Anda di halaman 1dari 9

AUGMENTED REALITY (AR)

PENGERTIAN AR
Augmented Reality atau dalam bahasa Indonesia Realitas tertambah dan dikenal
dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR (augmented reality), adalah teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam
waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan,
realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.

PEMANFAATAN AR
Teknologi Augmented Reality sangat cepat sekali berkembang, di Indonesia sendiri
telah banyak aplikasi-aplikasi yang menggunakan teknologi AR. AR merupakan
terobosan  dibidang teknologi yang sangat canggih. Karena dengan teknologi ini kita
dapat membuat segala hal yang abstrack atau virtual bisa kelihatan nyata atau real.
Teknologi AR sendiri telah dikembangkan dalam berbagai hal, dalam pemanfaatanya
teknologi  ini dapat digunakan dalam hal:
1. Augmented Reality Interactive Games
2. Augmented Reality Presentation
3. Augmented Reality Event
4. Augmented Reality High Tech Environment
5. Augmented Reality Website
6. Augmented Reality Promotion

CARA KERJA AR
 Augmented Reality membutuhkan alat masukkan (input device) seperti kamera atau
webcam, alat keluaran (output device) seperti monitor atau Head Mounted Display
(HMD), alat pelacak (tracker) agar benda maya tambahan berupa penanda (marker)
yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif walaupun benda
nyata yang menjadi induknya digeser-geser, dan komputer untuk menjalankan
program AR.
 Cara kerja Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra, dan citra yang
digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah dikalibrasi
akan mendeteksi marker yang diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai
pola marker, webcam akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan
database yang dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila
sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk merender dan menampilkan
objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.

KOMPONEN AR
Berikut adalah beberapa komponen AR:
Kamera dan Sensor
Kamera dan sensor digunakan untuk mengumpulkan informasi kolaborasi pengguna
dan mengirimkannya untuk diproses. Kamera pada gadget memiliki kemampuan untuk
memeriksa lingkungan dan dengan data tersebut, akan mampu menemukan barang
fisik dan menghasilkan model 3D.
Proyeksi
Komponen ini mengacu pada proyektor yang lebih kecil dari yang biasa ada
pada headset AR, yang mengambil informasi dari sensor dan memproyeksikan konten
yang terkomputerisasi ke permukaan untuk dilihat. For your information, sebenarnya,
pemanfaatan proyeksi di AR belum sepenuhnya dirancang untuk dapat digunakan
dalam barang atau layanan komersial.
Refleksi
Beberapa gadget AR memiliki cermin untuk membantu mata manusia melihat gambar
virtual. Beberapa darinya memiliki variasi cermin kecil yang ditekuk dan beberapa lagi
memiliki cermin sisi ganda untuk memantulkan cahaya ke kamera dan mata pengguna.
Tujuan dari cara refleksi tersebut adalah untuk memainkan pengaturan gambar yang
tepat.

KELEBIHAN AR
1. Kelebihan utama dari Augmented reality dibandingkan Virtual reality adalah
pengembangannya yang lebih mudah dan murah. Sehingga tidak seperti virtual
reality yang sampai saat ini masih digunakan secara terbatas oleh kalangan tertentu,
augmented reality merebak secara cepat diberbagai bidang yang bahkan belum
dapat dijangkau oleh pendahulunya tersebut.
2. Kelebihan lain dari augmented reality yaitu dapat diimplementasikan secara luas
dalam berbagai media. Sebagai aplikasi dalam sebuah smartphone, console game,
dalam bingkisan sebuah produk, bahkan media cetak seperti buku, majalah atau
koran.

PERBANDINGAN VR DAN AR
Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) banyak digunakan akhir-akhir ini.
Sekilas mirip, tetapi keduanya memiliki konsep yang berbeda dengan karakteristik yang
membedakan satu sama lain. Berikut perbedaan antara VR dan AR dalam
penggunaannya:
1. Perangkat yang Digunakan
 VR biasanya diakses melalui perangkat seperti headset yang sepenuhnya
berinteraksi dengan lingkungan vitual yang dihasilkan. Tidak hanya visual tetapi
juga suara, sentuhan, bau, dan rasa jika perangkat yang digunakan adalah
gawai yang sudah ditingkatkan seperti teater 4D.
 Sementara AR umumnya diakses melalui kamera ponsel yang menampilkan
visual lapisan ke lingkungan sekitarnya di layar perangkat. Dengan kata lain,
yang bekerja adalah bukanlah ponsel itu sendiri melainkan dibantu dengan
afanya aplikasi pendukung.
2. Tingkat Kedalaman Pengalaman Bermain
 VR dirancang untuk sepenuhnya berada di dunia virtual. Perangkat VR benar-
benar memblokir lingkungan nyata dan menghasilkan tampilan virtual. Sehingga,
VR sangat baik untuk media seperti video game atau film yang pengguna dapat
fokus pada konten yang ditonton.
 Seperti namanya, AR tidak menggantikan lingkungan nyata ke virtual. Melainkan
menambahakan konten vitual sehingga terlihat di lingkungan nyata. Dengan kata
lain, AR mengekspresikan kontennya tidak bersifat mendalam. Lapisan di atas
lingkungan fisik pengguna dan umumnya tergantung pada fitur dunia nyata.
3. Jenis Media yang Ditampilkan
 VR adalah sistem imersif yang biasanya menggunakan komputer untuk
membuat lingkungan virtual. Video game dan film adalah bentuk media yang
paling umum diadaptasi untuk relaitas virtual.
 Media AR tidak seintensif VR. AR hanya sebagai tambahan halus pada dunia
nyata. AR biasanya menampilkan bentuk 3D yang dapat dilihat melalui aplikasi
dengan kamera ponsel sehingga terlihat berada di dunia nyata.
4. Realitas yang Dihasilkan
 VR dapat dihasilkan dalam beberapa cara berbeda tergantung pada media yang
ditampilkan. Video game sering langsung ditampilkan saat pengguna bermain,
jika ada mesin game, atau mereka dapat dibuat sebelumnya, dalam hal ini
mereka statis dan mirip dengan gambar atau film. Beberapa orang juga
menganggap video 360 derajat sebagai realitas virtual; ini sepenuhnya dibuat
sebelumnya.
 AR sering dikodekan untuk aplikasi ponsel dan diterjemahkan secara reaktif
tergantung pada lokasi pengguna. Ini dapat diprogram mirip dengan realitas
virtual, tetapi umumnya tidak membutuhkan mesin canggih untuk membuat.
5. Terjadi Langsung
 Dunia VR dan dunia nyata merupakan lingkungan yang terpisah dan tidak reaktif.
Hal ini terjadi kerena media VR diprogram sebelumnya.
 Sementara AR lebih berpotensi reaktif terhadap dunia nyata. Hal ini terjadi
karena AR digabungkan dalam lingkungan nyata. Dengan kata lain, dunia AR
terjadi secara langsung terhadap dunia nyata.

JENIS TEKNOLOGI AR
Ada beberapa kategori teknologi augmented reality, masing-masing memiliki perbedaan
dan kegunaan dalam pengaplikasiannya sebagai berikut.
Marker-Based Augmented Reality
Marker-based AR menggunakan kamera dan beberapa jenis penanda visual, seperti
kode QR/2D. Teknologi ini akan menghasilkan output hanya ketika marker dirasakan
oleh pembaca. Aplikasi marker-based menggunakan kamera pada perangkat untuk
membedakan marker dari objek dunia nyata lainnya. Pola sederhana seperti kode QR
digunakan sebagai marker karena dapat dengan mudah dikenali dan tidak memerlukan
banyak effort untuk membaca. Posisi dan orientasi juga dihitung, di mana beberapa
jenis konten atau informasi kemudian dibebani banyak marker.
Markerless Augmented Reality
Sebagai salah satu aplikasi AR yang diimplementasikan secara luas, markerless
augmented reality menggunakan GPS, kompas digital, pengukur kecepatan, atau
akselerometer yang tertanam dalam perangkat untuk menyediakan data berdasarkan
lokasi kamu. Kekuatan di balik teknologi markerless augmented reality adalah
ketersediaan fitur pendeteksian lokasi pada smartphone. Ini paling umum digunakan
untuk memetakan arah, menemukan bisnis terdekat, dan aplikasi seluler berbasis lokasi
lainnya.
Projection Based Augmented Reality
Projection based AR bekerja dengan cara memproyeksikan cahaya buatan ke
permukaan riil. Aplikasi teknologi ini memungkinkan interaksi manusia dengan
mengirimkan cahaya ke permukaan riil dan kemudian merasakan interaksi manusia
(sentuhan) dari cahaya yang diproyeksikan. Pendeteksian interaksi pengguna dilakukan
dengan membedakan antara proyeksi yang diharapkan dan proyeksi yang diubah.
Aplikasi lain yang menarik dari teknologi ini adalah penggunaan teknologi plasma laser
untuk memproyeksikan hologram interaktif tiga dimensi (3D) di udara.
Superimposition Based Augmented Reality
Superimposition based AR mampu mengganti sebagian atau seluruh tampilan asli dari
suatu objek dengan pandangan yang baru dan ditambah dari objek yang sama.
Pendeteksian objek memainkan peran penting karena aplikasi tidak dapat
menggantikan tampilan asli dengan augmented jika tidak dapat menentukan apa objek
itu. Contoh yang dihadapi konsumen akan augmented reality berbasis superimposisi
dapat ditemukan dalam katalog furnitur augmented reality IKEA. Dengan mengunduh
aplikasi dan memindai halaman yang dipilih dalam katalog cetak atau digital mereka,
pengguna dapat menempatkan furnitur IKEA virtual di rumah mereka sendiri dengan
bantuan augmented reality.

PENERAPAN AUGMENTED REALITY DI BERBAGAI BIDANG


Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan teknologi augmented reality di beberapa
bidang yang telah dilakukan.
1. Bidang Pendidikan
Dengan penggabungan konsep dunia nyata dan dunia maya, seorang guru yang
menggunakan software berbasis AR akan dengan mudah menjelaskan suatu objek 3D
dalam pembelajaran secara mudah dan fun kepada siswanya. Misalkan dalam
pembelajaran “Planet dan Galaksi”, Guru dengan mudahnya menampilkan visual
beberapa planet, ukurannya dan pergerakannya terhadap matahari.
2. Bidang Kesehatan
Dengan AR dalam bidang kesehatan memudahkan dokter dan perawat berlatih dan
mempelajari anatomi tubuh manusia tidak menggunakan boneka. Sekarang dosen di
Sheffield Hallam University membuat boneka ini lebih realistis dengan melapiskan video
dari pasien (diperankan oleh aktor) di atas dummy. Dengan memegang komputer tablet
lebih manekin, peserta pelatihan akan mengaktifkan video dari 'pasien' berbicara.
Para peneliti di Universitas Purdue dan Indiana University School of Medicine di AS
telah mengembangkan sistem untuk Telementoring dengan Augmented Reality (STAR),
sebuah cara baru yang memungkinkan ahli bedah spesialis jarak jauh memberikan
petunjuk medis untuk dokter yang melakukan operasi. Sebelumnya 'telementoring'
perangkat yang dibutuhkan ahli bedah untuk melihat jauh dari pasien ke layar, terpisah
untuk instruksi dari 'mentor' mereka.
Dengan sistem baru, layar transparan ditempatkan di depan meja operasi, sementara
dari suatu tempat, mentor menarik garis ke layar, yang menunjukkan keberadaan
sayatan harus dibuat. Dalam perkembangan yang sama dari University of Alabama,
mentor dapat memperindah proyeksi tangan bedah mereka, sehingga mereka dapat
meniru gerakan ahli.
3. Bidang Industri
Dalam bidang pemasaran perusahaan sering menggunakan beberapa cara untuk
mengiklankan produknya, pemasaran dengan menggunakan augmented reality salah
satunya yaitu memunculkan gambar 3D suatu produk, media yang digunakan bisa
berupa brosur yang diberi marker untuk memunculkan gambaran 3D pada brosur.
Dengan begitu pembeli atau pelanggan bisa melihat secara detail produk yang dijual
perusahaan tersebut.

4. Bidang Militer
AR ini sangat berguna untuk menghemat pengeluaran mereka. Bayangkan apabila
mereka harus melatih para tentara mereka di medan perang yang asli. Untuk mengirim
satu peleton saja, mereka harus mengeluarkan uang yang sangat besar, belum lagi
apabila pada saat pelatihan, salah satu prajurit mengalami sakit, atau kecelakaan.
Sebagai contoh, militer menggunakan augmented reality untuk membuat sebuah
permainan perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia game tersebut, dan
seolah-olah seperti melakukan perang sesungguhnya.
5. Bidang Hiburan
Siapa sih yang belum pernah mendengar permainan bernama Pokémon Go?
Permainan yang dikeluarkan oleh Niantic dimana kita harus menangkap monster-
monster lucu yang tersebar di penjuru kota tengah mendapatkan perhatian dari
pengguna smartphone di seluruh dunia. Permainan ini memang tidak seperti permainan
smartphone kebanyakan. Jika permainan lain dapat dimainkan sambil duduk atau
berbaring, maka Pokémon Go memaksa pemainnya untuk berjalan ke titik-titik tertentu
agar dapat menemukan Pokémon. Pokémon Go menggunakan teknologi GPS untuk
melacak pergerakan pemain serta teknologi Augmented Reality (AR) untuk
menampilkan Pokémon di layar saat menggunakan kamera.

Sumber:
SOLMET KEMENDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai