Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS USAHA BREEDING DOMBA BATUR DI CV.

DOMBAT KENCANA FARM BATUR, BANJARNEGARA, JAWA


TENGAH

LAPORAN AKHIR

Oleh

Farhan Abrori
C31201572

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
ANALISIS USAHA BREEDING DOMBA BATUR DI CV.
DOMBAT KENCANA FARM BATUR, BANJARNEGARA, JAWA
TENGAH

LAPORAN AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.)
di Program Studi Produksi Ternak
Jurusan Peternakan

oleh

Farhan Abrori
C31201572

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023

ii
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PETERNAKAN

ANALISIS USAHA BREEDING DOMBA BATUR DI CV.


DOMBAT KENCANA FARM BATUR, BANJARNEGARA, JAWA
TENGAH

Farhan Abrori (C31201572)


Telah Diuji Pada Tanggal : 10 Juli 2023
Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Ketua Penguji:

Dr. Niswatin Hasanah, S.Pt., MP.


NRP.D199309072017112

Sekretaris Penguji, Anggota Penguji,

Ir. Erfan Kustiawan, S.Pt., MP., IPM. Theo Mahiseta Syahniar, S.Pt., M.Si.
NIP.197609092002121002 NIP.198706172018032001

Dosen Pembimbing,

Ir. Erfan Kustiawan, S.Pt., MP., IPM.


NIP.197609092002121002

Mengesahkan
Ketua Jurusan Peternakan

Ir. Budi Prasetyo, S.Pt., M.P., IPM.


NIP.197106212001121001

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Farhan Abrori
NIM : C31201572
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam
Laporan Akhir saya yang berjudul “Analisis Usaha Breeding Domba Batur di CV.
Dombat Kencana Farm Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah” merupakan gagasan
dan hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing, dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir laporan akhir ini.

Jember, 10 Juli 2023

Farhan Abrori
C31201572

iv
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Farhan Abrori
NIM : C31201572
Program Studi : Produksi Ternak
Jurusan : Peternakan

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada


UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif
(Non-Exclusive Royalty Free Right) atas Karya Ilmiah berupa Laporan Akhir saya
yang berjudul:

“ ANALISIS USAHA BREEDING DOMBA BATUR DI CV. DOMBAT


KENCANA FARM BATUR, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH ”

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri
Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam bentuk
Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
atau pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Politeknik
Negeri Jember, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas Pelanggaran Hak
Cipta dalam Karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jember
Pada Tanggal : 10 Juli 2023
Yang menyatakan,

Nama : Farhan Abrori


NIM : C31201572

v
MOTTO

“ Tidak Mustahil Bagi Orang Biasa Untuk Menjadi Orang Yang Luar Biasa ”
(Elon Musk)

vi
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :


1. Kedua orang tua saya, serta saudara-saudara saya yang sangat saya cintai,
terimakasih atas semua pengorbanan, doa, perhatian dan kasih sayang yang telah
diberikan hingga saya dapat menyelesaikan studi ini.
2. Teman-teman kontrakan Satu Atap, teman-teman Peci Merah, serta pasangan
saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya.
3. Teman-teman magang, pembimbing lapang, dan pekerja kandang yang
memberikan dukungan dalam pengamatan Tugas Akhir ini.
4. Teman-teman Produksi Ternak angkatan 2020 yang saya sayangi.
5. Almamaterku tercinta Politeknik Negeri Jember.

vii
RINGKASAN

Analisis Usaha Breeding Domba Batur Di CV. Dombat Kencana Farm Batur,
Banjarnegara, Jawa Tengah, Farhan Abrori, C31201572, 41 Halaman, Program
Studi Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember, Ir. Erfan
Kustiawan, S.Pt, M.P., IPM. (Dosen Pembimbing).

Usaha peternakan breeding domba Batur yang dilakukan CV. Dombat Kencana
Farm seluruhnya berorientasi pada pencapaian keuntungan, untuk itu diperlukan
suatu perhitungan dan analisa ekonomi untuk mengetahui biaya produksi,
penerimaan, dan keuntungan pada usaha peternakan breeding domba Batur di CV.
Dombat Kencana Farm.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat keuntungan dan kelayakan
usaha dari usaha breeding domba Batur di CV. Dombat Kencana Farm Batur,
Banjarnegara, Jawa Tengah. Pengamatan ini dilakukan dari tanggal 26 Agustus
sampai 30 November 2022 dengan menggunakan bahan yaitu domba Batur jantan
unggul sebanyak 1 ekor, induk domba Batur unggul sebanyak 16 ekor dan cempe
sebanyak 25 ekor. Metode yang digunakan yaitu metode studi kasus yang menilai
keuntungan dan kelayakan usaha selama 1 kali produksi ( 8 bulan) apakah usaha
tersebut mengalami keuntungan dan layak dikembangkan atau tidak, sehingga perlu
adanya evaluasi. Parameter yang digunakan yaitu biaya produksi yang terdiri dari
biaya variabel dan biaya tetap, penerimaan berasal dari hasil penjualan cempe lepas
sapih yang telah berusia 3 bulan, keuntungan didapatkan dari selisih antara total biaya
produksi dan total penerimaan yang didapat dari hasil penjualan cempe lepas sapih
yang telah berusia 3 bulan, analisis BEP untuk mengetahui titik impas dari usaha
yang dijalankan yang terdiri dari BEP harga dan BEP produk yang terakhir yaitu
analisis R/C untuk mengetahui kelayakan usaha yang dijalankan di CV Dombat
Kencana Farm. Data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel dan dijabarkan secara deskriptif.
Kesimpulan dari pengamatan ini yaitu usaha breeding domba Batur di CV.
Dombat Kencana Farm dengan total biaya produksi yang harus dikeluarkan sebesar
Rp. 45.332.000/periode, Rp. 1.949.881/ekor/periode dan Rp. 13.811.665/ST/periode,
penerimaan sebesar Rp. 87.000.000/periode, Rp. 3.480.000/ekor/periode dan Rp.
48.333.333/ST/periode serta keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.
41.668.000/periode, Rp. 2.451.059/ekor/periode, dan Rp. 17.361.666/ST/periode.
Besar BEP harga Rp. 1.813.280/ekor dan BEP produk 13 ekor. Analisis R/C
diperoleh sebesar 1,9 dengan R/C per-ekor sebesar 1,78 dan R/C per-satuan ternak
sebesar 3,5, breeding domba Batur tersebut telah menguntungkan dan layak untuk
dikembangkan karena menunjukkan nilai R/C Ratio lebih dari 1.

Kata kunci : Analisis usaha, breeding, domba Batur

viii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan Laporan Akhir berjudul “Analisis Usaha Breeding
Domba Batur di CV. Dombat Kencana Farm Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah”
dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis dalam penyelesaian Laporan Akhir ini banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran, maka pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Politeknik Negeri Jember,
2. Ketua Jurusan Peternakan,
3. Koordinator Program Studi Produksi Ternak,
4. Dr. Niswatin Hasanah, S.Pt., M.P., selaku ketua penguji,
5. Ir. Erfan Kustiawan, S.Pt., M.P, IPM., selaku sekretaris penguji sekaligus dosen
pembimbing,
6. Theo Mahiseta Syahniar, S.Pt., M.Si., selaku anggota penguji

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir ini masih kurang sempurna,
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa
mendatang. Semoga Laporan Akhir ini bermanfaat.

Jember, 10 Juli 2023

Farhan Abrori

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................... ................... ..........i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................... ................. ..............iii
SURAT PERNYATAAN MAHASISWA.................................... .................. ............iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ...................................................................... v
MOTTO ...................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vii
RINGKASAN ........................................................................................................... viii
PRAKATA .................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI.................................................................................................................x
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... ....1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4
2.1 Domba Batur ............................................................................................... 4
2.2 Pola Usaha Breeding Domba....................................................................... 6
2.3 Biaya Produksi............................................................................................. 7
2.3.1 Biaya Variabel ............................................................................... 8
2.3.2 Biaya Tetap .................................................................................... 8
2.4 Penerimaan .................................................................................................. 8
2.5 Keuntungan.................................................................................................. 8
2.6 Kelayakan Usaha ......................................................................................... 9

x
2.6.1 Break Even Point (BEP) ................................................................ 9
2.6.2 Revenue Cost Ratio (R/C) ............................................................ 10
BAB 3. METODOLOGI ............................................................................................ 11
3.1 Waktu Dan Tempat.................................................................................... 11
3.2 Alat Dan Bahan ......................................................................................... 11
3.2.1 Alat ............................................................................................... 11
3.2.2 Bahan ........................................................................................... 11
3.3 Prosedur Pelaksanaan ................................................................................ 11
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 12
3.5 Parameter Pengamatan .............................................................................. 12
3.5.1 Biaya Produksi ............................................................................. 12
3.5.2 Penerimaan ................................................................................... 12
3.5.3 Keuntungan .................................................................................. 13
3.5.4 Break Even Point (BEP) .............................................................. 13
3.5.5 Revenue Cost Rasio (R/C)............................................................ 13
3.6 Analisis Data ............................................................................................. 14
BAB 4. PEMBAHASAN ........................................................................................... 15
4.1 Biaya Produksi........................................................................................... 15
4.2 Penerimaan ................................................................................................ 17
4.3 Keuntungan................................................................................................ 18
4.4 Analisis Kelayakan .................................................................................... 19
4.4.1 Break Even Point (BEP) .............................................................. 19
4.4.2 Revenue Cost Ratio (R/C) ............................................................ 20
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 21
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 21
5.2 Saran .......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
LAMPIRAN.................................................................................................................23

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4. 1 Biaya Produksi Breeding Domba Batur CV. Dombat Kencana Farm ....... 15
Tabel 4. 2 Penerimaan Breeding Domba Batur CV. Dombat Kencana Farm ............ 17
Tabel 4. 3 Keuntungan Breeding Domba Batur CV. Dombat Kencana Farm ............ 18
Tabel 4. 4 Nilai BEP Harga Dan BEP Produk ............................................................ 19
Tabel 4. 5 Nilai R/C Ratio .......................................................................................... 20

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Analisa Usaha Breeding Domba Batur ............................. 25


Lampiran 2. Pemberian Pakan.. ................................................................................. 24
Lampiran 3. Biaya Produksi ...................................................................................... 27
Lampiran 4. Recording Kelahiran Cempe ................................................................. 29
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan .......................................................................... 28

xiii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Domba Batur adalah plasma nutfah yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara.
Usaha ternak domba Batur didominasi oleh peternakan rakyat yang bersifat
tradisional dan berfungsi sebagai usaha sampingan. Domba Batur merupakan hasil
persilangan antara domba Merino dengan domba Ekor Tipis, dua jenis ternak unggul
yang secara dominan berkembang biak di daerah dataran tinggi (Prayitno, 2010).
Berdasarkan Keputusan Kementrian Republik Indonesia Nomor
2916/Kpts/OT.140/6/2011 domba Batur telah ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal
Indonesia serta Keputusan Kementrian Republik Indonesia Nomor
352/Kpts/PK.040/6/2015 Kabupaten Banjarnegara telah secara resmi ditetapkan
sebagai wilayah sumber bibit domba Batur, menandakan pentingnya daerah ini dalam
pemeliharaan dan reproduksi domba Batur. Selain itu, ternak domba Batur juga telah
diakui dan ditetapkan sebagai sumber daya genetik (SDG) hewan. Hal ini mengakui
nilai penting dari jenis ternak ini dalam mempertahankan keanekaragaman genetik
dan mendorong upaya konservasi untuk menjaga kelestariannya. Keputusan ini dapat
membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian dan pengembangan
ras domba Batur, serta memperkuat peran Kabupaten Banjarnegara dalam pelestarian
sumber daya genetik hewan di Indonesia.
Breeding domba Batur dikenal sangat menguntungkan di kalangan masyarakat,
karena jangka waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan harga jual domba yang
sangat tinggi. Namun adanya kegiatan usaha breeding domba Batur masih bersifat
sambilan dan belum mengarah pada orientasi profit dan memang menjadi tantangan
bagi pengembangan potensi sumber daya genetik hewan ini. Faktor-faktor seperti
kurangnya perhatian terhadap biaya tenaga kerja yang dicurahkan dan kurangnya
fokus pada mengoptimalkan keuntungan menyebabkan usaha breeding domba Batur
sulit diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga.

1
Umumnya usaha ternak domba Batur banyak dipelihara oleh masyarakat Batur,
Banjarnegara sebagai kegiatan dari pertanian untuk memanfaatkan waktu luang,
dikarenakan usaha pertanian bersifat musiman. Usaha ternak domba Batur belum
menjadi usaha pokok dan masih menjadi penghasilan tambahan, serta menjadi asset
yang sewaktu – waktu dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani.
Usaha peternakan breeding domba Batur CV. Dombat Kencana Farm memiliki skala
usaha lebih besar dari peternak sekitarnya, akan tetapi peternakan juga masih menjadi
penghasilan sampingan dan sektor pertanian menjadi penghasilan utamanya,
meskipun breeding domba Batur CV. Dombat Kencana Farm masih menjadi
penghasilan sampingan, menurut Rozan Sayyid selaku pemilik peternakan
mengatakan bahwa penghasilan breeding domba Batur CV. Dombat Kencana Farm
sangat menguntungkan dan tidak kalah dengan sektor pertanian.
Usaha peternakan breeding domba Batur yang dilakukan CV. Dombat Kencana
Farm seluruhnya berorientasi pada pencapaian keuntungan, untuk itu diperlukan
suatu perhitungan dan analisa ekonomi untuk mengetahui biaya produksi,
penerimaan, dan keuntungan pada usaha peternakan breeding domba Batur CV.
Dombat Kencana Farm.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah struktur biaya produksi, penerimaan dan keuntungan dari
usaha peternakan breeding domba Batur CV. Dombat Kencana Farm ?
2. Bagaimanakah kelayakan usaha peternakan breeding domba Batur CV.
Dombat Kencana Farm ?

2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tingkat keuntungan dari usaha breeding domba Batur CV.
Dombat Kencana Farm.
2. Mengetahui kelayakan usaha breeding ternak domba Batur CV. Dombat
Kencana Farm melalui perhitungan R/C ratio.

1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan informasi dan pertimbangan kepada masyarakat (peternak
kecil) maupun usaha skala perusahaan untuk tertarik mengembangkan usaha
peternakan breeding domba Batur.
2. Sebagai bahan informasi kepada pelaku usaha dalam berwirausaha khususnya
pada komoditas breeding domba.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Domba Batur


Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah
tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
Batur adalah hasil persilangan antara domba lokal, yaitu domba ekor tipis, dengan
domba Merino dari peternakan Tri S Ranch Tapos-Ciawi Bogor. Keturunan domba
ini kemudian diberi nama domba Batur. Diharapkan, dengan kombinasi genetik dari
kedua jenis domba tersebut, domba Batur memiliki karakteristik unggul dan
berkualitas baik, baik dari segi produktivitas maupun kualitas dagingnya (Priyanto
dan Adiati, 2008; Kementerian Pertanian, 2011). Domba Batur telah ditetapkan
sebagai rumpun ternak lokal Indonesia dengan Kabupaten Banjarnegara sebagai
wilayah sumber bibit (Kepmentan No. 352/Kpts/PK.040/6/2015) .
Usaha ternak domba Batur di Kecamatan Batur sebagian besar didominasi oleh
peternakan rakyat dan berfungsi sebagai usaha sampingan (Manik et al., 2015).
Seperti kebanyakan wilayah lain di Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam
penggemukan ternak atau usaha peternakan adalah cara pemeliharaan ternak yang
masih bersifat tradisional dan menggunakan rumput sebagai pakan (Khandari dan
Jahroh, 2017).
Menurut Gayatri dan Handayani (2007), sebagian besar petani di kawasan
Kecamatan Batur menanam tanaman yang menghasilkan limbah yang dapat dijadikan
pakan ternak domba, seperti kentang, wortel, kubis, dan bawang daun. Pendekatan ini
merupakan alternatif bagi peternak untuk memberikan pakan yang lebih bervariasi
dan kaya nutrisi bagi domba Batur mereka. Penggunaan pakan yang beragam dapat
membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas domba Batur, serta berkontribusi
pada peningkatan pendapatan peternak.

4
Namun, perlu diakui bahwa masih ada potensi untuk terus meningkatkan
praktik peternakan domba Batur di Kecamatan Batur. Penerapan teknik pemeliharaan
yang lebih modern, penggunaan pakan komersial yang sesuai, dan peningkatan
manajemen peternakan dapat membantu meningkatkan efisiensi usaha ternak domba
Batur secara keseluruhan. Dengan upaya dan perbaikan yang tepat, diharapkan
potensi dari usaha ternak domba Batur ini dapat lebih optimal dan memberikan
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
Domba Batur memiliki beragam potensi yang dapat dimanfaatkan, antara lain:
a) Potensi sebagai penghasil daging: Domba Batur memiliki pertumbuhan yang
cepat, sehingga pada usia 2 tahun, bobot badan domba jantan dapat mencapai 120 kg,
sedangkan domba betina mencapai 80 kg. Hal ini menjadikan domba Batur sebagai
sumber potensial dalam usaha penggemukan ternak untuk memproduksi daging yang
berkualitas dan berkontribusi pada pangan masyarakat. b) Potensi sebagai penghasil
bulu (wool): Domba Batur juga memiliki bulu (wool) berkualitas yang dapat diolah
dan dikembangkan menjadi produk kerajinan, seperti kain wool, karpet, gantungan
kunci, tikar, boneka, dan souvenir lainnya. Potensi ini memiliki nilai ekonomi tinggi
dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat, serta memperluas pasar
kerajinan lokal. c) Potensi untuk pariwisata: Domba Batur memiliki bentuk tubuh
yang unik, dengan warna bulu dominan putih yang menutupi hampir seluruh
tubuhnya, termasuk bagian mukanya. Selain itu, bentuk tubuhnya yang besar,
cenderung pendek, dengan postur kaki yang kuat, dan tidak memiliki tanduk baik
pada domba jantan maupun betina, membuatnya menarik sebagai daya tarik wisata.
Pengembangan Domba Batur sebagai salah satu atraksi wisata dapat meningkatkan
potensi daerah wisata Pegunungan Dieng. d) Potensi sebagai penyedia pupuk
kandang: Domba Batur juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk kandang yang
bernilai bagi lahan budidaya tanaman pertanian dan perkebunan. Dengan demikian,
keberadaan domba Batur dapat memberikan manfaat ganda sebagai ternak penghasil
daging, penghasil produk bulu berkualitas, daya tarik wisata, dan penyedia pupuk
organik untuk sektor pertanian dan perkebunan. Dengan memanfaatkan potensi-

5
potensi ini secara optimal, diharapkan pengembangan dan pemeliharaan domba Batur
dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat di wilayah Kecamatan Batur dan sekitarnya (Dinas Pertanian Perikanan
dan Peternakan Banjarnegara, 2014).

2.2 Pola Usaha Breeding Domba


Ternak domba telah menjadi bagian dari perkembangan usaha di Indonesia
sejak lama. Salah satu jenis usaha ternak domba yang umum adalah usaha
pembibitan. Pembibitan merupakan upaya untuk menghasilkan bibit domba
berkualitas. Pentingnya bibit domba yang baik sangat mempengaruhi kesuksesan
usaha ternak domba secara keseluruhan (Hasdi, 2012).
Bibit merupakan faktor penting dalam mendukung usaha pembiakan domba,
pembibitan pada ternak domba khusunya breeding sebaiknya menggunakan bakalan
yang baik dan bagus, tujuannya ialah hasil atau anakan yang dihasilkan mempunyai
bibit yang unggul serta nantinya bisa menjadi nilai ekonomis yang tinggi dan dapat
menguntungkan peternak itu sendiri.
Menurut Mulyono (2005), terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
calon induk domba untuk memastikan kualitasnya dalam usaha ternak domba. Syarat-
syarat tersebut antara lain yaitu : a) Ukuran badan yang besar namun tidak terlalu
gemuk: induk domba yang ideal memiliki ukuran badan yang proporsional dengan
bobot yang memadai, sehingga dapat menghasilkan keturunan yang kuat dan sehat. b)
Bentuk tubuh yang kompak: induk domba yang memiliki bentuk tubuh yang kompak
cenderung memiliki tingkat efisiensi pakan yang lebih baik, sehingga pertumbuhan
dan produksi dapat optimal. c) Dada dalam dan lebar: bentuk dada yang dalam dan
lebar menunjukkan kapasitas paru-paru yang lebih besar, yang akan mendukung
performa reproduksi dan produktivitas yang baik. d) Garis punggung dan pinggang
lurus: garis punggung dan pinggang yang lurus menandakan bahwa domba tersebut
memiliki struktur tulang yang baik dan dapat bergerak dengan seimbang. e) Bulu
bersih dan mengkilap: Kualitas bulu yang bersih dan mengkilap mencerminkan

6
kondisi kesehatan domba dan juga dapat menambah nilai estetika. f) Keempat kaki
lurus dan kokoh: kaki yang lurus dan kokoh penting untuk mobilitas dan
keseimbangan domba, serta menghindari masalah kesehatan pada kaki. g) Tumit
tinggi: domba dengan tumit tinggi cenderung memiliki sistem kaki yang lebih baik,
yang akan berdampak pada kesehatan dan produktivitasnya. h) Tidak ada cacat pada
tubuhnya: calon induk domba sebaiknya tidak memiliki cacat fisik yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup dan reproduksi. i) Bentuk dan ukuran alat kelamin
normal: alat kelamin yang normal menandakan bahwa domba tersebut siap untuk
melakukan reproduksi secara efisien. j) Umur lebih dari 1 tahun: umur lebih dari 1
tahun menunjukkan bahwa calon induk domba telah mencapai kematangan seksual
yang cukup. k) Jumlah gigi yang lengkap: domba yang memiliki jumlah gigi yang
lengkap menunjukkan bahwa kesehatannya baik dan dapat mencerna pakan dengan
baik.
Usaha pembiakan (breeding) ternak memiliki keunggulan yaitu pejantan dan
induk ternak dapat menjadi aset karena usaha pembiakan dapat dilakukan dalam
waktu yang cukup panjang dengan pejantan dan indukan yang sama. Sejalan dengan
pendapat Tawaf (2018) bahwa usaha penggemukan dilakukan dalam jangka waktu
empat bulan/periode, sedangkan usaha pembiakan dilakukan dalam waktu yang
cukup panjang (5-7 tahun/ periode)

2.3 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk
melaksanakan proses produksi. Biaya produksi (production cost) mencakup semua
biaya yang timbul selama pembuatan suatu produk atau penyediaan suatu jasa
(Ardiyos, 2010).
Perhitungan total biaya produksi dapat diketahui dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
TC = FC + VC
Keterangan :

7
TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan


investasi dapat berasal dari sumber modal sendiri, modal pinjaman, atau kombinasi
keduanya. Biaya dalam investasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu biaya
tetap dan biaya variabel.

2.3.1 Biaya Variabel


Biaya variabel adalah biaya yang berubah sejalan dengan perubahan output atau
hasil produksi. Jumlah biaya variabel akan meningkat jika produksi meningkat dan
sebaliknya, biaya ini sangat tergantung pada tingkat produksi (Kasmir, 2010).

2.3.2 Biaya Tetap


Biaya tetap adalah biaya yang tetap dan tidak berubah meskipun output atau
hasil produksi berubah, dengan kata lain biaya tetap tidak dipengaruhi oleh tingkat
produksi atau volume penjualan (Kasmir, 2010).

2.4 Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan output.
Penerimaan ini dapat dihitung dengan mengalikan total hasil produksi dengan harga
satuan (Tumober, Makalew, Salendu, dan Endoh, 2014).
Perhitungan penerimaan dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut :
TR = Q x P
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Total Revenue)
Q = Jumlah produk yang dihasilkan (Quantity).
P = Harga satuan (Price)

2.5 Keuntungan
Soemarso (2004) menyatakan bahwa laba adalah perbedaan positif antara
pendapatan dan beban yang terkait dengan usaha selama periode tertentu, yang terjadi

8
selama proses penjualan. Keuntungan diperoleh oleh perusahaan dari selisih antara
penerimaan total dan total pengeluaran (Umar, 2013).
Perhitungan keuntungan dapat diketahui dengan mengggunakan rumus berikut :
µ = TR – TC
Keterangan :
µ = Pendapatan
TR = Penerimaan total (Total Revenue)
TC = Total biaya produksi (Total Cost)

2.6 Kelayakan Usaha


Kelayakan mengacu pada penelitian yang dilakukan secara mendalam dengan
tujuan untuk menentukan apakah suatu usaha yang dijalankan akan memberikan
manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain,
kelayakan mengindikasikan bahwa usaha tersebut akan memberikan keuntungan
finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Arnold,
Nainggolan dan Damanik, 2020).
Untuk mengetahui kelayakan usaha breeding domba Batur di CV. Dombat
Kencana Farm harus mengetahui Break Even Point (BEP) dan Revenue Cost Ratio
(R/C) dari usaha tersebut untuk nantinya bisa ditarik kesimpulan apakah usaha yang
dijalankan layak maupun tidak layak.

2.6.1 Break Even Point (BEP)


BEP adalah kondisi usaha di mana tidak ada keuntungan atau kerugian yang
diperoleh, yang biasa disebut sebagai titik impas (Setiawan dan Tanius, 2003). BEP
dari jangka waktu pelaksanaan sebuah usaha terjadi ketika titik impas (break-even
point) atau TR (Total Revenue) sama dengan TC (Total Cost). Hal ini terjadi ketika
arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi, pemeliharaan,
serta biaya modal lainnya (Sutrisno, 2000).
Perhitungan break even point dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :

9
BEP (produk) =

BEP (harga) =

2.6.2 Revenue Cost Ratio (R/C)


Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya, R/C dapat digunakan untuk mengetahui apakah usaha breeding
domba Batur tersebut layak atau tidak. R/C adalah perbandingan antara penerimaan
total dengan biaya total, yang mencakup biaya variabel dan biaya tetap (Suratiyah,
2015).
Perhitungan Revenue Cost Rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
R/C = Total penerimaan
Total biaya

Kriteria keputusan :
R/C > 1 = Menguntungkan dan layak dijalankan
R/C = 1 = Usaha berada pada titik impas
R/C < 1 = Merugikan dan tidak layak dijalankan

10
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat


Kegiatan dilaksanakan di CV. Dombat Kencana Farm yang berlokasi di Desa
Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah mulai
tanggal 26 Agustus sampai 30 November 2022. Berada di ketinggian 1.663 meter di
atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata sekitar 18°C dan curah hujan mencapai 84
mm per tahun, lingkungan ini sangat cocok untuk mengembangkan domba yang
memiliki bulu/wool.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :

3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan antara lain yaitu alat tulis berupa buku dan pulpen
serta alat pelengkap lainnya

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu domba. Domba yang digunakan dalam breeding
yaitu domba Batur jantan unggul sebanyak 1 ekor dan induk domba Batur unggul
sebanyak 16 ekor serta cempe 25 ekor. CV. Dombat Kencana Farm menggunakan
pejantan dan betina unggul yang bertujuan menghasilkan bibit atau anakan yang
unggul.

3.3 Prosedur Pelaksanaan


Prosedur pelaksanaan yang digunakan adalah metode studi kasus yang menilai
keuntungan dan kelayakan usaha selama 1 kali periode produksi ( 8 bulan), apakah
usaha tersebut mengalami keuntungan dan layak dikembangkan atau tidak sehingga
perlu adanya evaluasi.
Metode studi kasus (case study) adalah pendekatan penelitian yang fokus pada
subyek tertentu yang terkait dengan fase spesifik atau karakteristik yang unik, serta

11
keseluruhan personalitasnya. Studi kasus ini melibatkan analisis yang intensif dan
mendalam terhadap objek tertentu, mempelajarinya sebagai suatu kasus (Wirartha,
2006).

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yaitu diperoleh dengan cara observasi dan
wawancara langsung dengan anak kandang serta pemilik peternakan CV. Dombat
Kencana Farm dan didukung dengan data recording.

3.5 Parameter Pengamatan

3.5.1 Biaya Produksi


Biaya produksi mencakup semua pengeluaran yang terjadi selama proses
produksi dalam usaha breeding domba Batur, termasuk biaya tetap maupun biaya
tidak tetap. Perhitungan biaya produksi dapat diketahui dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
TC= FC + VC
Keterangan :
TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC =Biaya Variabel (Variable Cost)
3.5.2 Penerimaan
Penerimaan adalah hasil dari proses produksi yang terjadi selama periode waktu
tertentu. Penerimaan dari usaha breeding domba Batur diperoleh dari penjualan
cempe yang telah berusia 3 bulan. Perhitungan penerimaan dapat diketahui dengan
menggunakan rumus berikut :
TR = Q x P
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Total Revenue)
Q = Jumlah produk yang dihasilkan (Quantity).
P = Harga satuan (Price)

12
3.5.3 Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih total penerimaan usaha breeding domba Batur
dengan biaya produksi usaha breeding domba Batur. Perhitungan keuntungan dapat
diketahui dengan mengggunakan rumus berikut :
µ = TR – TC
Keterangan :
µ = Pendapatan
TR = Penerimaan total (Total Revenue)
TC = Total biaya produksi (Total Cost)

3.5.4 Break Even Point (BEP)


Break Even Point (BEP) merupakan keadaan dimana dalam usaha breeding
domba Batur tidak memperoleh laba/keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian.
Perhitungan break even point dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

BEP (produk) =

BEP (harga) =

3.5.5 Revenue Cost Rasio (R/C)


Revenue Cost Rasio (R/C) merupakan perbandingan total penerimaan dengan
total biaya produksi. Perhitungan Revenue Cost Rasio dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :

R/C = Total penerimaan


Total biaya

Kriteria keputusan :
R/C > 1 = Menguntungkan dan layak dijalankan
R/C = 1 = Usaha berada pada titik impas
R/C < 1 = Merugikan dan tidak layak dijalankan

13
3.6 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan usaha peternakan
breeding domba Batur, termasuk biaya total produksi, penerimaan, keuntungan, dan
kelayakan usaha. Metode ini melibatkan penjelasan dan penggunaan rumus yang
sesuai dengan tujuan pengamatan untuk memberikan gambaran yang realistis
berdasarkan data yang diperoleh dalam pengamatan.
Dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, data yang telah dikumpulkan akan
diolah dan diinterpretasikan secara statistik. Berbagai rumus dan analisis statistik
akan digunakan untuk menggambarkan dan mengelompokkan data, serta
mengidentifikasi pola atau tren yang relevan. Hasil dari analisis ini akan memberikan
gambaran yang jelas dan komprehensif tentang kondisi usaha peternakan breeding
domba Batur, termasuk bagaimana biaya produksi mempengaruhi penerimaan dan
keuntungan.
Dengan demikian, analisis deskriptif kuantitatif memberikan wawasan yang
mendalam tentang keberhasilan dan kelayakan usaha peternakan ini berdasarkan
fakta-fakta yang terukur secara numerik. Hal ini memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih baik dan dapat membantu meningkatkan efisiensi serta potensi
pertumbuhan usaha peternakan breeding domba Batur di masa depan.

14
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Biaya Produksi


Biaya yang dipakai pada usaha breeding domba Batur CV. Dombat Kencana
Farm selama 1 kali periode produksi (8 bulan) berupa biaya tetap dan biaya variabel
(tidak tetap). Biaya tetap berupa penyusutan kandang dan penyusutan peralatan
kandang, biaya variabel berupa biaya pakan, tenaga kerja, obat-obatan, biaya
transportasi dan biaya listrik, hal ini sesuai dengan pendapat Kasmir (2003) bahwa
biaya dapat digolongkan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost). Total biaya produksi pada usaha breeding domba Batur CV. Dombat
Kencana Farm selama 1 kali periode produksi (8 bulan), dengan menggunakan 16
ekor induk dan 1 ekor pejantan dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4. 1 Biaya Produksi Breeding Domba Batur CV. Dombat Kencana Farm
selama 1 kali periode produksi (8 bulan)
Biaya per-ekor Biaya per-satuan Biaya total Persen
Keterangan ternak (2,4 ST)
Rp/ekor/periode Rp/ST/periode Rp/periode %
Biaya Variabel
Pakan hijauan odot 1.122.353 7.950.000 19.080.000 57,5
Kangkung kering 269.294 1.907.500 4.578.000 14
Obat – obatan 191.176 1.354.166 3.250.000 9,8
dan vitamin
Listrik 70.588 500.000 1.200.000 3,6
Upah pekerja 61.176 433.333 1.040.000 3,1
BBM 235.294 1.666.666 4.000.000 12
Sub – Total 1.949.881 13.811.665 33.148.000 100%
Biaya Tetap
Penyusutan kandang 4.000.000 33
Penyusutan peralatan 8.184.000 67
Kandang
Sub – Total 12.184.000 100%
Total Biaya Produksi 45.332.000

15
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat total biaya produksi sebesar Rp. 45.332.000
dengan biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp. 33.148.000. Biaya variabel pada
usaha breeding domba Batur meliputi biaya pakan hijauan odot per-ekor sebesar Rp.
1.122.353 dengan biaya per-satuan ternak sebesar Rp. 7.950.000 dan total biaya
pakan hijauan odot sebesar Rp. 19.080.000, biaya pakan kangkung kering per-ekor
sebesar Rp. 269.294 dengan biaya per-satuan ternak sebesar Rp. 1.907.500 dan total
biaya pakan kangkung kering sebesar Rp. 4.578.000, biaya obat-obatan dan vitamin
per-ekor sebesar Rp. 191.176 dengan biaya per-satuan ternak sebesar Rp. 1.354.166
dan total biaya obat-obatan dan vitamin 3.250.000, biaya listrik per-ekor sebesar Rp.
70.588 dengan biaya per-satuan ternak sebesar Rp. 500.000 dan total biaya listrik
sebesar Rp. 1.200.000, biaya upah pekerja per-ekor sebesar Rp. 61.176 dengan biaya
per-satuan ternak sebesar Rp. 433.333 dan total biaya upah pekerja sebesar Rp.
1.040.000, biaya BBM per-ekor sebesar Rp. 235.294 dengan biaya per-satuan ternak
sebesar Rp. 1.666.666 dan total biaya BBM sebesar Rp. 4.000.000. Biaya variabel
tertinggi pada biaya pakan hijauan dengan persentase sebesar 57,5% dengan nilai Rp.
19.080.000, tingginya biaya pakan hijauan dikarenakan pemberian pakan CV.
Dombat Kencana Farm masih menggunakan hijauan sebagai pakan utamanya dengan
persentase sebesar 96% dan kangkung kering hanya sebesar 4%.
Biaya tetap sebesar Rp. 12.184.000 yang terdiri dari biaya penyusutan kandang
sebesar Rp. 4.000.000 dan biaya peralatan kandang sebesar Rp. 8.184.000. Nilai dari
penyusutan bangunan didapatkan dari nilai bangunan dibagi dengan masa manfaat
bangunan tersebut daan nilai penyusutan peralatan kandang diperoleh dari nilai
pengadaan dibagi dengan umur ekonomis benda tersebut , hal ini sesuai dengan
pendapat Pakage (2008) bahwa penyusutan peralatan, yaitu nilai pengadaan yang
dibandingkan dengan umur pakai peralatan dalam tahun.
Secara umum biaya produksi tertinggi dalam usaha breeding domba Batur
adalah pada pakan yaitu mencapai 71,5%. Persentase ini terdiri dari pakan hijauan
sebesar 57,5% dan kangkung kering sebesar 14%, serta persentase yang lain seperti
obat-obatan, listrik, upah pekerja, BBM, serta biaya penyusutan kandang dan

16
penyusutan peralatan peralatan kandang. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, yang menyatakan bahwa biaya
pakan ternak ruminansia seperti domba di Indonesia berkisar antara 40-75% dari total
biaya operasional peternakan.

4.2 Penerimaan
Usaha peternakan CV. Dombat Kencana Farm memperoleh penerimaan hasil
dari penjualan cempe yang telah berusia 3 bulan . Besarnya penerimaan pada usaha
breeding domba Batur CV. Dombat Kencana Farm bisa dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4. 2 Penerimaan Breeding Domba Batur CV. Dombat Kencana Farm


Jumlah Cempe Total Penerimaan
Keterangan
Ekor Rp
Cempe Jantan 12 48.000.000
Cempe Betina 13 39.000.000
Total Penerimaan 87.000.000
Rata – rata per-ekor 3.480.000
Rata – rata per-satuan ternak 48.333.333

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat total penerimaan sebesar Rp. 87.000.000 dalam
bentuk penjualan cempe lepas sapih yang berumur 3 bulan. Harga jual cempe jantan
lepas sapih yaitu sebesar Rp. 4.000.000 sehingga penerimaan dari penjualan cempe
jantan lepas sapih mencapai Rp. 48.000.000 dan harga jual cempe betina lepas sapih
sebesar Rp. 3.000.000 dengan penerimaan dari penjualan cempe betina lepas sapih
mencapai Rp. 39.000.000. Jika di rata - rata penerimaan dari hasil penjualan cempe
lepas sapih per-ekor sebesar Rp. 3.480.000 dan per-satuan ternak sebesar Rp.
48.333.333. Besarnya pemberian harga tersebut diperhitungkan dengan kualitas
cempe yang unggul dan permintaan pasar yang banyak dengan ketersediaan cempe
yang terbatas.
Keseluruhan penerimaan berasal dari hasil penjualan cempe, karena memang
tujuan utama dari usaha breeding domba adalah untuk menghasilkan anakan atau

17
cempe, hal ini sependapat dengan pernyataan Sudibyo (2023) yang menyatakan
bahwa program pemeliharaan breeding adalah usaha pemeliharaan ternak dengan
cara mengembang biakan hewan ternak dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan
dan memenuhi kebutuhan bakalan.

4.3 Keuntungan
Keuntungan usaha peternakan dipengaruhi oleh jumlah penerimaan dan total
biaya produksi. Keuntungan usaha breeding domba Batur CV. Dombat Kencana
Farm dihitung dari selisih jumlah penerimaan dengan total biaya produksi.
Keuntungan yang diperoleh pada usaha breeding domba Batur CV. Dombat Kencana
Farm bisa dilihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4. 3 Keuntungan Breeding Domba Batur CV. Dombat Kencana Farm


No Jumlah
Keterangan
Rp
1 Total Penerimaan 87.000.000
2 Total Biaya Produksi 45.332.000
Total keuntungan 41.668.000
Rata – rata per-ekor 2.451.059
Rata – rata per-satuan ternak 17.361.666

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat total keuntungan sebesar Rp. 41.668.000 yang
diperoleh dari selisih total penerimaan dengan biaya produksi yang terdiri dari
penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel, dengan keuntungan rata-rata per-ekor
sebesar Rp. 2.451.059 dan per-satuan ternak sebesar Rp. 17.361.666 . Keuntungan ini
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya tentang analisis
usaha breeding domba Batur yang dilakukan oleh Manik., et al., (2015) bahwa
pendapatan bersih Rp. 6.994.654,17/tahun dengan pemeliharaan selama satu tahun
dengan jenis domba yang sama. Perbedaan keuntungan yang jauh ini dikarenakan
pada penelitian Manik., et al., (2015) sistem pemeliharaannya masih menggunakan

18
sistem pemeliharaan tradisional dan tidak berorientasi pada keuntungan, melainkan
hanya sebagai tabungan saja.
Keuntungan dalam usaha breeding domba Batur dapat dianggap
menguntungkan jika pendapatannya melebihi biaya produksi yang dikeluarkan. Besar
kecilnya keuntungan ini menjadi ukuran dalam mengelola usaha yang sedang
berjalan. Menurut Riyanto (2001) keuntungan atau laba merupakan jumlah rupiah
yang diperoleh dari pendapatan bersih suatu usaha selama periode tertentu, dihitung
dengan membandingkan keuntungan dengan modal yang diinvestasikan.

4.4 Analisis Kelayakan

4.4.1 Break Even Point (BEP)


BEP adalah analisis untuk mengetahui titik impas dalam suatu usaha, keadaan
dimana pendapatan dan biaya yang yang dikeluarkan adalah sama, sehingga usaha
tersebut tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian. BEP terdiri
dari BEP harga dan BEP produksi. BEP harga diperoleh dengan cara membagi total
biaya produksi dengan hasil produksi, sedangkan BEP produk diperoleh dengan cara
membagi total biaya produksi dengan harga jual per domba. Perhitungan BEP harga
dan BEP produksi CV. Dombat Kencana Farm bisa dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4. 4 Nilai BEP Harga Dan BEP Produk


BEP Harga (Rp/ekor) BEP Produk (Ekor)
1.813.280 13

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa harga jual yang ditetapkan agar
tidak mengalami kerugian minimal diatas BEP harga adalah Rp. 1.813.280/ekor. BEP
produk yang harus dihasilkan agar mencapai titik impas yaitu 13 ekor, artinya usaha
breeding domba Batur berada diatas titik impas sehingga akan memperoleh
keuntungan. Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa BEP adalah suatu cara usaha untuk
mengetahui minimal volume penjualan agar tidak mengalami rugi dan untung dengan
kata lain labanya masih nol.

19
4.4.2 Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan analisis untuk mengetahui apakah usaha
breeding domba Batur tersebut layak atau tidak. R/C diperoleh dari perbandingan
antara total penerimaan dengan total biaya, Perhitungan R/C CV. Dombat Kencana
Farm bisa dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4. 5 Nilai R/C Ratio


Uraian Jumlah
Total Penerimaan 87.000.000
Penerimaan Per-ekor 3.480.000
Penerimaan Per-satuan Ternak 48.333.333
Total Biaya Produksi 45.332.000
Biaya Produksi Per-ekor 1.949.881
Biaya Produksi Per-satuan Ternak 13.811.665
R/C Ratio 1,9
R/C Ratio per-ekor 1,78
R/C Ratio per-satuan ternak 3,5

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat nilai perhitungan R/C Ratio sebesar 1,9 dengan
R/C per-ekor sebesar 1,78 dan per-satuan ternak sebesar 3,5 , menunjukkan R/C ratio
lebih besar dari 1 (>1), maka penerimaan yang diterima lebih besar dibandingkan
dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
bahwa usaha breeding domba Batur dengan jumlah betina 16 ekor dan pejantan 1
ekor yang dilakukan di CV. Dombat Kencana Farm layak dikembangkan karena nilai
R/C ratio di atas 1.
Hal ini sesuai dengan pendapat Supartama, Antara, & Rauf (2013) bahwa
apabila R/C ratio > 1 maka usaha tersebut telah menguntungkan, sebaliknya R/C < 1
maka usaha tersebut menderita rugi, sedangkan apabila R/C ratio = 1 maka usaha
tersebut dikatakan impas/balik modal.

20
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama 1 kali produksi (8 bulan)
dapat disimpulkan bahwa usaha breeding domba Batur di CV. Dombat Kencana
Farm dengan total biaya produksi yang harus dikeluarkan sebesar Rp.
45.332.000/periode, Rp. 1.949.881/ekor/periode dan Rp. 13.811.665/ST/periode,
penerimaan sebesar Rp. 87.000.000/periode, Rp. 3.480.000/ekor/periode dan Rp.
48.333.333/ST/periode serta keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.
41.668.000/periode, Rp. 2.451.059/ekor/periode, dan Rp. 17.361.666/ST/periode.
Besar BEP harga Rp. 1.813.280/ekor dan BEP produk 13 ekor. Analisis R/C
diperoleh sebesar 1,9 dengan R/C per-ekor sebesar 1,78 dan R/C per-satuan ternak
sebesar 3,5, breeding domba Batur tersebut telah menguntungkan dan layak untuk
dikembangkan karena menunjukkan nilai R/C Ratio lebih dari 1.

5.2 Saran
Pertahankan R/C Ratio dan meningkatkan produksi dengan cara memilih
indukan dengan rasio kelahiran kembar serta meningkatkan pemasaran dengan cara
memaksimalkan pemasaran melalui sosial media yang ada, agar keuntungan yang
didapatkan semakin besar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Akhsan, F. (2022). Optimasi Pemanfaatan Protein Pakan Pada Ternak Kambing.


Media Sains Indonesia, 2022.

Ardiyos. (2010). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full
Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Pada CV Salwa Meubel. In
Kamus Besar Akuntansi : Citra Hana Prima Komara, Bintang dan Ade,
Sudarma (9th ed., pp.18–29). Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Arnold, Putri Wahyuni, Pinondang Nainggolan, Dan Darwin Damanik. (2020).


"Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Industri Kecil
Tempe di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Siantar Sitalasari." Jurnal
Ekuilnomi 2(1) : 29-39.

Badan Pusat Statistika Indonesia. (2018). Peternakan Dan Perikanan Indonesia.


https://www.bps.go.id/publication/2020/10/01/c5b6f5db6c821b6a62674d44/
statistik-peternakan-dan-perikanan-indonesia-2018.html. [1 Mei 2023].

Dierektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan [Ditjen PKH]. (2019).


Statistik peternakan dan kesehatan hewan. Jakarta, Kementerian Pertanian.

Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Banjarnegara, (2014). Proposal pengajuan


wilayah sumber bibit.

Gayatri, S., Dan Handayani, M. (2007) .Peranan Domba Batur Dalam Meningkatkan
Pendapatan Keluarga Di DesaBatur Kabupaten Banjarnegara. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner. Semarang (ID):Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro.

Hasdi AA. (2012). Strategi Pengembangan Usaha Pembibitan Domba (Studi


Kasus pada Peternakan Tawakkal, Desa Cimande, Kecamatan Caringin,
Kabupaten Bogor).

Kasmir dan Jakfar. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Kasmir, J. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media: Bogor.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

22
Kementerian Pertanian. (2015). Keputusan Menteri Pertanian
No.353/Kpts/pk.040/6/2015 tentang penetapan Kab. Banjarnegara sebagai
wilayah sumber bibit.

Kementrian Pertanian. (2011). Penetapan Rumpun Domba Batur Nomor


2916/Kpts/OT.140/6/2011.Kementrian Pertanian.

Khandari, SM dan S. Jahroh. (2015). Kelayakan Usaha Ternak Domba dengan


Introduksi Pakan Silase Daun Singkong (Kasus di Desa Petir, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor). Forum Agribisnis. Vol 5(2). Hal. 213-224.

Manik, Suryani Br, Siswanto Imam Santosa, and Wulan Sumekar. (2015).
"ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA BATUR DI
KABUPATEN BANJARNEGARA." Jurnal Litbang Provinsi Jawa
Tengah 13(1) : 57-66.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, edisi


ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Noviani, F., Sutopo Sutopo, and E. Kurnianto. (2013). "Hubungan genetik antara
domba Wonosobo (Dombos), domba Ekor Tipis (DET) dan domba Batur
(Dombat) melalui analisis polimorfisme protein darah." Sains Peternakan:
Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan 11(1) : 1-9.

Pakage, S. (2008). Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang.Jurnal


Ilmu Peternakan. 3(2) : 51- 57.

Prayitno. (2010). Analisis Genetik dan Kekerabatan Domba Batur dengan Domba
Lokal dan Merino Menggunakan Marker RAP-DNA. Laporan Penelitian
Hibah Doktor. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Priyanto, D dan U. Adiati. (2008). Analisis Faktor-Faktor Usaha Ternak Domba


dalam Mendukung Pola Diversifikasi Usahatani di Pedesaan. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbangnak. Bogor.

Riyanto. B. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ke Empat. BBPE:


Yogyakarta.

Setiawan, T dan A. Tanius. (2005). Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa Edisi
1. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soemarso, S., R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu. Edisi Lima: Jakarta.

23
Sudibyo, Muhammad Rendy Ardiansyah. (2023). "Pemeliharaan Domba Breeding Di
Harjo Lestari Farm Kabupaten Jember."

Supartama, M., M. Antara, dan R. A. Rauf. (2013). Analisis Pendapatan dan


Kelayakan Usaha Tani Padi Sawah di Subak Baturiti Desa Balinggi
Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Agrotekbis. 1(2) :166-172.

Suratiyah. (2015). Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutrisno. (2000). Manajemen Keuangan. Ekonomi Bisnis. Ekonisia: Yogyakarta.

Tawaf, R. (2018). "Analisis Usaha Pembiakan Sapi Potong Pada Pola Kemitraan
Antara Korporasi Dengan Peternak Rakyat." Sosiohumaniora 20(1) : 45-56.

Tumober, J., Ch., Makalew, A., Salendu, A.H.S., dan Endoh, E.K.M. (2014). Analisis
Keuntungan Pemeliharaan Ternak Sapi Di Kecamatan Suluun Tareran
Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Zootek. 34(2) : 18-26.

Umar H. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Analisa Usaha Breeding Domba Batur

Analisa usaha breeding domba Batur di CV. Dombat Kencana Farm


diantarnya :
1) Jumlah jantan dan induk domba : 1 ekor jantan dan 16 ekor betina
2) Jumlah cempe yang dihasilkan : 25 ekor, dengan jenis kelamin jantan 12 ekor
dan betina 13 ekor
3) Harga jual cempe : Rp. 4.000.000 cempe jantan dan Rp. 3.000.000
cempe betina
4) Total biaya produksi : Biaya variabel + biaya tetap
: Rp. 33.148.000+ Rp. 12.184.000
: Rp. 45.332.000
5) Total penerimaan : Hasil penjualan cempe jantan + hasil penjualan
cempe betina
: Rp. 48.000.000 + Rp. 39.000.000
: Rp. 87.000.000
6) Total Keuntungan : Total penerimaan – total biaya produksi
: Rp. 87.000.000 - Rp. 45.332.000
: Rp. 41.668.000

7) BEP harga :

: Rp. 45.332.000
17 ekor
: Rp. 2.666.588
Usaha breeding domba Batur yang dijalankan dengan total produksi yang
diperoleh 25 ekor cempe berada di titik impas harga Rp. 2.666.588/ekor

25
BEP Produk :

: Rp. 45.332.000
Rp. 3.480.000
: 13 ekor
Usaha breeding domba Batur yang dijalankan dengan rata rata harga
penjualan Rp. 3.480.000 berada di titik impas jika menghasilkan produk cempe
sebanyak 13 ekor

8) R/C Ratio :

: Rp. 87.000.000
Rp. 45.332.000
: 1,9
Artinya setiap pengeluaran modal usaha sebesar Rp. 1, maka akan memperoleh
keuntungan sebesar Rp. 1,9 .

Lampiran 2 Pemberian Pakan


Pemberian Hijauan 15% Dari Bobot Badan Domba
Jenis Jumlah Bobot Total Total Lama Total Pemberian
Bobot Pemberian Pemeliharaan (Kg/8 bulan)
(Ekor) (Kg/ekor) (Kg) (Kg/hari) (Bulan)
Pejantan 1 100 100 15 8 (240 hari) 3.600
Indukan 16 60 960 144 8 (240 hari) 34.560
Total 38.160

26
Pemberian Kangkung Kering 0,6 % Dari Bobot Badan Domba
Jenis Jumlah Bobot Total Jumlah Lama Total
Bobot Pemberian Pemeliharaan Pemberian
(Ekor) (Kg/ekor) (Kg) (Kg/hari) (Bulan) (Kg/8 bulan)
Pejantan 1 100 100 0,6 8 (240 hari) 144
Indukan 16 60 960 5,76 8 (240 hari) 1.382
Total 1.526

Lampiran 3 Biaya Produksi


Biaya Variabel

Keterangan Harga (Rp) Jumlah Total Harga (Rp)


Pakan hijauan 500/kg 38.160 kg/8 19.080.000
bulan
Kangkung kering 3.000/kg 1.526 kg/8 bulan 4.578.000
Upah pekerja 65.000/orang 2 orang/8 bulan 1.040.000
Obat cacing albenol 300.000/botol 3 900.000
Vitamin B plex 20.000/botol 15 300.000
100ml
Gusanex 150.000/botol 8 1.200.000
Cardiofit 170.000/botol 5 850.000
BBM 10.000/liter 50 Liter/8 bulan 4.000.000
Listrik 150.000/bulan 8 bulan 1.200.000
Total 33.148.000

27
Biaya Tetap
Keterangan Harga Awal Harga Masa Nilai Nilai Penyusutan
Akhir Manfaat Penyusutan 8 bulan
(Rp) (Rp) (Tahun) Perbulan (Rp) (Rp)
Kandang 120.000.000 20 500.000 4.000.000
Mobil 200.000.000 50.000.000 15 833.000 6.664.000
Arko 500.000 0 3 13.000 104.000
Choper 7.000.000 1.000.000 3 166.000 1.328.000
rumput
Ember 2 80.000 0 2 3.000 24.000
Arit 2 200.000 0 2 8.000 64.000
Total 1.523.000 12.184.000

28
Lampiran 4 Recording Kelahiran Cempe

No Tanggal Jumlah Jenis Kelamin


Induk
1 27 Agustus 2 Jantan , Betina
2 30 Agustus 2 Jantan, jantan
3 5 September 1 Jantan
4 16 September 2 Jantan, Betina
5 25 September 2 Jantan, Betina
6 2 oktober 1 Betina
7 8 oktober 2 Betina, Betina
8 13 oktober 2 Jantan, Betina
9 23 oktober 1 Betina
10 25 oktober 2 Jantan, jantan
11 9 November 1 Jantan
12 10 November 2 Betina, Betina
13 16 November 1 Betina
14 16 November 2 Jantan, Betina
15 24 November 1 Jantan
16 27 November 1 Betina
Total 25

29
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pembersihan lantai kandang Gambar 2. Penimbangan Pakan

Gambar 3. Pencukuran bulu domba Gambar 4. Pembersihan sisa pakan

28

Anda mungkin juga menyukai