Anda di halaman 1dari 2

Prinsip dasar distilasi adalah perbedaan titik didih tiap zat dalamlarutan, sehingga apabila

dipanaskan pada suhu tertentu maka zat yangmemiliki titik didih lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu. Zat yangmenguap terlebih dahulu inilah yang disebut distilat. Distilat ini yang
akanmenjadi objek selama percobaan berlangsung, baik itu perlakuan dengan suhu, tekanan dan
indeks bias.Terdapat 2 jenis distilasi yang telah dilakukan selama percobaan,yaitu distilasi
sederhana dan distilasi bertingkat. Distilasi sederhanamerupakan sistem pemisahan dan
pemurnian zat paling sederhana.Berbeda dengan distilasi bertingkat yang menggunakan kolom
fraksinasi berupa kondensor tanpa aliran air. Fungsi dari masing
masing alat ini berbeda dimana distilasi bertingkat dipergunakan untuk memisahkan zat-zat yang
memiliki titik didih berdekatan, yakni kurang dari 20oC
dan bekerja dalam tekanan yang rendah. Sedangkan pada distilasi sederhana diperlukan
perbedaan titik didih sebesar 75 oC pada tekanan atmosfer.Pada distilasi sederhana, tetesan
pertama menunjukkan suhu 49 oCdan 37oC pada tetesan pertama distilasi bertingkat. Dimana
distilat yangdidapat dari kedua proses distilasi adalah aseton yang memiliki titik didih56.2
oC. Hal ini jelas menunjukkan bahwa tetesan distilat pertamamemiliki titik didih dibawah zat
murninya, yang mengindikasikan bahwadistilat tersebut tidak murni. Penyebabnya adalah
lemahnya ikatan yang terbentuk antar molekul zat murni dengan pelarut sehingga
penguapanakan lebih mudah terjadi, berbeda dengan ikatan zat murni yang lebih kuatdan stabil.
Tekanan uap pada campuran juga lebih rendah dikarenakanadanya perbandingan jumlah zat pada
campuran atau disebut dengan fraksiyang sesuai dengan hukum Raoult. Karena ada fraksi dalam
suatucampuran menyebabkan tekanan campuran akan lebih rendah dan karenatekanan uap
rendah (tekanan yang dibutuhkan untuk menguapkan zat)mengakibatkan suhu yang dibutuhkan
untuk menguapkan zat juga rendah,suhu berbanding lurus dengan tekanan (persamaan gas ideal).

Pada percobaan distilasi normal ini kami menggunakan sampel metanol. Metanol tidak
bisa dibiarkan dalam keadaan terbuka karena mudah menguap. Lalu pada percobaan ini
kita menggunakan batu didihyang bertujuan tidak terjadi letupan dan untuk meratakan
panas.
Dalam percobaan ini suhu pada waktu terjadi tetesan adalah 730C volume 3 mL. Suhu
konstan terjadi beberapa saat setelah tetesan pertama hingga suhu berada dalam keadaan
konstan. Pada saat sampel dalam labu distilasi berkurang dan suhu tiba-tiba naik secara
drastis maka saat itu proses distilasi dihentikan. Berdasarkan literatur titik didih metanol
64,7 pada pemanasan kondensor air masuk pada pemanasan kondensor, air masuk berada
dibawah dan air keluarberada di atas. Ini dikarenakan karena uap air melalui kondensor
akan menjadi caiaran sehingga dapat ditampung sebagai hasil distilasi. Satu hal lagi yang
harus diketahui bahwa ikatan hidrogen mempengaruhi cepat atau lambatnya proses distilasi
bagi senyawa yang menggunakan ikatan hidrogen seperti metanol akan berlangsung lambat.
Secara organoleptis, pada tetesan pertama distilat berupa cairanyang di mungkinkan
methanol. Selanjutnya pada temperature 760C, penampung distilat diganti sehingga
diperoleh distilat yang lebih jernih sebanyak 2mL jadi total semuanya 5mL. Pada
temperature 810C, diperoleh distilat ketiga yang bening sebanyak 5 mL jadi totalnya 10 mL.
pada saat itu yang keluar masih tetep methanol. Begitupun pada suhu-suhu selanjutnya
masih tetap methanol yang keluar. Namun pada saat suhu 920C kemungkinan yang kelaur
adalah methanol yang bercampur dengan air karena sudah sangat melebihi titik didih dari
methanol tersebut. Hal ini terjadi karena kelompok kami tidak mengatur secara teliti suhu
dari labu destilasinya.

Anda mungkin juga menyukai