Anda di halaman 1dari 10

Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal

Vol 3 No 2 Tahun 2020


e-ISSN: 2580-3093

ANALISIS PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN BIDAN


BPM TERHADAP PENGEMBANGAN LAYANAN
KEBIDANAN KOMPLEMENTER TERINTEGRASI DI
KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

Wahidin1 , Titin Martini2, Atnesia Ajeng3


Universitas Muhammadiyah Tangerang, didin.wahidin1977@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel : Paradigma pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan tengah


Tanggal di Publikasi: mengalami pergeseran, perkembangan yang jelas terlihat adalah
Kata kunci: terjadinya kombinasi pelayanan kebidanan yang sipatnya konvensional
Pengetahuan, dan komplementer, Praktek kebidanan komplementer telah menjadi
pelayanan kebidanan, komplementer bagian penting dari praktek kebidanan yang ada saat sekarang ini.
terintegrasi Kondisi ini menjadi fenomena tersendiri untuk dilakukan pengamatan
dan penelitian lebih lanjut. Tujuan, Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pelaksanaan dan tingkat pengetahuan masyarakat dan
Bidan Praktek Mandiri (BPM) dalam pelaksanaan dan pengembangan
layanan kebidanan komplementer terintegrasi di Kabupaten
Tangerang. Metode,Penelitian menggunakan metode survey, melalui
tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan reduksi data serta
analisis hasil. Subyek penelitian masyarakat dan bidan yang
melakukan praktik. Sampel diambil melalui teknik purposive
sampling. Data kuanti dalam tabel distribusi frekuensi dan data kuali
disajikan model interactive. Hasil, Layanan Kebidanan komplementer
telah dilakukan oleh 46,7% bidan dengan 42,9% rentang usia antara
26-41 tahun, 31,4% berpendidikan D3 Kebidanan dan 34,3% telah
menjalankan praktek layanan komplementer kurang dari 10 tahun.
Tingkat pengetahuan bidan rata-rata sebesar 1,72 dan tingkat
pengetahuan masyarakat rata-rata 1,47, hasil uji corellasi 0,524 dengan
sign 0,000 menunjukan hubungan positip dan signifikan, nilai
probabilitas 0,000 < 0,05 dalam kaitan ini secara nyata ada perbedaan
antara tingkat pengetahunan bidan dan masyarakat terhadap
pengembangan layanan kebidanan komplementer, layanan kebidanan
komplementer dominan di Kabupaten Tangerang adalah pijat, yoga
dan hypnotheraphy.

49
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN: 2580-3093

PENDAHULUAN dan bidan pada pelaksanaan dan


Berdasarkan data dari WHO sebanyak pengembangan layanan kebidanan
80% praktisi kesehatan di negara komplementer terintegrasi pada Bidan
berkembang lebih memilih pengobatan Praktek Mandiri (BPM) di kabupaten
alternatif dibandingkan pengobatan kimia Tangerang.
(WHO, 2012). Pelayanan kesehatan saat ini
bukan sekadar semata-mata melakukan Tujuan Penelitian
pengobatan, tetapi juga menyentuh atau Tujuan penelitian yang dilakukan
mengarah pada dimensi lain dalam diri adalaha sebagai berikut
pasien, meliputi kondisi emosi, psikologis, 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
spiritual, hingga faktor lingkungan lainnya. masyarakat dan bidan BPM tentang
Sehingga tidak mengherankan apabila penerapan pelayanan kebidanan
Selama hampir satu dekade ini, Paradigma komplementer terintegrasi yang ada di
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan Kabupaten Tangerang.
kebidanan tengah mengalami pergeseran 2. Mengetahui Jenis Layanan kebidanan
dimana pergeseran tersebut terutama terletak konvensional dan komplementer apa
saja yang dominan dipergunakan bidan
pada asuhan kebidanan yang saat sekarang
dan masyarakat di Kabupaten
ini dilaksanakan,ini sejalan dengan hasil
Tangerang
penelitian Kastonia, 2015 yang
3. Mengetahui prospek pengembangan
mengemukakan bahwa perkembangan yang layanan kebidanan komplementer jika
jelas terlihat adalah terjadinya kombinasi dibandingkan dengan layanan
pelayanan kebidanan yang sipatnya kebidanan konvensional yang ada saat
konvensional dan komplementer, Praktek sekarang ini
kebidanan komplementer saat ini telah 4. Mengetahui Perbedaan tingkat
menjadi bagian penting dari praktek pengetahuan masyarakat/pasien dan
kebidanan yang ada saat sekarang ini. bidan pada pelayanan kebidanan
. Meski Pelayanan terapi komplementer komplementer terintegrasi dan
ini hanya sebatas pilihan dan dianggap tidak Mengetahui besaran pengaruh
bernakna secara konvensional dengan diterapkannya pengembangan layanan
Munculnya permenkes yang mengadopsi kebidanan komplementer terintegrasi
praktek kesehatan komplementer, kemudian terhadap jumlah pasien pengguna
perkembangan holistic health care dan layanan bidan BPM di Kabupaten
Tangerang
realita saat ini bahwa pengobatan
Manfaat Penelitian
komplementer khususnya dalam pelayanan
Penelitian ini dapat bermanfaat
kebidanan selama beberapa dekade terakhir
secara akademis dan praktis, manfaat praktis
telah terjadi peningkatan yang signifikan
dan akademik dipaparkan dalam paparan
baik dalam jumlah dan berbagai informasi,
berikut ini ;Memberikan informasi tentang
ini menjadi fenomena tersendiri untuk
tingkat pengetahuan masyarakat dan bidan
dilakukan pengamatan lebih lanjut.
BPM akan layanan kebidanan komplementer
terintegrasi, memberikan gambaran tentang
Rumusan Masalahan.
prospek pengembangan kebidanan
Berdasarkan latar belakang diatas maka
komplementer terintegrasi dan memberikan
kami merasa tertarik untuk meneliti dan
gambaran tentang bentuk layanan kebidanan
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
komplementer terintegrasi, memberikan
gambaran untuk penguatan dan

50
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

pengembangan kebijakan kesehatan khususnya


ragam layanan kebidanan di D. Teknik Pengumpulan Data
masyarakat, Penguatan dan pengenalan Populasi dalam kegiatan
diversifikasi layanan Kebidanan di penelitian ini adalah seluruh warga
Masyarakat khususnya di Kabupaten masyarakat pengguna jasa layanan
Tangerang. bidan dan para bidan yang
Urgensi Kegiatan Penelitian melaksanakan praktek kebidanan secara
Kegiatan penelitian ini urgent untuk mandiri di wilayah kabupaten
segera dilakukan mengingat dinamika tangerang, data dinkes kabupaten
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan tangerang 2016 ada tercatat sebanyak
kebidanan yang terjadi saat sekarang ini 880 Bidan BPM. Pengambilan sampel
sudah terjadi peregeseran yang kompleks dilakukan dengan menggunakan teknik
yang memaksa para pelaku usaha bidang purposive sampling, yaitu cara
kesehatan untuk mendiversifikasi pengumpulan data dipilih dengan
layanannya, layanan kebidanan pertimbangan dan tujuan tertentu sesuai
komplementer terintegrasi sebagai bagian kebutuhan peneliti.
dari perubahan paradigma pelayanan
kesehatan terkini dalam pengembangan E. Sampel Penelitian
layanan terafi komplementer terintegrasi Penentuan sampel Bidan dengan
khususnya dalam pelayanan kebidanan. teknik ini dibatasi oleh kriteria yang
terdiri dari kriteria inklusi dan eksklusi.
METODE PENELITIAN
Kriteria inklusi sampel bidan adalah
A. Jenis Penelitian
bidan yang sudah terdaftar atau
Penelitian ini menggunakan
teregister dan mempunyai izin untuk
metode penelitian survey dimana
dapat melaksanakan praktek kebidanan
penelitian ini dilakukan tanpa adanya
secara mandiri, relatif aktiv di
perlakuan khusus atau intervensi
organisasi profesi, dan bersedia
terhadap subjek maupun objek yang
bekerjasama dalam pelaksanaan
diteliti.
kegiatan penelitian ini.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Jumlah sampel bidan dan
Penelitian ini akan dilakukan di
masyarakat penggunna yang memenuhi
wilayah Kabupaten Tangerang yang
kriteria survey ditentukan sebanyak
tersebar di 29 kecamatan. Waktu
150 orang responden, 75 orang
penelitian dari pembuatan proposal
masyarakat pengguna dan 75 orang
sampai dengan penyusunan hasil
bidan yang melakukan praktek mandiri
penelitian dilakukan selama 8 bulan.
di Kabupaten Tangerang termasuk
C. Subjek dan Objek Penelitian
unsur key informan dari masyarakat
Subyek dalam kegiatan
dan bidan pelaksana.
penelitian ini adalah masyarakat
Untuk sampel warga masyarakat
pengguna jasa bidan dan bidan yang
/pengguna kriteria inklusinya adalah
telah melakukan praktek secara
tercatat sebagai pengguna layanan
mandiri. Subyek penelitian terdiri atas
bidan, bersedia dijadikan sebagai
populasi dan sampel. Objek yang
responden penelitian, Kriteria
diteliti adalah Pelaksanaan praktek
Eklusinya adalah warga masyarakat
Kebidanan komplementer di Kabupaten
yang tidak bersedia mengisi dan
Tangerang.

49
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

mengikuti rangkaian kegiatan secara F. Pelaksanaan Survey Penelitian


lengkap.
Pelaksanaan kegiatan Survey tahap pertama adalah dengan
dilakukan dalam dua tahap kegiatan, membagikan
kuesioner atau angket yang berisi menganalisis besaran pengaruh dan
beberapa item pertanyaan terkait perbandingan antar variabel termasuk
pengetahuan tentang pelayanan dan pengujian hipotesis penelitian akan
pengembangan kebidanan digunakan perhitungan dengan melalui
komplementer, TahapKedua adalah pendekatan statistik parametric dan atau
melakukan Wawancara mendalam yang non parametric tergantung hasil ujicoba
dilakukan secara langsung oleh tim normalitas data yang ditemukan.
peneliti, kegiatan wawancara dilakukan Sedangkan penyajian data secara
dengan mengembangkan Teknik kualitatif akan diolah dan dianalisis
wawancara mendalam (in depth dengan menggunakan model
interiview) yaitu suatu teknik yang interactive. Analisis ini terdiri atas
digunakan untuk mengekplorasi dan empat langkah kegiatan, yaitu:
memperluas informasi terpendam, pengumpulan data, reduksi data,
dengan menggunakan pertanyaan penyajian data, dan penarikan
secara terbuka. kesimpulan dari apa yang muncul dari
wawancara yang dilakukan.
G. Analisa Data Untuk memeriksa keabsahan data
Penyajian Hasil Penelitian yang diperoleh maka digunakan teknik
Data hasil penelitian yang sudah triangulasi, yang terdiri atas teknik
diolah baik hasil pengisian quisioneer triangulasi sumber/ data, triangulasi
maupun hasil wawancara mendalam metode, dan triangulasi teori/ilmu
akan disajikan dalam bentuk tabel (Moleong, 2013)Setelah semua
distribusi frekuensi dan kuotasi hasil pengolahan data yang dilakukan selesai
wawancara mendalam hal itu dilakukan dilaksanakan kemudian dikaji untuk
untuk mempermudah menganalisa dan diinterpretasikan sesuai dengan tujuan
membaca hasil laporan penelitian yang penelitian yang sudah ditentukan
telah dilakukan. sebelumnya.
Pengolahan Data H. Alur Kegiatan Penelitian
Untuk kepentingan penyajian dan Alur kegiatan penelitian yang
pengolahan data secara kuantitatif akan akan dilakukan dapat dianalisa pada
digunakan rumus sederhana dengan tabel berikut ini
menghitung distribusi frekuensi, Untuk

50
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

Gambar 3.1. Desain alur kegiatan penelitian analisis pengetahuan masyarakat dan
bidan BPM terhadap pengembangan layanan kebidanan komplementer terintegrasi
Di Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, Adopsi M.Muttaqijn, 2013

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan 40 ini merupakan tahap usia yang


dengan 2 (dua) Kegiatan Utama yaitu tergolong muda dan memiliki
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan produktifitas kerja yang tinggi.
penelitian. Apalagi jika dilihat dari sisi tingkat
pendidikan terlihat bahwa 50% dari
HASIL DAN PEMBAHASAN responden penelitian berkategori
memiliki pendidikan yang tinggi.
1. Karakteristik responden Dan 48% diantaranya telah
penelitian. mengikuti kursus dan pelatihan
Layanan kesehatan tambahan, dilihat dari sisi suku
komplementer terintegrasi memang responden masih
khususnya layanan Kebidanan didominasi suku Jawa dan Sunda
komplementer merupakan salah dan suku lainnya, begitu pula dari
satu harapan manakala sistem sisi agama masih didominasi agama
layanan pengobatan konvensional Islam dan Kristen, dalam penelitian
sudah tidak mampu lagi ini dari 150 orang responden secara
memulihkan kesehatan seseorang. berimbang 50% sebagai
Dari hasil penelitian karakteristik masyarakat pengguna/pasien
responden ditemukan bahwa secara yang berobat ke bidan dan 50 %
relatif responden mayoritas 46% berstatus sebagai bidan.
masih berusia dibawah 25 tahun Dari responden pengelola
dan 40.7% berada rentang usia 26 –
BPM/Bidan mayoritas 53,3%

51
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

bidan masih berusia dibawah 25 secara usia tenaga bidan yang


tahun dan 46,7% berusia diatas ada masih didominasi oleh usia
25 tahun, ini menandakan bahwa
produktif. Dari survey yang Bidan yang telah melakukan
dilakukan ditemukan bahwa 86,7% layanan kebidanan komplementer
menjadi bidan masih dibawah 25 pendidikan minimal mereka adalah
tahun, dan hanya 13,3% bidan yang tamat Diploma III Kebidanan dan
menekuni sebagai bidan berusia tertinggi berpendidikan S2
diatas 25 tahun. Dari 75 orang Kebidanan. 31,4% berpendidikan
bidan yang menjadi responden ini Diploma III, 22,9% berpendidikan
mengaku bahwa 38,7% membuka S2 Kesehatan dan 5,7% diantaranya
praktek mandiri bidan masih berpendidikan S2 Kebidanan.
dibawah 5 tahun, dan 32,0% telah Yang menarik adalah dari 75
praktek mandiri dalam rentang 6 orang bidan yang disurvey ternyata
tahun sampai 10 tahun dan 29,3% baru 36,0% yang mengaku sudah
mengakui sudah membuka praktek mengikuti beberapa pelatihan
bidan diatas 10 tahun. layanan kebidanan komplementer
Dari sekian banyak bidan terintegrasi ini dan sisanya 64%
yang melakukan praktek mandiri bidan yang disurvey mengaku
ternyata hanya 35 orang atau 46,7% belum secara optimal mempelajari/
mengaku memberikan layanan mengikuti pelatihan pelatihan
kebidanan komplementer dan 40 layanan kebidanan komplementer
orang sisanya atau 53,3% mengaku terintegrasi ini.
tidak memberikan layanan 2. Jenis Layanan Kebidanan
kebidanan komplementer pada para Konvensional dan Komplementer.
pasiennya. Layanan konvensional dari
Dari pengakuan bidan yang bidan praktek mandiri terdiri dari
telah membuka layanan kebidanan pelayanan KB, persalinan,
komplementer berjumlah 35 orang pengobatan, konselling, dan
mereka mengaku bahwa 34,3% lainnya. Tabel 17 menggambarkan
mengaku memberikan layanan bahwa 32% bidan memberikan
kebidanan komplementer kurang pengobatan umum, 26,7%
dari 10 tahun, 31,4% mengaku memberikan layanan persalinan,
sudah menjalankan praktek 17,3% pelayanan Keluarga
komplementer lebih dari 20 tahun, Berencana, 8% layanan Konselling
20% sudah melakukan antara 16 – dan 16% melakukan layanan
20 tahun dan 14,3% telah lainnya, misalnya saja layanan
memberikan layanan antara 11 home care bayi dan ibu.
sampai dengan 15 tahun. Bidan Sedangkan jenis layanan
yang membuka layanan kebidanan kebidanan komplementer yang
komplementer 34,3% masih berusia mereka praktikan adalah pijat,
kurang dari 25 tahun, 42,9% hypnotheraphy, akupressure, Yoga
berusia 26-40 tahun, 20% berusia dan obat-obatan
41 – 50 tahun dan 2,9% diantaranya
sudah berusia 51 – 60 tahun.

52
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

herbal atau jamu, dari tabel masih belum secara terbuka


18 terlihat Layanan komplementer diketahui masyarakat.
yang cukup berkembang di Pada tabel 24 terlihat rata-
Tangerang 56% adalah layanan rata pengetahuan bidan dan
Pijat/Massage, 24% layanan Yoga, masyarakat sebenarnya tidak terlalu
13% hypnotheraphy, 5,3% obat jauh berbeda, Tingkat Pengetahuan
herbal/jamu dan 1,3% layanan bidan diperoleh rata-rata sebesar
Acupressure. Dalam 1.72 dan Tingkat pengetahuan
perkembangannya masyarakat lebih masyarakat sebesar 1.47.
mengetahui jenis layanan pijat dan Hasil uji corellasi 0,524
Yoga. dengan sign 0,000 menunjukan
Layanan komplementer hubungan positip dan signifikan
dari jenis Massage/Pijat dapat antara pengetahuan bidan dan
dilihat pada tabel 20 yang sering pengetahuan masyarakat, nilai
diberikan oleh bidan diantaranya probabilitas 0,000 < 0,05 dalam
adalah pijat oksitosin, nifas, pijat kaitan ini secara nyata ada
bayi, pijat payudara dan pijat perbedaan antara tingkat
perineum, dari data hasil penelitian pengetahunan bidan dan
ternyata jenis pijat yang populer masyarakat terhadap
adalah pijat payudara, pijat bayi pengembangan layanan kebidanan
dan pijat oksitosin kemudian pijat komplementer di Kabupaten
nifas dan perineum. Pada tabel 21 Tangerang,
terlihat bahwa ada beberapa
layanan komplementer yang masih
kurang populer di masyarakat yaitu KESIMPULAN
acupressure dan obat herbal/jamu-
Layanan Kebidanan komplementer
jamuan.
di Kabupaten Tangerang secara relatif
3. Tingkat pengetahuan masyarakat telah dilakukan oleh 46,7% bidan
dan bidan pada Pengembangan dengan 77,1% rentang usia antara 26-41
Layanan Kebidaanan
tahun, 31,4% berpendidikan D3
komplementer.
Kebidanan dan 60% telah menjalankan
Tingkat pengetahuan
praktek layanan komplementer kurang
masyarakat dan bidan pada layanan
dari 10 tahun.
kebidanan komplementer
Bidan yang sudah mengikuti
cenderung berberda, pada tabel 22
pelatihan komplementer secara relatif
dan tabel 23 tergambar 53,3%
baru mencapai 36,0% yang mengaku
tingkat pengetahuan masyarakat
sudah mengikuti beberapa pelatihan
padan layanan kebidanan
layanan kebidanan komplementer
komplementer masih relatif kurang,
terintegrasi ini dan sisanya 64% bidan
dan berbeda dengan tingkat
yang disurvey mengaku belum secara
pengetahuan bidan 72% berada
optimal mempelajari/ mengikuti
pada tingkat pengetahuan yang baik
pelatihan layanan kebidanan
pada layanan kebidanan
komplementer terintegrasi.
komplementer. Ini tergambar
Tingkat pengetahuan bidan pada
bahwa eksistensi layanan
layanan kebidanan komplementer
kesehatan/kebidanan terintegrasi

53
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

terintegrasi rata-rata sebesar 1,72 dan masyarakat, nilai probabilitas 0,000 <
tingkat pengetahuan masyarakat rata- 0,05 dalam kaitan ini secara nyata ada
rata 1,47, perbedaan antara tingkat pengetahunan
Hasil uji corellasi 0,524 dengan bidan dan masyarakat terhadap
sign 0,000 menunjukan hubungan pengembangan layanan kebidanan
positip dan signifikan antara komplementer di Kabupaten Tangerang,
pengetahuan bidan dan pengetahuan
Layanan kebidanan komplementer benar dan terstandard dapat
dominan adalah pijat, yoga dan meningkatkan kesehatan masyarakat dan
hypnotheraphy.dan masih perlu melengkapi apa yang tidak ada dalam
pengembangan adalah layanan obat layanan konvensional.
herbal/jamu dan acupresure.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Harding, Debbie & Fourier, Maralyn.
Bagi Pemerintah Perlu terus
2009. New Zealand and
ditingkatkan upaya upaya kebijakan Canadian Midwives’ Use of
komprehensip dalam rangka mendukung Complementary and
pengembangan layanan kesehatan Alternative Therapy: New
alternativ/komplementer yang bermutu, Zealand College of
terstandard dan terintegrasi. Midwives, Journal 40, Ed:
Bagi Organisasi Profesi. Untuk April 2009.
lebih giatkan kembali mengadakan
beberapa pelatihan dalam metode Indarto AS S.Pd M Kes, 2016, Herbal
layanan komplementer terintegrasi dan terapi komplementer
sehingga para bidan dapat menguasai sebagai produk inovasi
metode metode layanan komplementer dalam pelayanan kebidanan ,
terkini. Jurusan Jamu Politeknik
Bagi Para Pemilik Klinik Kesehatan Surakarta
Pengembangan layanan kesehatan
komplementer yang benar Ini adalah Inggar Ratna Kusuma,2018 Asuhan
merupakan peluang yang besar untuk Kebidanan Komplementer
Pada Perawatan Bayi Baru
dapat bertahan dengan mengembangkan
Lahir (Studi Kualitatif)
layanan kesehatan komplementer
Complementary Cares on
sebagai salah satu inovasi untuk Midwifery in new baby born
mengembangkan klinik kesehatan dalam ( Qualitative Study) Jurnal
memberikan pelayanan yang optimal. Kesehatan Al-Irsyad (JKA),
Bagi Para Bidan Lebih digiatkan Vol. XI, No. 1. Maret 2018
untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bidang komplementer KepMenKes No
yang mendukung pelayanan 822/MenKes/SK/IX/1993
konvensional dengan mengikuti pasal 1 butir 1 tentang
pelatihan-pelatihan yang ada dan penyelenggaraan Program
terstandarisasi. Pendidikan Bidan
Bagi Masyarakat Pengguna
Layanan kesehatan komplementer KepPres No 23 tahun 1994 Pasal 1 butir
adalah pelengkap dan sebagai alternativ 1 tentang pengangkatan
layanan kesehatan konvensional, namun bidan sebagai pegawai tidak
layanan kesehatan komplementer yang tetap berbunyi: "Bidan

54
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

adalah seseorang yang telah Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.


mengikuti Program
Pendidikan Bidan dan telah Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.
lulus ujian sesuai dengan Metodologi Penelitian
persyaratan yang berlaku". Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
KepMenKes RI
No.900/MenKes/SK/2000 PerMenKes No
tentang registrasi dan praktek 572/MenKes/Per/VI/1996
bidan, pada pasal 1 ayat 1. pasal 1 ayat 1 tentang
registrasi dan praktek bidan.
Koc Z, Topatan S, Saqlam Z. 2012. Use
and attitudes complementary Peraturan Menteri Kesehatan RI No:
and alternative medicine 1109/Menkes/Per/IX/2007
among midwife in Turkey. tentang Jenis-Jenis Terapi
European Journal of Komplementer.
Obstetric&Gynecology and
Reproductive Biology Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. :
Volume 160, Issue 2, Pages 1109/Menkes/Per/IX/2007
131-136, February 2012 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer-
Kostania,Gita 2015, Pelaksanaan alternatif di fasilitas
Pelayanan Kebidanan pelayanan kesehatan
Komplementer Pada Bidan
Praktek Mandiri Di Purwanto,Budi 2013, Herbal dan
Kabupaten Klaten. GASTER Keperawatan Komplementer
Vol. XII No. 1 Februari 2015 ( Teori, Praktik, Hukum
Lampiran KepMenKes No dalam Asuhan
871/MenKes/SK/VIII/1994 Keperawatan), Yogyakarta :
tentang petunjuk teknis Nuha Medika.
pelaksanaan pengangkatan
bidan sebagai pegawai tidak Putri,Anggita,Kompasiana Apa-itu-ilmu-
tetap, pada pendahuluan butir dan-apa-itu-pengetahuan
c dan pengertian organisasi. www.kompasiana.com
diakses pada tanggal 7
Lestari Puji Astuti,dkk 2017 Peran Dan September 2018
Fungsi Bidan Dalam .
Pelaksanaan Informed Ridwan, Mailisna 2017, Perbedaan
Consent Pada Kegawat Terapi Back Massage dan
Daruratan Obstetri Di Akupresur Terhadap
Puskesmas Program Studi D Kualitas Tidur Pasien
IV Kebidanan STIKES Hemodialisa di Rumah Sakit
Karya Husada Semarang Umum Daerah Langsa, Tesis
Pascasarjana USU 2017
Moleong. 2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Edisi Revisi.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Soerjono Soekanto . 2007, Sosiologi :
Community & public health suatu pengantarJakarta : Raja
nursing. 6th ed. St. Louis: Grafindo Persada, Jakarta.
Mosby Inc.

55
Jurnal IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2580-3093

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian World Health Organization. (2012). The


Kualitatif dan R&D. health of indigenous peoples.
Bandung: CV.Alfabeta. Retrieved from
http://www.who.int/mediace
Samuel N, Zisk-Rony RT, Singer SR, et ntre/factshe
al. 2010. Use of and attitudes ets/fs326/en/index.html di
toward complementary and akses pada Tanggal 7
alternative medicine among September 2018 Jam 10: 24.
nurse-midwife in Israel:
Am.J Obstet Gynecol
2010;203:341.e1-7

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung:
CV.Alfabeta.

Singgih Santoso, 2014 Menguasai


Statistik Non Parametric,
Elek Media Computindo
Jakarta

Widyatuti,2008 Terapi Komplementer


Dalam Keperawatan, Jurnal
Keperawatan Indonesia,
Volume 12, No. 1, Maret
2008; hal 53-57

56

Anda mungkin juga menyukai