Anda di halaman 1dari 8

Nama : IHZA PRAMUDYA QAIS ASSHAFAR

Kelas : XII MIPA 6

MAHKOTA YANG KEMBALI

Seperti pada pagi pagi biasanya Zidan selalu mencari rumput di ladang untuk makan
para hewan ternak milik pamannya. Sepanjang pagi ia sudah bekerja keras untuk mencari
rumput hingga beberapa karung terkumpul karena hewan ternaknya beberapa bulan ini
makannya sangat lahap. Ia selalu pulang pada waktu pagi menjelang siang, pulang dari
ladang ia tak langsung istirahat ataupun duduk sejenak, ia langsung membuka karung karung
berisi rumput segar itu untuk para hewan ternaknya. Setelah itu ia mengambil pancing dan
bergegas pergi ke danau untuk mencari ikan. Hingga sampai siang hari beberapa ikan sudah
bisa Zidan dapatkan. Tak disadari pamannya tiba-tiba datang ke danau tempat ia memancing,
“Zidan sudah dapat berapa ikannya??.” ucap paman Shem yang masih membawa peralatan
besinya di sepeda. Lalu paman Shem turun dari sepeda dan menghampiri Zidan, “biasanya
paman pulang ketika matahari terbenam kenapa hari ini pulang lebih siang??,” tanya Zidan
sambil memegangi pancingnya, “paman sudah tak bisa berjualan lagi di pasar kerajaan”,ucap
paman Shem dengan raut wajah sedih.

“Loh kenapa??, bukannya paman selalu bayar pajak tepat waktu”,

“Ini bukan masalah pajak tapi ini kebijakan baru dari Kerajaan, dimana semua pengrajin besi
yang ada di pasar sudah tidak boleh berjualan mulai hari ini!”

“Hah!!!, kebijakan macam apa itu”, ucap Zidan dengan wajah kesal

“iya Zidan, paman juga sedih dengan kebijakan ini, pihak Kerajaan mencurigai ada
perdagangan senjata besi secara ilegal seperti pedang, kapak dan lain lain, hal ini membuat
kerajaan membuat kebijakan itu”

“hmm emang mengada ada para pemimpin itu, mereka dengan enaknya memfitnah para
pedagang” ucap Zidan sambil melempar pancingnya

“Iya semenjak kejadian itu pemerintahan kerajaan berubah drastis, para rakyat diwajibkan
membayar pajak setiap bulannya dan wajib memberikan semua hasil taninya kepada
kerajaan, bahkan lebih kejamnya lagi rakyat hanya boleh membeli bahan pangan yang dijual
2 kali lebih mahal oleh Kerajaan, padahal hasil pangannya juga dari rakyat itu, hidup rakyat
kecil semakin menderita bahkan banyak yang mati kelaparan. Hukuman bagi rakyat yang
melanggar peraturan tersebut adalah hukuman mati”.

“Tunggu!! Kejadian apa maksudnya paman??” ucap Zidan dengan wajah bingung

Paman Shem nampak panik usai keceplosan mengatakan “kejadian itu” ia lupa bahwa ia
diberi amanah oleh kakaknya untuk tidak membocorkan rahasia itu kepada anaknya.

“eeeeee anuuu..... Jadi gini Zidan paman sebenarnya mau bicara hal ini ke kamu Cuma butuh
waktu yang tepat”, ucap paman sambil meyakinkan Zidan untuk melupakan ucapannya

“hal apa paman ??sekarang saja ini sudah waktu yang tepat, aku sudah dewasa aku sudah siap
untuk mendengar hal yang ingin paman sampai kan meskipun itu pahit ataupun manis.”

“hm oke akan paman ceritakan, duduk dan dengarkan baik baik ya! Jadi 18 tahun yang
lalu kamu adalah keluarga kerajaan, kamu seorang pangeran mahkota dimana kerajaan itu
akan menjadi milik mu di masa depan, namun semua harapan dan tahtamu hilang setelah
kerajaan kita diserang oleh Kerajaan Lengko, mereka dipimpin oleh raja yang terkenal kejam
dalam menghabisi musuhnya yaitu raja Gordon. Dengan pasukan yang 5 kali lebih besar dari
pada pasukan kerajaan kita, raja Gordon dan pasukannya berhasil dengan mudah menguasai
Kerajaan kita dan menangkap ayah dan ibu mu yang saat itu menjadi raja dan ratu. Mereka
membunuh orangtuamu , namun sebelum ayah mu tertangkap ia menitipkan kamu ke paman
dengan pesan jangan ceritakan apa apa ke anakku nanti, sebelum dia cukup siap untuk
menerimanya. Paman langsung bergegas mencari celah untuk keluar dari istana yang sudah
dikuasai. Paman berhasil keluar dan mencari desa terdekat untuk tinggal dan sampai lah
paman di desa ini, paman merawat mu sekuat tenaga sampai kau sebesar ini. Sampai saat ini
paman masih menyimpan dendam ke raja Gordon karena telah membunuh orang tuamu,
namun dendam itu sulit terbalaskan, disamping paman sudah tua paman juga tidak
mempunyai pasukan sehingga sulit untuk bisa mengambil alih kembali tahta kerajaan kita”.
Setelah mendengar cerita itu, Zidan yang tadinya antusias untuk mendengarkan cerita
pamannya seketika termurung dan merenung. Ia kemudian membereskan semua peralatan
pancingnya dan mengajak pamannya pulang. Zidan nampak berjalan penuh emosi bahkan
sesekali pamannya mengajak mengobrol di perjalanan Zidan tidak menggubris nya sama
sekali sesampainya di rumah, Zidan langsung menaruh peralatan pancing dan ikannya dengan
kasar, dan membuka pintu rumah dengan keras . Zidan marah dengan pamannya “kenapa
paman baru menceritakannya sekarang???, kenapa paman malah bohong dengan mengatakan
orang tua Zidan sedang merantau???”. Ucap Zidan dengan otot otot wajahnya yang
menegang.

“Tapi ini pesan dari ayahmu, paman tidak mau mengecewakan ayahmu dengan
membocorkan rahasia ini, namun kamu memaksa untuk membocorkannya”, ucap paman
dengan nada yang tinggi

“Sudah sudah!!! tidak ada gunanya bertengkar!! lebih baik kita cari solusi untuk bisa
mengambil alih kekuasaan raja Gordon yang biadab itu”, Ucap Zidan. Mereka berdua
memutuskan untuk mengolah ikan hasil tangkapannya terlebih dahulu untuk makan malam.
Setelah makan malam dan emosi mereka berdua sudah mereda akhirnya mereka berdua
mendiskusikan solusi untuk mengambil alih kekuasaan kerajaan.

“jadi bagaimana Zidan solusi nya??”,

“Aku punya ide,cara pertama dengan cara damai dan kedua dengan cara keras”.

“Ok kita gunakan cara damai dahulu, bagaimana caranya??”, ucap paman

“Kita adakan pengumuman di desa besok pagi, dengan mengajak para warga desa untuk
melakukan negosiasi secara damai dengan Kerajaan.”.

“baiklah... paman setuju dengan pendapat mu, malam ini paman akan buatkan kamu pedang
untuk dibawa besok sebagai alat untuk berjaga jaga apa bila ada serangan dari musuh”.

“Yasudah kamu istirahat dulu paman tahu kamu pasti lelah setelah kerja seharian”,

Hari mulai larut malam, paman Shem sibuk membuat beberapa pedang untuk dibawa oleh
para warga dan keponakannya ke istana besok.

***

Pagi yang cerah, pagi ini Zidan tidak melakukan rutinitas nya mencari rumput, ia sudah
buru buru pergi ke balai desa untuk memberi pengumuman bersama pamannya. Mereka
berdua langsung mengumpulkan para warga ke balai desa, Zidan pun mulai memberikan
pengumuman “Bapak ibu warga desa yang saya hormati dengan keberadaan saya di sini
adalah untuk mengajak kalian semua untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah kerajaan
tentang perombakan kebijakan”.

“Ah sudahlah tidak ada gunanya kita protes itu hanya akan membahayakan nyawa kita saja,
mengingat raja Gordon sangat kejam”, ucap seorang warga yang sedang membujuk warga
lain untuk tidak ikut protes ke istana. Tak lama kemudian paman Shem datang dengan
membawa beberapa senjata seperti pedang dan kapak “para warga desa, ini adalah senjata
yang akan kalian bawa ke istana untuk berjaga jaga, bagi kalian yang ingin ikut untuk
melakukan negosiasi”, ucap paman Shem dengan senyum bangga. Dengan adanya paman
Shem beberapa warga mau ikut untuk negosiasi karena para warga tau bahwa paman Shem
adalah adik dari raja Giroud (ayah Zidan). Akhirnya Zidan dan paman Shem beserta para
warga pergi menuju istana, sesampai nya di benteng istana para warga dihadang oleh pasukan
kerajaan. Pasukan tersebut menyuruh para warga, Zidan, dan pamannya untuk melepakan
semua senjatanya dulu sebelum masuk ke istana. Lalu seorang prajurit masuk untuk
melaporkan kepada raja Gordon bahwa ada tamu dari desa. “Yang mulia ada tamu dari desa
bolehkah mereka memasuki istana?”, ucap prajurit sambil bertekuk lutut “hahaha yayaya
sudah berani ya mereka masuk istana, biarkan mereka masuk!!!” Ucap Gordon dengan
ketawa jahat, para warga pun diperbolehkan masuk. setelah semua nya masuk Gordon
menyuruh untuk menutup seluruh pintu keluar istana dan menyambut para warga dengan
todongan pasukan pemanah di seluruh penjuruh benteng. “Hai, selamat pagi wargaku ada hal
apa kalian datang kesini??” ucap Gordon dengan sombongnya.

“kami datang untuk melakukan negosiasi tentang kebijakan kebijakan yang tuan berikan
kepada kami”, ucap Zidan dengan beraninya.

“Sudah saya bilang , jika ada yang menentang kebijakan kebijakan saya maka hukuman nya
adalah mati, hahaha nampaknya kalian menghampiri ajal kalian sendiri, pasukan pemanah
habisi mereka!!!”.

Para warga akhirnya terbunuh oleh pasukan pemanah , Zidan dan pamannya sudah
mengetahui celah dari benteng istana sehingga mereka dan beberapa warga yang masih
selamat kabur melalui jalur itu akhirnya mereka berhasil kabur dari istana dengan
menyisakan hanya puluhan warga dan beberapa senjata saja. Amarah raja Gordon tak sampai
di situ Gordon memerintahkan pasukannya untuk membakar desa yang ditinggali Zidan dan
warga.

***

mengetahui hal itu Zidan dan lainnya bergegas lari ke atas bukit sebelum diketahui oleh
pasukan berkuda kerajaan. Perjalanan menuju bukit cukup melelahkan mereka tak membawa
bekal makanan apapun. Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak untuk menghela nafas
“aku benar benar sangat bersalah atas terbunuh nya para warga” ucap Zidan sambil menangis,
“sudahlah nak lupakan saja ini bukan salahmu, caramu sudah bagus tetapi raja Gordon benar
benar kejam dan keras kepala semua ini salah Gordon, ia harus bertanggung jawab atas
semua ini ia harus menanggung akibat nya”

“setuju”, ucap para warga, “sudah ayo kita lanjutkan perjalanan!! dipuncak nanti kita pikirkan
bagaimana cara menghancurkan Gordon dan pasukannya”, ucap paman Shem. Mereka
kembali melakukan perjalanan ke puncak bukit, di tengah perjalanan mereka mendengar
jeritan seseorang setelah dicari ada seorang lelaki yang kakinya terkilir di balik pohon besar

“Tolong siapapun tolong”, ucap lelaki itu

Para warga mendatangi lelaki itu dan membantunya “Kenapa kakimu terkilir?”, ucap salah
satu warga sambil membantu lelaki itu berjalan “Aku terpeleset ketika sedang mencari getah,
tolong antar aku kerumah, anak anakku belum makan, aku harus memberinya makan”,

“Baiklah tenang saja kami akan mengantarmu ke rumah”.Rumah lelaki itu ternyata tak
berjarak jauh,sesampainya di rumah ,para warga, Zidan, dan paman Shem beristirahat
sekaligus mengatur strategi di rumah lelaki itu. Lelaki itu juga menyuguhi makanan kepada
warga “oh iya Pak katanya bapak mau ngasih makan anak anak bapak, kok di rumah ini gak
ada tanda tanda anak anak?”, ucap Zidan “Oh iya hampir lupa kau mau lihat anak anakku
mari ikut aku”.Lelaki itu mengajak Zidan ke halaman belakang rumahnya, lalu lelaki itu
bersiul “kenapa kau bersiul”, tanya Zidan “lihat saja sebentar lagi anak anakku akan datang”
jawab lelaki itu dengan santai. Tak lama kemudian segerombolan serigala datang dan
menghampiri lelaki tersebut Zidan dan para warga terkejut tenyata anak yang dimaksud
adalah serigala. Setelah mememberi makan para serigala, lelaki itu menyiapkan makan
malam untuk para warga. Zidan dan warga lainnya sedang berdiskusi untuk bisa
menghancurkan pasukan raja Gordon, “jadi kalian adalah warga yang tertindas kekejaman
raja Gordon” ucap lelaki itu sambil memakan biskuit. Para warga seketika bertanya tanya
“kok anda bisa tahu raja Gordon? padahal kerajaan itu jauh dari bukit ini???”,

“aku dulu tinggal di desa dekat istana namun setelah warga desa tertindas dengan kebijakan
raja Gordon aku memutuskan untuk meninggalkan desa itu dan memilih untuk tinggal dibatas
bukit dan memelihara serigala”

“ternyata nasib orang ini sama dengan kita” ucap para warga

“Jadi seperti ini saja , kita akan serang istana dengan semua warga yang ada di sini ditambah
dengan segerombolan serigala yang aku pelihara, para serigala itu saya jamin berbeda dengan
serigala biasa mereka punya kekuatan yang lebih kuat dan tubuh lebih besar, kita pasti bisa
mengalahkan Gordon” ucap lelaki itu dengan nada serius. Para warga setuju dengan usul
lelaki itu dan mereka menyusun strategi dengan mengkombinasikan pasukan manusia dengan
serigala. Paman Shem memimpin rapat itu dengan keahlian dan pengalamannya dalam dunia
peperangan ditambah lagi paman Shem hafal dengan wilayah kerajaan sehingga dia tahu titik
lengah dan celah dalam istana. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang istana besok
malam, karena malam hari dipercaya bahwa serigala dapat lebih ganas dan kuat, pagi harinya
mereka mempersiapkan peralatan, mereka benar benar mempersiapkan semuanya seakan
akan sudah pasrah dan mengeluarkan segala kemampuannya malam nanti, entah itu hasilnya
akan menang ataupun kalah mereka seakan tidak peduli. Senja pun datang lelaki pemilik
serigala itu bersiul untuk memanggil serigala yang berjumlah ratusan “wow kemarin malam
aku hanya melihat puluhan serigala saja tetapi sekarang ada ratusan” ucap Zidan “iya yang
aku panggil kemarin hanya sebagian saja karena beberapa serigala biasanya mencari
makanan sendiri, sekarang aku panggil semuanya” akhirnya mereka semua dan para serigala
bergegas turun dari bukit.

***

Sesampainya di daerah dekat kerajaan mereka mulai menjalankan strateginya, yang


pertama mereka memajukan beberapa warga untuk mendobrak pintu masuk istana. Strategi
pertama berhasil, mereka berhasil membuka pintu istana dengan menghabisi pasukan penjaga
pintu. Selanjutnya pasukan ditambah untuk masuk lewat pintu istana dengan tujuan untuk
mengalihkan perhatian pasukan musuh, strategi selanjutnya yaitu beberapa warga masuk ke
celah celah istana termasuk Zidan dan pamannya. Zidan dan pamannya memiliki tugas
khusus dalam penyerangan ini yaitu menangkap raja Gordon dan membunuhnya. Setelah
semua warga masuk ke istana, serigala masuk melalui pintu utama,tugas para serigala adalah
menghancurkan pasukan pemanah dengan memanjat benteng benteng. Ratusan serigala
berhasil membunuh seluruh pasukan pemanah dengan cepat ,raja Gordon yang sebelumnya
tertidur akhirnya mengeluarkan amarahnya dia mengerahkan seluruh pasukan elit yang ada di
kamp tentara namun seluruh pasukan elit itu sudah dihadang oleh serigala yang sangat
mengganas. Banyak korban yang berjatuhan begitu juga para serigala yang juga banyak yang
terbunuh. Akhirnya para serigala tetap memenangkan pertempuran diluar istana, dengan
menyisahkan beberapa serigala saja yang masih hidup.
Sementara itu di dalam istana para warga membuka kan jalan untuk Zidan dan
pamannya menuju kamar raja Gordon, mereka berhasil menembus pintu demi pintu dan
akhirnya sampai di pintu terakhir sebelum berhadapan dengan raja Gordon. Pintu itu di jaga
langsung oleh panglima perang kerajaan beserta pengawalnya, dengan kemampuan
pertarungan yang lebih tinggi panglima tersebut menumpaskan warga warga dengan mudah.
Sampai akhirnya menyisahkan pertarungan 2vs1 yaitu antara Zidan dan pamanya melawan
panglima kerajaan. Paman Shem dengan kemampuan pedangnya mampu menemukan titik
lemah panglima tersebut, dengan bantuan Zidan ia berhasil membunuh panglima itu dengan
menancapkan pedangnya di perut panglima. Sampailah mereka di kamar raja Gordon,
Gordon sudah tak bisa berkutik lagi seluruh pasukannya sudah dihabiskan oleh para warga
dan serigala ganas. Akhirnya Gordon mengeluarkan pedang andalannya,pedang yang sudah
banyak sekali merenggut korban jiwa, dengan sisa tenaga yang masih ada Zidan dan
pamannya memberikan perlawanan dengan sekuat tenaga. Tangan paman Shem terkena
sabetan pedang Gordon, dengan tangannya yang berdarah darah, paman Shem hanya
bertarung Dengan satu tangan, namun karena kelengahannya paman Shem terbunuh oleh raja
Gordon dengan menyabet pedangnya di perut paman Shem. Dengan mengeluarkan strategi
yang sudah didiskusikan kemarin, Zidan berhasil membunuh raja Gordon yang sudah
kelelahan

“rasakan ini Gordon, dengan semua kekejamanmu kau pantas mendapatkan semua ini” ucap
Zidan yang dendamnya sudah terbalaskan. Zidan menuntaskan tugasnya, namun senyum
kemenangan itu seakan teredam oleh kesedihan yang dialami Zidan, ia harus kehilangan
pamannya yang sudah merawatnya sejak kecil ,Tangis nya takterhentikan. Dengan air mata
yang masih menetes, ia mengumumkan kepada seluruh warga “Kita berhasil, kita berhasil,
kita berhasil, aku berhasil membunuh Gordon.” Akhirnya pagi pun tiba, pagi itu seakan beda
dengan pagi pagi biasanya, pagi yang penuh kebahagiaan dan sangat cerah. Zidan di
nobatkan sebagai raja, ia sangat bahagia mahkota kerajaan ini kembali ke tangan yang tepat,
namun disamping kebahagiaan, raja Zidan masih bersedih dan berduka atas kepergian
pamannya.”Ayah,ibu, paman aku sudah berhasil ,semoga kalian tenang dan bahagia disana”
ucap zidan ketika menghadiri pemakaman pamannya. Pada pemerintahan raja Zidan
kehidupan rakyatnya menjadi aman tentram dan bahagia, ekonomi kerajaan pun semakin
maju.

Anda mungkin juga menyukai