Anda di halaman 1dari 10

PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

OPTIMALISASI COAL BARGE LOADING PADA KONDISI AIR SURUT

Sukardi Yusuf, ST

Department Head, Unit Kerja Port & Shipping, PT.Alamjaya Bara Pratama

E-mail: sukardi.yusuf@abpenergy.co.id

ABSTRAK

Sepanjang periode Januari sampai dengan Juli tahun 2020 faktor kandasnya tongkang karena
tingginya sedimentasi di jetty dan surutnya air sungai Mahakam menyumbangkan lost time
sebanyak 99.82 jam setara 117,777 ton (lost tonnage) ekuivalen dengan lost barge 15.70
tongkang dan berkontribusi sebesar 8.92% terhadap ketidaktercapaian target pengapalan
batubara PT. Alamjaya Bara Pratama. Penelitian ini bertujuan untuk mensiasati agar kegiatan
pemuatan batubara ke atas tongkang atau Coal Barge Loading tetap berjalan optimal dengan
melakukan improvement yang bersifat administrasi dan teknis operasional pemuatan
batubara. Adapun upaya yang dilakukan untuk menyiasati hambatan tersebut yaitu dengan
langkah-langkah sebagai berikut : melakukan komparasi dan koreksi tabel pasang surut air
yang digunakan untuk acuan jam dan ketinggian pasang surut air; membuat acuan kedalaman
air versus status pemuatan batubara;; menggunakan formula permutasi dan kombinasi untuk
mendapatkan opsi urutan pemuatan batubara; membuat Form Instruksi Kerja yang berisi
urutan pemuatan dan volume pemuatan dan melakukan simulasi dan review urutan pemuatan
batubara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa optimasi Coal Barge Loading pada
saat air surut untuk menghindari tongkang kandas berjalan efektif, ini terlihat dari simulasi
dan review dibulan Oktober 2020, yang mana dapat diminimalisasi Lost Time akibat kandas
hanya 28.75 Jam berbanding 78.42 Jam di September 2020, atau bisa ditekan sampai dengan
36.66 %.

Kata kunci: air surut, kandas, coal barge loading

ABSTRACT

During the period from January to July 2020, barges ran aground due to high sedimentation in
the jetty and the receding waters of the Mahakam River contributed 99.82 hours of lost time
equivalent to 117,777 tons (lost tonnage) equivalent to a lost barge of 15.70 barges and
contributed 8.92% to the failure to achieve the coal shipment target. PT. Alamjaya Bara
Pratama. This study aims to anticipate that coal loading activities on barges or Coal Barge
Loading continue to run optimally by making administrative and technical improvements to
coal loading operations.
As for the efforts made to get around these obstacles, namely by taking the following steps:
comparing and correcting the tide table which is used for reference hours and tidal heights;
make reference to water depth versus coal loading status; using permutation and combination
formulas to get coal loading order options; create a Work Instruction Form containing the
loading sequence and loading volume and perform simulations and reviews of the coal loading
sequence.
The results of this study indicate that the optimization of coal barge loading at low tide to avoid
the barge running aground is effective, this can be seen from the simulation and review in
October 2020, which can minimize Lost Time due to aground only 28.75 hours compared to

37
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

78.42 hours in September 2020, or can be suppressed up to 36.66%.

Keywords: low tide, aground, coal barge loading

A. PENDAHULUAN
Tingginya sedimentasi di jetty dan juga kondisi pasang surut air mengakibatkan kendala pada
pencapaian target produksi pengapalan dan penjualan batubara PT. Alamjaya Bara Pratama
pada tahun 2020. Solusi utama atas permasalahan ini adalah dengan melakukan kegiatan
pengerukan (dredging) di area jetty untuk mengurangi sedimentasi. Namun dengan kondisi
pandemik covid 19, harga jual batubara yang kurang bagus, kondisi ekonomi yang lesu,
pembatasan tingkat produksi dan efisiensi cost di semua unit kerja, maka hal ini urung
dilakukan, namun disisi lain perusahaan diharapkan tetap eksis beroperasi untuk mencapai
target pengapalan sebagai komitmen terhadap kontrak kerjasama dengan buyers.

Oleh sebab itu selaku pengawas Port & Shipping diharapkan bisa membuat Improvement yang
bersifat Solution Focused, yang mudah dan mempunyai dampak yang tinggi, dan berada dalam
wilayah kontrol dan pengaruhnya serta bisa dieksekusi sesegera mungkin. Upaya yang
dilakukan baik yang bersifat kontrol administrasi maupun dengan rekayasa engineering,
diantaranya adalah koreksi tabel pasang surut air yang digunakan untuk memprediksi jam
pasang surut air di Jetty; menggunakan formula permutasi dan kombinasi untuk mendapatkan
opsi urutan pemuatan batubara; membuat tabel acuan kedalaman air versus status pemuatan
batubara; melakukan simulasi dan review urutan pemuatan batubara; membuat Form Work
Instruction yang berisi urutan pembuatan dan volume pemuatan dan melakukan revisi Standard
Operating Procedure untuk kegiatan Longside, Cast Off dan Coal Loading.

Bila upaya ini dapat dilaksanakan, maka akan berdampak diantaranya : mengurangi durasi
siklus barging (Cycle time) agar produksi pengapalan batubara dapat optimal; komitmen
terhadap kontrak kerjasama dengan Buyer/Trader tetap terjaga; Customer Satisfaction tercapai;
menghindari Lost Opportunity Barging Activity dan bisa terhindar dari klaim Detention Barges
dan Demurrages Vessel karena keterlambatan pemuatan batubara.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Studi literatur baik terhadap laporan penelitian sebelumnya maupun buku-buku penunjang
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan penelitian.
b. Observasi lapangan yang meliputi kegiatan pengamatan dan dokumentasi kegiatan
lapangan Manajemen Stockpile dan Coal barging.
c. Pengumpulan data sekunder berupa data Review Performance Barging, Standard
Operating Procedure (SOP) dan data-data penunjang lainnya.
d. Wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait antara lain Pengawas Operasional
Port & Shipping, Master Loading dan pihak yang berkepentingan lainnya.
2. Pengolahan Data
Tahap ini dilakukan setelah data primer maupun data sekunder terkumpul. Pengolahan data
menggunakan Microsoft Excel.
3. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menganalisa hasil akhir dari pembahasan yang telah dilakukan
dengan mengacu kepada teori-teori yang berkaitan

38
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Ada beberapa proses yang dilakukan baik yang bersifat administratif maupun teknis
operasional pada saat Pra Barging, selama Barging Activity dan Pasca Barging untuk
mengoptimalkan kegiatan Coal Barge Loading terutama dengan kondisi sedimentasi tinggi di
area jetty dan pada saat posisi air surut, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan komparasi dan koreksi nilai pasang surut air terhadap 3 (tiga) referensi data
berbeda yang sering digunakan oleh pengawas operasional Port & Shipping untuk
mengamati jam pasang surut air di jetty. Referensi data yang dikomparasi dan dikoreksi
yaitu tabel pasang surut air yang diterbitkan oleh Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan
(KSOP), data pasang surut versi aplikasi Tides (Gambar 1) dan data pengamatan langsung
ketinggian air berdasarkan angka yang tertulis pada rambu ukur Peilscale. Faktor koreksi
terhadap 3 (data) ini sangat penting, karena pembacaan data yang salah, akan menyebabkan
pengambilan keputusan juga yang keliru dalam memprediksi jam air surut dan tinggi air
surut pada saat pemuatan batubara.

Gambar 1. Tampilan Aplikasi Tides pada tanggal 25 Agustus 2020

Komparasi dan koreksi dilakukan secara matematis dan statistik dengan hasil berupa
Comparation Graphic dan nilai rata-rata distribusi frekuensi. Dari hasil perbandingan data
menggunakan grafik komparasi terlihat bahwa ada kesamaan data pasang surut air untuk
data KSOP dan Aplikasi Tides, namun ada perbedaan yang signifikan dengan angka aktual
ketinggian air di jetty.

39
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

Gambar 2. Grafik Komparasi Antara 3 (Tiga) Sumber Data Pasang Surut Air

Berdasarkan perbedaan tersebut, maka kita hitung nilai rata-rata deviasinya menggunakan
distribusi frekuensi. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata 0.28 atau kita bulatkan
ke angka 0.30 untuk kemudahan perhitungan, yang berarti bahwa setiap data acuan
menggunakan tabel KSOP maupun Aplikasi Tides harus dikoreksi sebesar 0.30 meter
terhadap aktual, misal di Aplikasi Tides sesuai Gambar 1 pada tanggal 25 Agustus 2020
pukul 08.00 menunjukan ketinggian air 1.95 meter, maka aktual di Jetty adalah 1.65 meter.

Tabel 1. Perhitungan Koreksi Ketinggian Muka Air Menggunakan Distribusi Frekuensi

Nilai atau faktor koreksi tersebut kemudian kita buatkan dalam tabel pasang surut air per
bulan yang sudah dilakukan koreksi sebesar 0.30 meter untuk setiap ketinggian per jamnya.
Tabel ini penting bukan hanya sebagai tabel pengamatan pada saat terjadi pasang surut air
tapi juga digunakan untuk memprediksi nilai pasang surut air sebelum kegiatan Coal
Barging, dengan tujuan menyiasati urutan pemuatan batubara agar tidak terjadi kandasnya
tongkang pada saat pemuatan batubara.

2. Membuat tabel acuan kedalaman air versus status pemuatan batubara. Pada saat
menentukan status bahwa tongkang kandas, pengawas operasional Port & Shipping hanya
mengacu kepada feeling dan experience masing-masing, sehingga menghasilkan keputusan
yang berbeda-beda disetiap kasusnya. Untuk itu perlu dibuatkan penyeragaman
menentukan status tongkang kandas pada saat air surut berdasarkan variabel kondisi
ketinggian air, volume muatan batubara di atas tongkang dan posisi pemuatan di gunung
keberapa. Tabel ini dibuatkan berdasarkan pengamatan langsung dilapangan dan masukan

40
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

dari berbagai pihak, dan mengacu pada kondisi pemuatan batubara berurut dari Gunung ke
1, 2 ,3, 4 dan 5 dan distribusi muatan masing-masing adalah merata sebesar 1500
ton/Gunung.

Gambar 3. Urutan pemuatan batubara dari G1 menuju G5

Tabel 2. Status Pemuatan Berdasarkan Kedalaman Air, Volume dan Urutan Pemuatan.

Dari tabel kedalaman air versus status pemuatan diatas, terbaca bahwa kegiatan pemuatan
batubara secara berurutan akan berhasil bila posisi ketinggian air stabil pada angka 1.5
meter. Namun bila ketinggian air kurang dari 1.5 meter, maka potensi kandas akan terjadi
pada saat pemuatan di gunung ke-3, 4 dan 5. Sehingga tabel ini yang akan kita jadikan
acuan untuk menyiasati tongkang kandas saat pemuatan batubara dengan mengubah urutan
pemuatan dan menyesuaikan volume batubara per gunungnya.

41
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

3. Menggunakan formula permutasi dan kombinasi untuk mendapatkan opsi urutan pemuatan
batubara. Yang sudah berjalan selama ini, pengawas operasional Port & Shipping selalu
melakukan pemuatan mulai dari hilir ke hulu, dari buritan menuju haluan atau berurut dari
Gunung ke 1, 2, 3, 4 dan 5 (Lihat Gambar 3)

Tujuan dilakukannya perhitungan ini adalah untuk memberikan opsi lain urutan pemuatan
batubara yang memungkinkan baik secara matematis maupun memperhatikan aspek teknis dan
safety. Seperti yang kita ketahui untuk kasus ini, sedimentasi lebih tinggi ada di daerah hulu
sungai dan ketika terjadi air sungai surut, kemudian diberikan tekanan atau muatan maksimal
akan menyebabkan potensi tongkang kandas sangat tinggi, sehingga menyulitkan pergerakan
tongkang pada saat pemuatan dan ketika Cast Off dari jetty.

Tabel 3. Perhitungan Jumlah Kombinasi dan Permutasi Pemuatan.

Dari perhitungan permutasi dan kombinasi, diperoleh 120 (seratus dua puluh) opsi urutan
pemuatan batubara, namun dengan berbagai pertimbangan teknis dan safety, kita ambil 6
(enam) kombinasi untuk dilakukan simulasi pemuatan batubara ke atas tongkang. Pemilihan
6 (enam) kombinasi ini dengan acuan bahwa, G1 pada posisi buritan tongkang harus selalu
dimuat terlebih dahulu, kemudian G5 pada posisi Haluan tongkang harus dimuat paling
akhir, sehingga hanya pada posisi pemuatan G2, G3 dan G4 yang bisa kita sesuaikan atau
kita ubah urutan pembuatannya. Sementara untuk volume pemuatan diusahakan muatan
maksimal di G1 sebesar ≥ 1500 ton, karena posisi sedimentasinya lebih rendah sehingga
bisa diberikan beban maksimal, sedangkan untuk muatan di G5 dengan tingkat sedimentasi
tinggi, maka diberikan muatan < 1500 ton agar potensi kandas pada pemuatan terakhir dapat
diminimalisasi dan memudahkan pada saat Cast Off tongkang.

Tabel 4. Kombinasi dan Urutan Pemuatan Tongkang yang Disimulasikan

42
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

4. Membuat dan mengisi Form Instruksi Kerja yang terdiri dari Plan Loading dan Actual
Loading. Hal ini bertujuan untuk memprediksi kemungkinan tongkang kandas dan
kemudian menyiasatinya dengan mengubah urutan pemuatan dan volume pemuatan.. Data
yang harus diisikan dalam Form ini terbagi atas 2 (dua) yaitu data umum yang memuat
informasi tentang waktu loading, nama trader/buyers, nama tongkang dan tugboat, nama
vessel dan nama surveyor dan data teknis yang berisikan urutan pemuatan, waktu pemuatan,
jumlah dan akumulasi volume pemuatan, kedalaman air dan status pemuatannya.
Plan Loading berarti rencana urutan pemuatan dan volume pemuatan secara berurut dan
dilakukan sebelum pemuatan batubara ke atas tongkang, dimana dengan data ini kita bisa
melihat potensi kandasnya tongkang berdasarkan akumulasi muatan dan posisi ketinggian
airnya, dan kemudian mengubah urutan dan volume pemuatannya. Hasil dari perubahan ini
dicantumkan dalam Actual Loading.
Tabel 5. Form Instruksi Kerja Pemuatan Batubara.

5. Melakukan simulasi dan review urutan pemuatan batubara. Simulasi ini dilakukan
berdasarkan Form instruksi kerja yang telah diisi, kemudian melakukan review terhadap
dampak yang ditimbulkan ketika melakukan penyesuaian urutan dan volume pemuatan
batubara.
Sebagai contoh kita melakukan simulasi dan review untuk kegiatan pemuatan batubara pada
tanggal 14 Oktober 2020 dengan nominasi TB. Zinnia dan BG. Fitria 3005 dengan rencana
muat 7500 ton yang akan supply ke MV. Sapphire, rencana pemuatan batubara ke atas
tongkang direncanakan mulai jam 04.55. Setiap pemuatan batubara masing-masing gunung
atau 1500 ton per gunung membutuhkan waktu 1.5 jam dengan kecepatan Barge Loading
Conveyor pada angka 1000 ton per hour (TPH).
Dari Plan Loading terlihat bahwa bila kegiatan pemuatan batubara dilakukan secara berurut
dan masing-masing volume muatan per gunungnya adalah 1500 ton, maka akan terjadi
tongkang kandas mulai jam 7.55 dan harus menunggu kurang lebih 6 jam atau sampai pukul
14.00 untuk bisa melanjutkan pemuatan pada Gunung ke 3 pada saat posisi air di angka 0.9
meter dan dilanjutkan pemuatan lagi untuk Gunung ke 4 dan 5 secara berurutan mulai jam
15.30 sampai dengan jam 18.30. Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tongkang sampai completed 7500 ton adalah sebanyak 13 jam 35 menit.
Berdasarkan Analisa Plan Loading ini maka, kita ubah urutan pemuatan dan volume
pemuatannya menjadi urutan pemuatan nomor 1 adalah Gunung ke-1 dengan muatan 1600
ton, urutan kedua gunung ke-3 muatan 1600 ton, urutan ketiga gunung ke-4 muatan 1500
ton, urutan keempat gunung ke-2 muatan 1500 ton dan urutan kelima gunung ke-5 muatan

43
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

1300 ton. Dari Actual Loading terlihat bahwa dengan simulasi ini waktu yang dibutuhkan
untuk completed barging pada muatan 7500 ton membutuhkan waktu 11 jam 50 menit atau
lebih efisien 1.75 jam atau setara menghindari lost quantity sebanyak 1750 ton.

Tabel 6. Simulasi dan Review Plan dan Actual Loading Pada Tanggal 14 Oktober 2020

Dari hasil simulasi pada bulan September dan Oktober 2020, terlihat bahwa optimalisasi
dengan 5 (lima) langkah ini berjalan efektif, indikator yang paling jelas adalah turunnya
jumlah jam kandas pada Oktober 2020 menjadi 28.75 jam dibandingkan bulan sebelumnya
sebesar 78.42 jam.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Simulasi Pemuatan Bulan September dan Oktober 2020.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa optimasi
Coal Barge Loading pada saat air surut untuk menghindari tongkang kandas berjalan efektif,
ini terlihat dari simulasi dan review dibulan Oktober 2020, yang mana dapat diminimalisasi
Lost Time akibat kandas hanya 28.75 Jam berbanding 78.42 Jam di Oktober 2020, atau bisa
ditekan sampai dengan 36.66 %.

44
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Manajemen dan Karyawan
PT. Alamjaya Bara Pratama yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini dan
kepada PERHAPI karena telah menyelenggarakan TPT XXX PERHAPI 2021.

DAFTAR PUSTAKA
Permutasi dan Kombinasi Probability Mathematic, data diperoleh melalui situs internet:
https://excelinaja.wordpress.com . Diakses pada tanggal 9 Agustus 2020.
PT. Alamjaya Bara Pratama, (2020): Standard Operasional Prosedur Sandar dan Lepas
Tongkang,
PT. Alamjaya Bara Pratama, 5 – 8.
PT. Alamjaya Bara Pratama, (2020): Standar Operasional Prosedur Pemuatan Batubara,
PT. Alamjaya Bara Pratama, 5 – 7.
PT. Alamjaya Bara Pratama (2020): Barging Review Performance, File Kerja Port &
Shipping,
PT. Alamjaya Bara Pratama.
Kubik Leadership, (2020): Talent Development Program : Thinking Skill, P & O Skill,
Leadership Skill
Kubik Coaching.

45
PROSIDING TPT XXX DAN KONGRES XI PERHAPI 2021

46

Anda mungkin juga menyukai