Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS USAHA PENGEMASAN KOPI IJEN ANAEROBIC

DI DESA TAPANREJO KECAMATAN MUNCAR


KABUPATEN BANYUWANGI

LAPORAN AKHIR

oleh
Michael Erae Putra Hariyanto
NIM D31202432

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
ANALISIS USAHA PENGEMASAN KOPI IJEN ANAEROBIC
DI DESA TAPANREJO KECAMATAN MUNCAR
KABUPATEN BANYUWANGI

LAPORAN AKHIR

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian (A.Md.P)
di Program Studi Manajemen Agribisnis
Jurusan Manajemen Agribisnis

oleh
Michael Erae Putra Hariyanto
NIM D31202432

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023

ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
ANALISIS USAHA PENGEMASAN KOPI IJEN ANAEROBIC
DI DESA TAPANREJO KECAMATAN MUNCAR
KABUPATEN BANYUWANGI

Michael Erae Putra Hariyanto (NIM D31202432)

Telah Diuji Pada Tanggal ……


dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Ketua Penguji

Ir. Sri Sundari, M.Si


NIP. 19640914 199703 2 001

Sekertaris Penguji Anggota Penguji,

Alwan Abdurahman, S.H., M.M. Dr. R. Alamsyah S, S.E., M.Si.


NIP. 19631231 199512 1 001 NIP. 19680202 200012 1 002

Mengesahkan,
Ketua Jurusan

Taufik Hidayat, S.E., M.Si.


NIP. 19740902 200501 1 001

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Michael Erae Putra Hariyanto
NIM : D31202432
Menyatakan dengan sebenar–benarnya bahwa segala pernyataan Laporan
Akhir saya yang berjudul “Analisis Usaha Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi” yang berlokasi di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi merupakan gagasan dan hasil karya
saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apa pun pada perguruan tinggi manapun.
Semua data dan informasi yang di gunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Laporan Akhir ini.

Jember,………………

Michael Erae Putra H.


NIM D31202432

iv
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Michael Erae Putra Hariyanto


NIM : D31202432
Program Studi : Manajemen Agribisnis
Jurusan : Manajemen Agribisnis

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas Karya Ilmiah berupa Laporan
Tugas Akhir saya yang berjudul:

ANALISIS USAHA PENGEMASAN KOPI IJEN ANAEROBIC


DI DESA TAPANREJO KECAMATAN MUNCAR
KABUPATEN BANYUWANGI

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri
Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam bentuk
Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
dan pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Politeknik
Negeri Jember, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas Pelanggaran Hak
Cipta dalam Karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan yang sebenarnya.
Dibuat di : Jember
Pada Tanggal : Desember 2022
Yang menyatakan,

Nama : Michael Erae Putra H.


NIM : D31202432

v
MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan


kepadaku”
(Filipi 4:13)

“To be better”
(Annisa Salsabila)

vi
PERSEMBAHAN

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah
memberikan rahmat, pertolongan, dan anugerah-Nya melalui orang-orang yang
membimbing dan mendukung dengan berbagai cara sehingga penulis dapat menulis
dan menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
mempersembahkan tugas akhir yang telah penulis susun ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan setiap jalan kemudahan dan
kelancaran serta perlindungan dalam setiap langkah.
2. Kedua orang tua sangat dicintai, Bapak Fajar Hariyanto dan Ibu Wiwit
Susiani yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan segala hal
yang penulis butuhkan selama ini.
3. Adik dari penulis, yakni Kawai Flowerys Hariyanto yang sudah banyak
memberi semangat dalam proses pengerjaan tugas akhir ini.
4. Annisa Salsabila, yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini sekaligus memberi support.
5. Teman-teman penulis, yakni Firdaus, Akbar, Ferdi, dan Egga yang telah
membantu selama mengerjakan tugas akhir ini.
6. Rekan–rekan penulis di Youth Community yang telah memberi penulis
semangat dan doanya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Teman–teman seperjuangan program studi Manajemen Agribisnis angkatan
2020.
8. Almamater tercinta Politeknik Negeri Jember.

vii
ANALISIS USAHA PENGEMASAN KOPI IJEN ANAEROBIC
DI DESA TAPANREJO KECAMATAN MUNCAR
KABUPATEN BANYUWANGI

Michael Erae Putra Hariyanto


Program Studi Manajemen Agribisnis
Jurusan Manajemen Agribisnis
michaelerae02@gmail.com

ABSTRAK

Kopi Ijen Anaerobic merupakan kopi yang berasal dari pegunungan Ijen yang
difermentasi dengan cara anaerobic atau tanpa adanya udara yang masuk. Kopi ini
dikemas dengan menggunakan pouch sachet yang didesain menarik dan tetap
mempertimbangkan fungsinya. Tugas Akhir ini dilaksanakan di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi selama 3 bulan mulai dari bulan
Oktober sampai Desember 2022. Tujuan melakukan tugas akhir yaitu untuk
melakukan proses produksi, analisis usaha, dan bauran pemasarannya. Terdapat 3
Metode analisis yang digunakan, Break Event Point (BEP), R/C Ratio, dan Return
on Invesment (ROI). Alur proses produksi pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
melakukan persiapan alat dan bahan, kemudian penimbangan dan pengemasan.
Proses produksi dilakukan sebanyak 5 kali dan setiap 1 kali proses produksi
menghasilkan 83 kemasan dengan berat bersih 12 gram per kemasannya. Dalam
satu kali proses produksi memperoleh laba sebesar Rp 410.478,38,-. Hasil BEP
(Unit) sebesar 48,79 kemasan dari 83 kemasan, BEP (harga) sebesar Rp 7.054,47,-
per kemasan dengan harga jual Rp 12.000,- per kemasan, R/C Ratio sebesar 1,70
dan ROI sebesar 51%, sehingga berdasarkan analisis usaha tersebut produk
pengemasan Kopi Ijen Anaerobic layak untuk diusahakan. Saluran pemasaran pada
usaha ini menggunakan satu saluran yaitu saluran pemasaran secara langsung.

Kata Kunci: Analisis Pengemasan, Kopi Ijen Anaerobic

viii
RINGKASAN

Analisis Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo


Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi, Michael Erae Putra Hariyanto,
NIM D31202432, Tahun 2022, 45 hlm, Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri
Jember, Pembimbing : Alwan Abdurahman, S.H., M.M.

Kopi Ijen merupakan kopi single varietas yang langka. Ada dua varietas yang
diketahui yaitu, blue mountain dan orange bourbon. Hasil panen dari dua varietas
tersebut memanglah sedikit dikarenakan pohonnya yang terbatas. Namun harga
yang dimiliki cukup bersaing dengan biji kopi single origin lainnya. Anaerobic
merupakan salah satu proses fermentasi kopi yang artinya tanpa adanya udara atau
oksigen yang masuk. Tujuan dari jenis fermentasi ini ialah untuk mendapatkan cita
rasa asam seperti wine, rasa manis yang ditinggalkan seperti creamy dari kayu
manis, dan kesan kekentalan pada tekstur body.
Tujuan tugas akhir ini yaitu dapat melakukan proses pengemasan, dapat
menganalisis usaha, serta dapat memasarkan produk Kopi Ijen Anaerobic. Tugas
akhir ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada tanggal 8 Oktober 2022 sampai
dengan 5 November 2022 bertempatan di Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Bnayuwangi. Proses produksi pengemasan tugas akhir ini menggunakan
dua metode pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder serta
menggunakan tiga metode analisis usaha yaitu break event point (BEP), revenue
cost ratio (R/C Ratio), return on investment (ROI).
Proses produksi pengemasan ini dilakukan sebanyak 5 kali di mana dalam
satu kali produksi menghasilkan 83 kemasan. Adapun proses produksi pengemasan
Kopi Ijen Anaerobic mulai dari persiapan alat dan bahan kemudian dilakukan
penimbangan dan pengemasan.
Proses pemasaran produksi pengemasan Kopi Ijen Anaerobic menggunakan
proses pemasaran secara langsung pada konsumen. Proses pemasaran ini dilakukan
melalui promosi media sosial (sales promotion) seperti Whatsapp dan Instagram.
Pada proses promosi dilakukan dengan menawarkan produk secara langsung. Hal
ini bertujuan untuk memperkenalkan produksi pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini

ix
dikalangan masyarakat. Untuk pembelian Kopi Ijen Anaerobic ini melalui
Whatsapp dan Instagram dengan menggunakan proses COD (Cash on Delivery)
Berdasarkan analisis usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode
BEP (unit) yang diperoleh sebesar 48,79 kemasan dari total produksi 83 dan nilai
BEP (harga) Rp 7.054,47,- per kemasan dengan harga jual Rp 12.000,- per
kemasan, nilai R/C Ratio 1,70 dan ROI 51%. Dapat disimpulkan bahwa usaha
pengemasan Kopi Ijen Anaerobic menguntungkan dan layak diusahakan.

x
PRAKATA

Segala puji syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-
Nya yang melimpah, kemurahan, dan kasih setia-Nya sehingga penulisan laporan
akhir yang berjudul “Analisis Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic di Desa
Tapanrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi” bisa diselesaikan dengan
baik.
Tulisan ini merupakan hasil tugas akhir yang dilaksanakan mulai dari tanggal
1 Septenber 2022 sampai 20 Desember 2022 bertempat di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian (A.Md.P) di Program Studi Manajemen
Agribisnis Jurusan Manajemen Agribisnis.
Penulis Menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Saiful Anwar, S.TP., M.P. selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Taufik Hidayat, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Agribisnis.
3. Linda Ekadewi Widyatami, S.P., M.P. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Agribisnis.
4. Alwan Abdurrahman, S.H., M.M. selaku Dosen Pembimbing dan Sekretaris
Penguji.
5. Ir. Sri Sundari, M.Si. selaku Ketua Penguji.
6. Dr. R. Alamsyah S, S.E., M.Si. selaku Anggota Penguji.
Laporan akhir ini masih kurang sempurna, mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan
akhir ini bisa bermanfaat.

Jember, Desember 2022

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
RINGKASAN .................................................................................................... ix
PRAKATA ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3


2.1 Kajian Terdahulu ............................................................................ 3
2.2 Landasan Teori ................................................................................ 4
2.2.1 Kewirausahaan ......................................................................... 4
2.2.2 Kopi ......................................................................................... 4
2.2.3 Anaerobic ................................................................................. 5
2.2.4 Pengemasan .............................................................................. 5
2.2.5 Analisis Usaha .......................................................................... 5
2.2.6 Pemasaran ................................................................................ 6

xii
BAB 3. METODE KEGIATAN......................................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................... 8
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 8
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................ 8
3.4 Metode Analisis ............................................................................... 9
3.5 Proses Pengemasan ........................................................................ 10
3.6 Proses Pemasaran .......................................................................... 11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 13


4.1 Hasil ............................................................................................... 13
4.1.1 Kemasan Kopi Ijen Anaerobic ................................................ 13
4.1.2 Proses Produksi ...................................................................... 14
4.1.3 Hasil Analisis Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic .......... 16
4.1.4 Hasil Pemasaran Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ................ 19
4.2 Pembahasan ................................................................................... 20
4.2.1 Proses Produksi ...................................................................... 20
4.2.2 Analisi Usaha ......................................................................... 20
4.2.3 Bauran Pemasaran Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ............. 21

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 24


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 24
5.2 Saran .............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

LAMPIRAN ..................................................................................................... 28

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Alat yang Digunakan dalam Proses Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ........... 9
3.2 Bahan yang Digunakan dalam Proses Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ........ 9
4.1 Biaya Variabel dalm Satu Kali Proses Produksi...............................................
4.2 Biaya Tetap dalam Satu Kali Proses Produksi .................................................
4.3 Hasil Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ................................................
4.4 Perhitungan Modal Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic...........................
4.5 Jadwal Produksi Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic .........................................
4.6 Perbandingan Harga Jual Produksi Pesaing .....................................................
`

xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Pengemasan ....................................................................................................
3.2 Bagan Saluran Pemasaran Langsung ..............................................................
4.1 Bagian Depan..................................................................................................
4.2 Bagian Belakang .............................................................................................
4.3 Persiapan Alat dan Bahan ................................................................................
4.4 Penimbangan Berat Kemasan ..........................................................................
4.5 Pengemasan Kopi............................................................................................
4.6 Penimbangan Berat Bersih Kopi......................................................................

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Biaya Depresiasi Alat ........................................................................................
2. Perhitungan Modal Usaha pada Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ....................
3. Penentuan Upah untuk Tenaga Kerja Produksi ..................................................
4. Dokumentasi Pemasaran Produk Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ...................
5. Dokumentasi Promosi Produk Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic .......................

xvi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi merupakan komoditas unggulan perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan penting untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Permintaan kopi juga selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut
ICO (International Coffee Organization) terdapat peningkatan ekspor kopi dunia
sebesar 10,61 juta karung pada Juli 2021, sedangkan pada Juli 2020 hanya 10,47
juta karung. Dari data tersebut, bisa dilihat bahwa komoditas kopi bisa menambah
lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi kaum milenial.
Salah satu kopi terbaik di Indonesia berasal dari lereng gunung Ijen atau bisa
disebut kopi Ijen. Kopi Ijen merupakan kopi single varietas yang langka. Ada dua
varietas yang diketahui yaitu, blue mountain dan orange bourbon. Hasil panen dari
dua varietas tersebut memanglah sedikit dikarenakan pohonnya yang terbatas.
Namun harga yang dimiliki cukup bersaing dengan biji kopi single origin lainnya.
Karena kelangkaannya inilah yang membuat kopi ini diburu oleh banyak penikmat
kopi.
Anaerobic merupakan salah satu proses fermentasi kopi yang artinya tanpa
adanya udara atau oksigen yang masuk. Ceri kopi yang telah dipilih dan dicuci akan
dimasukkan ke wadah berbahan stainless steel dan ditutup rapat sehingga tidak
akan ada udara (oksigen) yang masuk. Tujuan dari jenis fermentasi ini ialah untuk
mendapatkan cita rasa asam seperti wine, rasa manis yang tinggalkan seperti
creamy dari kayu manis, dan kesan kekentalan pada tekstur body.
Kopi Ijen Anaerobic ini cukup digemari di kalangan pecinta kopi di seluruh
dunia, tetapi terdapat kendala mengenai kemasannya yang tidak bisa untuk
langsung diseduh dikarenakan harus melakukan penimbangan terlebih dahulu.
Untuk itu perlu adanya inovasi, seperti membuat kemasannya menjadi lebih kecil
dan mudah untuk dibawa kemana-mana, serta bisa disajikan secara instan dengan
mengurangi proses penyeduhan. Diperlukanlah sebuah analisa mengenai kelayakan
usaha agar dapat mengetahui pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini layak atau tidak
untuk diusahakan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi?
2. Bagaimana analisis usaha Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo Kecamatan
Muncar Kabupaten Banyuwangi?
3. Bagaimana proses pemasaran Kopi Ijen Anaerobic?

1.3 Tujuan
1. Dapat melaksanakan proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic di Desa
Tapanrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
2. Dapat menganalis usaha Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo Kecamatan
Muncar Kabupaten Banyuwangi.
3. Dapat melakukan proses pemasaran Kopi Ijen Anaerobic.

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan dan keterampilan bagi mahasiswa dan masyarakat
tentang analisis usaha Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo Kecamatan
Muncar Kabupaten Banyuwangi.
2. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam penulisan tugas akhir.
3. Sebagai referensi mahasiswa dan masyarakat untuk meningkatkan daya jual
kopi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


Kajian terdahulu merupakan salah satu referensi dasar ketika melaksanakan
penelitian yang memiliki fungsi memperluas dan memperdalam teori yang dipakai.
Kajian terdahulu yang dipilih memiliki kesamaan dalam hal perhitungan Break
Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C), dan Return on Investment (ROI).
Malinda (2018) dalam tugas akhirnya yang berjudul Analisis Usaha
Pengemasan Keripik Pisang Kepok “Pesto” di Desa Pontang Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember. Metode yang digunakan dalam tugas akhirnya BEP (harga),
BEP (unit), R/C Ratio dan ROI. Hasil analisis data diperoleh BEP (unit) dan BEP
(rupiah), R/C Ratio, dan ROI usaha pengemasan keripik pisang kepok “pesto”
dengan nilai BEP (unit) 39 bungkus dari jumlah produksi 50 dan nilai BEP (rupiah)
Rp 5.118.- dengan harga jual Rp 6.500,-. Nilai R/C ratio 1,27 dan nilai ROI 37,34%
maka usaha ini menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
Sifa (2017) dalam tugas akhirnya yang berjudul Analisis Usaha Sale Pisang
Raja di Desa Glagahwero Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Metode yang
digunakan dalam tugas akhirnya BEP (harga), BEP (unit), R/C Ratio dan ROI. Hasil
analisis data diperoleh BEP (unit) dan BEP (harga), R/C Ratio, dan ROI usaha sale
pisang raja dengan hasil BEP (unit) 16 kemasan dari produksi 30 kemasan dan nilai
BEP (harga) Rp5.000.- dengan harga jual Rp10.000.- nilai R/C Ratio 1,94 dan nilai
ROI 26% maka usaha ini menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
Rahmawati (2017) dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis Usaha Stick
Singkong Aneka Rasa “Masita” di Desa Glagawero Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. Analisis yang digunakan yaitu BEP, R/C Ratio, dan ROI. Hasil analisis
menyatakan BEP (produksi) sebanyak 20 kemasan dengan kapasitas produksi 32
kemasan, BEP (harga) sebesar Rp. 3.200 per kemasan dengan harga jual produk
Rp. 5.000/kemasan, R/C Ratio Sebesar 1,6 dan ROI yang diperoleh sebesar 11%.
Berdasarkan hasis analisa BEP, R/C Ratio dan ROI, maka usaha ini layak dan
menguntungkan untuk diusahakan.

3
4

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan
kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas inovasi
yang terus-menerus untuk menentukan suatu yang berbeda dari yang ada
sebelumnya. Kreatifitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan
kontribusi bagi masyarakat banyak (Kasmir, 2011). Sedangkan wirausahawan
adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumberdaya untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak, dan kemauan untuk mewujudukan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meningkatkan
pendapatan.

2.2.2 Kopi
Kopi masuk ke wilayah Indonesia pada tahun 1696 dibawa oleh Belanda dari
Malabar, India ke Jawa dan ditanam di perkebunan Kedawung, Jakarta. Tetapi,
pembudidayaan ini gagal dikarenakan terjadinya gempa dan banjir. Tahun, 1699
Belanda kembali mendatangkan stek pohon kopi dari Malbar, kopi yang ditanam di
Indonesia menghasilkan kualitas sangat baik hal ini diketahui dari sampel kopi yang
diteliti di Amsterdam. Biji kopi yang dikembangkan di pulau Jawa kemudian
dijadikan bibit untuk perkebunan di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa jenis
kopi yang tersebar di Indonesia antara lain: kopi arabika, robusta, dan liberika.
Namun, yang terkenal di Indonesia yaitu kopi arabika dan robusta (Afriliana, 2018).
Kandungan dari kopi itu sendiri juga punya manfaat yang tidak kalah penting untuk
tubuh manusia. Kandungan antioksidan bisa merangsang kinerja otak. Tidak hanya
itu, bagi penikmat kopi yang punya toleransi kafein yang tinggi dapat membuat
tubuh menjadi lebih segar dan hangat ketika dikonsumsi. Kopi yang diminum
dengan tidak berlebihan dapat menstumulasi sistem saraf, sehingga akan
memperbaiki mood dan dapat memperlama konsentrasi. Dari manfaat inilah kaum
milenial banyak yang meminum kopi untuk menjaga mood mereka dan konsentrasi
ketika mengerjakan sesuatu.
5

2.2.3 Anaerobic
Anaerobic merupakan salah satu proses fermentasi kopi yang artinya tanpa
adanya udara atau oksigen yang masuk. Ceri kopi yang telah dipilih dan dicuci akan
dimasukkan ke wadah berbahan stainless steel dan ditutup rapat sehingga tidak
akan ada udara (oksigen) yang masuk. Fermentasi dilakukan menggunakan air dan
mikroorganisme pada ceri kopi. Proses fermentasi ini akan mecahkan kulit dengan
biji kopi. Proses ini berlangsung antara 18 sampai 24 jam (Coffeeland, 2022).
Setelah itu dilakukan pengeringan selama 3 sampai 4 hari sebelum diletakan di
media African Drying Beds selama 18 hingga 20 hari. Tujuan dari jenis fermentasi
ini ialah untuk mendapatkan cita rasa asam seperti wine, rasa manis yang tinggalkan
seperti creamy dari kayu manis, dan kesan kekentalan pada tekstur body.

2.2.4 Pengemasan
Fungsi pengemasan zaman dulu dengan sekarang sudah berbeda, jika dulu
“packaging protects what is sell (kemasan melindungi apa yang dijual)” sekarang
berubah menjadi ”packaging sell what is protects (kemasan menjual apa yang
dilindungi)”. Jadi, kemasan tidak hanya sekadar melindugi produk yang dijual
tetapi juga menjadi daya tarik agar mudah terjual. Perkembangan kemasan saat ini
bertambah fungsionalnya menjadi media komunikasi antara penjual dan pembeli.
Dengan menyantumkan beberapa informasi yang ada pada kemasan, para pembeli
akan menjadi semakin mengenal suatu produk. Ditambah lagi, kemasan saat ini
benar-benar didesain semenarik mungkin agar menjadi sorotan mata para
konsumen dan juga bisa membangun kepercayaan dari konsumen secara tidak
langsung.

2.2.5 Analisis Usaha


Analisis usaha merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
apakah usaha yang dilakukan sudah layak untuk dijalankan atau tidak. Analisis
usaha adalah kegiatan untuk menilai atau mengetahui sejauh mana manfaat yang
dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Analisis usaha
6

pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini menggunakan tiga perhitungan yaitu: Break
Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C), Return on Investment (ROI).
a. Break Event Point (BEP)
Analisis BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah
barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk
menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit
(Asnidar, 2017).
b. Revenue Cost Ratio (R/C)
Analisis R/C Ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan total
biaya. Jika R/C Ratio > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau
layak dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian
atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika R/C Ratio = 1, maka usaha
berada pada titik impas (Asnidar, 2017).
c. Return on Invesment (ROI)
Analisis ROI merupakan rasio yang diperoleh untuk mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Asnidar, 2017).

2.2.6 Pemasaran
Pemasaran adalah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan, penawaran,
dan pertukaran produk dan jasa dengan pihak lainnya. Menurut Tjahjaningsih &
Soliha (2015), sedangkan aktivitas yang dilakukan meliputi: pembelian, penjualan,
transportasi, penyimpanan, pembiayaan, penanganan risiko, perolehan informasi
pasar, dan standarisasi. Aktifitas pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, salah satunya adalah bauran pemasaran (Marketing Mix). Aktivitas
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terdiri dari 4 kategori (McCarthy dalam
(Sefudin, 2014)), yaitu:
a. Produk (Product)
Segala sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
melingkupi kualitas, ciri, merek, kemasan, pelayanan, garansi, dan lainnya. Produk
7

merupakan hal paling penting dalam strategi marketing yang harus diperhatikan
oleh sebuah perusahaan dalam memasarkan barang maupun jasanya, karena melalui
hal inilah perusahaan dapat menarik minat konsumen dengan memberikan produk
yang sesuai kebutuhan, memiliki mutu terbaik, berkinerja, ataupun inovatif.
b. Harga (Price)
Nilai dari suatu barang yang diukur dengan uang, termasuk daftar harga,
promo, jangka waktu pembayaran, syarat kredit. Harga memegang peranan penting
dalam proses terjadinya kesepakatan dalam jual beli. Dalam menentukan pilihan,
harga tentunya menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan.
c. Tempat (Place)
Berkaitan dengan proses distribusi yang merupakan kegiatan perusahaan
yang saling berkaitan agar dapat menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan
atau dikonsumsi, dalam hal ini termasuk lokasi, persediaan transportasi, dan
cakupan pasar. Tempat yang startegis dan mudah dijangkau tentunya juga menjadi
faktor pendukung terhadap keputusan membeli suatu barang/jasa.
d. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan bagian dari komunikasi yang bertujuan memberikan
penjelasan agar dapat meyakinkan calon nasabah/konsumen mengenai barang atau
jasa yang ditawarkan. Proses pemasaran ini dapat dilakukan dengan cara
periklanan, public relation, dan tenaga penjualan. Kegiatan promosi menjadi faktor
pendukung lainnya terhadap keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa.
BAB 3. METODE KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan tugas akhir yang berjudul “Analisis Usaha Pengemasan Kopi
Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi”
dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dimulai dari bulan 1 September 2022 sampai
dengan bulan 20 Desember 2022. Tempat pelaksanaan dilakukan di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada tugas akhir yang berjudul “Analisis Usaha
Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi” sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data secara Langsung (Primer)
Data ini diperoleh secara pribadi atau terjun ekslusif dalam aplikasi tugas
akhir. Pengumpulannya dimulai dari persiapan alat dan bahan, produksi, proses
pengemasan, pemasaran, dan melakukan pencatatan.
2. Pengumpulan Data secara Tidak Langsung (Sekunder)
Data ini diperoleh secara tidak langsung dengan mencari dari berbagai
literatur seperti jurnal, artikel, internet, serta data-data lainnya yang berkaitan
dengan tugas akhir

3.3 Alat dan Bahan


Langkah awal untuk melakukan proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pengemasan. Alat
sendiri merupakan istilah untuk menyebut benda yang digunakan dalam suatu
kegiatan. Sedangkan bahan adalah benda yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu
yang baru dan berbeda dari sebelumnya. Alat dan bahan yang digunakan, diuraikan
dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

8
9

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
No. Alat Spesifikasi Fungsi Jumlah
1. Sendok Terbuat dari plastik yang Sebagai alat 1 unit
plastic memiliki cekungan untuk
berbentuk bulat lonjong mengambil
di satu ujung dan gagang bubuk kopi
di ujung lainnya
2. Timbangan Alat penimbang terbuat Sebagai alat 1 unit
digital dari plastic yang penimbang
memiliki kapasitas 2 kg bubuk kopi
Sumber: Data Primer (2022)

Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
No. Bahan Spesifikasi Fungsi Jumlah
1. Kopi Ijen Kopi yang berasal dari Bahan utama 1 kg
Anaerobic gunung Ijen yang telah pengemasan
dilakukan fermentasi
anaerob serta telah
digiling dengan grind
size medium-fine
2. Pouch sachet Terbuat dari metalize, Kemasan dari 83 kemasan
berbentuk kotak dengan Kopi Ijen
berbagai informasi yang anaerobic agar
tercantum pada pouch produk aman
sachet dan tetap
higienis
Sumber: Data Primer (2022)

3.4 Metode Analisis


Keuntungan yang akan diperoleh dalam sebuah usaha, dapat diketahui dengan
membuat suatu analisis usaha. Analisis yang dipakai adalah Break Event Point
(BEP), Revenue Cost Ratio (R/C Ratio), dan Return On Investment (ROI).
3.4.1 Break Event Point (BEP)
BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau
jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-
biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
10

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂
a. BEP Produksi = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑱𝒖𝒂𝒍

Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah unit produksi untuk


mencapai titik impas produk.

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂
b. BEP Harga = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊

Analisis ini digunakan untuk mengetahui harga jual produk untuk mencapai
titik impas harga jual produk.
Keterangan:
Total biaya = biaya variabel (VC) + biaya tetap (FC)

3.4.2 Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)


R/C Ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan
total biaya produksi. Jika R/C Ratio > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami
keuntungan atau layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha
tersebut mengalami kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya
jika R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏
R/C Ratio = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊

3.4.3 Returnt On Investment (ROI)


ROI merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia didalam perusahaan.
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROI = 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑼𝒔𝒂𝒉𝒂 x 100%

3.5 Proses Pengemasan


a. Persiapan Alat dan Bahan
Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengemasan Kopi Ijen
Anaerobic. Alat yang digunakan yaitu sendok dan timbangan digital. Bahan yang
11

digunakan yaitu Kopi Ijen Anaerobic yang telah digiling grind size medium-fine
dan pouch sachet.
b. Penimbangan dan Pengemasan
Kopi Ijen Anaerobic yang telah digiling dengan grind size medium-fine
diambil menggunakan sendok yang langsung dimasukkan ke dalam pouch sachet
yang telah diletakkan terlebih dahulu pada timbangan digital hingga berat bersihnya
mencapai 12 gram/kemasan. Setelah mencapai berat yang diinginkan, maka pouch
sachet ditutup dengan rapat.
Adapun proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic pada gambar 3.1 sebagai
berikut:

Persiapan alat dan bahan

Penimbangan dan pengemasan


Gambar 3.1 Pengemasan

3.6 Proses Pemasaran


Pemasaran merupakan usaha untuk menciptakan dan menjual produk kepada
berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan dan
mempertukar produk baik barang maupun jasa kepada konsumen dipasar (Kasmir,
2014). Bauran pemasaran yang digunakan terdiri dari 4P: product, price, place, dan
promotion.
1. Produk (product)
Produk yang ditawarkan merupakan kopi yang berasal dari pegunungan Ijen
yang telah difermentasi dan digiling dengan grind size medium-fine. Produk ini juga
dikemas dengan pouch sachet yang menarik dan mudah dibawa kemana-mana
karena ukurannya yang kecil. Produk ini memudahkan bagi para pecinta kopi yang
suka berkeliling menjelahi dunia untuk minum kopi tanpa harus menimbang
kembali berat kopi yang akan diseduh dengan tetap menjaga kualitas kopi.
12

2. Harga (price)
Penentuan harga jual yang ditetapkan untuk produk ini dapat dilihat dari
biaya-biaya yang dikeluarkan dengan ditambahkan dengan laba yang diinginkan
dan melihat harga dari para pesaing produk yang serupa. Harga jual yang ditentukan
sebesar Rp. 12.000,- karena tetap mempertimbangkan kualitas produk.
3. Tempat Distribusi (place)
Saluran pemasaran yang dilakukan pada usaha pengemasan kopi Ijen
anaerobic ini menggunakan metode saluran pebmasarana secara langsung.
Produsen akan langsung bertemu dengan konsumen tanpa adanya perantara.
Berikut merupakan bagan saluran pemasaran dapat dilihat pada gambar 3.2.

Produsen Konsumen

Gambar 3.2 Bagan saluran pemasaran langsung


4. Promosi (promotion)
Promosi yang diterapkan pada produk kopi Ijen anaerobic ini memanfaatkan
kemajuan teknologi saat ini yaitu sosial media. Promosi dilakukan secara online ini
menggunakan berbagai sosial media seperti, Instagram & Whatsapp.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan tugas akhir yang berjudul “Analisis Usaha Pengemasan Kopi
Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi”,
didapatkan hasil sebagai berikut.
4.1.1 Kemasan Kopi Ijen Anaerobic
Kopi Ijen Anaerobic di proses tanpa menggunakan udara atau oksigen yang
masuk dalam proses fermentasinya. Jadi, pada prosesnya hanya menggunakan air
dan mikroorganisme pada ceri kopi. Setelah itu dilakukan pengeringan
menggunakan African drying beds. Akibat dari proses fermentasi ini
mengakibatkan kopi memiliki rasa ripe red fruit, syrupy, dan floral. Kopi Ijen
anaerobic dikemas menggunakan pouch sachet yang di design menarik dan
mengikuti perkembangan trend saat ini. Pouch sachet ini berukuran 8x9 cm yang
dilengkapi dengan zipper sehingga konsumen mudah untuk membukanya.
Tema yang digunakan pada kemasan Kopi Ijen Anaerobic ialah ketenangan
pada sore hari. Perpaduan antara warna jingga dengan rusa yang digambarkan
menggunakan warna hitam menghasilkan tema ketenangan pada sore hari menjadi
sangat melekat pada kemasan. Dominasi warna putih tulang dipilih karena
menunjukkan keserasian dengan gambar yang estetik dari suatu produk kopi. Pada
bagian depan kemasan terdapat beberapa keterangan yaitu kopi Ijen anaerobis
natural, size kopi, coffe notes atau rasa kopi, recommend brewing atau rekomendasi
sajian, dan netto. Sedangkan pada bagian belakang kemasan terdapat ungkapan dari
produsen, nomor WhatsApp dan Instagram untuk konsumen, roast date dan
expired, dan 100% arabica. Bentuk kemasan Kopi Ijen Anaerobic dapat dilihat
pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

13
14

Gambar 4.1 Bagian Depan Gambar 4.2 Bagian Belakang

4.1.2 Proses Produksi


Pada proses produksi pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini dilakukan
sebanyak 5x proses produksi. Dalam satu kali kegiatan produksinya membutuhkan
waktu selama 1 jam kerja dengan menggunakan 1 orang tenaga kerja. Datu kali
proses produksinya menghasilkan 83 kemasan dengan berat 12 gram/kemasan.
Terdapat beberapa tahapan dalam proses produksinya, antara lain sebagai berikut:
a. Persiapan Alat dan Bahan
Langkah awal yang dilakukan dalam produksi ini adalah persiapan alat dan
bahan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengemasan kopi Ijen anaerobic
antara lain adalah timbangan digital, sendok plastik, Kopi Ijen Anaerobic, dan
pouch sachet. Persiapan alat dan bahan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Persiapan Alat dan Bahan


15

b. Penimbangan dan Pengemasan


Penimbangan dan pengemasan diawali dengan menimbang berat kemasan,
yang kemudian berat tersebut di tare weight (berat tara atau berat container kosong)
pada pendeteksi berat pada timbangan. Selanjatnya ketika pendeteksi berat pada
timbangan sudah kembali di angka nol (0) dilakukan pengemasan Kopi Ijen
Anaerobic menggunakan sendok plastik sampai dengan berat 12 gram. Setelah
dilakukan penimbangan, maka ditutup rapat-rapat dengan zipper yang sudah ada
pada kemasan Kopi Ijen Anaerobic. Produk Kopi Ijen Anaerobic yang telah
dilakukan penimbangan dan pengemasan ini akan memberikan kemudahan bagi
para pecinta kopi dalam menyajikan kopi karena telah memotong proses grinding
dan penimbangan pada kopi. Penimbangan dan pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
dapat dilihat pada Gambar 4.4, Gambar 4.5, dan Gambar 4.6.

Gambar 4.4 Penimbangan Berat Kemasan Gambar 4.5 Pengemasan Kopi

Gambar 4.6 Penimbangan Berat Bersih Kopi


16

4.1.3 Hasil Analisis Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


Analisis yang digunakan dalam proses produksi pengemasan kopi Ijen
anaerobic menggunakan tiga analisis usaha yaitu Break Event Point (BEP), R/C
Ratio, dan Return On Investment (ROI).
a. Perhitungan Biaya Produksi dan Hasil Analisis Usaha
Biaya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir produksi pengemasan
Kopi Ijen Anaerobic dalam satu kali proses produksi dibagi menjadi biaya variabel
dan biaya tetap. Perhitungan biaya satu kali produksi dalam pelaksanaan tugas akhir
ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Biaya Variabel dalam Satu Kali Proses Produksi.


Jumlah Harga Jumlah Biaya
No Bahan Satuan
Kebutuhan (Rp) (Rp)
1 Kopi Ijen 1 Kg 360.000 360.000
anaerobic
2 Sendok plastik 1 Pcs 500 500
3 Kemasan 83 Lembar 2.000 166.000
4 Tenaga Kerja 1 Orang 11.196,62 11.196,62
5 Kuota Internet 2 GB 10.000 20.000
6 Bensin 2 Liter 13.500 27.000
Total 584.696,62
Sumber : Data Primer 2022

Biaya variabel yang diperoleh dari hasil perhitungan diatas pada tabel 4.1
dapat diketahui bahwa total biaya variabel yang dibutuhkan dalam satu kali proses
produksi pengemasan Kopi Ijen Anaerobic sebesar Rp 584.696,62,-. Biaya variabel
tersebut terdiri dari bahan baku dan bahan penunjang lainnya.

Tabel 4.2 Biaya Tetap dalam Satu Kali Proses Produksi.


Depresiasi
Harga Harga
Jumlah per
No Keterangan Satuan Satuan Perolehan
Kebutuhan Minggu
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 Timbangan 1 Unit 220.000 220.000 825
Digital
Sumber: Data Primer (2022)
17

Dari perhitungan biaya tetap diatas pada tabel 4.2 dapat diketahui biaya tetap
yang diperoleh adalah hasil dari perhitungan biaya penyusutan alat yang
dibebankan ke produk. Harga perolehan yang dibutuhkan dalam satu kali proses
produksi yaitu Rp 220.000, dan biaya penyusutan perminggu sebesar Rp 825.

Tabel 4.3 Hasil Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


No Keterangan Biaya Jumlah
1 Penerimaan
83 Kemasan x Rp 12.000,- Rp 996.000,00
/Kemasan
2 Total Biaya Variabel Rp 584.696,62
3 Total Biaya Tetap (Depresiasi) Rp 825,00
4 Total Biaya Produksi Rp 585.521,62
5 Laba Rp 410.478,38
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan hasil tabel perhitungan di atas, usaha pengemasan kopi Ijen


anaerobic dalam satu kali proses produksi dapat memperoleh pendapatan sebesar
Rp 996.000 dan total biaya produksi yang dikeluarkan Rp 585.521,62, sehingga
diperoleh laba bersih sebesar Rp 410.478,38 dengan total penjualan 83 kemasan.
Biaya yang diperlukan dalam satu kali proses produksi yaitu biaya variabel sebesar
Rp 584.696,62 dan biaya tetap sebesar Rp 825.
b. Perhitungan Break Event Point (BEP)
Berdasarkan hasil perhitungan biaya dan laba produksi usaha pengemasan
Kopi Ijen Anaerobic dalam satu kali proses produksi, dapat dihitung sebagai
berikut:
Total Biaya
a. BEP (Produksi) = Harga Jual
𝑅𝑝 585.521,62
= 𝑅𝑝 12.000

= 48,79 kemasan
18

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
b. BEP (Harga) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑝 581.521,62
= 83

= Rp 7.054,47,./ Kemasan
Berdasarkan perhitungan BEP yang diperoleh, hasil BEP (produksi) sebesar
48,79 kemasan dan BEP (harga) sebesar Rp 7.054,47,./Kemasan dapat diartikan
apabila hasil produksi sebenarnya usaha pengemasan lebih besar dari perhitungan
BEP (produksi) dan BEP (harga) yang terhitung diatas maka usaha tersebut
menguntungkan dan layak diusahakan.
c. Perhitungan R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
R/C Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑝 996.000
= 𝑅𝑝 585.521,62

= 1,70
Berdasarkan hasil perhitungan R/C Ratio diatas diperoleh sebesar 1,70. Hal
tersebut membuktikan bahwa R/C Ratio lebih besar dari 1, maka usaha pengemasan
kopi Ijen anaerobic ini layak untuk diusahakan.
d. Perhitungan ROI (Return On Investment)

Tabel 4.4 Perhitungan Modal Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


No Keterangan Jumlah
1 Aktiva Tetap
Peralatan 220.500,00
2 Aktiva Lancar
- Bahan Produksi 360.000,00
- Bahan Penunjang 224.196,62
3 Modal Usaha 804.696,62
Sumber: Data Primer (2022)

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROI = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 x 100%
𝑅𝑝 410.478,38
= 𝑅𝑃 804.696,62 x 100%

= 51%
19

Berdasarkan perhitungan ROI diatas dapat diketahui hasil ROI sebesar 51%.
Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengemasan kopi Ijen anaerobic layak untuk
diusahakan karena nilai ROI lebih dari 0%.

4.1.4 Hasil Pemasaran Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


Pelaksanaan pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini dilakukan mulai pada
tanggal 8 Oktober sampai dengan 5 November 2022. Proses pengemasan kopi Ijen
anaerobic di produksi di rumah pribadi yaitu di Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi. Produk ini menggunakan saluran pemasaran secara
langsung. Proses pemasaran secara langsung dilakukan dengan bantuan media
sosial (sales promotion) seperti Whatsapp dan Instagram. Untuk pembelian melalui
whatsapp dan instgram menggunakan proses COD (Cash on Delivery) yaitu
bertemu dengan pelanggan pada tempat yang ditentukan untuk proses transaksi
jual-beli. Harga Kopi Ijen Anaerobic adalah Rp 12.000/kemasan. Berat bersin Kopi
Ijen Anaerobic dalam satu kemasan sachet adalah 12 gram.
Penetapan harga jual dilakukan dengan cara yaitu menentukan harga
berdasarkan biaya produksi dan biaya kompetisi (harga jual pesaing). Berdasarkan
pemasaran produk kopi ijen anaerobic diperoleh data bahwa pemasaran pertama
sampai dengan pemasaran kelima berjumlah 83 kemasan dalam satu kali proses
produksi, untuk total 5 kali produksi yaitu menghasilkan 415 kemasan dan terjual
345 kemasan.

Tabel 4.5 Jadwal Produksi Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


Produksi Produk Terjual
Tanggal
Ke - Whatsapp Instagram
1 8 Oktober 2022 21 15
2 15 Oktober 2022 38 25
3 22 Oktober 2022 45 36
4 29 Oktober 2022 49 33
5 5 November 2022 50 33
Sumber: Data Primer (2022)
20

4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Produksi
Pada proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic dalam satu kali proses
pengemasan dibutuhkan waktu selama 1 jam dengan memperoleh hasil sebanyak
83 kemasan. Pada kegiatan produksi, langkah pertama yang dilakukan adalah
persiapan alat dan bahan, kemudian penimbangan dan pengemasan Kopi Ijen
Anaerobic. Kendala yang dihadapi dalam proses produksi yaitu, pada saat pemesan
kemasan dikarenakan dibutuhkan waktu selama satu minggu untuk proses
pencetakan kemasan sesuai yang diinginkan. Kendala berikutnya yang dihadapi
yaitu, kemasan mudah sekali kusut.

4.2.2 Analisis Usaha


a. Break Event Point (BEP)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis BEP (produk) pada produk hasil
pengemasan Kopi Ijen Anaerobic diketahui akan mengalami titik impas apabila
diperoleh hasil produksi sebanyak 48,79 kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa
analisis usaha pengemasan Kopi Ijen Anaerobic lebih kecil jika dibandingkan
dengan kapasitas produksi yang diperoleh yaitu sebesar 83 kemasan. Maka usaha
pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini menguntungkan dan layak diusahakan.
Dari hasil perhitungan BEP (harga) diperoleh sebesar Rp 7.054,47 per
kemasan sedangkan harga jual pengemasan Kopi Ijen Anaerobic perkemasan
sebesar Rp 12.000/ kemasan yang artinya harga jual yang ditetapkan lebih besar
dari pada nilai BEP (harga) sehingga usaha pengemasan kopi ijen anaerobic ini
menguntungkan dan dapat dilanjutkan.
b. R/C Ratio
Berdasarkan perhitungan RC Ratio diperoleh hasil sebesar 1,70 yang mana
Rp 1 dari biaya yang dikeluarkan maka akan memperoleh nilai penerimaan sebesar
Rp 1,70. Total penerimaan dari hasil produksi yang diterima adalah sebesar Rp
996.000,00 yang mampu menutupi total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
585.521,62. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
ini mampu menghasilkan penerimaan yang lebih besar dibanding dengan biaya
21

yang telah dikeluarkan. Untuk itu, usaha pengemasan Kopi Ijen Anaerobic ini
dinyatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
c. Return On Investment (ROI)
Berdasarkan perhitungan ROI diperoleh hasil sebesar 51% yang artinya
investasi yang dapat ditanamkan dalam pengemasan Kopi Ijen Anaerobic mampu
dikembalikan sebesar 51% selama satu kali proses produksi. Maka modal dapat
dikembalikan 100% setelah 2 kali proses produksi. Total investasi yang diperoleh
dari biaya bahan baku dan biaya peralatan adalah Rp 804.696,62 mampu
memberikan keuntungan sebesar Rp 410.478,38.

4.2.3 Bauran Pemasaran Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


Bauran pemasaran yang digunakan pada usaha pengemasan Kopi Ijen
Anaerobic ini menggunakan beberapa unsur pemasaran yang disebut marketing mix
4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat distribusi (place), dan promosi
(promotion) sebagai berikut:
a. Produk (Product)
Produk Kopi Ijen Anaerobic ini memiliki kemasan yang berbeda dari
kemasan kopi murni pada umumnya yang menggunakan standing pouch dengan
berat bersih 100 gram sampai dengan 1 kg. Produk ini dikemas menggunakan pouch
sachet dengan berat 12 gram dan didesain dengan menarik. Kemasan yang
digunakan mempertimbangkan keamanan dan fungsi terhadap produk. Produk
mudah untuk disimpan dan dapat dibawa kemana saja.
b. Harga (Price)
Harga yang ditetapkan dalam satu kemasan Kopi Ijen Anaerobic ini adalah
Rp 12.000. harga ini cukup terjangkau karena sebanding dengan diversifikasi bahan
baku dan kemasan yang dihasilkan serta dari hasil perhitungan BEP yang ingin
mengambil keuntungan sebesar Rp 4.945,53 dari BEP (harga) Rp 7.054,47. Harga
ini masih bisa dijangkau bagi mereka yang berada di lapisan masyarakat menengah
ke atas. Adapun perbandingan harga jual produk pesaing yang memiliki produk
yang sejenis.
22

Tabel 4.6 Perbandingan Harga Jual Produk Pesaing


No Gambar Produk Nama Produk Berat Harga
Bersih (Rp)
1 Otten Coffe 12 gram 16.250
Sumber: Google

2 Tanamera Coffe 12 gram 15.000


Sumber: Google

3 Kopi Celup 12 gram 12.000


Sumber: Google

Sumber: Data Primer (2022)

c. Tempat Distribusi (Place)


Proses produksi dan pemasaran dilakukan di Desa Tapanrejo Kecamatan
Muncar Kabupaten Banyuwangi, menggunakan saluran distribusi secara langsung.
Saluran distibusi langsung artinya distribusi dilakukan secara langsung tanpa
adanya perantara yang menyalurkannya.
d. Promosi (Promotion)
Strategi promosi yang digunakan dalam memasarkan produk pengemasan
kopi Ijen anaerobic ini yaitu dengan cara online dan offline. Pemasaran secara
online ini dilakukan dengan cara pengiklanan pada media social seperti Whatsapp
23

dan Instagram. Kegiatan promosi ini dilakukan dengan upaya untuk


memperkenalkan produk dan menrik minat konsumen untuk membeli produk yang
di pasarkan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pelaksanaan tugas akhir yang
berjudul Analisis Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic di Desa Tapanrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi dapat disimpulkan bahwa:
a. Proses pengemasan Kopi Ijen Anaerobic dilakukan dengan beberapa tahapan
proses pengemasan, diantaranya sebagai berikut: persiapan alat dan bahan,
penimbangan dan pengemasan.
b. Analisis usaha pada Kopi Ijen Anaerobic diperoleh nilai BEP Produksi
sebanyak 48,79 dari jumlah produksi sebanyak 83 kemasan, BEP Harga
sebesar Rp 7.054,47/kemasan dari harga jual Rp 12.000/kemasan, nilai R/C
Ratio sebesar 1,70 dan ROI sebesar 51% dengan dibutuhkan dua kali proses
produksi untuk pengembalian investasi atau total assets. Dari ketiga analisis
usaha tersebut usaha pengemasan Kopi Ijen Anaerobic layak dan
menguntungkan.
c. Bauran pemasaran yang digunakan pada pengemasan Kopi Ijen Anaerobic
menggunakan 4P yaitu product, price, place, dan promotion. Pemasaran
dilakukan menggunakan saluran pemasaran secara langsung kepada
konsumen bisa melalui media sosial berupa whatsapp dan Instagram. Harga
jual yang telah ditetapkan untuk pengemasan Kopi Ijen Anaerobic sebesar Rp
12.000/kemasan merupakan harga yang dapat dijangkau oleh semua
masyarakat dan mampu bersaing dengan produk sejenis.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pelaksanaan tugas akhir yang
berjudul Analisis Usaha Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic dapat diperoleh saran
sebagai berikut:
1. Meningkatkan inovasi terhadap pengemasan Kopi Ijen Anaerobic agar lebih
bervariasi sehingga dapat menarik perhatian konsumen.

24
25

2. Meningkatkan strategi pemasaran dengan lebih banyak lagi dengan


menambah saluran promosi di beberapa market place secara online seperti
Shopee, Tokopedia, Lazada, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Afriliana, A. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Sleman: Deepublish

Asnidar. 2017. Analisis Kelayakan Usaha Home Industry Kerupuk Opak di Desa
Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara.
Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Almuslim. Vol. 1 No. 1:39-47.

Bareca. 2020. Mengungkap Varietas Langka Kopi Gunung Ijen. Jakarta Utara:
Bareca Media.

Coffeland. 2022. Proses Fermentasi Anaerobuc Pada Kopi. Jawa Barat: Coffeland
Indonesia.

International Coffe Organization. 2021. Trade Statistic. New York.

Kasmir. 2011. Kewirausahaan. (edisi revisi). Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Malinda, R. 2018. Analisis Usaha Pengemasan Keripik Pisang Kepok “Pesto” di


Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Jember: Politeknik
Negeri Jember.

Rahmawati. 2017. Analisis Usaha Stick Singkong Aneka Rasa “Masita” di Desa
Glagawero Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Jember: Politeknik Negeri
Jember.

Sefudin, A. 2014. Redefinisi bauran pemasaran (marketing mix) “4P” ke “4C”


(Studi Kasus pada Universitas Indraprasta PGRI). Journal of Applied
Business and Economics. Vol. 1 No. 1: 17–23.

26
27

Sifa, L.S. 2017. Analisis Usaha Sale Pisang Raja di Desa Glagahwero Kecamatan
Panti Kabupaten Jember. Jember: Politeknik Negeri Jember.

Tjahjaningsih, Endang, Soliha. 2015. Manajemen Pemasaran Tinjauan Teoritis


Serta Riset Pemasaran. Semarang: Universitas Stikubank Semarang.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biaya Depresiasi Alat
Perhitungan biya depresiasi peralatan yang diperoleh selama produksi yaitu menggunkan metode garis lurus dengan rumus:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎


Depresiasi = 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

Harga Harga Nilai Umur Depresiasi Depresiasi Deprsisasi


Jumlah
No Keterangan Satuan Perolehan Sisa Ekonomis Tahun Bulan Minggu
(Unit)
(Rp) (Rp) 10% (Tahun) (Rp) (RP) (Rp)
1 Timbangan Digital 1 220.000 220.000 22.000 5 39.600 3.300 825

28
29

Lampiran 2. Perhitungan Modal Usaha pada Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic


No Keterangan Haga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Aktiva Tetap
Peralatan:
Timbangan Digital 220.000
Sendok Plastik 500
Jumlah Aktiva Tetap 220.500
2 Aktiva Lancar
Bahan Produksi :
Kopi Ijen Anaerobic 360.000
Total Bahan Produksi 360.000
Bahan Penunjang :
Pouch Sachet 166.000
Kuota Internet 20.000
Bensin 27.000
Tenaga Kerja 11.196,62
Total Bahan Penunjang 224.196,62
Total Aktiva Lancar 584.196,62
3 Total 804.696,62
30

Lampiran 3. Penentuan Upah untuk Tenaga Kerja Produksi


Penentu Upah untuk Tenaga Kerja dalam Proses Produksi Pengemasan Kopi
Ijen Anaerobic:
UMK Kabupaten Banyuwangi = Rp 2.328.899
1 Bulan = 30 Hari
1 Bulan = 26 Hari Kerja
1 Hari Kerja = 8 Jam
Upah Tenaga Kerja = Rp 2.328.899 : 26 hari
= Rp 89.573,03,-/Hari
Upah Tenaga Kerja per Jam = Rp 89.573,03,-/Hari : 8 Jam
= Rp 11.196,62,-/Jam
Upah Tenaga Kerja = 1 Jam x Rp 11.196,62/Jam
= Rp 11.196,62,-
31

Lampiran 4. Dokumentasi Pemasaran Produk Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic.


32

Lampiran 5. Dokumentasi Promosi Produk Pengemasan Kopi Ijen Anaerobic.

Anda mungkin juga menyukai