Anda di halaman 1dari 1

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan

kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia
yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap,
dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan
massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing masing komponen
akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton
(Stephani, 2009).
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya. Tujuan secara khusus yaitu
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai
perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap diatas cairan adalah tekanan atmosfir
(titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada atmosfir yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi. Suhu ini adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena
kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali
cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa- senyawa yang
ada dalam campuran homogen tersebut (Syukri, 2007). Perbedaan titik didih zat yang dipisahkan sangat
mempengaruhi hasil yang akan didapatkan. Karena apabila titik didih zat campuran itu mempunyai jarak
yang sangat dekat maka dalam pemanasan di khawatirkan zat yang tidak diinginkan juga ikut menguap
karena titik didihnya hampIr sama sehingga distilasi harus dilakukan secara berulang atau bertingkat
(Stephani, 2009)
Komponen zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati
kondensor yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga terkondensasi sehingga dapat ditampung
di labu destilat. Destilat pada proses destilasi ini ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan
karena diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut, setelah sampel pada labu
destilasi/labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang.
Kondisi naiknya suhu ini berarti proses destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah
destilat murni. Ujung termometer harus tepat berada di persimpangan yang menuju ke kondensor agar suhu
yang teramati adalah benar-benar suhu uap senyawa yang diamati (Ibrahim, 2013).

GRAFIK PERCOBAAN

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa tetesan pertama destilat memakan waktu 1 menit
dengan suhu 30°C hal ini tidak sesuai dengan titik didih methanol yaitu 64.7°C hal itu diakibatkan karena
terjadi kecerobohan pada percobaan ini, kami tidak membersihkan alat destilasi yang sudah di gunakan
oleh kelompok sebelumnya yang menyebabkan sisa percobaaanya sebelumnya masih ada.
Dari tetesan pertama dengan tetesan kedua membutuhkan waktu yang lama. Setelah memakan
waktu 15 menit dengan suhu 63°C kami mendapatkan tetesan kedua setelah itu hanya dalam 1 menit
volume destilat dapat terkumpul 1 ml dalam suhu 70°C.
Pada hasil selanjutnya volume 5 mL yaitu 72°C, volume 10 mL yaitu 74°C, volume 13 sampai 16
mL yaitu 75°C, volume 20 ml yaitu 76°C

Anda mungkin juga menyukai