Peningkatan Keragaman Cabai Hias Garda Firework Melalui Iradiasi Sinar Gamma
ABSTRACT
Decorative chili Garda Firework is one of the ornamental chili which has superior properties because the
phenotype attracts attention. However, this chili still has several weaknesses so that efforts to increase genetic diversity
need to be done. Induction mutations can be used to improve plant properties by increasing plant genetic diversity so that
selection can be made to select the intended prototype. The treatment of mutation induction can be done by giving gamma
rays to produce mutants. Giving gamma rays for the formation of mutants depends on the dosage given, and each plant
has a different LD50. The purpose of this study is to 1) find out LD50 on Garda firework chili to form genetic diversity,
and 2) determine the effect of gamma irradiation on the first generation (M1). This study used a completely randomized
design (RAL) of one factor. The doses used is 8 levels, 0, 100, 200,300, 400, 500, 600,m and 700 Gy. Giving a radiation
dose in the second trial cannot be found LD50 because the growth of the seeds of each treatment is above 50%. The
irradiation treatment provides diversity in plant height, number of branches, number of leaves, and leaf shapes produced.
ABSTRAK
Cabai hias Garda Firework merupakan salah satu cabai hias yang sudah memiliki sifat unggul karena
fenotipenya yang menarik perhatian. Namun, cabai ini masih memiliki beberapa kelemahan sehingga perlu dilakukan
upaya peningkatan keragaman genetik. Mutasi induksi dapat digunakan untuk memperbaiki sifat tanaman dengan cara
meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga dapat dilakukan seleksi untuk memilih ideotipe yang dituju.
Perlakuan induksi mutasi dapat dilakukan dengan pemberian sinar gamma untuk menghasilkan mutan. Pemberian sinar
gamma untuk terbentuknya mutan bergantung pada dosis yang diberikan, dan setiap tanaman memiliki LD 50 yang
berbeda antar jenis dan varietasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui LD50 pada cabai hias Garda
firework untuk membentuk keragaman genetik dan 2) mengetahui pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap generasi
pertama (M1) cabai hias Garda Firework. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor
tunggal yaitu dosis sinar gamma. Dosis yang digunakan sebanyak 8 taraf yaitu 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, dan 700
Gy. Hasil pemberian perlakuan dosis radiasi pada tanaman cabai hias Garda Firework tidak dapat ditemukan LD 50 nya
karena daya tumbuh benih setiap perlakuan diatas 50%. Perlakuan iradiasi memberikan keragaman pada tinggi
tanaman, jumlah daun, serta bentuk daun yang dihasilkan.
DOI: http://dx.doi.org/10.33661/jai.v4 76
p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747 Jurnal Agrotek Indonesia 4(2): 76-80 (2019)
positif terhadap mutan yang dihasilkan. Perlakuan mutasi HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan cara pemuliaan tanaman yang efektif untuk
memperkaya plasma nutfah dan perbaikan varietas LD50
(Harsanti dan Yulindar 2015). Induksi mutasi yang relatif
mudah dikerjakan adalah dengan pemberian sinar gamma Terbentuknya mutan dapat terjadi berdasarkan
untuk menghasilkan mutan. jumlah dosis sinar radiasi yang diberikan. Peningkatan
Keberhasilan terbentuknya mutan bergantung keragaman tanaman dapat menggunakan dosis radiasi
dengan dosis radiasi sinar gamma yang diberikan dan disekitar LD50 (Warid et al 2017). Pemberian dosis radiasi
setiap tanaman memiliki tingkat sensitivitas terhadap yang tidak sesuai dapat memberikan efek tanaman tidak
paparan radiasi yang berbeda antar jenis dan varietas mengalami perubahan setelah diradiasi atau bahkan
tanaman. Menurut Setiawan et al (2015) sensitivitas tanaman menjadi steril. Oleh sebab itu nilai LD50 perlu
tanaman terhadap radiasi dapat dilihat berdasarkan nilai diketahui untuk endapatkan informasi yang tepat dalam
LD50 (Lethal Doses 50), yaitu dosis radiasi yang menghasilkan keragaman tanaman yang diinginkan.
menyebabkan 50% populasi tanaman mengalami Tanaman cabai hias Garda Firework setelah
kematian setelah diradiasi. Dosis yang digunakan dapat diberikan sinar radiasi dengan dosis 100 hingga 700 Gy
berbeda berdasarkan tujuan penggunaanya. Dosis iradiasi memiliki daya tumbuh lebih dari 50%. Oleh karena itu,
yang dianjurkan untuk menghasilkan keragaman genetik nilai LD50 pada perlakuan ini tidak dapat ditemukan. Hal
tanaman yang tinggi berada disekitar LD50, jika untuk ini kemungkinan disebabkan oleh dosis iradiasi yang
menghasilkan karakter yang ekstrim maka dosis yang diberikan masih kurang tinggi dan vigor benih yang
diberikan lebih tinggi dari LD50 (Warid et al 2017). dihasilkan pada percobaan pertama sangat bagus. Berbeda
Pemberian dosis yang tidak sesuai dengan LD50 dapat dengan penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti
menyebabkan tanaman menjadi steril atau tidak seperti Omar et al (2008), Nura et al (2015), dan
mengalami perubahan apapun. Gaswanto (2016) pada berbagai jenis cabai dapat nilai
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui dosis LD50 yang dihasilkan berbeda satu sama lainnya dan
lethal 50% (LD50) pada cabai hias varietas Garda umumnya disekitar 300 – 630 Gy.
Firework untuk membentuk keragaman genetik, dan 2)
mengetahui pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap Pengaruh Morfologi Iradiasi pada Fase Vegetatif
generasi pertama (M1) terhadap cabai hias.
Pemberian sinar iradiasi pada tanaman cabai hias
BAHAN DAN METODE Garda Firework memberikan keberagaman pada fase
vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah
Penelitian ini dilakukan pada bulan November cabang yang dihasilkan. Sinar radiasi dengan dosis 100
2018 – Agustus 2019. Penelitian dilakukan di Kebun Gy memiliki tingkat keragaman yang tinggi terhadap
Percobaan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas tinggi tanaman dibandingkan semua perlakuan (Tabel 1),
Bioindustri Universitas Trilogi, Jakarta Selatan. keragaman dihasilkan akibat perubahan susunan molekul
Pemberian radiasi sinar gamma dilakukan di gen (DNA) atau perubahan susunan kromosom akibat
Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan paparan radiasi yang mengakibatkan terbentuknya mutasi
Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir (Sutapa & Kasmawan 2016). Keragaman yang tinggi pada
Nasional (PAIR BATAN), Pasar Jumat, Jakarta Selatan. tinggi tanaman juga terjadi pada dosis 200 Gy, 300 Gy,
Bahan yang digunakan adalah benih cabai hias 400 Gy, dan 700 Gy, akan tetapi pada dosis 500 dan 600
varietas Garda Firework, media tanam (kompos, arang Gy menjadi lebih seragam dibandingkan kontrol.
sekam, dan tanah), pupuk NPK, polybag 35 x 35 cm,
label, plastik klip, sarung tangan, sendok plastik, serta Tabel 1. Keragaman peubah tinggi tanaman, jumlah daun,
pestisida. Peralatan yang dibutuhkan untuk penelitian ini dan jumlah cabang akibat perlakuan sinar
adalah tray 8 x 16, amplop, penggaris, timbangan, gamma
gembor, alat tulis, timbangan analitik, cawan petri, Tinggi
Perlakuan (Gy) Jumlah Daun
scalpel, pinset, studio mini, serta cangkul. Tanaman
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak 0 1.89 73.28
Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu dosis. Dosis 100 4.74 230.37
yang digunakan sebanyak delapan taraf yaitu 0, 100, 200, 200 3.64 169.70
300, 400, 500, 600, dan 700 Gy. Analisis data kuantitatif 300 3.97 236.67
diolah menggunakan software pengolah data STAR 400 3.59 115.44
(Statistical Tool for Agricultural Research) dan apabila 500 1.51 30.06
perlakuan berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut 600 1.55 33.48
menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). 700 2.441 30.85
Data kualitatif yang didapat dianalisis dengan
membandingkan karakter yang telah diradiasi dengan Pemberian dosis 100 Gy tidak hanya
yang tidak diradiasi atau kontrol. menghasilkan keragaman yang tinggi, tinggi tanaman
yang dihasilkan pun lebih tinggi dibandingkan tanaman
lainnya meskipun tidak berbeda nyata dengan kontrol kromosom tanaman. Sutapa & Kasmawan (2016) juga
(Tabel 2). menyatakan bahwa mutagen atau sinar radiasi yang
diberikan dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang
Tabel 2. Hasil analisis dosis iradiasi terhadap cabai Garda mengakibatkan tanaman mengalami penurunan tinggi
Firework tanaman atau tanaman menjadi kerdil. Berdasarkan data
Tinggi Tanaman Jumlah Daun tersebut terbukti bahwa mutasi akibat sinar radiasi terjadi
Perlakuan (Gy)
(cm) (helai) secara acak. Sehingga tidak semua perubahan terjadi pada
0 11.72 a 31.40 ab semua tanaman yang diteliti, terutama pada tinggi
100 12.48 a 41.10 a tanaman yang hanya terjadi pada beberapa tanaman dari
200 10.41 b 34.43 ab 30 sample yang diteliti setiap dosisnya.
300 11.49 ab 40.57 a Iradiasi memberikan keragaman terhadap bentuk
400 8.90 c 26.27 b daun yang dihasilkan tanaman M1 Garda Firework.
500 4.28 d 11.77 c Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terdapat
600 4.08 d 13.43 c berbagai perbedaan bentuk daun antara tanaman yang
700 4.06 d 11.53 c telah diradiasi dengan tanaman kontrol (Gambar 2).
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam Perubahan bentuk daun seperti huruf B, C1, dan C2 pada
kolom yang sama tidak berbeda secara Gambar 2 hampir terdapat pada setiap perlakuan iradiasi
signifikan pada taraf 5% mulai dari dosis 100 Gy hingga 700 Gy. Perubahan bentuk
tersebut dapat terjadi akibat perubahan genetis tanaman
Mutasi terjadi secara acak pada berbagai dosis seperti berubahnya susunan gen dalam kromosom
yang diberikan. Contohnya pada salah satu tanaman tanaman sehingga tanaman menghasilkan daun
dalam dosis 100 Gy yang mengalami mutasi dan mengkerut dan tidak sempurna seperti kontrol. Perubahan
mengakibatkan pertumbuhan yang lebih tinggi bentuk daun juga terjadi pada penelitian Dewi &
dibandingkan semua perlakuan (Gambar 1). Hal ini dapat Dwimahyani (2013) tentang tanaman kembang sepatu
terjadi akibat berubahnya susunan gen dalam tanaman yang diradiasi, perubahan bentuk daun tersebut
atau bahkan tanaman bermutasi seperti tanaman kemungkinan terjadi akibat mutasi gen yang mengontrol
induknya. Menurut Soeranto (2003) tanaman yang telah sifat-sifat tersebut dan mengakibatkan perubahan
diradiasi dapat menyebabkan perubahan pada genotipe pada tanaman kembang sepatu.
jaringan,sel, gen, kromoson, genom, atau DNA yang Perubahan bentuk daun juga terjadi seperti huruf D
dapat menimbulkan perubahan sifat – sifat genetis pada pada Gambar 2 yang mana daun tidak menjadi sempurna
tanaman. Salah satu perubahan sifat genetik yang tetapi terdapat pembelahan diujung daun. Perubahan ini
mungkin terjadi adalah pada tinggi tanaman yang terjadi pada beberapa daun tanaman yang diradiasi
dihasilkan. dengan dosis 200, 300, dan 600 Gy. Gambar 2 huruf E1,
E2, dan E3 juga terjadi perubahan bentuk daun yaitu daun
tidak membelah sempurna seperti kontrol, melainkan 2 –
3 daun bergabung menjadi satu daun. Daun yang berubah
terjadi pada beberapa daun dibeberapa tanaman yang
telah diradiasi dengan dosis 300 hingga 700 Gy.
Perubahan tersebut memiliki kemungkinan terjadi akibat
tidak sempurnanya pembelahan sel sehingga bentuk daun
tidak membelah secara sempurna, melainkan bergabung
menjadi satu daun.
DAFTAR PUSTAKA
Imtiyaz H, Prasetio BH, Hidayat N. 2017. Sistem Setiyoko W, Purwanto A, Supriyanta. 2015. Evaluasi
pendukung keputusan budidaya tanaman cabai karakter tanaman cabai hias (Capsicum annum L.)
berdasarkan prediksi curah hujan. Jurnal generasi F1 hasil persilangan ‘peter pepper’ dengan
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu ‘ royal black’. Vegetalika. 4(3): 112-126.
Komputer. 1(9): 733 – 738.
Soeranto H. 2003. Peran iptek nuklir dalam pemuliaan
Nura, Syukur M, Khumalda N, Widodo. 2015. tanaman untuk mendukung industri pertanian.
Radiosensitivitas dan heritabilitas ketahanan Prosiding pertemuan dan presentasi ilmiah
terhadap penyakit antraknosa pada tiga populasi penelitian dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
cabai yang diinduksi iradiasi sinar gamma. J. nuklir P3TM-BATAN. 308 – 316.
Agron. Indonesia. 43(3): 201 – 206.
Sutapa GN, Kasmawan IGA. 2016. Efek induksi mutasi
Nuryanti L, Waryanto B, Widaningsih R. 2015. Outlook radiasi gamma 60Co pada pertumbuhan fisiologis
cabai. Indonesia (ID): Pusat Data dan Sistem tanaman tomat (Lycopersicon esculentum L.).
Informasi Pertanian Sekretariat Jendral Jurnal Keselamatan Radiasi dan Lingkungan.
Kementrian Pertanian Tahun 2016. 1(2): 5 – 11.
Omar SR, Ahmed OH, Saamin S, Muhammad N. 2008. Warid, Khumaida N, Purwito A, Syukur M. 2017.
Gamma radiosensitivity study on chilli Pengaruh iradiasi sinar gamma pada generasi
(Capsiucum annum). American Journal of Applied pertama (M1) untuk mendapatkan genotipe
Sciences. 5 (2): 67-70. unggulbaru kedelai toleran kekeringan. Agrotrop.
7(1): 11 – 21.
Setiawan RB, Khumaida N, Dinarti D. 2015. Induksi
mutasi kalus embriogenik gandum (Triticum Widiastuti A, Sobir, Suhartanto MR. 2013. Analisis
aestivum L.) melalui iradiasi sinar gamma untuk keragaman generik manggis (Garcinia
toleransi suhu tinggi. J. Agron. Indonesia. 43 (1): mangostana) diiradiasi dengan sinar gamma
36-44. berdasarkan penanda ISSR. Bioteknologi.10 (1):
15-22.