibiayai
APBN/APBD Tahun Anggaran 200.... *)
6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, a. Lingkup Kegiatan
DATA DAN FASILITAS Lingkup kegiatan ini, adalah:
PENUNJANG SERTA ALIH 1). ......................................................................*)
PENGETAHUAN 2). ......................................................................*)
3). dst. ..................................................................*)
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan swakelola ini harus dilaksanakan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Data dan Fasilitas Penunjang (jika diperlukan)
1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pejabat pembuat
komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh Tim
Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia
jasa/penyedia jasa perseorangan (jika ada):
a). Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
serta fotografi (jika ada).
(Nyatakan jika ada laporan dan data/instansi yang dapat
dipakai sebagai referensi oleh Tim Pengelola Kegiatan
Swakelola (TPKS) atau penyedia jasa/penyedia jasa
perseorangan (jika ada)
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor
(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan ruangan
kantor yang akan disediakan oleh pejabat pembuat
komitmen. Misalnya ruangan kantor luas/ukurannya dan
keadaannya, atau harus disediakan oleh Tim Pengelola
Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia jasa/penyedia jasa
perseorangan (jika ada) dengan cara sewa).
c). Staf Pengawas/Pendamping
(Pejabat pembuat komitmen dapat mengangkat petugas
atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan swakelola).
d). Fasilitas yang disediakan oleh pejabat pembuat komitmen
yang dapat digunakan oleh Tim Pengelola Kegiatan Swakelola
(TPKS) atau penyedia jasa/penyedia jasa perseorangan (jika
ada) (Cantumkan nama dan jumlah barang tersebut)*)

2). Penyediaan oleh Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau


penyedia jasa/penyedia jasa perseorangan.
Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia
jasa/penyedia jasa perseorangan harus menyediakan dan
memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(Cantumkan nama dan jumlah barang-barang yang harus
disediakan oleh Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau
penyedia jasa/penyedia jasa perseorangan dan tetapkan juga
apakah harus dibeli atas nama Pejabat Pembuat Komitmen atau
harus dengan cara sewa).

d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pejabat pembuat komitmen, Tim
Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia jasa/penyedia
jasa perseorangan harus mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi, dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi
pejabat pembuat komitmen.

7. PENDEKATAN DAN a. .................................................................................................*)


METODOLOGI/METODEb. .................................................................................................*)
PELAKSANAAN/ SPESIFIKASI
c.dst..............................................................................................*)
TEKNIS
8. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan ....… (.....)*) bulan.
PELAKSANAAN
9. TENAGA AHLI Penyedia jasa harus bertindak sebagai tenaga ahli yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah tenaga
ahli ..........................*) tenaga ahli yang disyaratkan adalah
Sarjana .....................................*) Strata …...*) (S...) lulusan
universitas/pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang …….........*).
subbidang.........................................*). Sekurang-kurangnya .......
(…................) tahun.*)
10. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
.............................................................................................*)
11. LAPORAN Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pejabat pembuat
komitmen adalah:
a. Laporan bulanan.
b. Laporan realisasi pekerjaan.
c. Laporan pengawasan dan evaluasi.
d. Laporan khusus (jika diperlukan).

Laporan bulanan harus diserahkan setiap akhir bulan sejak SPMK


diterbitkan sebanyak …........ (….………)*) buku laporan dan CD berisi
seluruh laporan termasuk summary report ….... (….....................) *)
buah.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


( ……………………………. )
NIP. ……………………
Contoh Format 3: KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN LAINNYA

KERANGKA ACUAN KERJA

Paket Pekerjaan ...........………………………………..................................……..............


..............................................................................................................................
.....................................................................................(nama paket pekerjaan) *).

Tahun Anggaran 200...

Catatan:
*) diisi oleh tim perencana SKPD
A. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. LATAR BELAKANG .................................................................................................................


………………………………………………….......................……….….……*)

2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud:


………………………………………….......................………………..………*)

Tujuan:
………………………………………………………..........................…..……*)
3. SASARAN 1. .......................................................................................*)
2. .......................................................................................*)
3. .......................................................................................*)
4. dst. ...................................................................................*)

4. NAMA DAN .................................................................................................................


ORGANISASI PEJABAT .................................................................................................................
PEMBUAT KOMITMEN (diisi oleh tim perencana, contohnya Pejabat Pembuat Komitmen)

5. SUMBER PENDANAAN Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya lebih kurang
Rp……………. (…......................…………….) termasuk PPN dibiayai
APBN/APBD Tahun Anggaran 200.... *)
6. LINGKUP, LOKASI a. Lingkup Kegiatan
KEGIATAN, DATA DAN Lingkup kegiatan ini, adalah:
FASILITAS PENUNJANG, 1). ......................................................................*)
SERTA ALIH 2). ......................................................................*)
PENGETAHUAN 3). dst. ..................................................................*)
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan swakelola ini harus dilaksanakan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Data dan Fasilitas Penunjang (jika diperlukan)
3). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pejabat pembuat
komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh Tim
Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia
jasa/penyedia jasa perseorangan (jika ada):
a). Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
serta fotografi (jika ada).
(Nyatakan jika ada laporan dan data/informasi yang dapat
dipakai sebagai referensi oleh Tim Pengelola Kegiatan
Swakelola (TPKS) atau penyedia jasa/penyedia jasa
perseorangan).
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor
(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan ruangan
kantor yang akan disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, misalnya ruangan kantor luas/ukurannya dan
keadaannya, atau harus disediakan oleh Tim Pengelola
Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia jasa/penyedia jasa
perseorangan (jika ada) dengan cara sewa).
c). Staf Pengawas/Pendamping
(Pejabat Pembuat Komitmen dapat mengangkat petugas
atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan swakelola).
d). Fasilitas yang disediakan oleh pejabat pembuat komitmen
yang dapat digunakan oleh Tim Pengelola Kegiatan Swakelola
(TPKS) atau penyedia jasa/penyedia jasa perseorangan (jika
ada).
(Cantumkan nama dan jumlah barang tersebut)*)

4). Penyediaan oleh Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau


penyedia jasa/penyedia jasa perseorangan.
Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia
jasa/penyedia jasa perseorangan harus menyediakan dan
memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(Cantumkan nama dan jumlah barang-barang yang harus
disediakan oleh Tim Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau
penyedia jasa/penyedia jasa perseorangan dan tetapkan juga
apakah harus dibeli atas nama Pejabat Pembuat Komitmen atau
harus dengan cara sewa).
d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pejabat pembuat komitmen, Tim
Pengelola Kegiatan Swakelola (TPKS) atau penyedia jasa/penyedia
jasa perseorangan harus mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi, dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi
pejabat pembuat komitmen.
7. PENDEKATAN DAN a. .................................................................................................*)
METODOLOGI b. .................................................................................................*)
c.dst..............................................................................................*)
8. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan ....… (.........)*)
PELAKSANAAN bulan.
9. TENAGA AHLI Penyedia jasa harus bertindak sebagai tenaga ahli yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah tenaga
ahli ..........................*) tenaga ahli yang disyaratkan adalah
Sarjana .....................................*) Strata …...*) (S...) lulusan
universitas/pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang …….........*).
subbidang.........................................*). Sekurang-kurangnya ....... (….....)
tahun.*)
10. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
.............................................................................................*)

11. LAPORAN Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pejabat pembuat
komitmen adalah:
a. Laporan bulanan.
b. Laporan realisasi pekerjaan.
c. Laporan pengawasan dan evaluasi.
d. Laporan khusus (jika diperlukan).

Laporan bulanan harus diserahkan setiap akhir bulan sejak SPMK


diterbitkan sebanyak ….. (….)*) buku laporan dan CD berisi seluruh
laporan termasuk summary report ….... (….....................)*) buah.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

( ……………………………. )
NIP. ……………………
Contoh Format 4: GAMBAR RENCANA DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Contoh Gambar: A1/A3

PPK…………………………….. LOKASI

GAMBAR

DIRENCANA
DIGAMBAR DIPERIKSA DISETUJUi (TAHUN)
Contoh Format 5: JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN/KEGIATAN

Mengetahui, Menyetujui,
Pengawas Pejabat Pembuat Komitmen

.............................................. ……………………………………..
NIP. …………………………….. NIP. ………………….
Contoh Format 6: JADWAL PENGADAAN/KEBUTUHAN BAHAN, TENAGA KERJA, DAN PERALATAN
K/L/D/I : ............................. Pekerjaan : ..........................
Satuan kerja : ............................. Tahun Anggaran : ..........................
APR MEI JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

KENDARAAN

…………………………….

…………………………….
PERALATAN

…………………………….

…………………………….

…………………………….
MATERIAL/BAHAN

…………………………….

…………………………….
TENAGA KERJA

…………………………….

……………………………
Contoh Format 7: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Unit Kerja : .............................
Pekerjaan : .............................
Tahun Anggaran : .............................

No. JENIS CARA SATUAN KUANTITAS KUANTITAS HARGA BIAYA SUB


PEKERJAAN PERBAIKAN AWAL RENCANA SATUAN TOTAL
PELAKSANAAN
I
Contoh Format 8: LAPORAN HASIL SURVEI DAN PENGUKURAN FISIK

NAMA SATUAN KERJA ...................

............................................................................

CATATAN KONDISI DAN HASIL PENGUKURAN

K/L/D/I :……………………….
TANGGAL SURVAI :………………………………
SATKER/SATKER :……………………….
CUACA :………………………………
LOKASI :…………………………….

No. STA KATEGORI KETERANGAN


(km) KERUSAKAN

PETUGAS

(………………………………… )
NIP. ……………………………
Contoh Format 9: SURAT PENGAJUAN KEBUTUHAN BAHAN/MATERIAL, TENAGA KERJA,
DAN PERALATAN
KOP SURAT

Nomor : ……….., ..……………………


Lampiran :-

Kepada Yth.:
Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan …………………………………………………………
……………………………………………………….
di
…………………………

Perihal : Permohonan Pengajuan Kebutuhan Bahan/Material, Tenaga Kerja, dan Peralatan

Bersama ini disampaikan bahwa untuk mendukung kebutuhan………………………. untuk subkegiatan


…………………………….. pada Kegiatan ………………………………………., pada Tahun Anggaran ……………., kami mohon bantuan
kiranya kami dapat merealisasikan pengadaan sebagai berikut.

NO. NAMA SATUAN VOLUME KETERANGAN

1 Bahan/Material

2 Tenaga Kerja

3 Peralatan

Demikian atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih.


Tim Pelaksana Swakelola
Kegiatan …………………………………….
…………………………………..

……………………………………….
NIP. ……………………….
Contoh Format 10: KONTRAK/PERJANJIAN PENGADAAN BARANG/BAHAN
KOP SURAT

SURAT PERJANJIAN
PAKET PEKERJAAN PENGADAAN BARANG
Nomor: __________
(Jika penyedia bukan berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan sebagai berikut.)
Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan
ditandatangani di __________, pada hari __________, tanggal __, bulan __________, tahun
____________ (tanggal, bulan, dan tahun diisi dengan huruf) antara __________ (nama Pejabat
Pembuat Komitmen), selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
__________ (nama Unit Kerja Pejabat Pembuat Komitmen), yang berkedudukan di __________
(alamat Pejabat Pembuat Komitmen), berdasarkan Surat Keputusan _______________ (pejabat yang
menandatangani SK penetapan sebagai PPK) No. _________________ (No. SK penetapan sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen) (selanjutnya disebut “PPK”) dan __________ (nama Wakil Penyedia),
__________ (jabatan wakil Penyedia), yang bertindak untuk dan atas nama __________ (nama
Penyedia), yang berkedudukan di __________ (alamat Penyedia), berdasarkan Akta Notaris No. ___
(No. akta notaris) tanggal ____________ (tanggal penerbitan akta) yang dikeluarkan oleh Notaris
______________ (nama Notaris penerbit Akta) (selanjutnya disebut “Penyedia”).

(Jika Penyedia berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut.)


Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan
ditandatangani di __________, pada hari __________, tanggal __, bulan __________, tahun
____________, (tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf) antara __________ (nama Pejabat
Pembuat Komitmen), selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
__________ (nama Unit Kerja Pejabat Pembuat Komitmen), yang berkedudukan di __________
(alamat Pejabat Pembuat Komitmen), berdasarkan Surat Keputusan _______________ (pejabat yang
menandatangani SK penetapan sebagai PPK) No. _________________ (No. SK penetapan sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen) (selanjutnya disebut “PPK”) dan kemitraan/KSO yang beranggotakan
sebagai berikut.
1. _________________ (nama Penyedia 1);
2. _________________ (nama Penyedia 2);
3. .... dst.
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk __________ (nama anggota
kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO) untuk bertindak atas nama Kemitraan yang
berkedudukan di __________ (alamat penyedia wakil kemitraan), berdasarkan surat perjanjian
kemitraan/KSO No. ___________, tanggal ___________ (selanjutnya disebut “Penyedia”).
MENGINGAT BAHWA:
a. PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Barang sebagaimana diterangkan dalam syarat-
syarat umum kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut “Pekerjaan Pengadaan
Barang”);
b. Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personel, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan barang sesuai dengan persyaratan
dan ketentuan dalam Kontrak ini;
c. PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;
d. PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:
1. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4. telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut.
1. (Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum ditulis sebagai
berikut.)
Total harga Kontrak atau nilai Kontrak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga adalah sebesar Rp_____________ (_______________ rupiah);”]
(Untuk kontrak lump sum ditulis sebagai berikut.)
Total harga Kontrak atau nilai Kontrak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) adalah sebesar
Rp______________ (_________________ rupiah);”]
2. Istilah dan ungkapan dalam surat perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran surat perjanjian ini;
3. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini:
a. adendum surat perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran;
d. daftar kuantitas dan harga, (jika ada);
e. syarat-syarat khusus Kontrak;
f. syarat-syarat umum Kontrak;
g. spesifikasi khusus;
h. spesifikasi umum;
i. gambar-gambar; dan

j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, dan BAPP.


4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain. Jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dan ketentuan dalam dokumen yang lain, yang berlaku
adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di
atas;
5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
i. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
ii. meminta laporan-laporan mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
Penyedia;
iii. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
iv. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:
i. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
ii. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
iii. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
iv. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
v. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan
ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen ataupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan yang dirinci
dalam Kontrak;
vi. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
vii. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
viii. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat
kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat atau miliknya akibat
kegiatan Penyedia.
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam syarat-syarat
umum/khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam syarat-syarat umum/khusus Kontrak.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di Republik Indonesia.

Pejabat Pembuat Komitmen Penyedia/Kemitraan (KSO)


[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk __________
Penyedia maka rekatkan materai Rp6.000,- )] [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Unit Kerja PPK maka rekatkan materai Rp6.000,)]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
Contoh Format 11: KONTRAK/PERJANJIAN TENAGA AHLI ORANG PERSEORANGAN
SURAT PERJANJIAN
PAKET PEKERJAAN JASA KONSULTANSI PERORANGAN
__________________________
Nomor : __________

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan
ditandatangani di __________, pada hari __________, tanggal __, bulan __________, tahun ____,
antara __________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang
bertindak untuk dan atas nama __________ [nama proyek/Unit Kerja Pejabat Pembuat Komitmen],
yang berkedudukan di __________ [alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan
_______________ [pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No. _______________
[nomor SK penetapan sebagai PPK] (selanjutnya disebut “PPK”) dan __________ [nama penyedia],
sebagai tenaga ahli __________ [posisi tenaga ahli penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama
__________ [nama penyedia], yang beralamat di __________ [alamat Penyedia Jasa Konsultansi],
berdasarkan kartu identitas berupa ________ [KTP/SIM/Paspor/identitas lain yang masih berlaku] No.
__________ [nomor kartu identitas] (selanjutnya disebut “Penyedia”).
MENGINGAT BAHWA:
a. PPK telah meminta penyedia untuk menyediakan Jasa Konsultansi sebagaimana diterangkan dalam
syarat-syarat umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini;
b. Penyedia, sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personel, dan
sumber daya teknis, dan telah menyetujui untuk menyediakan jasa konsultansi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
c. PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan yang
menandatangani mempunyai kewenangan untuk mengikat pihak yang diwakili;
d. PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:
1. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4. telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut.
1. (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lumpsum ditulis
sebagai berikut.)
Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan rincian biaya satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Hasil
Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya adalah sebesar Rp__________ (_________________
rupiah);
(Untuk Kontrak Lumpsum ditulis sebagai berikut.)
Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagaimana
tercantum dalam Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya adalah sebesar
Rp__________ (_________________ rupiah);”
2. Istilah dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
3. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini:
a. Adendum Surat Perjanjian (jika ada);
b. Pokok perjanjian;
c. Surat penawaran berikut data penawaran biaya;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umum kontrak;
f. Kerangka acuan kerja;
g. Data teknis selain kerangka acuan kerja;
h. Dokumen-dokumen kelengkapan seleksi, yaitu surat jaminan, surat penunjukan penyedia
barang/jasa, dan berita-berita acara seleksi.
4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain. Jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dan ketentuan dalam dokumen yang lain, yang berlaku
adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di
atas.
5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya:
a. Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi untuk PPK sesuai
dengan ketentuan Kontrak; dan
b. PPK berkewajiban untuk melakukan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan
ketentuan Kontrak.
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dengan tanggal mulai
dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam syarat-syarat umum/khusus
Kontrak.
Dengan demikian, PPK dan penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Republik Indonesia.

Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia,

__________ __________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan (jika salinan asli ini untuk
Penyedia Jasa Konsultansi maka rekatkan proyek/Unit Kerja Pejabat Pembuat Komitmen
materai Rp 6.000,-)] maka rekatkan materai Rp6.000,-)]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
Contoh Format 12: KONTRAK KERJA ORANG PERSEORANGAN BORONGAN

SURAT PERJANJIAN
Nomor: .............................................

ANTARA

......................................................................
(diisi nama Pejabat Pembuat Komitmen)

DAN

.......................................................................
(diisi nama orang perseorangan borongan)

UNTUK

MELAKSANAKAN LAYANAN JASA .................................................................

Dalam Rangka

..........................................................................................................

Surat perjanjian ini dibuat di ........................., pada hari ............., tanggal .................,
bulan ..................., tahun ........................ antara ..................................... selaku pejabat
yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja (Pejabat
Pembuat Komitmen) pada unit kegiatan ........................., Departemen ........................,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, dan ....................................... selaku Orang
Perseorangan selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, selanjutnya disebut KONTRAK
tertanggal ..................................
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut “Para Pihak”.
Dengan ini, Para Pihak menyetujui semua ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal
berikut.

1. TUGAS PIHAK KEDUA:

a. PIHAK KEDUA harus melaksanakan Layanan Jasa …………………….. dalam Rangka


………………………. sesuai dengan jumlah waktu……………… dan dilaksanakan di…………...
b. PIHAK KEDUA harus melaksanakan Layanan Jasa …………………….. dalam Rangka
………………………. sesuai dengan jumlah volume pekerjaan yang terdiri
dari…………………...
Hari dan tanggal dimulainya pekerjaan adalah………….sampai…………….. Apabila
PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan melampaui waktu yang telah ditentukan,
maka PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban untuk memberikan kepada PIHAK
KEDUA.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA selalu harus melakukan koordinasi
dengan ………………………….. dan ……………………… (sebagai penanggung jawab paket
kegiatan) dan Unit Kegiatan ……………………………….. serta instansi terkait yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan.
d. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab sesuai yang dirinci dalam kontrak.
e. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai ketentuan kontrak
sampai diterima dengan kaik oleh PIHAK PERTAMA.

2. TUGAS PIHAK PERTAMA:


a. PIHAK PERTAMA wajib menyediakan fasilitas yang disepakati untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
b. PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan harga kontrak.
3. Pekerjaan borongan yang akan dilaksanakan senilai Rp…………………………..
(……………………….).

4. Surat Perjanjian ini berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak tanggal
ditandatangani. Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan setelah Surat Perjanjian
ditandatangani.

5. Kecuali jika disepakati lain oleh Para Pihak, alamat PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
adalah:

a. Alamat PIHAK PERTAMA.


Unit Kegiatan ......................................................
Jl. ……………………………………………………
……………………………………………………….

b. Alamat PIHAK KEDUA.


...........................................................................
Jl. …………………………………………………..
……………………………………………………...

Dengan demikian, Para Pihak telah sepakat untuk menandatangani Surat Perjanjian ini pada
tanggal tersebut di atas.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


Pejabat Pembuat Komitmen Unit
Kegiatan .................................................

..................................................... ……………………………………..
NIP. ………………….
Contoh Format 13: SURAT PERINTAH KERJA (SPK) PENGADAAN BARANG/BAHAN
[Kop Surat Unit Kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

UNIT KERJA : ________________


SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
NOMOR DAN TANGGAL SPK : __________________________

Halaman ____ dari _____


NOMOR DAN TANGGAL SURAT UNDANGAN PENGADAAN LANGSUNG :
NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL PENGADAAN
LANGSUNG :
PAKET PEKERJAAN : ________ _____________________________________
SPK ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal diterbitkannya SP
dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam
SPK ini.
SUMBER DANA: (sebagai contoh, cantumkan ”dibebankan atas DPA __________ Tahun Anggaran ____
untuk mata anggaran kegiatan __________)

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: _________________ (__________) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN
Uraian Harga satuan Total (Rp)
No. Kuantitas Satuan Ukuran
Pekerjaan (Rp )

Jumlah
PPN 10%
Nilai
TERBILANG : ______________________________________________________

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA:


Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini dan
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian Penyedia, Penyedia berkewajiban untuk membayar
denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK atau nilai bagian SPK untuk setiap hari
keterlambatan [tentukan dasar pengenaan denda yaitu total atau bagian SPK].
Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia,
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk proyek/Unit
untuk Penyedia maka rekatkan materai Kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan
Rp6.000,- )] materai Rp6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis, dan harga yang tercantum dalam SPK.
2. HUKUM YANG BERLAKU
Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik Indonesia.
3. HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak, dan biaya overhead serta biaya
asuransi (jika dipersyaratkan).
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
4. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan
sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK,
penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut
kepada PPK sesuai dengan hukum yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan
semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak
diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang
sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang
wajar.
5. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan secara tertulis penyedia
atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat
mutu. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil
pekerjaan.
6. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang sah
yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini
dianggap telah termasuk dalam harga SPK.
7. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK
Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau menyubkontrakkan sebagian atau seluruh pekerjaan,
kecuali kepada penyedia spesialis untuk bagian pekerjaan tertentu. Pengalihan seluruh pekerjaan
hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger)
atau akibat lainnya.
8. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang
ditetapkan dalam SP.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SP.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena
keadaan di luar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK,
PPK dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.
9. ASURANSI
a. Apabila dipersyaratkan, penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SP sampai tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, dan risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam harga SPK.
10. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut
disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal
berikut terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia dan personel;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian personel;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai tanggal penandatanganan berita acara penyerahan
awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil pekerjaan ini, bahan dan perlengkapan
merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan
atau kelalaian PPK.
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan
dalam syarat ini.
d. Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil pekerjaan atau bahan yang menyatu dengan hasil
pekerjaan selama tanggal mulai kerja dan batas akhir masa pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
11. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga
untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia.
12. PENGUJIAN
Jika PPK atau pengawas pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian cacat mutu
yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar dan hasil uji coba menunjukkan adanya
cacat mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya cacat mutu, uji coba tersebut dianggap sebagai peristiwa kompensasi.
13. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan volume pekerjaan
atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan kegiatan, PPK dapat menugaskan pejabat penerima hasil
pekerjaan membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
14. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada tanggal mulai kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu,
serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan
dalam SP.
b. Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian bukan akibat keadaan kahar atau
peristiwa kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia, penyedia dikenakan denda.
c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh peristiwa kompensasi, PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika tanggal
penyelesaian disepakati oleh para pihak untuk diperpanjang.
d. Tanggal penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal penyelesaian semua
pekerjaan.
15. SERAH TERIMA PEKERJAAN
a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan pejabat penerima hasil pekerjaan.
c. Pejabat penerima hasil pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya atas perintah PPK.
d. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan SPK dan diterima oleh pejabat penerima hasil pekerjaan.
e. Pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus persen) dari harga SPK dan penyedia harus
menyerahkan Sertifikat Garansi sebesar 5% (lima persen) dari harga SPK.
16. JAMINAN BEBAS CACAT MUTU/GARANSI
a. Penyedia dengan jaminan pabrikan dari produsen pabrikan (jika ada) berkewajiban untuk
menjamin bahwa selama penggunaan secara wajar oleh PPK, barang tidak mengandung cacat
mutu yang disebabkan oleh tindakan atau kelalaian penyedia, atau cacat mutu akibat desain,
bahan, dan cara kerja.
b. Jaminan bebas cacat mutu ini berlaku sampai 12 (dua belas) bulan setelah serah terima Barang.
c. PPK akan menyampaikan pemberitahuan cacat mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan
cacat mutu tersebut selama masa layanan purnajual.
d. Terhadap pemberitahuan cacat mutu oleh PPK, penyedia berkewajiban untuk memperbaiki atau
mengganti Barang dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan tersebut.
e. Jika penyedia tidak memperbaiki atau mengganti barang akibat cacat mutu dalam jangka waktu
yang ditentukan, PPK akan menghitung biaya perbaikan yang diperlukan, dan PPK secara langsung
atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK akan melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
berkewajiban untuk membayar biaya perbaikan atau penggantian tersebut sesuai dengan klaim
yang diajukan secara tertulis oleh PPK. Biaya tersebut dapat dipotong oleh PPK dari nilai tagihan
penyedia.
f. Terlepas dari kewajiban penggantian biaya, PPK dapat memasukkan penyedia yang lalai
memperbaiki cacat mutu ke dalam daftar hitam.
17. PERUBAHAN SPK
a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK.
b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam SPK
sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
3) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan
pekerjaan.
c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk pejabat peneliti pelaksanaan
Kontrak atas usul PPK.
18. PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut.
1) PPK mengubah jadwal yang dapat memengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi, dan/atau instruksi sesuai jadwal yang
dibutuhkan;
4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
7) PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan
disebabkan oleh PPK;
8) ketentuan lain dalam SPK.
b. Jika peristiwa kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan, PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi
yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat peristiwa
kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat peristiwa kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak peristiwa kompensasi.
19. PERPANJANGAN WAKTU
a. Jika terjadi peristiwa kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui tanggal
penyelesaian, penyedia berhak untuk meminta perpanjangan tanggal penyelesaian berdasarkan
data penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan memperpanjang tanggal
penyelesaian pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan tanggal penyelesaian harus dilakukan
melalui adendum spk jika perpanjangan tersebut mengubah masa SPK.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap
usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.
20. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK
a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi keadaan kahar.
b. Dalam hal SPK dihentikan, PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
1) biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
perlengkapan ini harus diserahkan oleh penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak
milik PPK;
2) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan peralatan;
3) biaya langsung demobilisasi personel.
c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.
d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan SPK
melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
2) penyedia tanpa persetujuan pengawas pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan;
3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan pengawas pekerjaan;
4) penyedia berada dalam keadaan pailit;
5) penyedia selama masa SPK gagal memperbaiki cacat mutu dalam jangka waktu yang
ditetapkan oleh PPK;
6) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5%
(lima persen) dari harga SPK dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
7) Pengawas pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
8) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SPK;
9) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
10) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) penyedia membayar denda; dan/atau
2) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
21. PEMBAYARAN
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem termin/pembayaran secara sekaligus];
3) pembayaran harus dipotong denda (jika ada) dan pajak ;
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan
berita acara penyerahan pekerjaan diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari
penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat penandatangan
surat perintah membayar (PPSPM).
d. Jika terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk
menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengenyampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.
22. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi
atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam SPK ini. PPK mengenakan denda
dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.
23. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah,
perselisihan akan diselesaikan melalui pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
24. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI
Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personel Unit Kerja PPK telah atau akan menerima komisi
atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini. Penyedia
menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini.
Contoh Format 14: SURAT PERINTAH KERJA (SPK) TENAGA AHLI PERSEORANGAN

[kop surat K/L/D/I]


SURAT PERINTAH KERJA UNIT KERJA:
(SPK)

NOMOR DAN TANGGAL SPK:

Halaman __ dari __
PAKET PEKERJAAN: __________
NOMOR DAN TANGGAL SURAT UNDANGAN PENGADAAN
LANGSUNG:

NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL PENGADAAN


LANGSUNG:

SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan ”dibebankan atas DPA __________ Tahun Anggaran ____ untuk mata
anggaran kegaiatan __________

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN

Biaya Langsung Personel Biaya Langsung Non-Personel Total (Rp)


Kuantitas
Komponen Kuantitas
No. Harga Subtotal [jika tidak Harga Subtotal
Biaya (Orang
Satuan (Rp) (Rp) lump- Satuan (Rp) (Rp)
Bulan)
sum]

Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA JASA KONSULTANSI:


Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini dan hasil
pekerjaan tersebut dapat diterima secara memuaskan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Biaya langsung personel
dihitung berdasarkan Orang Bulan dengan ketentuan 1 (satu) Orang Bulan sama dengan __ (__________) hari dan 1
(satu) hari sama dengan __ (__________) jam. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, Penyedia Jasa
Konsultansi berkewajiban untuk mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat Umum SPK terlampir.
Untuk dan atas nama __________ Untuk dan atas nama Penyedia Jasa Konsultansi
Pejabat Pembuat Komitmen __________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untukUnit
Penyedia Jasa Konsultansi, rekatkan materai Rp6.000,-)] Kerja Pejabat Pembuat Komitmen, rekatkan materai
Rp6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan] [nama lengkap]
[jabatan]
STANDAR KETENTUAN DAN SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan,
dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai SPK.
2. HUKUM YANG BERLAKU
Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik Indonesia.
3. PENYEDIA JASA KONSULTANSI MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personel serta pekerjaan yang dilakukan
4. HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak, dan biaya overhead serta biaya asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak
harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum).
5. HAK KEPEMILIKAN
PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan dengan
jasa yang diberikan oleh penyedia jasa konsultansi kepada PPK. Jika diminta oleh PPK, penyedia jasa konsultansi
berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan
hukum yang berlaku.
Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan semua
peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh
penyedia jasa konsultansi. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat
diberikan kepada penyedia jasa konsultansi dengan penegecualian keausan akibat pemakaian yang wajar.
6. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan
dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan di luar
pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, PPK dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.
7. ASURANSI
a. Apabila dipersyaratkan, penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai tanggal selesainya
pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, dan pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam harga SPK.
8. PEMUTUSAN
Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat memutuskan SPK ini
dengan pemberitahuan tertulis kepada penyedia jasa konsultansi.
Jika SPK diputuskan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir dan pemutusan tersebut akibat keadaan
kahar atau bukan karena kesalahan atau kelalaian penyedia jasa konsultansi, penyedia jasa konsultansi berhak
atas pembayaran pekerjaan secara pro rata sesuai dengan prestasi pekerjaan yang dapat diterima oleh PPK.
9. PENUGASAN PERSONEL
Penyedia jasa konsultansi tidak diperbolehkan menugaskan personel selain personel yang telah disetujui oleh
PPK untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan SPK ini.
10. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK beserta
instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK
beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak tanggal
mulai kerja sampai tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan personel;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian personel;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai tanggal penandatanganan berita acara penyerahan awal,
semua risiko kehilangan atau kerusakan hasil pekerjaan ini, bahan dan perlengkapan merupakan risiko
penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam
syarat ini.
11. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia.
12. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan volume pekerjaan atau
kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang
berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
1) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
2) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
3) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
4) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan; dan
5) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil
PPK.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan.

13. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada
tanggal mulai kerja dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan
pekerjaan selambat-lambatnya pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian bukan akibat keadaan kahar atau peristiwa
kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi, PPK dikenakan
kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika tanggal penyelesaian
disepakati oleh para pihak untuk diperpanjang.
d. Tanggal penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan.
14. SERAH TERIMA PEKERJAAN
a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan pekerjaan.
b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
c. Pejabat penerima hasil pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.
d. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan SPK dan diterima oleh pejabat penerima hasil pekerjaan.
e. Pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus persen) setelah pekerjaan selesai.
15. PERPAJAKAN
Penyedia jasa konsultansi berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam nilai SPK.
16. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PPK dan penyedia jasa konsultansi berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara
damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau
setelah pelaksanaan pekerjaan ini. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, perselisihan
akan diselesaikan melalui pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
17. PERUBAHAN SPK
a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK.
b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam SPK,
sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
3) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan
pekerjaan.
c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat Peneliti Pelaksanaan SPK atas
usul PPK.
18. PERPANJANGAN WAKTU
a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi, sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui tanggal
penyelesaian, penyedia berhak untuk meminta perpanjangan tanggal penyelesaian berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan memperpanjang tanggal penyelesaian
pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan tanggal penyelesaian harus dilakukan melalui adendum SPK jika
perpanjangan tersebut mengubah masa SPK.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap usulan
tertulis yang diajukan oleh penyedia.
19. PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut.
1) PPK mengubah jadwal yang dapat memengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
2) Keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi, dan/atau instruksi sesuai jadwal yang
dibutuhkan;
4) Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah
dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
7) PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan
disebabkan oleh PPK;
8) Ketentuan lain dalam SPK.
b. Jika peristiwa kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan, PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat peristiwa kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang
dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat peristiwa kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.
20. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK
a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi keadaan kahar.
b. Dalam hal SPK dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
1) biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan perlengkapan
ini harus diserahkan oleh penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
2) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan peralatan;
3) biaya langsung demobilisasi personel.
c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.
d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan SPK melalui
pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
2) penyedia berada dalam keadaan pailit;
3) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima
persen dari harga SPK dan PPK menilai bahwa penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa
pekerjaan;
4) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SPK;
5) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan, dan/atau pemalsuan dalam proses pengadaan yang
diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
6) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat
dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) penyedia membayar denda; dan/atau
2) penyedia dimasukkan dalam daftar hitam.
f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN,
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
21. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem termin/pembayaran secara sekaligus];
3) pembayaran harus dipotong denda (jika ada) dan pajak;
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara
penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia
harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada pejabat penandatangan surat perintah
membayar (PPSPM).
d. Jika terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda
pembayaran, PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara
dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.
22. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam SPK ini. PPK mengenakan denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.
23. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK
Penyedia Jasa Konsultansi dilarang untuk mengalihkan dan/atau menyubkontrakkan sebagian atau seluruh
pekerjaan, kecuali kepada penyedia spesialis untuk bagian pekerjaan tertentu. Pengalihan seluruh pekerjaan
hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia jasa konsultansi, baik sebagai akibat peleburan
(merger) atau akibat lainnya.
24. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI
Penyedia jasa konsultansi menjamin bahwa tidak satu pun personel proyek/unit kerja PPK telah atau akan
menerima komisi atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini.
Penyedia jasa konsultansi menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan pelanggaran yang mendasar
terhadap SPK ini.
Contoh Format 15: LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN/MATERIAL, TENAGA KERJA, DAN PERALATAN
KOP SURAT
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN/MATERIAL, TENAGA KERJA, DAN PERALATAN

Direktorat : .............................
Unit Kerja : .............................
Pekerjaan : .............................
Tahun Anggaran : .............................

I.TENAGA KERJA a. II. BAHAN/MATERIAL b. III. ALAT


Penanggung
No. KEAHLIAN JUMLAH Tanggal Jenis Bahan/ Jumlah yang Jumlah yang Jumlah yang Jenis Jumlah
Jawab
(orang) Penerimaan Material diterima ditolak dipakai

1 Pelaksana
2 Tukang Besi
Tukang Batu
4 Tukang kayu
Operator
6 Pembantu
Operator
7 Pekerja
8 …………….

9
10

Pengawas Pekerjaan Pelaksana Pekerjaan

(…………………………….) (…………………………….)
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Contoh Format 16: LAPORAN HARIAN
LAPORAN HARIAN
Hari ke - : ……………………….
Hari/Tanggal : ……………………….
Pekerjaan : ……………………….

I. TENAGA KERJA II. BAHAN III. ALAT IV. PEKERJAAN YANG


DIKERJAKAN HARI INI
NO. KEAHLIAN JUMLAH Jenis yang Jumlah Jumlah Jumlah Sisa Jenis Jumlah Jenis Pekerjaan KET.
(orang) Datang yang yang yang
Diterima Ditolak Dipakai

1 Pelaksana
2 Tukang Besi
Tukang Batu
4 Tukang kayu
Operator
6 Pembantu
Operator
7 Pekerja
8 …………….

9
10

V. CUACA VI. JAM KERJA VII. JAM KERJA EFEKTIF

Pengawas Pekerjaan Pelaksana Pekerjaan

(…………………………….) (…………………………….)
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Contoh Format 17: LAPORAN MINGGUAN

LAPORAN MINGGUAN

Kemajuan Pekerjaan : ………………………………

Minggu ke - : ……………………………………

TARGET HASIL PELAKSANAAN


DALAM MINGGU INI BOBOT S.D
NO. URAIAN BOBOT S.D KETERANGAN
VOLUME BOBOT VOLUME PROSENTASE BOBOT (%) MINGGU
MINGGU LALU
(%) LALU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengawas Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan,

(………………………………………….) (………………………………………….)
NIP. ………………………………. NIP. ……………………………….
Contoh Format 18: LAPORAN BULANAN
LAPORAN BULANAN

I. PRESTASI FISIK MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV TOTAL


RENCANA (%)
REALISASI (%)
DEVIASI (%)

II. TENAGA KERJA MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV TOTAL


RENCANA (%)
REALISASI (%)
DEVIASI (%)

III. ALAT MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV TOTAL


RENCANA (%)
REALISASI (%)
DEVIASI (%)

IV. KEUANGAN MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV TOTAL


RENCANA (%)
REALISASI (%)
DEVIASI (%)
REKOMENDASI :
FOTO PERKEMBANGAN
PEKERJAAN (JIKA DIPERLUKAN)

Pekerjaan : ……………………. Kabupaten/Kota : ………………..


Alamat : ……………………. Provinsi : ………………..
Kecamatan : ……………………. Koordinat Lokasi : ………………..

SISI A

SISI B

Jenis Pekerjaan : …………………… *)


Kondisi : …………………… **)
Catatan :
*) jenis pekerjaan (pekerjaan pondasi, pekerjaan atap, dll.)
**) kondisi saat pengambilan foto (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%)
1. Foto diambil minimum dua sisi dengan titik yang sama.
2. Pencetakan foto menyesuaikan dengan ukuran kertas.
Contoh Format 19: PEMBAYARAN
KOP SURAT

BERITA ACARA PEMBAYARAN


Nomor : ........................................

Pekerjaan : ...............................................................................
Lokasi Pekerjaan : ...............................................................................
Tahun Anggaran : ...............................................................................
Tanggal : ...............................................................................

Pada hari ini …….., tanggal ………., bulan ….., tahun ……….., (…..- ….. - ……), kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : ...............................................................................
Jabatan : ...............................................................................
Berdasarkan Surat Keputusan No……. Tgl ….…,………. 20…
Alamat : ...............................................................................
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : ...............................................................................
Jabatan : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Bertindak untuk dan atas nama ……………… yang didirikan berdasarkan Akte Notaris ..
……………………., No ……, Tgl ……., …….20……
Berdasarkan:
1. Surat Perintah Kerja Nomor : ………………………………..……………….……, tanggal …,…………20…
2. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan No.: …………………………….……, tanggal …, …..……20…
3. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan No.: ……………………….…….……, tanggal …, ……..…20…
Kedua belah pihak telah sepakat membuat berita acara pembayaran dengan perincian:
1. Jumlah harga pekerjaan = Rp……………………………..
2. Jumlah yang telah dibayarkan = Rp…………………………….. _
3. Jumlah yang belum dibayarkan = Rp……………………………..
4. Jumlah yang dimintakan = Rp……………………………..
Potongan pembayaran:
PPN = Rp…………………….
PPh Pasal 22.1.5% = Rp……………………. +
= Rp…………………………….. _
= Rp……………………………..
(Ditulis dengan huruf………………………………………………………………………….………….).
Pembayaran tersebut dibebankan kepada DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Satker
……………………………............................................................ Kegiatan …………...………………………
(Contoh: 01.01.13.4214.0277.532111)
Pihak Kedua sepakat atas jumlah pembayaran tersebut di atas dibayarkan kepada Bank
……………. , No. Rekening :……………………………………………………………..
Demikian berita acara ini dibuat rangkap …..(………) untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


(nama…………………) (nama…………………)
Jabatan……….. NIP…………………..
Contoh Format 25: DAFTAR HADIR

KOP SURAT

DAFTAR HADIR

Unit Kerja : .............................


Pekerjaan : .............................
Tahun Anggaran : .............................

TIDAK
NO. NAMA TUGAS HADIR TANDA TANGAN KETERANGAN
HADIR
Contoh Format 20: BUKTI PEMBAYARAN PENGADAAN BAHAN

BUKTI PEMBAYARAN)

No :……………………………

Sudah Terima dari :…………………………………………………………………………………

Banyaknya Uang : Rp……………………………………………………………………………..

(ditulis dengan huruf………………………………………………………...)

Untuk Pembayaran : …………………………………………………………………………………

(diisi jenis dan volume barang)

……………,……………20.…
Contoh Format 27: PANJAR KERJA

PANJAR KERJA

No :……………………………

Sudah Terima dari :…………………………………………………………………………………

Banyaknya Uang : Rp……………………………………………………………………………..

(ditulis dengan huruf………………………………………………………...)

Untuk Pembayaran : …………………………………………………………………………………

……………,……………20.…
Contoh Format 21: REALISASI PEKERJAAN FISIK

KOP SURAT

REALISASI PEKERJAAN SWAKELOLA

LOKASI : ……………………………………………………………………………………………….
ANGGARAN : ……………………………………………………………………………………..
JENIS KEGIATAN : ………………………………………………………………………………………………..
NAMA PEKERJAAN : ………………………………………………………………………………………………..

I. Pengelola Pekerjaan:

1. Penanggung jawab :
2. Perencana :
3. Pelaksana :
4. Pengawas :

II. Perincian Pekerjaan:

1. Manfaat :
2. Volume :

III. Realisasi Pelaksanaan:

1. Mulai Pelaksanaan :
2. Selesai :
3. Jumlah Hari : ………………… hari kerja.
IV. Realisasi Tenaga dan Biaya:

a. Mandor : ……….. Hari x org. x Rp ………………. = Rp ……………………


b. Tukang : ……….. Hari x org. x Rp ………………. = Rp ……………………
c. Pekerja : ……….. Hari x org. x Rp ………………. = Rp ……………………
d. dan lain-lain.
Jumlah = Rp …………………...

Realisasi Bahan dan Biaya:


a. ………………. : …………… unit x @ Rp …………….. = Rp …………………..
b. ………………. : ………….. unit x @ Rp …………….. = Rp …………………..
Jumlah = Rp ……..……………

Realisasi Peralatan dan Biaya:


Peralatan dari luar/Bantu:
a. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
b. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

Peralatan Milik sendiri:


a. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
b. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

VII. Realisasi Perjalanan Dinas dan Biaya:

a. Bahan Bakar : ……….. liter x @ Rp ………… = Rp ……………………


b. SPPD Lapangan : Rp …………..... = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

Realisasi Lain-lain dan Biaya:


a. Foto Dokumentasi : LS x Rp ………………………… = Rp ……………………
b. ……………………….. x @ Rp ……………………… = Rp ……………………
Jumlah = Rp
……………………

Rekapitulasi Pengeluaran Biaya:

1. Upah = Rp …………………………….
2. Bahan-bahan= Rp …………………………….
3. Peralatan = Rp …………………………….
4. Perjalanan Dinas = Rp …………………………….
5. Lain-lain = Rp …………………………….
Total = Rp …………………………….

TERBILANG : ………………………………………………………………………………………………………..

Jakarta, ………………………..200…….

Menyetujui, Penanggung jawab


Pengawas Pekerjaan Swakelola,

(…………………………………….. ) ( …………………………………….. )
NIP: .................................... NIP:................................

Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen
( ……………………………………. )
NIP:…………………………..
FOTO PERKEMBANGAN
PEKERJAAN (JIKA DIPERLUKAN)

Pekerjaan : ……………………. Kabupaten/Kota : ………………..


Alamat : ……………………. Provinsi : ………………..
Kecamatan : ……………………. Koordinat Lokasi : ………………..

SIS1 A

SIS1 B

Jenis Pekerjaan : …………………… *)


Kondisi : …………………… **)
Catatan :
*) jenis pekerjaan (pekerjaan pondasi, pekerjaan atap, dll.)
**)kondisi saat pengambilan foto (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%)
3. Foto diambil minimum 2 sisi dengan titik yang sama
4. Pencetakan foto menyesuaikan dengan ukuran kertas
Contoh Format 22: REALISASI PEKERJAAN PEKERJAAN LAINNYA
KOP SURAT

REALISASI PEKERJAAN SWAKELOLA

LOKASI : ……………………………………………………………………………………………….
ANGGARAN : ……………………………………………………………………………………………….
JENIS KEGIATAN : ………………………………………………………………………………………………..
NAMA PEKERJAAN : ………………………………………………………………………………………………..

I. Pengelola Pekerjaan:

1. Penanggung jawab :
2. Perencana :
3. Pelaksana :
4. Pengawas :

II. Perincian Pekerjaan:

1. Manfaat :
2. Volume :

III. Realisasi Pelaksanaan:

1. Mulai Pelaksanaan :
2. Selesai :
3. Jumlah Hari : ………………… hari kerja.

IV. Realisasi Tenaga dan Biaya :


a. Tenaga Ahli 1 : ……… Bulan x org. x Rp ………………. = Rp ……………………
b. Tenaga Ahli 2 : ……… Bulan x org. x Rp ………………. = Rp ……………………
c. Tenaga Ahli 3: ……… Bulan x org. x Rp ………………. = Rp ……………………
d. Asisten/Staf : ……… Bulan x org. x Rp ………………. = Rp ……………………
e. dan lain-lain
Jumlah = Rp …………………...

Realisasi Bahan dan Biaya :


a. ………………. : …………… unit x @ Rp …………….. = Rp …………………..
b. ………………. : ………….. unit x @ Rp …………….. = Rp …………………..
Jumlah = Rp ……..……………

Realisasi Peralatan dan Biaya :


Peralatan dari Luar/Bantu :
a. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
b. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

Peralatan Milik Sendiri :


a. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
b. ……………… : ………….. unit x @ Rp ……………… = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

VII. Realisasi Perjalanan Dinas dan Biaya :

a. Bahan Bakar : ……….. liter x @ Rp ………… = Rp ……………………


b. SPPD Lapangan : Rp …………..... = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

Realisasi Lain-lain dan Biaya :


a. Foto Dokumentasi : LS x Rp ………………………… = Rp ……………………
b. ……………………….. x @ Rp ……………………… = Rp ……………………
Jumlah = Rp ……………………

Rekapitulasi Pengeluaran Biaya:

1. Upah = Rp …………………………….
2. Bahan-bahan= Rp …………………………….
3. Peralatan = Rp …………………………….
4. Perjalanan Dinas = Rp …………………………….
5. Lain-lain = Rp …………………………….
Total = Rp …………………………….

TERBILANG : ………………………………………………………………………………………………………..

Jakarta, ………………………..200…….

Menyetujui Penanggung jawab


Pengawas Pekerjaan Swakelola,

(…………………………………….. ) ( …………………………………….. )
NIP: .................................... NIP:................................

Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen
( ……………………………………. )
NIP:…………………………..
Contoh Format 23: LAPORAN PEKERJAAN SELESAI
KOP SURAT

Nomor : ..............., ............. 20...


Lampiran :

Yth.:
(diisi nama atasan langsung PPK)
............................................
............................................
di
………………………..

Perihal : Laporan Pekerjaan Selesai

Sehubungan dengan telah selesainya Pekerjaan ........................ Tahun Anggaran ........yang


kami laksanakan dan sesuai dengan ............................................................., bersama ini kami
sampaikan dengan hormat usulan penyerahan seluruh pekerjaan tersebut di bawah ini :

1. Nama Kegiatan : ..................................................................................


2. Nama Paket : ........................................................................................
3. Lokasi Pekerjaan : .........................................................................................
4. SP DIPA/DPA Nomor : .......................................................................................
5. Sumber Biaya : .......................................................................................
6. Realisasi Anggaran : .......................................................................................
7. Nilai Asset : .......................................................................................
8. Kelompok Barang : .......................................................................................
9. Alasan Permohonan : Karena Pekerjaan pada Tahun Anggaran 20………… telah
selesai.

Demikian laporan penyerahan seluruh Pekerjaan kami sampaikan atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Mengetahui Pejabat Pembuat Komitmen


………………………………………………… …………………………………………………

……………………………………… ……………………………………
NIP : ……………………….. NIP : ………………………..

Tembusan Kepada Yth.:


1. ……………………………………………….
2. Arsip
Contoh Laporan Pekerjaan Selesai
Contoh Laporan Pekerjaan Selesai
Contoh Format 24: BERITA ACARA PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI
KOP SURAT

BERITA ACARA PENYERAHAN PEKERJAAN SWAKELOLA

Pekerjaan : ……………………………………………………..
Lokasi Pekerjaan : ……………………………………………………..
Nomor/Tanggal Surat Penugasan : ……………………………………………………..
Biaya : ……………………………………………………..

Nomor : …………………………………………………….
Tanggal : …………………………………………………….

Pada hari ini……………………….tanggal…………..bulan………………………….tahun……………….


Yang Bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………………………………………………………………..
Jabatan : …………………………
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : …………………………………………………………………………..
Jabatan :…………..(posisi/jabatan) ……………………………, sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
dimaksud, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya disebut sebagai Para Pihak.

Para pihak berdasarkan berita acara pemeriksaan pekerjaan swakelola selesai 100% Nomor
………………………………tanggal……………………………… menyatakan bahwa PIHAK KEDUA menyerahkan
kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA menerima dengan baik hasil pelaksanaanpekerjaan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berita Acara ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

( …………………………………… ) ( …………………………………… )
NIP. ……………………………… NIP. ………………………………
Contoh Format 25: SURAT TUGAS PEMERIKSAAN DAN EVALUASI

KOP SURAT

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : …………………………….

Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja kegiatan
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………….. (diisi nama kegiatan dan unit kerja)
dengan ini memerintahkan kepada :

Nama : …………………………………………………….

Jabatan : ……………………………………………………………………………………………….

Pangkat/Golongan : ……..

Ditugaskan ke : ………………

Dalam Rangka : Pemeriksaan dan Evaluasi Kegiatan Swakelola ………………………………


…………………………………………………………………………………………………
Selama : …. (……….) hari

Tanggal Berangkat : ……………………………………..

Tanggal Kembali : ……………………………………..

Kendaraan : ……………………………

Pembebanan : Kegiatan ……………………………………………………………………


……………………………………….. MAK : ………………………..

Harap segera dilaksanakan dan melapor setelah selesai

DIKELUARKAN DI : ………………
PADA TANGGAL : ………………………………….

Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran


Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen

……………………………………
NIP. ……………………….
Contoh Format 34: REKOMENDASI

KOP SURAT

REKOMENDASI

LOKASI : ………………………………………………………………………………………….
ANGGARAN : ………………………………………………………………………………………………
JENIS KEGIATAN : …………………………………………………………………………………………..
NAMA PEKERJAAN : …………………………………………………………………………………………..

NO. URAIAN RENCANA REALISASI REKOMENDASI

1. Maksud

2. Tujuan

3. Sasaran

4. Lingkup

5. Lokasi Kegiatan

6. Keluaran/Hasil

7. Metode
Pelaksanaan
Rekomendasi

………………., …………….200…..
Ketua Tim Pengawas

………………………………………
NIP : ………………………..
Contoh Format 26: BERITA ACARA PERUBAHAN PEKERJAAN

BERITA ACARA PERUBAHAN PEKERJAAN

SWAKELOLA ........................................ TAHUN .................

NOMOR :……………………………………………………….

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan
ditandatangani di ..................... pada hari ................ tanggal .................
bulan ............. .tahun .............. antara ........................., selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang
bertindak untuk dan atas nama K/L/D/I .........................................................., yang berkedudukan di
.......................................... No. .... Telp. (........................) ................, berdasarkan Surat Keputusan
…………………………. No ……………………….. (selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”) dan .......................,
Dekan Fakultas ...................................................., yang bertindak untuk dan atas nama
Fakultas ..................................................................., yang berkedudukan di
......................................................, (“PIHAK KEDUA”).

Berdasarkan evaluasi surat permohonan PIHAK KEDUA serta penyesuaian dengan kondisi lapangan
selama dalam pelaksanaan pekerjaan .............................., dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA menyatakan setuju untuk melakukan perubahan pelaksanaan Pekerjaan ................................

Hasil Perubahan pelaksanaan pekerjaan terdapat pada lampiran Berita Acara ini.

Demikian berita acara ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

…………………………………..
…………………………………..

Lampiran : B.A Perubahan Pekerjaan.......................


Namor : ………………………………..
Tanggal : …………………………………
Lama Baru
No Jenis Pekerjaan Ket.
Vol. Biaya (Rp) Vol Biaya (Rp)

Jumlah

……………………..,…………….. 2013
Perencana/Pengawas Lapangan

………………………….
Nama Jelas
Contoh Format 27: NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH


ANTARA
PEMERINTAH ................................
DAN
……………………………………………………………………
TAHUN ANGGARAN .......
Nomor : ……………………………………

Pada hari ini ......................., tanggal ............ bulan .................... tahun ......................
yang bertanda tangan di bahwa ini:
Nama : ……………………………………………………
NIP : ……………………………………………………
Jabatan : Kepala (SKPD) ………………………….
Unit Kerja : ……………………………………………………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah ................................ berdasarkan
Keputusan ……………………………………………………....... tentang Penunjukan Kuasa
Penandatanganan Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah kepada Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Kepala Biro di Lingkungan Pemerintah …………………………….., yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
Nama : ……………………………………………………
No. KTP : ……………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………
Yang bertindak untuk dan atas nama ……………………………………………………… (Penerima Hibah)
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Belanja Hibah Daerah berupa Uang
dengan ketentuan sebagai berikut.

Pasal 1
JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH
(1) PIHAK PERTAMA memberikan belanja hibah kepada PIHAK KEDUA, berupa uang sebesar
Rp.………............. (..................................).
(2) PIHAK KEDUA menyatakan menerima belanja hibah dari PIHAK PERTAMA berupa uang
sebesar Rp............. (.............).
(3) Belanja Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk
……………………………………………………(Nama Kegiatan) ……………….……….. sesuai dengan
rencana penggunaan belanja hibah/proposal yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari naskah perjanjian belanja hibah daerah ini.
(4) Penggunaan belanja hibah sebagaimana ayat (2) bertujuan untuk
……………………………………………………(Nama Kegiatan).
Pasal 2
PENCAIRAN BELANJA HIBAH
(1) Pencairan belanja hibah berupa uang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) ................................ Tahun ....... dilakukan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku .
(2) PIHAK KEDUA mengajukan permohonan kepada PIHAK PERTAMA, dengan dilampiri:
a. Naskah perjanjian belanja hibah daerah;
b. Fotokopi rekening bank;
c. Pakta integritas/surat pernyataan tanggung jawab bermaterai cukup;
d. Kuitansi rangkap 4 (empat) bermaterai cukup;
e. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) ketua/pimpinan penerima hibah.
(3) Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat (1) dibayarkan melalui
pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ................................ ke Rekening Bank
…………………………. atas nama ………………………………. selaku PIHAK KEDUA dengan Nomor
Rekening ………………………………………
(4) PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan belanja hibah yang diterima kepada pihak lain.
(5) PIHAK KEDUA setelah menerima pencairan belanja hibah dari PIHAK PERTAMA, segera
melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada rencana penggunaan belanja
hibah/proposal dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
(1) Menandatangani pakta integritas/surat pernyataan tanggung jawab permohonan belanja
hibah.
(2) Apabila digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, maka proses pengadaan barang
dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan belanja hibah
kepada ……………………… (Kepala Daerah) melalui …………………………………….. (SKPD
Penanggungjawab yang diberi kuasa).
(4) Apabila sampai akhir kegiatan masih terdapat sisa dana hibah, berkewajiban
mengembalikan ke Kas Umum Daerah ................................ dengan nomor rekening
……………………… (No. Rekening Kas Daerah) dan menyerahkan bukti setorannya kepada
Biro Keuangan Setda .................................
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
(1) Mencairkan belanja hibah apabila seluruh persyaratan dan kelengkapan berkas
pengajuan pencairan dana telah dipenuhi oleh PIHAK KEDUA.
(2) Menunda pencairan belanja hibah apabila PIHAK KEDUA tidak/belum memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
(3) Melaksanakan evaluasi dan monitoring atas penggunaan belanja hibah.
(4) Melakukan pemeriksaan atas penggunaan belanja hibah.
Pasal 5
SANKSI
Pihak KEDUA yang melanggar Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 2 ayat (4) dapat dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan tertulis, penundaan/penghentian pencairan/penyaluran
belanja hibah atau sanksi lain sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah (NPHD) ini, dibuat rangkap 4 (empat), lembar
pertama dan kedua masing-masing bermaterai cukup sehingga mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
(2) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam NPHD ini dapat diatur lebih lanjut dalam
Adendum Dokumen Perjanjian.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

(…………………………………………..) (…………………………………………..)
Contoh Format 28: BENTUK SURAT PERMINTAAN PENAWARAN

[Kop Surat Desa]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Yth.:
_________________ [Pemilik Toko/Badan Usaha/Perorangan]
[diisi oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK)]

di
______________________________

Perihal : Permintaan Penawaran_______________ [nama pekerjaan diisi oleh Tim Pengelola


Kegiatan (TPK)]

Sehubungan dengan kebutuhan barang/jasa pada instansi kami dengan ini kami mengundang
Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk menyampaikan penawaran sesuai dengan daftar kebutuhan di bawah ini.
Kami minta penawaran disampaikan paling lambat _____ (______) hari setelah permintaan ini
disampaikan.

Atas penawaran teknis dan harga kami akan melakukan negosiasi teknis dan harga sesuai
dengan spesifikasi teknis dan rincian anggaran biaya kami.

Daftar Kebutuhan Barang/Jasa

No. Jenis Barang dan Spesifikasi Satuan Kuantitas


Ukuran

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

a.n. Tim Pengelola Kegiatan


Desa ....................................

..........................
Jabatan
Contoh Format 29 : BENTUK SURAT PENAWARAN PENYEDIA BADAN USAHA

[Kop Surat Badan Usaha]


Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Yth.
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) pada __________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK)]
di
______________________________

Perihal : Penawaran Pekerjaan _______________ [nama pekerjaan diisi oleh Tim Pengelola
Kegiatan (TPK)]

Sehubungan dengan Permintaan Penawaran Nomor: _________________ tanggal


______________ dan setelah kami pelajari dengan saksama, dengan ini kami mengajukan penawaran
untuk pekerjaan _____________________ [diisi oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK)] sebesar
Rp_______________ (___________________). (Daftar Kuantitas dan Harga Terlampir)
Penawaran ini sudah memerhatikan ketentuan dan persyaratan yang diperlukan dalam Surat
Permintaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama ____ (________________) hari
kalender. Penawaran ini berlaku selama ____ (__________________) hari kalender sejak tanggal
surat penawaran ini.
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu) rangkap dokumen
asli. Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang dipersyaratkan.

PT/CV/Firma/Koperasi/Toko _________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan
Contoh Format 30: BENTUK SURAT PENAWARAN PENYEDIA TOKO/PERORANGAN

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Yth.
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) pada __________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK)]
di
______________________________

Perihal : Penawaran Pekerjaan _______________ [nama pekerjaan diisi oleh Tim Pengelola
Kegiatan (TPK)]

Sehubungan dengan Permintaan Penawaran Nomor: _________________ tanggal


______________ dan setelah kami pelajari dengan saksama, dengan ini kami mengajukan penawaran
untuk pekerjaan _____________________ [diisi oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK)] sebesar
Rp_______________ (___________________). (Daftar Kuantitas dan Harga Terlampir)

Penawaran ini sudah memerhatikan ketentuan dan persyaratan yang diperlukan dalam Surat
Permintaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama ____ (________________) hari
kalender. Penawaran ini berlaku selama ____ (__________________) hari kalender sejak tanggal
surat penawaran ini.
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu) rangkap dokumen
asli. Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang dipersyaratkan.

Penyedia

..........................

Anda mungkin juga menyukai