Anda di halaman 1dari 12

MELENGKAPI

Raihan Hafidz

Disebuah negri yang bernama Denville, terdapat


kerajaan Bantara yang dipimpin oleh raja yang
bernama Askara. Raja Askara terkenal sebagai raja
yang bijaksana. Kebijaksanaannya membuat Denville
menjadi negri yang sangat makmur dan subur,
sehingga masyarakatnya hidup sejahtera, tentram,
aman, dan damai.

Seiring berjalannya waktu, raja mulai merasakan


beban usia yang semakin bertambah. Ia pun sadar
bahwa sudah tiba waktunya untuk memilih penerus
yang akan mewarisi tahta kerajaan Bantara.

Raja Askara memiliki dua anak, yaitu Jean sebagai


anak pertama dan Dean sebagai anak kedua.
Keduanya memiliki sifat dan keahlian yang berbeda.
Jean sangat tegas dan mahir dalam seni perang. Lalu
anak yang kedua, Dean, memiliki kelembutan hati dan
hubungan yang sangat baik dengan masyarakat.

Dihari pemilihan penerus kerajaan, raja memberitahu


bahwa sebelum salah satu dari mereka dilantik
menjadi raja yang baru, mereka harus menyelesaikan
tugas yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan masing masing anaknya untuk
memimpin kerajaan.

Tugas pun diberikan kepada Jean dan Dean. Jean dan


Dean mendapatkan tugas yang sama, tetapi daerah
nya berbeda. Tugasnya ialah untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada di daerah yang akan mereka
tuju.

Jean dan Dean bergegas untuk berangkat ke daerah


yang ditugaskan. Jean diperjalanannya tidak ditemani
oleh siapapun, ia berangkat sendiri menuju daerah
tempat ia ditugaskan. Sedangkan Dean, ia ditemani
oleh sahabatnya untuk menyelesaikan tugas yang
diebrikan raja kepada Dean. Nama dari sahabat Dean
yaitu Rega.

Sudah 2 hari satu malam mereka melakukan


perjalanan. Disaat diperjalanan, Dean dan Rega tiba-
tiba di jegat oleh beberapa orang yang bersenjata.

Orang yang menjegat mereka berdua berkata "Siapa


kalian berdua? Apakah kalian adalah pencuri." tanya
orang orang itu dengan nada yang keras.

"Hei tenang, kami bukan pencuri. Kami merupakan


pengelana." jelas Dean.

"Ya benar, kami bukan pencuri." sambung Rega


dengan ekspresi yang panik.
Setelah mendengarkan penjelasan Dean dan
sahabatnya, orang orang itu tidak langsung percaya.
Mereka kembali melontarkan pertanyaan masih
dengan nada yang keras.

"Ahh, jika memang kalian bukan pencuri, apa tujuan


kalian kemari?" tanya orang orang dengan ketus.

"Kami merupakan pengelana yang berasal kerajaan


Bantara. Kami diutus untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di daerah ini." jelas Dean.

"Oh, jadi kalian adalah orang yang diutus dari


kerajaan Bantara untuk menyelesaikan permasalahan
desa kami. Kalau begitu maafkan kami, karena telah
berburuk sangka kepada kalian." Ujar salah satu
warga desa.
"Tidak masalah, aku mengerti kewaspadaan kalian
terhadap orang asing yang akan masuk ke desa
kalian." jawab Dean dengan kerendahan hatinya.

Setelah kesalahpahaman sudah terselesaikan, Dean


dan sahabatnya diantar oleh salah satu warga desa
untuk menuju ke kepala desa. Sesampainya di rumah
kepala desa, Dean memperkenalkan dirinya dan
langsung menceritakan tujuannya berkunjung ke
desa ini kepada kepala desa. Lalu Dean bertanya
kepada kepala desa apa masalah yang sedang di
hadapi oleh desa ini.

"Jadi, belakangan ini desa kami selalu didatangi oleh


penjahat bertopeng. Mereka juga membawa senjata
tajam dan memaksa agar semua hasil panen warga
desa dijual kepada mereka dengan harga yang sangat
murah. Dikarenakan belum masuk musim panen,
setiap kedatangan mereka hanya untuk mengancam
saja. Maka dari itu semua jalur masuk ke desa kami
jaga dengan ketat, ini bertujuan untuk menjaga-jaga
jika penjahat itu datang lagi.” jelas kepala desa

Biasanya kapan penjahat penjahat itu datang ke desa


ini Pak?" tanya Dean.

"Mereka biasanya muncul dimalam hari, mungkin


kemunculan mereka hanya untuk mengancam lagi,
tetapi mereka selalu membuat keributan yang
mangakibatkan banyak warga desa menjadi
ketakutan." tambah kepala desa.

Setelah mendengar penjelasan kepala desa, Dean


awalnya berpikir untuk membantu warga desa
melawan penjahat dengan kekerasan juga, tetapi
Dean tidak memiliki kemampuan seperti kakaknya
yang mahir dalam bertarung.

Dia pun berencana untuk menyelesaikan


permasalahan dengan bernegoisasi. Awalnya Rega
dan kepala desa tidak setuju dengan rencana Dean,
tetapi Dean meyakinkan kepada mereka berdua
bahwa permasalahan ini bukan hanya bisa di atasi
dengan kekerasan tetapi juga bisa dengan jalur
kedamaian.

Sesuai dugaan sebelumnya, para penjahat itu benar-


benar muncul pada malam hari. Disaat para penjahat
itu sedang mulai berbuat kekacauan, Dean dan para
warga muncul untuk menghentikan mereka.

"Hei kalian berhenti."

Para penjahat pun berhenti dan langsung


mengarahkan pandangan mereka ke Dean.

Dean dengan percaya diri langsung memberikan


tawaran untuk bernegoisasi. Awalnya para penjahat
itu tidak tertarik kepada tawaran Dean, tetapi pada
akhirnya para penjahat pun menerima tawaran
negoisasi Dean karena Dean menawarkan tawaran
yang menarik untuk para penjahat itu.

Selain dari itu, Jean sudah pulang dari tugasnya. Dia


menceritakan masalah desa yang dikunjunginya.
Masalahnya sama dengan masalah di desa yang
dikunjungi Dean. Jean mengatasinya dengan
mengajarkan warga desa itu cara bertarung dan
mempertahankan desanya sendiri. Lalu, warga desa
itu pun dapat mengusir penjahat itu dengan
tangannya sendiri.

Kembali ke desa yang dikunjungi oleh Dean.


Negosiasi pun berjalan dengan diplomat. Dean
didampingi oleh Rega dan kepala desa sedangkan
pemimpin pencuri dengan wakilnya.

"Apakah tujuan utama kalian menjarah desa ini? "


Ucap dean dengan serius.
"Sederhana saja, setelah aku membeli hasil panen
kalian dengan murah, aku akan menjualnya dengan
harga yang lebih tinggi" jawab penjahat itu.

"Jadi begitu, sungguh ide yang sangat licik. Kembali ke


tujuan awal, aku akan menawarkan sesuatu yang
menarik kepada kalian. Bagaimana jika kalian
menjadi orang yang menjaga keamanan desa ini,
sebagai gantinya desa akan memberikan kalian 20%
hasil dari panen. Bagaimana, apakah kalian tertarik?"
Ucap Dean

"Wow, tawaran yang menarik. Baiklah kalau begitu,


aku setuju." sambung penjahat itu.

Setelah bernegoisasi, desa kembali menjadi tentram


dan aman. Lalu Dean dengan Rega kembali ke
kerajaan Bantara. Sesampainya di kerajaan, ternyata
Jean sudah terlebih dahulu pulang. Dean pun
menemui raja dan menceritakan semuanya.

Raja sudah mendengar cerita dari kedua anaknya.


Lalu, keesokan harinya raja mengumumkan penerus
kerajaan yang baru.

"Setelah mendengar cerita dari kalian, kalian


menyelesaikan masalah dengan cara kalian masing-
masing. Jean dengan jalur kekuatan dan Dean dengan
jalur perundingan. Jadi, aku memutuskan untuk
memilih kalian berdua unutk menjadi pemimpin ini."
jelas raja.

Sontak Jean dan Dean pun terkejut dengan keputusan


raja. Mereka bingung bagaimana bisa ada dua raja di
satu kerajaan.
"Apa-apaan ayah, mana bisa ada dua raja di satu
kerajaan." ucap Jean.

"Kalian berdua memiliki keahlian yang berbeda, jadi


aku memilih kalian berdua menjadi raja adalah untuk
saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Karena Jean mahir dalam seni perang, maka Jean
akan mengurusi masalah di pertahanan dan
keamanan. Sedangkan Dean memiliki hubungan yang
sangat baik dengan masyarakat dan pintar dalam
bernegoisasi, maka Dean akan ku tugaskan di bidang
diplomat dan hubungan masyarakat." Jelas raja
dengan bijaksana.

"Baiklah ayah, kau memang adalah orang yang sangat


bijaksana" ujar Dean.

Lalu, mereka berdua memimpin kerajaan seperti yang


diharapkan oleh Raja Askara. Daerah Denville
menjadi daerah yang aman dan masyarakatnya
sangat bahagia dipimpin oleh dua raja.

Anda mungkin juga menyukai