Anda di halaman 1dari 3

BUDAYA PAPAN SENYUM

A. Latar Belakang
Dinas Perpustakaan dan Arsip berdiri berdasarkan SK Menteri PP
dan K Nomor : 134774/S tanggal 22 Desember 1958. Pada waktu itu diberi
nama Perpustakaan Negara Departemen PP dan K, kemudian berubah nama
menjadi Perpustakaan Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Tengah
mulai tahun 1979-1990 masih berada di bawah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Selanjutnya melalui Keppres Nomor : 11 Tahun 1989
Perpustakaan Wilayah berkembang menjadi Perpustakaan Daerah Kalimantan
Tengah dan merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen. Setelah itu
berubah lagi menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah
Tipe B. Sejalan dengan dinamika Otonomi Daerah Perpustakaan Nasional
Provinsi Kalimantan Tengah berubah namanya menjadi Badan Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Keputusan
Gubernur Kalimantan Tengah Nomor : 33 Tahun 2001, dan pada tahun 2016
berubah menjadi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah,
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi kalimantan tengah Nomor : 4 Tahun
2016 Tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah.
Budaya kerja aparatur negara adalah sikap dan perilaku individu
aparatur negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan
telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
sehari-hari. Dengan demikian, budaya kerja adalah perwujudan dari gejala
dalam pada lapisan kognisi individu yang memengaruhi caranya berpikir,
memandang, merasa, dan berperilaku ketika para pegawai berinteraksi
dengan lingkungannya, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Terdapat tiga unsur penting untuk menata kembali budaya kerja
aparatur negara. Ketiga unsur ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling
berinteraksi ketika organisasi melakukan aktivitas tugas dan membina
dinamika internalnya. Ketiga unsur itu adalah nilai-nilai, institusi/sistem
kerja, dan SDM aparatur negara. Prosesnya dimulai dari kesepakatan atas
nilai-nilai yang diyakini sebagai pilihan acuan. Nilai-nilai ini selanjutnya
diinternalisasikan dalam setiap SDM aparatur negara dan diterapkan dalam
aktivitas tugas dan dinamika organisasi.
Semua orang menginginkan dan membutuhkan hubungan yang
harmonis dengan orang lain. Komunikasi dapat diawali dari suatu
sapaan,senyuman dan ucapan salam sehingga menciptakan good rapport
tahap awal terbentuknya komunikasi dengan orang lain. Pengantar pesan
bahagia (happy messengers) di otak kita akan bekerja, jika menerima stimulus
membahagiakan seperti senyuman dan sapaan.
Sarana Papan Seyum sangat diperlukan untuk membiasakan
staf/bawahan memberikan senyum kepada atasannya dan sebaliknya atasan
juga memberikan senyum diwaktu masuk ruang kerja kepada staf/bawahan
pada Bagian Umum dan Kepegawaian, maka perlu diadakan papan senyum
tersebut untuk membiasakan senyum sehari-hari, dan juga memberikan
budaya 3S (senyum, salam dan sapa) merupakan budaya baik yang ada pada
semua ASN, seyum juga dapat mengurangi stress, Sapa merupakan
penghormatan kita terhadap orang lain ketika orang lain kita sapa, maka
mereka merasa dihormati. Sebaiknya orang lain juga akan menghormati kita.
Sapa akan membawa kebaikan. Selain itu salam terbukti dapat membuat
orang saling menyayangi. Untuk itu kita harus terapkan budaya senyum,
salam dan sapa kepada teman-teman dilingkungan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Provinsi Kalimantan Tengah teruma di Subag Umum dan Kepegawaian
ataupun kepada orang lain.

B. Permasalahan
1. Bagaimana Meningkatnya kesadaran staf/bawahan kepada atasan ?
2. Bagaimana Terwujudnya kebersamaan dan harmonisasi staf dan atasan
dalam organisasi ?
3. Bagaimana Terwujudnya peningkatan kinerja dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari ?
C. Tujuan
1. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara.
2. Peningkatan perilaku pelayanan public yang cepat, transparan, akuntable,
dan responsive.
3. Meningkatnya hubungan kerja yang harmonis antara atasan dan staf
dalam melaksanakan tugas dan aktifitas pekerjaan.
4. Terciptanya Budaya kerja yang menyenangkan dan responsive dalam
setiap aktifitas pekerjaan.

D. Hasil
Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah setelah
diterapkan Budaya Papan Senyum di lingkungan sekretaris terdapat
perubahan yang cukup baik yaitu dimana saat ini seluruh pegawai dan staf
mulai mebiasakan diri untuk mengucapkan salam dan sapa baik kepada
atasan ataupun terhadap sesama pegawai atau staf saat bertemu pada pagi
hari, siang hari dan saat akan pulang dari kantor.
Akan tetapi perubahan yang diharapkan tidak dapat berjalan maksimal
dikarenakan masih adanya pegawai dan staf yang belum menyadari dan
belum terbiasa akan mengucapkan salam dan sapa, karena memang Budaya
3S (salam, senyum, sapa) tidak semua dapat menerapkan karena faktor
kebiasan dilingkungan tempat tinggal atau lingkungan pertemanan pegawai
dan staf itu sendiri

E. Kesimpulan

F. Penutup

Anda mungkin juga menyukai