Anda di halaman 1dari 3

Cerita Rakyat

RADIN DJAMBAT

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak Raja Negeri Tanjung Jambi yang
bernama Radin Djambat. Dia adalah sosok pemuda gagah, tampan, berwibawa,
dan bijak. Seseorang yang telah menuntaskan perguruannya, menguasai tarekat
hingga tingkat sembilan, seorang maestro sufi, sakti tak terkalahkan yang
senantiasa memuja, memohon, serta menyerahkan hidupnya pada Yang Esa.
Namun sayang, dia belum memiliki pendamping hidup.

Pada suatu hari, Radin Djambat ditemani kedua adiknya, Puningkawan Juk Muli
dan Puningkawan Mak Waya bersemedi. Mereka bersemedi demi memperoleh
petunjuk tentang puteri yang selama ini hadir dalam mimpi Radin Djambat. Tiba-
tiba datanglah kakek mereka, Diwa Sebiji Nyata. Dia mengatakan bahwa ada
seorang puteri yang pantas untuknya. Dialah Puteri Betik Hati dari Kota Besi
yang Indah.
Keeseokan paginya, Radin Djambat didampingi Puningkawan Juk Muli dan
Puningkawan Mak Waya segera menuju Kota Besi untuk melamar sang puteri.
Perjalanan jauh dan medan yang berat mereka lalui. Tanpa putus asa, mereka
melewati berbagai hambatan yang dijumpai di perjalanan.

Setibanya di Kota Besi, sang tuan rumah menyambut mereka dengan ramah.
Namun sayang, telah banyak pangeran dari negeri lain yang tiba di sana untuk
melamar sang puteri. Pangeran-pangeran tersebut merasa tidak suka dengan
kedatangan Radin Djambat, bahkan mereka menantang Radin Djambat bertempur.
Mulanya Radin Djambat dan kedua adiknya menolak ajakan untuk bertempur
namun desakan yang terus-menerus membuat mereka menerima tantangan
tersebut.
Tiga bulan kemudian, di tempat yang sudah ditetapkan, yaitu Lawok Tungku
Telu, pertempuran sengit terjadi. Pangeran-pangeran dan bala tentarannya
bertempur melawan Radin Djambat. Namun, berkat kesaktian dan pertolongan
Tuhan, Radin Djambat dan kedua adiknya memenangkan pertempuran. Radin
Djambat akhirnya dapat menikahi sang Puteri dan membawanya ke Negeri
Tanjung Djambi. Mereka hidup bahagia dan dikaruniai dua orang putera.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti
tahun. Radin Djambat pun meninggal dunia. Namun, pada tahun 1700 Masehi,
setelah Radin Djambat meninggal dunia, istri Jumpang Keling, pemimpin di Tiuh
Karangan menemukan seruas bambu di sungai. Dari dalam bambu itu keluarlah
seorang bocah kecil. Bocah tersebut mengaku bahwa dia adalah Radin Djambat.
Betapa terkejutnya masyarakat di Tiuh Karangan. Mereka tidak menyangka
bahwa Radin Djambat menitis kembali ke dunia. Masyarakat memanggilnya
dengan sebutan Umpu.

Radin Djambat yang telah menjelma sebagai Umpu beranjak dewasa dengan cepat
tidak seperti manusia pada umumnya. Dia tumbuh menjadi pemuda gagah
melebihi paras pemuda di sekitarnya, sakti, bijak. Ketika terjadi perselisihan
dalam masyarakat maka masyarakat selalu bertanya kepada Radin Djambat.
Musyawarah selalu dikedepankan olehnya. Oleh karena itu, Radin Djambat
kemudian diangkat menjadi pemimpin dengan daerah kekuasaannya yang
bernama Djambat Tanoh.

Sejak saat itulah sosok Radin Djambat semakin dihormati, serta menjadi tokoh
sentral dalam perkembangan kehidupan agama Islam, seni dan budaya,
penyebaran penduduk, bahkan perkembangan peradaban masyarakat Lampung.

Berdasarkan tema hari ini, Ananda akan mengembangkan pembelajaran sastra


Indonesia. Berikut ini yang harus Anda lakuka, antara lain.
1) Buatlah ringkasan berdasarkan cerita di atas! Cerita di atas diubah menjadi
hanya 180-220 kata.

2) Buatlah soal berdasarkan cerita di atas dengan menggunakan panduan


kompetensi dasar dan indikator-indikator di bawah ini!
  Kompetensi Dasar
1.2  Mengidentifikasi unsure cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya.
Indikator
1.2.1        Mendengarkan cerita rakyat
1.2.2        Mencatat hal-hal penting dari cerita yang didengar.
1.2.3        Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengar
1.2.4        Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kata-kata \
sendiri
Soal berupa pilihan ganda dan isian singkat (masing-masing satu per
indikator). Jangan lupa sertakan kunci jawaban.

Anda mungkin juga menyukai