Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MATERI PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOLONIAL


SEMESTER 2 TAHUN 2022-2023
SMPN 2 SUMBERPUCUNG
Kelompok
Nama M. bryan putra ardiansyah (21)

Petunjuk kerja:
a. Bagi kelompok kecil antara 3-4 orang
b. Baca buku paket dan buku pendamping materi pengaruh kebijakan pemerintah colonial di Indonesia
halaman 208-216
c. Diskusikan dengan kelompokmu dan masukkan hasil kelompokmu di dalam tabel berikut!
d. Kebijakan pemerintah colonial mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat indonesia. Coba paparkan
kebijakan yang sudah diterapkan oleh bangsa barat di Indonesia! Lengkapi tabel dibawah ini!

Negara Gubernur jendral yang


No kebijakannnya
Kolonial menjabat
1. Belanda Herman Willem Daendels Kebijakan dari Daendels adalah : Kerja Rodi/ Tanam Paksa
(tahun 1808 - 1811) diantaranya :
1. Membangun jalan dari anyer dan panarukan sepanjang
11000 kilometer.
2. Membangun pabrik sejata yang berlokasi di Surabaya
dan Semarang.
3. Membangun pangkalan laut yang berlokasi di Ujung
Kulon dan Merak.
4. Pulau Jawa dibagi ke dalam 9 residen atau prefektur.
5. Memberlakukan contingenten atau pajak in natura &
verplichte lavarantie atau pajak wajib.
6. Memberlakukan preanger stelseel, yakni kewajiban
menanam tanaman ekspor yakni kopi.
7. Memberlakukan sistem kerja rodi dan membiarkan
perbudakan berkembang.
8. Memangkas kekuasaan sunan dan sultan.
9. Menerbitkan uang kertas dan membentuk algemane
rakenkaer.
10. Melaksanakan monopoli dalam perdagangan beras.
11. Menjual tanah pada pihak swasta.
12. Meningkatkan kesejahteraan prajurit serta
meningkatkan gaji para pegawai namun dilarang untuk
ikut terlibat dalam kegiatan dagang.
2. Inggris Thomas Stamford Raffles Kebijakan yang diterapkan adalah Sistem sewa tanah atau
(1811 - 1816 ) (landrent-system / landelijk stelsel) diantaranya :
1. Petani harus menyewa tanah meskipun dia adalah
pemilik tanah tersebut
2. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib hasil bumi
3. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai
4. Bagi yang tidak memiliki tanah akan dikenakan pajak
kepala
5. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah
6. Wilayah desa digunakan untuk unit administrasi
penjajahan
7. Menetapkan desa sebagai unit administrasi pemerintah
8. Petani di wajib kan membayar uang sewa tanah kepada
pemerintah
9. menerapkan sistem pemungutan hasil pertanian oleh
pemerintah
Kebijakan lain yang diterapkan

1. Menghapus kebijakan contingenten dan kemudian


digantikan dengan sistem landrent atau sistem pajak
tanah.
2. Rakyat diberi kebebasan dalam hal menentukan jenis
tanapan apa yang hendak ia tanam.
3. Bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan bahkan
mereka dijadikan sebagai aparat Negara yang wajib
bertanggung jawab pada pemerintah.
4. Semua tanah adalah tanah milik pemerintah Inggirs, oleh
sebab itu petani wajih membayar uang sewa.
5. Membagi pulau jawa ke dalam 16 residen.
6. Perdagangan budak dilarang.

3. Belanda Johannes Van Den Bosch Kebijakannnya disebut tanam paksa (cultuurstelsel).
(1830 - 1933) Sistem tanam paksa :
1. Penduduk menyediakan Sebagian dari tanahnya untuk
pelaksanaan cultuurstelsel atau sistem tanam paksa
2. Tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk
pelaksanaan cultuurstelsel tidak boleh melebihi seperlima
dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa
3. Penduduk dipimpin penguasa pribumi
4. Waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk menanam
tanaman cultuurstelsel tidak boleh melebihi pekerjaan
yang diperlukan untuk menanam padi
5. Tanah yang disediakan untuk tanaman cultuurstelsel
dibebaskan dari pembayaran pajak tanah
6. Hasil tanaman yang terkait dengan pelaksanaan
cultuurstelsel wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia
Belanda. Jika harga atau nilai hasil tanaman ditaksir
melebihi pajak tanah yang harus dibayarkan oleh rakyat,
kelebihannya akan dikembalikan kepada rakyat
7. Kegagalan panen yang bukan disebabkan oleh kesalahan
petani, menjadi tanggungan pemerintah
8. Penduduk desa yang bekerja di tanah-tanah untuk
pelaksanaan cultuurstelsel berada di bawah pengawasan
langsung para penguasa pribumi, sedangkan pegawai-
pegawai Eropa melakukan pengawasan secara umum
9. Penduduk yang bukan petani, diwajibkan bekerja di
perkebunan atau pabrik-pabrik milik pemerintah selama
65 hari dalam satu tahun
e. Perhatikan gambar dibawah ini dan diskusikan apa peran mereka !

Gambar 1 adalah Herman Willem Daendels


Perannya adalah Mempertahankan tanah Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris, memperkuat
pertahan dan memperbaiki administrasi pemerintah Nusantara, terutama Jawa. Herman Willem
Daendels ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda atas kuasa dari louis Napoleon. Serta
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris. Kebijakan yang dilakukan oleh Deandels
dalam bidang politik dan pemerintahan, sosial dan ekonomi, serta militer dan pemerintahan.
A. Kebijakan politik dan pemerintahan
Pada awal pemerintahan, Daendels melakukan reorganisasi sistem pemerintahan dan birokrasi di Jawa.
Daendels menerapkan sistem pemerintahan sentralisasi kekuasaan dan menjadikan Batavia sebagai
pusat kekuasaan. Kebijakan yang Deandels antara lain:
a. Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-aspek
kehidupan masyarakat
a. Membagi pulau Jawa menjadi 23 karisidenan
b. Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai dibawah
pemerintah kolonial
c. Membagai wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya,
Sumenep, Rembang, Pasuruan, Gresik

B. Kebijakan sosial dan ekonomi


Daendels menerapkan berbagai perubahan kebijakan terkait cara eksploitasi tanah jajahan. Upaya
eksploitasi sosial dan ekonomi tersebut bertujuan untuk membiayai kebutuhan perang Perancis dalam
menghadapi pasukan Inggris pada awal abad ke-19 Masehi. Kebijakan Deandels antara lain:
a) Mengharuskan rakyat pribumi untuk melaksanakan penyerahan wajib atas hasil pertaniannya
b) Menjual tanah-tanah Indonesia kepada pihak swasta
c) Menanam tanaman komoditas yang laku di pasar internasional Memungut pajak kepada rakyat
pribumi
d) Menggabungkan wilayah Kasunanan dan Kasultanan ke dalam wilayah pemerintah kolonial

C. Kebijakan militer dan pertahanan


Bidang militer dan pertahanan merupakan prioritas utama pemerintahan Daendels selama di Indonesia.
Seluruh kebijakan di bidang militer dan pertahanan ditujukan untuk mempertahankan Jawa dari
serangan Inggris. Kebijakan Deandels antara lain:
a) Membangun benteng-benteng baru di sekitar pesisir pulau Jawa
b) Membangun pangkalan angkatan laut di perlabuhan Anyer dan Ujung Kulon
c) Membangun jalan raya Anyer-Panarukan atau jalan pos untuk memudahkan mobilisasi pasukan
dan logistik perang dengan sistem kerja rodi yang membuat rakyat Indoensia menderita.
d) Menjadikan penduduk pribumi sebagai tentara pemerintah kolonial
e) Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang

Gambar 2 adalah Thomas Stamford Raffles dan bunga bangkai/bunga Amorphophallus Titanum Becc
(Latin: Rafflesia arnoldii). Rafflesia arnoldii ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas
Stamford Raffles

Perannya adalah sebagai penemu bunga bangkai pertama kali di hutan sumatra. membawa pendirian
Malaysia dan Singapura yang lebih maju dan modern, serta menghapuskan sistem kerja rodi,
perbudakan, dan sistem monopoli, selain itu selama memerintah Indonesia peran lainnya adalah
sebagai berikut:

a) Menghapuskan sistem kerja rodi, kecuali di daerah Priangan dan Jawa Tengah
b) Menghapuskan pelayaran hongi dan segala hal pemaksaan terhadap rakyat Maluku
c) Menghapus sistem perbudakan
d) Menghapus kewajiban penyerahan hasil bumi
e) Menyelenggarakan sistem Landrente Stelsel (sistem pajak bumi) dengan beberapa ketentuan di
antaranya:
f) Membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan
g) Mengurangi kekuasaan Bupati
h) Menerapkan pengadilan yang menggunakan sistem juri
Gambar 3 adalah Johannes Van Den Bosch

Perannya adalah Johannes Van Den Bosch pada saat pertama kali diangkat sebagai Gubernur Jenderal
Hindia Belanda adalah menyelematkan negeri Belanda dari krisis ekonomi Johannes Van den Bosch
membuat kebijakan cultuurstelsel atau sistem tanam paksa yang dimuat dalam Lembaran Negara
(Staatsblad) Tahun 1834 No.22.

1. Penduduk menyediakan Sebagian dari tanahnya untuk pelaksanaan cultuurstelsel atau sistem
tanam paksa
2. Tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk pelaksanaan cultuurstelsel tidak boleh melebihi
seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa
3. Waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman cultuurstelsel tidak boleh melebihi
pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi
4. Tanah yang disediakan untuk tanaman cultuurstelsel dibebaskan dari pembayaran pajak tanah
5. Hasil tanaman yang terkait dengan pelaksanaan cultuurstelsel wajib diserahkan kepada pemerintah
Hindia Belanda. Jika harga atau nilai hasil tanaman ditaksir melebihi pajak tanah yang harus
dibayarkan oleh rakyat, kelebihannya akan dikembalikan kepada rakyat
6. Kegagalan panen yang bukan disebabkan oleh kesalahan petani, menjadi tanggungan pemerintah
7. Penduduk desa yang bekerja di tanah-tanah untuk pelaksanaan cultuurstelsel berada di bawah
pengawasan langsung para penguasa pribumi, sedangkan pegawai-pegawai Eropa melakukan
pengawasan secara umum
8. Penduduk yang bukan petani, diwajibkan bekerja di perkebunan atau pabrik-pabrik milik
pemerintah selama 65 hari dalam satu tahun

f. Tugas diprint dan dikumpulkan sabtu

Anda mungkin juga menyukai