Anda di halaman 1dari 5

PANGKALAN UTAMA TNI AL VI

RUMKITAL JALA AMMARI

KEPUTUSAN KARUMKITAL JALA AMMARI


Nomor : Kep/008.TKRS/III/2019

tentang

BUDAYA KESELAMATAN
DI RUMKITAL JALA AMMARI

KARUMKITAL JALA AMMARI

Menimbang : 1. Budaya Keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap,


kompetensi, dan pola prilaku dari individi maupun kelompok, yang
menentukan komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan
menajemen Rumah Sakit, dicirikan dengan komunikasi yang
berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama
tentang pentingnya keselamatan dan keyakinan akan manfaat
langka-langka pencegahan;

2. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah


Sakit tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada tapi
juga perilaku pemberi pelayanan yang mencerminkan budaya
keselamatan pasien; dan

3. Bahwa sehubungan dengan poin a dan b tersebut di atas perlu


ditetapkan keputusan karumkital Jala Ammari tentang budaya
keselamatan di Rumkital Jala Ammari.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ;

2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;
3. Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Bidang Kesehatan; dan

4. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1


Tahun 2018.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Surat Keputusan Karumkital Jala Ammari Tentang budaya


keselamatan di Rumkital Jala Ammari.
2. Kebijakan budaya keselamatan di Rumkital Jala Ammari
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini;
3. Budaya keselamatan dimaksudkan untuk memberikan rasa
hormat dan kerjasama terhadap sesama tanpa melihat jabatan di
Rumkital Jala ammari dengan tetap memperhatikan norma-norma
yang berlaku; dan
4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
\

Ditetapkan di Makassar
pada tanggal, Maret 2019
Karumkital Jala Ammari

dr. Paralam Sinambela, Sp. Rad, (K)RI, M. Kes.


Letkol Laut (K) NRP 12248/P
PANGKALAN UTAMA TNI AL VI Lamp.Kep Karumkital Jala Ammari
RUMKITAL JALA AMMARI Nomor Kep / 25 / III / 2019
Tanggal, Maret 2019

BUDAYA KESELAMATAN
DI RUMKITAL JALA AMMARI

A. Pengertian

Budaya Keselamatan di Rumah Sakit adalah sebuah lingkungan yang


kolaboratif dimana staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan
melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga.

Budaya Keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, kompetensi,


dan pola prilaku dari individi maupun kelompok, yang menentukan komitmen terhadap
keselamatan, serta kemampuan menajemen Rumah Sakit, dicirikan dengan
komunikasi yang berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama
tentang pentingnya keselamatan dan keyakinan akan manfaat langka-langka
pencegahan. Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang
mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan
mereka dalam Rumah Sakit.

B. Prilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan:

1. Prilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasatubuh


yang merendahkan atau menyinggu perasaan sesama staf, misalnya mengumpat,
memaki;

2. Prilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang
dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yang
membahayakan atau mengintimidasi staf lain “ celetukan maut” adalah komentar
sembrono di depan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain;

3. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan rasa, agama, suku


termasuk gender; dan

4. Pelecehan seksual.
C. Hal-hal penting menuju budaya keselamatan:

1. Staf Rumah Sakit harus mengetahui bahwa kegiatan operasional Rumah Sakit
berisiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman;

2. Lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat
laporan tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera;

3. Mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan ke tingkat


Nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

4. Mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari


penyelesaian masalah keselamatan pasien.

D. Tata budaya keselamatan:

a. Kesadaran (Awareness)

Seluruh staf Rumkital Jala Ammari harus sadar untuk bekerja dengan berhati-
hati. Seluruh staf Rumkital Jala mampu mengenali kesalahan dan belajar dari
kesalahan tersebut, serta mengambil tindakan untuk memperbaikinya.

b. Terbuka dan Adil

Bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan adalah


menjamin adanya keterbukaan dan adil, berbagi informasi secara “terbuka dan
bebas”, perlakuan yang adil terhadap staf waktu terjadi insiden. Adapun
konsekuensi menjadi “terbuka dan adil” adalah :

a. Staf harus terbuka tentang insiden yang melibatkan mereka;


b. Staf dan Rumkital Jala Ammari harus akuntabel terhadap tindakan mereka;
c. Staf merasa mampu berbicara kepada kolega dan atasannya tentang
insiden yang terjadi;
d. Rumkital Jala Ammari terbuka dengan pasien,masyarakat dan staf; dan
e. Staf diperlakukan adil dan didukung bila terjadi insiden.
c. Sikap dan perilaku

Petugas Rumkital dalam memberikan pelayanan kepada pengguna layanan


harus memenuhi 5 S yaitu :Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun.

E. Pendekatan Sistem

Memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya lingkungan yang


mempertimbangkan semua komponen sebagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap
insiden yang terjadi. Hal ini menghindari kecenderungan untuk menyalahkan individu
dan lebih melihat kepada system dimana individu tersebut bekerja. Inilah yang disebut
pendekatan system (systems approach).

Karumkital Jala Ammari

dr. Paralam Sinambela, Sp. Rad, (K)RI, M.Kes.


Letkol Laut (K) NRP 12248/P

Anda mungkin juga menyukai