PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Diawali pada bulan Agustus 2015
yakni 6,94%, turun menjadi 5,76% pada bulan Agustus 2016. Kemudian pada
sangat drastis menjadi 1,98%, namun hal tersebut tidak bertahan lama karena pada
riset bulan Agustus 2017 kembali meningkat hingga 4,38%. Riset terbaru
yang cukup tinggi sebesar 1,68% diambil dari data TPT bulan Februari 2018 dan
Agustus 2018, dimana nilai TPT pada bulan Agustus mencapai 4,91%.
cocok. Menurut Haukka, S. (2011) terdapat tiga faktor yang menyebabkan siswa
keterampilan yang ada disekolah, serta sarana dan prasarana yang tidak
1
komunikasi, keterampilan kerja tim, keterampilan pemecahan masalah,
yang kuat dengan para pemilik industri. Hal ini tentunya akan mempermudah
penyaluran tenaga kerja yang memenuhi kriteria dari industri. Begitupun dengan
dengan kriteria yang bisa dilamar oleh siswa dari SMK. Namun pada
kenyataannya hubungan di atas masih jarang ditemui bagi siswa SMK Tata
yang sesuai dengan kualifikasinya, tetap relevan di pasar tenaga kerja, dan
2
Tidak dapat dipungkiri pengaruh globalisasi sangat besar bila ditinjau dari
segi pilihan karir yang ingin dilamar oleh calon tenaga kerja. Hal ini
menyebabkan tuntutan dari pemilik usaha akan keterampilan yang tinggi bagi
calon pelamar meningkat (Çınar, H., Döngel, N., & Söğütlü, C., 2009). Dorongan
dikuasai oleh calon tenaga kerja yaitu keterampilan adaptasi karir. Keterampilan
dapat diprediksi dan berpartisipasi dalam peran kerja dan penyesuaian yang tidak
harus dikuasai seperti: kepedulian, pengendalian, rasa ingin tahu dan kepercayaan
Akibatnya calon tenaga kerja saat ini sering bekerja menurut lowongan pekerjaan
(Robert,1997). Calon tenaga kerja pun harus menghadapi masa transisi dari
3
adaptasi karir bagi siswa. Guna bagi pembuat kebijakan agar dapat membuat
kebijakan yang membantu para siswa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
agar siswa menjadi siap dalam menghadapi dunia kerja kedepannya (Cotton,
kaitannya dalam penerimaan tenaga kerja baru. Sekolah yang sudah menerapkan
dengan sekolah lain dalam hal lulusannya. Pihak industri juga akan mendapatkan
timbal balik yang positif karena kebutuhan mereka akan pekerja dengan
dan keterampilan adaptasi karir yang telah dikembangkan dengan baik di tingkat
siswa dari SMK Tata Busana di Kota Yogyakarta terbilang masih lemah, hal ini
mencari perkerjaan dengan bidang yang telah dipelajari saat ini belum memenuhi
apa yang diharapkan oleh industri. Masih banyak keterampilan yang dibawah
kriteria perekrutan calon tenaga kerja, sehingga siswa merasa jika mereka hanya
4
perlu mencari sebuah pekerjaan bukan mencari pekerjaan yang sesuai dengan
bidang yang telah dipelajari. Sekolah dan guru memiliki peran besar untuk
dihasilkan dapat mendapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang telah
B. Identifikasi Masalah
berikut.
b. Keterampilan siswa yang telah dimiliki kurang sesuai dengan apa yang
5
f. Siswa merasa kesulitan menghadapi transisi dari sekolah menuju dunia kerja
C. Batasan Masalah
2. Siswa merasa kesulitan menghadapi transisi dari sekolah menuju dunia kerja
D. Rumusan Masalah
Yogyakarta?
Yogyakarta?
6
E. Tujuan Penelitian
Kota Yogyakarta
F. Manfaat Penelitian
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk melaksanakan
7
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
b. Guru
c. Sekolah
d. Industri