Anda di halaman 1dari 14

Dengan menyebut Nama Allah

yang maha pengasih lagi maha penyayang

S
unan Kalijaga mempunyai nama
asli Raden Said. Ketika masih
kanak - kanak, dia adalah anak
yang ceria. Meskipun dia berasal dari
keturunan bangsawan, dia lebih suka
bergaul dengan rakyat biasa
Tapi Raden Said sendiri paham bahwa Ayahnya yang menjadi adipati bawahan
kerajaan majapahit tidak bisa berbuat banyak untuk menolong rakyat.
Maka jika malam - malam sebelumnya Raden Said sering berada di kamar untuk
membaca ayat suci Al - Qur’an, maka sekarang ia keluar rumah.

Kebiasaannya ini membuat raden said dekat dan paham apa yang terjadi dengan
rakyat.
Gelora jiwa muda Raden Said semakin menjadi - jadi ketika tahu bahwa ada pejabat
kadipaten tuban saat itu memungut pajak kepada rakyat kecil secara berlebihan.
R a d e n S a i d m e nu j u g u d a n g t e m p a t
persediaan bahan makanan. Dia mengambil dikira menyebar fitnah.
bahan makanan saat penjaga gudang sedang Raden Said ditangkap oleh tiga orang penjaga
tertidur. Bahan makanan itu kemudian ia gudang tadi bersama dengan barang bukti. Dia
bagikan secara diam - diam kepada rakyat dibawa ke hadapan Ayahnya, Adipati Wilatikta.
yang membutuhkan tanpa sepengetahuan Tentu saja ayahanda Raden Said marah. Ia
mereka. Tentu saja rakyat merasa senang dijatuhi hukuman sebagaimana pencuri lain.
mendapat rezeki yang datang tiba - tiba. Karena ia masih melakukannya untuk pertama
Sayang pada akhirnya penjaga gudang yang kali, maka ia mendapat hukuman cambuk dua
curiga memutuskan untuk menangkap ratus kali pada tangannya dan disekap di
pencuri bahan makanan. Awalnya ia tak rumah beberapa hari.
percaya akan yang ia lihat bahwa Raden Said Namun Raden Said tidak jera. Setelah kejadian
yang melakukannya. Kemudian dia mengajak itu, dia benar - benar keluar dari lingkungan
dua orang untuk dijadikan saksi agar dia tak

istana. Kali ini ia menggunakan pakaian khusus


berupa topeng dan baju serba hitam. Ia
kemudian merampok harta orang - orang kaya
yang pelit dan yang curang di kabupaten
tuban. Hasil rampokan itu kemudian dibagikan
kepada fakir miskin dan golongan yang
membutuhkan lainnya.
Suatu malam saat Raden Said Raden Said mengejar Saat Raden Said akan lari, Kepala desa yang ikut
sedang beraksi seperti biasa, ia perampok itu namun ia berhasil kakinya dipeluk oleh memergoki kejadian itu
m e n d e n ga r s u a ra j e r i t a n lolos menyusul teman - perempuan korban berkeinginan untuk tetap
perempuan. Ia terkejut saat temannya yang telah kabur perampokan yang sedang menutupi aib junjungannya.
mendapati r umah tempat terlebih dahulu. k e t a k u t a n i t u . Wa r g a Dibawalah Raden Said ke
sumber suara itu ternyata berdatangan dan yang mereka k a d i p a t e n t a n p a
perampok yang sebenernya dapati adalah Raden Said. sepengetahuan banyak orang.
menggunakan pakaian sama Mereka mengira Raden Said lah
persis dengannya sudah selesai pelaku perampokan itu.
merampok rumah itu.
Ayahanda Raden Said marah besar saat Raden Said saat itu sedang mengamati
itu. Raden Said akhirnya diusir dari tongkat itu yang ternyata bukan emas. Ia
kerajaan dan tak boleh kembali sebelum bermaksud mengembalikan tongkat
bisa menggetarkan dinding kerajaan kepada orang tua itu.
dengan bacaan Al- Qur’an yang biasa
Raden Said baca setiap malam. Ternyata bukan itu yang ditangisi. Ia
menangis karena menganggap ia telah
Raden Said berkelana tak tentu arah berbuat dosa karena tercabutnya
hingga akhirnya ia menetap di hutan rumput tanpa keperluan ketika ia
Jatiwangi. terjatuh. Hati Raden Said jadi sedikit
tergetar.
Di sana, Raden Said lebih dikenal
sebagai brandal lokajaya. Ia menjadi Orang itu kemudian menanyakan
perampok budiman yang merampok tentang apa yang dicari Brandal
harta orang kikir untuk kemudian Lokajaya di hutan itu.
dibagikan kepada fakir miskin seperti
dulu. Raden Said menjelaskan apa yang biasa
ia lakukan yaitu mencari harta untuk
Suatu ketika ia bertemu dengan seorang kemudian dibagikan kepada rakyat
tua berjubah tua yang berjalan miskin.
menggunakan tongkat yang gagangnya
berkilauan.

Tanpa basa - basi, Brandal Lokajaya


mengambil paksa tongkat itu hingga
orag tua itu jatuh tersungkur.

Orang itu susah payah bangun, air mata


orang itu mengalir.

Brandal Lokajaya
Lelaki itu mengumpamakan apa yang
dilakukan Raden Said ini seperti
mencuci baju dengan air kencing.
Perbuatan baik akan disayangkan jika
dilakukan dengan cara yang tidak baik.

Orang tua itu kemudian menyihir sebuah


pohon aren menjadi emas. Raden Said
boleh mengambilnya untuk kemudian
dijual dan hasilnya disedekahkan.

Raden Said terpukau beberapa saat. Ia


sudah mengeluarkan ilmunya dan
ternyata Pohon aren beserta buahnya itu
memang berubah jadi emas.

Saat ia mencoba mengambil buah aren


itu, ternyata buah-buahan itu rontok
sehingga Raden Said jatuh dan pingsan.

Kemudian ia siuman, namun perkataan


orang tua itu terus terngiang di
telinganya.
Raden Said mengejar orang tua itu.
Segenap kemampuannya dikerahkan
namun tetap sulit untuk mengejarnya.
Padahal orang tua tadi terlihat berjalan
santai saja.

Kemudian orang tua itu berhenti, bukan


karena Raden Said, melainkan karena
ada sungai yang cukup lebar dan
nampaknya dalam.

Raden Said kemudian berteriak kepada


orang tua itu bermaksud meminta
menjadikannya guru bagi Raden Said.
Orang seperti itulah yang selama ini
dicari oleh Raden Said.

Orang tua itu memberi satu persyaratan


berat. Raden Said harus menunggu
tongkat orang tua itu hingga orang tua itu
kembali.

Raden Said menyanggupi, kemudian


orang tua itu pergi dengan berjalan di
atas permukaan sungai. Raden Said
terheran dan semakin yakin bahwa
gurunya ini bukan orang biasa.
Raden Said lalu berdoa pada Allah untuk
ditidurkan sebagaimana yang terjadi
pada Ashabul Kahfi.

Dari sinilah Raden Said akhirnya


mendapatkan julukannya, yakni sunan
kalijaga.

Selama tiga tahun akhirnya san guru


Raden Said kembali lagi. Raden Said atau
sunan kalijaga baru bangun setelah
dikumandangkan adzan.

Mereka berdua kemudian pergi kembali


ke tuban. Mengapa ke tuban? Karena
orang tua itu ternyata adalah Sunan
Bonang. Raden Said kemudian diberi
pelajaran sesuai tingkatannya yakni
tingkatan waliullah.
Bertahun sudah Raden Said
meninggalkan kadipaten Tuban. Qur’an dari jarak jauh lalu suaranya di
Permaisuri Adipati Wilatikta serasa kirim ke istana Tuban.
kehilangan gairah hidup karena
ditinggalkan kedua anaknya. Untuk Suara Raden Said yang merdu benar -
mengobati rasa rindu itu, tidak jarang benar menggetarkan dinding istana
Raden Said mengerahkan segenap kadipaten. Bahkan Mengguncang isi hati
kemampuannya dengan membaca Al - Adipati Tuban.

Namun Raden Said tak juga


menampakkan diri, masih banyak urusan
yang harus ia selesaikan di luar. Di
antaranya mencari adiknya, Dewi
Rasawulan.

Karena Raden Said tidak bersedia


menggantikan kedudukan ayahnya,
akhirnya kedudukan Adipati Tuban
diberikan kepada cucunya sendiri yaitu
putra Dewi Rasawulan dan Empu Supa.

Raden Said ter us mengembara


berdakwah dan menyebarkan agama
islam ke jawa tengah hingga ke jawa
barat. Karena kearifan beliau, beliau
dianggap sebagai guru suci se-tanah
jawa yang dapat diterima oleh berbagai
kalangan. Mulai petani, pedagang,
bangsawan hingga pejabat.

Dalam usia lanjut, beliau memilih daerah


Kadilangu, Demak sebagai tempat
t i n g g a l t e r a k h i r. S e m o g a a m a l
perjuangannya diterima di sisi Allah
Do’a Sebelum Tidur

Dengan menyebut nama-Mu Allah


aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati
Ilustrasi oleh :

Nama : _________ KEEP KEEP


Sekolah : _________
Kelas : _________
CALM CALM
Alamat : _________
Tanggal lahir: _________
AND AND
Hobi : _________ READ READ
BOOKS BOOKS

BOOKS
CALM

READ
BOOKS

KEEP

AND
CALM

READ
KEEP

AND

Anda mungkin juga menyukai